You are on page 1of 63

PEMAKAIAN GAMBAR ARSIRAN PECAHAN UNTUK

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG


KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN
PECAHAN YANG PENYEBUT TIDAK SAMA
MATA PELAJARAN MATEMATIKA
DI KELAS VI SDN MUARAREJA 02 KOTA TEGAL

PTK
Untuk meningkatkan hasil pembelajaran siswa, khususnya pada mata pelajaran
Matematika Kelas VI di SD Negeri Muarareja 02 Kota Tegal

Oleh :

SUMANTRI, A.Ma.Pd.
NIP. 130648339

SD NEGERI MUARAREJA 02
KOTA TEGAL
2006
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga laporan penelitian tindakan kelas dengan judul
“ Pemakaian Gambar Arsiran Pecahan Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa
Tentang Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Yang Penyebut Tidak
Sama Pada Mata Pelajaran Matematika di Kelas VI SDN Muarareja 02 Kota Tegal “
ini telah terselesaikan dengan baik
Tujuan penulisan laporan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk
meningkatkan hasil pembelajaran siswa, khususnya pada mata pelajaran Matematika
Kelas VI di SD Negeri Muarareja 02 Kota Tegal .
Laporan penelitian tindakan kelas ini tidak akan terwujud tanpa bantuan
dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima
kasih kepada :
1. Bapak Drs. Retnadi Winarno, Ketua PGRI Kota Tegal yang tak henti-
hentinya memberikan dorongan dan motivasi kepada penulis.
2. Bapak Munarso beserta seluruh Pengurus Perpustakaan “ Mutiara “
SDN Muarareja 02 Tegal, yang banyak membantu dan memfasilitasi
penulis.
3. Rekan-rekan guru SDN Muarareja 02 Tegal, yang banyak memberikan
masukan pada penulis dalam menyusun laporan penelitian tindakan
kelas ini.
Penyusunan laporan penelitian tindakan kelas ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk
perbaikan di mana mendatang.
Akhirnya penulis berharap semoga laporan penelitian tindakan kelas ini
dapat memberikan manfaat kepada pembaca khususnya bagi para pendidik.
Tegal, 1 Oktober 2006
Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................. ............ i


LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... ............ ii
KATA PENGANTAR ............................................................................ ............ iii
DAFTAR ISI........................................................................................... ............ iv
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….. 1
A. Latar Belakang ................................................................ ……… 1
B. Rumusan Masalah ............................................................ ……… 2
C. Tujuan Perbaikan ............................................................. ……… 3
D. Manfaat Penelitian .......................................................... ……… 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA………………………………………………... 5
A. Konsep dan Prinsip Belajar ............................................. …........ 5
B. Prinsip Merancang Pengalaman Belajar .......................... ……… 9
C. Pemilihan Media dan Sumber Belajar ............................. ……… 11
D. Materi Pelajaran Matematika…………………………………... 13
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN………………………………….. 14
A. Subyek Penelitian ............................................................. ……… 14
B. Deskripsi Per Siklus ......................................................... ……… 16
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………………….. 24
A. Deskripsi Per Siklus ......................................................... ……… 24
B. Pembahasan Per Siklus .................................................... ……… 28
BAB V SIMPULAN DAN SARAN………………………………………… 30
A. Simpulan .......................................................................... ……… 30
B. Saran ............................................................................... ……… 31
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. ............ 33
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Rencana Perbaikan Pembelajaran Matematika Siklus I


Lampiran 2 : Rencana Perbaikan Pembelajaran Matematika Siklus II
Lampiran 3 : Lembar Observasi PTK Matematika Siklus I
Lampiran 4 : Lembar Observasi PTK Matematika Siklus II
Lampiran 5 : Lembar Analisis Nilai Matematika Siklus I Surat Pernyataan
Lampiran 6 : Lembar Analisis Nilai Matematika siklus II
Lampiran 7 : Rencana Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Lampiran 8 : Lembar Persetujuan
Lampiran 9 : Surat Pernyataan
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Melihat pesatnya perkembangan Iptek sekarang, mau tak mau dunia


pendidikan terlihat dalam era globalisasi Iptek tersebut. Dalam dunia pendidikan
guru-guru berperan sangat penting demi kemajuan Iptek. Berkaitan dengan
globalisasi pendidikan, peran guru sangat diperhitungkan. Karena sejak jaman
dulu guru merupakan sosok yang menjadi tumpuan berhasilnya peningkatan
mutu pendidikan. Padahal bila mengamati kurikulum yang ditetapkan
pemerintah sekarang ini adalah Kurikulum SD Tahun 1994 Yang
Disempurnakan. Tumpuan pendidikan tidak hanya pada guru, tetapi sudah pada
materi kurikulum, tujuan, siswa dan masyarakat. Tetapi dapat dilihat kembali
peranan guru sebagai perencana pembelajaran, pelaksana pembelajaran dan
menilai pelaksanaan pembelajaran. Ini berkaitan tuntunan masyarakat bahwa
guru yang profesional, artinya guru dituntut mampu merencanakan pembelajaran
yang meliputi kinerja guru, materi serta partisipasi siswa.
Pada umumnya guru bangga bila proses pembelajaran yang dilaksanakan
di kelas berhasil dengan bukti perolehan nilai siswa di atas Batas Tuntas ( 7,5 )
yang telah ditetapkan Depdiknas. Padahal tidak hanya itu harapan dari hasil
proses pembelajaran adalah siswa dapat menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Bila mengamati realitas yang ada di sekolah kebanyakan siswa kurang
suka mata pelajaran tertentu yang menurut siswa momok yang menakutkan
seperti mata pelajaran Matematika. Anggapan mereka, pelajaran Matematika
adalah pelajaran tidak menyenangkan sekaligus membosankan.
Sehingga mereka seakan terpaksa mengikuti pelajaran tersebut dan hasil
belajar kurang memuaskan. Sebagai bukti hasil pembelajaran Matematika
di kelas VI SD Negeri Muarareja 02 Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal pada
semester II dengan materi tentang penjumlahan dan pengurangan pecahan
dengan penyebut tidak sama, diperoleh hasil evaluasi pembelajaran sebagai
berikut:
Dari 48 siswa yang mengikuti evaluasi hasil belajar diperoleh data 60 %
dari seluruh siswa atau sekitar 29 siswa memperoleh < 75 ( kurang Batas
Tuntas ) dan yang mendapat nilai > 75 hanya 19 siswa ( 40 % ). Ini
menunjukkan 29 siswa tersebut dalam menguasai materi masih rendah.
Melihat hasil evaluasi tersebut penulis berusaha merefleksikan diri
tentang pembelajaran Matematika dengan materi pokok penjumlahan dan
pengurangan bilangan pecahan dengan penyebut tak sama nilainya dengan
mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini bertujuan
memperbaiki proses pembelajaran yang dilakukan guru agar hasil belajar siswa
meningkat.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan analisis dari latar belakang hasil pembelajaran itu, penulis


melakukan refleksi dan berdiskusi dengan sesame guru. Hasil refleksi dan
diskusi tersebut ditemukan beberapa kegagalan dalam pembelajaran tentang
penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan dengan penyebut tak sama
adalah sebagai berikut:
1. Guru dalam memberikan penjelasan tidak menggunakan alat peraga.
2. Guru dalam menyampaikan materi tidak menggunakan metode yang tepat.
3. Guru dalam memberikan penjelasan kurang konkrit dan terlalu cepat.
4. Guru kurang memberi kesempatan anak untuk bertanya.
Dari beberapa faktor penyebab kurangnya hasil pembelajaran tersebut
dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut: “Apakah menggunakan
alat peraga gambar dan benda konkrit serta metode diskusi pada pembelajaran
Matematika konsep operasi hitung pecahan dengan meningkatkan keaktifan
belajar siswa dan meningkatkan prestasi belajar ?”

C. TUJUAN PERBAIKAN

Perbaikan pembelajaran yang guru lakukan melalui penelitian tindakan


kelas dengan tujuan untuk:
1. Menganalisis manfaat metode peragaan dalam rangka penanaman konsep
operasi hitung pecahan yang penyebut tidak sama.
2. Menganalisis manfaat metode diskusi dan penugasan dalam menyelesaikan
soal latihan.
3. Mendiskripsikan penggunaan gambar arsiran dalam pembelajaran operasi
hitung pecahan.

D. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian tindakan kelas ini sangat besar manfaatnya bagi guru, peneliti,
siswa maupun sekolah dimana tempat penelitian ini dilaksanakan.
1. Bagi Guru
Manfaat penelitian ini bagi guru meliputi:
a. Membantu guru dalam memperbaiki proses pembelajaran yang
dikelolanya agar diperoleh hasil belajar siswa yang efektif.
b. Meningkatkan kepercayaan diri guru dalam menganalisis kinerjanya dan
kekuatan dan kelemahan dalam pembelajaran serta mencari solusi dalam
mengatasi.
c. Meningkatkan profesionalisme guru dalam menilai dan memperbaiki
pembelajaran yang dikelolanya
d. Memperoleh kesempatan untuk berkembang dalam Iptek dan
menerapkan keterampilan yang dikuasainya karena guru sebagai
perencana sekaligus pelaku pembelajaran.
2. Bagi Siswa
Manfaat PTK ini berlaku bagi siswa yaitu dapat meningkatkan proses dan
hasil belajarnya. Karena sasaran PTK adalah meningkatkan pemahaman
siswa terhadap materi yang diterima dan perolehan hasil yang diharapkan
masyarakat.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Dalam menyusun laporan banyak merajuk dari buku-buku pustaka yang erat
kaitannya dalam pembelajaran, seperti konsep dan prinsip belajar, prinsip
merancang, pengalaman belajar, teori belajar dan fungsi serta manfaat media
pembelajaran.
Kajian pustaka akan diurai sebagai berikut:

A. KONSEP DAN PRINSIP BELAJAR

Banyak pengertian belajar yang telah dikemukakan oleh para ahli. Salah
satunya adalah Gagne (1984) yaitu belajar adalah suatu proses dimana
organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman (Ratna Wilis Dahar,
1989 halaman 11). Dari pengertian tersebut ada 3 (tiga) ciri utama belajar yaitu:
proses, perubahan perilaku dan pengalaman.
1. Proses
Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir dan
merasakan.
Seseorang dikatakan belajar apabila pikiran dan perasaan aktif. Pikiran dan
perasaan tidak dapat diamati orang lain, tetapi yang merasakan diri sendiri.
Guru tidak dapat mengamati aktifitas pikiran dan perasaan sisa, tetapi yang
diamati adalah kegiatan siswa sebagai akibat dari aktifitas pikiran dan
perasaan siswa.
Contoh:
Siswa bertanya, menjawab pertanyaan, menanggapi, melakukan diskusi dan
sebagainya.
Kegiatan ini hanya bersifat aktifitas mental.
Sekarang timbul persoalan, bila siswa hanya duduk saja saat kita
menjelaskan pelajaran kepada siswa. Apakah mereka belajar ?
Bila siswa tersebut duduk sambil mendengarkan dan menyimak pelajaran
maka siswa itu belajar. Karena pada saat menyimak pelajaran berarti terjadi
proses mental.
Apakah belajar cukup dengan mendengarkan pelajaran guru saja ?
Mendengarkan atau menyimak melalui pendengaran hanya salah satu
kegiatan belajar. Sedangkan belajar yang baik tidak cukup asal terjadi
aktifitas mental saja, tetapi aktifitas mental dengan yang tinggi.
2. Perubahan perilaku
Hasil belajar berupa perubahan tingkah laku atau perilaku. Perubahan
tingkah laku adalah perubahan yang dihasilkan dari pengalaman (interaksi
dengan lingkungan dimana proses mental dan emosional terjadi).
Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dikelompokkan 3 ranah
(kawasan), yaitu pengetahuan (kognitif), keterampilan motorik
(piskomotorik), dan penguasaan nilai-nilai sikap (afektif). Dalam
pembelajaran perubahan perilaku sebagai hasilbelajar tersebut dirumuskan
dalam tujuan pembelajaran.
3. Pengalaman
Belajar adalah mengalami dalam arti belajar terjadi di dalam interaksi antara
individu dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan
sosial.
- Lingkungan fisik contohnya: guru, siswa, pustakawan, kepala sekolah
dan sebagainya.
- Lingkungan pembelajaran yang baik ialah lingkungan yang merangsang
dan menantang siswa belajar.
Belajar melalui pengalaman langsung atau tidak langsung. Belajar melalui
pengalaman langsung umpanya siswa belajar dengan melakukan sendiri dan
mengalami sendiri. Bila siswa mengetahui karena membaca buku atau
mendengar penjelasan guru maka belajar itu disebut belajar melalui
pengalaman tak langsung.
Belajar dengan pengalaman langsung hasilnya akan lebih baik karena siswa
lebih memahami dan menguasai pelajaran tersebut dan terasa lebih
bermakna.

Prinsip Belajar

Prinsip belajar adalah ketentuan yang harus dijadikan pegangan di dalam


pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Sebagai hukum, prinsip belajar sangat
menentukan proses dan hasil belajar.
1. Motivasi
Motivasi berfungsi sebagai motor penggerak aktifitas. Motivasi betapa erat
kaitannya dengan tujuan yang hendak dicapai oleh individu yang sedang
belajar. Bila seseorang sedang belajar dan menyadari bahwa tujuan yang
hendak dicapai bermanfaat bagi dirinya, maka motivasi muncul dengan kuat.
Motivasi belajar seperti ini disebut motivasi “instrinsik” atau motivasi
internal.
Contoh:
Wisma Wiranata siswa kelas VI SD menyadari bahwa pelajaran IPA sangat
bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari, maka ia belajar dengan sungguh-
sungguh.
Motivasi instrinsik disebut juga motivasi murni, karena muncul dari diri
sendiri.
Motivasi instrinsik atau motivasi eksternal yaitu motivasi yang muncul
karena dorongan dari luar dirinya, seperti pujian, nasehat, teguran, hadiah
dan sebagainya.
Munculnya motivasi instrinsik pada siswa kelas rendah agak sulit, mereka
belum menyadari pentingnya pelajaran yang mereka pelajari. Untuk
memunculkan motivasi tersebut dapat dilakukan dengan cara memberi
pujian, hadiah, menciptakan suasana yang menyenangkan, memberi nasehat
bahkan teguran yang bermanfaat bagi kemajuan hasil belajar siswa.

2. Perhatian
Perhatian adalah pemusatan energi psikis terhadap pelajaran erat kaitannya
dengan motivasi.
Belajar dengan penuh perhatian pada pelajaran telah dipelajarkan proses dan
hasil akan lebih baik.
Upaya guru dalam menumbuhkan perhatian siswa terhadap pelajaran dapat
dilakukan dengan cara, antara lain:
- Mengaitkan pelajaran dengan pengalaman, kebutuhan, cita-cita, bakat
atau minat siswa.
- Menciptakan situasi pembelajaran yang tidak monoton. Umpamanya
penggunaan metode yang bervariasi, penggunaan media, tempat belajar
tidak hanya di kelas saja.
3. Aktifitas
Belajar adalah aktivitas mental dan emosional. Bila pikiran dan perasaan
siswa tidak terlibat aktif pada hakekatnya siswa tidak belajar. Penggunaan
metode dan media yang bervariasi dapat merangsang siswa aktif dalam
pembelajaran.
4. Umpan balik
Di dalam belajar sangat penting menggunakan teknik umpan balik, supaya
siswa mengetahui benar tidaknya pelajaran yang ia lakukan. Umpan balik
dari pendidik (guru) sebaiknya mampu menyadarkan siswa terhadap
kesalahan dan meningkatkan pemahaman siswa akan pelajaran tersebut.
5. Perbedaan individu
Individu yang memiliki perbedaan dari yang lain, guru hendaknya mampu
memperhatikan dan melayani siswa sesuai dengan hakekat mereka.
Berkaitan dengan ini catatan pribadi setiap siswa sangat diperlukan
(Winataputra, Udin S, Strategi belajar Mengajar, 2002, Jakarta: UT).
Pembelajaran merupakan suatu sistem lingkungan belajar yang terdiri dari
unsur tujuan bahan pelajaran, strategi, alat, siswa dan guru.
Semua unsur tersebut saling berkaitan mempengaruhi dan saling berfungsi
dan berorientasi pada tujuan.

B. PRINSIP MERANCANG PENGALAMAN BELAJAR

Proses pembelajaran bisa berjalan baik bila seseorang guru memiliki


kemampuan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Untuk itu guru
perlu memiliki kemampuan berkomunikasi dalam menyampaikan bahan ajar
secara terencana sejalan dengan tujuan pembelajaran dan rentang waktu yang
tersedia. Sebagai guru yang profesional dituntut untuk memiliki persiapan dan
penguasaan yang memadai baik dalam bidang keilmuan maupun merancang
pengalaman belajar. Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam
merancang pengalaman belajar siswa antara lain:
1. Prinsip Mengaktifkan Siswa
Agar siswa terlibat aktif dalam proses belajar ada cara yang dapat
dilakukan guru antara lain: menggunakan berbagai metode dan media
pembelajaran yang tepat merangsang keterlibatan fisik dan pkisis siswa.
Setiap kegiatan belajar harus dirancang untuk meningkatkan kadar aktifitas
pembelajaran, karena setiap individu harus melakukan sendiri aktifitas
belajar dan tidak dapat diwakilkan kepada orang lain. Menurut John Dewey
menyatakan “belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan oleh
dirinya sendiri, maka inisiatif belajar harus datang dari individu, sebab
belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain”.
Teori kognitif dari Gogne dan Berliner berkenaan dengan prinsip
aktifitas belajar mengemukakan belajar menunjukkan kondisi jiwa yang aktif
dimana jiwa tidak sekedar menerima informasi/ materi akan tetapi mengolah
dan mentransformasi materi tersebut.
2. Prinsip Kesesuaian
Kesesuaian antara guru dan siswa sangat mempengaruhi siswa dalam
menyenangkan suatu pelajaran sehingga mempengaruhi belajarnya.
Berkenaan prinsip kesesuaian dalam memandang perbedaan individual
diperoleh perlakuan dan pelayanan sesuai dengan kebutuhan siswa yang
berbeda-beda. Prinsip ini menuntut hubungan siswa dengan guru yang saling
menghargai dan menghormati dan bekerjasama.
3. Prinsip Memberi Kepuasan
Guru atau pendidik sebagai perancang pembelajaran harus memikirkan agar
apa yang dilakukan dapat memberi kepuasan siswanya. Pembelajaran yang
dirancang bisa menjadikan suatu kegiatan yang dapat memfasilitasi minat
dan kebutuhan masyarakat.
4. Prinsip pengalaman belajar yang sama menimbulkan hasil berbeda
Belajar adalah bersifat individual, jadi kegiatan pembelajaran yang dilakukan
guru tidak mungkin memberi hasil sama untuk setiap siswanya. Jadi guru
harus bisa memberi pengalaman belajar siswa sesuai dengan kecepatan,
kesungguhan dan keunggulan masing-masing siswa.
5. Prinsip Variasi Pengalaman Belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) guru harus menyediakan variasi
pengalaman belajar yang berbeda.
Menurut Edgar Dale ada II kerucut pengalaman belajar, yaitu:
a. Pengalaman langsung
b. Pengalaman melalui benda tiruan.
c. Pengalaman melalui dramatisasi.
d. Pengalaman melalui demonstrasi
e. Pengalaman melalui karya wisata.
f. Pengalaman melalui pameran
g. Pengalaman melalui televisi
h. Pengalaman melalui gambar hidup
i. Pengalaman melalui rekaman, radio dan gambar diam.
j. Pengalaman melalui gambar verbal.
k. Pengalaman melalui lambang visual
(Herry Hernawan, dkk, Asep, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran,
2005, Jakarta: Universitas Terbuka).

