You are on page 1of 26

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki tingkat polusi tertinggi di dunia.
Faktor utama yang menyebabkan tingginya kadar polusi di Indonesia adalah meningkatnya
pengguna kendaraan bermotor dikalangan masyarakat kita. Oleh karena itu, kita sebagai
warga negara Indonesia harus bisa meminimalkan polusi tersebut. Salah satu cara yang
sederhana tapi berdampak besar terhadap lingkungan adalah dengan cara menanam tanaman
yang bisa menyerap polusi serta racun yang ada di udara. Contoh tanaman yang bisa
menyerap polusi dan racun adalah tanaman sansevieria. Di kota-kota besar sudah mulai
ditanam sansevieria untuk menyerap polusi. Tanaman ini terbukti bisa menyerap polusi
seperti asap rokok.
Tanaman sansevieria tidak hanya memiliki manfaat sebagai tanaman penyerap polusi
saja. Tanaman ini masih memiliki banyak manfaat terhadap kehidupan manusia, antara lain
zat yang terkandung dalam tanaman ini bisa dimanfaatkan di bidang kesehatan, seratnya bisa
digunakan sebagai bahan dasar pembuat pakaian, bunganya yang wangi dapat digunakan
sebagai bahan dasar pembuatan parfum, dan lain-lain.

B. Pembatasan Masalah

Karya tulis ilmiah ini membahas mengenai manfaat tanaman sansevieria terhadap
kehidupan manusia.

C. Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah yang akan dibahas dalam karya ilmiah ini diantaranya:
1. Bagaimana sejarah tanaman sansevieria?
2. Apa saja manfaat dari tanaman sansevieria?
3. Bagaimana cara mengembangbiakan dan memelihara tanaman sansevieria?
4. Apa saja hama dan penyakit yang menyerang tanaman sansevieria?

D. Tujuan

Tujuan penyusunan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut:


1. Untuk memberikan informasi mengenai tanaman sansevieria yang mempunyai
banyak manfaat.
2. Untuk memunculkan objek pengamatan menjadi bahan pembicaraan penting
sehingga diketahui masyarakat.
3. Untuk memenuhi Ujian praktek Bahasa Indonesia.

E. Kajian Pustaka

Sansevieria sudah lama dikenal dan dibudayakan oleh masyarakat kita. Tanaman
yang diketahui mampu menyerap racun ini pun banyak dijumpai di pinggir jalan raya,
terutama jenis Sansevieria trifasciata. Sebagian orang mungkin mengenal sosok

1
2

sansevieria hanya sebatas itu. Padahal, masih ada ratusan jenis sansevieria lain yang
memiliki bentuk dan warna daun yang lebih menarik. Ada 101 jenis sansevieria eksotis
yang melalui parade foto. Tak hanya itu, tips perawatan, perbanyakan dan hama serta
penyakit yang menyerang tanaman ini. (Ir.Sentot Pramono, Pesona Sansevieria . Jakarta:
PT Agromeda Pustaka,2008).

F. Sistematika Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan pembuatan,
kajian pustaka dan sistematika pembahasan.

BAB II PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan tentang sejarah, manfaat, cara penanaman, cara perawatan,
cara pengembangbiakan tanaman sansevieria serta macam-macam hama dan penyakit
yang menyerang tanaman sansevieria.

BAB III KESIMPULAN

Bab ini merupakan intisari dari pembuatan karya ilmiah ini dan merupakan
jawaban atas rumusan masalah.
3

BAB II

PEMBAHASAN

Tanaman sansevieria mudah tumbuh di mana-mana. Baik di negeri empat musim yang
beriklim sejuk, maupun negeri tropis yang panas sekalipun. Meskipun demikian, sampai hari ini,
belum banyak orang yang mengetahui beragam manfaat dari tanaman sansevieria ini. Hanya
oleh orang yang beride kreatif serta para ahlilah kemudian terkuak semua manfaat yang didapat
dari tanaman sansevieria ini. Banyak hal yang dapat kita dapatkan dari tanaman sansevieria ini.

A. Sejarah Tanaman Sansevieria

Sansevieria1 adalah nama latin dari lidah mertua. Sansevieria mulai masuk ke Indonesia
sekitar tahun 1980-an. Pada umumnya tanaman ini digunakan sebagai penghias pagar karena
warna dominan hijau kuning dan bentuk unik sehingga cocok sebagai elemen tanaman.
Sansevieria yang tergolong famili Agavaceae2 tercatat memiliki 140 spesies3. Sebagian besar
berasal dari Afrika dan beberapa diantaranya asli India dan Asia. Menurut sejarah, sansevieria
ditanam di luar habitat aslinya oleh Caspar Commelin, pedagang sekaligus ahli botani dari
Belanda. Sebagai tanaman koleksi, sansevieria ditanam di suatu kebun dan Casper berniat untuk
mempublikasikannya. Dibantu oleh seorang pelukis setempat bernama Jan Moninckx, ia
memperkenalkan sansevieria pertama kalinya di majalah Horti Medici Amstelodamensis
Rariorum Plantarum 17014.
Sejak saat itu ahli botani mulai menggolongkannya ke dalam genus tertentu. Carolus
Linnaeus (1707-1778) mengelompokannya ke dalam genus aloe pada tahun 1753. Penggolongan
ini tercantum dalam bukunya yang berjudul Species Plantarum5. Sepuluh tahun kemudian
seorang botani Perancis, Michael Adanson (1727-1806) memasukannya ke dalam golongan
Cordylie6.
Pada tahun 1786, penggolongan nama tanaman sukulen itu kembali mengalami perubahan.
Seorang ahli botanis7 Jerman, Frederich Kasimir Medicus (1736-1808) menggolongkan
tanaman itu ke dalam famili Acyntha. Hanya selang setahun, namanya berganti menjadi
sansevieria, diambil dari nama seorang bangsawan Italia, Prince of Raimond de Sansgrio de
sanseviero.
Bangsawan yang tinggal di Roma itu merupakan ahli botani pertama yang mengoleksi
beragam sansevieria asal Afrika. Kebun miliknya itu sering dijadikan tempat untuk mempelajari
sansevieria oleh para ahli botani dunia. Nama sansevieria itu disempurnakan Carl Peter
Thunberg (1743-1828) menjadi sansevieria pada tahun 17948.
____________________
1
Redaksi Trubus, Sansevieria. Jakarta : PT Trubus Swadaya, 2008, hlm.8.
2
Redaksi Trubus, ibid., hlm.8.
3
Satuan taksus mahluk yang memiliki banyak persamaan morfologi dan fungsi. Selajutnya baca Wildan Yatim,
Kamus Biologi Edisi ke-2. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2007, hlm.799.
4
Redaksi Trubus, op.cit, hlm.8.
5
Redaksi Trubus, ibid, hlm.8.
6
Redaksi Trubus, ibid, hlm.9.
7
Merupakan salah satu bidang kajian dalam biologi yang mengkhususkan diri dalam mempelajari seluruh
aspek biologi tumbuh-tumbuhan. Selajutnya baca http://id.wikipedia.org/wiki/Botani, februari 2010
4

8
Redaksi Trubus, op.cit, hlm.9.

Nama yang dipopulerkan botani Swedia itu kemudian disahkan sebagai nama genus lidah
mertua dalam kongres tanaman hias internasional, Vienna Congress of 3
Botanical
9
Nomencalture, di Austria pada 1905 . Dengan adanya pengesahan itu, beberapa spesies
mengalami perubahan nama karena sebetulnya tergolong dalam genus berbeda. Antara lain,
Aloe hyacinthoides, berganti nama menjadi Sansevieria hyacinthoides dan Acyntha guineensis
yang berubah menjadi Sansevieria trifasciata.

