You are on page 1of 77

KETERAMPILAN HIDUP

Life Skills
DALAM PROGRAM KESEHATAN
REPRODUKSI REMAJA

JAKARTA, 2008
http://ceria.bkkbn.go.id (website)
ceria@bkkbn.goi.id (email)
KETRAMPILAN HIDUP
(LIFE SKILLS )
DALAM PROGRAM KESEHATAN
REPRODUKSI REMAJA

Disiapkan oleh:

Drs. M. Masri Muadz, MSc


Ir. Siti Fathonah, MPH
Drs. Endang Agus Sapri, MM
Dra. Laurike Moeliono

Finalisasi oleh:

Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak-Hak


Reproduksi

ISBN 978-979-15523-6-3
KATA PENGANTAR

Remaja Indonesia dekade tahun 2000an ini sangat berbeda


dengan remaja generasi sebelumnya. Era globalisasi menyediakan
pilihan informasi yang sangat kaya bagi siapa saja termasuk
bagi para remaja. Globalisasi informasi disadari atau tidak, telah
merubah (meliberalisasi) cara berfikir, cara bersikap dan cara
bertindak generasi muda. Sebagai contoh para remaja dan
generasi muda saat ini mempunyai sifat yang sangat liberal
(permissif) berkaitan dengan seksualitas sebelum nikah. Data
survey yang dilakukan oleh Komisi Perlindungan Anak tahun 2008,
menunjukkan bahwa sekitar 62% remaja SMP dan SMA sudah
tidak perawan lagi.

Untuk para remaja mampu menghadapi berbagai tantangan dan


resiko (terutama resiko TRIAD KRR), maka para remaja perlu
dibantu dan fasilitasi dengan berbagai keterampilan yang bisa
dipakai untuk mengatasi tantangan dan resiko-resiko kehidupan
yang dihadapinya. Salah satu keterampilan tersebut adalah
Keterampilan Hidup (Life Skills). Konsep Keterampilan Hidup yang
di uraikan dalam buku ini jauh lebih luas dari konsep Keterampilan
Hidup menurut WHO, UNICEF, Departemen Pendidikan Nasional
dan lainnya. Keterampilan Hidup dalam Program KRR yang di
bahas dalam buku ini mencakup: 1) Keterampilan Fisik yang
intinya adalah bagaimana menyeimbangkan antara nutrisi, olah
raga dan istirahat; 2) Keterampilan Mental yang intinya adalah
bagaimana berfikir secara positif; 3) Keterampilan Emosional yang
intinya adalah bagaimana berkomunikasi dengan orang lain secara
efektif; 4) Keterampilan Spiritual yang intinya adalah bagaimana
bersyukur dan berdoa untuk memperoleh keredaan Allah SWT.

i
Diharapkan buku ini bisa menjadi bagian dari materi program
KRR, sehingga Pendidikan Sebaya, Konseling Sebaya dan berbagai
kegiatan latihan remaja dalam Program KRR dapat
menginformasikan, membahas serta mendiskusikan materi
Keterampilan Hidup ini secara lebih mendalam. Melihat materi
empat Keterampilan Hidup yang diuraikan dalam buku ini dapat
diharapkan akan mampu memperkuat ketegaran remaja dalam
menghadapi berbagai tantangan dan resiko kehidupan yang ada
disekitarnya.

Buku ini adalah hasil dari studi dan diskusi yang cukup panjang
dilingkungan Direktorat Remaja dan PHR. Sudah barang tentu
buku ini tidak final, terutama sekali dalam gaya bahasa dan tata
penyajiannya. Oleh sebab itu kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga buku ini bisa dicetak, dan kepada siapa saja
yang sempat membaca kemudian memberikan saran perbaikan,
kami ucapkan banyak terima kasih.

Semoga upaya ini menjadi bagian dari darma bhakti kita kepada
remaja dan masyarakat Indonesia secara keseluruhan serta
menjadi bagian dari amal ibadah kita kepada Allah SWT.

Jakarta, November 2008


Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi, BKKBN

Dr. H. Muhammad Basir Palu, Sp.A, MH.A

ii
SAMBUTAN

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa, dan berkat rahmat serta karuniaNya, buku Keterampilan
Hidup (Life Skills Education) ini dapat diterbitkan. Kami
menyambut dengan gembira atas diterbitkannya buku ini.
Diharapkan buku ini menjadi buku bacaan bagi remaja, pembina
dan pengelola program KRR di seluruh Indonesia.

Dalam buku ini diuraikan tentang konteks kenapa Keterampilan


Hidup diperlukan dalam program KRR. Materi Keterampilan Hidup
yang diuraikan dalam buku ini terdiri dari empat Keterampilan Hidup
yang diperlukan oleh remaja, sebagai keterampilan yang dapat
digunakan dalam menghadapi berbagai tantangan dan resiko
kehidupan yang ada disekitarnya. Khususnya resiko yang berkaitan
dengan TRIAD KRR. Ke empat keterampilan tersebut Keterampilan
Fisik, Keterampilan Mental, Keterampilan Emosional dan
Keterampilan Spiritual. Ke empat keterampilan ini diuraikan dengan
berbagai nama topik seperti yang bisa dilihat dalam daftar isi.

Buku Keterampilan Hidup ini merupakan materi baru yang menjadi


tambahan dan pengayaan serta sebagai bagian dari keseluruhan
materi KRR yang ada. Sifat penyajian materi Keterampilan Hidup
adalah dalam bentuk narasi, yang diharapkan sebagai rujukan
dari kegiatan-kegiatan Pendidikan KRR oleh Pendidik Sebaya dan
konseling KRR oleh Konselor Sebaya.

Untuk kepentingan pelatihan baik bagi pembina dan pengelola


program KRR maupun pengelola PIK-KRR, buku Keterampilan
Hidup ini perlu dikembangkan menjadi Modul dan Kurikulum
Pelatihan Keterampilan Hidup.

iii
Akhirnya kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang terlibat dalam proses penyiapan materi
ini. Semoga apa yang telah dilakukan dapat bermanfaat bagi
generasi yang akan datang.

Jakarta, November 2008


Kelapa BKKBN

Dr. Sugiri Syarief, MPA

iv
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................... i


SAMBUTAN ............................................................... iii
DAFTAR ISI .............................................................. v
BAB I PENDAHULUAN ............................................ 1
A. Remaja dan Permasalahannya .......................... 1
B. Pengertian Keterampilan Hidup (Life Skills)......... 2
C. Perlunya Keterampilan Hidup dalam
Kesehatan Reproduksi Remaja........................... 5
D. Tujuan Mempelajari Materi Keterampilan Hidup
dalam Program Kesehatan Reproduksi Remaja..... 7

BAB II KETERAMPILAN HIDUP (LIFE SKILLS)


DALAM PROGRAM KRR ................................. 9
A. Keterampilan Fisik : Menyeimbangkan antara
Nutrisi, Olah Raga dan Istirahat ........................ 9
1. Keterampilan Memahami Tubuh Sendiri ........ 9
2. Keterampilan Berkomunikasi dengan
Tubuh Sendiri............................................ 12
3. Keterampilan Mengatur Pola Makan............... 18
4. Keterampilan Berolah Raga yang Murah
dan Sehat ................................................ 21
5. Keterampilan Mengelola Tidur untuk Terapi
Kesehatan ................................................ 28

v
B. Keterampilan Mental: Berfikir Positif .................. 29
1. Keterampilan Mempercayai dan
Menghargai Diri ........................................ 29
2. Keterampilan Berpikir Positif ....................... 32
3. Keterampilan Mengatasi Stress .................... 34
4. Keterampilan Mengambil Keputusan dan
Memecahkan Masalah ................................ 39
C. Keterampilan Emosional: Berkomunikasi
secara Efektif ................................................. 40
1. Keterampilan Bersikap Tegas (Asertif) .......... 40
2. Keterampilan Berkomunikasi dengan
orang lain (Komunikasi Interpersonal) .......... 44
D. Keterampilan Spiritual: Bersyukur dan Berdoa .... 54
1. Keterampilan Memahami Kehidupan
Spiritual ................................................... 54
2. Keterampilan Menyadari Kehidupan
Spiritual ................................................... 55
3. Keterampilan Melaksanakan Kehidupan
Spiritual ................................................... 55

BAB III PENUTUP ..................................................... 63


DAFTAR PUSTAKA .................................................... 65

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Remaja dan Permasalahannya

Permasalahan remaja yang ada saat ini sangat kompleks dan


mengkhawatirkan. Berbagai data menunjukkan masih
rendahnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi
yaitu tentang masa subur. Remaja perempuan dan laki-laki usia
15-24 tahun yang mengetahui tentang masa subur mencapai
65% (SDKI 2007) terdapat kenaikan dibanding hasil SKRRI
tahun 2002-2003 sebesar 29% dan 32%. Remaja perempuan
dan laki-laki yang mengetahui risiko kehamilan jika melakukan
hubungan seksual sekali masing-masing mencapai 63 % (SDKI
2007) terdapat kenaikan dibanding hasil SKKRI tahun 2002-
2003 sebesar 49% dan 45%. Hasil penelitian tentang
pengetahuan Penyakit Menular Seksual (PMS) yang dilakukan
di DKI Jakarta oleh LD-UI tahun 2005 menunjukkan bahwa
pengetahuan remaja tentang PMS masih sangat rendah kecuali
mengenai HIV dan AIDS yaitu sekitar 95%, Raja singa sekitar
37%, penyakit kencing nanah 12%, herpes genitalis 3%,
klamida/kandidiasis 2%, Jengger ayam 0,3%.

Transisi kehidupan remaja oleh Bank Dunia dibagi menjadi 5


hal (Youth Five Life Transitions). Transisi kehidupan yang
dimaksud adalah :
1. Melanjutkan sekolah (continue learning)
2. Mencari pekerjaan (start working)

Keterampilan Hidup (Life Skills ) 1


3. Memulai kehidupan berkeluarga (form families)
4. Menjadi anggota masyarakat (exercise citizenship)
5. Mempraktekan hidup sehat (practice healthy life)

Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke


masa dewasa. Kehidupan remaja merupakan kehidupan yang
sangat menentukan bagi kehidupan remaja selanjutnya. Masa
remaja seperti ini oleh Bank Dunia disebut sebagai masa
transisi kehidupan remaja.
Transisi kehidupan remaja
Program KRR berkaitan oleh Bank Dunia dibagi
dengan bidang kehidupan menjadi 5 hal (Youth Five Life
yang kelima dari transisi Transitions). Transisi
kehidupan remaja dimaksud. kehidupan yang dimaksud
Empat bidang kehidupan adalah :
yang lainnya yang akan 1. Melanjutkan sekolah
(continue learning)
dimasuki oleh remaja sangat
2. Mencari pekerjaan (start
ditentukan oleh berhasil
working)
tidaknya remaja memprak-
3. Memulai kehidupan
tekan kehidupan yang sehat. berkeluarga (form
Dengan kata lain apabila families)
remaja gagal berperilaku 4. Menjadi anggota
sehat maka kemungkinan masyarakat (exercise
besar remaja yang citizenship)
bersangkutan akan gagal 5. Mempraktekan hidup sehat
pada empat bidang (practice healthy life)
kehidupan yang lain.

B. Pengertian Keterampilan Hidup (Life Skills)

Keterampilan Hidup yang sering juga disebut kecakapan hidup


adalah berbagai ketrampilan atau kemampuan untuk dapat
berperilaku positif dan beradaptasi dengan lingkungan, yang
memungkinkan seseorang mampu menghadapi berbagai
tuntutan dan tantangan dalam hidupnya sehari-hari secara

2 Keterampilan Hidup (Life Skills )


efektif. Dari definisi sederhana tersebut, ketrampilan-
ketrampilan yang dapat digolongkan ke dalam ketrampilan
hidup sangat beragam tergantung pada situasi dan kondisi
maupun budaya masyarakat setempat (DEPDIKNAS, 2002).

Dalam Undang-Undang Pendidikan Nasional No. 20/2003 pasal


26 ayat 3 disebutkan bahwa Life Skills Education (LSE)
digolongkan sebagai pendidikan non formal, yang memberikan
keterampilan personal, sosial, intelektual dan vokasional untuk
mampu hidup dan bekerja secara mandiri.

LIFE SKILLS
(KETERAMPILAN HIDUP)
Kesadaran diri
(self awareness)
Keterampilan personal Keterampilan
(personal skills) berfikir
Keterampilan umum
(general life skills) (thinking skills)
Komunikasi
Keterampilan Keterampilan sosial
Hidup (social skills)
Kerjasama
(Life skills)
Keterampilan akademik
(academic skills)
Keterampilan khusus
(specific life skills)

Keterampilan kejuruan
(vocational skills)

(Manual dan Modul LSE, Unika Atma Jaya,2008).

Ketrampilan Hidup menurut skema diatas terdiri dari dua


ketrampilan, yaitu Ketrampilan Hidup Umum dan Ketrampilan
Hidup Khusus. Keterampilan Hidup Umum adalah sikap dan
perilaku positif dalam menghadapi berbagai tuntutan dan
tantangan hidup sehari-hari. Keterampilan tersebut
menyangkut kemampuan individual: seperti kesadaran akan
diri sendiri dan kemampuan berpikir; dan keterampilan sosial;

Keterampilan Hidup (Life Skills ) 3


yaitu keterampilan berkomunikasi dan bekerjasama dengan
orang lain di lingkungannya.

Sedangkan Keterampilan Hidup Khusus mengacu pada


kemampuan Akademis dan kemampuan Kejuruan. Keterampilan
Khusus ini biasanya berupa kemampuan akademis ataupun teknis,
yang berkaitan dengan manajemen, wiraswasta, pengelolaan
keuangan, pertukangan, dan lain-lain.

Menurut WHO, Life Skills adalah kemampuan perilaku positif


dan adaptif yang mendukung seseorang untuk secara efektif
mengatasi tuntutan dan tantangan, selama hidupnya. UNICEF
mendefinisikan Life Skills sebagai sesuatu yang lebih detail
lagi dengan menggunakan tambahan Life Skill-based
Education. Keterampilan Hidup yang dimaksud menurut WHO,
terdiri dari :
1. Keterampilan memecahkan masalah
2. Keterampilan berpikir kritis
3. Keterampilan mengambil keputusan
4. Keterampilan berpikir kreatif
5. Keterampilan komunikasi interpersonal
6. Keterampilan bernegosiasi
7. Keterampilan mengembangkan kesadaran diri
8. Keterampilan berempati
9. Keterampilan mengatasi stress dan emosi

Keterampilan Hidup bila diajarkan kepada remaja-remaja


Indonesia, maka berbagai permasalahan yang dihadapi oleh
remaja saat ini, seperti penyalahgunaan narkoba, seks bebas
hingga HIV/AIDS, akan dapat diatasi dengan lebih effektif.

4 Keterampilan Hidup (Life Skills )


C. Perlunya Keterampilan Hidup Dalam Kesehatan
Reproduksi Remaja

Masalah yang dihadapi remaja Indonesia dewasa ini lebih


kompleks dibanding generasi-generasi sebelumnya. Masalah-
masalah remaja yang dihadapi saat ini, misalnya
meningkatnya jumlah remaja dengan HIV dan AIDS, Infeksi
Menular Seksual (IMS), kehamilan tak diharapkan (KTD), dan
penyalahgunaan NAPZA.

