Professional Documents
Culture Documents
Makanan yang kita konsumsi, setelah dikunyah di dalam mulut, akan diteruskan ke dalam
lambung melalui kerongkongan. Setelah itu ia akan bercampur dengan getah lambung serat asam
khlorida. Makanan akan ditampung di dalam lambung selama tiga jam atau lebih. Selanjutnya
lambung akan kosong kembali.
Dari lambung makanan akan diteruskan sedikit demi sedikit kedalam usus dua belas jari. Di
dalam usus dua belas jari ini, makanan yang berasal dari lambung kemudian bercampur dengan
empedu dan berbagai jenis enzim yang berasal dari dari kelenjar pankreas. Saat inilah proses
pencernaan secara sempurna dimulai.
Penyerapan zat gizi akan berlangsung sepanjang usus halus, sedangkan zat sisa akan diteruskan
ke usus besar (kolon). Di sepanjang usus besar, terjadi penyerapan air sehingga zat sisa dapat
dipadatkan untuk akhirnya dibuang keluar tubuh melalui anus.
Melihat begitu panjangnya perjalanan makanan yang kita konsumsi sehari-hari, tak heran jika
terjadi gangguan pencernaan di sepanjang perjalanan yang akan mengakibatkan proses
pencernaan makanan tidak berjalan dengan baik. Hal itu juga menyebabkan zat-zat gizi yang
sangat diperlukan oleh tubuh tidak dapat diserap secara optimal di dalam saluran pencernaan.
Jika keadaan ini berlangsung lama, maka bukan tidak mungkin tubuh kita akan kekurangan zat-
zat gizi tertentu yang akan membahayakan kesehatan tubuh kita. Untuk itu diperlukan
pengetahuan praktis bagaimana cara pengaturan makanan yang dibutuhkan pada saat itu dan dan
bahan makanan apa saja yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh seseorang yang menderita
gangguan pencernaan.
Ada beberapa jenis gangguan pencernaan yang sering dijumpai pada masyarakat kita, yaitu :
dispepsia, tukak lambung, radang lambung (gastritis), diare, radang usus besar (kolon), dan
enteritis.
1. Dispepsi
Dispepsi bisa terjadi jika alat pencernaan terganggu, ditandai dengan timbulnya rasa tidak
enak setelah makan, rasa sakit di daerah perut, perut terasa kembung, mual dan kadang-kadang
disertai muntah. Dispepsi ini dapat terjadi, jika seorang makan terlalu banyak, makan terlalu
cepat, akibat proses memasak makanan yang kurang baik, atau juga karena makan sayuran atau
makanan yang menimbulkan gas dalam lambung. Tapi dispepsi juga dapat disebabkan karena
tekanan kejiwaan atau stres.
Jika dispepsi disebabkan karena oleh gangguan kejiwaan, maka diet secara khusus tidak
perlu diberikan. Hanya saja, si penderita perlu diyakinkan bahwa sebenarnya ia tidak menderita
suatu penyakit. Tetapi jika bukan, maka sebelum menentukan diet yang tepat sebaiknya kita
perlu mengetahui riwayat makan dan kebiasaan makannya dapat ditemukan. Sebaiknya makanan
yang diberikan dapat menggugah selera makan, dimasak agak lunak, dan tidak menggunakan
bumbu merangsang. Si penderita hendaknya mengkonsumsi makanannya dengan perlahan dan
dikunyah dengan baik.
2. Tukak Lambung.
Penyakit tukak lambung disebabkan oleh adanya luka lambung atau pada usus dua belas
jari. Seseorang yang menderita penyakit ini akan merasakan sakit setelah makan atau 2-3 jam
setelah makan, tapi biasanya rasa sakit ini akan hilang setelah menggunakan obat antasid. Tukak
lambung ini disebabkan oleh meningkatnya kadar asam lambung dan kadar pepsin. Sama seperti
dispepsi, timbulnya tukak lambung juga dapat terjadi jika seseorang selalu diliputi rasa cemas
yang berlebihan.Jika penderita tukak lambung dalam keadaan krosnis, maka diet yang diberikan
berupa bubur susu dan susu. Sebaiknya makanan berprotein tinggi seperti daging dan ikan tidak
diberikan dulu, karena zat-zat yang dihasilkan dari metabolisme protein cenderung merangsang
sekresi asam lambung dan pepsin.
