You are on page 1of 35

Larutan jenuh :

zat terlarut (solut) berada dalam kesetimbangan dengan fase padat


(solut).

Kelarutan :
konsentrasi solut dalam larutan jenuh pada suhu tertentu.

Larutan tidak jenuh (unsaturated) atau hampir jenuh


(subsaturated) :
larutan yang mengandung solut dalam konsentrasi di bawah
konsentrasi yang diperlukan supaya terjadi penjenuhan yang
sempurna pada suhu tertentu.

Larutan lewat jenuh (supersaturated):


larutan pada suhu tertentu yang mengandung solut lebih banyak
daripada normal, sehingga terdapat solut yang tak terlarut.
1
Istilah Kelarutan

Jumlah bagian pelarut


diperlukan untuk
Istilah kelarutan melarutkan
1 bagian zat
sangat mudah larut (very soluble) kurang dari 1
mudah larut (freely soluble) 1 sampai 10
Larut (soluble) 10 sampai 30
agak sukar larut (sparingly soluble) 30 sampai 100
sukar larut (slightly soluble) 100 sampai 1000
sangat sukar larut (very slightly 1000 sampai 10.000
soluble)
praktis tidak larut (practically lebih dari 10.000
insoluble)
2
INTERAKSI SOLVEN-SOLUT

Pelarut Polar
Kelarutan obat :
 polaritas pelarut (solven) terhadap momen dipol. (momen dipol >> :polar)
 kemampuan solut membentuk ikatan hidrogen.
Nitrobenzena mempunyai momen dipol 4,2  10-18 esu cm sedangkan fenol
hanya 1,7  10-18 esu cm, namun pada 200 C kelarutan nitrobenzena 0,0155
mol/kg sedangkan fenol 0,95 mol/kg.

Gambaran struktur molekulnya seperti rasio gugus polar dengan nonpolar.


3
Mekanisme solven polar:

(a) Solven polar dengan tetapan dielektrik yang tinggi, menurunkan gaya atraksi
antara ion bermuatan berlawanan dalam kristal mis. NaCl.
(b) Solven polar memutuskan ikatan kovalen elektrolit kuat dengan reaksi asam-
basa. Terjadinya ionisasi HCl oleh air:
HCl + H2O  H3 O+ + Cl-
(c) Solven polar mampu mensolvat molekul dan ion melalui gaya interaksi dipol,
khususnya pembentukan ikatan hidrogen, yang menyebabkan kelarutan zat.

Interaksi ion-dipol antara garam natrium oleat dengan air:

4
Solven Nonpolar
 Melarutkan solut nonpolar dengan tekanan internal yang
sama melalui interaksi dipol induksi.
 Molekul solut berada dalam larutan oleh gaya lemah van der
Waals-London.
 Minyak dan lemak larut dalam karbon tetraklorida, benzena,
dan minyak mineral. Basa alkaloid dan asam lemak larut pula
dalam solven nonpolar.

Solven Semipolar
 Keton dan alkohol dapat menginduksi derajat polaritas dalam
molekul solven nonpolar, karena itu benzena yang mudah
terpolarisasi menjadi larut dalam alkohol.
 Senyawa semipolar dapat berlaku sebagai solven perantara
(intermediate solvent) untuk bercampurnya cairan polar dan
nonpolar.
 Aseton meningkatkan kelarutan eter dalam air. Propilenglikol
menambah kelarutan campuran air dengan minyak permen dan
air dengan benzilbenzoat. 5
POLARITAS SOLVEN DAN SOLUT

6
KELARUTAN GAS DALAM CAIRAN

Adalah konsentrasi gas yang terlarut saat berada dalam kesetimbangan


dengan gas murni di atas larutan.

Kelarutan tergantung pada:


• tekanan:
tekanan gas diatas cairan naik maka kelarutan bertambah.
• suhu :
suhu naik kelarutan gas turun.
• adanya garam :
penambahan garam (elektrolit) membebaskan gas terlarut.
• reaksi kimia:
gas tertentu karena memberikan reaksi kimia kelarutannya menjadi lebih
besar. Misal hidroklorida, amonia dan karbondioksida.