Jika Keterampilan Hidup sebagai keterampilan yang


dibutuhkan agar manusia (remaja) bisa tumbuh dan
berkembang dengan baik, maka seharusnya konsep
Ketrampilan Hidup harus mencakup kemampuan seseorang
untuk bisa hidup, tumbuh dan berkembang secara fisik,
mental, emosional dan spiritual. Keterampilan Hidup dengan
konsep seperti ini perlu diberikan dan dipelajari oleh remaja
untuk bisa tumbuh dan berkembang serta dapat melindungi
dirinya dari berbagai resiko dan tantangan hidup yang
dihadapinya, termasuk resiko TRIAD dalam program KRR.
Dengan kata lain konsep
Ketrampilan Hidup dalam Keterampilan Hidup bila
diajarkan kepada remaja-
program KRR, yang diuraikan
remaja Indonesia, maka
dalam buku ini jauh lebih luas
berbagai permasalahan yang
dari konsep Keterampilan
dihadapi oleh remaja saat ini,
Hidup seperti yang seperti penyalahgunaan
dikembangkan oleh narkoba, seks bebas hingga
Departemen Pendidikan HIV/AIDS, akan dapat diatasi
Nasional tersebut di atas. dengan lebih effektif.
Konsep Keterampilan Hidup
dalam program KRR mencakup Keterampilan Fisik,
Keterampilan Mental, Keterampilan Emosional dan
Keterampilan Spritual. Keempat keterampilan ini sebagai
sistem saling mempengaruhi satu sama lain. Remaja dengan
Keterampilan Fisik yang seimbang akan melahirkan

Keterampilan Hidup (Life Skills ) 5


Keterampilan Mental (Pikiran) yang positif. Selanjutnya
Keterampilan Mental yang positif akan menghasilkan
Keterampilan Emosional (Komunikasi Interpersonal) yang
efektif. Pada akhirnya Keterampilan Emosional yang efektif
akan mendatangkan Keterampilan Spiritual yang utuh. Seperti
digambarkan dalam skema sistem berikut ini:

4 Keterampilan Hidup
4 Keterampilan Hidup Sebagai
SebagaiSistem
sistem

Keterampilan Mental

Keterampilan Fisik Keterampilan Emosional

Keterampilan Spiritual

Keempat Keterampilan Hidup tersebut dalam buku ini diuraikan


menjadi topik-topik Keterampilan sebagai berikut:
1. Menjaga kesehatan fisik
2. Mempercayai Diri dan Menghargai Diri Sendiri
3. Berkomunikasi dengan Orang Lain (Komunikasi
Interpersonal)
4. Bersikap Tegas (Asertif)
5. Berpikir Positif
6. Mengatasi Stress (Coping Skills)
7. Mengambil Keputusan dan Memecahkan Masalah
8. Mempraktekan Kehidupan Spiritual

6 Keterampilan Hidup (Life Skills )


D. Tujuan Mempelajari Materi Keterampilan Hidup
dalam Program Kesehatan Reproduksi Remaja.
1. Tujuan Umum
Tujuan mempelajari materi Keterampilan Hidup dalam
program KRR adalah untuk meningkatkan pengetahuan,
sikap dan perilaku remaja tentang Pendidikan
Keterampilan Hidup untuk dipraktekan agar bisa tumbuh
dan berkembang secara optimal, serta dapat dipergunakan
dalam mengatasi resiko TRIAD KRR dan tantangan hidup
lainnya dalam rangka mewujudkan Tegar Remaja menuju
Keluarga Kecil, Bahagia Sejahtera.
Tegar Remaja adalah remaja-remaja yang menunda usia
pernikahan, berperilaku sehat, terhindar dari resiko
Seksualitas, Napza, HIV dan AIDS, ,bercita-cita
mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera dan
menjadi contoh, model, idola dan sumber informasi bagi
teman sebayanya.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus mempelajari Pendidikan Ketrampilan Hidup
adalah untuk meningkat pengetahuan,sikap dan
ketrampilan remaja tentang Ketrampilan Hidup dalam
program KRR yang terdiri dari ketrampilan-ketrampilan:
a. Menjaga Kesehatan Fisik
b. Mempercayai dan Menghargai Diri Sendiri
c. Berkomunikasi dengan Orang Lain (Komunikasi
Interpersonal)
d. Bersikap Tegas (Asertif)
e. Berpikir Positif
f. Mengatasi Stress (Coping Skills)
g. Mengambil Keputusan dan Memecahkan Masalah
h. Mempraktekan Kehidupan Spiritual

Keterampilan Hidup (Life Skills ) 7


BAB II
KETERAMPILAN HIDUP (LIFE SKILLS )
DALAM PROGRAM KRR

A. Keterampilan Fisik: Menyeimbangkan antara


Nutrisi, Olah Raga dan Istirahat.

1. Keterampilan Memahami Tubuh Sendiri

Kecerdasan fisik adalah kemampuan seseorang yang


ditunjukkan secara fisik, seperti melihat, bersuara, mencium,
merasa, menyentuh dan bergerak. Kecerdasan fisik ditandai
dengan adanya kekuatan, fleksibilitas dan ketahanan fisik.
Kekuatan, fleksibilitas dan
ketahanan fisik, Kita semua tahu, “pencegahan
ditentukan oleh adanya merupakan dokter yang terbaik
keseimbangan antara dan termurah”, dan pencegahan
makanan (nutrisi), hanya bisa dilakukan oleh kita
olahraga dan istirahat. si pemilik tubuh, bukan oleh
Ketrampilan fisik adalah dokter dan obat.
kemampuan seseorang
(remaja) untuk memilih makanan, berolahraga dan
beristirahat secara seimbang. Keterampilan fisik dalam
program KRR, akan diuraikan dalam topik-topik sebagai
berikut:
a) Memahami Tubuh Sendiri
b) Berkomunikasi Dengan Gejala Tubuh.
c) Mengatur Pola Makan.
d) Olah Raga Murah dan Sehat
e) Tidur Sebagai Terapi Kesehatan

Keterampilan Hidup (Life Skills ) 9


Kita menganggap bahwa sehat itu identik dengan obat dan
dokter Berbagai iklan di media massa yang mempromosikan
obat-obatan, banyak memberikan informasi yang tidak
mendidik, bahkan merusak pola pikir dan paradigma hidup
sehat, serta meracuni pola pikir kita yang semakin hari
semakin jauh dari makna sehat yang hakiki. Dampaknya kita
tidak tahu bagaimana mencegah penyakit. Kita semua tahu,
“pencegahan merupakan dokter yang terbaik dan termurah”,
dan pencegahan hanya bisa dilakukan oleh kita si pemilik
tubuh, bukan oleh dokter dan obat. Semakin buruknya
pemahaman sehat pada masyarakat, dibuktikan dengan
semakin rentannya masyarakat terhadap berbagai penyakit,
bahkan lebih memprihatinkan, berbagai wabah penyakit yang
muncul akhir akhir ini jauh lebih sering dan lebih dahsyat
dibanding 30 tahun yang lalu.

Seperti halnya dunia, tubuh kita pun bagaikan dunia yang


begitu luas. Jumlah penduduk dunia ini sekarang sudah
mencapai lebih kurang 6.000.000.000 (enam milyar) jiwa.
Dalam tubuh seorang bayi yang masih dalam rahim seorang
ibu menjelang kelahirannya, sudah memiliki jumlah sel
sebanyak dua triliun sel. Pada orang dewasa jumlah selnya
bisa mencapai 100.000.000.000.000 (seratus triliun) sel.
Masing-masing sel bekerja secara sinergis sesuai dengan
fungsinya.

Sel-sel dalam tubuh kita pun dilengkapi dengan sebuah sensor


super canggih untuk mengetahui sel mana yang diperlukan
tubuh dan mana yang tidak. Mana sel yang memang
dikehendaki pertumbuhannya dan mana yang tidak. Mana
sel normal dan mana sel yang tidak normal (seperti sel
kanker). Sel tubuh kita, memiliki pabrik mutakhir yang
menghasilkan aneka ragam produk. Ibarat sebuah pabrik,
untuk menghasilkan produk jadi harus ada bahan baku, dan
kualitas produk jadi sangat ditentukan oleh kualitas bahan

10 Keterampilan Hidup (Life Skills )


baku. Maka makanan dengan mutu terbaik akan menghasilkan
kualitas sel terbaik.
Apabila kualitas lemak yang
Didalam sel terdapat juga kita makan jelek akan
sistem pertahanan keamanan menghasilkan kualitas
yang diatur secara sistematis pembungkus sel yang jelek
(tidak bermutu). Bila
dengan sistem komando pusat
kualitas pembungkus sel
pemerintahan yang sangat
jelek, itu akan mempengaruhi
hebat, yang dilengkapi
daya kerja sel-sel dalam
berbagai sensor yang super
melakukan fungsinya. Bila
canggih, guna menjaga hal ini tidak segera
stabilitas keamanan diperbaiki, akan jadi pemicu
lingkungannya dari berbagai penurunan daya tahan tubuh
ancaman yang datang dari yang memacu pada
luar. Sel memiliki sistim munculnya berbagai
pertahanan keamanan yang penyakit.
canggih, dilengkapi sistem
sensor yang serba otomatis. Ada sekitar seratus triliun sel
dalam tubuh seorang dewasa, yang digolongkan kedalam lebih
dari 200 jenis kelompok sel dengan bentuk yang beraneka
ragam. Lemak dan protein merupakan dua zat utama yang
membentuk selaput sel. Dari segi jumlah molekulnya, yang
terbanyak adalah molekul lemak, dengan perbandingan satu
molekul protein untuk setiap 50 molekul protein lemak
(fosfolipida). Tapi dari segi volume, protein bisa sama
banyaknya dengan lemak. Jumlah protein dalam selaput sel
tergantung pada fungsi khusus selaput sel tersebut.

Kemampuan setiap pembungkus sel dalam melakukan fungsi


dan tugasnya sangat ditentukan oleh jenis lemak yang
membentuknya. Jenis lemak yang jelek, akan membuatnya
sangat kaku dan tidak efektif dalam melakukan fungsi dan
tugasnya. Tentunya lemak yang dipakai sebagai bahan baku
untuk membuat selaput sel adalah dari lemak yang kita
makan. Apabila kualitas lemak yang kita makan jelek akan

Keterampilan Hidup (Life Skills ) 11


menghasilkan kualitas pembungkus sel yang jelek (tidak
bermutu). Bila kualitas pembungkus sel jelek, itu akan
mempengaruhi daya kerja sel-sel dalam melakukan fungsinya.
Bila hal ini tidak segera diperbaiki, akan jadi pemicu penurunan
daya tahan tubuh yang memacu pada munculnya berbagai
penyakit.

2. Keterampilan Berkomunikasi dengan Tubuh Sendiri

Jadilah dokter bagi tubuh kita Coba kita renungkan,


sendiri. Komunikasi yang terjalin bagaimana mungkin tubuh
baik dan sangat rapi antara sel kita akan terpelihara dengan
yang satu dengan yang lainnya baik, jika antara kita si
menghasilkan mekanisme tubuh pemilik tubuh dan tubuh itu
yang begitu menakjubkan. Coba sendiri tidak terjalin
kita renungkan, bagaimana komunikasi dengan baik ?
mungkin tubuh kita akan Semakin kita tahu bahasa
terpelihara dengan baik, jika tubuh kita, semakin baik
antara kita si pemilik tubuh dan pula komunikasi yang
tubuh itu sendiri tidak terjalin terjalin antara kita dan
komunikasi dengan baik ? tubuh kita. Kapan pun
Semakin kita tahu bahasa tubuh tubuh kita “berbicara”
kita, semakin baik pula dengan kita melalui
komunikasi yang terjalin antara bahasanya, tentu kita akan
kita dan tubuh kita. Kapan pun meresponnya sebaik dan
tubuh kita “berbicara” dengan sesegera mungkin.
kita melalui bahasanya, tentu
kita akan meresponnya sebaik dan sesegera mungkin.

Sakit kepala atau pusing karena tekanan darah tinggi yang


naik tentu akan berbeda pendekatannya dengan sakit kepala
atau pusing yang disebabkan kadar gula darah yang turun
drastis. Begitupun pusing karena kurang tidur akan sangat
berbeda sekali pendekatannya dengan pusing karena “banyak
utang”, misalnya. Perlu dipahami bahwa pusing umumnya

12 Keterampilan Hidup (Life Skills )


hanya dampak dari penyakit lain. Hampir 75%nya pusing atau
sakit kepala disebabkan oleh gangguan pencernaan.
Sesungguhnya sangatlah tidak bijak kalau kita cuma meredam
rasa sakit kepala dengan berbagai obat dan bukan mengobati
sumbernya.

Tubuh selalu memberi kita signal agar seluruh aktivitas kita


sesuai dengan yang tubuh inginkan, sebagai contoh:
1) Rasa Lapar
Rasa lapar merupakan signal positif tubuh yang member
informasi kepada kita bahwa mesin pengolahan makanan
kita sudah kosong dan siap diisi lagi. Sebaiknya makan itu
tidak dengan acuan jam, tetapi dengan acuan rasa lapar.
Sangat banyak kebiasaan orang makan sebelum lapar,
makan dengan patokan jam, dan sangat banyak pula orang
menunda-nunda waktu makan ketika signalnya sudah
muncul, yang berefek pada meningkatnya asam lambung
dan mengganggu keseimbangan sistem pencernaan kita.
Akhirnya muncul penyakit seperti gastritis atau gastric ulcer
(radang atau luka tukak lambung).
2) Rasa Haus
Rasa haus merupakan signal positif tubuh. Tubuh meminta
kita agar menambah cadangan air dalam tubuh kita.
Mayoritas kita tidak tahu kapan sebaiknya kita minum.
Berapa banyak tubuh membutuhkan air dalam satu hari?
3) Rasa Ngantuk
Rasa ngantuk merupakan signal positif tubuh. Tubuh
memohon agar kita segera menidurkannya atau
mengistirahatkannya. Betapa banyak orang memaksakan
tubuhnya untuk tetap terjaga dengan berbagai tonik dan
obat-obatan untuk memacu tetap segar, ketika signal
positif rasa kantuk muncul, padahal itu memperbudak
tubuhnya sendiri dengan memaksa proses alami tubuh.

Keterampilan Hidup (Life Skills ) 13


4) Rasa Lelah
Rasa lelah merupakan signal positif tubuh, yang
mungkin kita sudah memaksa tubuh bekerja berlebihan,
menguras fisik dan pikiran, dan tubuh berharap kita
mengistirahatkannya, agar energi kita segera pulih
seperti sedia kala. Berbagai minuman energi drink yang
banyak dipasaran, hanya akan memaksa tubuh tetap
segar sesaat yang dipaksakan dan akan berefek
terganggunya sistem keseimbangan tubuh dan penyakit.
5) Rasa Mual
Rasa mual merupakan signal positif tubuh yang tidak boleh
diredam dengan berbagai obat anti mual. Rasa mual
mengindikasikan mesin pengolahan makanan kita sedang
rusak atau bermasalah bahkan mungkin banyak penumpukan
toksi atau racun di organ pencernaan, yang membuat kita
harus bijak melakukan pembersihan atau detoksifikasi. Tugas
kita segera memperbaiki dan mengistirahatkannya dengan
hanya memberi makanan yang sangat ringan dicerna dan
memiliki efek cleansing atau pembersihan, seperti berbagai
jus buah-buahan dan sayur-sayuran yang sesuai kebutuhan
tubuh dan gejalanya. (Jenis makanan harus disesuaikan
dengan faktor penyebab gejala mualnya)
6) Rasa Sakit
Rasa sakit bukan penyakit, tapi efek yang ditimbulkan
oleh penyakit. Oleh karena itu seharusnya kita tidak boleh
begitu saja meredam rasa sakit dengan berbagai obat-
obatan analgetik, kecuali terpaksa karena rasa sakit yang
sangat hebat dan tidak bisa ditahan. Kebiasaan meredam
rasa sakit dengan berbagai obat-obatan hanya akan
memperbudak tubuh kita dan justru akan semakin
mempersulit kita untuk mencari sumber kerusakan tubuh
penyebab rasa sakit. Cara-cara ini hanya akan
memperburuk tubuh kita ketimbang memperbaikinya.

