Professional Documents
Culture Documents
B. PENDAHULUAN
Struktur dan sifat bahan sangat berubah apabila dipadu dengan unsur
lain. Kelakuan bahan seperti ini dapat dilihat juga pada bahan cair,gas, tetapi
yang sangat mencolok terdapat pada bahan padat.
Kalau bahan (komponen A) menjadi sistem dua komponen dengan
menambahkan komponen B, fas baru tidak terbentuk apabila komponen B
larut dalam keadaan padat dalam komponen A. Tetapi apabila komponen B
dipadukan melebihi kelarutan maksimumnya maka terjadi campuran larutan
padat jenuh dan berlebihan fasa B. Kadang-kadang A dan B bereaksi satu
sama lain membentuk fasa lain. Sifat bahan akan berubah yang disebabkan
oleh perbandingan campuran dan kondisi campuran fasa yang ada.
Hubungan antara jumlah setiap komponen dan fasa yang terjadi dapat dilihat
dari diagram fasa yang dapat memberikan informasi mengenai sifat bahan.
Hal ini sangat diperlukan dalam melakukan uji metalografi untuk mengetahui
stuktur mikro dan sifat mekanis bahan sebagai salah satu tahap dalam
finishing product .
C. POKOK MATERI
6.1 Diagram Fasa
Diagram fasa biasanya digunakan sebagai peta yang menunjukkan
fasa yang ada pada suhu tertentu atau komposisi paduan pada keadaan
kesetimbangan, yaitu bila semua reaksi yang mungkin terjadi telah selesai.
Berikut adalah contoh diagram fasa.
Gambar 6.6 Diagram Fasa Larut sempurna dalam keadaan cair dan
dalamkeadaan padat di setiap komposisi
Gambar 6.8 Diagram Fasa larut dalam keadaan cair di setiap komposisi dan
senyawa dengan titik peritektik
6. Larut sempurna dalam keadaan cair dan mempunyai peritektik dengan
kelarutan terbatas.
Apabila larutan padat terbentuk sebagai ganti senyawa oleh reaksi
peritektik, pada temperatur cpd reaksi terjadi sebagai berikut :
Kristal Primer β(d) + cairan c → larutan padat α (p)
Gambar 6.9 Diagram Fasa larut dalam keadaan padat disetiap komposisi
dan peritektik dengan kelarutan padat terbatas
Gambar 6.11
Pengkristalan larutan padat oleh pendingin
Gambar merupakan bagian dari diagram Pb – Sn yang mengalami
pengkristalan oleh pendingin. Gambar menyatakan sistem dua fasa dengan
komponen total b% B berada dalam kesetimbangan pada temperatur t 1
dimana larutan padat α dengan komposisi b 1% B dan cairan dengan
komposisi b2% B berada bersama. Umpamakan jumlah berat 100 gr. Dari
jumlah itu x gr adalah larutan padat α, berat dari cairan adalah (100 – x) gr,
dan dari hubungan antara bahan yang ada dalam kesetimbangan
persamaannya :
b b b2
100 x = x 1 + (100 – x)
100 100 100
b
100 x = Volume B
100
b1
x = Volume B dalam larutan padat α
100
b2
(100 – x) = Volume B dalam cairan
100
Dari persamaan diatas :
100b = b1x + 100b2 – b2x
100(b2 b)
x =
b2 b1
Demikian juga :
100(b2 b )
x berat b2 b1 b b QQ
2 1 2
100 x beratcairan 100(b2 b ) b b1 QQ1
100
b2 b1
Ini merupakan hubungan seperti halnya pada tuas pengungkit atau
timbangan dimana Q sebagai tumpuan. Panjang lengan QQ 1 dikalikan
dengan berat α, sama dengan Q 2Q dikalikan dengan berat cairan, hubungan
ini dinamakan hubungan tuas QQ1 dan Q2Q dapat dibaca dari sumbu
komposisi. Kalau Q ada ditengah antara Q 1 dan Q2, larutan padat α adalah
50% demikian juga cairan yang ada 50%. Kalau Q sama dengan Q 1 tidak ada
cairan dan kalau Q sama dengan Q2 tidak ada larutan padat α.
D. SOAL LATIHAN
1. Jelaskan pengertian diagram fasa dalam hubungannya dengan
metalografi!
2. Baja eutektik ( ~ 0,8% karbon ) dipanaskan sampai suhu 800 °C
kemudian didinginkan secara perlahan-lahan sampai suhu eutektoid
(727 °C). Hitung jumlah karbida yang terbentuk dalam 100 gr baja!
Diketahui reaksi eutektoid untuk paduan Fe – C adalah :
(0,77%C)
0
α
727 C
(0,02 %C) + Fe3C (6,7%)
DAFTAR PUSTAKA
Van Vlack, Ny. Sriati Djaprie. (1986). Ilmu dan Teknologi Bahan ( Ilmu
Logam dan Bukan Logam ), Edisi Keempat, Penerbit Erlangga,
hal. 358-382.
Ir. Tata Surdia, M.S. Met. E, Prof. Dr. Shinroku Saito. (1992).
Pengetahuan Bahan Teknik, Cetakan Kedua, PT Pradnya Paramita,
hal. 53-62.