B. Manfaat Tanaman Sansevieria

1. Sansevieria sebagai Antipolutan

Penelitian National Aeronautics and Space Administration (NASA) menyatakan


bahwa sansevieria mampu menyerap 107 unsur yang terkandung dalam polusi udara.
Maraknya pekerja kantoran yang terkena sick building syndrom menjadi pemicu
dijadikannya penelitian itu10. Penyebab munculnya sindrom yang terkait dengan ruang
perkantoran atau tempat tinggal itu salah satunya adalah kontaminasi yang dihasilkan
volatie organic compound (VOC)11.
VOC merupakan zat kimia organik yang memiliki tekanan uap tinggi di bawah
kondisi normal. Ia menguap kemudian memenuhi atmofer ruangan. Keadaan
perkantoraan maupun tempat tinggal dengan kualitas udara indoor yang buruk ditambah
produk pembersih rumah tangga sumber VOC memicu sindrom. Sindrom menimbulkan
gejala antara lain mual, otot kram, sakit kepala, jantung berdebar, sesak napas, sakit
tenggorokan serta kulit kasar dan kering.
Bahan aktif pregnan glikosida yang terkandung dalam sansevieria disinyalir dapat
mengurangi polutan dalam ruangan termasuk kontaminan yang ditimbulkan VOC. Cara
kerjanya, polutan diserap dan dihancurkan melalui proses yang disebut metabolic
breakdown menjadi asam organik, gula dan beberapa senyawa asam amino.
Penelitian Wolverton Environmental Service juga menguak kekuatan sansevieria
dalam meneyarap senyawa kimia berbahaya seperti benzena12, kloroform, xylen13,
formaldehida dan trikoloretilen14. Benzena dapat ditimbulkan dari asap rokok, tinta,
minyak, asap bahan bakar serta pelastik dan limbahnya. Sedangkan formaldehida dapat
ditimbulkan dari kayu penyekat ruangan, partikel dari papan, dan produk berbahan
kertas. Produk pembersih rumah tangga yang digunakan untuk piring, baju atau porselen
juga ikut menyumbang zat berbahaya yang beresiko menganggu sistem pernapasan.
___________________
9
Redaksi Trubus, op cit, hlm.10.
10
Redaksi Trubus, ibid, hlm.20.
11
Redaksi Trubus, ibid, hlm.20.
12
Benzen C6H6, diestrak dari terbatu bara. Wildan Yatim, op cit, hlm.122.
13
Delivat polisakarida terdapat pada dinding sel. Selanjutnya baca Wildan Yatim, ibid, hlm.901.
14
Salah satu senyawa kimia. Selajutnya baca http://id.wikipedia.org/wiki/trikoloretilen , februari 2010.
5

Formaldehida15 memiliki ambang batas 0,173 g/liter/9,3 m2. Sebuah ruangan


seluas 75 m2 dengan volume udara 22.640 liter rata-rata mengandung formaldehida
dengan kadar 3,917 g/liter. Jumlah di atas standar itu dapat dikurangi dengan
menempatkan sansevieria dalam ruangan. Berdasarkan penelitian, sehelai daun
sansevieria bisa menyerap formaldehida 0,938 g/jam. Apabila dikonversi, ruangan seluas
75 m2 cukup diletakan 4 daun sansevieria dewasa agar terbebas dari polutan itu.
Selain memperoleh manfaat kesehatan, sansevieria sebagai tanaman hias dalam
ruangan memiliki kelebihan berdaya adaptasi tinggi. Di dalam ruangan berpendingin
sekalipun, tanaman famili Agavaceae itu mampu bertahan. Setiap 3-4 hari sekali,
tanaman disemprot menggunakan spray pada bagian daunnya. Tanaman ini hanya perlu
dikeluarkan seminggu sekali untuk mendapat sinar matahari. Perlakuan itu dibutuhkan
untuk menjaga agar warna daunnya tidak pudar. Itu sebabnya sansevieria diminati pula
oleh kolektor di negara 4 musim.

2. Manfaat Sansevieria di Bidang Kesehatan

Kandungan daun Sansevieria antara lain (25S)-ruscogenin, 4-0-methyl-


glucuronic-acid, beta-sitosterol, d-xylose, serat, hemiselulosa, n-butyl-4-0L-N-propyl-
phthalate, neoruscogenin dan sansevierigenin. Sedangkan keseluruhan tanaman
mengandung abamagenin dan saponin16.
Dengan kandungan kimia beragam, sansevieria juga memiliki peranan penting di
bidang kesehatan. Getah spesies tertentu seperti Sansevieria ehrenbegii dipercaya
mengandung antiseptik. Daunnya sering digunakan sebagai pembalut luka pada
pengobatan tradisional. Suku Massai, kelompok etnis asli Afrika yang bermukim di
wilayah Kenya dan di utara Tanzania, menggunakan Sansivieria ehrenbegii untuk
antiseptik, pembalut luka alami. Daun mentah yang dihancurkan digunakan untuk luka
cacar air.
Peneliti yang tertarik meriset manfaat kesehatan tanaman ini diawali dengan
tidak sengaja. Pada 1970-an, seorang ahli paleoantropologi, Bill Montagne, terluka. Saat
itu dia sedang meneliti tanaman sansevieria di Afrika. Untuk mengobati luka itu, ia
mendapat pengobatan dengan menggunakan pembalut luka alam yang terbuat dari
Sansevieria ehrenbegii. Setelah dibalut oleh tanaman itu luka di tubuh Bill cepat pulih,
dia pun mulai tertarik memulai penelitian terkait dengan manfaat sansevieria di bidang
pengobatan.
Dalam ilmu pengobatan tradisional Afrika, terkait dengan pengobatan luar,
rebusan akar Sansevieria liberica berguna sebagai tonik penyegar dan wasir. Ada yang
meminumnya untuk mengobati penyakit cacingan. Ekstrak daun biasanya digunakan
sebagai obat tetes mata dan telinga apabila terjadi pembengkakan atau infeksi. Selain itu,
campuran ekstrak daun dengan cairan sekresi sejenis siput yang dapat dimanfaatkan
sebagai obat sakit gigi. Menghirup asap dari daun sansevieria yang dibakar juga dapat
meringankan sakit kepala dan demam.
___________________
15
Dalam biologi banyak digunakan sebagai pengawet. Selanjutnya baca Wildan Yatim, op cit,
hlm.389.
16
Redaksi Trubus, op cit, hlm.14.
6

Rajeev Agnihotri, seorang warga India, bahkan mematenkan metode dan


komposisi penggunaan daun sansevieria untuk mengatasi wasir dan gejalanya. Uniknya,
dia menjadikan sansevieria sabagai salah satu bahan untuk membuat pancake yang
disarankan dimakan oleh penderita wasir saat gejala penyakit itu muncul.
John Warui Kiringe yang melakukan survei pengobatan kesehatan tradisional
menyebutkan adanya penggunaan batang Sansevieria intermedia sebagai campuran obat
penyakit sifilis dan gonorrhea oleh suku massai di sebelah selatan Kaijiado, Kenya.
Hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal etnobotani itu menyatakan suku massai
mengaplikasikannya dengan memasak batang hingga mendidih dalam sup.
Hingga sekarang, peneliti yang mengarah pada manfaat kesehatan juga banyak
dilakukan. Antara lain peneliti di Jepang yang menjadi pintu masuk dikembangkannya
sansevieria dalam dunia pengobatan. Seperti hasil penelitian yang dilakukan Yoshihiro
Mimaki dari School of Pharmacy and Life Science, Tokyo, Jepang, pada 1996. Penelitian
itu menyebutkan ekstrak metanol Sansevieria trifasciata mengandung 12 saponin
steroidal. Saponin dipercaya dapat mengatasi kolesterol jahat dan kanker.
Berdasarkan penelitian Mainen J. Moshi dari Institute of Traditional Medicine,
Muhimbili, Tanzania, dari ekstrak etanol 60 tanaman obat yang diuji terdapat 10
tanaman yang memiliki nilai LC50 kurang dari 20 µg/ml. Salah satunya Sansevieria
conspicula dengan LC50 13.98 µg/ml. Sebagai perbandingan, cyclophosphimide, obat anti
kanker standar, memiliki LC50 16.30 µg/ml. itu menunjukan adanya potensi sansevieria
sebagai obat antikanker.17
Penelitian lainnya terkait dengan kandungan zat antikanker dilakukan George R.
Pettit pada 2005. Penelitian yang diterbitkan dalam Journal Natural Product
membuktikan saponin yang diisolasi dari Sansevieria ehrenbergii memiliki efek
menghambat pertumbuhan sel kanker. Riset yang dilakukan gabungan peneliti dari
Amerika Serikat, Belgia dan Jerman itu menemukan adanya aktivitas antimikrobial
saponin. Antimikrobial itu itu khususnya melawan cendawan patogen18 Candida
albicans dan Cryptococcus neoformans.
Mohamed Al-Fatimi, peneliti dari faculty of Medicine and Health Sience,
Department of Pharmacognosy, Aden University, Yaman, menemukan adanya efek
anticendawan pada Sansevieria ehrenbergii. Efek penghambat sebesar 40% yang
dihasilkan dari bagian tanaman berupa buah itu mampu melawan lebih dari satu
cendawan patogen pada manusia19.
Dalam sebuah penelitian, Sansevieria guineensis terbukti memiliki aktivitas
antiplasmodial untuk melawan penyakit malaria. Itu kesimpulan dari riset kerjasama
antara peneliti Belanda, Austria dan Guatemala pada 1997. Penelitian Frits F.J. Franssen
itu menyebutkan ekstrak metanol Sansevieria guineensis dapat mengurangi parasitemia,
parasit yang dapat dideteksi dalam darah tikus yang diinfeksi Plasmodium berghei.
Plasmodium berghei merupakan salah satu parasit malaria.

