You are on page 1of 104

HUKUM ADMINISTRASI

NEGARA
dosen

R. HARI PURWANTO, SH. MM


Istilah :
Dalam membicarakan HAN
banyak pendapat Sarjana
yang mengatakan :
 Hukum Tata Pemerintahan
 Hukum Tata Usaha Negara
 Hukum Administrasi Negara

Istilah Administrasi berasal dari “ Administrare “


(bahasa Latin ) yg lebih mencerminkan fungsi dari
pada Negara Modern sesudah Perang Dunia II.
HAN = IAN ( Ilmu Administrasi Negara )
HAN dalam Bahasa inggris : Administrative Law;
Dalam Bahasa Belanda : Admintrative Recht
Bestuurs Recht;
Dalam Bahasa Jerman : Verwaltungs recht;
Dalam Bahasa Perancis : Droit Administratif

Sebetulnya pengertian Administrasi sudah


mengandung konotasi Negara atau Publik.
Kalau diterjemahkan secara leterleg
adalah
Publik Administrative Law – Inggris
Publik / Staats Administratief recht -
Belanda
Bestruus – Pemerintahan
Mengapa digunakan HAN tidak Hukum
Admintrasi saja ?
Karena tidak semua peraturan yang
menyangkut Pemerintahan termasuk
Hukum Administrasi.
Menggunakan N (Negara) adalah untuk
membedakan dengan hokum yang lain,
meskipun pengertian Administrasi mengandung
konotasi Negara.
Sehingga HAN : Peraturan – peraturan yang
berhubungan dengan Administrasi yang memuat
Keputusan yang bersifat kongkrit
( Beschikking ) maupun yang bersifat keputusan
berupa Pengaturan Umum (Regelling).
Berbeda dengan pengertian
tentang Ilmu administrasi Negara
yaitu :
 Suatu studi mengenai bagaimana bermacam-
macam badan diorganisir dilengkapi tenaga-
tenaganya, dibayar digerakkan dan dipimpin
(Edward H. Wchfield );
 Administrasi Negara pada manusia-manusia dan
peralatannya guna mencapai tujuan Pemerintahan
(Dwight Waldo);
 Kegiatan Pemerintah dalam melaksanakan
kekuasaan politiknya ( Dimoch dan Koening );
 Ilmu yang mempelajari pelaksanaan dari politik
Negara ( Arifin Abdurachman).
Menu rut Soewarno Handoyoningrat dalam
bukunya Administrasi Pemerintahan dalam
Pembangunan Nasional :

 Administrasi Negara merupakan dari


Administrasi Umum ;
 Ilmu Administrasi Negara merupakan
cabang Ilmu Sosial
 Pendapat Loenard D. white
Administrasi Negara adalah terdiri atas semua
kegiatan Negara dengan maksud untuk
menunaikan dan melaksanakan Kegiatan
Negara.
Pendapat Dimoch dan Koening tentang
Administrasi Negara. dalam arti luas dan
arti sempit :
Dalam arti sempit :
Adalah kegiatan eksekutif dalam
penyelenggaraan Pemerintah.
Dari uraian di atas maka IAN ( Ilmu
Administrasi Negara ) meliputi kegiatan
Negara ( Legislatif, Eksekutif, dan
Yudikatif )
 HAN adalah meliputi lapangan kegiatan
Negara di luar Wetgeving dan
( Rechspraah ).
HAN = IAN HAN ≠ IAN HAN < IAN

Kn : Kekusaan
/ Kegiatan Negara

B : Besturen/Bestuur
( Pemerintahan )
Ro<
Ro< : Regelling
Rh ( Pembentukan peraturan )
B Rh : Rechtspraak
( Peradilan )

B : Kn – ( ro < + rh )
DIFINISI
1. E.UTRECHT
 HAN adlh Hukum yg mengatur sebagian
lapangan pekerjaan Administrasi Negara
 Jadi bagian lain dari lapangan pekerjaan
Administrasi Negara diatur oleh
HTN,Hukum Privat, dsb.

2. ROCHMAT SOEMITRO
 Yg dimaksud dgn HAN dan HTPN (hukum
tata pemerintahan) itu meliputi segala
sesuatu mengenai pemerintahan yakni
seluruh aktifitas pemerintahan yg tdk
termasuk pengundangan dan peradilan
 bahwa HAN,HTP,HTUN hanya istilah saja,
tetapi obyeknya sama yakni semua perbuatan
yg tidak termasuk tugas mengadili.

3. VAN VOLEN HOVEN


HAN adalah keseluruhan ketentuan yg mengikat
alat-alat perlengkapan negara, baik tinggi
maupun rendah setelah alat-alat itu akan
menggunakan kewenangan ketatanegaraan
Catatan : jadi
 HTN itu menyoroti negara dlm keadaan diam
yakni keseluruhan peraturan hukum yg
membentuk alat-alat perlengkapan negara dan
menentukan kewenangannya.
 HAN sifatnya mengikat alat perlengkapan
negara dan kewenangannya (sifatnya
istimewa).

 Kesimpulan kalau HTN membentuk alat


perlengkapan Negara, sedangkan HAN
mengatur jalannya kewenangan yg sudah
dibentuk dgn mengikat alat-alat
perlengkapan pelengkapan negara
Gambaran/ diskripsi HUKUM
Adminitrasi menurut Van Wijk-K dan
P.Dee Haan Cs

Perlindungan Hukum MASYARAKAT


PENGUASA
PENDUDUK

Jadi Hukum Administrasi meliputi :


-Mengatur sarana bagi penguasa untuk mengatur dan
mengendalikan masyarakat ;
-Mengatur partisipasi WN dalam proses pengaturan dan
pengendalian tersebut
-Perlindunganhukum bagi masyarakat
-Menetapkan sarana-sarana fundamental bagi
penguasa utk pemerintahan yg baik

Selanjutnya berkembang dan mengharapkan


partisipasi dr masyarakat terhadap pelaksanaan
fungsi pemerintah (krn tugas pemerintah selalu
terkait dengan kepentingan masyarakat shg
diperlukan partisipasi masyarakat).
SEJARAH SINGKAT PEMERINTAHAN
DI INDONESIA
Pd th 1816 yaitu adanya penyerahan antara
Pemerintah Inggris (Raffles) kpd Nederland adlh
pertama kali dibentuk organisasi Pemerintahan di
Hindia Belanda.

