You are on page 1of 4

InfoPOM

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

InfoPOM ditujukan untuk memberikan informasi yang tepat dan akurat kepada staf Badan Pengawas Obat dan
Makanan untuk merespon pertanyaan-pertanyaan publik sehubungan dengan issue-issue terbaru.

Volume : IV Edisi 12: Desember 2003

Editorial MENGENAL BAHAN


Pembaca sekalian,
Tidak terasa sudah hampir satu
PENGAWET DALAM
PRODUK PANGAN
tahun kami mengunjungi pembaca
melalui edisi Infopom yang hadir
setiap bulan. Di bulan Syawal ini
kami ingin mengucapkan Selamat

P
Hari Raya Idul Fitri 1424 H. Mohon angan secara umum bersifat mikroba perusak, dan upaya lain
Maaf Lahir dan Batin. mudah rusak (perishable) berkenaan dengan pembatasan
Pangan secara umum bersifat sehingga memiliki daya aktivitas biologis pangan maupun
mudah rusak sehingga memiliki simpan yang relatif pendek. Daya mikroba perusaknya. Permasalahan
daya simpan yang relatif pendek. simpan pangan yang dapat juga atau pertanyaan yang timbul
Untuk memperpanjang daya mencerminkan daya gunanya kemudian adalah apakah proses
simpan atau membuat lebih awet, sangat tergantung dari karakteristik pengawetan, bahan pengawet yang
dapat dilakukan antara lain dengan yang dimiliki pangan tersebut. Kadar ditambahkan ataupun produk awet
pemberian bahan pengawet. air dari pangan terutama air bebasnya yang dihasilkan aman dikonsumsi
Permasalahannya apakah bahan merupakan faktor utama penyebab manusia ?
pengawet yang ditambahkan cukup kemudah-rusakan dari pangan
aman dikonsumsi ? tersebut. Semakin tinggi kadar air Pengawet dan
Penemuan obat baru untuk pangan , maka akan semakin besar Pengawetan Pangan
menangani infeksi HIV sangat kemungkinan kerusakannya baik
membantu bagi para penderitanya, sebagai akibat aktivitas biologis Pengawetan pangan memiliki dua
sebagaimana telah disetujuinya internalnya (metabolisme) maksud yaitu menghambat
persetujuan peredaran efuvirtide maupun masuknya mikroba pembusukan dan menjamin mutu
oleh FDA Amerika. perusak. Pengetahuan tersebut awal pangan agar tetap terjaga
Untuk edisi Desember ini kami menuntun manusia dalam upaya selama mungkin. Penggunaan
sajikan artikel mengenai bahan memperpanjang daya simpan pengawet dalam produk pangan
pengawet pangan dan persetujuan atau membuat lebih awet pangan dalam prakteknya berperan
terhadap efuvirtide sebagai anti HIV dengan menurunkan kadar air sebagai anti mikroba atau anti
baru oleh FDA. pangan melalui berbagai cara oksidan atau keduanya. Jamur,
Semoga bermanfaat antara lain pengeringan, pem- bakteri dan enzim sebagai penyebab
berian bahan / senyawa yang dapat pembusukan pangan perlu dihambat
Redaksi
mengikat air bebas atau membunuh pertumbuhan maupun aktivitasnya.

Topik
1. Mengenal Bahan Pengawet Dalam Produk Pangan........................................................................................................1
2. Enfuvirtide, Anti Retroviral Baru Untuk Penanganan Infeksi HIV ....................................................................................2