___________________
17
Redaksi Trubus, op cit, hlm.16.
18
Menyebabkan penyakit H 677. Selanjutnya baca Wildan Yatim, op cit, hlm.799.
19
Redaksi Trubus, op cit, hlm.17.
7

Aplikasi pengobatan dengan bahan sansevieria juga diterapkan pada hewan


ternak. Sebagai terapi untuk hewan ternak, penduduk Mbeya, Tanzania, memasak
rimpang Sansevieria sp. hingga mendidih dalam air bersih. Setelah dingin, ramuan itu
dipakai sebagai air mandi hewan yang terkena edema atau memar.
Aplikasi pada hewan ternak lainnya disebutkan A.P. Dold dan M.L. Cocks.
Menutut peneliti dari Rhodes University dalam riset berjudul Traditional Veterinary
Medicine in the Alice district of the Eastren Cape Province, South Africa yang
berlangsung di Tanzania, mengatakan bahwa Sansevieria merupakan salah satu tanaman
obat, getah daun segar Sansevieria hyacinthoides bisa diaplikasikan langsung ke mata
kambing atau domba yang menderita konjugtivitas. Sedangkan rimpangnya digunakan
untuk merawat bagian tubuh ternak yang membengkak.20

3. Manfaat Serat Sansevieria

Di Afrika, daun sansevieria diolah menjadi serat21. Serat itu dimanfaatkan untuk
membuat benang, jala, tali, tempat tidur gantung, topi dan keranjang. Jenis yang
seratnya dimanfaatkan yaitu Sansevieria angolensis, Sansevieria trifasciata, Sansevieria
cylindrical, Sansevieria intermedia, Sansevieria ehrenbegii. Sansevieria hyacinthoides
juga termasuk penghasil serat. Selain itu juga dikenal sebagai penyembuh gigitan ular.
Serat Sansevieria liberica dimanfaatkan untuk membuat tali pancing, jala, busur
dan sepatu. Sansevieria juga ditenun menjadi pakaian. Sedangkan Sansevieria
roxburghiana dikenal sebagai sember serat komersial yang disebut murva atau moorva.22
Seratnya lembut seperti sutra, liat dan sangat elastis. Serat itu sering digunakan sebagai
tali busur. Pulp23 daunnya juga bisa digunakan untuk bahan pembuat kertas.
Serat yang dihasilkan dari sansevieria juga dapat digunakan sebagai pembuat tali.
Tali itu kemudian digunakan untuk membuat perangkap bagi hewan seperti nanotargus
tragulus, sejenis antelop yang banyak terdapat di Afrika Selatan.24
Ada juga yang memakai serat sansevieria sebagai salah satu komponen pembuat
alat musik. Seperti alat musik tradisional asal Afrika, yang dikenal dengan sebutan
Mouthbow. Dahulu, alat musik yang mengandalkan resonansi untuk menghasilkan suara
itu dibuat dengan mengguakan serat Sansevieria abyssinica sebagai dawainya.25
Pabrik tenun di Filipina menggunakan serat sansevieria dikombinasi dengan serat
nanas sebagai bahan baku kain. Sejumlah industri benang di Vietnam juga berbahan
baku serat sansevieria.
Lain lagi dengan para pemburu nomaden yang tinggal dan bepergian menembus
hutan belantara di Afrika Selatan. Mereka memiliki tradisi berburu menggunakan busur
dan panah. Panah yang ditujukan pada hewan buruan dibubuhi dengan racun. Salah satu
bahan campuran racikan racun yaitu cairan daun sansevieria. Racun itu tidak memiliki
penangkal sehingga pemburu secara hati-hati dengan menebarkannya di gagang panah,
bukan tepat di ujung panah.

___________________
20
Redaksi Trubus, op cit, hlm.18.
21
Fibril protein memanjang pipih yang dihasilkan fibroblas. Selanjutnya baca Wildan Yatim, op cit,
hlm.799.
22
Redaksi Trubus, op cit, hlm.11.
23
Redaksi Trubus, ibid, hlm.11.
24
Redaksi Trubus, ibid, hlm.12.
25
Redaksi Trubus, ibid,, hlm.11.
8

4. Sansevieria sebagai Bahan Pembuat Parfum

Di Eropa, sansevieria mulai dijadikan tanaman hias sejak 1900-an. Jenis yang
paling disukai adalah leurantii. Jenis sansevieria yang berbentuk pedang itu merupakan
jenis variegata26 dari Sansevieria trifascita.
Tanaman variegata yang memiliki ciri-ciri dengan pinggiran kuning pada
pinggiran daunnya itu dibudidayakan oleh suku asli yang tinggal di Belgan, Kongo.
Tanaman itu kemudian diberi nama Sansevieria trifacita var. laurentii.
Sekarang, leurentii banyak dijumpai sebagai tanaman pagar. Saat tanaman ini
berbunga wanginya tercium di sore hari seperti bunga sedap malam. Karena keunikan
wanginya itu, bunga yang berwarna putih ini mulai diteliti.
Salah satu pelopor dari para peneliti itu adalah seorang botanis dari Departement
Chemistry, University of Puerto Rico, Mirta E. Lajara Rivera. Mereka menemukan
adanya 69 senyawa kimia pembentuk aroma bunga di dalam Sansevieria trifascita var.
leurentii. Senyawa yang antara lain terdiri dari golongan ester27, alkohol28 dan aldehid29
itu dinilai berpotensi untuk diaplikasikan sebagai bahan pembuat parfum.

5. Sansevieria sebagai Pengambat Karat

Sebuah penelitian juga menunjukan Sansevieria trifasciata mempunyai


penghambat karat pada alumunium yang disebabkan media bersifat alkalin dan asam.
E.E Oguzie dari Electrochemistry snd Material Science Research Laboratory,
Departement of Chemistry, Federal University of Technology, Nigeria, berkesimpulan
mekanisme penyerapan secara fisik sansevieria yang bertanggung jawab atas sifat
penghambat itu.

6. Sansevieria sebagai Pembawa Keberuntungan

Di Cina sansevieria dipercaya sebagai tanaman pembawa keberuntungan.


Kepercayaan masyarakat Cina menganggap delapan dewa akan melimpahkan delapan
kebaikan bagi yang memelihara sansevieria. Rinciannya yaitu kemakmuran, kepintaran,
kecantikan, kesenian, panjang umur, puisi, kesehatan dan kekuatan. Terkait dengan feng
shui30, untuk memperoleh berkah itu biasanya tanaman ditempatkan di bagian dalam
rumah dekat pintu masuk.
___________________
26
Kelainan pada tanaman yang menyebabkan tanaman tersebut memiliki warna putih atau kuning.
Selanjutnya baca http://www.wikipedia.com, februari 2010.
27
Senyawa alkohol dan asam. Selanjutnya baca Wildan Yatim, op cit, hlm.360.
28
Cairan tak berwarna yang mudah menguap dan senyawa organik yang mengandung gugus OH.
Selanjutnya baca Wildan Yatim, ibid, hlm.360.
29
Suatu senyawa yang mengandung gugus karbonil yang terikat pada sebuah atau dua buah unsur
hidrogen. Selanjutnya baca http://www.wikipedia.com, februari 2010.
30
Kepercayaan masyarakat cina tentang ramalan hidup. Wawancara langsung pada Yoanna (seorang
etnik cina yang menetap di Indonesia), februari 2010.
9