Pd Pemerintah Pusat dibentuk sebuah sekretariat


bernama “ Algemene Secretarie “ di Bogor
Pimpinan Urusan ----> “ Oorlog en Marine
Pimpinan Keuangan  “ Generale Directive Van
Financien “
Tahun 1851-1856 Gubernur Jenderal DUYMAER VAN
TWIST (sebagai pemimpin Pemerintahan)
Tahun 1904  dikembangkan Departemen adlh sebagai
berikut :
1. Pertanian
2. Perusahaan negara (Gouvernements Bedryven )
3. Kehakiman
4. Keuangan
5. Pemerintahan (Binnerlands bestuur)
6. Pengajaran dan Keagamaan (Onderwigs en
Ceredienst)
7. Perekonomian
8. Perhubungan dan Pengadilan (Verheer en Waterstaat)
9. Peperangan (Ourlag)
10. Angkatan Laut (Marine)
Ke 10 Departemen tsb di bagi 2 yaitu
8 Departemen di Batavia ;

2 Departemen di Bandung

>Dep. Perhubungan dan Dep. Pengairan


>Dep. Peperangan
Tahun 1905 Pemerintahan mulai
melaksanakan sistem Desentralisasi dalam
Penyelenggaraan Pemerintahan
Tahun 1922 Sistem Desentralisasi
ditetapkan dlm Stb 1922 no 216 (Bestuur
Shevormingswet)
Masa pendudukan Jepang  Penguasa
meneruskan Pemerintahan Sipil
>17 Agustus 1945 Proklamasi Kemerdekaan Ind tlh
lahir negara indonesia.
>18 Agustus 1945  Diatur sistem Pemerintahan
Ind ditetapkan dlm UUD 1945 dan Pengangkatan
Presiden oleh PPKI.
>19 Agustus 1945 ditetapkan susunan
Kementrian Negara.
>2 September 1945 Presiden mengangkat
Menteri masing-masing mengepalai sebanyak 12
Departemen:
1). Departemen Dalam Negeri
2). Departemen Luar Negeri
3). Departemen Kehakiman
4). Departemen Keuangan
5). Departemen Kemakmuran
6). Departemen Kesehatan
7). Departemen Pengajaran dan Pendidikan
8). Departemen Sosial
9). Departemen Pertahanan
10).Departemen Penerangan
11).Departemen Perhubungan
12).Departemen Pekerjaan Umum
KONSTITUSI R I S (Republik Indon Serikat )
27 Desember 1949 s/d 17 Agustus 1950
Adlh usaha Belanda menguasai Negara Indonesia dgn
melahirkan Negara Serikat.
Sistem Pemerintahan menggunakan Parlementer
Undang Undang Dasar
Sementara 1950 (17 Agustus
1950 s/d 5 Juli 1954)
Bentuk Negara kembali ke Negara
Kesatuan
Kabinet masih menggunakan Parlementer,
menteri bertanggung jawab atas seluruh
kebijaksanaan pemerintah baik bersama-
sama (secara kolektif) maupun sendiri-
sendiri.
DEKRIT PRESIDEN 5 JULI 1959
a) Pembubaran Konstituante;
b) Menetapkan UUD 1945 untuk berlaku
lagi;
c) Menyatakan UUDS 1950 tidak berlaku
d) Membentuk MPRS dan DPAS dlm waktu
yg sesingkat-singkatnya
PEMERINTAHAN ZAMAN
MODERN
Berasal dari adanya suatu “ NEGARA “ yang ciri-cirinya
adalah:
1.Adanya pelaksanaan suatu kekuasaan dalam arti
pemerintahan
2.Adanya kepala Negara (penduduk suatu negara)
3.Adanya wilayah tertentu
4.Adanya sistem lembaga-lembaga negara dan
lambang-lambang tertentu (bendera,bahasa, dsb.)
Ciri penting dr “NEGARA” adalah Pelaksanaan
Kekuasaan dlm arti menciptakan dan memelihara suatu
ketertiban tertentu dalam kenyataan
Perbandingan scr historis tugas-tugas
negara secara klasik dan modern
Tugas Pemerintah scr Klasik :
a.Melindungi bangsa dan wilayah terhadap
serangan dr luar.(pertahanan)
b.Melindungi bangsa dan wilayah thdp kerusuhan
dr dalam (pembentukan dan pemeliharaan
Hukum, Polisi)
c.Penagihan uang pajak dan pengelolaan dana
tersebut unt kepentingan pembiyaan tugas-
tugas negara.
TUGAS-TUGAS PEMERINTAHAN
MODERN
Pd umumnya tugas-tugas tergantung dari :
a.Kesukaan dan kebutuhan yg dirasakan oleh
masyarakat yg bersangkutan.
b.Sarana-sarana keuangan dan kemungkinan
-kemungkinan lain yg tersedia unt
menjalankan tugas-tugas tertentu.
c.Tanggapan bidang politik ttg kebijaksanaan pihak
pemerintah yg diinginkan.
d.Kewajiban-kewajiban pd tingkat inter nasional
Kesimpulan
Bahwa tugas-tugas negara modern lebih diarahkan
dan disesuaikan dgn kondisi serta perkembangan
zaman terutama yg menyangkut :
-Perhubungan ;Jalan, sungai,udara, laut.
-Pendidikan,
-Kesehatan,
-Perumahan rakyat,
-Perekonomian, pertaniaan,perikanan dan
perdagangan,dsbnya
SUMBER HUKUM
ADMINISTRASI NEGARA (HAN)
Pengertian Sumber Hukum adlh segala sesuatu yg dpt
menimbulkan aturan hukum serta tempat dibentuknya
aturan hukum
Sumber Hukum ada 2 yaitu
1.Sumber Hukum Materiil yaitu Faktor-faktor
yang ikut mempengaruhi ISI dr aturan hukum.
2.Sumber Hukum Formil yaitu Sumber hukum yg
berasal dr aturan-aturan hukum yg sdh
mempunyai bentuk sbg pernyataan berlakunya
hukum
SUMBER HUKUM MATERIIL
Terdiri dari :
a.Sumber Hukum Historis (Sejarah) yaitu dpt
mem pengaruhi pd penentuan materi aturan
hukum yg dpt dibagi menjadi :
- Undang-undang dan Sistem Hukum tertulis