14 Keterampilan Hidup (Life Skills )


Walaupun untuk sementara waktu ketika obat dimakan
rasa sakitnya berkurang atau hilang, tetapi itu perbaikan
semu yang dipaksakan.
a) Demam
Demam tidak selalu indikasi penyakit, tetapi itu
seringkali reaksi positif tubuh. Demam bisa jadi
indikator adanya infeksi dalam tubuh, atau reaksi
positif tubuh karena terjadi penumpukan toksin/racun
dalam sistem tubuh kita, sehingga tubuh harus
menghasilkan ekstra panas dengan peningkatan suhu
tubuh guna membakar/menetralisasi kelebihan toksin
yang harus dibuang, yang tidak bisa diproses dengan
suhu normal tubuh. Tugas kita adalah memberikan
ekstra cairan pada tubuh kita (banyak minum), agar
keseimbangan cairan dalam tubuh tetap terjaga, karena
ketika naiknya suhun tubuh atau demam, tubuh
melakukan pembakaran cairan lebih cepat dari biasanya.
(Obat penurun panas hanya boleh diberikan bila suhu
tubuh/demam tidak terkontrol dengan pemberian ekstra
cairan (banyak minum) dan kompres lokal).
b) Diare
Diare merupakan signal positif yang tidak boleh distop
dengan obat. Ini seringkali menjadi indikasi kalau
sudah terjadi penumpukan toksin dalam sistem
pencernaan kita. Umumnya diare muncul kalau kita
salah makan, makan-makanan sembarangan yang
tidak higienis atau kelebihan makan alias kekenyangan
dengan berbagai jenis makanan yang tidak sinergis
satu sama lain yang masuk bersamaan dalam satu
waktu. Tugas kita adalah menyetop semua makanan
yang masuk agar akumulasi bakteri penyebab diare
bias dihentikan, dan menggantikannya dengan cairan
yang banyak (seperti banyak minum air madu hangat
atau air kelapa muda).

Keterampilan Hidup (Life Skills ) 15


c) Konstipasi (Sulit Buang Air Besar)
Perlu kita sadari bahwa sulit buang air besar bagian
dari penyakit dan penyebab berbagai penyakit termasuk
berbagai penyakit infeksi. Buang air besar yang normal
2 kali sehari tanpa kesulitan, sedangkan hampir separo
penduduk dunia punya masalah sulit buang air besar,
khususnya kaum wanita. Konstipasi merupakan cara
tubuh memberi tahu kita, kalau keseimbangan bakteri
positif dalam usus kita sedang terganggu, dan bukan
hanya itu, tubuh juga memberi tahu kalau itu dampak
dari pola makan yang salah dan tidak seimbang.
Begitupun tindakan kita terhadap tubuh kita. Signal apapun
yang tubuh berikan kepada kita, apakah itu rasa mual, diare,
konstipasi, lapar, ngantuk, letih dan lesu ataupun rasa sakit
merupakan signal positif dan cara tubuh berkomunikasi
dengan kita pemilik tubuh. Tentu kita akan segera
meresponnya dengan mencari penyebab signal dan
ketidaknyamanan tubuh kita. Setelah kita menemukan apa
penyebabnya sudah pasti kita dapat mengambil langkah-
langkah yang tepat untuk mengatasinya.
Semua gejala itu adalah bagian dari signal positif tubuh
dan cara tubuh berkomunikasi dengan kita si pemilik tubuh.
Cara tubuh menyampaikan keluhannya. Cara tubuh
menyampaikan informasi bila sudah mulai ada kerusakan
sekecil apapun, sebelum dokter dengan peralatan
canggihnya bisa mendeteksi. Tetapi sayang, kita
menganggap semua itu signal negatif, yang harus segera
ditekan dengan berbagai obat-obatan yang paliatif (diredam
gejalanya sedang sumbernya dibiarkan berkembang). Cara-
cara itu, lebih banyak memperbudak tubuh kita dari pada
mengobati atau memperbaikinya.

Sebagai kesimpulan, ketika tubuh mengeluh dengan berbagai


gejalanya, itu bisa memiliki banyak makna:

16 Keterampilan Hidup (Life Skills )


♦ Gejala penyakit merupakan cara tubuh memohon
perhatian si pemilik tubuh untuk melakukan satu
perbaikan nyata, pada saat tubuh sedang tidak mampu
melakukan tugas rutinnya.
♦ Gejala penyakit merupakan cara tubuh memohon untuk
diberi makan (nutrisi seimbang) sesuai kebutuhannya.
♦ Gejala penyakit merupakan cara tubuh memohon
pembersihan dari penumpukan toksik atau racun
(detoksifikasi).
♦ Gejala penyakit merupakan cara tubuh menuntut haknya
yang barang kali sering kita lupakan, seperti kita makan
lebih banyak kita mengikuti selera lidah ketimbang selera
tubuh.

Mungkin ada saatnya tubuh menyuruh kita untuk


memperhatikan makanan apa yang masuk ke dalam tubuh
kita. Ada saatnya tubuh meminta kita untuk mengistirahakan
dari rutinitasnya dan ada saatnya tubuhpun menyuruh kita
untuk membersihkan atau
detok-sifikasi. Semakin baik Mungkin ada saatnya tubuh
komunikasi tubuh dengan menyuruh kita untuk
kita, maka akan semakin memperhatikan makanan apa
yang masuk ke dalam tubuh
baik pula kerjasama yang
kita. Ada saatnya tubuh
terjalin antara kita si
meminta kita untuk
pemilik tubuh dan tubuh itu
mengistirahatkan dari
sendiri. Dengan kerjasama rutinitasnya dan ada saatnya
yang baik, maka sehat pun tubuhpun menyuruh kita
bukanlah satu hal yang sulit untuk membersihkan atau
kita capai. detoksifikasi. Semakin baik
komunikasi tubuh dengan
Setelah kita bisa belajar, kita, maka akan semakin
paham, serta mengerti baik pula kerjasama yang
bahasa tubuh, isyarat apa terjalin antara kita si pemilik
pun yang tubuh berikan, tubuh dan tubuh itu sendiri.

Keterampilan Hidup (Life Skills ) 17


kita akan bisa menanggapinya sesegera mungkin dengan
pendekatan dan langkah yang bijak. Ada kalanya kita pusing
atau sakit kepala, namun jika kita bijak pada tubuh, maka
kita tentu tidak akan segera mencari obat untuk antinya, tapi
akan segera dan secepat mungkin mencari sumber dan
penyebabnya.

3. Keterampilan Mengatur Pola Makan

Sehat dimulai dari apa yang kita makan. Tubuh yang sehat
merupakan dambaan semua orang. Tubuh yang sehat
merupakan harta yang tak ternilai harganya. Tidak sedikit
orang yang menginginkan tubuhnya sehat namun hanya
berpangku tangan dan berangan-angan saja. Tidak mau dan
tidak berusaha bagaimana agar tubuhnya tertap sehat dan
tidak sakit. Bahkan, sebagian besar dari mereka tidak
mengetahui apa makna sehat, dan dari mana sehat itu
berawal. Dari mana sehat itu berawal ? Sehat berawal dan
dimulai dari dapur rumah kita.

Tidak sedikit dari kita yang menghabiskan biaya begitu besar


hanya untuk mempercantik dan memperindah dapurnya.
Namun, sangat sedikit sekali atau mungkin bisa dikatakan
tidak ada, orang berfikir tentang makanan dan minuman sehat
apa yang akan dibuat di dapur rumahnya. Kebanyakan dari
kita berfikir makanan enak apa yang akan di buat di dapur
kita. Ironis sekali rasanya, kalau kita hanya berfikir tentang
bagaimana mempercantik dan memperindah dapur kita, tanpa
berfikir makanan sehat apa yang akan dihasilkan dari
dapurnya.

Kita perlu mulai berfikir dan berbuat, bagaimana caranya agar


dapat membuat dan menghasilkan makanan yang bukan
hanya enak di lidah tetapi juga sehat dibadan. Tuhan
menciptakan beragam warna, rasa dari buah dan sayur tidak
semata-mata untuk keindahan saja, namun itu semua

18 Keterampilan Hidup (Life Skills )


diciptakan dengan beragam Semakin banyak kita
fungsi dan manfaatnya, serta makan makanan yang
memiliki kandungan nutrisi yang hanya enak dilidah,
berbeda-beda. Semakin banyak namun kaya akan zat-zat
kita makan makanan yang hanya adiktif dan miskin nutrisi,
enak dilidah, namun kaya akan semakin cepat pula tubuh
zat-zat adiktif dan miskin nutrisi, kita menjadi haus atau
rusak. 80 – 90 % dari
semakin cepat pula tubuh kita
berbagai bentuk kanker
menjadi haus atau rusak. 80 –
berkaitan erat dengan
90 % dari berbagai bentuk
makanan yang kita
kanker berkaitan erat dengan konsumsi sehari-hari.
makanan yang kita konsumsi
sehari-hari. Untuk itu, pandai-pandailah kita memilih makan
sehat yang bersifat anti arsinogenik. Semakin banyak kita
makan makanan yang sehat, seperti sayur dan buah organik
yang kaya akan gizi dan sehat, maka makin sehat pula tubuh
kita. Memang tidak mudah dan tidak murah kita mendapatkan
sayur dan buah organik, tapi setidaknya makan sayur dan buah
yang banyak di pasaran, itu masih lebih baik dari pada kita
tidak tidak memakanya sama sekali. Dengan catatan cuci yang
bersih di air yang mengalir agar sisa–sisa dari cemaran
pestisida, herbisida atapun fungsida yang ada bisa hilang. Sekali
lagi ingat bahwa sehat tidaknya satu keluarga tergantung
sejauhmana dapur rumahnya bisa menghasilkan makanan dan
minuman yang bukan hanya enak tapi juga sehat.

Untuk kelangsungan hidupnya manusia membutuhkan


makanan, terutama dengan makanan bergizi seimbang. Zat-
zat gizi utama yang terkandung pada makanan adalah protein,
karbohidrat, asam lemak esensial, vitamin, mineral, dan air.
a. Karbohidrat
Karbohidrat dianjurkan 60% dari total kalori dalam sehari.
Diperoleh dari nasi, jagung, gandum, tepung terigu, sagu,
roti, bihun, kentang, pasta, ubi, dan singkong.

Keterampilan Hidup (Life Skills ) 19


b. Protein
Makan yang baik dan benar
Protein dibutuhkan berkisar akan menentukan kwalitas
antara 20 – 50% dari total dan masa depan tubuh kita.
kalori yang diperoleh dari Kebanyakan kita makan
kacang kedelai, kacang mengikuti selera lidah (asal
tanah, ikan laut, tawar, enak dan kenyang) dan lupa
daging ayam tanpa kulit, memenuhi hak dan selera
sapi atau kerbo. tubuh.

c. Lemak
Lemak dianjurkan tak lebih dari 25% dari total kalori yang
meliputi lemak hewani dan nabati, misalnya minyak
goreng , mentega, alpukat, kelapa, dsb.
d. Vitamin
Vitamin dapat diperoleh dari
Makan yang baik dan
buah-buahan dan sayur –
benar akan menentukan
sayuran berwarna kurang
kwalitas dan masa depan
lebih 10 % untuk tubuh.
tubuh kita. Kebanyakan
e. Mineral kita makan mengikuti
Mineral dapat diperoleh dari selera lidah (asal enak dan
buah-buahan yang banyak kenyang) dan lupa
mengandung air dan serat memenuhi hak dan selera
tubuh.
sebanyak 10 %.
f. Air
Air dibutuhkan sehingga 50 % dari konsumsi tubuh. Air
dapat diperoleh dari buah-buahan atau masakan berkuah
selain air putih sebanyak 1.5 – 2 liter.

Kebanyakan manusia makan mengikuti selera lidahnya ketimbang


selera tubuhnya. Seperti kata pepatah, kalau kita sayang tubuh
jangan manjakan lidah. Walaupun kebanyak kita makan asal enak
dan kenyang, tetapi harus diingat, Tujuan utama kita makan
adalah Untuk menjaga keseimbangan asam basa darah dan
memberi asupan nutrisi yang lengkap dengan gizi seimbang.

20 Keterampilan Hidup (Life Skills )


Makan yang baik dan benar akan menentukan kwalitas dan
masa depan tubuh kita. Kebanyakan kita makan mengikuti
selera lidah (asal enak dan kenyang) dan lupa memenuhi
hak dan selera tubuh.

Masyarakat Indonesia menganggap yang namanya makan


harus dalam bentuk karbohidrat (nasi, roti, mie, kentang,
dll) dan lauk pauk seperti daging, ikan, ayam, telor. Sedangkan
buah dan sayur hanya dianggap sebagi pelengkap saja, yang
umumnya dimakan dalam porsi yang sangat kecil dan jarang.
Perlu diingat bahwa kebutuhan makan setiap orang akan
berbeda-beda, baik jenis maupun jumlahnya. Kebutuhan
karbohidrat atau protein seorang petani yang banyak
melakukan kerja fisik akan berbeda dengan kebutuhan
karbohidrat atau protein seorang eksekitif yang banyak berfikir
dan banyak duduk dibelakang meja. Begitu pula kebutuhan
makan orang sakit akan sangat berbeda dengan orang sehat,
yang gemuk akan berbeda dengan yang kurus. Maka dari itu,
kita harus belajar memahami tubuh kita dengan bertanya
pada tubuh: siapakah saya,apa pekerjaan saya, berapa berat
badan saya dan apa kebutuhan tubuh saya. Dengan menjawab
pertanyaan diatas kita akan tahu apa dan berapa kebutuhan
tubuh kita dalam setiap porsi makanan yang kita makan.
Dengan kita akan lebih memperlakukan tubuh kita.

4. Keterampilan Berolah Raga Yang Murah dan Sehat

Banyak catatan positif betapa besar manfaat brisk walking


ala Cooper. Tak perlu seberat jogging karena terbukti berjalan
kaki cepat memberi hasil yang sama. Brisk walking yang
dilakukan rutin menurunkan resiko stroke, diabetes,
osteoporosis, hipertensi dan penyakit paru-paru. Berjalan kaki
cepat rata-rata bias menurunkan penyakit menahun sampai
40% (Joann Mansion).

Keterampilan Hidup (Life Skills ) 21


Dengan brisk walking tekanan
Brisk walking yang
darah juga turun, kolesterol dilakukan rutin
baik HDL meningkat, dan menurunkan resiko stroke,
darah tidak saling lengkat, diabetes, osteoporosis,
sehingga risiko penggumpalan hipertensi dan penyakit
darah yang berpotensi paru-paru. Berjalan kaki
menyumbat pembuluh darah, cepat rata-rata bias
menjadi berkurang. Tiga menurunkan penyakit
manfaat ini yang membantu menahun sampai 40%
menurunkan angka serangan (Joann Mansion).
jantung lebih separuhnya.

Angka serangan stroke berkurang dua per lima; berat badan


ikut turun karena gajih dibadan dibakar lebih banyak. Kejadian
diabetes sekurang-kurangnya ditunda, dan bagi yang sudah
diabetes, kegiatan brisk walking menjadi bagian dari terapi juga.
Begitu juga bila hipertensi masih ringan, tanpa intervensi obat
brisk walking mampu mengendalikan tingginya tekanan darah.

Risiko osteoporosis pada usia tua berkurang sepertiga dengan


rutin brisk walking sejak muda. Metabolisme kalsium
membutuhkan juga latihan fisik (low impact) selevel brisk walking
untuk menjaga daur kehidupan tulang (bone remodeling).