7. Sansevieria sebagai Tanaman Hias dan Ladang Bisnis

Di Jepang, untuk mengurangi polusi tepi jalur kereta api tidak luput ditanami
sansevieria. Sedangkan di tanah air, selain mempercantik taman, sansevieria mulai
menghiasi ruang tunggu bandara, toilet umum, hingga ruang kerja perkantoran.
Di tanah air, bisnis sansevieria juga menjadi alternatif usaha yang banyak digeluti
kolektor, pemain lama dan pemain pemula tanaman hias. Beberapa kebun serius
mengembangkan. Sansevieria secara masal. Umumnya, jenis yang diperbanyak antara
lain leurantii yang banyak diminta Jepang dan Korea.
Di Indonesia, penjualan sansevieria mulai menanjak kembali sejak 2006. Awalnya
dipicu munculnya beragam jenis baru yang didatangkan dari Filipina, Afrika Selatan dan
Kostarika. Penampilannya yang berbeda dari jenis yang biasa muncul menjadi daya tarik
utama. Tanaman sansevieria jenis baru memiliki tipe daun tebal dan keras. Variasi
warnanya juga beragam, mulai kecokelatan, perak, hingga kebiruan. Semuanya
berpenampilan berbeda dari jenis Sansevieria trifaciata var. leurentii yang memiliki
daun panjang hijau kuning yang banyak dijumpai di pasaran sebelumya. Belakangan,
tipe berdaun mungil seperti hanii greenfrog, hanii striker dan pencil, juga mulai diincar.
Kolektor berlomba-lomba untuk mengoleksinya. Terlebih lagi jenis mutasi32 yang unik.
Harga jual yang terjangkau dan perawatan mudah membuat orang untuk terjun di
bisnis sansevieria. Selain pasar lokal, pasar impor pun terbuka untuk dirambah. Jenis
yang diminati pasar luar negeri seperti Jepang antara lain leurentii, congo dan
cylindrical.33

C. Penanaman Sansevieria

Sansevieria memiliki daya tahan yang kuat dan rentang toleransi yang cukup tinggi
terhadap kondisi lingkungan yang kurang mendukung, menjadi faktor yang menguntungkan
dalam penanamannya. Sansevieria memungkinkan untuk ditanam dalam berbagai kondisi
lingkungan, mulai di dalam ruangan, lahan terbuka, sampai penanaman dengan sistem
hidroponik. Setiap lingkungan tumbuh memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Maka cara
penanaman dan perawatannya pun berbeda.

1. Penanaman dengan Media Pot

Penanaman sansevieria di dalam pot biasanya ditujukan untuk menghias ruangan


(indoor plant). Tetapi tidak sedikit juga sansevieria dalam pot ditempatkan di luar ruangan.

a. Pemilihan Media Tanam


Pada dasarnya sansevieria membutuhkan media tanam yang porous, bertekstur
kasar, dan mengandung sedikit bahan organik. Hal ini sangat penting mengingat tanaman
sansevieria tidak menghendaki kondisi media yang terlalu lembab. Media tanam yang
porous menjamin tersedianya oksigen bagi akar tanaman. Porositas yang tinggi juga
menunjukkan drainase air yang baik. Dengan demikian, media tidak akan menyimpan air
terlalu banyak. Karena kadar air yang tinggi pada media tanam bisa menyebabkan akar
membusuk.
___________________
32
Perubahan yang menetap pada materi genotis .Selanjutnya baca Wildan Yatim, op cit, hlm.618.
33
Redaksi Trubus, loc cit, hlm.24.
10

Keasaman (pH) media tanam yang ideal untuk sansevieria adalah 5,5-7,5.
pada kondisi asam, penyerapan unsur hara nitrat dan fosfor akan terhambat.
Kondisi ini juga mendorong bebasnya besi dan alumunium yang justru
merupakan racun bagi tanaman. Selain itu, media tanam yang terlalu asam
merupakan tempat ideal bagi pertumbuhan jamur pathogen. Akibatnya, tanaman
menjadi sangat rentan terhadap serangan penyakit yang disebabkan oleh jamur.
Jika pH terlalu rendah, media memerlukan penambahan kalsium karbonat
(CaCO3) atau kapur. Dalam hal ini, kalsium berperan untuk menaikkan pH.
Sebaliknya, jika terlalu basa maka media tanam bisa ditambahkan sulfur untuk
menurunkan pH. Sulfur juga dibutuhkan oleh tanaman meski hanya sedikit.
Jenis media tanam yang biasa digunakan di antaranya :
1) Tanah.
2) Pasir.
3) Bahan organik (sekam mentah, sekam baker, coco peat, dan cacahan
akar pakis).
4) Arang.
5) Pupuk organik.
6) Batuan (zeolit, kerikil, dan batu kali).

Media-media tersebut umumnya digunakan dalam bentuk campuran.


Komposisi campuran bahan-bahan tersebut berbeda-beda, tergantung pada
ketersediaan bahan dan kondisi lingkungan.

b. Pemilihan Pot
Terdapat beberapa jenis pot yang bisa digunakan untuk menanam sansevieria.
Kita bisa memilih pot yang terbuat dari tanah, keramik, semen, maupun pot yang
bahan dasarnya plastik. Ukuran pot pun bervariasi. Pemilihan jenis dan ukuran
pot bisa dilakukan berdasar beberapa pertimbangan berikut:
1) Pilih pot yang sesuai dengan tempat peletakan pot dan yang
terlihat serasi dengan jenis sansevieria yang ditanam.
2) Pot yang terbuat dari tanah liat dan semen bersifat porus sehingga
air bisa menguap dari permukaan.
3) Pot dari keramik atau plastik bersifat tidak meloloskan air,
sehingga kelembaban media akan bertahan dalam waktu lama.

c. Tahapan Penanaman
Berikut ini tahapan yang dilakukan untuk menanam sansevieria di pot:
1) Siapkan bibit, pot, media tanam, dan potongan styrofoam34 atau
kerikil. Isi dasar pot dengan potongan styrofoam atau kerikil, lalu
tambahkan dengan campuran media hingga setengah pot.
2) Ambil bibit, potong akar-akar yang terlihat tidak sehat dan tua,
lalu celupkan dalam larutan fungisida untuk mencegah serangan jamur.
3) Tanamkan sansevieria di tengah pot, lalu tambahkan media tanam
lagi sampai menutupi akar tanaman.
4) Siram media dengan air secukupnya.

___________________
34
Plastik busa yang terbuat dari polistirem. Selanjutnya baca http://www.oryzawisesa.wordpress.com ,
februari 2010.
11

2. Penanaman di Lahan

Penanaman sansevieria di lahan terbuka umumnya dilakukan untuk produksi bibit atau
tanaman dalam skala besar. Selain itu, dalam pembuatan lanskap, sansevieria kerap kali
disertakan sebagai salah satu elemen. Penanaman sansevieria di lahan terbuka perlu
mempertimbangkan faktor cuaca yaitu, hujan, cahaya matahari, dan kelembaban udara.

a. Pemilihan Lahan
Sanseviera termasuk tanaman bandel yang bisa ditanam di mana saja. Syarat
utama penanaman di lahan terbuka adalah tanah yang cocok untuk pertumbuhan
sansevieria. Hal ini menyangkut drainase yang merupakan sifat fisik tanah. Pada
prinsipnya, tanah yang mengandung liat tidak cocok untuk pertumbuhan
sansevieria. Banyak ahli yang menyarankan untuk menggunakan jenis tanah
berpasir.

b. Persiapan Lahan
Sebelum lahan ditanami, ada beberapa hal yang harus dilakukan yaitu :
1) Gemburkan lahan dengan cangkul atau alat lainnya.
2) Buat guludan setinggi 20 cm agar lahan mempunyai drainase yang baik
dan tidak tergenang air akibat penyiraman atau hujan.
3) Apabila kualitas kurang bagus, perbaiki lebih dulu. Siapkan pasir, pupuk
organik, arang, dan sekam dengan perbandingan yang tepat. Jumlah
bahan-bahan tersebut tergantung luas tanah yang ditanami.
4) Semprot lahan dengan herbisida untuk mematikan gulma35 yang masih
tersisa.
5) Ukur pH dan pastikan nilainya cocok untuk pertumbuhan sansevieria
yang akan ditanam.
6) Sungkup guludan dengan mulsa plastik.

c. Tahap Penanaman
Langkah penanaman sama prinsipnya dengan tahap penanaman sansevieria
dalam pot:
1) Buat lubang pada musa plastik sebagai lubang tanam.
2) Korek lahan di bagian yang sudah dilubangi.
3) Tanam bibit sansevieria pada lubang tersebut, tambahkan
media tanam, lalu tekan-tekan hingga tanaman berdiri kokoh.

d. Pemberian Naungan
Pemberian naungan merupakan cara terbaik untuk menanam sansevieria di
lahan terbuka. Salah satu keuntungan dari media ini adalah dapat mengatasi
kendala yang disebabkan oleh hujan.