pd masa lampau yg dipandang positif unt


masa sekarang yg dpt dijadikan materi dr
hukum positif.
- Dokumen dan Surat-surat Keterangan masa
lalu yg dipandang isinya dpt dijadikan
materi hukum pd masa sekarang shg
dpt dijadikan hukum positif
Sumber Hukum Sosiologis/
Antropologis
Yaitu Faktor-faktor dlm masyarakat yg
ikut menentukan isi hukum positif,
faktor mana meliputi pandangan
ekonomi, agamis, psikologis

Sumber Hukum Filosofis

Hukum dibuat hrs mempunyai :


1.Sifat adil  dimaksudkan unt menciptakan keadilan
2.Unt ditaati  dimaksudkan agar aturan hukum
dibuat untuk ditaati
SUMBER HUKUM FORMIL
Terdiri :
a.Undang-undang adlh produk hukum yg dibuat oleh Eksekutif
dan Legislatif
Produk Perundangan Zaman Hindia Belanda:
a.Wet  dibuat oleh Raja/ Menteri dgn Parlemen
b.Algement Maatregels Van Bestuur (AMVB) dibuat oleh Raja/
Ratu/ Menteri yg disebut Mahkota Belanda ( sama dgn PP di
Indonesia ).
c.Ordonante Peraturan Perundangan tertinggi di Keluarkan
Hindia Belanda yg dibuat oleh Gubernur Hindia Belanda
bersama Volkstraad (Dewan Perwakilan Rakyat)
d.Regering Verordering (Rv)  hanya dibuat oleh Gubernur
Jenderal Hindia Belanda
Tata urutan Perundang-undangan berdasar
UU No 10 th 2004 ttg Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan meliputi :
a.UUD th 1945
b.UU/ Peraturan Pemerintah Pengganti UU
c.Peraturan Pemerintah
d.Peraturan Presiden
e.Peraturan Daerah meliputi :
1.Perda Provinsi
2.Perda Kabupaten/ Kota
3.Perdes/ Peraturan yg setingkat
b. KONVENSI :
Adalah praktek dan keputusan-
keputusan Pejabat Administrasi Negara
dapat berupa Hukum tak tertulis tetapi
selalu dipraktekan oleh pejabat
pemerintah/ negara.
c. YURISPRUDENSI
Ajaran hukum yg tersusun dr dan dalam
Peradilan yg kemudian dipakai sebagai
landasan hukum unt perkara/ kasus yg
sama
d.DOKTRIN
Pendpt dr para pakar dlm bidangnya
masing-masing.
e.HUKUM INTERNASIONAL
Keseluruhan kaidah-kaidah dan azas-azas
yg mengatur hubungan atau persoalan yg
melintasi batas negara.
f. KEPUTUSAN TATA USAHA NEGARA
Keputusan yg tlh dihasilkan oleh pejabat
Tata Usaha Negara
PEMERINTAHAN
Pengertian Pemerintahan dalam Hukum
Administrasi, dalam arti :
 Pemerintahan Umum atau

 Pemerintahan Negara.

 Arti Pemerintahan dilihat dari Fungsi


Administrasi
 Arti Pemerintahan dilihat dari Organisasi

Pemerintahan (kumpulan dari kesatuan-


kesatuan pemerintahan).
• Fungsi pemerintahan dapat dikatakan
kegiatan penguasa sebagai kegiatan
pelaksanaan diluar Perundang-undangan
atau peradilan.
• Bagaimana dengan Trias Politika yang
membagi tugas Pemisahan antara
Kekuasaan Pembuat Undang-undang,
Kehakiman dan Pelaksana.
• Apa bedanya “Politik” dengan“Pemerintahan”.
- Politik adalah menjalankan pemerintahan
dan menetapkan dalam UU yang secara
singkat mengeluarkan perintah-perintah
mengatur arah.
- Pemerintah adalah mengurus pelaksanaan,
mengurus dari perintah/tugas-tugas.