Hukum Henry :
C2 =  p
C2 :konsentrasi gas terlarut dalam gram/l solven, p : tekanan parsial gas tak
7
terlarut dalam mm, dan  : koefisien kelarutan
Kelarutan gas dalam cairan dapat dinyatakan oleh  atau oleh
koefisien serapan Bunsen . (volume gas dalam liter yang larut
dalam 1 liter solven pada tekanan parsial 1 atm. suhu tertentu
Vgas,STP
 p
Vlar

Koefisien Bunsen untuk beberapa gas dalam air pada 00 dan 250 C

8
Contoh:
Bila 0,0160 g oksigen dilarutkan dalam 1 liter air pada dan 25 0 C dan pada
tekanan oksigen 300 mm Hg. Hitunglah (a)  dan (b) 
(a)
C2 (g / l) 0 ,0160
   5 ,33  105
p (mm Hg) 300
0,0160
 0,08205  273,15
(b) V = nRT/p
Vgas,STP  32  0 ,0112
1 atm1

Vgas 0 ,0112
   0 ,0284
Vlar p 300
1
760
(c) Berapa gram oksigen dapat dilarutkan dalam 250 ml larutan air jika
tekanan total di atas campuran 760 mm Hg? Tekanan parsial oksigen dalam
larutan adalah 0,263 atm, dan suhu 250 C.
C2 (g / l)
  5 ,33  105 
 0 ,263  760 mm
C2  0 ,0107 g / l atau 0,0027 g / 250 ml 9
KELARUTAN CAIRAN DALAM CAIRAN

(1) bercampur sempurna dan (2) bercampur sebagian.

Contoh:
Campuran fenol dengan air pada 200 C mempunyai komposisi total 50%
fenol. Tie line pada suhu ini memotong garis binodial pada titik ekivalen 8,4
dan 72,2% b/b fenol. Berapa bobot lapisan air dan lapisan fenol dalam 500 g
campuran, dan berapa gram fenol yang ada dalam masing-masing ke dua
lapisan tersebut.

Misalkan Z adalah bobot (gram) lapisan air. Maka


bobot lapisan fenol = (500 – Z) gram, dan jumlah
persentase fenol dalam kedua lapisan harus sama
dengan seluruh komposisi yang 50% atau 500 X
0,50 = 250 g
Z(8,4/100) + (500 – Z)(72,2/100) = 250
Maka bobot lapisan air, Z = 174 g
Bobot lapisan fenol = 500 – Z = 326 g
Bobot fenol dalam lapisan air = 174 X 0,084 = 15 g
Bobot fenol dalam lapisan fenol = 326 X 0,722 =
235
10
KELARUTAN ZAT PADAT DALAM CAIRAN
Larutan Ideal
• Tergantung : suhu, titik leleh zat padat, dan kalor lebur molar Hf yaitu
kalor (panas) yang diserap ketika zat padat meleleh.
• Dalam larutan ideal, kalor larutan sama dengan kalor lebur, yang dianggap
tetap tidak tergantung pada suhu.

H f  T0  T 
 log X 2
i
  
2,303R  TT0 
X2i adalah kelarutan ideal solut dinyatakan dalam fraksi mol, T0 adalah titik
leleh solut padat dalam derajat mutlak.
Persamaan di atas dapat pula dituliskan:

i 1 H f
 log X 2   konstanta
2 ,303R T
R= 1,987 kal derajat-1 mol-1 11
Contoh:
Berapa kelarutan naftalena pada 200 C dalam larutan ideal?
Titik leleh naftalena adalah 800 C, dan kalor leburnya 4500 kal/mol.

i 4500  353  293


log X2    
2 ,303  1 ,987  293  353
X2 i  0 ,27

Kelarutan fraksi mol dapat diubah menjadi molalitas:

1000 X 2
m
M 1 1  X 2 

12
Larutan Nonideal
Aktivitas solut dalam larutan :
a2 = X2 2 2 : koefisien aktivitas rasional.

log a2 = log X2 + log 2


Dalam larutan ideal karena 2 = 1, maka a2 = X2i ,

i H f  T0 - T 
 log a 2   log X 2   
2,303R  TT0 

H f  T0 - T 
 log X 2     log  2
2,303R  TT0 

Suku log 2 pada pers.: pertimbangan gaya atraksi intermolekular yang


harus diatasi, atau usaha (kerja) yang harus dilakukan dalam
memindahkan molekul dari fase solut (zat terlarut) dan menyimpannya
dalam solven (pelarut).
13
Proses pemindahan molekul tersebut terjadi dalam 3 tahap

1. Pemindahan 2. Pembentukan 3. Molekul solut


molekul dari fase lubang dalam solven ditempatkan dalam
solut pada suhu yang cukup besar agar lubang dalam
tertentu.Penerima- dapat menerima solven, dan usaha
an energi molekul solut. Usaha: yang diperolah atau
potensial atau w11. penurunan energi
usaha netto untuk
proses tersebut : potensial adalah -w12
w22:

Lubang dalam solven sekarang tertutup dan terjadi tambahan penurunan energi,
-w12 , bersangkutan dengan usaha neto dalam langkah terakhir ini adalah -2 w12 .

Usaha total adalah (w22 + w11 -2 w12 ).


14
Scatchard dan Hildebrand dan
Wood: V212
ln  2  ( w 22  w11  2 w12 )
RT
V2 : volume molar atau volume per mol solut cair, 1 : fraksi volume
atau X1V1/(X1 V1 + X2 V2 )

Interaksi molekul berbeda: w12  w11w22

 
2

ln  2  w11  2 w11w 22 
1/ 2

 w 22
V212
RT
ln  2   w11
1/ 2
  w 22 
1 / 2 2 V21
RT
Suku (w)1/2 disebut parameter kelarutan dan digambarkan dengan lambang 1
untuk solven dan 2 untuk solut. 2
V 21
log  2  (1   2 ) 2
2 ,303RT
ΔH f T 0 - T  V 2 φ1 2
Persamaan Kelarutan: - log X 2    + (δ 1  δ 2 ) 2
2,303RT  T0  2,303RT
1/ 2
 H v  RT  Hv : kalor uap, Vl : volume molar senyawa cairan
 
 Vl  pada suhu tertentu, R : tetapan gas, T : suhu absolut.
15
(a) Hitunglah parameter kelarutan iodum; (b) tentukan fraksi mol dan kelarutan
molal iodum dalam karbon disulfida pada 250 C; (c) berapa koefisien aktivitas
solut dalam larutan? Kalor uap iodum cair diekstrapolasikan pada 25 0 C adalah
11493 kal/mol, kalor lebur rata-rata Hf , adalah 3600 kal pada 250 C, titik leleh
iodum adalah 1130 C, dan volume molarnya V2 adalah 59 cm3 pada 250 C.
Parameter kelarutan karbon disulfida adalah 10.
1/ 2
(a)  11493  1 ,987  298 ,2 
   13 ,6
 59 
(b) Mula-mula X2 dihitung dengan menganggap 12 = 1 (larutan encer)

3600  386 - 298 59


- log X2   + (10  13,6)2  0 ,0689
1364  386  1364
Sekarang fraksi volume 1 = V1 (1- X2 )/[V1 (1-X2 ) + V2 X2 ] atau untuk iodum (V2
= 59 cm3 ) dalam karbon disulfida (V1 = 60 cm3) , maka diperoleh 1 = 0,9322.
Perhitungan kembali X2 seperti pada (b) dengan memasukkan 1 = 0,9322 :
X2 = 0,0815; dan dengan 6 kali pengulangan perhitungan menggunakan
kalkulator diperoleh : X2 = 0,0845. Hasil percobaan untuk kelarutan dalam karbon
disulfida menurut Hildebrand dan Scott adalah 0,0546 pada 250 C, sedangkan
kelarutan fraksi mol ideal X2i iodum adalah 0,250 pada 250 C. 16
Kelarutan fraksi mol iodum dalam karbon disulfida :

1000 X2 1000  0 ,085


m   1 ,22 mol / kg
M1( 1  X2 ) 76 ,13 1  0 ,085

(c) Kelarutan ideal adalah berhubungan dengan


kelarutan aktual pada suhu tertentu dan dinyatakan
dengan persamaan:
a2 = X2i = X2 2, maka 2 =0,25/0,055 =4,55.