C. PEMILIHAN MEDIA DAN SUMBER BELAJAR

1. Pengertian Media Pembelajaran


Secara Harfiah media diartikan sebagai medium atau perantara.
Dalam pembelajaran media diartikan sebagai wahana penyalur pesan
pembelajaran. Para ahli dan asosiasi telah mengemukakan pengertian tentang
media pembelajaran ini antara lain:
Pertama, NBA (1969) mengartikan media pembelajaran sebagai sarana
komunikasi, baik dalam bentuk cetak ataupun pandang dengar, termasuk
perangkat kerasnya.
Kedua, Wilbur Schramm (1977) mendefinisikan media pembelajaran sebagai
teknologi pembawa pesan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan
pembelajaran.
Ketiga, Miarso (1980) menegaskan bahwa media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan kemauan anak didik serta dapat mendorong terjadinya proses
belajar pada diri siswa.
Jadi dapat disimpulkan secara sederhana bahwa media pembelajaran adalah
sarana untuk menyalurkan pesan atau informasi dari guru ke siswa atau
sebaliknya. Penggunaan media pembelajaran akan memungkinkan terjadinya
proses belajar pada diri siswa dan atau dapat digunakan untuk meningkatkan
efektifitas pembelajaran.
Dari berbagai macam media pembelajaran secara sederhana dapat dipilah
menjadi tiga bagian yaitu sebagai berikut:
a. Media visual (hanya dapat dilihat dengan indra penglihat).
Contohnya; tabel, foto, gambar dan slide.
b. Media audio (hanya dapat didengar)
Contoh: radio dan kaset.
c. Media audio visual (dapat dilihat dan didengar)
Contoh: TV, video, program slide suara dan komputer.
2. Fungsi Media Pembelajaran
Dalam pembelajaran media banyak memiliki fungsi atau kegunaan,
antara lain untuk mengatasi berbagai hambatan proses komunikasi, sikap
pasif siswa dalam belajar dan mengatasi keterbatasan fisik kelas.
Kegunaan media dalam mengatasi hambatan proses komunikasi
antara lain mengatasi verbalisme penggunaan kata saja dalam penjelasan.
Sedangkan berkaitan dengan keterbatasan fisik kelas, media memiliki
kegunaan untuk memperkecil obyek yang terlalu besar, obyek yang terlalu
kecil menyederhanakan obyek yang rumit dan menggambarkan obyek yang
terlalu luas.
Dalam mengatasi sikap pasif siswa, media juga memiliki berbagai
kegunaan antara lain: menimbulkan kegairahan belajar, menarik perhatian,
memungkinkan atau mendekatkan interaksi langsung dengan lingkungan
nyata memberikan rangsangan yang sama untuk mempersamakan
pengalaman serta menimbulkan persepsi yang sama (Herry Hernawan, dkk,
Asep, 2005, Pemilihan Media dan Sumber Belajar dalam Buku
Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Universitas Terbuka).
D. MATERI PELAJARAN MATEMATIKA
1. Menjumlahkan pecahan biasa dengan pecahan biasa
Contoh:
3 4 2 3
a. + = .... b. + = ....
4 6 4 5
Jawab: Jawab:
3 4 9 8 2 3 10 12
+ = + + = +
4 6 12 12 4 5 20 20
17 5 22 2 1
= =1 = =1 =1
12 12 20 20 10
2. Mengurangkan pecahan biasa dengan pecahan biasa
Contoh:
2 2 7 2
a. − = .... b. − = ....
3 7 8 3
Jawab: Jawab:
2 2 14 6 7 2 21 16
− = + − = +
3 7 21 21 8 3 24 24
8 5
= =
21 24
3. Menjumlahkan dan mengurangkan pecahan campuran dengan pecahan biasa
Contoh:
1 3 4 7
a. 1 + = .... b. 2 − = ....
2 6 5 10
Jawab: Jawab:
1 3 3 3 4 7 14 7
1 + = + 2 − = −
2 6 2 6 5 10 5 10
9 3 28 7
= + = −
6 6 10 10
12 21 1
= =2 = =2
6 10 10
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN

Pada pelaksanaan perbaikan meliputi subjek penelitian (lokasi, waktu, mata


pelajaran, kelas dan karakteristik sekolah/siswa) dan deskripsi persiklus (rencana,
pelaksanaan, pengamatan, data instrumen dan refleksi)
Untuk lebih jelasnya akan dijabarkan sebagai berikut:

A. SUBYEK PENELITIAN

1. Tempat dan waktu pelaksanaan


Nama Sekolah : SDN Muarareja 02 Tegal
Alamat : Jln. Brawijaya Gg. Muara 9
Kelas : VI (enam)
Mata Pelajaran : Matematika
Waktu : 07.15 – 08.25 dan 09.15 – 10.25
Hari/ tanggal : Senin, 13 Februari 2006
Guru PTK : Sumantri
NIP : 130648339
Pengamat : Munarso
Tugas Mengajar : SDN Muarareja 02 Tegal

Pelaksanaan PTK yang telah dilaksanakan disesuaikan dengan jadwal


pelajaran yang berlaku di kelas VI SDN Muarareja 02 Tegal. Untuk lebih
jelasnya maka disertakan pula jadwal pelajaran kelas VI tempat penulis
bekerja/bertugas.
Jadwal pelajaran kelas VI

NO WAKTU SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU


1 07.00-07.40 Upacara P. Agama Mat Penjaskes IPA Mat
2 07.40-08.20 Mat P. Agama Mat Penjaskes IPA Mat
3 08.20-09.00 Mat B. Jawa IPS B. Ind KTK IPS
09.00-09.15 Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat
4 09.15-09.55 B. Ind B. Jawa IPS B. Ind B. Ind IPA
5 09.55-10.35 B. Ind Mat B. Inggris IPA B. Ind IPA
6 10.35-11.15 KTK Mat B. Inggris IPA Komp
11.15-11.30 Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat
7 11.30-12.10 PPKn IPS B. Ind KTK Komp
8 12.10-12.50 PPKn IPS B. Ind KTK

2. Karakteristik Sekolah/Siswa
Sekolah Dasar Negeri Muarareja 02 terletak di Jalan Brawijaya Gg.
Muara 9 Kelurahan Muarareja Kecamatan Tegal Barat. Lokasi bangunan
berada di tengah perkampungan nelayan ( pesisir utara ).
Jumlah siswa SDN Muarareja 02 ini ada 370 siswa yang terdiri
kelas I : 75 anak, kelas II : 63 anak, kelas III : 78 anak, kelas IV : 49 anak,
kelas V : 57 anak, kelas VI : 48 anak. Asal siswa SDN Muarareja 02 adalah
sebagian besar dari Muaratua ( 65% ) dan Mlanyar ( 35% ).
Orang tua siswa ( penduduk Kelurahan Muarareja ) umumnya bekerja
sebagai nelayan. Kesadaran orang tua akan pendidikan masih rendah, ini
terbukti masih adanya siswa yang drop out ( putus sekolah ) dalam 5 tahun
terakhir ini.
Karena sebagian orang tuanya nelayan yang seharian berada di laut,
sedangkan si ibu kebanyakan buruh ikan asin dan pilet, maka anak-anak
SDN Muarareja 02 kurang pengawasan dan perhatian sehingga terkesan liar,
bandel dan nakal.
Mereka umumnya jarang makan pagi/ sarapan dari rumah, orang tua
mereka tidak menyiapkan makanan sehingga sering terjadi anak-anak yang
datang ke sekolah harus sarapan terlebih dahulu sehingga masuk kelas agak
terlambat. Padahal bila dibimbing dan diarahkan di rumah mempunyai
potensi dan bakat yang baik dalam pelajaran. Hal inilah yang menjadi
tantangan bagi guru untuk mengatasi dan memperbaiki proses belajar siswa
dan sikap siswa terhadap pelajaran menjadi lebih baik. Guru-guru berusaha
semaksimal untuk meningkatkan hasil belajar yang baik, dan usaha ini
dibuktikan siswa kelas VI yang melanjutkan ke SLTP makin banyak. Pada
Tahun Pelajaran 2000/2001 hanya 56 % sedangkan pada Tahun Pelajaran
2004/2005 sebanyak 81 %.
Dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa bimbingan orang
tua serta semangat guru dalam proses pembelajaran mempengaruhi prestasi
belajar meningkat dan dapat dibuktikan pada hasil lulusan pada siswa kelas
VI.