• Maka dapat dikatakan bahwa pemerintahan mengabdi


pada kekuasaan politik.
• Maka keberadaan pemerintah adalah mengatur garis-
garis kebijaksanaan.
-
Secara keseluruhan fungsi pemerintahan terdiri
dari berbagai macam tindakan-tindakan
pemerintahan, keputusan-keputusan,
ketetapan-ketetapan yang bersifat umum,
tindakan hukum perdata dan tindakan-tindakan
nyata.
Menurut Donner (AM. Donner), ada 4 (empat)
macam bentuk dari penguasa :
1.Pemeliharaan ketertiban
Adalah pengawasan supaya dapat terlaksana secara
teratur yang meliputi penetapan peraturan, penegakan
pelanggaran agar,mesing-masing kepentingan
masyarakat dapat tercapai keseimbangan ;
2. Pengelola keuangan
Penguasa dapat melaksanakan pungutan-
pungutan berupa pajak dan retribusi serta
pendapatan lain yang sah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang dikelola
untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.
3. Tuan Tanah
Penguasa merupakan tuan tanah karena
wilayahnya dapat meliputi sungai, pantai, tanah-
sawah, kekayaan alam dsb.
Memiliki kesempatan yuridis untuk merampas
tanah hak milik dsb dengan tujuan kepentingan
umum.
4. Pengusaha
Pengusaha karena sifatnya dan mendapat
perlindungan Undang-undang dapat
melaksanakan kegiatan jasa-jasa seperti
pertahanan, pekerjaan umum, penyediaan
air minum, energi dsb. Di samping itu dapat
membuat badan-badan swasta yang
bergerak di “ pasaran”, seperti jasa pasang
telepon yang keseluruhannya untuk tujuan
kepentingan umum.
SISTEM PEMERINTAHAN
Beberapa pengertian tentang :
Desentralisasi
yaitu Pelimpahan kewenangan oleh
Pemerintah Pusat pada Badan-badan
Otonomi (Swatantra) yg berada di Daerah-
daerah.
Menurut Undang-undang No. 32 tahun 2004
ttg Pemerintahan Daerah.
Desentralisasi adlh Penyerahan wewenang
Pemerintahan oleh Pemerintah kepada
Daerah Otonom unt mengatur dan
mengurus urusan Pemerintahan dlm system
Negara Kesatuan Indonesia.
Menurut UU No. 5 th 1974 ttg Pokok-pokok
Pemerintahan di Daerah menyatakan bahwa
Penyerahan ursan pemerintah dr Pemerintah atau
Daerah Tingkat atasnya kpd Daerah menjadi
urusan rumah tangganya.
Asas yg dipakai UU No32 th 2004 adalh Wewenang
Pemerintah kpd Daerah Otonom yg masih dlm satu
wilayah Neg Kesatuan RI, Jadi asas yg dipakai
Desentralisasi dr Pusat langsung ke Daerah.
Asas yg dipakai UU No.5 th 1974 adlh Penyerahan
Urusan Pemerintahan bukan penyerahan
kewenangan, jadi seakan-akan memberi tugas
Daerah.
Sedangkan yg memberi urusan bukan hanya
Pemerintah Pusat saja ttp Daerah Tingkat
atasnya kpd Daerah  jadi masih dlm
lingkup Azas Sentralisasi (krn tdk langsung
dr Pemerintah ke Daerah Otonom )
BEBERAPA MACAM DESENTRALISASI
1. DESENTRALISASI POLITIK
Pelimpahan wewenang oleh Pemerintah Pusat
pd Badan-badan Politik di Daerah-daerah yg
dipilih oleh rakyat yg bersangkutan
2. DESENTRALISASI KEBUDAYAAN
Negara memberikan kesempatan kpd daerah unt
menyelenggarakan kebudayaan sendiri terutama
menyelenggarakan persekolahan dan peribadatan

3. DESENTRALISASI FUNGSIONAL
Pelimpahan kewenangan bkn kpd badan-badan
Politik yg diciptakan dgn Pemilihan Umum, akan
tetapi kpd Golongan-golongan karya seperti
golongan orang-orang dagang yg diberi hak
mengatur urusan rumah tangganya sendiri.
4. DESENTRALISASI TEKNIS
Pelimpahan kekuasaan mengatur dan
mengurus soal yg bersifat teknis pd
suatu badan, yg terdiri dr pd ahli-ahli
mengenai bidang persoalan tersebut.

5. DESENTRALISASI KOLABORATIF
Pelimpahan kekuasaan dan kewenangan kpd
orang-orang swasta, yg duduk dlm Badan-
Badan Pemerintahan sebagai jabatan kehor-
Matan dgn tidak menerima gaji
PEMBAGIAN PENYELENGGARAAN
PEMERINTAAHAN NEGARA DLM RANGKA
SISTEM DESENTRALISASI
1.Ajaran Rumah Tangga Materiil
Untuk mengetahui yg manakah urusan
rumah tangga Pusat atau Daerah hrs
melihat kpd materi yg akan di urus oleh
Pemerintah masing-masing, shg akan dapat
melihat kemampuan Daerah masing-masing.
Inti ajaran ini adlh meletakkan titik beratnya
pd macam-macam urusan yg akan
diselenggarakan oleh pemerintah negara
tergantung kemampuannya
Ajaran Rumah Tangga Materiil ini bisa diterapkan
apabila sifat Daerah Otonom masih sederhana.
jika Daerah tsb sdh maju mk ajaran ini tidak
mungkin unt diterapkan karena semakin kompleks
urusan yg hrs diselesaikan.
2. AJARAN RUMAH TANGGA FORMIL
Sesutu hal yg menjadi urusan Pemerintah Daerah
atau Pemerintah Pusat bergantung kpd daya guna
atau manfaat pemerintah masing-masing dlm arti
jika suatu hal yg diselenggarakan oleh Pemerintah
Daerah akan mendatangkan manfaat yg besar
sekali, maka thdp hal tsb sebaiknya diserahkan kpd
Daerah yg penyerahannya dlakukan scr Formil
dgn Perundang-undangan
3. Ajaran Rumah Tangga Riil
 Urusan yg diserahkan didasarkan pd
kebutuhan dan keadaan yg nyata dlm arti
bhw pd suatu saat dlm keadaan tertentu
berdasarkan pertimbangan unt mencapai
manfaat yg sebesar-besarnya, suatu
urusan yg menjadi kewenangan PEMDA
dikurangi krn urusan itu menurut keadaan
sekarang bersifat Nasional yg perlu
diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat
atau sebaliknya.
Untuk segala penambahan atau pengurangan
suatu wewenang harus diatur dgn Undang2 atau
Peraturan2 lain.
Untuk UU No.32 th 2004 tentang Pemerintahan
Daerah terdapat 6 macam kewenangan Pem.
Pusat tdk diserahkan yaitu :(ps 10 ayat 3)
a.Urusan Politik Luar Negeri
b.Urusan Pertahanan
c.Urusan Keamanan
d.Urusan Yustisi
e.Urusan Moneter dan fiskal nasional
f.Urusan Agama
Dekonsentrasi
• Adlh pelimpahan wewenang pemerintahan
oleh Pemerintah kpd Gubernur sbg wakil
pemerintah dan /atau kpd instansi vertikal di
wilayah tertentu.  jadi pelimpahan
kewenangan dr Pemerintah Pusat kpd alat-
alat Pemerintah Pusat yg berada di Daerah.
• Menurut UU No.5 th 1974
adlh pelimpahan wewenang dr Pemerintah
atau Kepala Wilayah atau Kepala Instansi
Tingkat Atasnya kpd Pejabat2 nya di Daerah
Jadi pertanggungjawabannya ke Pusat, yg
pelaksanaanya mrpkn perwakilan (aparat
pusat di Daerah).
Macam-macam Pembagian Tugas
Agar Organisasi berjalan dgn baik hrs
membuat pembagian Tugas Pokok &
Fungsi.
Pembagian Tugas dpt dibedakan men jadi
2 yakni :
1.Pembagian Kerja Horisontal
2.Pembagian Kerja Vertikal
Pembagian Kerja Horisontal
Yaitu Pembagian kerja dlm golongan2
pekerjaan yg berjalan pararel
berdasarkan sifat dan jenis
pekerjaannya.
Ada 2 Golongan :
a.OPERATIVE OR LINE ACTIVITIES
yaitu Aktifitas2 yg bersifat operatif, yg
langsung mengenai tugas pokok dr
organisasi ybs.
AUXILIARY OR HOUSE KEEPING
ACTIVITIES
Yaitu Aktifitas mengenai pemeliharaan
rohaniah dan badaniah dr petugas2 dlm
organisasi ybs.