Kita tahu berjalan kaki cepat juga menguatkan otot-otot, urat


persendian, selain persendiannya sendiri. Dengan demikian,
kemungkinan terkena radang sendi lantaran pengaruh usia
(osteoarthritis) yang lazim muncul seiring dengan
bertambahnya umur, bias lebih ditekan. Termasukk mereka
yang mengalami depresi (bentuk terbanyak dari stres) brisk
walking dapat ikut menenangkan.

Jangan lupa, brisk walking juga menghadiahkan manfaat kita


terbebas dari ancaman kanker (American Cancer Society).
Sekurang-kurangnya menambah umur 15 persen (Charles
Goodrich).

22 Keterampilan Hidup (Life Skills )


Brisk walking selain (1)
Brisk walking selain (1)
merelaksasikan otot-otot dan merelaksasikan otot-otot
persendian; (2) menggiatkan dan persendian; (2)
kerja pompa jantung; (3) menggiatkan kerja pompa
menderaskan aliran darah jantung; (3) menderaskan
tubuh; (4) membuka pipa- aliran darah tubuh; (4)
pipa pembuluh rambut kapiler membuka pipa-pipa
(collateral) tubuh yang pembuluh rambut kapiler
sedianya menguncup; (5) (collateral) tubuh yang
menambah mekar pengem- sedianya menguncup; (5)
bangan paru-paru; (6) menambah mekar
menggiatkan semua sistem
pengembangan paru-paru;
(6) menggiatkan semua
organ dalaman, termasuk
sistem organ dalaman,
sistem kekebalan tubuh.
termasuk sistem
Manfaat jangka pendek brisk kekebalan tubuh.
walking, sel-sel tubuh
memperoleh seluruh kebutuhan darah, khususnya otak. Berat
otak hanya seperlima puluh dari berat tubuh. Namun
kebutuhan oksigennya seperlima dari kebutuhan tubuh. Untuk
itu jumlah aliran darah ke otak harus mencukupi selain perlu
deras. Dan, itu hanya mungkin dikerjakan bila jantung kuat
memompa.

Organ tubuh yang cukup terpasok darah (pembawa nutrisi


dan oksigen), akan bugar dan tidak layu. Termasuk kulit dan
bagian-bagian ujung tubuh. Jantung yang terlatih yang selalu
efisien dalam memompa darah.

Manfaat jangka panjang brisk walking, seluruh faktor risiko


terkena penyakit orang modern bisa ditekan, jantung terlatih
tetap kuat dan stabil memompa darah, organ-organ yang
kecukupan darah akan memutar mesin tubuh sehingga
senantiasa berputar lancar. Dengan demikian, penyakit yang
terjadi sebab gangguan fungsi organ tidak perlu muncul.

Keterampilan Hidup (Life Skills ) 23


Seperti sudah disebut diatas, brisk walking dapat bertindak
sebagai bagian dari terapi. Termasuk untuk hipertensi,
mengurangi perlengketan
Manfaat jangka panjang
darah, diabetes, osteoporosis,
brisk walking, seluruh faktor
depresi, kegemukan, untuk
risiko terkena penyakit orang
menyebut beberapa.
modern bisa ditekan, jantung
terlatih tetap kuat dan stabil
Boleh dikatakan semua jenis
memompa darah, organ-organ
penyakit gangguan fungsi,
yang kecukupan darah akan
seperti gangguan haid,
memutar mesin tubuh
fertigo, sembelit dan sebagian sehingga senantiasa berputar
gangguan pencernaan, dapat lancar. Dengan demikian,
ditolong oleh latihan paling penyakit yang terjadi sebab
moderat bernama brisk gangguan funsi organ tidak
walking. perlu muncul.

Keadaan aliran darah yang kurang lancar juga bagian dari


masalah kesehatan rata-rata orang modern. Orang-orang yang
gaya hiduonya kurang gerak (sedentarian). Kurang bergerak
yang menjadikan daya pompa jantung kurang optimal
sehingga aliran darah didalam tubuh tidak deras, tidak pula
lancar.

Itu berarti sirkulasi darah yang berukuran mikro


(mikrocirculation) tidak terisi penuh. Peredaran darah
mikrosirkulasi yang acap menjadi pokok masalah gangguan
tubuh orang modern. Bila mikrosirkulasi bermasalah, tidak
semua sel tubuh mendapat pasokan darah yang cukup.

Pembuluh darah tubuh, yang besar maupun yang kecil,


semakin bertambah keras dan kaku seiring bertambahnya
umur. Namun, kendati pipa pembuluh darah menjadi keras
dan kaku, dan belum terbentuk “karang lemak” (akibat lemak
darah meninggi) pun, aliran darah tubuh terancap lamban
bila pemompaan jantung lemah. Apalagi bila pembuluh darah
sudah keras, kaku, dan “berkarat lemak”.

24 Keterampilan Hidup (Life Skills )


Bila aliran darah tubuh melemah, berarti sel-sel tubuh,
terutama dibagian yang ujung-ujung tubuh, sudah kurang
penuh terpasok darah. Terlebih jika pipa pembulu darah sudah
mulai tersumbat. Aliran darah akan bertambah lemah lagi
kalau tenaga jantung memompa sudah mengendor. Ini terjadi
kalau jantung sudah membengkak (decompensatio cordis).
Jantung membengkak akibat hipertensi lama, pernah
terserang jantung koroner, punya kelainan katup jantung, atau
mengidap kelainan jantung bawaan.

Pentingnya berolahraga dan bergerak badan sejak kecil demi


terbentuk otot-otot jantung yang lebih tangguh. Jantung yang
tangguh tetap memompakan darah, kendati meghadapi
rintangan pipa pembuluh darah yang sudah tidak utuh lagi.

Dengan adanya tawaran brisk walking ala Cooper, tentu yang


sudah menggemari olah raga kegiatannya tidak perlu
dihentikan. Pilihan jenis olah raganya selain yang menambah
endurance, perlu pula disesuaikan dengan kondisi tubuh.
Apakah anda mengidap penyakit tertentu, dan pertimbangan
umur juga.

Untuk mereka yang berusia diatas 40 tahun, brisk walking,


berenang, dan senam kebugaran, tergolong paling aman.
Masing-masing jenis olahraga memiliki durasinya sendiri-
sendiri untuk meraih endurance fitnesnya.

Besaran kalori yang dipakai menunjukan pembakaran kalori


untuk suatu satuan waktu. Satuan ini dipakai untuk
menghitung berapa banyak kalori tubuh yang terbakar.
Namun, tidak setiap aktivitas fisik mencapai tingkat aerobik.
Hanya aktivitas fisik dengan intensitas tertentu yang
aerobiknya tercapai.

Keterampilan Hidup (Life Skills ) 25


Apapun jenis aktivitas fisiknya, baru mencapai tingkat
aerobiknya apabila dalam menjalani aktivitas fisik besaran
degup jantung sudah memasuki aerobic, yakni 65%-80% dari
hasil pengurangan (220-umur). Brisk walking 12 menit/1,6
km (1 mil) menghasilkan 86% wilayah aerobic.

Oleh karenanya, menurut Cooper, brisk walking yang terukur


lebih ringan, dan lebih aman dibanding jenis latihan fisik dan
olah raga berat (high impact) selainm menghasilkan enduranse
fitness, brisk walking lebih dipilih untuk mereka yang usianya
tidak lagi muda.

Maka, upaya melancarkan aliran darah tubuh harus menjadi


fokus dalam membugarkan badan. Ada yang manawarkan
mengkonsumsi obat, bahan berkhasiat, terapi pijat khusus,
atau akupuntur. Namun tidak ada yang lebih tepat dan
membuahkan hasil sebaik brisk walking.

Tidak ada cara lebih baik untuk menambah warna kulit, tanda
aliran darah mencapai ujung-ujung pembuluh kapiler kulit,
daripada brisk walking.
Apalagi bila dilakukan
Tidak ada cara lebih baik untuk
diudara segar terbuka, menambah warna kulit, tanda
cukup paparan matahari aliran darah mencapai ujung-
pagi (sebelum pukul 11.00) ujung pembuluh kapiler kulit,
sekurang-kurangnya daripada brisk walking. Apalagi
bila dilakukan diudara segar
15 menit (untuk sintesis terbuka, cukup paparan matahari
vitamin D), selain dengan pagi (sebelum pukul 11.00)
tekanan beban cukup pada sekurang-kurangnya 15 menit
tulang panjang yang (untuk sintesis vitamin D),
diberikan oleh brisk selain dengan tekanan beban
walking agar metabolisme cukup pada tulang panjang yang
kalsium meningkat. diberikan oleh brisk walking agar
metabolisme kalsium meningkat.

26 Keterampilan Hidup (Life Skills )


Jangan lanjutkan latihan fisik yang berlebihan apabila sudah
muncul salah satu keluhan diatas. Kegiatan berlari atau yang
lebih berat dari itu, akan menekan hormon cortisol (hormon
stres), merusak sel darah, selain berisiko terjadi anemia juga

Bagi mereka yang sudah uzur, terlebih yang persendiannya


sudah mulai terganggu, waspadalah dalam menjalani brisk
walking. Periksalah kondisi sepatu anda apabila setiap kali
berlatih, muncul keluhan di persendian. Mestinya keluhan tidak
perlu muncul bila sendi sehat, dan sepatunya pilihan.

Sebisanya selama berjalan diruangan rumahpun selalu


mengenakan alas kaki dengan sol empuk. Terlebih bagi mereka
yang sudah mengalami radang sendi (osteoartihritis). Berjalan
dilantai keras (ubin) tanpa alas kaki empuk akan menambah
trauma (benturan, gesekan, tumbukan) pada perwsendian
(khususnya lutut) baik yang masih sehat apalagi kalau sudah
meradang. Maka, keluhan nyeri sendi akan terus bertambah,
peradangan sendi semakin parah, Tidak akan pernah sama
dan mungkin menjadi sukar kualitas tidur di malam
sembuh, kalau salah memilih alas hari dengan tidur di siang
kaki. hari, walaupun jumlah jam
tidurnya sama. Perlu
Selain tekun menjalani kegiatan disadari, bahwa perbaikan
brisk walking, Cooper juga jaringan-jaringan sel
menganjurkan kecukupan nutrisi yang rusak dalam tubuh
dalam setiap porsi menu harian. umumnya dilakukan
Khususnya mend-ahulukan jenis dikala istirahat/tidur.
menu yang kaya kandungan Maka apabila kita sering
antioksidan-nya mengingat kurang tidur atau tidak
antioksidan dan yang tumbuh memiliki kualitas tidur
baik, cepat atau lambat
sudah tidak lagi mencukupi dan
akan mengganggu
orang sekarang kebanyakan
stabilitas daya tahan
terkena penyakit, sebab rata-rata
tubuh kita dan memacu
kekurangan antioksidan. penyakit mudah muncul.

Keterampilan Hidup (Life Skills ) 27


5. Keterampilan Mengelola Tidur untuk Terapi Kesehatan.

Kita semua tahu bahwa Tuhan menciptakan siang untuk


bekerja dan malam tidur (Istirahat). Kerap kali banyak diantara
kita yang melawan ketentuan hukum alam, seperti bekerja di
malam hari terus – menerus dan tidur di siang hari. Mereka
menganggap yang penting jumlah tidurnya tidak kurang dari
8 jam/hari. Padahal kualitas tidur jauh lebih penting dari pada
jumlah jam/lamanya tidur. Tidak akan pernah sama kualitas
tidur di malam hari dengan tidur di siang hari, walaupun jumlah
jam tidurnya sama. Perlu disadari, bahwa perbaikan jaringan-
jaringan sel yang rusak dalam tubuh umumnya dilakukan
dikala istirahat/tidur. Maka apabila kita sering kurang tidur
atau tidak memiliki kualitas tidur baik, cepat atau lambat akan
mengganggu stabilitas daya tahan tubuh kita dan memacu
penyakit mudah muncul.

Seorang pemimpin perusahaan yang sering kurang tidur, maka


akan kurang bijak dalam memimpin perusahaannya atau
mengantrol para pegawainya, karena kualitas fisik, mental,
dan emosinal bisa sangat dipengaruhi oleh baik/tidaknya
kualitas tidur seseorang. Begitu pula, hal itu berlaku untuk
setiap orang dengan profesi apapun. Kesimpulannnya kualitas
kerja sangat bergantung pada kualitas tidur setiap orang,
apakah ia seorang pelajar, guru, petani, atau pengusaha.
Setiap orang harus belajar mengoptimalkan kualitas tidurnya
kalau ia mau mencapai sukses yang lebih baik.

Banyak orang berusaha memperbaiki kualitas tidur dengan


cara yang salah, seperti makan berbagai obat tidur (baik obat
tradisional ataupun obat kimia sintetis lewat resep dokter )
walau kadang obat tidur bisa membantu sementara waktu,
tapi tidak memperbaiki kualitas tidur.

Di bawah ini tips alami untuk mengoptimalkan kualitas tidur


kita :

28 Keterampilan Hidup (Life Skills )


♦ Lakukan olah raga secara teratur minimal setiap 2 hari 1
x sampai target bisa berkeringat. Bila Anda sering sulit
tidur lakukan itu di sore hari agar relaksasi otot mudah
terbentuk di malam harinya unutuk memudahkan rasa
kantuk.
♦ Hindari minum banyak menjelang tidur, tapi minum 2 atau
4 jam sebelum tidur, agar ketika tidur tidak diganggu
oleh rasa ingin buang air kecil atau sering buang air kecil
di malam hari.
♦ Hindari makan pada malam hari, sebaiknya 4 jam sebelum
tidur sudah berhenti makan. Kalau menjelang tidur masih
terasa lapar, sebaiknnya makan buah-buahan saja.
Kebiasaan makan padat menjelang tidur itu akan
menggagu kwalitas tidur, dan bukan hanya itu,
pengolahan makanan pun tidak bisa di olah dengan baik
ketika waktu tidur.
♦ Karena tubuh istirahat di malam hari, yang seharusnya
energi tubuh dipakai maksimal untuk melakukan
perbaikan jaringan yang rusak, tapi justru itu tidak
maksimal, karena sebagian terkuras untuk mengolah
makanan. Akibatnya kita sering merasa bangun tidur tidak
segar, malah badan terasa pegal-pegal.
♦ Selalu berdoa dan akhiri aktifitas kita dengan senyuman
sebelum tidur. Ajaklah tubuh kita tersenyum walau Cuma
beberapa saat menjelang tidur, itu akan memperbaiki
kwalitas tidur kita.

B. Keterampilan Mental : Berfikir Positif

1. Keterampilan Mempercayai dan Menghargai Diri

Pengertian Percaya Diri

Percaya diri diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam


melakukan evaluasi terhadap dirinya sendiri, serta dapat

Keterampilan Hidup (Life Skills ) 29


mengukur suatu perbuatan dari segi baik atau buruknya.
Dengan kepercayaan diri dan penghargaan terhadap diri
sendiri, remaja diharapkan dapat menilai apakah aktivitas
yang dilakukan bermanfaat untuk dirinya dan lingkungannya
atau bahkan sebaliknya akan merugikan orang lain dan dirinya.

Kepercayaan diri berkaitan dengan harga diri (self esteem).


