You are on page 1of 57

® Bobby 2004,TGD ITB

BAGIAN - 1

GD-3131 Fotogrametri 1
1
® Bobby 2004,TGD ITB

Definisi Fotogrametri

Fotogrametri dapat didefinisikan sebagai suatu seni, pengetahuan


dan teknologi untuk memperoleh informasi yang dapat dipercaya
tentang suatu obyek fisik dan keadaan disekitarnya melalui proses
perekaman, pengamatan/ pengukuran dan interpretasi citra
fotografis atau rekaman gambar gelombang elektromagnetik.
 Definisi fotogrametri diatas mencakup dua bidang kajian,
yakni :
(1)Fotogrametri metrik, bidang yang berkaitan dengan
pengukuran/ pengamatan presesi untuk menentukan ukuran
dan bentuk obyek, dan
(2)Fotogrametri interpretatif, yang berhubungan dengan
pengenalan dan identifikasi obyek.

2
® Bobby 2004,TGD ITB

METODA PROSES PENGADAAN DATA

3
® Bobby 2004,TGD ITB

SEJARAH FOTOGRAMETRI

Fotogrametri dengan penggunaan foto udaranya secara praktis digunakan oleh


seorang Perancis yakni Colonel Aime Laussedat pada tahun 1849 untuk
pemetaan topografi yang kemudian dikenal sebagai bapak fotogrametri. Untuk
mendapatkan foto udara digunakan layang-layang dan balon udara. Setelah itu
pengembangan fotogrametri dilakukan oleh beberapa pakar antara lain Deville
1886, Carl Pulfrich 1909, dll.
Penemuan pesawat udara oleh Wright Brothers tahun 1902 membawa
fotogrametri udara menjadi modern saat itu. Untuk aplikasi pembuatan peta
topografi pemotretan dengan pesawat udara dilakukan untuk pertama
kalinya adalah pada tahun 1913. Secara intensif foto udara juga digunakan pada
perang dunia pertama dan kedua, baik untuk survey rekonaisan maupun untuk
keperluan intelejen.

4
® Bobby 2004,TGD ITB

PRODUK FOTOGRAMETRI

Mosaik Foto : Uncontrolled (tanpa kontrol), Semicontrolled


(dengan sebagian kontrol) dan Controlled (dengan kontrol)
Peta garis (linemap) -> format vektor

Peta foto (photomap) -> format raster


Digital Terain Model (DTM)

5
® Bobby 2004,TGD ITB

Contoh Mosaik Tanpa Kontrol


(uncontrolled mosaic)

6
® Bobby 2004,TGD ITB

Contoh Mosaik Semi Kontrol

7
® Bobby 2004,TGD ITB

Contoh Peta Garis

8
® Bobby 2004,TGD ITB

Contoh Peta Foto

9
® Bobby 2004,TGD ITB

Digital Terain Model

10
® Bobby 2004,TGD ITB

Aplikasi Fotogrametri
Produk dari fotogrametri digunakan oleh berbagai disiplin yang didalam
kegiatannya berkaitan dengan lahan/ permukaan bumi. Tergantung dari
keperluannnya, maka fotogrametri dapat digunakan dalam tahap-tahap
seperti :
rekonaisan, (contoh : Air Bangih)
studi kelayakan, (contoh : Bakri Kalianda, Wahau)
perencanaan, (contoh : Krakatau Steel)
perancangan, (contoh : BP Tambak Lorok)
implementasi/ kostruksi, (contoh : Proyek Real Estate)
operasional/pengelolaan, (contoh : Cirata)
pemeliharaan.(contoh : proyek leger jalan)
Sedang pemanfaatannya dalam Sistem Informasi Geografik (SIG),
fotogrametri merupakan salah satu cara perolehan data (data acquisition)
yakni satu dari lima elemen utama SIG.