Pembagian Kerja Vertikal


Yaitu pembagian kerja unt menentukan
hirarchi ant petugas, luas masing2 tugas dan
pertanggung jawaban, tingkatan,
kedudukan,kekuasaan kewenangan serta
kewajiban masing2 pejabat
 Pembagian Tugas & Tanggung Jawab dpt
diadakan dgn pembagian Eselon Personalia
secara vertical,misalnya
 a. Puncak Pimpinan
  Misalnya : Menteri, Gubernur, Bupati
 b. Pegawai-pegawai Staf
  Administrator, Kepala Direktorat,dll
 c. Pegawai-pegawai Pengawasan Lansung
  Supervisor, Kabag, Kasi,dsb
 d. Pegawai-pegawai Pelaksana Lansung/
operative
 personil
 Bertambah tinggi kedudukannya, maka
bertambah berat tugas dan tanggung jawabnya.
SISTEM PEMERINTAH DAERAH

 Dengan luasnya Wilayah Negara Kesatuan


RI, maka untk penyelenggaraan
Pemerintah sampai ke pelosok Wilayah
perlu dibentuk Pemerintah Daerah yg
secara langsung berhubungan dengan
masyarakat.
 Pemerintahan ini dikenal dg bentuknya
dlm 2 jenis :
1. Pemerintah Daerah Administratif

 Dibentuk krn Pemerintah Pusat tdk mngkn


dpt menyelenggarakan urusan Pemeritah
Negara seluruhnya dr Pusat sendiri.

 Pemerintah Daerah merupakan wakil dr Pusat


& tugasnya menyelenggarakan Pemerintahan
di Daerah atas Pemerintah/petunjuk
Pemerintah Pusat yg tugasnya hanya sbg
penyelenggara Admnistrasi saja.
 Pemerintah Daerah ini dipimpin oleh
seorang Kepala Pemerintahan yg
berkedudukan sbg Pegawai Pemerintah
Pusat yg ditempatkan di Daerah
Administrasi yg bersangkutan & dibantu
oleh Pegawai-pegawai Pemerintah
Pusat lainnya yg ditempatkan di Kantor-
kantor/Jawatan-jawatan Pusat yg ada
di Daerah.
 Berlaku azas Dekonsetrasi
 Untuk lebih menyesuaikan diri dg keadaan
di Daerah yg berbeda-beda itu Pemerintah
Pusat dlm beberapa hal tertentu
menyerahkan kekuasaannya kpd Daerah
masing-masing untk menyelenggarakan
urusan rumah tangga sendiri dlm arti
masy./Daerah mempunyai wewenang untk
menyelenggarakan kepentingan menurut
inisiatif & kebijakan sendiri, selama tdk
menyimpang dr kepentingan Pusat.
 Berlaku azas Desentralisasi
2. Pemerintah Daerah Otonom

 Pemerintah Daerah Otonom ini


diberlakukan seiring dg
kompleksnya/perkembangan macam segi
kehidupan manusia yg tersebar diseluruh
Wilayah Negara, karena tdk selalu
penyelenggaraan Negara menurut garis
kebijakan Pusat dpt dilaksanakan dg baik.
 Untuk lebih menyesuaikan diri dg keadaan di
Daerah yg berbeda-beda itu Pemerintah Pusat
dlm beberapa hal tertentu menyerahkan
kekuasaannya kpd Daerah masing-masing untk
menyelenggarakan urusan rumah tangga
sendiri dlm arti masyarakat./Daerah
mempunyai wewenang untuk
menyelenggarakan kepentingan menurut
inisiatif & kebijakan sendiri, selama tdk
menyimpang dr kepentingan Pusat.
 Berlaku azas Desentralisasi
KEPUTUSAN (BESCHIKKING)

 Arti : - Ketetapan (Tokoh UTRECHT, Rdh.