Harga diri didefinisikan sebagai pandangan seseorang
terhadap keunggulan yang dimilikinya, yang ditentukan juga
oleh penampilan, kemampuan, kinerja, dan penilaian oleh
orang-orang penting yang berpengaruh baginya. Harga diri
dapat dikembangkan dengan cara berikut.
♦ Berpikir positif
♦ Bersedia mengambil resiko
♦ Sabar terhadap diri sendiri
♦ Menghindari pengaruh negatif
♦ Bergaul dengan kelompok mendukung
♦ Mengembangkan prioritas
♦ Mengembangkan rasa humor
♦ Menerima tanggung jawab

Biasanya orang yang memiliki rasa percaya diri dan


penghargaan terhadap diri sendiri akan mampu
mengaktualisasikan diri dalam lingkungannya dan
lingkunganpun akan menerima dengan positif, sehingga dia
dapat menjaga dirinya dari pengaruh-pengaruh negatif bahkan
dapat memberikan manfaat terhadap lingkungannya.
Sebaliknya orang yang memiliki kepercayaan diri yang
berlebihan atau kurang atau orang dengan harga diri yang
rendah cenderung mudah menemui masalah dalam
kehidupannya, karena lingkungannya akan bereaksi negatif
atas keberadaanya. Dengan demikian dia sangat mudah
dipengaruhi atau diajak untuk melakukan hal-hal yang negatif
sehingga merugikan lingkungan dan kehidupannya sendiri.

30 Keterampilan Hidup (Life Skills )


Pentingnya Percaya dan Menghargai Diri.

Percaya diri seseorang dapat tinggi atau rendah, tergantung


pada kejadian-kejadian dan situasi dalam kehidupannya. Pada
umunya percaya diri dihasilkan dari perasaan yang timbul
karena kejadian-kejadian yang dialami dalam hidup, serta
dapat dilatih melalui pengendalian perasaan. Untuk
mengendalikan percaya diri, kita perlu memahami hal-hal apa
yang dapat membuat kita merasa lebih baik terhadap diri
sendiri dan mengapa, serta merencanakan agar hal-hal yang
baik tersebut dapat terjadi dalam hidup kita. Disamping itu,
kita harus belajar menghindari pengaruh orang/kejadian
negatif atau belajar berfikir tentang bagaimana mereka
mempengaruhi kita.

Percaya diri yang rendah berhubungan dengan remaja


bermasalah. Remaja yang kehilangan rasa percaya diri
seringkali mengalami masalah dan kesulitan dalam
membangun hubungan yang saling menjaga dan menghargai,
keluar dari lingkungan yang nyaman, dan lebih mudah terlibat
dalam menyalahgunakan Napza, bahkan mungkin saja
melakukan bunuh diri. Oleh karena itu, remaja perlu terus
menerus membangun dan membangun kembali rasa percaya
diri dan harga dirinya.

Demikian pula dengan harga diri. Harga diri yang tinggi


mempunyai kontribusi untuk membuat keputusan yang baik,
mampu beraktivitas atau bertindak dengan tepat dan mandiri
dalam situasi konflik. Harga diri dipengaruhi oleh umpan
balik dari orang lain dalam suasana yang positif dan
mendukung. Tinggi dan rendahnya harga diri bergantung pada
pengalaman hidup yang sebagian besar berdasarkan pada
perasaan. Hal itu perlu dipahami agar seseorang dapat
mengontrolnya.

Keterampilan Hidup (Life Skills ) 31


2. Keterampilan Berpikir Positif
Berpikir positif adalah sebuah
Pengertian Berfikir Positif keterampilan untuk
mencegah diri kita sendiri
Berpikir positif adalah sebuah terjerumus dalam kesedihan,
keterampilan untuk dapat kesusahan atau persoalan
melihat sisi positif mengenai yang sesungguhnya dapat
suatu hal, peristiwa, kejadian diatasi. Kekuatan pikiran
seringkali dapat
atau pengalaman. Berpikir
mempengaruhi sikap dan
positif sangat membantu perilaku seseorang dalam
seseorang untuk menikmati menghadapi berbagai
hidup dan menjalani kehidupan persoalan. Remaja perlu
dengan langkah ringan mengembangkan
dibandingkan dengan orang- kemampuan atau
keterampilan berpikir positif
orang yang cenderung berpikir
untuk membantu dirinya
negatif mengenai berbagai hal sendiri menghadapi berbagai
dalam hidup ini. Berpikir positif pengalaman dan peristiwa
adalah sebuah usaha untuk sehari-hari dalam kehidupan
merubah sudut pandang agar remaja.
tidak hanya melihat sisi negatif
dari sebuah peristiwa, kejadian atau pengalaman.

Berpikir positif adalah sebuah keterampilan untuk mencegah


diri kita sendiri terjerumus dalam kesedihan, kesusahan atau
persoalan yang sesungguhnya dapat diatasi. Kekuatan pikiran
seringkali dapat mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang
dalam menghadapi berbagai persoalan. Remaja perlu
mengembangkan kemampuan atau keterampilan berpikir
positif untuk membantu dirinya sendiri menghadapi berbagai
pengalaman dan peristiwa sehari-hari dalam kehidupan
remaja. Berpikir positif juga berarti kritis melihat masalah.

Sebuah Kisah Nyata dalam Berpikir Positif

Ada seorang ibu rumah tangga yang memiliki 4 anak laki-


laki. Urusan belanja, cucian, makan, kebersihan dan kerapihan

32 Keterampilan Hidup (Life Skills )


rumah dapat ditanganinya dengan baik. Rumah tampak selalu
rapih, bersih dan teratur dan suami serta anak-anaknya sangat
menghargai pengabdiannya itu. Cuma ada satu masalah, ibu
yg pembersih ini sangat tidak suka kalau karpet di rumahnya
kotor. Ia bisa meledak dan marah berkepanjangan hanya gara-
gara melihat jejak sepatu di atas karpet, dan suasana tidak
enak akan berlangsung seharian. Padahal, dengan 4 anak laki-
laki di rumah, hal ini mudah sekali terjadi terjadi dan
menyiksanya.Atas saran keluarganya, ia pergi menemui
seorang psikolog bernama Virginia Satir, dan menceritakan
masalahnya. Setelah mendengarkan cerita sang ibu dengan
penuh perhatian, Virginia Satir tersenyum & berkata kepada
sang ibu:”Ibu harap tutup mata ibu dan bayangkan apa yang
akan saya katakan” Ibu itu kemudian menutup
matanya.”Bayangkan rumah ibu yang rapih dan karpet ibu yang
bersih mengembang, tak ternoda, tanpa kotoran, tanpa jejak
sepatu, bagaimana perasaan ibu?” Sambil tetap menutup mata,
senyum ibu itu merekah, mukanya yg murung berubah cerah.
Ia tampak senang dengan bayangan yang dilihatnya.Virginia
Satir melanjutkan; “Itu artinya tidak ada seorangpun di rumah
ibu. Tak ada suami, tak ada anak-anak, tak terdengar gurau
canda dan tawa ceria mereka. Rumah ibu sepi dan kosong
tanpa orang-orang yang ibu kasihi”.Seketika muka ibu itu
berubah keruh, senyumnya langsung menghilang, napasnya
mengandung isak. Perasaannya terguncang. Pikirannya
langsung cemas membayangkan apa yang tengah terjadi pada
suami dan anak-anaknya.”Sekarang lihat kembali karpet itu,
ibu melihat jejak sepatu dan kotoran disana, artinya suami
dan anak-anak ibu ada di rumah, orang-orang yang ibu cintai
ada bersama ibu dan kehadiran mereka menghangatkan hati
ibu”.Ibu itu mulai tersenyum kembali, ia merasa nyaman
dengan visualisasi tersebut. “Sekarang bukalah mata ibu” Ibu
itu membuka matanya “Bagaimana, apakah karpet kotor masih
menjadi masalah buat ibu?”Ibu itu tersenyum dan

Keterampilan Hidup (Life Skills ) 33


menggelengkan kepalanya. “Aku tahu maksud anda” ujar sang
ibu, “Jika kita melihat dengan sudut yang tepat, maka hal yang
tampak negatif dapat dilihat secara positif”.Sejak saat itu, sang
ibu tak pernah lagi mengeluh soal karpetnya yang kotor, karena
setiap melihat jejak sepatu disana, ia tahu, keluarga yg
dikasihinya ada di rumah.

Kisah di atas adalah kisah nyata. Virginia Satir adalah seorang


psikolog terkenal yang mengilhami Richard Binder & John Adler
untuk menciptakan NLP (Neurolinguistic Programming). Dan
teknik yang dipakainya di atas disebut Reframing, yaitu
bagaimana kita ‘membingkai ulang’ sudut pandang kita
sehingga sesuatu yg tadinya negatif dapat menjadi positif, salah
satu caranya dengan mengubah sudut pandangnya.

3. Ketrampilan Mengatasi Stress (Copyng Skills)


Pengertian Keterampilan Mengelola Stress

Keterampilan mengelola stress atau coping skills berkaitan


dengan kemampuan seseorang untuk menjalankan kehidupan
sehari-harinya dengan menggunakan semua pengetahuan, sikap
dan keterampilan yang dimiliki. Hal ini akan terwujud dalam
perilaku sehat, sosial, mental dan kepribadiannya. Biasanya
keterampilan ini dihubungkan dengan stress, kemarahan, konflik
dan managemen waktu.

Pentingnya Keterampilan Mengelola Stress.

Mengembangkan keterampilan mengelola stress membuat


seseorang mampu memelihara dirinya sendiri dan orang lain serta
mempengaruhi lingkungan sosialnya ketika berhadapan dengan
berbagai situasi buruk dan tekanan dari kehidupan modern ini.

Seseorang yang sudah berdaya dengan keterampilan mengelola


stress, selalu siap (berperilaku) menghadapi pengaruh-pengaruh
lingkungannya

34 Keterampilan Hidup (Life Skills )


Memahami Stress

Hal-hal yang perlu diketahui dalam konteks pemahaman


tentang stress berkaitan dengan komponen stress kemudian
tanda-tanda stress serta bagaimana mengelola stress.
Informasi tentang hal-hal tersebut seperti terlihat dalam
matrik berikut ini :

Mengelola Stress

Stress adalah kombinasi dari stressor (sebuah situasi) dan


respons stress (reaksi otak dan tubuh). Situasi yang baru,
tidak menyenangkan atau sulit diatasi disebut stressor
(penyebab stress).

Stressor dapat muncul dalam setiap kesempatan di dalam


hidup kita, tidak selalu sebagai reaksi terhadap situasi atau
kejadian yang negatif tetapi dapat juga yang positif. Stress
tidak selamanya negatif, melainkan dapat juga merupakan
sebuah pendorong motivasi yang positif. Mempunyai stressor
adalah normal dan sehat. Tanpa stressor hidup akan
membosankan sehingga menyebabkan hidup menjadi stress
pula. Tetapi, stress yang ekstrim dapat mengakibatkan sakit,
semakin menurunkan harga diri, dan mengurangi motivasi.

Mengelola stress bukan sekedar mengurangi stress tetapi


juga mengelola situasi yang menyebabkan stress pada
individu. Penelitian menunjukan bahwa kinerja dapat
meningkat dengan bertambahnya stress sampai titik puncak.
Tetapi bila melewati titik puncak, maka stress akan berakibat
negatif. Mengelola stress berarti menemukan jenis, cara dan
waktu stress yang tepat sesuai dengan ciri khas individu,
prioritas dan situasi hidupnya untuk mencapai kinerja dan
kepuasaan maksimal

Keterampilan Hidup (Life Skills ) 35


Tanda-tanda Stress

Psikologis

Sakit kepala, sakit dada, iritasi kulit, berkeringat, sakit otot,


gangguan pencernaan, alergi, mulut kering, gangguan tidur,
sering pilek, tekanan darah, otot tegang, jantung berdegup,
dll

Mental & Emosional

Menjadi curiga dan tidak berdaya, pikiran kosong (blank),


kehilangan semangat dan rasa humor, cemas, kehilangan
harga diri dan kepercayaan diri, perubahan selera makan,
merasa tersingkir dan sendiri, kehilangan daya ingat, membuat
kesalahan-kesalahan, tidak dapat santai, dst

Perilaku

Kecelakaan dan kecerobohan, makan dan bicara cepat,


memotong pembicaraan, mengambil keputusan irasional.
Bekerja lambat, tidak kooperatif, konsumsi alkohol dan obat-
obatan, perilaku obsesif/berlebihan, tertawa keras karena
tegang, menggertakan gigi, dll.

Filosofis

Merasa tidak berdaya, mempertanyakan nilai-nilai, motivasi


rendah, pikiran negative mengenai diri sendiri dan orang lain,
dll

Mengelola Stress Secara Efektif

Tahapan-tahapan pengelolaan stress secara efektif dimulai


dengan proses imaginasi, dilanjutkan dengan olah pernafasan
yang diakhiri dengan proses meditasi seperti diuraikan dalam
bagan berikut ini:

36 Keterampilan Hidup (Life Skills )


Imajinasi

Duduk dengan santai dan membayangkan sesuatu secara


imajinatif (khayal) dapat membantu penyembuhan tubuh
dan pikiran. Tetapi anda harus memutuskan bentuk khayalan
apa yang dapat membuat anda merasa santai dan nyaman.
Beberapa imaginasi yang sering membuat orang merasa
tenang : Pantai; Taman penuh pepohonan; Langit biru; Malam
penuh bintang; Taman bunga, Sinar matahari; Berendam air
hangat; dll

Contoh cara menyampaikan sesi Imajinasi :


1. Mari pejamkan mata, tegangkan semua otot tubuh anda
pada saat yang sama. Kaki, lengan, kepalan tangan,
wajah, bahu, perut
2. Tahan semua otot, sekarang lepaskan/santai dan rasakan
semua ketegangan keluar/tumpah dari tubuh anda
3. Biarkan semua ketegangan mengalir keluar dari tubuh
anda, dari pikiran anda... dan gantilah dengan energi
yang lembut, damai. Biarkan setiap nafas membawa
ketenangan dan relaksasi pada tubuh anda
4. Jeda, sekarang tegangkan kembali seluruh tubuh anda
dan tahan untuk beberapa detik, lalu lepaskan kembali,
rileks dan rasakan semua ketegangan tadi mengalir keluar
dari tubuh anda
5. Jeda, sekarang tegangkan setiap otot di dalam tubuh anda
dan pada saat yang sama ambil nafas dalam
6. Tahanlah tubuh yang tegang dan tahanlah nafas untuk
beberapa detik
7. Lalu katakan “rileks....” pada diri sendiri, dan secara
perlahan lepaskan nafas dan rileks ....
8. jeda, ambil nafas panjang dan tahan 10 detik, katakan
“rileks” lalu lepaskan ....

Keterampilan Hidup (Life Skills ) 37


9. jeda, ketika anda merasa rileks, ambil nafas panjang,
tahan beberapa detik, katakan “rileks dalam hati”, lalu
lepaskan
10. Kegiatan ini dapat dilakukan beberapa kali, dimanapun
dan kapanpun karena tidak ada yang mendengar atau
melihat anda. Nah, sekarang buka mata anda perlahan-
lahan, rasakan ketenangan.

Contoh cara menyampaikan sesi pernafasan :


1. Duduklah dengan cara yang paling nyaman
2. Ini adalah kegiatan yang memperhatikan pernafasan kita
3. setelah anda merasa nyaman, mulai konsentrasi pada cara
anda bernafas, cara mengeluarkan dan mengambil nafas
ke dalam tubuh, mulai hitung setiap nafas anda, hitung
sampai 10 lalu mulai lagi dari 1
4. bila pikiran anda melayang ke tempat lain, usahakan
kembali ke pernafasan anda dan terus menghitung 1
sampai 10

Meditasi :

Kegiatan ini memusatkan perhatian pada sesuatu yang


berulang dan tidak berubah. Anda dapat bermeditasi dengan
melakukan latihan sederhana berikut :
1. Duduk tenang dan pejamkan mata anda
2. Dalam pikiran anda, ulangi sebuah kata yang
menenangkan anda, misalnya : “tenanglah”, “rileks”, atau
“satu”.... setiap kali anda bernafas
3. Lakukan ini selama 20 menit dan secara perlahan keluar
dari meditasi dan buka mata
4. Meditasi membantu tubuh rileks serta menghilangkan
stress

38 Keterampilan Hidup (Life Skills )


4. Keterampilan Mengambil Keputusan dan Memecahkan Masalah

Remaja dan siapapun seringkali dihadapkan pada situasi yang


menuntut mereka membuat pilihan. Keputusan tersebut dapat
berupa mengikuti perintah atau tidak, menerima atau menolak
sebuah tawaran, setuju atau tidak setuju dengan pendapat
orang lain, dan seterusnya. Setiap orang mempunyai
kemerdekaan untuk memilih, tetapi perlu disadari bahwa di
dalam setiap pilihan ada tanggung jawab. Pilihan yang
bertanggung jawab adalah sebuah keputusan. Pemahaman
yang baik dan benar mengenai pengambilan keputusan sangat
dibutuhkan dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba dan
menolak seks bebas.