17
18
D berkaitan dengan efek nonpolar, p berkaitan dengan efek polar, dan
H menyatakan ikatan Hidrogen molekul

(total)2 = D2 + p2 + H2

19
Pendekatan Kelarutan Hildebrand yang Diperluas
(Extended Hildebrand Solubility Approach, EHS)
i
 log X 2   log X 2  A( w11  w22  2W )

Suku terakhir berkaitan dengan log 2 persamaan sebelumnya.


V 212 W digunakan untuk w12
A 
2 ,303RT

i S f T
 log X 2  log 0 H f  T 0 S f
R T

log  2  log  v  log  R


2

log  v  A  1   2   A 1   2  21 2
2 2

i
X
log  R  A  21 2  2W  log 2  log  2  A  1   2   A  21 2  2W 
2
X2
i

 log X 2   log X 2  A 1   2  2W
2 2

W 
2

1 2
1   2   log  2  / A
2
 20
Kelarutan dan Kalor Larutan
H lar (T " T ' )
Untuk nonelektrolit dan elektrolit lemah: ln  c"/c' 
R (T ' T " )
Untuk elektrolit kuat, R diganti dengan vR , v adalah jumlah ion terbentuk dalam
disosiasi elektrolit. Tanda c’ dan c” adalah konsentrasi seperti molar, molal,
fraksi mol, gram/liter, atau persen.

Contoh:
Kelarutan urea (bobot molekul 60,06 g/mol) dalam air pada 298 0 K adalah 1,20
g/g H2O; Hlar urea dalam air pada 250 C = 2820 kal/mol. Berapakah kelarutan
molal urea pada 250 C.

2820 (298  278)


ln 1,20   ln c' 
1,9872 ( 298  278)
c’ = 0,85 g/g H2 O atau 850 g/kg H2 O = 850 g/kg H2 O : 60,06 g/mol = 14,2
mol/kg H2 O.
Kelarutan eksperimental urea dalam skala molal adalah. 14,2 mol/kg H2 O.
21
KELARUTAN ELEKTROLIT KUAT

Endotermik: menyerap panas Eksotermik: pengeluaran panas

Kalor larutan kristal H ( larutan )  H subl  H hidr


Energi kisi NaCl padat  Na  gas  Cl  gas
H O
Kalor hidrasi Na  gas  Cl  gas 2 Na  air  Cl air

22
KELARUTAN ELEKTROLIT SUKAR LARUT

AgClpadat  Ag  Cl   Ag Cl   K


 
Ag Cl   K
 
AgClpadat  sp

Al(OH)3 padat  Al 3
 3OH 
Al OH 
3  3
 K sp

K sp  α Ag  α Cl       
K sp  Ag  Cl  γ Ag  γ Cl   Ag  Cl  γ 2 
K sp
γ2
  
 Ag  Cl  Kelarutan  Ag   Cl  
 K
γ

2
sp

23
Contoh:
Hitung kelarutan perak kromat, x, dalam mol/l di dalam larutan air yang
mengandung 0,04M perak nitrat. Kelasrutan perak kromat dalam air 8X10 -5 dan
hasil kali kelarutannya 2,0 X 10-12.

Disosiasi perak kromat: Ag2CrO4  2Ag+ +CrO4=

Ksp = 2,0X10-12 = (2x +0,04)2 x = 4x3 + 0,16x2 + 0,0016x


2 ,0  10 12
x   Ag 2CrO 4   3
 1 , 25  10 9
mol/l
1,6  10
Contoh:
Hitung kelarutan perak nitrat dalam 0,1 M larutan amonium sulfat.
Kekuatan ion 0,1 M amonium sulfat = 0,3 dan koefisien aktivitas
elektrolit 1:1 pada kekuatan ion ini = 0,70 Hasil kali kelarutan perak
nitrat = 1,2  10-10 .

