You are on page 1of 8

ISOLASI BAKTERI

Disusun Oleh :
Hary Krettiawan
gkrett@gmail.com

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Di alam populasi mikroba tidak terpisah sendiri menurut jenisnya, tetapi terdiri
dari campuran berbagai macam sel. Di dalam laboratorium populasi bakteri ini dapat
diisolasi menjadi kultur murni yang terdiri dari satu jenis yang dapat dipelajari morfologi,
sifat dan kemampuan biokimiawinya. Di dalam bidang ilmu mikrobiologi, untuk dapat
menelaah bakteri khususnya dalam skala laboratorium, maka terlebih dahulu kita harus
dapat menumbuhkan mereka dalam suatu biakan yang mana di dalamnya hanya terdapat
baktri yang kita butuhkan tersebut tanpa adanya kontaminasi dari mikroba lain. Biakan
yang semacam ini biasanya dikenal dengan istilah biakan murni.
Untuk melakukan hal ini, haruslah di mengerti jenis- jenis nutrien yang
disyaratkan bakteri dan juga macam ligkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum
bagi pertumbuhan bakteri tersebut (Pelczar, 1986). Selain teknik pertumbuhan bakteri
atau teknik isolasi di atas, dikenal juga adanya teknik isolasi mikroba yaitu inokulasi
yang merupakan suatu teknik pemindahan suatu biakan tertentu dari medium yang lama
ke medium yang baru dengan tujuan untuk mendapatkan suatu biakan yang murni tanpa
adanya kontaminasi dari mikroba yang lain yang tidak dinginkan.
Mikroorganisme (bakteri, fungi /cendawan, protozoa, dan mikroorganisme lain)
yang terdapat di ikan dan lingkungan budidayanya umumnya terdapat dalam populasi
campuran. Untuk mencirikan dan mengidentifikasi suatu species mikroorganisme
tertentu, pertama-tama mikroorganisme tersebut harus dapat dipisahkan dari
mikroorganisme lain yang umum dijumpai dalam habitatnya, lalu ditumbuhkan menjadi
biakan murni. Biakan murni diperlukan karena semua metode mikrobiologis yang
digunakan dalam menelaah dan mengidentifikasi mikroorganisme memerlukan suatu
populasi yang terdiri dari satu macam mikrorganisme saja.
Ada beberapa metode untuk memperoleh biakan murni dari suatu sampel
tertentu. Dua diantaranya yang paling digunakan adalah metode cawan gores (baik
dengan cara penggoresan kuadran maupun cara penyebaran) dan metode cawan tuang.
Kedua metode ini didasarkan pada prinsip yang sama yaitu mengencerkan organisme
sedemikian sehingga individu species dapat dipisahkan dari lainnya, dengan anggapan
bahwa koloni terpisah yang tampak pada cawan petri setelah inkubasi berasal dari satu
sel tunggal. Pada kegiatan ini akan diperkenalkan metode cawan gores, yang dilakukan
dengan menggoreskan inokulum/sampel pada permukaan medium agar dengan cara
penggoresan kuadran.

I.2. Tujuan :
Mempelajari cara mengisolasi bakteri dari ikan dan lingkungan budidaya serta
mengamati ciri-ciri koloni bakteri yang tumbuh.
Metode Penggoresan Kuadran
1. Tuliskan nama/kelompok dan tanggal pada tutup cawan petri anda
2. Baliklah cawan petri anda dan dengan menggunakan spidol bagilah seluruh area
dasar cawan petri seperti gambar 1. (Kelak bila anda telah dapat menguasai
teknik penggoresan ini dengan baik, maka pembagian semacam ini tidak perlu
digambarkan lagi, jadi label dapat dituliskan pada permukaan luar dasar cawan
petri sebagaimana seharusnya dan bukan pada tutupnya).