Pengertian Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan adalah sebuah keterampilan yang


membantu remaja untuk menghadapi berbagai keputusan
dalam hidup secara konstruktif. Keterampilan ini dapat
dipelajari dan dipraktekan. Ada 3 langkah sederhana untuk
belajar mengambil keputusan secara efektif:

Langkah 1: Jelaskan atau identifikasi dengan jelas keputusan


apa yang harus diambil atau masalah yang harus
dipecahkan

Langkah 2 : Pertimbangkan pilihan-pilihan yang ada dan apa


yang akan terjadi pada setiap pilihan

Langkah 3 : Pilihlah pilihan yang paling baik

10 Langkah Untuk Mengambil Keputusan Yang Baik

Berikut ini diuraikan 10 langkah dalam proses pengambilan


keputusan yang baik :

Keterampilan Hidup (Life Skills ) 39


1. Mengetahui kebutuhan dan masalah yang dihadapi
2. Mengetahui kemampuan diri yang sebenarnya, mana yang
bisa di capai dan mana yang tidak bias dicapai
3. Menimbang-nimbang berbagai cara tindakan dan dampak
dari tindakan tersebut kemudian memilih cara terbaik.
4. Memperhatikan dan mempertimbangkan perasaan dan
pikiran pihak lain
5. Mengambil keputusan sendiri dan bertindak sesuai dengan
keputusan tersebut pada waktunya
6. Memperlihatkan pada pihak lain yang berkaitan bahwa
kita sudah mengambil keputusan dan akan mengambil
tindakan yang perlu berkaitan dengan keputusan itu
7. Bersikaplah teguh dalam menghadapi godaan dan tekanan
yang bermaksud merubah pikiran dan keputusan itu
8. Mempelajari bagaimana mengelola emosi, terutama emosi
berkaitan dengan tindakan tersebut
9. Mencari bantuan atau dukungan bila diperlukan
10. Memelihara hubungan baik dalam keluarga agar mereka
tindak terganggu oleh keputusan yang diambil

C. Keterampilan Emosional : Berkomunikasi secara


Efektif
1. Keterampilan Bersikap Tegas (Asertif)
Pengertian Sikap Asertif
Asertif adalah sebuah sikap atau perilaku untuk
mengekspresikan diri secara tegas kepada pihak lain tanpa
harus menyakiti pihak lain ataupun merendahkan diri di
hadapan pihak lain. Bersikap tegas adalah sebuah cara
khusus yang dapat dipelajari dan dipraktekkan. Sikap tegas
membuat seseorang mampu menyatakan pikiran, perasaan
dan nilai-nilai mengenai sesuatu secara terbuka dan
langsung, dengan tetap menghormati perasaan dan nilai-

40 Keterampilan Hidup (Life Skills )


nilai pihak lain. Bersikap tegas adalah salah satu perilaku
yang dapat dipilih ketika seseorang berada dalam situasi
yang sulit ketika harus mengambil sebuah keputusan.
Keterampilan ini meningkatkan kemungkinan seseorang
menghadapi sebuah situasi sulit tanpa kehilangan harga
diri atau martabatnya.

Ada beberapa keuntungan yang muncul dari perilaku assertif,


antara lain :
♦ Meningkatkan kepercayaan diri
♦ Meningkatkan kemampuan diri
♦ Meningkatkan kemungkinan untuk memperoleh apa yang
dibutuhkan atau diinginkan

Sikap tegas memperhatikan hak individu dengan tetap


memperhatikan hak pihak lain. Karena itu keterampilan ini sangat
penting dalam situasi sosial dimana ada tekanan untuk
melakukan sesuatu termasuk menyalahgunaan narkoba

Kaum muda selalu dihadapkan pada pilihan, apakah sikap assertif


yang dipraktekannya itu tepat dan akan mencapai hasil yang
diharapkan. Situasi, lokasi, waktu dan hubungan sosial adalah
beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan ketika memutuskan
untuk bersikap asertif atau tidak. Sikap asertif tidak harus selalu
diterapkan dalam semua situasi dan asertif tidak selalu akan
menghasilkan apa yang diharapkan. Tetapi bila diterapkan,
hasilnya mungkin lebih baik dibandingkan tidak diterapkan karena
hubungan tidak akan terlalu rusak dan konflik dapat diselesaikan
tanpa satu pihak merasa bersalah, dilecehkan atau dikhianati.

Pentingnya Sikap Asertif

Perlunya bersikap Asertif dapat dilihat dari konteks atau


latarbelakang dari sikap Asertif serta hal-hal yang dapat
ditimbulkan dari bersikap Agresif berikut ini :

Keterampilan Hidup (Life Skills ) 41


Alasan untuk bersikap Agresif Akibat dari bersikap Agresif

♦ Takut gagal ♦ Konflik dalam hubungan


♦ Kurang percaya diri ♦ Kehilangan harga diri
♦ Pernah berhasil dengan sikap ♦ Kehilangan rasa hormat pada
agresi orang lain
♦ Menunjukkan kekuasaan ♦ Meningkatkan stress
♦ Melepas amarah ♦ Meningkatkan kemungkinan
♦ Manipulasi pihak lain kekerasan
♦ Kebutuhan personal tidak
terpenuh
Submisif Submisif
♦ Takut pihak lain tidak setuju ♦ Kehilangan kepercayaan diri
♦ Takut dikritik ♦ Merasa marah, sakit, frustrasi
♦ Ingin bersikap sopan ♦ Kehilangan control dalam
♦ Menghindari konflik hubungan/pergaulan
♦ Manipulasi pihak lain ♦ Mengarah pada sikap agresif
♦ Tidak mampu bersikap tegas ♦ Kurang menghargai diri sendiri
♦ Tidak pernah menemukan
arah/jalan
Asertif Asertif
♦ Merasa nyaman dengan diri ♦ Tidak popular untuk
sendiri menyatakan perasaan
♦ Merasa nyaman terhadap orang ♦ Dapat dicap terlalu memaksa/

lain bebas
♦ Dapat mengancam hubungan
♦ Mengurangi kemungkinan
♦ Memperkuat hubungan
menyakiti
♦ Dapat dianggap dikontrol orang
♦ Dapat mengontrol situasi
lain
♦ Jujur terhadap diri sendiri dan
♦ Dapat dianggap “menentukan”
orang lain atau “dominan”
♦ Memenuhi kebutuhan pribadi ♦ Dapat mencapai tujuan pribadi
♦ Membangun rasa saling
menghormati

42 Keterampilan Hidup (Life Skills )


Pengertian sikap Asertif bisa menjadi lebih jelas apabila
dibandingkan dengan sikap Submisif dan Agresif seperti yang
terlihat dalam skema di bawah ini :

Tindakan Agresif Tindakan Submisif


Menghormati hak dan perasaan diri Tidak memperdulikan hak dan
sendiri, tidak memperdulikan hak dan perasaan sendiri menghormati hak
perasaan orang lain dan perasaan orang lain

Tindakan Asertif
Menghormati hak dan perasaan diri sendiri
Menghormati hak dan perasaan orang lain

Hak dan Tanggung Jawab Bersikap Asertif

Pemahaman sikap Asertif bisa dilihat dari aspek hak dan


tanggung jawab. Sikap Asertif terkait dengan hak sendiri untuk
memperlakukan orang lain dan diperlakukan oleh orang lain
secara Asertif, sedangkan tanggung jawab terkait dengan sikap
dan prilaku kita terhadap lawan bicara. seperti di bawah ini :

Hak bersikap asertif Tanggung jawab yang berkaitan


1. mengambil keputusan sendiri 1. membiarkan orang lain mengambil
keputusannya sendiri
2. diperlakukan dengan hormat 2. memperlakukan orang lain dengan
hormat
3. menolak permintaan pihak lain 3. menolak secara sopan dan tegas
4. membuat kesalahan 4. memastikan bahwa sebuah kesalahan
tidak merusak/melukai orang lain
5. berubah pikiran 5. bertindak masuk akal
6. mengambil waktu untuk 6. membiarkan orang lain untuk
memikirkan permintaan pihak lain memikirkan permintaan pihak lain
7. memenuhi permintaan yang 7. tidak memaksakan kehendak pada
masuk akal pihak lain
8. mempertahankan pandangan/ 8. menghormati pandangan/ pendapat
pendapat pribadi orang lain
9. mengontrol nasib sendiri 9. membiarkan orang lain mengontrol
nasibnya sendiri
10. menyatakan perasaan sendiri 10. mempertimbangkan perasaan orang
lain

Keterampilan Hidup (Life Skills ) 43


Menghadapi Tekanan Sebaya

Sikap Asertif untuk kelompok remaja sangat diperlukan dalam


menghadapi tekanan remaja sebaya. Tekanan itu sama sekali
berkaitan dengan ajakan untuk terlibat kedalam resiko Triad
KRR. Berikut ini adalah cara Asertif untuk menolak ajakan-
ajakan seperti itu :
Teknik Contoh
Berkata ”TIDAK” ”Tidak” atau ”Tidak, terima kasih”
Katakan terus terang, apa ”Tidak, terima kasih, saya tidak
adanya merokok” atau ”tidak mau
mencobanya”
Beri alasan ”Tidak, terima kasih. Saya tergesa-
gesa nih, saya harus pergi”
Kesan gagah ”Tidak sekarang. Mungkin lain kali”
Merubah topik pembicaraan Katakan ”tidak” dan langsung merubah
arah pembicaraan : ”tidak, terima
kasih. Kamu liat pertandingan
semalam?”
Mengulang kata Tidak Ulangi kata ”tidak” berulang-ulang atau
bervariasi :
”tidak”
”tidak, terima kasih”
” tidak, saya tidak tertarik”
Pergi / berlalu Katakan ”tidak” dan langsung pergi
Angkat bahu Acuhkan atau tidak memperdulikan
Mengindari situasi Jauhkan diri dari setiap situasi dimana
ada kemungkinan kamu mendapat
tekanan dari kelompok untuk merokok
atau menggunakan narkoba

2. Keterampilan Berkomunikasi dengan Orang Lain


(Komunikasi Interpersonal)

Pengertian Komunikasi Interpersonal

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pikiran dan


perasaan melalui bahasa, pembicaraan, pendengaran, gerakan
tubuh atau ungkapan emosi oleh seseorang kepada orang
lain disekitarnya. Komunikasi adalah proses yang dinamik,
yang melalui proses itu manusia tumbuh dan berkembang.
Proses komunikasi berlangsung selama manusia hidup.

44 Keterampilan Hidup (Life Skills )


Hakekat Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal sebagai pola, proses dan substansi


adalah cara manusia hidup, tumbuh dan berkembang. Ada
tiga keniscayaan dalam kehidupan manusia. Ketiga
keniscayaan itu adalah ruang, waktu dan tindakan. Setiap
orang memiliki ruang dimana dia berada saat ini. Ruang yang
dimiliki adalah ruang dimana seseorang saat ini berada. Ruang
dimana dia berada kemarin adalah sejarah, dan ruang dimana
dia mau berada nanti adalah potensi. Ruang yang sudah
menjadi sejarah adalah sesuatu yang sudah lewat sedangkan
ruang yang bersifat potensi suatu yang belum tentu terjadi
sehingga kedua-duanya adalah tidak riil. Ruang yang paling
riil adalah ruang dimana saat ini dia berada.

Demikian juga halnya dengn keniscayaan yang kedua yaitu


waktu. Waktu yang riil yang dimiliki oleh seseorang adalah
saat ini. Waktu kemarin sudah lewat dan waktu yang akan
datang adalah harapan. Kedua-duanya tidak riil. Waktu yang
riil yang dimiliki oleh seseorang adalah waktu yang dimiliki
saat ini.

Akan halnya dengan keniscayaan yang ketiga yaitu tindakan,


manusia mengisi waktu dan ruang yang dia miliki melalui
tindakan. Oleh sebab itu cara seseorang tumbuh dan
berkembang adalah melalui tindakan. Dengan kata lain
manusia dapat memanfaatkan ruang dan waktu yang dimiliki
hanya melalui tindakan.

Melalui tindakan yang didalamnya ada ruang dan waktu


manusia mewujudkannya melalui proses komunikasi
interpersonal dengan sesamanya. Komunikasi interpersonal
dengan demikian, hakekatnya adalah cara manusia menjadi
ada, tumbuh dan berkembang menggunakan waktu dan ruang
yang ia miliki. Tidak ada kehidupan tanpa komunikasi manusia
antar sesamanya. Dengan kata lain komunikasi interpersonal

Keterampilan Hidup (Life Skills ) 45


adalah hakekat kehidupan manusia itu sendiri. Sehingga tidak
ada suatu kehidupan manusia yang akan berhasil kalau dia
tidak terampil melaksanakan komunikasi antar sesamanya.

Hakekat komunikasi interpersonal yang bisa menjadikan


manusia hidup dan tumbuh kembang bersama adalah proses
komnukasi interpersonal dengan ciri-ciri sebagai berikut.
‹ Adanya partisipasi (participation) yang utuh dari setiap
peserta komunikasi
‹ Adanya ketersambungan (connectedness) antar sesama
peserta komunikasi
‹ Adanya kesejajaran (equality) antar sesama peserta
komunikasi
‹ Adanya kebenaran (truth) dari setiap substansi yang
dikomunikasikan
‹ Adanya kejujuran (sinserity) dari setiap peserta
komunikasi
‹ Adanya saling memberi makna (shared meaning) antar
sesama peserta komunikasi
‹ Kegiatan komunikasi itu sendiri menghasilkan tumbuh
kembang bersama diantara semua pesertanya (self
generating)

Pentingnya Komunikasi Interpersonal

Komunikasi akan berhasil bila dilakukan dengan efektif.


Mengembangkan keterampilan berkomunikasi dengan efektif
adalah kesempatan yang tidak mungkin dilewatkan begitu
saja. Komunikasi memerlukan pengalaman belajar yang
menyediakan kesempatan untuk mengamati, memberikan
tanggapan, dan untuk menerima feed-back.

Bagi remaja, berbagai perilaku berisiko seperti


penyalahgunaan napza dan perilaku seksual yang tidak

46 Keterampilan Hidup (Life Skills )


bertanggungjawab dapat terjadi sebagai hasil dari kesulitan
dalam mengekspresikan ide-ide, minat dan nilai-nilai, serta
ketidakmampuan menolak tekanan kelompok yang tidak sehat
dan tekanan sosial.

Kemampuan komunikasi efektif sangat diperlukan dalam


kehidupan sehari-hari. Komunikasi yang baik dapat
membangun hubungan interpersonal yang baik.

Jenis-Jenis Komunikasi Interpersonal

Dari segi hasil yang dicapai komunikasi dapat dibedakan antara


komunikasi efektif dengan komunikasi tidak efektif. Berikut
ini diuraikan pengaruh atau akibat dari suatu proses
komunikasi yang efektif dan komunikasi yang tidak efektif.