___________________
35
Rumput semak . Selanjutnya baca Wildan Yatim, loc cit, hlm.430.
12

Karena tanaman sansevieria tetap membutuhkan cahaya matahari, sebaiknya


pilih naungan berupa plastik transparan yang dapat ditembus cahaya seperti
plastik UV. Plastik ini dapat meloloskan cahaya matahari dan menahan tetesan
air hujan. Naungan ini bisa dipasang dengan tiang dari bambu, kayu, atau logam.
Selain itu, untuk mencegah masuknya hewan pengganggu dengan bebas, pinggir
lahan bisa dibatasi dengan pagar kawat kasa.

3. Hidroponik Sansevieria

Sansevieria juga bisa ditanam secara hidroponik. Artinya, media tanam sama sekali
tidak mengandung tanah. Media tanam yang digunakan dalam hal ini adalah batu-batuan.
Unsur hara yang dibutuhkan tanaman mutlak diberikan melalui pemupukan. Pupuk yang
digunakan bisa berupa pupuk majemuk slow release. Pupuk cukup diberikan setiap 2-3
bulan sekali. Pemberian pupuk daun seperti Gandasil D san Bayfolan juga sangat dianjurkan
untuk melengkapi nutrisi tanaman. Pupuk ini diberikan dengan cara dicampurkan ke air
siraman.36

D. Perawatan Sansevieria

Untuk mendapatkan sansevieria yang cantik membutuhkan usaha yang sungguh-


sungguh. Tujuan ini dapat dicapai jika tanaman dirawat dengan benar dan teratur.

1. Penyiraman

Penyiraman dilakukan untuk memenuhi kebutuhan air tanaman dan


menggantikan kehilangan air. Air akan menghilang karena penguapan, baik karena
respirasi tanaman maupun transpirasi media tanam. Besarnya kebutuhan air sangat
dipengaruhi oleh jenis sansevieria, fase pertumbuhan, suhu, intensitas cahaya, dan
kondisi lingkungan (indoor atau outdoor).

a. Prinsip Dasar Penyiraman


Berikut ini prinsip dasar penyiraman pada tanaman sansevieria:
1) Jenis sansevieria yang berdaun lebar dan tipis, membutuhkan air lebih banyak
dibandingkan dengan yang berdaun tebal dan sempit.
2) Pada lingkungan bersuhu tinggi, kelembaban udara rendah, dan sinar matahari
melimpah, kebutuhan air lebih tinggi. Sebaliknya, pada suhu rendah, minim
cahaya, dan kelembaban udara tinggi akan menurunkan tingkat kebutuhan air.
3) Jenis wadah memengaruhi jumlah air yang dibutuhkan.
4) Gejala kelebihan air sama dengan gejala kekurangan air yaitu: tanaman layu,
warna tepi daun kecokelatan, daun baru tumbuh kerdil, dan pertumbuhan
terhambat.
5) Kelebihan air dapat mendorong oksigen keluar dari media tanam tanaman.
Tanaman akan mudah terserang penyakit, baik karena bakteri maupun jamur.

___________________
36
Ir.Sentot Pramono, Pesona Sansevieria . Jakarta: PT Agromeda Pustaka,2008, hlm.93
13

b. Penyiraman Sansevieria di Lahan Terbuka


Kebutuhan air tanaman yang tumbuh dilahan terbuka sangat terpengaruh
oleh musim. Penyiraman pada musim kering harus lebih sering dilakukan
dibandingkan pada musim hujan. Berikut prinsipnya:
1) Saat musim kemarau, pemberian air dilakukan secara rutin setiap 2-3
hari sekali. Pada musim hujan, tidak perlu dilakukan, kecuali jika media
tanam benar-benar kering.
2) Pada lahan yang diberi naungan plastik UV, kelembaban tanah hampir
tidak terpengaruh oleh musim hujan.
3) Penyiraman daun tanaman paling baik dilakukan pada pagi hari atau
sore hari.
4) Penyiraman media tanam atau perakaran paling baik dilakukan pada
siang hari, saat tanaman sedang melakukan fotosintesis.

c. Penyiraman Sansevieria Indoor


Terpenuhinya kebutuhan air pada tanaman yang berada di dalam ruangan
sepenuhnya tergantung pada penyiraman. Berikut ini hal yang harus diperhatikan
pada penyiraman sansevieria indoor.
1) Penyiraman rutin setiap 7-10 hari sekali atau saat media tanam hampir
kering.
2) Gunakan sprayer halus dan semprotkan air ke media tanam dan daun
secara menyeluruh.
3) Banyaknya air yang disemprotkan disesuaikan dengan kebutuhan.
4) Penyiraman sebaiknya dilakukan pada pagi hari.

2. Pemupukan

Sansevieria termasuk tanaman tahunan (perennial) yang tumbuh lambat sehingga


tidak membutuhkan zat hara dalam jumlah banyak. Meskipun demikian, kebutuhan
unsur hara tetap harus terpenuhi agar tanaman tumbuh optimal. Pemupukan merupakan
salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan unsur hara makro dan mikro.
Pupuk yang digunakan sebaiknya dipilih pupuk majemuk yang mengandung
unsur nitrogen (N), fospor (P), dan kalium (K) sekaligus.37

a. Pemupukan Sansevieria di Lahan


Pemupukan sansevieria yang ditanam di lahan terbuka sangat tergantung pada
luas lahan, musim, suhu, jenis kultivar, dan fase pertumbuhan tanaman. Berikut
panduan pemupukan sansevieria di lahan terbuka.
1) Pemupukan pertama dilakukan setelah tanaman terlihat segar.
Selanjutnya dilakukan dua bulan sekali.
2) Pupuk yang digunakan adalah NPK yang bersifat low release.
3) Saat musim kemarau, dosis yang digunakan 100-150 gram/m2.
4) Ketika sering terjadi hujan, kemungkinan pencucian (leaching) zat
hara dari lahan tinggi. Saat itu dosis pemupukan bisa ditambah.
5) Kebutuhan pupuk di lahan yang dinaungi lebih sedikit dari pada
lahan terbuka.

____________________
37
Ir.Sentot Pramono,op cit, hlm.93.
14

b. Pemupukan Sansevieria dalam Pot


Pupuk yang biasa diberikan pada sansevieria yang ditanam dalam pot atau
sansevieria indoor adalah pupuk majemuk NPK. Selain itu, pupuk daun juga bisa
diberikan untuk melengkapi nutrisi pada tanaman. Berikut cara pemupukakannya.
1) Pupuk slow release paling banyak diberikan empat kali dalam
setahun.
2) Pupuk daun yang bisa digunakan diantaranya Bayfolan,
Margaflor, dan Atoni, pupuk ini diberikan setiap dua bulan sekali.

3. Pengaturan Cahaya untuk Sansevieria Indoor

Semua jenis sansevieria membutuhkan cahaya matahari meski dalam jumlah


yang berbeda. Penyinaran tambahan dibutuhkan oleh jenis sansevieria tipe full sun yang
dijadikan tanaman indoor. Jika diabaikan, pertumbuhan tanaman tentu akan menurun.
Daun yang kekurangan cahaya matahari akan terkulai lemah.
Oleh karena itu, sansevieria yang ditempatkan di dalam ruangan sebaiknya
dikeluarkan secara rutin. Jika sinar matahari masuk keruangan hanya melalui salah satu
sisi, tanaman harus diputar secara berkala.

4. Perawatan Daun

Sansevieria indoor sangat mudah terkena kotoran dan debu dari udara ruangan.
Hal ini akan menghalangi daun dalam memperoleh cahaya matahari yang cukup,
sehingga proses fotosintesis akan terganggu.
Untuk mencegahnya, bersihkan daun tanaman secara rutin menggunakan kuas
atau kain katun halus yang diberi sedikit air hangat. Bagian atas dan bagian bawah daun
harus dibersihkan. Jika diletakkan dalam ruangan ber-AC (tertutup), pembersihan daun
cukup dengan menyemprotkan air hangat dengan sprayer halus. Hal ini dapat dilakukan
setiap 1-2 bulan sekali, terutama pada musim kemarau.

