Professional Documents
Culture Documents
PERJANJIAN KERJASAMA
ANTARA
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SIDRAP
DENGAN
PT. SOLUSINDO KREASI PRATAMA
TENTANG
PENATAAN DAN PEMBANGUNAN MENARA KOMUNIKASI BERSAMA
DI KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG
Nomor : ...................................
Nomor : ...................................
Pada hari Senin tanggal Dua Puluh Dua Tahun Dua Ribu Sembilan, bertempat di Pangkajene
Kabupaten Sidenreng Rappang ditandatangani perjanjian kerjasama penataan dan pembangunan
menara telekomunikasi bersama di Kabupaten Sidenreng Rappang antara :
1. H. RUSDI MASSE : dalam hal ini bertindak dalam jabatannya selaku Bupati
Sidenreng Rappang untuk dan atas nama Pemerintah
Kabupaten Sidenreng Rappang yang beralamat di jalan
Jend. Sudirman Nomor 326 Pangkajene, selanjutnya
disebut sebagai PIHAK PERTAMA.
2. ABDUL SATAR : dalam hal ini bertindak dalam jabatannya selaku Direktur
untuk dan atas nama PT. Solusindo Kreasi Pratama
(Indonesiantower), perseroan terbatas yang beralamat di
Jalan M.H. Thamrin Nomor 53 Jakarta, selanjutnya
disebut sebagai PIHAK KEDUA.
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA , (selanjutnya secara bersama-sama disebut PARA
PIHAK) bertindak masing – masing dalam kedudukannya tersebut diatas, terlebih dahulu
menerangkan hal – hal sebagai berikut :
1. Bahwa mengingat pertumbuhan industri telekomunikasi yang pesat diwilayah Pihak
Pertama, menyebabkan diperlukannya pembangunan dan/atau penataan infrastruktur
menara telekomunikasi agar terwujud sinergi antara ketersediaan ruang dengan jumlah
menara telekomunikasi yang berfungsi sebagai penunjang jaringan telekomunikasi.
2. Dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan ruang yang serasi, keamanan, ketertiban dan
estetika lingkungan sekitar, maka perlu diminimalkan jumlah menara telekomunikasi
yang tersebar menjadi menara telekomunikasi bersama disertai pengembangan
pembangunan menara telekomunikasi bersama di Kabupaten Sidenreng Rappang.
3. Menara telekomunikasi bersama adalah menara telekomunikasi yang dapat digunakan
oleh lebih dari satu operator sebagai salah satu upaya penataan pembangunan menara
telekomunikasi.
4. Penataan menara telekomunikasi bersama adalah suatu kegiatan yang menghasilkan
wujud fisik pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat dan kedudukannya
sebagian atau seluruhnya berada diatas tanah atau diatas gedung.
5. Bahwa Pihak Kedua adalah suatu perusahaan yang salah satunya mempunyai keahlian
dibidang pembangunan menara telekomunikasi juga memiliki kemampuan finansial
untuk membiayai pembangunan menara – menara telekomunikasi.
Bedasarkan uraian diatas, maka Para Pihak sepakat mengikatkan diri untuk perjanjian
Penataan dan Pembangunan Menara Telekomunikasi Bersama di Kabupaten Sidenreng
Rappang dengan syarat – syarat dan ketentuan – ketentuan sebagai berikut :
Pasal 1
RUANG LINGKUP KERJASAMA
1. Para Pihak sepakat dan mengikatkan diri untuk bekerja sama dalam Penataan dan
Pembanguna Menara Telekomunikasi Bersama, agar tercipta pengendalian ruang yang
serasi, keamanan, ketertiban dan estetika lingkungan di Kabupaten Sidenreng Rappang,
sehingga dapat tercip[ta efesiensi serta dapat memperluas jangkauan pelayanan terhadap
kepentingan masyarakat pengguna jasa telekomunikasi yuang dapat memberikan
keuntungan baik bagi masyarakat, operator telekomunikasi maupun kas daerah.
2. Penataan menara telekomunikasi bersama mencakup kegiatan inventarisasi. pengkajian
dan penganalisaan data serta penetapan lokasi menara telekomunikasi bersama yang
direncanakan akan dibangun.