Komunikasi Efektif Komunikasi Tidak Efektif


• Sangat penting untuk membantu • Dapat menyebabkan
memahami dan mengembangkan ketidakpuasan personal
perilaku yang bertanggung jawab. maupun profesional,
• Menumbuhkan partisipasi positif di kesepian, konflik, dikucilkan
dalam keluarga, teman sebaya, oleh teman sebaya, keluarga,
kelompok sosial dan masyarakat. sekolah dan tempat kerja.
• Memperkuat hubungan personal dan • Secara terus menerus dapat
rasa percaya diri. mengurangi rasa percaya diri
• Sangat membantu dalam dan meningkatkan
membicarakan hal-hal yang sensitif ketergantungan pada napza
dan menuntut kejujuran, keterbukaan atau pada orang lain dalam
dan cara yang tidak menakutkan. mengambil keputusan dan
• Akan mempermudah mendapat memecahkan masalah.
dukungan dan penerimaan lingkungan. • Dapat memperburuk
• Mendorong peserta untuk berdiskusi kemampuan individu untuk
secara terbuka kepada orang tua, keluar dari masalah.
teman sebaya atau guru.

Keterampilan Hidup (Life Skills ) 47


Mendengarkan Secara Aktif

Mendengar aktif adalah cara mendengar dan menerima


perasaan serta memberi tanggapan yang bertujuan
menunjukan kepada orang lain bahwa kita sungguh-sungguh
telah menangkap pesan serta perasaan yang terkandung
didalamnya. Hal itu dilakukan sehingga kita dapat memahami
orang lain seperti yang mereka rasakan bukan seperti apa
yang kita lihat atau kita sangka.

Komunikasi yang efektif dapat terjadi apabila keterampilan


berikut digunakan dengan baik:
‹ Kemampuan menerima dan memahami (Attending Skills):
Kemampuan ini ditandai dengan ciri-ciri :
1) Pemberian perhatian fisik kepada lawan bicara.
Misalnya dengan memperhatikan gerakan tubuhnya,
menjaga kontak mata, tunjukkan dengan ekspresi
wajah atau gerakan tubuh lain sebagai tanda tertarik
terhadap apa yang diucapkan oleh lawan bicara.
2) Selama pembicaraan pandangan muka sepenuhnya
diarahkan kepada lawan komunikasi. Ke m a m p u a n
mengikuti alur cerita (Following Skills):
‹ Kemampuan mengikuti alur cerita mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut
1) Tidak memutuskan pembicaraan dan mengalihkan
perhatian orang yang sedang berbicara.
2) Menggunakan sedikit dorongan dan respon sederhana
yang dapat memacu pembicara untuk menyampaikan
ceritanya.
3) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang relevan, yang
dapat menambah informasi dan tidak sekedar jawaban
“Ya” atau “Tidak”.
4) Tidak mengambil peran sebagai penyidik dan mengajukan

48 Keterampilan Hidup (Life Skills )


terlalu banyak pertanyaan. Jaga suasana agar tetap
tenang.
‹ Kemampuan melakukan refleksi perasaan (Reflecting
Skills): Kemampuan ini ditandai dengan ciri-ciri sebagai
berikut :
1) Mengungkapkan kepada orang lain tentang perasaan
orang tersebut sesuai dengan yang kita pahami,
seperti contoh berikut ini :
‹ “Anda benar-benar gembira tentang proyek ini”
‹ “Nampaknya anda marah”
‹ “Sepertinya anda merasa tidak bersalah”
‹ Kemampuan melakukan pengulangan makna (Paraphrasing
Skills):Kemampuan ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1) Menyatakan kembali ucapan pesan yang disampaikan
pembicara dengan menggunakan kata-kata lain,
dengan tujuan untuk mengetahui apakah yang kita
dengar adalah benar, seperti ungkapan di bawah ini :
‹ “Jika saya tidak salah mengerti,.........”
‹ “Jadi menurut anda bahwa ...............”
‹ “Sepertinya anda mengatakan bahwa .........”
‹ Kemampuan melakukan pengulangan makna (Focusing
Skills): Kemampuan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Dengan sopan meminta orang lain untuk bicara lebih
fokus pada masalah utamanya, seperti ucapan
berikut ini :
‹ “Saya mengerti bahwa semua masalah ini menjadi
perhatian anda, tetapi apakah diantara masalah
tersebut ada yang secara khusus bisa kita
selesaikan bersama?”
‹ “Dari semua apa yang anda katakan, masalah
mana yang paling anda risaukan?

Keterampilan Hidup (Life Skills ) 49


Komunikasi yang tidak efektif dapat terjadi apabila:
‹ Orang sangat perhatian hanya pada masalah yang ingin
disampaikan, tetapi tidak memperhatikan apa yang orang
lain juga ingin sampaikan.
‹ Orang “menunggu” kesempatan untuk memfokuskan isu
yang sedang dibahas oleh orang lain agar ia dapat
menyampaikan pendapatnya.
‹ Orang mendengar secara selektif, mereka hanya
mendengar apa yang ingin mereka dengar.
‹ Orang memotong dan menyelesaikan pernyataan orang
lain dan merubahnya sesuai dengan tujuan mereka
sendiri.

Komunikasi Non Verbal

Dalam kondisi normal percakapan antara dua orang,


komponen verbal mengambil peran kurang dari 35% atas
pesan yang disampaikan, sementara komponen non-verbal
mencapai lebih dari 65%. Komunikasi non-verbal biasanya
samar/tidak jelas (ambiguous). Sebagai contoh, marah dapat
diekspresikan dengan berbagai gerakan, mengayunkan
kepalan tangan atau diam tak bergerak. Wajah memerah
dapat berarti marah, malu, gugup, atau sangat bahagia.

Apabila perilaku non-verbal tidak sesuai dengan pesan verbal


(apa yang diucapkan), akan menghasilkan kebingungan.
Sebagai contoh, mengatakan kepada orang bahwa anda
sangat mempercayainya, tetapi pada saat yang bersamaan
anda tidak menatap matanya. Apabila komunikasi
menyenangkan dan dapat diterima, komunikasi non-verbal
berikut ini dapat menjadi pelengkap komunikasi verbal:
‹ Melakukan kontak mata;
‹ Menjaga posisi tubuh tetap tegak;
‹ Berdiri mendekat pada lawan bicara tetapi tetap ada jarak;

50 Keterampilan Hidup (Life Skills )


‹ Suara yang ramah, bicara jelas, tidak berbisik dan tidak
berteriak.

Komunikasi non-verbal dapat membawa pada asumsi-asumsi


tertentu yang ditimbulkan karena:
‹ Jarak anda berdiri dengan orang lain.
‹ Cara anda menata suasana fisik dimana anda bekerja atau
tinggal.
‹ Cara anda duduk, berdiri, berjalan dan melakukan kontak
mata.
‹ Lingkungan di rumah dan di tempat kerja anda.
‹ Penampilan anda, tatanan rambut, wajah, dan tubuh.
‹ Warna baju yang anda gunakan
‹ Maskulinitas/feminitas
‹ Gerakan tubuh
‹ Menarik nafas dalam, menangis, mengerutkan dahi,
membadut, tersenyum dan tertawa.

Hambatan Komunikasi Efektif

Komunikasi yang efektif akan mengalami hambatan apabila


salah satu peserta komunikasi melakukan hal-hal sebagai
berikut:
a. Menilai (Judging) Menilai antara lain memaksakan nilai
yang anda anut pada orang lain dan membentuk solusi
untuk masalah mereka. Jika anda menilai, anda tidak
mendengar atas apa yang diucapkan orang lain, karena
anda menilai penampilan, suara dan kata-kata yang
digunakan orang tersebut. Contoh:
‹ Mengkritik – “Anda tidak paham”
‹ Mencap – “Itu karena anda malas”
‹ Mendiagnosa–“Anda tidak sunguh-sungguh dengan
masalah ini”

Keterampilan Hidup (Life Skills ) 51


‹ Memuja untuk memanipulasi – “Dengan sedikit usaha
lagi, anda dapat mengerjakan dengan baik”
b. Mengirim solusi (Sending solution)Memotong pembicaraan
sebelum pembicara selesai menyampaikan pesannya atau
menyampaikan ide pemecahan masalah sebelum diminta
dapat mengganggu pembicara dan dapat mencegah
pembicara untuk menyampaikan pesan aslinya. Hal ini
juga akan mendorong ketergantungan orang lain pada
kita dalam memcahkan masalah dan menolak adanya
kesempatan untuk mempraktikkan pengambilan
keputusan. Tipe komunikasi seperti ini akan menunjukkan
kepada mereka bahwa perasaan, nilai-nilai dan masalah
mereka adalah tidak penting. Contoh:
Memerintah – “Kamu akan belajar dua jam tiap malam”
Menakut-nakuti – “Jika kamu tidak melakukan ini,......”
Moralis – “Kamu harus lakukan ini, ....”
Pertanyaan berlebih – “kamu akan kemana? Apa yang
akan kamu lakukan? Dengan siapa kamu pergi?”
Mengakhiri kalimat-kalimat yang akan diucapkan
pembicara.
c. Mengabaikan perhatian orang lain (Avoiding the other’s
concerns) Perasaan dan perhatian individu tidak
diperhitungkan. Pendengar tidak ingin berhubungan
dengan ketakutan, ketidaksadaran dan kecemasan
individu. Contoh:
Menasehati – “Akan baik bagimu jika kamu ....”
Mengalihkan pembicraan–“Olahraga apa yang kamu
lakukan sekarang?”
Argumentasi logis–“Satu-satunya jalan untuk
meningkatkan nilaimu adalah dengan belajar lebih
giat”(Penekanannya adalah pada fakta, sedangkan
perasaan diabaikan)

52 Keterampilan Hidup (Life Skills )


Meyakinkan – “Semua akan selasai” (Membuat orang lain
merasa lebih baik, tetapi tidak berkaitan dengan masalah
yang dihadapi).
Menolak/Tidak setuju – “Ya, tetapi .....”

Cara Berkomunikasi

Proses komunikasi terdiri dari tiga cara berkomunikasi berikut


ini:
a. Passif
Kita ingin mengkomunikasikan sesuatu tetapi kita tidak
dapat mengekspresikannya atau kita melakukannya
dengan cara yang tidak langsung sehingga tidak ada
dampaknya.
b. Aggresif
kita berkomunikasi dengan cara yang melukai/menyakiti
atau menyerang orang lain. Komunikasi agresif dapat
berbentuk terbuka (merendahkan orang lain, mengancam,
atau menekan) atau secara tidak langsung (gosip, atau
membiarakan kebutukan di belakang orang)
c. Assertif
Kita menyatakan pikiran dan perasaan secara jelas dan
langsung tanpa sengaja menyakiti atau tidak menghormati
orang lain. Bersikap pasif dapat membuat perasaan kita
tertekan dan tidak berharga, merasa tidak dihargai/
dihormati, frustrasi, marah, cemas. Bersikap pasif juga
dapat melukai kemampuan kita untuk menjalin hubungan
yang berhasil karena kita tidak mampu menyatakan
perasaan secara langsung dan jujur.
Bersikap agressif dapat menyebabkan orang lain yang
berhubungan dengan kita menjadi terluka atau sakit hati,
marah, merasa tidak dihargai, dan dapat mengakibatkan
perlawanan secara agresif dari pihak lain. Cara ini

Keterampilan Hidup (Life Skills ) 53


mengarah pada hubungan yang buruk karena kurang
komunikasi dan tingkat konflik yang tinggi.

D. Keterampilan Spiritual : Bersyukur dan Berdoa

1. Keterampilan Memahami Kehidupan Spiritual

Untuk dapat memahami konsep keterampilan spiritual secara


sederhana, diperlukan pemahaman terhadap tiga istilah, yaitu
spiritul, kecerdasan spiritual dan keterampilan spiritual. Secara
sederhana manusia terdiri dari unsur jasmani, mental, emosi
dan rohani. Unsur jasmani manusia akan berperan pada
kegiatan-kegiatan seperti:melihat, bersuara, mencium,
merasa, menyentuh dan bergerak. Unsur mental manusia akan
tampak pada kegiatan-kegiatan seperti berfikir,refleksi,
konsepsi, mengetahui, analisis, dan memahami. Unsur emosi
manusia akan terlihat pada kegiatan-kegiatan seperti
mencintai, membenci, takut, marah dan sebagainya.

Sedangkan unsur spiritual manusia akan tampak pada semua


kegiatan jasmani, mental, dan emosi yang digerakan oleh
dan berlandaskan pada unsur ruhaninya. Oleh sebab itu,
kegiatan spiritual adalah kegiatan ruhaniah manusia. Unsur
ruhani manusia adalah sifat Tuhan yang diberikan kepada
setiap manusia. Keberadaan ruhani demikian penting, karena
inilah sumber cahaya dalam diri manusia yang membuatnya
tetap sadar akan Tuhannya dan nilai-nilai spiritualitas. Sehari-
hari manusia menyebutnya suara hati, atau nurani. Suara
hati ini acapkali akan menghunjam dalam diri manusia dan
mengingatkannya dari kelalaian. Dengan demikian, secara
sederhana dapat dikatakan bahwa spiritualitas adalah adalah
ruhani yang dimiliki manusia. Spiritualitas adalah unsur
kehidupan manusia yang langsung diberikan dan berasal dari
Tuhan. Oleh karena itu, hanya dengan kegiatan spiritualnya
manusia bisa tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang
sempurna (Insan Kamil) di dunia dan kembali menghadap

54 Keterampilan Hidup (Life Skills )


Tuhannya dengan keredhoanNya. Singkatnya Keterampilan
Memahami Spiritualitas adalah kemampuan memahami bahwa
semua kegiatan jasmani, fikiran dan emosi manusia yang
digerakan atas dasar suara hati atau ruhani dan diarahkan
untuk memperoleh keredhoan Tuhan Penciptanya.

2. Keterampilan Menyadari Kehidupan Spiritual

Apabila kegiatan spiritual dapat diartikan sebagai bekerjanya


rohani pada semua aspek kehidupan manusia, maka
kecerdasan spiritual, secara sederhana dapat diartikan sebagai
kemampuan spiritual yang tumbuh dan berkembang pada diri
manusia. Kemampuan spiritual itu akan terlihat pada
perkembangan kesadaran dan pemahaman manusia terhadap
diri, orang lain, dan alam, yang berujung pada peningkatan
kesadaran dan pemahaman akan kebesaran Penciptanya.
Dengan peningkatan kesadaran dan pemahaman spiritual itu,
akan membawa manusia untuk tanpa henti berusaha menjadi
lebih dekat kepada Penciptanya. Dengan kata lain, kecerdasan
spiritual bersifat kontekstual. Artinya, Spiritualitas muncul
pada konteks hubungan manusia dengan dirinya, orang lain,
alam dan Penciptanya.

3. Keterampilan Melaksanakan Kehidupan Spiritual

Dari studi-studi sistem kehidupan, diketahui bahwa seluruh


kehidupan seperti makhluk hidup tingkat cell, organisme dan
jagat raya, menjalani kehidupan nya dengan pola yang sama,
yaitu hidup dengan pola gerak perputar. Kehidupan dengan
pola gerak berputar itu adalah gerak spiritual. Gerak spiritual
adalah cara semua makhluk menyembah atau dzikir kepada
Tuhan Penciptanya. Dengan kata lain, telah ditemukan bahwa
kegiatan spiritual atau cara semua makhluk menyembah
Tuhan Penciptanya adalah sama, yaitu gerak berputar.
Kegiatan spiritual tingkat cell (micro cosmos) disebut
Dissipative Structure, pada tingkat jagat raya (macro cosmos)

Keterampilan Hidup (Life Skills ) 55


disebut Putaran Galaksi dan pada tingkat kehidupan manusia
(Social System) kegiatan spiritual itu disebut Tawaf dan Sholat.