B. DESKRIPSI PER SIKLUS

Dari contoh hasil prestasi di atas, penulis berusaha memperbaiki kegiatan


pembelajaran, yaitu pada mata pelajaran matematika dengan PB/SPB melakukan
operasi hitung pecahan yang melibatkan berbagai bentuk pecahan, dan dari hasil
refleksi diri penulis menemukan banyak kegagalan pembelajaran tersebut yaitu
dari 48 siswa yang mengikuti evaluasi hasil belajar diperoleh data 40 % dari
seluruh siswa atau sekitar 19 siswa memperoleh < 75 ( kurang Batas Tuntas )
dan yang mendapat nilai > 75 hanya 29 siswa ( 60 % )
1. Pelaksanaan Perbaikan Siklus I
Berdasarkan hasil diskusi dan konsultasi dengan dosen pembimbing
sekaligus supervisor PTK maka peneliti mengadakan perbaikan
pembelajaran siklus I agar data yang diperoleh akurat dibantu teman sejawat
yaitu Bapak Munarso ( Guru SDN Muarareja 02 ) untuk mengamati proses
perbaikan ini.
Kegiatan yang dilakukan pada siklus I antara lain :
a. Persiapan, meliputi :
a. Menyusun rencana perbaikan pembelajaran (RPP I) untuk mapel
matematika.
b. Menyiapkan alat/media pembelajaran yang sesuai materi
c. Menyiapkan lembar observasi/lembar pengamatan untuk diisi teman
sejawat.
d. Melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran
b. Kegiatan Pokok, meliputi:
a. Mengadakan apersepsi untuk membangkitkan minat siswa untuk
mengikuti pelajaran.
b. Guru menempelkan alat peraga di papan tulis
Siswa memperhatikan
c. Guru memberi contoh menjumlah dan mengurangkan bilangan
pecahan, siswa mencoba mengerjakan.
d. Guru membentuk kelompok diskusi.
e. Guru dan siswa mencoba mengerjakan di papan tulis secara
bergantian
f. Siswa menjawab pertanyaan guru tentang pecahan
g. Guru memberi soal-soal tes formatif untuk mengukur keberhasilan
siswa
h. Guru mengoreksi dan menilai jawaban pekerjaan siswa
c. Kegiatan Perbaikan dan Pengayaan
Setelah hasil pembelajaran diperoleh, hasil tersebut didiskusikan
dengan pengamat dan supervisor untuk mengetahui kekurangan dan
kelebihan dalam proses pembelajaran. Hasil observasi dari pengamat
menjadi bahan pertimbangan untuk mengupayakan langkah-langkah
berikutnya. Tujuan perbaikan pada siswa yang belum memenuhi batas
ketuntasan minimal dengan cara mengulangi mengerjakan soal-soal yang
belum benar. Sedangkan tujuan pengayaan diperoleh siswa dengan
dibuktikan perolehan nilai yang mencapai batas ketuntasan minimal atau
lebih. Pengayaan diberikan berupa tugas PR dengan bobot soal yang
lebih tinggi.
d. Kegiatan Pengamatan
Dalam kegiatan perbaikan pembelajaran siswa, guru bekerja sama
dengan teman sejawat ( Bapak Munarso, Guru SDN Muarareja 02 )
untuk mengamati jalannya kegiatan pembelajaran dari awal kegiatan
hingga berakhirnya kegiatan tersebut.
Kegiatan pengamatan ini dilakukan berdasarkan hasil diskusi
dengan semama guru di SDN Muarareja 02. Instrumen yang dibutuhkan
dalam kegiatan pengamatan ini berupa lembar observasi pembelajaran
dan lembar pengamatan aktivitas siswa.
Pengamat melaporkan hasil pengamatannya untuk menemukan
kelemahan dan kelebihan yang dilakukan guru ( peneliti ) dalam kegiatan
perbaikan ini. Hal-hal yang diamati meliputi antara lain :
1) Pemberian apersepsi yang tepat dan sesuai materi
2) Guru memberikan materi cukup jelas dan perlahan
3) Menggunakan media dan metode yang sesuai dengan materi
4) Pemberian kesempatan bertanya dan umpan balik kepada siswa
cukup merata.
5) Mengadakan evaluasi untuk mengukur keberhasilan belajar siswa.
6) Pemberian latihan yang cukup dan sesuai dengan tingkat
kesukarannya.
7) Melakukan perbaikan dan pengayaan kepada siswa sesuai hasil
evaluasi yang diperoleh masing-masing siswa sesuai Batas
Ketuntasan.
Dari hasil pengamatan peneliti memperoleh data tentang
kelemahan dan kelebihan yang ada dalam kegiatan ini. Kelelahan yang
ada antara lain : Apersepsi sudah sesuai materi, pemberian materi jelas
dan perlahan, pemberian kesempatan bertanya dan umpan balik cukup
merata serta mengadakan evaluasi untuk mengukur keberhasilan siswa.
Adapun kekurangan secara kualitas yang ada yaitu : penggunaan media
pembelajaran kurang maksimal serta pemberian materi terlalu monoton.
Sedangkan data siswa mengenai hasil evaluasi secara kuantitatif
sebagai berikut :
Dalam pembelajaran Matematika dengan materi pokok operasi hitung
pecahan dalam pemecahan masalah diperoleh data pada pra siklus dari 48
siswa yang mengikuti evaluasi hasil belajar diperoleh data 60 % dari
seluruh siswa atau sekitar 29 siswa memperoleh < 75 ( kurang Batas
Tuntas ) dan yang mendapat nilai > 75 hanya 19 siswa ( 40 % ).
Sebaliknya pada siklus I yang mendapat nilai < 75 ada 17 siswa ( 36 % )
dan yang mendapat nilai > 75 ada 31 siswa ( 64 % ). Dengan
memperhatikan hasil perbaikan pembelajaran pada siklus I secara
kualitatif maupun secara kuantitatif masih kurang dari harapan peneliti.
Maka peneliti masih bersemangat untuk melanjutkan perbaikan
pembelajaran di siklus II.
2. Prosedur Perbaikan Pembelajaran Siklus II
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam perbaikan pembelajaran di siklus
II adalah :
a. Mengulangi lagi penjelasan materi dan pemberian soal-soal yang
berhubungan dengan operasi hitung pecahan.
b. Menggunakan alat peraga yang lebih kongkrit dengan benda nyata
tentang pecahan.
c. Memberi rangsangan pada siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran.
d. Melibatkan siswa untuk mengerjakan operasi hitung pecahan.
Hal-hal yang tidak perlu dilakukan dalam siklus II yaitu :
a. Menjumlah pecahan yang sama penyebutnya
b. Membuat gambar pecahan
c. Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran Siklus II
Dari refleksi diri terhadap hasil perbaikan pembelajaran siklus I
peneliti merasakan masih ada kekurangan yang perlu diperbaiki di siklus II
yaitu :
• Analisis dan Rumusan Masalah
a. Analisis Masalah
Hampir 36 % dari jumlah siswa atau sekitar 17 siswa. Prestasinya
rendah dalam pembelajaran matematika tentang konsep operasi
hitung pecahan terhadap penjumlahan dan pengurangan. Oleh karena
itu perlu dilakukan perbaikan pembelajaran berupa penjelasan materi
dengan contoh kongkrit ( benda nyata ) menggunakan media
pembelajaran yang maksimal serta menggunakan metode
pembelajaran yang bervariasi ( peragaan diskusi latihan dan
penugasan )
b. Rumusan Masalah
Berdasarkan analisis tersebut dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
Apakah menggunakan alat peraga gambar dan benda konkrit, serta
metode diskusi pada pembelajaran matematika konsep operasi hitung
pecahan dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa dan
meningkatkan prestasi belajar ?
• Hipotesis Tindakan
Jika pembelajaran konsep operasi hitung pecahan terhadap penjumlahan
dan pengurangan menggunakan media pembelajaran yang konkrit dan
secara maksimal serta metode yang bervariasi (diskusi, latihan dan
penugasan) pemahaman siswa tentang pecahan dapat ditingkatkan.
• Rencana Tindakan
Pembelajaran konsep operasi hitung pecahan terhadap penjumlahan dan
pengurangan dapat dilakukan dengan berbagai langkah yaitu :
a. Jika guru pelan-pelan dalam menjelaskan materi siswa dapat
menguasai materi.
b. Jika guru menggunakan media pembelajaran secara maksimal dan
konkrit maka akan meningkatkan minat belajar siswa.
c. Jika guru menerapkan metode diskusi, latihan dan penugasan dalam
pembelajaran akan dapat memotivasi belajar sehingga prestasi
belajarnya meningkat.

Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II, kegiatan meliputi :


- Perencanaan
1. Menyusun RPP (Rencana Perbaikan Pembelajaran) Siklus II
2. Menyiapkan alat peraga dan media pembelajaran
3. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas
pembelajaran
- Kegiatan Pokok
1. Memberi penjelasan kembali konsep operasi
2. Memberi soal-soal latihan operasi hitung pecahan terhadap
penjumlahan dan pengurangan dan menugasi siswa untuk
mengerjakan di papan tulis.
3. Membagi LKS untuk dikerjakan secara berkelompok
4. Melaporkan hasil diskusi kelompok dan kelompok lain
mengomentari hasil pekerjaan.
5. Menyimpulkan hasil diskusi kelompok
6. Mengadakan evaluasi untuk mengukur keberhasilan belajar siswa.
- Kegiatan Akhir