1 ,2  1010
Kelarutan =  1 ,6  105 mol / l
0 ,70
24
Kelarutan Elektrolit Lemah
• Kebanyakan obat-obatan : asam atau basa lemah.
• Dengan asam atau basa kuat, dan dalam rentang pH tertentu akan berada
dalam ion yang biasanya larut alam air.
• 1% natrium fenobarbital : larutan dalam suasana alkalis tinggi. Bila pH
diturunkan di bawah pH 8,3 obat tersebut akan mengendap.
• Sebaliknya atropin sulfat akan mengendap jika pH dinaikkan.
Asam lemah : Asam bebas fenobarbital (HP) dan bentuk ion (P-) maka
kesetimbangan dalam larutan jenuh adalah:

HPpadat  HPlar HPlar + H2 O  H3 O+ + P- S0 = [HP]lar

[H 3 O+ ][P - ] [HP]
Ka  atau [P - ] = K a S = [HP] + [P- ]
[HP] [H3 O+ ]

S0  Ka  S  S0
S  S0  K a S  S 0 1   pH p  pK a  log
[H3 O+ ]  [H3 O+ ]  S0
S0
Basa lemah: pH p = pK w - pK b + log
S - S0
25
Pengaruh Solven Pada Kelarutan Obat

Kosolven:
Alkohol 22%
Gliserin 40%
Air 38%
Kelarutan fenobarbital=
1,5 %

26
Contoh:
Di bawah pH berapa fenobarbital bebas mulai mengendap dari
larutan yang konsentrasi awal 1 g na-fenobarbital per 100 ml pada
suhu 250 C. Kelarutan molar, S0, fenobarbital 0,005 M dan pKa = 7,41.
BM na-fenobarbital: 254.

Konsentrasi molar na - fenobarbital :


g/l 10
  0 ,039 mol/l pH p  7 , 41  log
 0 ,039  0 ,005
 8 ,24
BM 254 0 ,005

27
Pengaruh surfaktan
Rippie dkk, pengaruh surfaktan terhadap kelarutan obat
dinyatakan dengan persamaan:
 Untuk molekul obat yang bersifat asam:

DT *  ( D)
 
Ka  H  DT
 1   M   
 H + K ' K K "
a 

H 
+ DT *  K  H+ 
 a   
DT* adalah kelarutan obat total dalam larutan pada pH tertentu dan tanpa
adanya surfaktan; (D) konsentrasi asam tak terionisasi; DT adalah Kelarutan
total obat dengan adanya surfaktan; (M) adalah fraksi volume surfaktan yang
berada dalam bentuk misel; K’ adalah koefisien partisi molekul obat; K” adalah
koefisien partisi bentuk anion.

Basa lemah:
   K a K ' H   K " 
 D   DT *  K a   D   H  DT
 1  M 
   

 DT *  
 Ka  H   K a  
 H  
 DT *  K a  H 

(D) adalah asam bebas tidak dalam misel; (D+ ) adalah asam kationik yang
berkonjugasi terhadap molekul basa, tidak dalam misel.
28
Contoh:
Hitunglah kelarutan sulfisoxazol pada 250 C dalam : (a) dapar pH 6,0
dan (b) dapar pH 6,0 mengandung 4% volume (= 0,04 fraksi volume)
polisorbat 80 (Tween 80). Kelarutan sulfisoxazol tak terionkan dalam
air adalah 0,15 g/l pada suhu itu, harga Ka =7,60  10-6 dan harga K’
=79, K” = 15.
(a) Kelarutan obat total pada pH 6 tanpa surfaktan :

  
 7 ,6  106  1 ,0  106
DT*  0 ,15
   1,29 g / l
 1 ,0  106 
 
(b) Kelarutan total sulfisoxazol dalam pH 6 dengan adanya 4%
Tween 80:


    
 1 ,0  106  79  7 ,6  106  15  
DT   1 ,29 1   0 ,04      2 ,45 g / l





   
6
7 ,6  10  1,0  10 6
 
 
29
Kelarutan basa prokain dalam air pada 250 C adalah 5 g/l, harga Ka =
1,4  10-9, harga koefisien partisi untuk molekul basa , K’ = 30, untuk
asam kationik K” = 7,0. Hitunglah kelarutan prokain dalam dapar pH
7,40 yang mengandung 3% (b/v) polisorbat 80.
(a) Pers.

