Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
I.2 Teori
Pengadukan dan pencampuran adalah salah satu proses yang penting untuk dipelajari
ialah. Hal ini dikarenakan penerapannya yang cukup luas dan berhubungan erat dengan kinerja
dari proses lainnya. Ditinjau dari definisinya, pengadukan (agitation) merupakan sebuah proses
yang menunjukkan gerakan yang terinduksi menurut cara tertentu pada suatu bahan di dalam
bejana dimana gerakan itu biasanya mempunyai semacam pola sirkulasi. Sementara itu
pencampuran, di lain pihak ialah peristiwa menyebarkan bahan-bahan secara acak, dimana bahan
yang satu menyebar ke bahan yang lainnya dan sebaliknya, sedang bahan-bahan itu sebelumnya
terpisah dalam dua fase atau lebih.
Aplikasi tersebut bisa dilakukan dalam sebuah tangki berpengaduk. Hal ini dikarenakan
faktor-faktor penting yang berkaitan dengan proses ini dalam aplikasi nyata bisa dipelajari
dengan seksama dalam alat ini. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengadukan dan
pencampuran diantaranya ialah perbandingan antara geometri tangki dengan geometri pengaduk,
bentuk dan jumlah pengaduk, posisi sumbu pengaduk, kecepatan putaran pengaduk, penggunaan
sekat dalam tangki dan juga properti fisik fluida yang diaduk yaitu densitas dan viskositas. Oleh
karena itu, perlu tersedia seperangkat alat tangki berpengaduk yang bisa digunakan untuk
mempelajari operasi dari pengadukan dan pencampuran tersebut.
4V
D3 , dengan D t (2)
Rancangan dasar dimensi dari sebuah tangki berpengaduk dengan perbandingan
terhadap komponen – komponen yang menyusunnya ditunjukkan pada gambar 2.
Gambar 3. Posisi Center dari Sebuah Pengaduk yang Menghasilkan Vortex [4][5].
Salah satu upaya untuk menghilangkan pusaran ini adalah dengan merubah posisi
sumbu pengaduk. Posisi tersebut berupa posisi sumbu pengaduk tetap tegak lurus
namun berjarak dekat dengan dinding tangki (off center) dan posisi sumbu berada
pada arah diagonal (incline). Perubahan posisi ini menjadi salah satu variasi dalam
penelitian yang dilakukan.
Pada saat menggunakan empat sekat vertikal seperti pada gambar 4 bisa
menghasilkan pola perputaran yang sama dalam tangki. Lebar sekat yang digunakan
sebaiknya berukuran 1/12 diameter tangki [1][6].
Pengaduk
Pemilihan pengaduk yang tepat menjadi salah satu faktor penting dalam
menghasilkan proses pengadukan dan pencampuran yang efektif. Pengaduk jenis
Baling - baling ini bisa digunakan pada kecepatan berkisar antara 400
hingga 1750 rpm ( revolutions per minute ) dan digunakan untuk cairan
dengan viskositas rendah [6].
.
Gambar 6. Pangaduk Jenis Dayung ( Paddle ) Berdaun Dua [8].
Pada turbin dengan daun yang dibuat miring sebesar 45 o , seperti yang
terlihat pada gambar 8, beberapa aliran aksial akan terbentuk sehingga sebuah
kombinasi dari aliran aksial dan radial akan terbentuk. Jenis ini berguna
dalam suspensi padatan karena aliran langsung ke bawah dan akan menyapu
b. Kecepatan pengaduk
Salah satu variasi dasar dalam proses pengadukan dan pencampuran adalah
kecepatan putaran pengaduk yang digunakan. Variasi kecepatan putaran pengaduk
bisa memberikan gambaran mengenai pola aliran yang dihasilkan dan daya listrik
yang dibutuhkan dalam proses pengadukan dan pencampuran. Secara umum,
klasifikasi kecepatan putaran pengaduk dibagi dalam tiga garis besar, yaitu
kecepatan putaran rendah, sedang dan tinggi [8][10].
i. Kecepatan putaran rendah
Kecepatan rendah yang digunakan berkisar pada kecepatan 400 rpm.
Pengadukan dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk minyak kental,
c. Jumlah pengaduk
Penambahan Jumlah pengaduk yang digunakan pada dasarnya bertujuan
untuk tetap menjaga efektifitas pengadukan pada kondisi yang berubah.