Volume : IV Edisi 12: Desember 2003 Halaman 1


INFOPOM Badan POM

Peran sebagai antioksidan akan pengawet khususnya komoditas


mencegah produk pangan dari yang telah mengalami perlakuan
ketengikan, pencoklatan, dan panas. Perendaman dalam larutan Silahkan kunjungi situs kami
perkembangan noda hitam. gula secara bertahap pada
Antioksidan menekan reaksi yang
terjadi saat pangan menyatu dengan
konsentrasi yang semakin tinggi
merupakan salah satu cara
www.pom.go.id
oksigen, adanya sinar, panas, dan pengawetan pangan dengan gula.
beberapa logam. Gula seperti halnya garam juga Berita Aktual
Dalam paparan ini, penambahan menghambat pertumbuhan dan Publikasi
bahan pengawet pada produk pangan aktivitas bakteri penyebab Peraturan dan Perundang-
undangan
menjadi bahan perhatian utama pembusukan, kapang, dan khamir.
Peringatan Publik
mengingat perkembangan iptek Dendeng, manisan basah dan atau
Brosur
pangan menyangkut hal tersebut kering buah merupakan contoh Press Release
begitu cepat serta sering produk awet yang banyak dijual di
menimbulkan teka-teki bagi konsumen pasaran bebas.
menyangkut keamanannya. Cuka buah atau vinegar
Garam atau NaCl telah berabad merupakan salah satu bahan yang disajikan kajian keamanan beberapa
lampau digunakan hingga saat ini dapat digunakan untuk mengawetkan pengawet yang banyak digunakan
sebagai bahan pengawet terutama daging, sayuran maupun buah- oleh industri pangan.
untuk daging dan ikan. Larutan buahan. Acar timun, Acar Bawang Dalam Permenkes No. 722
garam yang masuk ke dalam jaringan Putih, acar kubis (kimchee) tahun 1988 telah dicantumkan batas
dan mengikat air bebasnya, sehingga merupakan produk pangan yang maksimum penggunaan bahan
menghambat pertumbuhan dan diawetkan dengan penambahan pengawet untuk masing - masing
aktivitas bakteri penyebab asam atau cuka buah atau vinegar. jenis / bahan makanan. Karena itu
pembusukan, kapang, dan khamir. Data pengaturan bahan pengawet Badan POM perlu melakukan
Produk pangan hasil pengawetan dari Codex Alimetarius Commis- evaluasi terhadap semua produk
dengan garam dapat memiliki daya sion (CAC), USA (CFR), Australia pangan untuk menjamin keamanan
simpan beberapa minggu hingga dan New Zealand (FSANZ) tercatat pangan tersebut termasuk keamanan
bulan dibandingkan produk segarnya 58 jenis bahan pengawet yang dapat pengawet yang digunakan
yang hanya tahan disimpan selama digunakan dalam produk pangan. Akhirnya hal terbaik yang harus
beberapa jam atau hari pada kondisi Indonesia melalui Peraturan Menteri dilakukan konsumen adalah
lingkungan luar. Ikan pindang, ikan Kesehatan No. 722 tahun 1988 telah membaca dengan cermat label
asin, telur asin dan sebagainya mengatur sebanyak 26 jenis bahan produk pangan yang dipilih / dibeli
merupakan contoh produk pangan pengawet. serta mengkonsumsi secara cerdas
yang diawetkan dengan garam Sehubungan dengan teka-teki produk pangan yang menggunakan
Gula atau sukrosa merupakan yang muncul menyangkut keamanan bahan pengawet, sehingga menjamin
karbohidrat berasa manis yang sering penggunaan bahan pengawet dalam keamanan pangan.
pula digunakan sebagai bahan produk pangan, pada tabel berikut ( Drs. Wisnu Broto MS)

INFOPOM
Penasehat : Drs. H. Sampurno, MBA; Penanggung Jawab: Dra. Mawarwati Djamaluddin; Ketua Redaksi : Dra. Aziza Nuraini MM;
Sekretaris Redaksi : Dra. Elza Rosita MM; Redaksi Perwakilan : Drs. Syahrial Taher, Dra. Rosmulyati Ilyas, Drs. Supriyanto U. MKes,
Dra. Sutarni, Dra. Titik Ratik R. SM Msi, Drs. Halim Nababan MM, Drs. Ketut Kartawijaya, Drs. Sunarto, Dra. Rini Tria S. MSc, Dra. Engko SM,
Judhi Saraswati SP; Redaksi Pelaksana : Dra. Reri Indriani, Dra.Yunida Nugrahanti, Dra. Murti Hadiyani, Irhama S.Si., Dra. Tri
Asti I MPharm; Layout : Royanih SKom, Irmayanty SKom, Ristanti Kuntarsih; Sirkulasi : Yulinar SKM, Triswanto, Netty Sirait.
Alamat Redaksi : Pusat Informasi Obat dan Makanan Badan Pengawas Obat dan Makanan, Jl. Percetakan Negara
No. 23, Jakarta Pusat, Telp. 021-4250767, Fax. 021-4250765, e-mail : infopom@indo.net.id

Redaksi menerima naskah yang berisi informasi yang terkait dengan obat dan makanan. Kirimkan melalui alamat
redaksi dengan format MS. Word 97 spasi ganda maksimal 2 halaman kuarto. Redaksi berhak mengubah sebagian isi
naskah untuk diterbitkan.