DT *   D  a      5,0   1,4  10    3,98  10    147 ,2 g / l


 K  H+ 9 8



Ka 


  1 ,4  9
10  




DT  147 ,21   0 ,03  
  
 1 ,4  109  30  3 ,98  108  7  
   181,6 g / l



  1 ,4  109
   3 ,98  108
 
 
Berapa fraksi obat di dalam fase air dan fraksi dalam misel?

Obat total dalam fase air, DT* 147 ,2 g / l


  0 ,81
Obat total dalam fase air dan misel, DT 181 ,6 g / l

Artinya fraksi 0,81 prokain berada dalam fase air, sisanya, 0,19,
terletak dalam misel.
30
Pengaruh Partikel Terhadap Kelarutan Zat Padat

s 2 V
log 
s0 2 ,303RTr
s adalah kelarutan partikel halus; s0 kelarutan partikel besar; 
tegangan permukaan zat padat; V adalah volume molar cm3/mol; r
jari-jari partikel dalam cm, dan R adalah tetapan gas 8,314  107
erg/der mol; dan T suhu mutlak.

Contoh:
Suatu zat padat dihaluskan sedemikian rupa agar kelarutannya naik
10%, yaitu s/s0 =1,10. Berapa seharusnya ukuran partikel akhir,
anggap tegangan permukaan zat padat = 100 dyne/cm, dan volume
per mol = 50 cm3 dan suhu 27 C0.

2  100  50
r   4 ,2  10  6 cm  0,042cm
2 ,303  8 ,314  10 7  300  0 ,0414
31
DISTRIBUSI SOLUT DI ANTARA PELARUT TAK CAMPUR

C1
K
C2
K : rasio distribusi, koefisien distribusi, atau koefisien partisi
C1 konsentrasi kesetimbangan zat dalam solven 1,
C 2 konsentrasi zat dalam solven 2.

Contoh:
Distribusi asam borat dalam air dan amil alkohol pada 250 C,
menunjukkan konsentrasi asam borat dalam air = 0,0510 mol/l dan dalam
amil alkohol = 0,0155 mol/l. Hitung koefisien distribusinya.

C H 2O 0 ,0510 C alk 0 ,0155


K    3 ,29 K   0 ,304
C alk 0 ,0155 C H 2O 0 ,0510
32
Efek partisi dari disosiasi Ion dan Asosiasi Molekul

As. Benzoat dalam


minyak kacang dan
air

K 
HA o 
Co
HA w HA w
C w  HA w  A    '
K 
HA o Co
w
HA w  
 A w

Cw

Ka 
H O3

A 
w
C  C o  Cw
HA w

K a  H 3O  K
 a 

K 1
H 3O   
Cw C C 33
Asam benzoat didistribusikan dalam benzena dan air suasana
asam

(HA)n  n (HA)
Molekul asosiasi molekul
sederhana

Kd 
 HA o
n
atau  HA o  n K d n   HA n 
  HA n 
 HA o  konstan  Co
K "  HA o

Co
 HA w  HA w
34
Daya pengawet Asam lemah dalam Sistem Minyak-Air

C  qCo  C w  q HA o   HA w  A    w

 
C  Kq  1  K a / H 3O   HA w  atau
C
 HA w 
Kq  1  K a / H 3O  
q = Vo/Vw ratio volume dua fase, C konsentrasi asal asam dalam air sebelum
disteimbangkan oleh minyak kacang. Co konsentrasi molar molekul dalam
minyak. Cw konsentrasi molar asam benzoat dalam air setara dengan jumlah
[HA]w dan [A-]w.

35

You might also like