1. Perbaikan dan Pengayaan


Melihat hasil belajar siswa pada kegiatan perbaikan pembelajaran
siklus II sudah cukup baik, perbaikan juga sudah dilakukan guru
tetapi juga ada beberapa siswa yang belum mencapai tuntas nilai
< 75 ada 6 siswa ( 12,5 % ) dari 48 siswa diadakan program
bimbingan khusus yaitu bimbingan individual. Sedangkan
program pengayaan diadakan bagi siswa yang mencapai nilai
batas ketuntasan ( 75 ke atas ) dengan diberi soal-soal latihan
yang bobotnya lebih tinggi kesukarannya untuk PR.
2. Kegiatan Pengamatan
Kegiatan ini sama dengan kegiatan pengamatan perbaikan di
siklus I dengan teman sejawat (Bapak Munarso, Guru SDN
Muarareja 02 ) selaku pengamat yang bertujuan untuk mengamati
aktivitas pembelajaran. Pengamatan ini bermanfaat untuk
mengetahui kelemahan dan kelebihan proses pembelajaran.
Adapun hasil pengamatan pada kegiatan perbaikan pembelajaran
siklus II banyak ditemukan kelebihan dan kelemahan baik dari
guru maupun siswa. Adapun kelebihan dan kekurangan tersebut
antara lain :
a. Kelebihan
- Apersepsi sudah sesuai materi
- Penjelasan materi cukup jelas dan perlahan
- Memberikan kesempatan bertanya dan umpan balik yang
cukup bagi siswa
- Mengadakan evaluasi untuk mengukur tingkat
keberhasilan pembelajaran
b. Kekurangan
- Penggunaan media pembelajaran kurang maksimal
- Penjelasan materi terlalu monoton
- Penerapan metode kurang bervariasi
c. Diskusi dan Konsultasi
- Kegiatan perbaikan perkembangan siklus II telah selesai
maka peneliti berkonsultasi dengan supervisor untuk
membicarakan hasil kegiatan pembelajaran ini.
Berdasarkan hasil konsultasi dengan supervisor kegiatan
perbaikan pembelajaran siklus II dianggap cukup dan
perbaikan siklus selanjutnya tidak perlu dilakukan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI PER SIKLUS

Kegiatan perbaikan pembelajaran ini dilakukan oleh peneliti dalam 2


siklus. Hal ini bertujuan agar hasil belajar siswa yang diperoleh semakin baik
dan pemahaman siswa terhadap materi semakin meningkat.
Dari hasil kegiatan perbaikan pembelajaran diperoleh data secara kuantitatif dan
kualitatif.
1. Hasil Perbaikan Pembelajaran Siklus I
Hasil perbaikan pada siklus I yang dilakukan guru diperoleh daftar
nilai evaluasi akhir pembelajaran dalam bentuk tabel dan diagram sebagai
berikut :
a. Hasil
HASIL ULANGAN AKHIR PEMBELAJARAN SIKLUS I
KELAS VI SEMESTER II BIDANG STUDI MATEMATIKA

NILAI BANYAKNYA
NO FX PERSENTASE
(X) ANAK
1. 40 2 80 4,2 %
2. 45 1 45 2,1 %
3. 50 3 150 6,3 %
4. 55 5 165 10,4%
5. 60 1 60 2,1 %
6. 65 4 260 8,3 %
7. 70 1 70 2,1 %
8. 75 7 525 14,6 %
9. 80 13 1040 27,0 %
10. 85 11 935 22,9 %
Jumlah 48 3330 100 %
b. Diagram Batang

HASIL ULANGAN AKHIR PEMBELAJARAN SIKLUS I

13

12
11
10
Banyaknya Siswa

9
8
7
6
5
4
3
2
1
40 45 50 55 60 65 70 75 80 85
Nilai yang diperoleh

Keterangan :
Nilai yang < 75 ada 17 siswa 36 %
Nilai yang > 75 ada 31 siswa 64 %
Dari data tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut :
Hasil belajar siswa mulai terlihat meningkat dari hasil belajar pra
siklus sampai dengan hasil belajar perbaikan pembelajaran siklus I
Pada pra siklus siswa yang mendapat nilai < 75 ada 29 siswa atau
60 % yang mendapat nilai > 75 ada 19 siswa atau ( 40 % ) sedangkan
pada siklus I ada 17 siswa atau 36 %, sebaliknya siswa yang hasil
belajarnya > 75 ada 31 siswa atau 64 %.

REKAPITULASI PERKEMBANGAN HASIL BELAJAR


KATEGORI
TAHAP PROSENTASE
NO NILAI
KEGIATAN
< 75 > 75 < 75 > 75
1 Pra Siklus 29 19 60 % 40 %
2 Siklus I 17 31 36 % 64 %
Turun Naik
HASIL 12 Poin 12 Poin 24% 24%

Dengan mengamati hasil perbaikan pembelajaran siklus I dengan


kompetensi dasar operasi hitung bilangan pecahan terhadap penjumlahan
dan pengurangan siswa masih kurang memuaskan maka peneliti
melanjutkan perbaikan pembelajaran di siklus II

2. Hasil Perbaikan Pembelajaran Siklus II


Adapun hasil yang diperoleh siswa pada perbaikan pembelajaran siklus II
pada akhir kegiatan dalam bentuk tabel dan diagram adalah sebagai berikut :
a. Tabel

NILAI BANYAKNYA
NO FX PERSENTASE
(X) ANAK
1. 60 2 120 4,2 %
2. 65 1 65 2,1 %
3. 70 3 210 6,2 %
4. 75 1 75 2,1 %
5. 80 2 160 4,2 %
6. 85 8 680 16,7 %
7. 90 12 1080 25,0 %
8. 95 10 950 20,8 %
9. 100 9 900 18,7 %
Jumlah 48 3330 100 %

b. Diagram Garis
13
12
12
11 10
10 9
9
Banyaknya Siswa

9
8
7
6
5
4 3

3 2 2
2
1 1 1

60 65 70 75 80 85 90 95 1000
Nilai yang diperoleh

Dari data tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut: Hasil belajar


siswa meningkat tajam dari perbaikan pembelajaran siklus I dan diperbaiki
kembali pada siklus II.
Pada siklus I yang mendapat nilai < 75 ada 17 siswa atau 36 %, dan yang
mendapat nilai > 75 ada 31 siswa atau 64 %, sedangkan pada siklus II nilai
yang < 75 ada 6 siswa atau 12,5 % dan yang mendapat > 75 ada 42 siswa
atau 87,5 %.

REKAPITULASI PERKEMBANGAN HASIL BELAJAR


Kategori Nilai Prosentase
No Tahap Kegiatan
< 75 > 75 < 75 > 75
1 Siklus I 17 31 36 % 64 %
2 Siklus II 6 42 12,5 % 87.5 %
Turun Naik Turun Naik
Hasil 11 point 11 point 23,5 % 23,5%
B. PEMBAHASAN PER SIKLUS
Melihat hasil perbaikan pembelajaran yang dilakukan selama 2 siklus
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa pada perbaikan pembelajaran siklus I:
a. Siswa yang mendapat nilai < 75 ada 17 siswa ( 36 % ) dan mendapat
nilai > 75 ada 31 siswa ( 64 % ) ada kenaikan nilai dari pra siklus
sebanyak 12 siswa ( naik 12 point: 24 %) yang semula pada pra siklus
nilai < 75 ada 19 siswa ( 40 % ).
b. Siswa yang mendapat nilai > 75 ada 31 siswa dari 48 siswa ( 64 % ) dan
pada siklus I yang mendapat nilai < 75 ada 17 siswa ( 36 % ) maka ada
kenaikan 12 poin ( 24 % ) dari pra siklus.
2. Hasil belajar siswa pada perbaikan pembelajaran siklus II:
a. Siswa yang mendapat nilai < 75 pada siklus I ada 17 siswa, sedangkan
pada siklus II yang mendapat nilai < 75 ada 6 siswa.
b. Siswa yang mendapat nilai > 75 ada 42 siswa sehingga naik 11 poin yang
semula ada 31 siswa pada siklus I.
Melihat hasil yang diperoleh pada siklus II cukup signifikan pada
perbaikan pembelajaran berikutnya tidak dilanjutkan, dan dianggap selesai.
Bagi 6 siswa yang belum tuntas hasil belajarnya akan diadakan program
bimbingan khusus berupa remidial.
Selain melihat evaluasi belajar siswa dalam kegiatan perbaikan
pembelajaran ini juga diperoleh data tentang kekurangan dan kelebihan pada
proses pembelajaran baik menyangkut guru, siswa maupun strategi
pembelajaran yang diamati.
Adapun kelebihan dan kekurangan tersebut antara lain:
a. Kelebihan meliputi:
- Apersepsi sudah sesuai materi
- Penjelasan materi cukup dipahami siswa dan perlahan
- Memberi kesempatan bertanya dan umpan balik yang cukup bagi
siswa.
- Mengadakan evaluasi untuk mengukur keberhasilan belajar siswa.
b. Kekurangan meliputi:
- Penggunaan media pembelajaran masih kurang maksimal.
- Penjelasan materi terlalu monoton.
- Penggunaan metode kurang bervariasi
Dengan mengamati hasil perbaikan pembelajaran dari pra siklus hingga
siklus II diperoleh hasil yang makin meningkat baik dari sisi siswa maupun dari
pihak guru, maka perbaikan pembelajaran siklus II sudah dianggap cukup,
mengenai kekurangan yang ada akan diperbaiki pada pembelajaran berikutnya.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Setelah kegiatan perbaikan pembelajaran dilakukan guru melalui PTK