11
® Bobby 2004,TGD ITB

Salah satu metoda


proses pengadaaan
data adalah
Fotogrametri

12
® Bobby 2004,TGD ITB

JENIS FOTO UDARA BERDASARKAN


SUDUT PENGAMBILANNYA

Foto udara dapat di bedakan berdasarkan beberapa aspek, antara lain dari sudut
pengambilannya, jenis emulsi dan jenis kamera yang digunakan.
Jenis foto udara berdasarkan sudut pengambilan
 Foto Udara Vertikal
 Foto Udara Oblique (miring)
 Foto Udara High Oblique (miring sekali)

 
F O TO U D A R A F O TO U D A R A F O TO U D A R A
TE G A K / V E R TIK A L M IR IN G M IR IN G S E K A L I

Jenis foto udara berdasarkan sudut pengambilannya  13


® Bobby 2004,TGD ITB

FOTO UDARA BERDASARKAN JENIS EMULSINYA

 Black & White monochrome (BW), paling banyak digunakan untuk


aplikasi pemetaan, diantara jenis film yang paling murah.
 Black & White Infrared (BWIR), dapat meminimisasi pengaruh adanya
cuasa berkabut saat pemotretan
 Natural Color, untuk interpretasi pengenalan feature/ unsur dengan ciri
warna natural.
 Color Infrared (CIR), banyak digunakan untuk menejemen sumber daya
alam terutama untuk pengenalan feature yang mempunyai kadungan air.

14
® Bobby 2004,TGD ITB

Panchromatik

Warna (natural color)

Color infrared

15
® Bobby 2004,TGD ITB

FOTO UDARA FORMAT BESAR

Berdasarkan jenis kamera yang dimaksud disini adalah berdasarkan ukuran


bingkai negatifnya (negative frame), yang dapat dibedakan menjadi :
Foto udara format besar, dengan ukuran 23 cmm x 23 cm. Jenis foto ini diambil
dengan kamera metrik dan paling umum digunakan dalam fotogrametri.
 

Kamera metrik Wild RC-9 dan foto udara 23 cm x 23 cm

Untuk kamera metrik ukuran normal dikenal tiga sudut bukaan ( angle field of view),
yakni :
Normal Angle (NA), f = 210 mm
Wide Angle (WA), f = 152 mm
Super Wide Angle (SWA), f = 88 mm 16
® Bobby 2004,TGD ITB

NA, WA, SWA

17
® Bobby 2004,TGD ITB

FOTO UDARA FORMAT KECIL

Foto udara format kecil (small format aerial photograph) - SFAP dengan ukuran 6
cm x 6 cm atau 24 mm x 35 mm. Gambar No.4 dan No.5 masing-masing
menunjukan jenis kamera untuk kedua ukuran foto diatas.
 
 
 
 

 
 
 

Kamera format 6 cm x 6 cm Kamera format 24 mm x 35 mm


Rollei 6002 Nikon AF 600

18
® Bobby 2004,TGD ITB

UKURAN FOTO UDARA

19
® Bobby 2004,TGD ITB

Informasi Pada Foto Udara


(metrik 23 cm x 23 cm)
JAM A L T IM E T E R N IV E A U P J .F O K U S

Tanda waktu (jam),


Altimeter = penunjuk ketinggian
F ID U C IA L terbang terhadap mean
M ARK sea level,
F ID U C IA L
F ID U C IA L Niveau = indikator kedataran foto/
M ARK
M ARK
kamera saat
pemotretan,
Panjang fokus kamera
Fiducial mark (tanda tepi) = tanda
pada tengah-tengah
sisi atau pojok foto
untuk penentuan titik
utama foto.

F ID U C IA L
M ARK

20
® Bobby 2004,TGD ITB

Foto vs Peta
h’ g ’ f’ e ’ d ’c ’ a ’

Fo to ud a ra
Foto Proyeksi Sentral

Titik p usa t p roye ksi


Peta Proyeksi Orthogonal

l
tra
n
se
a
c ar
se
n
ka
ksi
ye
ro
Dip
Pe rmuka a n ta na h
C

A
B D

Pe ta E F G
H
Dip ro ye ksika n se c a ra ortho gona l

a b c= d e f g h Bo b b y 2 006

21
® Bobby 2004,TGD ITB

WAHANA PEMOTRETAN UDARA

L a y a n g - la y a n g

B a lo n U d a r a P e s a w a t m in ia tu r

P e s a w a t b e ra w a k

22
® Bobby 2004,TGD ITB

Trike

23
® Bobby 2004,TGD ITB

24
® Bobby 2004,TGD ITB

FO TO G R A M ETR I

FO TO UDARA
D E N G A N P E R TA M PA LA N
(6 0 % - 7 0 % )