Koesomaatmadji, SH).
- Penetapan (Tokoh Prof. Hj.
Amarah Muslimin, SH).
- Keputusan (Tokoh Kntjoro P, SH).
Pengertian :
AM. DONNER :
Penetapan adlh Tindakan Pemerintahan dlm
jabatan, yg secara sepihak & disengaja dlm
suatu ikhwal tertentu; menetapkan suatu
hubungan hukum & keadaan hukum yg sedang
berjalan/menimbulkan suatu hubungan
hukum/keadaan hukum baru, atau menolak
salah satu yg dimaksud.
VAN DER POT :

Beschiking adlh perbuatan hukum yg


dilakukan alat2 Pemerintahan, pertanyaan2
kehendak alat2 Pemerintahan dlm
menyelenggarakan hak istimewa, dg maksud
mengadakan perubahan dlm lapangan
perhubungan2 hukum.
Sbg catatan perlu diperhatikan trhdp
perbuatan Tata Usaha Negara mengeluarkan
keputusan (sesuai dg UU No.5 Th 1986), yakni :
1. Keputusan (Beschikking)

Yakni :
Penetapan tetulis yg dikeluarkan olh
Badan/Pejabat Tata Usaha Negara, berisi
tindakan hukum dlm Bdng Tata Usaha Negara
yg berdasarkan Peraturan Perundang2an yg
berlaku, bersifat konkrit, individual & final yg
menimbulkan akibat hukum bagi seseorg/Badan
Hukum Perdata.
2. Peraturan (Regeling)

Yakni :
Peraturan hukum yg bersifat Abstrakto/General
Norm yg sifatnya mengikat umum, berlaku
umum & tugasnya mengatur hal-hal yg bersifat
general.
JENIS-JENIS PENETAPAN

1.a. Penetapan yg menyatakan hubungan/keadaan


hukum.
b. Penetapan yg menimbulkan hukum/keadaan yg
baru.
2. Perintah-peritah (Beleven) :
- Berbuat, mis: tindakan pengamanan olh majikan
kpd buruh;
- Tdk berbuat, mis: larangan bekerja bagi anak2;
- Mentolerir sesuatu, mis:membuat jalan umum
dlm tanah milik B.
3. Pembagian status/gelar (satus verlening)
Misalnya :- Pengangkatan seseorg mnjd Pegawai
Negeri;
- Pembelian Ijazah/gelar bagi lulusan
SMA/PT.
4. Subsidi & dana bantuan belajar (Subsidies En
Beurzen)
Misalnya :- Subsidi pd Yayasan Sekolah Swasta;
- Tugas balajar.
5. Perijinan (Vergunning), 3 (tiga kategori) :
a. Lisensi : Ijin yg sebenarnya yg diletakkan
pd/dibawah pengawasan Pemerintah
untk mengadakan penertiban &
mencegah hal2 yg tdk diinginkan.
b. Dispensi : Perbuatan yg menyebabkan suatu
peratuaran per-UUan mnjd tdk
berlaku krn sesuatu hal yg sangat
istimewa (suatu pengecualian dr
ketentuan umum).
5. Perijinan (Vergunning), 3 (tiga kategori) :
a. Lisensi : Ijin yg sebenarnya yg diletakkan
pd/dibawah pengawasan Pemerintah
untk mengadakan penertiban &
mencegah hal2 yg tdk diinginkan.
b. Dispensi : Perbuatan yg menyebabkan suatu
peratuaran per-UUan mnjd tdk
berlaku krn sesuatu hal yg sangat
istimewa (suatu pengecualian dr
ketentuan umum).
c. Konsesi : Pihak swasta/diluar Pemerintah
menerima delegasi/sebagian
tugas yg seharusnya dilakukan olh
Pemerintah.
Mis : Konsesi pengeboran minyak,
industri gula dsb.
6. Pengesahan/Pembatalan
(Goedkeuting/Vernietiging)
Pengesahan merupakan syarat mutlak
berlakunya penetapan, sedangkan pembatalan
sudah merupakan suatu penetapan.
Mis : Pembatalan pemecatan seorg PNS.
7.a. Penetapan2 yg menguntungkan
(Gemstiege/Positive Beschikking)
Mis : Pemerintah pembongkaran tanah liar.
b. Penetapan2 yg memberati
(Belastende/Negative Beschikking)
Mis : Penolakan atas permohonan lisensi.
8. Penetapan2 yg hanya diberikan atas permohonan