pada mata pelajaran Matematika kelas VI dengan kompetensi dasar “operasi
hitung pecahan pada penjumlahan dan pengurangan, peneliti melakukan dalam 2
siklus”. Dalam kegiatan pembelajaran ini penulis mempersiapkan rencana
pembelajaran, menyiapkan alat peraga, menyusun materi serta menentukan
metode yang sesuai.
Penentuan metode yang sesuai dan penggunaan alat peraga yang tepat
ternyata terbukti berhasil membangkitkan motivasi belajar siswa. Karena sesuai
dengan konsep belajar yang di dalamnya terkandung prinsip belajar yaitu
motivasi bisa dari luar maupun dari dalam diri siswa.
Selain prinsip belajar juga ada hal yang mempengaruhi motivasi belajar
siswa yaitu prinsip pengalaman belajar yang didalamnya terkandung prinsip
mengaktifkan siswa dan prinsip variasi pengalaman belajar yang berupa
pengalaman langsung, dramatisasi, demonstrasi, melalui benda tiruan dan
sebagainya.
Penggunaan media dan metode yang sesuai prinsip mengaktifkan siswa
serta variasi pengalaman belajar secara langsung juga berimbas pada hasil
belajar siswa yang meningkat.
Yang tak kalah penting adalah pemberian latihan yang cukup serta
bimbingan yang terarah dan intensif juga mempengaruhi minat dan hasil belajar
siswa.
Jadi secara garis besar kegiatan perbaikan pembelajaran dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Menyusun rencana pembelajaran yang sistematis dan dapat diterapkan di
kelas.
2. Menyiapkan materi dan alat peraga yang sesuai.
3. Menjelaskan materi secara berurutan dan perlahan.
4. Melibatkan siswa dalam penggunaan media pembelajaran.
5. Mengadakan evaluasi pembelajaran untuk mengetahui tingkat keberhasilan
belajar siswa.
6. Membimbing dan memberi latihan yang cukup pada siswa.
Berdasarkan analisis kegiatan pembelajaran Matematika dengan
kompetensi dasar operasi hitung pecahan terhadap penjumlahan dan
pengurangan diperoleh data hasil evaluasi belajar siswa yang cukup memuaskan
dan meningkat kualitasnya. Yaitu dari pra siklus nilai < 75 ada 29 siswa, pada
siklus I ada 17 siswa dan pada siklus II ada 6 siswa dengan rata-rata kelas pada
siklus I 64 % dan siklus II 87,5 %. Bagi ke 6 siswa yang nilainya < 75 diberi
bimbingan khusus berupa remidial untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan
Batas Ketuntasan yang telah ditetapkan sehingga perbaikan pembelajaran pada
siklus selanjutnya tidak perlu dilanjutkan lagi.

B. SARAN

Dengan selesainya laporan ini penulis menyadari bahwa laporan ini


masih kurang sempurna dari harapan pembaca, untuk itu penulis mengharapkan
saran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun dan melengkapi laporan
ini.
Tak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dan
partisipasi dan dukungan dari semua pihak, teman sejawat dan dosen
pembimbing yang memberi masukan dan bimbingan selama pelaksanaan
perbaikan pembelajaran dan penyusunan laporan ini.
Harapan penulis semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan
guru dan semua yang berkaitan dalam kegiatan pembelajaran. Dengan selesainya
laporan ini diharapkan bagi teman guru yang mempunyai masalah yang serupa
dengan penulis alami dapat menggunakan laporan ini sebagai bahan acuan untuk
menyelesaikan perbaikan pembelajaran ini.
DAFTAR PUSTAKA

Dwi Juniati, Sukahan. 2004. Matematika Kelas 6 SD, Balai Pustaka.


Taufik Hidayat. 2004. Titian Mahir Matematika SD Untuk SD Kelas 6, Jakarta;
Fisindo Media Persada.
----------. 1993/1994. Pedoman Analisis Hasil Evaluasi Belajar. Depdikbud. Dirjen
Dikdasmen
Ali, Muhammad H. 1992. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung; Sinar
Baru
Herry Hernawan, dkk, Asep. 2005. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran.
Jakarta; Universitas Terbuka.
LAMPIRAN 1

RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN (RPP)


DALAM PKP
BIDANG PEMBELAJARAN MATEMATIKA
SIKLUS I

Mahasiswa : SUMANTRI
NIP : 130648339
Pengamat : Munarso
Hari / Tanggal : Senin, 13 – 2 – 2006
Tempat : SDN MUARAREJA 02

Setelah mengadakan evaluasi akhir pembelajaran ternyata ada beberapa anak


( nilai 30 : 2 anak = 4,2 %; nilai 40 : 6 anak = 12,6 %; Nilai 50 : 8 anak = 16,8
%; nilai 55 : 3 anak : 6,3 %, nilai 60 : 5 anak : 10,4 % nilai 65 : 3 anak : 6,3 %,
nilai 70 : 2 anak : 42 %, nilai 75 : 8 anak : 16,8 %, nilai 80 : 6 anak : 12,6 %,
nilai 85 : 5 anak : 10,4 %. Dengan nilai rata-rata kelas 60 di bawah Batas Ketuntasan
75 pada mata pelajaran matematika dengan materi pokok operasi hitung pecahan
tentang penjumlahan dan pengurangan pecahan mendapat nilai rendah.

I. IDENTIFIKASI MASALAH

Perolehan nilai siswa rendah dalam pembelajaran penjumlahan dan pengurangan


pecahan dikarenakan :
1. Anak pasif tidak konsentrasi
2. Anak tidak antusias
3. Anak tidak mau bertanya.
4. Anak tidak termotivasi.
II. ANALISIS MASALAH
Melalui proses analisa yang dilakukan oleh guru ternyata penyebabnya adalah:
1. Guru dalam menjelaskan tidak menggunakan alat peraga.
2. Guru dalam menyampaikan materi tidak menggunakan metode yang tepat.
3. Guru dalam menerangkan terlalu cepat
4. Guru kurang memberikan kesempatan anak untuk bertanya.

III. RUMUSAN MASALAH


Apakah mengunakan alat perga dan benda konkrit, serta metode diskusi
pada pembelajaran matematika konsep operasi hitung pecahan dapat
meningkatkan keaktiafan belajar siswa dan meningkatkan prestasi belajar ?

IV. HIPOTESIS
Apabila guru dalam pembelajaran matematika kosep hitung pecahan
menggunakan metode diskusi, alat peraga yang tepat serta memotifasi siswa,
maka dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan meningkatkan prestasi
siswa.
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN (RPP)

Mata Pelajaran : Matematika


Pokok Bahasan : Operasi Hitung Pecahan
Kelas : VI/II
Waktu : 2 X 40 Menit
Hari : Senin, 13 Februari 2006

I. A. Sub Pokok Bahasan


Melakukan operasi hitung pecahan dalam pemecahan masalah.
Menentukan operasi hitung yang melibatkan berbagai bentuk pecahan.

B. Hasil Belajar
 Dapat menjumlahkan dan mengurangkan pecahan biasa dengan pecahan
biasa.
 Dapat menentukan penjumlahan dan pengurangan pecahan campuran
dengan pecahan dengan rumus yang tepat.

C. Indikator
1. Melalui penjelasan guru dengan alat peraga gambar pecahan, siswa dapat
menjumlah pecahan biasa dengan pecahan biasa.
2. Melalui penugasan guru, siswa dapat menyelesaikan soal pengurangan
pecahan biasa dengan pecahan biasa.
3. Melalui bimbingan guru, siswa dapat melakukan diskusi kelompok
tentang menjumlahkan pecahan campuran dengan pecahan biasa.

D. Tujuan Perbaikan
 Meningkatkan keaktifan dan kreatif siswa serta membangkitkan siswa
untuk mau bertanya agar prestasi siswa meningkat.
II. Materi Pembelajaran
A. Materi
1. Menjumlahkan pecahan biasa dengan pecahan biasa.
Contoh :
3 2 3 5
1. + = ......... 2. + = .........
5 3 4 6
Jawab :
3 2 9 10 3 5 9 10
1. + = + 2. + = +
5 3 15 15 4 6 12 12
19 13
= =
15 12
4 7
=1 =1
15 12
2. Mengurangkan pecahan biasa dengan pecahan biasa.
Contoh :
3 2 4 1
1. − = ....... 2. − = .......
5 6 5 4
Jawab :
3 2 18 10 4 1 16 5
1. − = − 2. − = −
5 6 30 30 5 4 20 20
8 11
= =
30 20
4
=
15
3. Menjumlahkan dan mengurangkan pecahan campuran dengan pecahan
biasa
Contoh :
2 4 1 2
1. 1 + = ....... 2. 2 − = .......
3 5 2 6
Jawab :
2 4 25 12 1 2 15 2
1. 1 + = + 2. 2 − = −
3 5 15 15 2 6 6 6
37 13
= =
15 6
7 1
=2 =2
15 6

B. Media dan Sumber.


1. Media : Gambar pecahan
Benda konkrit ( budah dan sedotan )
Sumber : - Terampil Berhitung Matematika
- Halaman 108 s/d 114

III. Kegiatan Pembelajaran

A. Metode Pembelajaran :
- Ceramah
- Peragaan
- Diskusi
- Pemberian tugas
B. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pra KBM
a. Menyiapkan siswa berbaris
b. Membaca doa dan salam.
c. Mengabsen siswa
d. Menyiapkan siswa untuk mengikuti pelajaran.
e. Mempersipkan alat-alat pelajaran.
2. Kegiatan awal ( 5 menit )
- Memotifasi siswa tentang penerapan materi dalam kehidupan sehari hari.
- Mengadakan observasi
3. Kegiatan inti ( 50 menit )
a. Guru menjelaskan dengan memperagakan alar peraga tentang penjumlahan
pecahan biasa.
Contoh :
3 2 9 10 3 5 9 10
1). + = + 2). + = +
5 3 15 15 4 6 12 12
19 19
= =
15 12
4 7
=1 =1
15 12

b. Melalui penugasan guru siswa menyelesaikan soal pengurangan pecahan


biasa.
Contoh :
3 2 18 10 4 1 16 5
1). − = − 2). − = −
5 6 30 30 5 4 20 20
8 11
= =
30 20
4
=
15