Halaman 2 Volume : IV Edisi 12: Desember 2003


INFOPOM Badan POM

Pengaruh beberapa bahan pengawet terhadap kesehatan

B ah an P en g aw et Produk Pangan Pengaruh thd. kesehatan

Ca-benzoat Sari buah, minuman ringan Dapat menyebabkan reaksi merugikan


minuman anggur manis, ikan asin pada asmatis dan yang peka terhadap
aspirin

Sulfur dioksida (SO2) S a r i b ua h, c i d e r, b ua h k e r i ng , D a p a t m e n y e b a b k a n p e l u k a a n


kacang kering, sirup, acar l a m b ung , m e m p e r c e p a t s e r a ng a n
a s m a , m ut a s i g e ne t i k , k a nk e r d a n
alergi

K-nitrit D a g i ng k o r ne t , d a g i ng k ur i ng N i t r i t d a p a t m e m p e n g a r u h i k e -
daging asin, pikel daging mampuan sel darah untuk membawa
o k s i g e n, m e nye b a b k a n k e s ul i t a n
b e rna fa s d a n s a k i t k e p a la , a ne mi a ,
radang ginjal, muntah

Ca- / Na-propionat Produk roti dan tepung Migrain, kelelahan, kesulitan tidur

Na-metasulfat Produk roti dan tepung Alergi kulit

Asam sorbat Produk jeruk, keju, pikel dan salad Pelukaan kulit

Natamysin Produk daging dan keju D a p a t me nye b a b k a n mua l, munta h,


tidak nafsu makan, diare dan pelukaan
kulit

K- asetat Makanan asam Merusak fungsi ginjal

Butil Hidroksi Anisol (BHA) Daging babi segar dan sosisnya, Menyebabkan penyakit hati dan kanker
mi nya k s a yur, s ho rte ni ng , k ri p i k
kentang, pizza beku, teh instan

Sumber :
Seluruh Redaksi
1. Peraturan Menteri Kesehatan RI Mengucapkan :
N0. 722/Menkes/Per/IX/88
tentang Bahan Tambahan
Makanan. Selamat Hari Raya Idul Fitri
2. Codex Alimetarius Commission 1 Syawal 1424 H
(CAC), USA (CFR), Australia dan Mohon Maaf Lahir dan Bathin
New Zealand (FSANZ)