FO TO
K IR I
FO TO
KANAN
PRO YEKTO R
K IR I PRO YEKTO R
KANAN
R E S T IT U S I M O D E L 3 D

M O D EL 3 D T R A C IN G
TA B LE

PRO YEKSI
TEGAK

P E TA

B O B B Y SD - 1999
25
® Bobby 2004,TGD ITB

OVERLAP dan SIDELAP

ru n 2
sid e la
p
over
la p ru n 1

26
® Bobby 2004,TGD ITB

27
® Bobby 2004,TGD ITB

Drift

28
® Bobby 2004,TGD ITB

Crab

29
® Bobby 2004,TGD ITB

Kesalahan/ Penyimpangan pada foto udara

Foto udara hasil pemotretan masih dihinggapi


dengan berbagai distorsi, antara lain :

(1) akibat ketidak- sempurnaan kamera udara


yang digunakan
(2) refraksi atmosfer,
(3) kelengkungan bumi,
(4) kemiringan kamera saat pemotretan dan
(5) permukaan tanah yang tidak datar.

30
® Bobby 2004,TGD ITB

Distorsi Foto Akibat Ketidak-


sempurnaan Kamera

1. Distorsi Lensa
2. Panjang Fokus yang tidak sesuai
3. Tidak ketidakdataran bidang negatif
4. Titik utama foto yang tidak sesuai

31
® Bobby 2004,TGD ITB

Refraksi Atmosfer
d = K tan 
K = (7.4 x 10-4)(H-h)[1-0.02(2H-h)]
dimana : tan  = r/f
r = x 2 + y2
d = K r/f
r’ = f tan ( – d)
dr = r – r’
dimana :
• x, y = koordinat dlm
sistem foto
• r = jarak radial dari
TU foto
• f = pj. fokus
32
® Bobby 2004,TGD ITB

Kelengkungan Bumi

33
® Bobby 2004,TGD ITB

Variasi skala akibat perbedaan tinggi terbang

34
® Bobby 2004,TGD ITB

Perubahan orientasi foto akibat swing

35
® Bobby 2004,TGD ITB

Distorsi bentuk akibat pitching

36
® Bobby 2004,TGD ITB

Distorsi bentuk akibat rolling

37
® Bobby 2004,TGD ITB

Distorsi bentuk akibat kombinasi gerak pesawat


variasi tinggi terbang (dht) dan kemiringan kamera udara ()

y V a r ia s i s k a la

x
z

y R o t a s i t e rh a d a p R o t a s i t e rh a d a p
s u m b u X , Y, Z d a n s k a la
su m b u Z

x kappa

z
R o t a s i te rh a d a p
y su m b u X
R o t a s i t e rh a d a p
su m b u X,Y & Z

x o m ega

R o t a s i t e rh a d a p
y su m b u Y R o t a s i t e rh a d a p
su m b u X & Y

x phi

Catatan : Perlu diperhatikan bahwa visualisasi distorsi akibat kemiringan kamera dan perubahan skala akibat perbedaan tinggi
terbang pesawat pada gambar-gambar di atas bukanlah merupakan distorsi dari bingkai (frame) foto udara melainkan distorsi
dari detail-detail yang terdapat pada foto tersebut !.
38
® Bobby 2004,TGD ITB

DISTORSI FOTO UDARA


Akibat Perbedaan Relief Topografi

P e rg e s e ra n
re lie f
fo to
u d a ra p p

h t = Tin g g i Te rb a n g P e s a w a t

dH = P e rb
re li H r = K e t in g g ia n Ta n a h R a t a - ra t a
P

39
® Bobby 2004,TGD ITB

- Komponen Geometri Foto Udara dan


Skala Foto Udara
Skala foto udara secara merupakan perbadingan antara panjang fokus kamera dengan tinggi
terbang pesawat terhadap bidang rata-rata tanah. Atau merupakan jarak antara dua titik di
foto dengan jaraknya di tanah.
tanah
 
 
 
 
 
 
 
 

 
NB. Skala diatas hanya berlaku untuk foto udara vertikal dan daerah yang relatif datar.