Makna umum dari kegiatan spiritual adalah semua kegiatan


baik jasmani, fikiran, dan emosi yang dilaksanakan atas
dorongan rohani atau kata hati untuk mendapatkan keredhoan
Ilahi. Makna umum ini bila dikaitkan dengan konsep
kecerdasan spiritual, diketemukan makna yang lebih khusus
dan berlaku untuk semua makhluk. Makna khusus dari
kegiatan spiritual adalah penyembahan semua makhluk
kepada Khaliknya, yang ternyata pewujudannya sama yaitu
gerak berputar, yang untuk manusia (agama Islam) disebut
Sholat dan Tawaf.

Dari berbagai rujukan, ternyata dapat disimpulkan bahwa


sembahyang sebagai kegiatan spiritual merupakan kapsul
keseluruhan ajaran dan tujuan agama. Dalam sembahyang
diketemukan sari pati ajaran agama. Dalam sembahyang
diketemukan tujuan akhir hidup, yaitu penghambaan diri yang
hanya kepada Alloh. Oleh sebab itu, keterampilan spiritual
terletak disamping pada pemahaman yang benar terhadap
semua rukun dan syarat sembahyang, juga dan terutama
sekali pada keterampilan dalam melaksanakannya.

Keterampilan spiritual dalam sembahyang terletak pada


kemampuan meresapi makna dari setiap ucapan yang dibaca
dalam sembahyang.

Berikut ini adalah contoh keterampilan spiritual dalam agama


islam dalam pelaksanaan sholat dan keterampilan spiritual
dalam agama Kristen dalam pelaksanaan sembahyang:
a. Ketrampilan spiritual agama Islam dalam melaksanakan
sholat.
1) Keterampilan menghayati makna ucapan dan gerak
shalat secara keseluruhan.

56 Keterampilan Hidup (Life Skills )


Sholat adalah ibadah kepada Allah dan
pengagunganNYA, dengan bacaan-bacaan dan
tindakan tertentu yang dibuka dengan takbir (Allahu
Akbar) dan ditutup dengan taslim (Assalaamualaikum
Warahmatullahi Wabarokaatuh). Inti makna bacaan
dalam sholat, seperti yang terkandung dalam surat
Al-Fatihah adalah syukur (Ayat 1, 2, 3 dan 4) dan
doa (Ayat 5, 6 dan 7). Syukur dimulai dengan pujian
dan doa isinya adalah permohonan untuk selalu berada
di dalam jalan yang lurus.
2) Keterampilan menghayati makna dan implikasi takbir
(Allahu Akbar).
Takbir pembukaan shalat itu dinamakan takbiratul
Ihram, yang mengandung arti takbir yang
mengharamkan. Mengharamkan segala tindakan yang
tidak ada kaitannya dengan shalat sebagai peristiwa
menghadap Tuhan. Maka makna intrinsik shalat
diisyaratkan dalam arti simbolik takbir pembukaan
itu, yang melambangkan hubungan dengan Allah.
Tujuan penciptaan jin dan manusia oleh Allah adalah
agar mereka menghambakan diri kepadaNYA. Dan
wujud simbolik terpenting penghambaan itu adalah
shalat yang dibuka dengan takbir tersebut, sebagai
ucapan pernyataan dimulainya sikap menghadap Allah.
3) Keterampilan menyadari posisi sebagai seorang
makhluk yang sedang menghadap Khaliknya.
Sedapat mungkin dengan penuh keharuan,
kesyahduan dan kekhusyukan seseorang yang sedang
shalat menyadari kehadirannya di hadapan Sang Maha
Pencipta sedemikian rupa, sehingga ia seolah-olah
melihat Khaliknya. Dan kalaupun ia tidak dapat
melihatNYA, ia harus menginsyafi sedalam-dalamnya
bahwa Khaliknya melihat dia, sesuai dengan makna
Ihsan.

Keterampilan Hidup (Life Skills ) 57


4) Keterampilan menghayati hakekat makna surat Al
Fatihah sebagai bacaan terpenting dalam shalat
Dimulai dengan pernyataan bahwa seluruh perbuatan
dirinya akan dipertanggung jawabkan di hadapan Allah
(Basmalah). Diteruskan dengan panjatan pujian dan
pengakuan kepada Allah sebagai pemelihara seluruh
jagat raya ( Hamdalah). Yang Maha pengasih tanpa
pilih kasih di dunia ( Arrahman) dan Maha Penyayang
di akhirat kelak (Arrahim). Lalu diteruskan dengan
pengakuan terhadap Allah sebagai Penguasa Hari
Pembalasan Yang Maha Adil (Maliki Yaumiddin).
Kemudian mengukuhkan diri bahwa hanya kepada
Allah kita menyembah dan hanya kepada Allah kita
meminta pertolongan (Iyyakana’budu waiyyaka-
nasta’in). Kemudian diakhiri dengan doa agar Allah
berkenan memunjukan kita jalan yang lurus. Yaitu
jalan mereka yang telah memperoleh karunia
kebahagian dari Allah. Dan bukan jalan mereka yang
terkena murka, juga bukan jalan mereka yang telah
sesat. (Ihdina Assiraatal Mustaqim Sirathalladzina An
amta ‘alihim Ghairil Maghdubi A’laim Waladhalin).
5) Keterampilan menghayati makna dan implikasi taslim
(Assalamualikum Warahmatullah Wabakatuh) dalam shalat.
Shalat diakhiri dengan taslim yang mempunyai makna
bahwa setelah selesai menjalankan shalat, seseorang
menyatakan komitmen dan akan terus berusaha untuk
mewujudkan rahmah dan barakah bagi segenap umat
manusia melalui tugas dan tanggung jawab yang ia
emban di bidangnya masing-masing. Dengan kata lain
melalui shalat manusia diberikan kesempatan untuk
mendekatkan diri kepada Khaliknya (Hablumminallah)
dan melalui shalat juga manusia memperkuat
komitmennya untuk bisa berbuat yang terbaik bagi
sesamanya (Hablumminannaas).

58 Keterampilan Hidup (Life Skills )


Apa bila keterampilan sholat sebagai keterampilan
spiritual sudah dapat dilaksanakan, maka akan
melahirkan kualitas dan kepuasan spiritual yang tinggi.
Dan kualitas sholat yang tinggi indikatornya adalah
yang bersangkutan, oleh Allah, dijamin untuk tidak
melaksanakan semua kemungkaran dan kebathilan
dalam kehidupannya. Demikian juga halnya dengan
remaja, apabila sudah dapat melaksanakan shalatnya
dengan benar, dapat dipastikan ia akan terhindar dari
berbagai masalah hidup yang dihadapi termasuk
resiko Triad KRR.
b. Ketrampilan spiritual agama Kristen dalam melaksanakan
sembahyang
1) Berdoa.
Sikap fisik dalam berdoa adalah dengan melipat
tangan sebagai tanda menghormati Tuhan, dan
menutup mata untuk membantu berkonsenterasi.
Namun berdoa dengan melipat tangan dan menutup
mata dilakukan saat-saat tertentu saja. Akan tetapi,
pada hakekatnya berdoa merupakan komunikasi
vertikal antara manusia secara pribadi dan Sang
Pencipta, yang berlangsung secara terus menerus,
seperti nafas yang memberi hidup, baik ketika
bangun ataupun sedang tidur. Dalam hal ini, roh
manusia yang telah diperbaharui akan terus
berkomunikasi dengan Tuhan, karena roh manusia
dan Roh Allah tidak pernah tidur.
2) Bersekutu.
Persekutuan yang dimaksud adalah ibadah secara
bersama-sama menghadap Tuhan, yang biasa disebut
sebagai “Kebaktian”, dengan tata ibadah sebagai
berikut:

Keterampilan Hidup (Life Skills ) 59


‹ Bersama-sama mengucap syukur kepada Tuhan
dalam bentuk nyanyian, dengan sikap hati
sungguh-sungguh menyadari bahwa saya ada
sebagaimana saya ada, hanyalah karena kasih
karunia Tuhan semata, bukan karena kekuatan,
kepandaian, dan usaha saya. Sementara itu, sikap
fisik dapat berupa mengangkat satu tangan kanan
sebagai ungkapan ucapan syukur kepada Tuhan.
‹ Bersama-sama melantunkan nyanyian
penyembahan, dengan sikap hati seorang hamba
sambil mengangkat ke dua tangan sebagai tanda
berserah secara total, bahwa Tuhan adalah
Penguasa di atas segalanya, aku serahkan hidupku
kepada-Mu.
‹ Bersama mengucapkan kata-kata pujian dalam
bentuk nyanyian, yaitu sungguh-sungguh memuji
dan mengagumi perbuatan Tuhan atas hidup ini
dan atas segala ciptaannya, sambil bertepuk
tangan atau bersorak-sorai, sebagaimana yang
biasa kita lakukan kepada seseorang yang di
anggap menang atau berpenampilan mempesona
di atas panggung.
‹ Menerima pengajaran Firman Tuhan dari seorang
hamba Tuhan (Pendeta atau Penginjil). Kegiatan
a, b, dan c yang dilakukan dengan sungguh-
sungguh akan menggemburkan tanah hati atau
roh manusia sehingga menjadi tanah yang subur,
yang siap ditaburi Firman Tuhan. Firman Tuhan
ini akan tumbuh subur dan menghasilkan buah
dalam bentuk sikap hidup dan perbuatan. Dengan
demikian, segala sikap dan perbuatan manusia
akan berlandaskan Firman Tuhan.
‹ Bersama-sama menaikkan doa-doa, disebut
berdoa syafaat, yaitu ucapan syukur atas Firman,

60 Keterampilan Hidup (Life Skills )


atas kebaikan Tuhan, dan berdoa bagi keluarga,
bangsa, bahkan dunia.
‹ Doa berkat oleh hamba Tuhan yang telah
menaburkan Firman Tuhan tadi bagi jemaat sambil
mengangkat kedua terbuka sebagai tanda
menerima berkat Tuhan yang sudah tersedia sejak
dunia dijadikan.
3) Membaca Alkitab.
Setiap manusia roh pasti melandaskan hidupnya
sehari-hari dengan Firman Tuhan. Oleh karena itu
aktivitas membaca dan mempelajari Alkitab setiap hari
wajib dilakukan. Sebagaimana layaknya jasmani yang
perlu memakan makanan jasmani setiap hari,
demikian pula rohani perlu diberi makan dengan
makanan rohani yaitu Firman Tuhan setiap hari pula,
karena manusia roh ini yang memimpin hidup. Jika
manusia roh lemah, sudah dapat dipastikan bahwa
hidup ini hanya akan mengikuti kehendak jiwa/akal
dan jasmani manusia belaka, hampir tidak merasakan
kehendak Allah lagi.
4) Bersaksi.
Sebagai manusia hidup, setiap manusia bersikap dan
berperilaku, dengan perkataan lain tampilan atau
performance akan terlihat secara otomatis. Bersaksi
adalah meyakini bahwa seluruh sikap dan perilaku
yang tampak keluar adalah sebagai ungkapan dari
manusia roh atau ungkapan batin. Apabila manusia
roh atau batin terus menerus berhubungan dengan
Roh Allah, maka sikap, perilaku, dan perkataan yang
keluar tidak akan menyimpang dari segala yang
dikehendaki Allah.
Apabila keterampilan spiritual atau yang disebut
ibadah tersebut dapat dilaksanakan dengan benar,

Keterampilan Hidup (Life Skills ) 61


maka roh manusia akan merasa puas. Roh manusia
yang puas akan melahirkan sikap dan prilaku yang
menjauhi kejahatan atau dosa, bahkan perkataan
yang diucapkan tidak akan menyakiti sesama. Semua
pihak pasti sepakat, jika para remaja yang bertingkah
aneh-aneh sesungguhnya adalah remaja yang sedang
mencari identitas diri, bahkan dapat dikatakan bahwa
remaja ini sedang lapar secara batiniah (roh).

62 Keterampilan Hidup (Life Skills )


BAB III
PENUTUP

Buku Pendidikan Keterampilan Hidup ini disiapkan sebagai salah


satu informasi dalam mempersiapkan Tegar Remaja. Oleh sebab
itu materi pendidikan keterampilan hidup ini diharapkan dapat
dibaca dan dipelajari oleh : Para remaja, pembina dan pengelola
program KRR. Termasuk para pengelola PIK-KRR (ketua,
penanggung jawab administrasi, penanggung jawab program/
kegiatan, pendidik sebaya dan konselor sebaya).

Keempat keterampilan hidup yang diuraikan dalam buku ini, yaitu


ketrampilan fisik, keterampilan mental, keterampilan emosional
dan kterampilan spiritual. Sebagai suatu sistem ketrampilan
merupakan satu kesatuan yang saling mendukung dan tidak dapat
dipisahkan satu sama lainnya. Sebagai contoh keterampilan fisik
yang intinya adalah keterampilan menyeimbangkan antara nutrisi,
olah raga dan istirahat akan menghasilkan raga yang sehat. Raga
yang sehat selanjutnya akan mendukung keterampilan mental
yang intinya adalah berpikir positif. Berpikir positif pada gilirannya
akan diikuti oleh tumbuhnya keterampilan emosional yang
hakekatnya keterampilan berkomunikasi dengan orang lain. Ketiga
keterampilan ini akhirnya akan mengahasilkan tumbuhnya
keterampilan spiritual yang intinya adalah kemampuan seseorang
menggunakan fisik, mental dan emosinya untuk mendekatkan
dirinya kepada Tuhan penciptaNya.

Keterampilan Hidup (Life Skills ) 63


DAFTAR PUSTAKA

1. Anne Adam, Education From Conception To Graduation A


Systematic, Integral Approach, Online Dessertation, 2006),

2. Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Pelatihan dan


Modul Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills Education) Bagi
Fasilitator Pendidik Sebaya di Sekolah Menengah Pertama dan
Sederajat), Jakarta, 2004.

3. Fritjof Capra, Sustainibility Theory of living System,Online


Paper, 2004).

4. Hendrawan Nadisul, dr. Sehat itu Murah, Penerbit Buku


Kompas, Jakarta, September 2007.

5. Husein A. Bajang, DR,M. D. Ph.d, Tubuh anda adalah Dokter


yang terbaik Penerbit, Median Prima Indonesia, 2008.

6. Jennifer Park, M.S, Mary Huser, M.S, Promising Life Skills


Educational Program for Incarcerated Audiences, UW
Extension, April 2005

7. Larson D, Life Skills Education: A Video-Base Counseling/


Learning Delivery System, Monterey, 1984.

8. Madhu Singh, Understanding Life Skills, Gender and Education


For All; The Leap To Equality, UNESCO,2003.

9. Patti Harrington, Ed.D, Life Skills Activity Guide, Utah State


Office of Education, online paper, Salt Like City, September
2006.

Keterampilan Hidup (Life Skills ) 65


10. Universitas Katholik Atmajaya, Manual dan Modul Life Skills
Education, Jakarta, 2008.

11. University of Florida, IFAS EXTENSION, Life Skills Development


of Oklahoma 4-H Alumni, OSU.

66 Keterampilan Hidup (Life Skills )


http://ceria.bkkbn.go.id
Keterampilan hidup atau yang sering disebut kecakapan hidup
adalah berbagai keterampilan atau kemampuan untuk dapat
berperilaku positif dan beradaptasi dengan lingkungan, yaitu
memungkinkan seseorang mampu menghadapi berbagai tuntutan
dan tantangan dalam hidupnya sehari-hari.

Keterampilan-keterampilan yang dipandang sangat penting antara


lain:
? Keterampilan fisik (menyeimbangkan antara nutrisi, olahraga
dan istirahat)
? Keterampilan mental (berpikir positif)
? Keterampilan emosional (berkomunikasi secara efektif)
? Keterampilan spiritual (bersyukur dan berdoa)

You might also like