4. Diare
Diare merupan salah satu penyakit gangguan pencernaan yang sering dialami oleh semua
orang. Umumnya diare diakibatkan oleh cepatnya makanan melewati saluran pencernaan,
sehingga makanan tidak dapat dicerna dengan baik. Hal ini juga membuat proses penyerapan zat-
zat gizi makanan tidak berjalan dengan baik, termasuk juga penyerapan air. Itulah sebabnya
kotoran yang keluar banyak mengandung air dan butiran-butiran makanan yang tidak tercerna.
Kehilangan cairan tubuh akibat banyaknya air yang keluar itu dapat menyebabkan dehidrasi.
Selain itu keseimbangan elektrolit dalam tubuh juga terganggu, karena ikut terbuangnya garam
elektrolit bersama cairan yang keluar tersebut. Jika tidak diatasi dengan cepat dapat
menyebabkan kematian. Dalam keadaan akut, si penderita biasanya tidak mendapat makanan
atau cairan apapun melalui mulut selama 24 jam. Sebagai gantinya, penderita diberi cairan infus.
Namun jika kondisi berangsur baik, ia bisa diberi larutan garam oralit. Setelah si penderita dapat
diberi makanan saring yang tidak mengandung serat, dan kemudian makanan lunak. Perlu
diperhatikan bahwa pemakaian minyak, lemak, dan susu di saat penderita mengkonsumsi diet
rendah serat, tidak diperkenankan.
Untuk itu si penderita sebaiknya diberi diet dengan kandungan protein tinggi, kalori tinggi, tetapi
rendah sisa (serat), seperti telur, ikan dan daging. Jika penderita sudah kehilangan berat badan,
sebaiknya diberikan nasi atau roti dalam jumlah yang cukup.
6. Enteritis.
Gangguan lambung akibat enteritis disebabkan oleh amuba. Enteritis akut terutama
disebabkan oleh Entamoeba histolyca dan dapat menimbulkan luka pada usus. Untuk penderita
akut, sebaiknya makanan yang diberikan berupa makanan cair, misalnya air kaldu. Setelah itu
kepada yang bersangkutan dapat diberikan susu. Dan jika kondisi penderita sudah berangsur-
angsur baik, maka dapat diberikan makanan lunak seperti bubur saring, telur rebus, dan roti
panggang
Efektivitas lambung mencapai puncaknya setiap empat jam sekali. Maka, kebiasaan
makan tidak teratur akan menyebabkan sebagian makanan tidak dicerna dengan sempurna.
Makanan yang tidak dicerna ini bisa membusuk atau mengalami fermentasi sehingga
menyebabkan kembung.
Mengunyah merupakan salah satu bagian terpenting dalam proses pencernaan, tapi
seringkali dilupakan. Mengunyah tidak hanya membantu memecah makanan, tetapi juga
memberi sinyal pada kelenjar saliva, lambung dan usus halus untuk mulai melepaskan enzim-
enzim pencernaan. Jangan menelan makanan dengan tergesa-gesa atau mengunyah makanan
sambil berbicara untuk menghindari masuknya udara yang berlebihan ke dalam rongga mulut.
Jika jumlah makanan dalam lambung terlalu banyak atau melebihi kapasitas enzim
pencernaan yang diproduksi, maka makanan tidak dapat dicerna dengan sempurna. Makanan
yang tidak dicerna dengan sempurna ini kemudian masuk ke usus dan menyebabkan fermentasi,
salah cerna, dan menimbulkan gas.