5. Reportting

Sansevieria yang tumbuh besar di dalam pot kecil tentu tidak enak dipandang.
Untuk itu kita membutuhkan langkah repotting, yaitu memindahkan tanaman ke pot
yang lebih besar. Tidak ada patokan untuk melakukan repotting, tapi repotting biasanya
dilakukan pada:

a. Reportting pada kondisi standar:


1) Ukuran tanaman tampak tidak proporsional dengan ukuran pot.
2) Muncul anakan baru dan tidak tertampung di pot.
3) Media tanam dalam pot sudah tidak layak lagi untuk digunakan.

b. Untuk melakukan repotting, berikut tahapan yang harus dilakukan:


1) Sediakan tanaman yang akan di-repotting dan pot baru yang lebih besar.
Sediakan juga kerikil atau potongan styrofoam dan media tanam.
2) Basahi media tanam pot lama agar tanaman mudah dikeluarkan. Lakukan
dengan hati-hati. Jika terdapat akar yang rusak atau sakit, potong bagian
tersebut.
3) Isi dasar pot dengan styrofoam atau kerikil, lalu tambahkan media tanam
hingga setengah pot.
15

4) Masukkan tanaman ke dalam pot baru dan tempatkan di bagian tengah pot
dengan tegak. Tambahkan lagi media tanam hingga penuh.

E. Pengembangbiakan Sansevieria

Ada dua cara pengembangbiakan sansevieria yaitu secara generatif dan vegetatif.

1. Perkembangbiakan Secara Generatif

Perkembangbiakan generatif38 diawali dengan proses penyerbukan bunga betina


oleh bunga jantan. Secara alami, proses penyerbukan ini terjadi berkat bantuan angin,
serangga, atau hewan lain yang menyebabkan jatuhnya serbuk sari ke kepala putik.
Selanjutnya, dari kepala putik tersebut akan tumbuh bakal buah, yang selanjutnya akan
menghasilkan buah dan biji. Biji inilah yang akan ditanam sebagai individu baru. Biji
sansevieria bersifat diploid, artinya satu biji terdapat dua bakal calon anakan.
Keuntungan dari cara perbanyakan menggunakan biji adalah tidak mengganggu
bentuk fisik induknya. Selain itu, pembiakan secara generatif memungkinkan untuk
dihasilkannya jenis-jenis atau hibrida39 baru yang berbeda dari induknya. Hibrida baru
akan terbentuk jadi serbuk sari dan kepala putik berasal dari tanaman yang berbeda jenis.
Anakan yang dihasilkan akan memiliki sifat yang merupakan gabungan dari kedua
induknya.
Di sisi lain, waktu yang dibutuhkan oleh biji untuk tumbuh menjadi tanaman
sangat lama. Beberapa jenis sansevieria mencapai kematangan biji hingga empat bulan
setelah proses benyerbukan. Terlebih lagi, tidak semua jenis sansevieria bisa
menghasilkan biji. Pertumbuhan tanaman asal biji pun lambat. Karenanya, untuk
perkembangbiakan secara masal cara ini kurang efektif. Perkembangbiakan ini hanya
terbatas dilakukan oleh para breeder atau peneliti yang ingin mendapatkan hibrida baru.
Berikut penyemaian biji sansevieria:

a. Sortasi Biji
Sebelum disemai, pilih biji yang bagus agar tingkat perkecambahannnya tinggi.
Pilih biji yang cukup tua, warnanya orange dan agak kusam. Selain itu, pilih biji
yang bernas, tidak mengapung saat direndam.

b. Penyiapan Media Semai


Media semai untuk biji sansevieria harus bersifat porus. Komposisi bisa berupa
campuran pasir malang dan arang sekam dengan perbandingan 1:1, bisa juga
campuran pasir gunung dan arang sekam dengan perbandingan 2:1. Untuk
menghindari infeksi penyakit, media semai direndam di dalam larutan fungisida
selama 24 jam sebelum digunakan.

c. Penyiapan Wadah Semai


Wadah semai yang efisien adalah pot panjang yang terbuat dari kayu. Dengan
demikian, dalam satu pot bisa disemaikan puluhan biji. Hal penting yang sebaiknya
diperhatikan adalah kedalaman wadah semai.Kedalamannya harus tidak kurang dari
15 cm.
____________________
38
Berkaitan dengan berbiak (seksual, kawin) . Selajutnya baca Wildan Yatim, loc cit, hlm.408.
39
Sifat-sifat genetik dari orang tua ke anak. Selajutnya baca D.A. Pratiwi, Biologi SMA untuk kelas XII.
Jakarta: PT Glora Aksara Pratama, 2004, hlm.78.
16

d. Penyiapan Biji
Berikut ini cara penyimpanan biji, yaitu:
1) Biji dalam air hangat bersuhu 40 C selama satu jam.
2) Rendam biji dalam ZPT selama 24 jam untuk mempercepat keluarnya tunas.
Jenis ZPT yang bisa digunakan diantaranya IBA 100-200 ppm, giberelin acid
(Progib 98%) 100 ppm, dan Atonik.40

e. Proses Penyemaian
Berikut ini adalah tahap penyemaian sansevieria, yaitu:
1) Isi wadah semai dengan media semai hingga hampir menyentuh bagian bibirnya.
2) Buat lubang semai pada media semai dengan kedalaman 1-2 cm. Jarak antar
lubang 5-10 cm. Jarak yang terlalu rapat bisa mempersulit dalam pemisahan bibit
kelak.
3) Masukan biji kedalam lubang semai satu persatu, lalu timbun dengan sedikit
media.
4) Tutup pot semai dengan plastik transparan untuk menghindari penguapan yang
berlebihan.
5) Selama masa persemaian, sirami biji denga air dan zat perangsang tumbuh akar
seperti Liquinox vitamin B. Setelah penyiraman, plastik ditutup kembali.
6) Kurang lebih tiga minggu, biji mulai berkecambah.
7) Setelah daun tunas mekar, bibit sudah bisa dipindahkan ke pot tunggal.

f. Perawatan bibit
Tahap perawatan bibit, yaitu:
1) Pada awal bibit dipindahkan, tempatkan bibit di tempat yang agak teduh.
2) Lekukan penyiraman sesuai kebutuhan.

2. Perkembangbiakan Secara Vegetatif

Perkembangbiakan secara vegetatif41 dilakukan tanpa melalui penyerbukan. Cara ini


sudah banyak digunakan, terutama untuk jenis-jenis yang langka.

a. Pemisahan (Split) Anakan


Cara perkembangbiakan ini paling mudah dilakukan. Anakan yang dihasilkan
pun lebih cepat tumbuh besar. Berikut tahapan pemisahan anakan sansevieria.
Setelah memiliki akar yang cukup, tunas ini bisa dipisahkan dan ditanam sebagai
individu baru.

b. Setek Daun (Leaf Cutting)


Setek daun dilakukan dengan cara menumbuhkan potongan daun sehingga
menghasilkan tunas baru. Keuntungan dari metode ini adalah jumlah anakan yang
dihasilkan melimpah. Semua jenis sansevieria bisa diperbanyak dengan metode setek
daun. Semakin muda tanaman induk, semakin lambat pula pertumbuhan anakannya.
Setek daun bisa menghasilkan spesies yang baru.