A B

Gambar 1. Pembagian dasar cawan Petri


A. Pembagian sektor sebagaimana tergambar pada permukaan luar dasar cawan petri.
B. Pembagian sektor sebagaimana tampak melalui tutup cawan petri . Perhatikan bahwa
sektor I kini diatas sedangkan sektor O adalah disebelah kiri.
3. Dengan menggunakan lup inokilasi, pindahkanlah secara aseptik satu lup organ
ikan/sampel air (jenis organ/sampel air sesuai tugas ) yang telah digerus pada sektor O
dan goreskanlah lup anda bolak-balik pada permukaan agar (lakukanlah hal ini dengan
cara membuka sedikit saja tutup cawan petri anda pada sisi yang berlawanan dengan
sektor O, lihat gambar 2).

Gambar 2. Cara membuka cawan Petri saat penggoresan


Sektor O adalah tempat anda Sektor I merupakan pengenceran
mula-mula meletakkan pertama Garis-garis goresan pada
inokulum dengan lup inokulasi sector I hendaknya saling terpisah
anda seragam seperti yang ditunjukkan
dalam gambar.

Sektor II merupakan usaha Sektor II merupakan usaha


pengenceran ke dua pengenceran terakhir

Hasil penggoresan pada cawan agar setelah dinkubasikan selama 24-48 jam. Penggoresan
yang baik akan menghasilkan koloni-koloni terpisah. Pemisahan koloni dapat terjadi pada
sektor mana saja kecuali sektor O bargantung pada jumlah sel yang terkandung dalam
inokulum.

Pengamatan dilakukan setelah diinkubasi selama 1x24 jam, periksa semua cawan petri
dan catat hasil pengamatan dalam bentuk tabel seperti di bawah ini.
PEMBAHASAN

Teknik Penanaman yang dilakukan adalah dengan teknok Goresan (Streak) yang
bertujuan untuk mengisolasi mikroorganisme dari campurannya atau meremajakan kultur
ke dalam medium baru. Ada beberapa teknik goresan yang biasa dipakai yaitu :
1. Goresan Sinambung
Seperti gambar di bawah ini :

2. Goresan T
Seperti gambar di bawah ini :

3. Goresan Kuadran (Streak quadrant)


Seperti gambar di bawah ini :

Teknik goresan yang kita pergunakan adalah teknik goresan kuadran. Prinsip nya
adalah sama dengan yang lainnya yaitu pengenceran dimana goresan pertama paling
pekat kemudian menjadi semakin encer sampai pada goresan ke empat yang terletak
ditengah-tengah media. Bila metode ini dilakukan dengan baik akan menghasilkan
terisolasinya mikroorganisme, dimana setiap koloni berasal dari satu sel. Berdasarkan
hasil pembiakan pada media agar dicawan petri, setelah diinkubasi selama 24 jam tampak
pada sektor O terdapat koloni yang bertumpuk atau bergerombol tebal pada media agar
yang digores. Pada sektor I koloni tampak tidak terlalu tebal dan sedikit terpisah, tidak
bergerombol seperti pada sektor 0. Demikian pula pada sektor II jumlah koloni semakin
sedikit dan terpisah-pisah dan pada sektor III jumlah koloni sangat sedikit dan lebih
terpisah, koloni hanya tampak berbaris pada bekas goresan saja. Semakin sedikitnya
jumlah koloni bakteri pada sektor I, II dan III, disebabkan asal bakteri yang diinokulasi
pada sektor 0 berasal dari sumber utama (stock bakteri), sektor I berasal dari bakteri
sektor 0, sektor II berasal dari sektor I dan sektor III berasal dari sektor II, sehingga
jumlah bakteri asal atau sumber yang dinokulasi pada masing-masing sektor berbeda.
Bakteri adalah merupakan mikroorganisme yang sangat sederhana, tidak
mempunyai nukleus dan sifatnya berbeda dengan organisme yang mempunyai inti sel.
Bakteri termasuk organisme yang mempu menguraikan bahan organik menjadi unsur
anorganik sederhana yang bisa dimanfaatkan organisme produsen dalam proses
fotosentesis. Seperti telah kita ketahui bahwa Satuan ukuran bakteri adalah mikron
(seperti pada gambar di bawah ini) namun ketika ditumbuhkan dalam media umumnya
akan membentuk koloni. Koloni inilah yang memudahkan kita melakukan pengamatan
secara langsung dan visual.