Berbaring setelah makan dapat menyebabkan gastroesophageal reflux, yaitu kondisi saat
makanan yang sudah dalam keadaan asam kembali masuk kerongkongan sehingga menimbulkan
rasa tidak enak atau terbakar dalam rongga mulut. Sebaiknya, aktivitas makan sudah berhenti
minimal dua jam sebelum tidur.
2. Hindari makanan yang dapat mengakibatkan iritasi atau melemahkan kerja lambung
Makanan pembentuk asam termasuk protein hewani (daging, telur, dan susu) serta
karbohidrat sederhana seperti gula dan tepung. Yang dimaksud asam di sini ialah kimia (acid),
tidak ada hubungannya dengan rasa atau bau asam makanan.
Beberapa jenis makanan seperti ubi, nangka, dan kacang-kacangan dapat menimbulkan
gas yang menyebabkan perut kembung.
Makanan yang pedas dan dan berbumbu kuat dapat menyebabkan keasaman lambung
meningkat sehingga terjadi iritasi pada dinding lambung.
Getah tembakau yang tertelan dapat menimbulkan iritasi pada dinding lambung,
sedangkan kopi dan berbagai jenis minuman yang mengandung kafein akan menstimulasi
produksi asam secara berlebihan dalam lambung.
Makanan yang terlalu panas atau dingin akan mengiritasi lapisan dinding lambung. Jika
terjadi berulang kali, lambung akan rusak dan pencernaan akan terganggu.
Makanan yang digoreng lebih sulit dicerna dan dapat meningkatkan risiko kanker lambung.
Bagi orang-orang tertentu yang tidak mampu mencerna laktosa (gula susu), susu bisa
menyebabkan lactose intolerance dengan gejala kembung, kram perut, dan diare.
Setiap cairan yang dikonsumsi dengan makanan padat akan mengurangi aktivitas
pencernaan yang akan membuat proses mencerna menjadi sulit dan tidak sempurna. Makanan
cair seperti air dan sup sebaiknya dikonsumsi 15 menit setelah menyantap makanan padat.
Pastikan Anda membatasi makanan cepat saji, daging merah, makanan-makanan kaya
lemak, minuman beralkohol dan bersoda atau berkarbonasi yang bisa memicu gangguan
pencernaan.
Serat tidak hanya berfungsi mencegah gangguan pencernaan tetapi juga penting bagi
kesehatan tubuh secara umum. Anda dianjurkan untuk mengonsumsi serat sebanyak 10-15 gram
sehari. Anda bisa menambah asupan serat dengan menambah konsumsi sayur, buah, sereal whole
grain, serta kacang-kacangan yang kaya akan serat.
Mengurangi kegiatan yang bisa menimbulkan stres dan istirahat yang cukup
Dalam keadaan panik dan stres, tubuh akan mengalirkan darah kembali dari lambung dan
usus ke otak, jantung, paru-paru, dan otot. Akibatnya, sistem pencernaan tidak berfungsi optimal.
Air berfungsi untuk membasahi makanan dalam saluran pencernaan, membantu memecah
mineral, vitamin, dan nutrisi sehingga mempermudah proses penyerapan dan menjaga kecukupan
air agar terhindar dari masalah konstipasi.
Enzim-enzim pencernaan yang berasal dari tumbuhan bisa membantu menjaga kesehatan
pencernaan dan menguatkan penyerapan nutrisi. Jika Anda kekurangan enzim-enzim pencernaan
akibat diet dan kesehatan yang kurang baik, maka suplemen enzim ini bisa menjadi pilihan untuk
mengurangi gejala gangguan pencernaan. Makanan probiotik mengandung bakteri
menguntungkan yang bermanfaat bagi kesehatan pencernaan, seperti: yogurt, kefir, kimchi,
tempe, dan miso.
DWI NINGSIH