____________________
40
Ir.Sentot Pramono, loc cit, hlm. 129
41
Berbiak secara vegetatif, lawan dari perbiakan generatif lewat sel kelamin. Selajutnya baca Wildan
17

Yatim, op cit, hlm. 883

c. Setek Pucuk
Setek pucuk dilakukan dengan cara memisahkan pucuk yang sudah berbonggol
dari tanaman induknya. Teknik ini lazim diterapkan pada sansevieria jenis sarang
burung. Alat dan bahan dibutuhkan dalam metode perbanyakan ini sama dengan
metode setek daun.
Langkah pengerjaannya sebagai berikut.
1) Potong pucuk tepat di bagian ujung bonggol.
2) Biarkan bekas potongan di kedua sisi mongering, lalu olesi dengan bakterisida
atau fungisida untuk mencegah serangan penyakit.
3) Celupkan pangkal pucuk yang sudah dipotong ke dalam larutan perangsang akar,
misalnya Rooton F atau Root Up.
4) Tanamkan pucuk pada media tanam seperti pada setek daun. Berbeda dengan
setek daun, penumbuhan setek pucuk bisa dilakukan dalam pot indivudu.
5) Selama perakaran belum tumbuh, setek pucuk sebaliknya diletakkan di tempat
yang teduh untuk mengurangi penguapan yang berlebihan. Lakukan penyiraman
secara rutin agar kelembaban terjaga.

d. Setek Rimpang
Setek rimpang dilakukan dengan memotong rimpang yang memiliki calon tunas
atau memungkinkan untuk tumbuh akar. Cara ini umumnya diterapkan pada tanaman
induk yang sudah mempunyai rimpang yang sudah cukup tua. Langkah
pengerjaannya adalah sebagai berikut.
1) Siapkan media tanam dengan komposisi seperti media untuk pemisahan anakan.
2) Angkat tanaman induk dari media tanamnya sampai terlihat rimpangnya.
3) Potong rimpang tanaman induk terseut sepanjang jari kelingking orang dewasa.
Bagian rimpang yang dipotong harus sudah memiliki bogol rimpang. Karena
bagian inilah yang akan mengeluarkan akar.
4) Olesi bekas luka pada ujung rimpang dengan fungisida dan zat penumbuh akar.
5) Benamkan rimpang ke dalam media tanam. Biarkan sebagian kecil rimpang
tampak di permukaan media untuk merangsang pertumbuhan tunas.
6) Simpanlah di tempat yang teduh dan jaga tagar media tidak sampai kering.
7) Dalam waktu 4-6 bulan, tunas akan muncul dari rimpang tersebut.

e. Kultur Jaringan (Tissue Culture)


Metode perbanyakan tanaman dengan kultur jaringan42 berangkat dari teori ‘teori
totipotensi sel (cell totipotency) yang dikemukakan oleh seorang ilmuwan bernama
Haberlandt. Teori tersebut menyatakan bahwa setiap sel tumbuhan mempunyai
potensi untuk tumbuh dan berkembang menjadi organisme sempurna jika
ditempatkan di lingkungan yang mendukung. Berdasarkan teori tersebut, sel dari
salah satu bagian tumbuhan akan tumbuh membentuk akar, batang, daun, dan
lainnya, jika mendapat nutrisi yang tepat. Pada tahun 1934, teori ini terbukti
kebenarannya melalui keberhasilan eknik kultur jaringan yang dilakukan oleh
seorang ilmuwan bernama White.
Saat ini kultur jaringan diklaim sebagai metode perbanyakan tanaman yang bisa
menghasilkan anakan paling banyak dibandingkan dengan metode lain. Berbeda
dengan perbanyakan melalui setek daun, anakan yang dihasilkan melalui kultur
jaringan akan lebih seragam dengan sifat-sifatnya sama seperti tanaman induknya.
18

Pada sansevieria, metode ini lebih sering diterapkan untuk membiakkan jenis yang
lama menghasilkan anakan seperti S. cylindrical dan jenis yang langka.
Terlepas dari kelebihannya, metode kultur jaringan membutuhkan biaya lebih
mahal deibandingkan dengan metode lainnya. Selain itu diperlukan pengetahuan
yang mumpuni serta peralatan dan tempat yang memadai. Pada kenyataanya,
kegagalan kultur jaringan lebih sering disebabkan oleh hal-hal yang terkait dengan
beberapa hal tersebut. Berikut ini proses pengerjaan kultur jaringan:

1) Sterilisasi alat dan bahan


Seluruh kegiatan kultur jaringan harus dilakukan secara aseptik. Artinya,
seluruh bahan dan alat harus dibersihkan terlebih dahulu. Termasuk ruangan
laboratoriumnya dan pekerja yang melakukannya.
2) Penyiapan media kultur
Media tanam dalam kultur jaringan adalah media agar atau dikenal
dengan PDA (Potato Dextrose Agar). Media tersebut juga dilengkapi dengan
semua zat yang dibutuhkan tanaman.
3) Pengambilan bahan tanam (eksplan)
Bahan tanam atau eksplan adalah bagian tertentu dari tanaman induk yang
akan ditumbuhkan pada media kultur.
4) Sterilisasi dan penanaman eksplan
Sebelum ditumpahkan ke media induk, eksplan harus disterilkan terlebih
dahulu untuk menghindari terjadinya kontaminasi.
5) Multiplikasi
Eksplan yang sehat yang tidak terkontaminasi akan menumbuhkan tunas-
tunas baru yang jumlahnya banyak. Kumpulan tunas in lalu dipisah-pisah dan
ditanam dalam media kultur yang lain.
6) Tahap penyesuaian (aklimatisasi)
Setelah bibit di dalam botol sudah cukup kuat, bibit tersebut bisa
dikeluarkan dari botol dan ditanam secara tunggal di dalam media tanam biasa.

F. Hama dan Penyakit yang Menyerang Sansevieria serta cara


pengendalianya

1. Hama yang menyerang sansevieria

Berikut ini adalah hama yang sering menyerang tanaman sansevieria serta cara
pengendaliannya:

a. Siput Telanjang
Hama ini aktif memakan daun pada malam hari. Gejala yang ditimbulkan
biasanya meninggalkan bekas lendir yang mengering dan luka bekas gigitan, selain
itu, hama ini juga menyebabkan daun berwarna cokelat dan mengering.
Cara mencegahnya hanya dengan membersihkan lingkungan sekitar agar tidak
terlalu lembab.
Untuk mengendalikan hama ini bisa dengan cara membuang siput secera manual,
atau semprotkan moluskisida42 Metaphor dan Moluskil dengan dosis sesuai anjuran.

___________________
19

42
Sejenis bahan kimia pemberantas hama. Selanjutnya baca http://www.wikipedia.com, februari
2010

b. Thrips (Hercithropis feroalis)


Gejala umum terdapat bercak-bercak cokelat pada daun. Biasanya hama ini
melakukan serangan hebat pada musim kemarau.
Cara mencegahnya berantaslah gulma di sekitar taman yang bisa menjadi inang
perantaranya.
Untuk mengendalikan hama yang satu ini, hanya dengan cara menyemprotakan
insektisida43 sistematik seperti Keltahne, Tracer atau Supracide, terutama pada
tanaman yang terserang.

c. Ulat Daun dan Ulat Tanah


Gejala yang ditimbulkan hama ini ciri-cirinya sama seperti siput telanjang
sehingga daun berlubang. Sedangkan ulat tanah merusak bagian akar.
Cara pencegahanya yaitu dengan cara membersihkan daun secara berkala dan
menjaga media tanaman tersebut.
Hama ini dapat dikendalikan dengan mengambil ulat tersebut lalu membuangnya.
Apabila serangan tak terkendali, semprotkan insektisida.

d. Nematoda (Melodogyne sp.)


Hama ini menimbulkan bintik-bintik pada akar yang merupakan reaksi enzimatis
dari proses penyerapan nutrisi oleh nemotoda44. Selain itu hama ini juga menganggu
penyerapan hara sehingga tanaman tampak merana.
Hama ini dapat dicegah dengan cara memperbaiki drainase media tanam.
Caranya yaitu tambahkan media yang bisa meningkatkan porositas seperti pasir.
Pengendaianya dapat dilakukan dengan menganti media tanam dalam pot dan
menyemprotkan nemastisida45 di daerah perakaran.

e. Belalang
Hama yang satu ini dapat menimbulkan sobekan-sobekan bekas gigitan pada bagian
daun. Agar belelang tidak memakan daun sansevieria pasanglah penghalang seperti
dinding plastik disekitar lahan. Lalu bersihkan rumput-rumput yang tumbuh disekitar
tanaman sansevieria.
Cara mengendalikan hama ini yaitu dengan mengambil dan membuang belalang
dengan tangan secara langsung. Apabila populasinya sudah tidak terkendali, semprotkan
insektisida untuk mematikan telur yang biasanya terdapat di tanah.