40
® Bobby 2004,TGD ITB

PARALAKS

Pasangan sinar dari foto kiri dan


fo to k ir i fo to k a n a n kanan dalam satu bidang dan
o' o '' berpotongan di titik A
a' a ''

Paralak-y = 0
Beda tinggi dZ sebagai fungsi dari
paralak-x

A '' fo to k ir i fo to k a n a n
py o'
A' p a' a '' o ''
x

p = p a r a la k - x
x
py = p a r a la k - y

Pasangan sinar dari foto kiri


kedudukan 1
dan kanan belum dalam satu d Z = f(p x )
bidang dan saling bersilangan A' A '' kedudukan 2
p py= 0
b id a n g p r o y e k s i x
Paralak-x dan y ≠ 0
p = p a r a la k - x
A x
py = p a r a la k - y

41
® Bobby 2004,TGD ITB

PERGERAKAN TITIK PADA FOTO TUNGGAL

bz by bx

( t ilt ) ( t ip ) ( s w in g )

42
® Bobby 2004,TGD ITB

PERUBAHAN PARALAKS Y AKIBAT PUTARAN


ELEMEN ORIENTASI

Proyektor kanan by’, bz’,


’, ’, ’

3
4
1 2
5 6

by' bz' '

3
4
1 2
5
6

b y '' b z ''

' ' '

Proyektor kiri by’, bz’, ’, ’,


’
'' '' ''

43
® Bobby 2004,TGD ITB

PENGLIHATAN STEREOSKOPIK

Metode mengukur atau memperkirakan suatu cara


monoskopik dan stereoskopik. Cara penglihatan
dengan satu mata disebut sebagai penglihatan
monokular atau monocular vision, sedang dengan
dua mata disebut sebagai penglihatan binokular atau
binocular vision.
 

44
® Bobby 2004,TGD ITB

Monocular vision
(1) membandingkan secara relatif besarnya (size) obyek satu dengan
lainnya,
(2) terhalangnya obyek yang terletak dibelakang (lebih jauh) terhadap
obyek didepannya (lebih dekat),
(3) dari bayangan, dan
(4) pem-fokusan mata yang berbeda untuk obyek yang jauh dan dekat.

Persepsi kedalaman berdasarkan ukuran dan halangan


45
® Bobby 2004,TGD ITB

Persepsi kedalaman (depth perception)

Persepsi kedalaman merupakan fungsi dari


sudut paralaktik = sudut perpotongan
sumbu optik mata kiri dan kanan manakala b
kedua mata terfokus pada suatu titik/ obyek. k iri ka n a n
 dBA = dB - dA
dimana : dA = f (a) dan dB = f (b)
Jarak terdekat persepsi kedalaman
stereoskopik untuk rata-rata orang dewasa
DA
kira-kira 25 cm, dengan basis sekitar 66 mm a
maka sudut paralaktik maksimum adalah
DB
 = 2 tan-1 (3.3/25) = 15
A
Persepsi kedalaman stereoskopik
b
maksimum kira-kira = 50 meter.Persepsi
kedalaman stereoskopik merupakan fungsi ( DB DA)
sudut paralaktik ( )  
B

46
® Bobby 2004,TGD ITB

Penglihatan Stereoskopik Pasangan Foto

Syarat dapat melihat pasangan foto secara stereoskopik,


yakni :
(1)  daerah yang akan diamati secara stereoskopik difoto dari
posisi eksposur yang berbeda yaitu pada daerah
pertampalannya
(2)   skala dari kedua foto kurang lebih sama,
(3)   pasangan obyek padai foto kiri dan kanan dan kedua mata
kurang lebih harus dalam satu bidang yang sama atau sumbu
optik kedua mata harus satu bidang.

47
® Bobby 2004,TGD ITB

Beberapa cara penglihatan


stereoskopik
(1)   Anaglyp, foto kiri dan kanan di cetak menggunakan basis warna yang berbeda
(hijau & merah), pengamatannya pun dilakukan dengan kacamata warna, kiri hijau
dan kanan merah. Cara ini digunakan pada beberapa alat lama jenis optis dan
produk softcopy.
 