c. Guru membimbing siswa melakukan diskusi kelompok menjumlahkan


pecahan campuran dengan pecahan biasa atau pengurangan pecahan
campuran dengan pecahan biasa.
2 4 25 12 1 2 5 2 15 2
1). 1 + = + 2). 2 − = − = −
3 5 15 15 2 6 2 6 6 6
37 7 13 1
= =2 = =2
15 15 6 6
Langkah-langkah Perbaikan.
1. Guru menempelkan alat peraga di papan tulis siswa memperhatikan.
2. Guru memberikan contoh menjumlah bilangan pecahan siswa
mencoba.
3. Guru membentuk kelompok diskusi
4. Guru dan siswa mencoba mengejakan dipapan tulis secara bergantian
5. Guru membimbing siswa mengejakan soal
6. Siswa menjawab soal-soal
4. Kegiatan Akhir
a. Guru mengadakan tes Formatif ( Post Tes )
b. Mengoreksi hasil tes Formatif
c. Menyinpulkan hasil tes formatif
d. Mengadakan perbaikan bagi siswa yang belum tuntas hasil belajarnya
dan memberi pengayaan bagi siswa yang telah mencapai ketuntasan
belajarnya.
IV. Evaluasi
A. Prosedur Tes.
1. Tes awal : Tidak ada
2. Tes Proses : Ada dalam kegiatan ini
3. Tes akhir : Ada
B. Jenis Tes : Tertulis
C. Bentuk Tes : Esai ( Isian )
D. Alat Tes : Soal tes, kunci jalaban, dan kriteria penilaian
Soal test
Isilah titik-titik di bawah ini dengan tepat
1 6 5 2
1. + = ........ 6. − = .....
4 8 8 6
4 2 1 6
2. + 3 = ...... 7. − = ....
9 6 2 18
5 8 6 1
3. 8 + = ..... 8. 9 − 4 = ....
7 21 8 4
6 4 8 1
4. 4 + 4 = ..... 9. 11 − 3 = ....
18 6 9 6
5 3 2 3 1 1
5. + + = ..... 10. 10 − 4 − 2 = .....
6 4 3 10 8 2

Kunci Jawaban.
8 7
1. =1 6.
8 24
7 3
2. 3 7.
9 8
2 1
3. 9 8. 5
21 2
4.9 13
9. 8
1 18
5. 2
8 10.4

Kriteria Penilaian.
- Jawaban tepat dan benar diberi skor = 2
- Jawaban kurang tepat diberi skor = 1
- Jawaban salah diberi skor 0 = 0
- Jumlah skor = 20
- Nilai akhir = perolehan skor x 10
20
Tegal, 13 Pebruari 2006
Guru Peneliti

SUMANTRI, A.Ma.Pd.
NIP. 130648339
LAMPIRAN 2
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN ( RPP )
SIKLUS II
Mata Pelajaran : Matematika
Pokok Bahasan : Operasi Hitung Pecahan
Kelas / Semester : VI / II
Waktu : 2 x 40 menit
Pelaksanaan : Senin 20 Peb 2006

I. A. Sub Pokok Bahasan


Melakukan operasi hitung pecahan dalam pemecahan masalah.
Melakukan operasi hitung pecahan yang melibatkan berbagai bentuk
pecahan
B. Hasil Belajar
- Dapat menjumlahkan dan mengurangkan pecahan biasa dengan pecahan
biasa.
- Dapat menentukan penjumlahan dan pengurangan pecahan campuran
dengan pecahan campuran dengan rumus yang tepat.
C. Indikator
2. Melalui penjelasan guru dengan alar peraga ambar pecahan, siswa dapat
menjumlah pecahan biasa dengan pecahan biasa.
3. Melalui penugasan guru, siswa dapat menyelesaikan soal pengurangan
pecahan biasa dengan pecahan biasa.
4. Melalui bimbingan guru, siswa dapat melakukan diskusi kelompok
tentang menjumlahkan pecahan campuran dengan pecahan biasa.
D. Tujuan Perbaikan
Meningkatkan keaktifan dan kreatif siswa serta membangkitkan siswa untuk
mau bertanya agar prestasi siswa meningkat
II. Materi Pembelajaran
A. Materi.
1. Menjumlahkan pecahan biasa dengan pecahan biasa.
Contoh :
3 4 2 3
1. + = ..... 2. + =…..
4 6 4 5

Jawab :
3 4 9 8 2 3 10 12
1. + = + 2. + = +
4 6 12 12 4 5 20 20
17 22
= =
12 20
5 1
=1 =1
12 10

2. Mengurangkan pecahan biasa dengan pecahan biasa


Contoh :
2 2 7 2
1). − = .... 2). − = ....
3 7 8 3

Jawab :
2 2 14 6 21 16
1). − = − 2). = −
3 7 21 21 24 24
8 5
= =
21 24
3. Menjumlah kan dan mengurangkan pecahan campuran dengan pecahan
biasa
Contoh:
1. 1 ½ +3/6 = 2. 2 4/5 – 7/10 =14/5 – 7/10
Jawaban : = 28/10 – 2/10
1/
1. 1 ½ + 3/6 = 3/2 + 3/6 = 21/10 = 2 10

= 9/6 + 3/6
= 12/6: 2

B. Media dan Sumber


1. Media : Gambar pecahan
Benda konkrit < buah dan sedotan >
2. Sumber:
- Terampil Berhitung Matematika
- Halaman 108 3/d 114

III. Kegiatan Pembelajaran


A. Metode Pembelajaran
- Metode Ceramah
- Metode Peragaan
- Metode Diskusi
- Metode Pemberian Tugas
B. Langkah – Langkah Pembelajaran
1. Pra KBM ( 5 menit )
a. Menyiapkan siswa berbasis
b. Membaca doa dan mengucapkan salam
c. Mengabsen siswa
d. Menyiapkan siswa untuk mengikuti pelajaran
e. Mempersiapkan alat-alat pelajaran
2. Kegiatan Awal ( 10 menit )
- Memotifasi siswa tentang penerapan materi dalam kehidupan sehari-
hari
- mengadakan epersepsi
3. Kegiatan Inti ( 50 menit )
a. Guru menjelaskan dengan memperagakan alat peraga tentang
penjumlahan pecahan biasa
contoh:
1) ¾ + 4/6 = …………… 2). 2/4 + 3/5
Jawab:
1) ¾ +4/6= 9/12 + 8/12 2) 2/4 +3/5 =10/20+12/20
=17/12 =22/20
= 1 5/12 = 1 1/10
b. Melalui penugasan guru siswa menyelesaikan soal pengurangan
pecahan biasa
contoh :
1) 2/3 – 2/7 = ........... 2). 7/8-2/3=.....
Jawab:
1. 2/3 – 2/7 = 14/21 – 6/21 2. 7/8 – 2/3 = 21/24 – 16/24
= 8/21 = 5/24
c. Guru membimbing siswa melakukan diskusi kelompok
menjumlahkan
4
1. 1 ½ +3/6 = 3/2 + 3/6 2. 2 /5 – 7/10 = 14/15 - 7/10
= 4/6 + 3/6 = 28/10 – 7/10
= 12/6 = 21/10
=2 = 2 1/10
d. Langkah-langkah perbaikan
1. Guru menempelkan alat peraga di papan tulis siswa
memperhatikan
2. guru memberikan contoh menjumlah bilangan pecaha, siswa
mencoba
3. guru membentuk kelompok diskusi
4. guru dan siswa mencoba mengerjakan dipapan tulis secara
bergantian
5. guru membimbing siswa mengerjakan soal
6. siswa menjawab soal-soal
4. Kegiatan Akhir ( 15 menit )
a. Guru mengadakan tesformatif (posttes)
b. Mengoreksi hasil tes formatif
c. Menyimpulkan hasil tes formatif
d. Mengadakan perbaikan bagi siswa yang belum tuntas hasil belajarnya
dan memberi pengayaan bagi siswa yang telah mencapai ketuntasan
belajarnya
lV Evaluasi
A. Prosedur tes
1. Tes Awal : Tidak ada
2. Tes Proses : Ada Dalam kegiatan inti
3. Tes Akhir : Ada
B. Jenis Tes : Tertulis
C. Bentuk Tes : Esai ( Isian )
D. Alat Tes : 1. Soal tes, Kunci Jawaban, dan Kriteria penilaian
Soal Tes : Isilah titik-titik di bawah ini dengan tepat !
1. 2/4 + 2/3 = ………… 6. 6/7 - 2/3 =…………
2. 4/6 + 2 ¼ = …………. 7. 4/5 – 6/10 =…………
5/ 5/ 2/3
3. 4 7 + 3/4 =…………. 8. 7 6– 3 =…………
1/ 2/
4. 2 3 + 3 1/5 =…………. 9. 5 9/6 – 3 3 =…………
5. 2/3 + 3/4 + 4/6 =……… 10. 5/6 – 1/4 – 1/4 =…………
Kunci jawaban
1. 1 1/6 6. 4/21
11/
2. 2 12 7. 2/10
13/ 1/
3. 5 28 8. 4 6

8/
4. 5 15 9. 3 1/3
1/
5. 2 12 10. 1/12
Kriteria penilaian
Kriteria Penilaian.
- Jawaban tepat dan benar diberi skor = 2
- Jawaban kurang tepat diberi skor = 1
- Jawaban salah diberi skor 0 = 0
- Jumlah skor = 20
- Nilai akhir = perolehan skor x 10
20
Tegal, 20 Pebruari 2006
Guru Peneliti

SUMANTRI, A.Ma.Pd.
NIP. 130648339
LAMPIRAN 3
INSTRUMEN OBSERVASI AKTIFITAS GURU
DALAM PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
SIKLUS I
Mata Pelajaran : Matematika
Pokok Bahasan : Melakukan Operasi Hitung Dalam Pemecahan
Masalah
Kelas/ Semester : VI / II
Tempat Pembelajaran : SD Negeri Muarareja 02
Pelaksanaan : Senin, 13 Februari 2006

Muncul
No Aspek Yang Dinilai Komentar
Ya Tidak
1 Kegiatan pra KBM guru menyiapkan √ Baik
sumber belajar dan alat peraga
2 Guru menyampaikan tujuan √ Baik
3 Guru melaksanakan apersepsi √ Baik
4 Guru mem berikan motivasi siswa √ Cukup
5 Guru menggunakan langkah pembela- √ Kurang variasi
jaran sesuai karakteristik metode.
6 Guru dalam memilih metode sesuai √ Baik
dengan materi
7 Guru menggunakan metode untuk √ Kurang variasi
meningkatkan aktifitas siswa.
8 Guru memahami fungsi masing-masing √ Belum
alat/ media. dilaksanakan
9 Guru bersama siswa merangkum. √ Baik
10 Guru melaksanakan tes akhir. √ Baik
11 Guru menggunakan alat tes akhir √ Baik
12 Guru mengoreksi hasil tes √ Baik
13 Guru memberikan pengayaan √ Baik
14 Guru memberikan tugas rumah √ Baik

Tegal, 13 Februari 2006


Kepala SDN Muarareja 02 Teman sejahwat/ observer
Guru Kelas VI

SUMANTRI, A.Ma.Pd. MUNARSO, S.Pd.