f. Kutu Wool
Kutu wool biasanya menempel di daun. Mudah dikenali dari tubuhnya yang
diselimuti tepung yang berwarna putih dan daun tampak tidak segar akibat cairan sel
daun dihisap oleh kuktu tersebut.
Cara mengndalikan hama ini yaitu dengan memisahkan tanaman yang dihinggapi
kutu agar tidak menyebar ke tanaman lain. Lalu bersihkan daun dari kutu dengan
mengelapnya menggunakan kain yang dibasahi cairan deterjen. Jika serangan kutu tidak
terkendali, semprot tanaman dengan insektisida seperti Malathion.
____________________
43
Pembunuh serangga, biasanya berupa bahan kimia. Selajutnya baca Wildan Yatim, loc cit,
hlm.474.
20

44
Cacing gilik. Selajutnya baca Wildan Yatim, ibid, hlm.629
45
Pembunuh cacing. . Selanjutnya baca http://www.wikipedia.com, februari 2010

2. Penyakit Tanaman Sansevieria

Penyakit yang sering menyerang tanaman sansevieria, yaitu:

a. Busuk Basah (Erwinia carotovora)


penyakit ini sering menyerang tanaman sansevieria pada musim penghujan. Ciri-
cirinya yaitu timbul bercak basah pada daun dan tercium bau busuk yang khas. Gejala
selajutnya daun yang terserang akan kering dan mati.
Untuk mencegah penyakit ini jagalah kelembaban media. Beri penyinaran matahari
yang cukup pada sansevieria yang berada di ruanagan. Lalu semprotkan fungisida46
secara rutin. Terakhir, gunkan peralatan kebun yang bersih.
Untuk mengendalikan penyakit ini dapat dilakukan cara pemisahan antara tanaman
sakit dan tanaman sehat. Potong bagian yang terinfeksi lalu olesi bekas lukanya dengan
Na- hipoklorot atau kloroks47.

b. Busuk Rimpang
Penyakit ini umumnya masuk melalui bekas luka ketika dilakukan proses pemisahan
anak. Lalu timbul bercak cokelat kehitaman pada permukaan rimpangnya. Jika
tertanggulangi, bercak akan menjalar ke batang dan daun. Selanjutnya tanaman akan
membusuk dan mati.
Cara untuk mencegahnya, olesi bekas luka pada rimpang dengan fungisida. lalu Jaga
media tanam agar tidak terlalu lembab. Pasang mulsa plastik di lahan penanaman. Cara
yang teakhir yaitu semprotkan atau rendam media tanam dengan fungisida seperti
Basamid sebelum digunakan.
Cara pengendaliannya yaitu degan cara memotong rimpang bagian yang terinfeksi
dan sisakan yang masih sehat. Jika sisa potongan masih tampak cokelat, potong lagi
hingga rimpang yang tersisa tamapak bersih. Lalu cuci rimpang yang tersisa dengan
larutan fungisida seperti Benlate dan Mancozeb. Setelah itu tanam rimpang ke dalam
media baru. Lalu masukan berkas potongan rimpang yang terinfeksi beserta media lama
karena sudah mengandung spora48 dan jamur.

c. Bercak Kering (Sclerotium rolfrsii)


Gejala umumnya adalah pada daun muncul bercak cokelat yang ditumbuhi benang-
benang jamur.
Cara pencegahannya yaitu, dengan menghindari penyiraman yang berlebihan karena
jamur ini menyukai tempat yang lembab. Pada musim hujan, amati tanaman dengan
lebih sering.Usahakan tanama senantiasa mendapat sinar matahari walaupun sedang
musim hujan. Semprot tanaman dengan fungisida Daconil atau Koci-de 77 WP.
Cara untuk mematikan fase inkubasi cendawan49, letakan tanaman di tempat yang
terkena sinar matahari. Semprotkan fungisida seperti Score 80 EC.
____________________
46
Pembunuh jamur, biasanya berupa bahan kimia. Selajutnya baca Wildan Yatim, op cit,
hlm.188.
47
Sejenis obat tanaman . Selanjutnya baca http://www.wikipedia.com, februari 2010.
48
Butiran bersalut thalophyta dan sporozoa (protozoa) yang berfungsi untuk perkembangbiakan.
Selajutnya baca Wildan Yatim, op cit, hlm.805.
21

49
Jamur biasa (basidiomycetes) atau fungi. Selajutnya baca Wildan Yatim, ibid, hlm.188.

d. Bercak Daun (Fusarium moniliforme)


Serangan ini dipicu oleh media yang terlalu asam. Pada tepi daun muncul bercak
merah kuning. Jika dibiarkan bercak akan meluas dan membentuk luka. Cara
mencegahnya yaitu upayakan agar media berada pada kondisi netral, jaga kebersihan dan
sanitasi lingkungan tumbuh, lalu jaga pula media tanam tidak terlalu lembab, usahakan
tidak ada air yang menggenang di ketiak daun. Semprot media tanam dengan fungisida
Daconil 2728 F.
Cara mengandalikan penyakit ini yaitu dengan memotong tanaman yang terinfeksi,
lalu semprotkan fungisida seperti Benlate, Antracol, atau Dithane sesuai dosis anjuran.
Setelah itu, musnahkan media tanam yang lama dan ganti dengan yang baru. Yang
terakhir, bersihkan pot lama dan semprot denga fungisida jika akan digunakan kembali.

e. Daun Terbakar Matahari


Tanda-tanda sansevieria terbakar matahari yaitu; daunya menjadi kecoklatan
seperti terbakar. Pencegahannya tempatkan tanaman, terutama masih muda di tempat
terlindung.
22

BAB III
PENUTUP

Demikian karya tulis ilmiah tentang manfaat sansevieria yang kami buat ini, semoga
bermanfaat dan menambah wawasan kita serta menumbuhkan ide kreatif dari mempelajari
tanaman sansevieria ini.

A. Kesimpulan

Setelah kita memelajari banyak hal tentang tanaman sansevieria, ternyata banyak sekali
manfaat yang dapat kita peroleh dari tanaman sansevieria ini, yang tentunya bukan hanya bagi
sipenanamnya, tetapi juga sangat bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya. Selain itu, kita dapat
menanam dan memperbanyak tanaman ini dengan mudah dengan biaya yang murah, karena
selain praktis, bisa ditanaman di berbagai tempat, kita juga dapat memeroleh tanaman
sansevieria ini dengan mudah.

B. Saran

Setelah kita mengetahui berbagai macam manfaat tanaman sansevieria ini, sebaiknya kita
dapat memanfaatkan tanaman ini dengan baik. Salah satu hal yang paling sederhana yang dapat
kita lakukan yaitu dengan cara memelihara tanaman ini di pelataran rumah kita. Dengan
menanam tanaman ini, udara kotor yang ada di rumah kita dapat di minimalkan. Dampaknya
kita akan selalu mendapatkan udara yang bersih karena racun yang ada di udara sudah diserap
oleh tanaman sansevieria ini. Dari segi keindahannya pun, tanaman ini cocok untuk dijadikan
tanaman hias yang dapat memperindah pelataran rumah kita.
23

DAFTAR PUSTAKA
22

Lingga, Lanny. 2008. Sansevieria. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.


Pramono, Ir. Sentot. 2008. Pesona Sansevieria. PT Agromedia Pustaka: Jakarta.
Sitanggang, Malordyn. dan Tohir, M.Indariani. 2008. 165 Sansevieria Ekskluisif. PT
Agro
Media Pustaka: Jakarta
W. Purwanto, Arie. 2006. Sansevieria: Flora Cantik Penyerap Racun. KANISIUS:
Yogyakarta.
Redaksi PS. 2008. Gallery Sansevieria. Penebar Swadaya: Jakarta
Tim Redaksi. 2008.Sansevieria. PT Trubus Swadaya: Jakarta
id.wikipedia.org/wiki/Sansevieria
www.tangerangsansevieriaclub.com
http://kumpulan.info/hobby/tanaman/49-tanaman/60-sansevieria.html
http://untoro.wordpress.com/2006/07/03/sansevieria
http://forum.upi.edu/v3/index.php?topic=12611.0
http://sansevieria.zero.web.id
24

LAMPIRAN 23

Lampiran 1

Gambar Seorang Botani


Pemberi Nama Tanaman
Sansevieria

“Gambar 1.1. Carl Peter Thunberg (1743-1828)”


25

24
Lampiran 2

Gambar Tanaman Sansevieria

“ Gambar 2.1. Macam-macam jenis tanaman sansevieria”


26

“Gambar 2.1. Sansevieria Laurentii”

You might also like