Volume : IV Edisi 12: Desember 2003 Halaman 3


INFOPOM Badan POM

ENFUVIRTIDE, ANTI RETROVIRAL BARU


UNTUK PENANGANAN INFEKSI HIV

K emungkinan timbulnya resistensi pada pemberian obat beredar, maka obat ini membantu menurunkan viral load
antiretroviral (OARV) tunggal menyebabkan dan memperlambat progesi HIV pada penderita yang sudah
penggunaannya menjadi sangat terbatas. Selain itu, resisten terhadap OARV lain.
penggunaan kombinasi 2 atau 3 OARV memberikan manfaat Namun perlu diingat sebagaimana OARV lain, efuvirtide
yang lebih banyak berupa penurunan tingkat HIV dalam darah tidak menurunkan kemungkinan terjadinya penularan HIV
dan meningkatkan fungsi kekebalan tubuh secara nyata kepada orang lain melalui hubungan seksual yang tidak
( gejala yang disebabkan HIV menghilang, insiden infeksi terlindungi, pemakaian bersama jarum suntik atau kontak
oportunistik menurun dan kualitas hidup meningkat ). dengan darah penderita. Selain itu obat ini tidak
Secara umum, pengobatan pada penderita infeksi HIV / menyembuhkan infeksi HIV atau AIDS .
AIDS mempunyai tujuan menekan jumlah virus HIV/AIDS Agar efektif, OARV harus diberikan dalam bentuk
se c a r a m a k s i m a l , m e m u l i h k a n i m u n i t a s t u b u h , kombinasi. Demikian juga efuvirtide, dapat diberikan sebagai
memperbaiki kualitas hidup dan menekan morbiditas dan bagian dalam rejimen pengobatan pada pasien yang pilihan
mortalitas. Pada perburukan kondisi (termasuk gejala klinis pengobatannya terbatas.
dan perubahan virologis) memerlukan penyesuaian terapi Enfuvirtide hanya boleh digunakan pada pasien yang
dangan mengganti obat atau menambahkan OARV lain. sudah pernah menggunakan obat anti HIV lain dan terbukti
Oleh karena itu persetujuan peredaran terhadap obat tetap terjadi replikasi HIV walaupun sedang dalam
antiretroviral baru akan sangat membantu penderita yang pengobatan dengan OARV lain.
terinfeksi HIV dimana kualitas hidup dan harapan hidup Obat ini telah diuji pada 1000 penderita yang sudah pernah
penderita dapat diperbaiki. diobati dengan OARV lain dalam suatu uji klinik global selama
24 minggu yang dilakukan di Amerika Selatan, Brazil, Eropa
PERSETUJUAN FDA TERHADAP dan Australia. Dari hasil pengamatan uji klinik ini diperoleh
KELAS TERAPI BARU OBAT HIV bahwa penggunaan efuvirtid bersamaan dengan OARV lain
Pada bulan Maret 2003, US-FDA (Food and Drug Adminis- menunjukan adanya penurunan secara nyata viral load dan
tration) telah memberikan persetujuan peredaran enfuvirtide peningkatan jumlah CD4 .
(Fuzeon), suatu anti retroviral yang termasuk kedalam kelas Dalam penandaan ( labelling ) yang disetujui oleh FDA,
terapi Penghambat Fusi . Enfuvirtide disetujui untuk efuvirtide diberi peringatan agar dokter yang meresepkan
digunakan secara kombinasi dengan obat anti HIV lain untuk obat mewaspadai timbulnya gejala pneumonia. Walaupun
mengatasi infekasi HIV lanjut pada orang dewasa dan anak bakteri pneumonia tidak lazim ditemukan pada penderita
umur 6 tahun atau lebih. yang dilibatkan dalam penelitian, jumlah pasien dengan
Persetujuan FDA merupakan accelerated approval bakteri pneumonia pada kelompok yang diberi enfuvirtide
berdasarkan analisa data terhadap 2 uji klinik yang sedang lebih banyak dibanding dengan kelompok yang tidak diberi
berjalan (on going clinical trial) yang melibatkan lebih kurang enfuvirtide. Penderita yang diberi enfuvirtide dianjurkan untuk
1000 pasien. Efek jangka panjang enfuvirtide belum diketahui melaporkan ke dokter segera jika muncul gejala awal pneu-
tetapi sedang dalam tahapan evaluasi berdasarkan 2 uji monia. Selain itu, efuvirtide dapat menyebabkan reaksi alergi
klinik tersebut diatas. sistemik berat dan alergi kulit berat pada tempat
penyuntikkan.
INFORMASI TENTANG ENFUVIRTIDE
Dalam penelitian ini juga telah diisolasi HIV-1 dengan
Efuvirtide , dalam bentuk sedian injeksi, merupakan obat kepekaan yang berkurang terhadap efuvirtide dari pasien
pertama dalam kelas baru OARV Penghambat Fusi. yang diberi efuvirtide dalam kombinasi dengan OARV lain.
Berbeda dengan antiretroviral lain yang bekerja sesudah HIV Mengenai resistensi silang, pada kultur sel didapati
menginfeksi sel T, kelas terapi ini bekerja dengan cara bahwa HIV-1 yang sudah resisten terhadap OARV lain seperti
mencegah HIV memasuki sel T yang sehat dengan cara Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor ( NRTI),
menempel pada protein dipermukaan sel T atau HIV sehingga misalnya Zidovudine / AZT, Didanosine /ddl Zalcitabine /
HIV tidak bisa mengikatkan diri pada sel T. Termasuk ddC , Lamivudine dan Stavudine / d4T atau Non Nucleo-
kedalam kelompok ini selain T-20/ Enfuvirtide (Fuzeon) side Reverse Transcriptase Inhibitor (NNRTI) misalnya
adalah T-1249. Nevirapine, Efavirenz atau Protease Inhibitor (PI) misalnya
Mekanisme kerja kelas terapi Penghambat Fusi adalah Saquinavir, Ritonavir dan Nelfinavir, ternyata peka terhadap
dengan cara mengganggu masuknya sel HIV ke dalam sel efuvirtide. (Dra.Reri Indriani)
sehat manusia dengan cara menghambat fusi virus dan
membrane sel. Penghambatan ini mengakibatkan blokade
terhadap kemampuan virus HIV menginfeksi komponen Sumber :
tertentu dalam sistim kekebalan / imunologi tuan rumah. 1. WHO Drug Information Vol. 17, No. 1, 2003.
Karena efuvirtide mempengaruhi penyebaran virus dengan 2. http://www.fda.centerwatch.com
cara yang berbeda dengan OARV lain yang sudah disetujui 3. The Fuzeon Web. Page

Halaman 4 Volume : IV Edisi 12: Desember 2003

You might also like