Gambar. Arsitektur suatu sel bakteri yang khas

Berdasarkan hasil pengamatan tersebut diatas (tabel 1), dapat diketahui bahwa
isolasi dari ikan dan lingkungannya didapatkan beberapa koloni bakteri. Isolasi dari usus
ikan pada kelompok satu diperoleh satu macam koloni bakteri dengan ciri-ciri warna
koloni bening yang berbentuk bundar dengan tepian licin dan elevasi cembung,
sedangkan pada kelompok 6 diperoleh satu macam koloni dengan ciri-ciri koloni warna
koloni putih susu yang berbentuk bundar dengan tepian licin dan elevasi cembung.
Dengan adanya perbedaan warna koloni diduga berasal dari koloni bakteri dari jenis yang
berbeda walaupun memiliki bentuk, tepian dan elevasi yang sama.
Setelah waktu inkubasi bakteri yang tergores pada media di harapkan tumbuh dan
menyebar dan bisa terpisah membentuk koloni-koloni terpisah. Menururt Tarigan (1988)
kebutuhan mikroorganisme untuk pertumbuhan dapat dibedakan menjadi dua kategori,
yaitu: kebutuhan fisik dan kebutuhan kimiawi atau kemis. Aspek-aspek fisik dapat
mencakup suhu, pH dan tekanan osmotik. Sedangkan kebutuhan kemis meliputi air,
sumber karbon, nitrogen oksigen, mineral-mineral dan faktor penumbuh. Dalam
pertumbuhannya setiap makhluk hidup membutuhkan nutrisi yang mencukupi serta
kondisi lingkungan yang mendukung demi proses pertumbuhan tersebutt, termasuk juga
bakteri. Menurut Darkuni (2001) pertumbuhan bakteri pada umumnya akan dipengaruhi
oleh faktor lingkungan. Pengaruh faktor ini akan memberikan gambaran yang
memperlihatkan peningkatanb jumlah sel yang berbedadan pada akhirnya memberikan
gambaran pula terhadap kurva pertumbuhannya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut dipenuhi
dari media pertumbuhan yang kita gunakan dan pengkondisian pada saat inkubasi.

Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran atau subtansi atau masa zat
suatu organisme, misalnya kita makhluk makro ini dikatakan tumbuh ketika bertambah
tinggi, bertambah besar atau bertambah berat. Pada organisme bersel satu pertumbuhan
lebih diartikan sebagai pertumbuhan koloni, yaitu pertambahan jumlah koloni, ukuran
koloni yang semakin besar atau subtansi atau masssa mikroba dalam koloni tersebut
semakin banyak, pertumbuhan pada mikroba diartikan sebagai pertambahan jumlah sel
mikroba itu sendiri seperti pada gambar di bawah ini.
Gambar. Pertumbuhan bakteri pada media agar

Pertumbuhan merupakan suatu proses kehidupan yang irreversible artinya tidak


dapat dibalik kejadiannya. Pertumbuhan didefinisikan sebagai pertambahan kuantitas
konstituen seluler dan struktur organisme yang dapat dinyatakan dengan ukuran, diikuti
pertambahan jumlah, pertambahan ukuran sel, pertambahan berat atau massa dan
parameter lain. Sebagai hasil pertambahan ukuran dan pembelahan sel atau pertambahan
jumlah sel maka terjadi pertumbuhan populasi mikroba
Menurut Widanarni et al., (2007), bakteri mampu hidup karena dapat menyerap
cairan tercerna ekstrakselular dari bahan organik yang ada disekitarnya, pencernaan
bahan organik tersebut dilakukan melalui dinding sel masuk ke memberan sitoplasma
yang bersifat permeabel selektif. Menurut Michael et al., (1997), faktor lingkungan baik
biotik maupun abiotik sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kelangsungan
hidup mikroorganisme.

You might also like