dr yg bersangkutan (Op Verzoek)
Mis : Penetapan pengakuan Hak Octroi, lisensi dsb.
9.a. Penetapan2 yg bersifat sepintas lalu/singkat
(Ulucting)
Mis : Penolakan suatu lamaran mnjd PNS
b. Penetapan2 yg bersifat lama (Blijvend)
Mis : Pengangkatan seorg PNS/pemberian
suatu konsesi.
SYARAT-SYARAT SAH BERLAKUNYA
SUATU PENETAPAN :
Ada 2 (dua) kelompok :
1. Syarat formil mengenai bentuk dlm prosedur :
a. Prosedur/membuat penetapan
Tahap2nya secara nyata hrs melalui mis :
penetapan pemborongan  pengumuman,
pendaftaran, penawaran seleksi & pemenang.
b. Bentuk penetapan
- Dituangkan dlm bentuk tertulis 
memenuhi syarat berdasarkan
pertimbangan yg telah ditentukan;
- Dituangkan dlm bentuk lisan, mis : ijin tdk
masuk kantor.
c. Pemberitahuan penetapan pd yg
bersangkutan
Pada hakekatnya hrs diberitahukan kpd yg
bersangkutan untk menjamin kepastian hukum
trhdp masa berlakunya penetapan tsb &
akibat2nya.
2. Syarat materil mengenai isi drpd penetapan.
a. Instansi pembuat penetapan hrs berwenang mnrt
jabatan, ada 2 mcm :
(1) Kewenangan mnrt lingkup Wilayah hukum
dr jabatan ( tindakan diluar Wilayah dpt
mengakibatkan pembatalan/tdk
berlaku).
(2) Kewenangan mnrt ruang lingkup persoalan
( apabila instansi membuat penetapan diluar
persoalan, mk dpt batal/dibatalkan  krn
lewat waktu).
b. Penetapan hrs dibuat tanpa adanya
kekurangan2 Juridis :
1. Penipuan (Bedrog) ;
2. Paksaan (Devang)/sogokan (Omkoping);
3. Kesesatan (Dwaling)/kekeliruan/khilaf.
c. Isi & tujuan hrs sesuai dg isi & tujuan
peraturan dasarnya (Doelmatig).
 Syarat formil/materiel tsb merupakan jenis
keputusan yg sah (Recht-Gelding Beschikking)
 Keputusan yg tdk sah (Met Recht Gelding
Beachikking)
1. Keputusan yg batal krn hukum;
2. Keputusan yg batal mutlak pembatalnya
dpt dituntut semua org;
3. Keputusan yg batal nisbi  pembatalan
yg hanya dpt dituntut org2 tertentu
saja;
4. Keputusan yg dpt dibatalkan  dilakukan
jk ada keputusan pengadilan/instansi yg
tdk berlaku surut;
5. Keputusan yg dpt dibatalkan mutlak;
6. Keputusan yg dpt dibatalkan nisbi.
AKIBAT KEPUTUSAN/PENETAPAN YG
TDK MEMENUHI SYARAT FORMIL &
MATERIL :
1. Penetapan menjadi batal;
2. Penetapan dpt dibatalkan/dicabut kembali olh
instansi yg membuat;
3. Penetapan yg hrs disahkan lebih dahulu olh
instansi alasan tdk disahkan;
4. Kekurangan dlm penetapan dpt lebih diperkuat
berlakunya setelah diadakan perbuatan.
 Yang dpt menyanggah sah berlakunya
penetapan:
1. Yg terkena penetapan itu sendiri;
2. Instansi lain diluar pembuat penetapan;
3. Instansi pembuat penetapan itu sendiri dlm
arti mencabut penetapan tsb krn ada
kesalahan.
 Istilah batal : Berlaku surut
1. Batal (Nietig)
2. Batal Mutlak (Absolute Nietig)  apabila
pembatalan itu dpt dituntut setiap org;
3. Batal Nisbi  apabila pembatalan itu hanya
dpt dituntut org2 tertentu saja;
 Istilah dpt dibatalkan : Tdk berlaku surut
1. Dpt dibatalkan (Vernietigbaar)  akibat
hukumnya tdk berlaku surut;
2. Dpt dibatalkan mutlak (Absolute
Vernietigbaar)  setiap org dpt meminta
pembatalan;
3. Dpt dibatalkan nisbi (Relatief Vernietigbaar)
 tertentu yg meminta pembatalan.
Pengertian :
 Kompetensi  kewenangan;