(2)   Polaroid, kedua foto diproyeksikan dengan dipolarisasi - 90 , untuk melihat
stereo digunakan kacamata polaroid dengan sudut polarisasi yang sesuai, tidak
populer digunakan pada alat fotogrametri,
 
(3)   Flickering, mata kiri dan kanan dipaksakan untuk melihat foto kiri dan kanan
secara bergantian dengan selang waktu sedemikian rupa hingga kedua mata
dibuat seolah-oleh melihat masing foto secara bersamaan. Cara ini pun tidak
begitu populer digunakan pada alat fotogrametri,
 
(4)     Split, dengan batuan sistem pengamat optis, mata kiri dibuat hanya melihat
foto kiri dan mata kanan hanya foto kanan. Cara ini dinilai praktis, handal dan
paling populer dimanfaatkan pada alat fotogrametri
48
® Bobby 2004,TGD ITB

Anaglyph

FOTO KIRI FOTO KANAN

FOTO STEREO ANAGLYPH 49


® Bobby 2004,TGD ITB

POLAROID

Foto kiri dan kanan


diproyeksikan melalui
filter polaroid dengan
perbedaan sudut
polarisasi 90o.
Pengamatan stereo
dilakukan dengan kaca
mata khusus. Cara ini
digunakan pada
beberapa Fotogrametri
Kacamata polaroid
Softcopy

50
® Bobby 2004,TGD ITB

Flickering
Prinsip pengamatan stereo cara flickering adalah dengan
memproyeksikan foto kiri dan foto kanan secara
bergantian pada selang waktu tertentu, sedang
pengamatan menggunakan kacamata khusus yang
memungkinkan mata kiri dan kanan melihat foto kiri dan
kanan secara bergantian sesuai dengan selang waktu di
atas. Untuk itu kacamata dilengkapi dengan alat yang
dapat mensinkronisasikan saat pemroyeksian kedua foto.
Cara ini relatif mahal sehingga tidak banyak peralatan
yang menggunakan prinsip ini.

51
® Bobby 2004,TGD ITB

Cara Split
Split dilakukan dengan batuan sistem pengamat optis. Mata kiri
diarahkan hanya melihat foto kiri dan mata kanan hanya foto
kanan. Cara ini dinilai praktis, handal dan paling populer
dimanfaatkan pada alat fotogrametri

52
® Bobby 2004,TGD ITB

ALAT A n a lo g

RESTITUSI S t e r e o P lo t t e r

Analog B IN O C U L A R E YE P IE C E S
Rectifier
P H O TO C A R R IE R C O V E R / D O O R P H O TO C A R R IE R C O V E R / D O O R
D IG ITA L P LO TT E R LE F T R IG H T

A n a ly t ic a l J O Y S TIC K
F LO A TIN G M A R K IN TE N S ITY C O N TR O L

S t e r e o P lo t t e r J O Y S TIC K
2 00
0
S C A N S P E E D C O N TR O L

A SP

Analitik ADAM
A S P-2 0 0 0
A n a ly t ic a l S t e re o P lo t t e r

S o ftco p y
SoftCopy P h o t o g r a m m e t r ic
In stru m en t

53
® Bobby 2004,TGD ITB

ANALOG PLOTTER

54
® Bobby 2004,TGD ITB

PLOTTER ANALITIK

55
® Bobby 2004,TGD ITB

Generasi Alat Restitusi Foto Stereo

   Optik, seperti : Multipleks


   Optik-Mekanik, contoh : Zeiss-C8
   Mekanik contoh : Wild A9, A8, A10, Zeiss Planimat, Planicart,
PG2, PG3, dlsb.
 Automatic, contoh Wild B-8 Stereomat dengan image
correlators-nya.
   Analitik : UNAMACE, AP/C, AP2000,
  Softcopy : Leica (Wild-Zeiss), Vertuozo(China-Canada),
Helava, Intergraph, Socoph(ITB), dlsb.

berlanjut ke bagian 2 ……………… Bagian 2

56
® Bobby 2004,TGD ITB

57

You might also like