3. Pembangunan menara telekomunikasi bersama mencakup pembagunan menara
telekomunikasi sesuai arahan lokasi hasil penataan yang akan digunakan oleh dua atau
lebih operator telekomunikasi
Pasal 2
PELAKSANAAN KERJASAMA
1. Penataan menara telekomunikasi bersama dalam bentuk penentuan titik lokasi menara
(call planning) akan dilaksakan oleh PIHAK PETAMA selambat – lambatnya 60 ( enam
puluh ) hari kalender sejak ditandatangainya perjanjian kerjasama ini dan hasil dari
penentuan titik lokasi akan merupakan bagian dan menjadi lampiran yang tidak
terpisahkan dari perjanjian kerjasama ini.
2. Penataan dan/atau pembangunan menara telekomunikasi bersama akan mulai
dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA selambat – lambatnya 24 (dua puluh empat) bulan
sejak adanya hasil penentuan titik menara (call planning)
Pasal 3
JANGKA WAKTU
1. Perjanjian kerjasama ini berlaku untuk jangka waktu 10 (sepuluh) tahun, terhitung sejak
tanggal ditandatanganinya perjanjian kerjasama ini.
2. Perjanjian kerjasama ini dapat diperpanjang untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan
kesepakatan Para Pihak, dengan pemberitahuan terlebih dahulu 6 (enam) bulan sebelum
berakhirnya jangka waktu kerjasama dari Pihak Satu kepada Pihak lainnya
Pasal 4
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
Pasal 5
ASURANSI
1. PIHAK KEDUA atas biaya sendiri harus mengansuransikan menara, bangunan, seluruh
peralatan dan pekerjaan yang dimaksud dalam perjanjian kerjasama terhadap kerugian-
kerugian, kerusakan-kerusakan, termasuk kecelakaan yang disebabkan oleh pekerjaan
yang dilakukan.
2. PIHAK PERTAMA dibebaskan dari segala tuntutan hukum dari Pihak Ketiga yang
timbul akibat kelalaian/kesalahan teknis pelaksanaan penataan dan/atau pembangunan
menara telekomunikasi bersama.
Pasal 6
NON EKSKLUSIFITAS
Perjanjian ini tidak mengurangi atau menghilangkan hak PIHAK PERTAMA maupun PIHAK
KEDUA untuk melakukan kerjasama penataan dan pembangunan menara telekomunikasi
bersama dengan pihak lain sesuai dengan semangat anti monopoli dan persaingan usaha tidak
sehat.
Pasal 7
FORCE MAJEURE
1. Force Majeure dalam perjanjian ini adalah setiap peristiwa atau keadaan yang terjadi
diluar kekuasaan atau kemampuan para pihak yang dapat mengakibatkan salah satu pihak
tidak dapat memenuhi kewajibannya. Adapun hal-hal yang termasuk force majeure
adalah huru hara, peperangan, makar, revolusi, kebakaran, sabotase, gempa bumi, banjir,
badai/angin topan dan bencana alam.
2. Dalam hal terjadi force majeure sebagaimana dimaksud Pasal 7 ayat (1), pihak yang
mengalami force majeure wajib memberitahukan secara tertulis kepda pihak lainnya
selambat-lambatnya dalam jangka waktu 15 (lima belas) hari kalender setelah terjadinya
force majeure dan tidak dituntut untuk mempertanggung jawabkan atas keterlambatan
atau kegagalan pemenuhan kewajibannya.
Pasal 8
PERSELISIHAN
1. Perselisihan yang timbul diantara Para Pihak dalam pelaksanaan perjanjian kerjasama ini
akan diselesaikan secara musyawarah untuk mufakat.
2. Bahwa apabila upaya musyawarah untuk mufakat sebagaimana dimaksud dalam pasal 8
ayat (1) tidak tercapai dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari
kalender,maka para pihak sepakat untuk menyelesaikan segala perselisihan dan/atau
perbedaan pendapat melalui Pengadilan Negeri Sidenreng Rappang
Pasal 9
KETENTUAN LAIN – LAIN
1. Hal – hal yang tidak diatur atau tidak cukup diatur dalam perjanjian kerjasama ini akan
diatur kemudian oleh para pihak dalam suatu perjanjian tambahan (addendum) yang
merupakan pelengkap dan bagian yang tidak terpisahkan dengan perjanjian kerjasama ini.
2. Mengenai berakhirnya, diakhirinya atau dihentikannya jangka waktu kerjasama menurut
perjanjian kerjasama ini, para pihak dengan ini melepaskan ketentuan yang tercantum
dalam pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Demikian perjanjian kerjasama ini dibuat dan ditandatangani o;eh para pihak dalam rangkap 2
(dua) masing-masing bermaterai cukup dan mempunyai kekuatan pembuktian yang sama,
masing-masung satu rangkap untuk para pihak.