 Atribut  dlm hal pemberian suatu kewenangan

yg baru;
 Delegasi  dlm hal pemindahan/pengalihan

suatu kewenangan yg sudah ada.


Trhdp Atribusi & Delegasi kewenangan trhdp suatu
keputusan hrs didasarkan pd UU formal, &
berfungsi untk memeriksa apakah suatu badan
berwenang untk membuat suatu keputusan/tdk.
 Mandat : Tdk ada sama sekali pengakuan
kewenangan/pengalihtanganan
kewenangan;
 Perintah : Pernyataan kehendak pemerintah yg
ditujukan kpd seseorg/beberapa org
yg secara tegas disebutkan dlm surat
tsb, & bagi meraka timbul kewajiban2
tertentu yg sebelumnya bukan
merupakan kewajiban;
 Panggilan : Sama dg perintah, bedanya terletak
pd sanksi;
 Undangan : Tdk menimbulkan akibat hukum,
hanya kewajiban moril saja.
PUBLIK DOMEIN

Benda2 yg dimiliki olh Pemerintah/Negara


sbg Subyek Hukum artinya : Pemerintah dpt
memiliki hak atas benda2 itu yg disebut dg
“PUBLIK DOMEIN”.
Pengaturannya disamping dibawah aturan
biasa juga diletakkan dibawah aturan khusus,
sehingga timbul adanya lembaga hukum
tertentu yg berkedudukan sbg “kepunyaan
public”.
Mnrt PROUDHON (Sariana Prancis) terdpt 2 (dua)
pembagian tentang kedudukan hukum kepunyaan
Negara :
1. Kepunyaan Privat (Domeine Prive)
- Meliputi benda2 yg dipakai olh aparat
Pemerintah dlm melaksanakan tugas2nya;
- Pemanfaatannya secara langsung digunakan
olh aparat Pemerintah mis : rumah dinas dsb;
- Pengaturannya diatur dlm Ps 570 KUH
Perdata.
2. Kepunyaan Publik (Domeine Public)
- Meliputi benda2 yg disediakan olh pemeritah
untk dipakai olh masy. ;
- Kemanfaatan benda2 tsb dpt dinikmati secara
langsung olh masy. Umum mis : lapangan
sepakbola dsb;
- Mengenai kepemilikan ada 2 (dua) pendapat :
1) Kedudukan Pemerintah bukan sbg pemilik
(Eigenar) melainkan hanya sbg pihak yg
menguasai & mengawasi ;
2. Pemerintah sbg pemilik (Eigenar)
- Tdk tunduk pd Hukum Perdata biasa
melainkan tunduk pd Hukum Pemilikan
Publik (Hukum Domeine Public).
HAK MENGUASAI OLEH NEGARA &
PUBLIK DOMEINE DI INDONESIA :
 Menurut Hukum Positif Indonesia
Pemerintah/Negara tdk bisa disebut pemilik
(Eigenar) atas benda2 obyek agraria (Ps II
Aturan Peralihan UUD’45 & KUHP ), tetapi krn
pasal2 tsb termasuk Buku II BW (kebendaan) yg
menyangkut bumi, air, mk berdasarkan UU No.5
Th 1960 peraturan2 tsb dinyatakan tdk berlaku
lagi;
 Dg adanya ketentuan yg ditegaskan dlm awal
Diktum UU No.5 Th 1960 itu mk di Indonesia tdk
dikenal adanya kepemilikan olh Negara trhdp
Domeine Agraris, tetapi di Indonesia hanya
mengenal Hak Menguasai, jd untk tanah2
bertuan tdk mnjd milik Negara (Domeine
Velklaring) tetapi di kuasai olh Negara;
 Hal tsb tertuang pd Ps 33 ayat (3) UUD’45 & Ps
2 UU No.5 Th 1960 yg menyatakan bumi, air &
ruang angkasa termasuk kekayaan yg
terkandung di dlmnya pd tingkatan tinggi
dikuasai olh Negara, sbg organisasi kekuasaan
seluruh rakyat;
 Sedangkan yg dimaksud Hak Menguasai, yaitu
:
1. Mengatur & menyelenggarakan peruntukan
persediaan & pemeliharaan ruang angkasa;
2. Menentukan & mengatur hubungan2 hukum
antar org2 dg bumi, air, & ruang angkasa;
3. Menentukan & mengatur hubungan2 antara
org2 & perbuatan2 hukum yg mengenai
bumi, air & ruang angkasa.
 Jd trhdp benda Domeine publik yg mnjd Obyek
Agraria, Pemerintah bukan sbg Eigenar
(pemilik);
 Trhdp Ilmu Hukum & Jurispondensi, benda2 Non
Agraria spt benda bergerak, mk Pemerintah bisa
dianggap sbg pemilik (Eigenar);
CARA NEGARA
MENDAPATKAN/MENGGUNAKAN HAK
MENGUSAI ATAS BENDA2 PUBLIK
DOMEINE,YAKNI :
 1. Penyerahan sukarela;
 2. Pertukaran;
 3. Pembelian;
 4. Kadaluarsa;
 5. Pencabutan krn klaim penguasaan atas
tanah yg ditelantarkan;
ASAS-ASAS UMUM PEMERINTAHAN
YANG BAIK (Algemene Beginselen Van
Behoorlijk Bestuur)
 Untk meningkatkan perlindungan hukum secara
lebih baik bagi warga masy. perlu kebijakan2
untk menjalankan Pemerintahan sehingga arah
& kebijakan Pemerintah sesuai dg tujuan
pembangunan secara menyeluruh dg
mewujudkan asas2 umum Pemerintah yg baik.
ASAS-ASAS DIMAKSUD MELIPUTI :

1. Asas kepastian hukum


Yaitu :
Asas2 yg menghendaki dihormatinya hak yg telah
diperoleh seseorg berdasarkan hendaki suatu
keputusan badan/pejabat administrasi Negara;
2. Asas keseimbangan
Yaitu :
Asas2 yg menghendaki proporsi yg wajar (apa yg
diperoleh seimbang dg apa yg dikeluarkan).
3. Asas kesamaan dlm mengambil keputusan
Yaitu :
Asas2 yg menghendaki dlm menghadapi kasus yg
sama, alat administrasi Negara dpt mengambil
tindakan yg sama;
4. Asas bertindak cermat
Yaitu :
Asas2 yg menghendaki agar alat administrasi
Negara dpt bertindak tegas secara hati2 agar tdk
merugikan masy.;
7. Asas permainan yg layak
Yaitu :
Asas2 yg menghendaki agar pejabat pemerintah dpt
memberikan kesempatan, ket secara terbuka &
obyektif kpd warga masy. untk memperoleh
keadilan;
8. Asas keadilan/kewajaran
Yaitu :
Asas2 yg menghendaki agar Pemerintah tdk
sewenang2 dlm membuat suatu keputusan;
5. Asas motivasi untk setiap keputusan
Yaitu :
Asas2 yg menghendaki dlm mengambil keputusan
pejabat Pemerintah dpt bersandar pd alasan yg benar,
adil & jelas;
6. Asas tdk mencampuradukkan kewenangan
Yaitu :
Asas2 yg menghendaki agar dlm mengambil keputusan
pejabat administrasi Negara tdk menggunakan
kewenangan diluar maksud pemberian kewenangan tsb;
9. Asas menanggapi pengharapan yg wajar
Yaitu :
Asas2 yg menghendaki agar dlm melakukan tindakan
pemerintah dpt menimbulkan harapan yg wajar di
masy.;
10. Asas meniadakan suatu keputusan yg wajar
Yaitu :
Asas2 yg menghendaki jk trjd pembatalan atas suatu
keputusan, mk akibat dr keputusan yg dibatalkan itu hrs
dihilangkan,sehingga yg terkena putusan hrs diberi ganti
rugi;
11. Asas perlindungan atas pandangan hidup
Yaitu :
Asas2 yg menghendaki agar setiap warga
Negara diberi kebebasan/hak mengatur
kehidupan pribadinya sesuai dg pandangan
hidup yg dianut (hrs disesuaikan dg norma &
etika);
12. Asas kebijaksanaan
Yaitu :
Asas2 yg menghendaki agar dlm
melaksanakan tugasnya, pemerintah diberi
kebebasan untk melakukan kebijakan tanpa hrs
selalu menunggu instruksi, sbg upaya tindakan
positif & penyelenggaraan kepentingan umum;
13. Asas penyelenggaraan kepentingan umum
Yaitu :
Asas2 yg menghendaki dlm
menyelenggarakan tugasnya, Pemerintah selalu
mengutamakan kepentingan umum.

You might also like