NIP. 130648339 NIP. 131728475
LAMPIRAN 4
INSTRUMEN OBSERVASI AKTIFITAS GURU
DALAM PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN SIKLUS II

Mata Pelajaran : Matematika


Pokok Bahasan : Melakukan Operasi Hitung Dalam Pemecahan
Masalah
Kelas/ Semester : VI / II
Tempat Pembelajaran : SD Negeri Muarareja 02
Pelaksanaan : Senin, 20 Februari 2006

Muncul
No Aspek Yang Dinilai Komentar
Ya Tidak
1 Kegiatan pra KBM guru menyiap- √ Baik
kan sumber belajar dan alat peraga
2 Guru menyampaikan tujuan √ Baik
3 Guru melaksanakan apersepsi √ Baik
4 Guru memberikan motivasi siswa √ Baik
5 Guru menggunakan langkah pembe- √ Cukup
lajaran sesuai karakteristik metode.
6 Guru dalam memilih metode sesuai √ Baik
dengan materi
7 Guru menggunakan metode untuk √ Baik
meningkatkan aktifitas siswa.
8 Guru memahami fungsi masing- √ Cukup
masing alat/ media.
9 Guru bersama siswa merangkum. √ Baik
10 Guru melaksanakan tes akhir. √ Baik
11 Guru menggunakan alat tes akhir √ Baik
12 Guru mengoreksi hasil tes √ Baik
13 Guru memberikan pengayaan √ Baik
14 Guru memberikan tugas rumah √ Baik
Tegal, 20 Februari 2006
Kepala SDN Muarareja 02 Teman sejahwat/ observer
Guru Kelas VI

SUMANTRI, A.Ma.Pd. MUNARSO, S.Pd.


NIP. 130648339 NIP. 131728475
LAMPIRAN 5
ANALISIS NILAI HASIL ULANGAN
AKHIR PEMBELAJARAN SIKLUS I
BIDANG STUDI MATEMATIKA
KELAS VI SEMESTER II

Perolehan skor pada soal no :


Jml
No Nama Nilai Ket
Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Ade Kiswanti

2 Tantijah

3 Wichaliyana

4 Komarudin

5 Novi Maissy

6 Suharti

7 Shinta Ratna NS

8 Cipta Mala

9 Choirul Muchaya

10 Dede Irawan

11 Darwanto

12 Dewi Sriani

13 Eko Suprayitno

14 Fitrianingsih

15 Fitri Amalia
Perolehan skor pada soal no : Jml
No Nama Nilai Ket
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Skor

16 Irfan Asyari

17 Kristina

18 Muhammad Ilyas

19 Sutrimo

20 Sopiyatun

21 Siti Maesaroh

22 Teguh Ari Wibowo

23 Tiara Yenidha

24 Wiwi Nur Laely H

25 Trisna Dwi A

26 Ris Ali Mutanabbi

27 Edwin Suntoro

28 Kurniawanto

29 Muh. Bakti P

30 Novalia Putri

31 Nur Hikmah

32 Nofiatul Janah

33 Nur Hikmah

34 Nurmaulidiasari
Perolehan skor pada soal no :
Jml
No Nama Nilai Ket
Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

35 Nati Rohayah

36 Susanti

37 Safitri

38 Tri Rahayu

39 Serli Hidayati

40 Siti Masitoh

41 Sukses Haryyanto

42 Tatang Yustiawan

43 Wisma Wira Nata

44 KA Wulan Intan S

45 Rita Haryani

46 Aris Susanto

47 Febri Candra L

48 Rizal Arisandi
LAMPIRAN 6
ANALISIS NILAI HASIL ULANGAN
AKHIR PEMBELAJARAN SIKLUS II
BIDANG STUDI MATEMATIKA
KELAS VI SEMESTER II

Perolehan skor pada soal no :


Jumlah
No Nama Nilai Ket
Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Ade Kiswanti

2 Tantijah

3 Wichaliyana

4 Komarudin

5 Novi Maissy

6 Suharti

7 Shinta Ratna NS

8 Cipta Mala

9 Choirul Muchaya

10 Dede Irawan

11 Darwanto

12 Dewi Sriani

13 Eko Suprayitno

14 Fitrianingsih

15 Fitri Amalia
Perolehan skor pada soal no :
Jumlah
No Nama Nilai Ket
Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

16 Irfan Asyari

17 Kristina

18 Muhammad Ilyas

19 Sutrimo

20 Sopiyatun

21 Siti Maesaroh

22 Teguh Ari Wibowo

23 Tiara Yenidha

24 Wiwi Nur Laely H

25 Trisna Dwi A

26 Ris Ali Mutanabbi

27 Edwin Suntoro

28 Kurniawanto

29 Muh. Bakti P

30 Novalia Putri

31 Nur Hikmah

32 Nofiatul Janah

33 Nur Hikmah

34 Nurmaulidiasari
Perolehan skor pada soal no :
Jml
No Nama Nilai Ket
Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

35 Nati Rohayah

36 Susanti

37 Safitri

38 Tri Rahayu

39 Serli Hidayati

40 Siti Masitoh

41 Sukses Haryyanto

42 Tatang Yustiawan

43 Wisma Wira Nata

44 KA Wulan Intan S

45 Rita Haryani

46 Aris Susanto

47 Febri Candra L

48 Rizal Arisandi
Lampiran 7
RENCANA PELAKSANAAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Judul Penelitian : Pemakaian Gambar Arsiran Pecahan Untuk Meningkatkan


Pemahaman Siswa Tentang Konsep Penjumlahan dan
Pengurangan Pecahan Yang Penyebut Tidak Sama Pada
Mata Pelajaran Matematika di Kelas VI SDN Muarareja 02
Kota Tegal
Peneliti : Nama : Sumantri, A.Ma.Pd.
Pangkat/ Golongan : Pembina / IVa
Jabatan Fungsional : Guru SD
Instansi : SDN Muarareja 02 Tegal
Susunan Peneliti : Penanggung Jawab : Imam Afifi
Pembimbing : Drs. Retnadi Winarno
Ketua : Sumantri
Sekretaris : Ali Muntoha, S.Pd.I.
Bendahara : Mujahidah
Anggota : Kiswanto
Siti Jamilah
Wasilah
Sri Wahyuningsih
Dasuki Christanto
Teman Sejawat/ Pengamat : Munarso
Lokasi Penelitian : Ruang Kelas VI SDN Muarareja 02 Tegal
Lama Penelitian : 3 minggu ( tanggal 10 s.d. 25 Februari 2006 )
Biaya Penelitian : Rp. 300.000,00
Sumber Dana : Dana Pendidikan SDN Muarareja 02 Tegal
Tegal, 10 Februari 2006
Ketua Peneliti

SUMANTRI, A.Ma.Pd.
NIP. 130648339

Mengetahui : Menyetujui :
Kepala SDN Muarareja 02 Tegal Pengamat/ Teman Sejawat/ Guru Kelas VI

SUMANTRI, A.Ma.Pd. MUNARSO


NIP. 130648339 NIP. 131728475
Lampiran 8

LEMBAR PERSETUJUAN

Nama Peneliti : SUMANTRI, A.Ma.Pd.


NIP : 130648339
Jabatan : Kepala Sekolah
Tempat Mengajar : SDN Muarareja 02 Tegal
Tempat Pelaksanaan : Kelas VI SDN Muarareja 02 Tegal
Tanggal Pelaksanaan : 1. Senin, 13 Februari 2006 ( Siklus I Matematika )
2. Senin, 20 Februari 2006 ( Siklus II Matematika )

Masalah yang merupakan focus perbaikan :


Mata Pelajaran Matematika :
a. Siswa kurang memahami konsep penjumlahan dan pengurangan dua pecahan
penyebut tak sama melalui gambar arsiran.
b. Penggunaan metode yang bervariasi terutama metode demonstrasi.

Tegal, 10 Februari 2006

Mengetahui : Menyetujui :
Kepala SDN Muarareja 02 Tegal Pengamat/ Teman Sejawat/ Guru Kelas VI

SUMANTRI, A.Ma.Pd. MUNARSO


NIP. 130648339 NIP. 131728475
LAMPIRAN 9

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : SUMANTRI
NIP : 130648339
Jabatan : Peneliti

Menyatakan bahwa :

Nama : MUNARSO
Tempat Mengajar : SD Negeri Muarareja 02
Guru Kelas : VI ( enam )
Jabatan : Pengamat/ Teman Sejawat

Adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan


pembelajaran, yang merupakan tugas guru dalam mengatasi masalah dan kesulitan
dalam pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas.

Demikian pernyataan ini di buat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Tegal, 10 Februari 2006

Teman sejawat / Pengamat Yang membuat pernyataan


Peneliti

MUNARSO SUMANTRI
NIP.131728475 NIP. 130648339

You might also like