Ketinggian fluida yang lebih besar dari diameter tangki, disertai dengan viskositas
fluida yang lebih besar dan diameter pengaduk yang lebih kecil dari dimensi yang
biasa digunakan, merupakan kondisi dimana pengaduk yang digunakan lebih dari
satu buah, dengan jarak antar pengaduk sama dengan jarak pengaduk paling
bawah ke dasar tangki. Penjelasan mengenai kondisi pengadukan dimana lebih
dari satu pengaduk yang digunakan dapat dilihat dalam tabel 1.
d. Pemilihan pengaduk
Viskositas dari cairan adalah salah satu dari beberapa faktor yang
mempengaruhi pemilihan jenis pengaduk. Indikasi dari rentang viskositas pada
setiap jenis pengaduk adalah [10] :
1. Pengaduk jenis baling – baling digunakan untuk viskositas fluida di bawah
3 Pa.s (3000 cP).
2. Pengaduk jenis turbin bisa digunakan untuk viskositas di bawah 100 Pa.s
(100000 cP);
3. Pengaduk jenis dayung yang dimodifikasi seperti pengaduk jangkar bisa
digunakan untuk viskositas antara 50 – 500 Pa.s (500000) cP;
4. Pengaduk jenis pita melingkar biasa digunakan untuk viskositas di atas
1000 Pa.s dan telah digunakan hingga viskositas 25000 Pa.s. Untuk
viskositas lebih dari 2.5-5 Pa.s (5000 cP) dan diatasnya, sekat tidak
diperlukan karena hanya terjadi pusaran kecil.
b. Bilangan Fraude
Bilangan tak berdimensi ini menunjukkan perbandingan antara gaya inersia
dengan gaya gravitasi. Bilangan Fraude dapat dihitung dengan persamaan berikut
:
Fr
v2
ND 2 N 2 D (4)
Dg Dg g
dimana Fr = bilangan Fraude
N = kecepatan putaran pengaduk
D = diameter pengaduk
G = percepatan gravitasi
(9)
Sebuah tangki dimana sebuah fluida non-newtonian dengan densitas , dan
viskositas µ dan diputar dengan sebuah pengaduk berdiameter D dan pada kecepatan
putaran N. Jika diameter tangki adalah T, lebar pengaduk W dan ketinggian cairan H.
Kebutuhan daya dari pengaduk ( P ) menunjukkan jumlah energi yang dibutuhkan
pada cairan dan bergantung pada variabel di bawah ini :
P P , , N , g , D, T , W , H (10)
Hal ini tidak mungkin untuk mendapatkan hubungan fungsional dalam persamaan
di atas, karena geometri yang rumit dari tangki, pengaduk dan variabel lain seperti
kawat pemanas [5]. Menggunakan analisis dimensional, jumlah variabel
menggambarkan permasalahannya bisa diminimalisir dan persamaan di atas
dikurangi hingga :
P ND 2 N 2 D T W H
3 5
f , , , , , etc (11)
N D g D D D
P
dimana adalah jumlah daya, PO ;
N 3 D 5
ND 2
adalah angka Reynolds, Re ;
N 2D
adalah angka Froud, Fr ;
g
B. Hasil Pengamatan
2. Turbine Impeller
a. PosisiTegak (6 Volt)
Tegangan Arus Daya Waktu Speed
CampuranWarna
(V) (I) (Watt) (s) (RPM)
Merah (11,95 gr) + 3,9 7,79 30,381 8,4 3571
III.1 Grafik
III.1.1 Pitch Blade Propeller
a. Posisi Tegak
8 25
6 20
Waktu Pengadukan
15
4 Daya Pengadukan
10
2 5
0 0
0 500 1000 1500 2000 2500
Kecepatan Pengadukan (RPM)
30
9,2
25
9,1
9 20 Waktu Pengadukan
8,9 15
Daya Pengadukan
8,8 10
8,7 5
8,6 0
720 740 760 780 800 820
Kecepatan Pengadukan (RPM)
25 10
20 8
Daya Pengadukan
15 6
Waktu Pengadukan
10 4
5 2
0 0
0 200 400 600 800 1000 1200
Kecepatan Pengadukan (RPM)
b. Posisi Miring
50 12
10
40
t (Detik)
8
30
6 Daya Pengadukan
20
4 Waktu Pengadukan
10 2
0 0
0 200 400 600 800 1000
Kecepatan Pengadukan (RPM)
6
30 5
4 Daya Pengadukan
20 3
Waktu Pengadukan
10 2
1
0 0
0 200 400 600 800 1000
Kecepatan Pengadukan (RPM)
50 20
40
15
t (Detik)
30
10 Daya Pengadukan
20
Waktu Pengadukan
10 5
0 0
0 500 1000 1500 2000 2500
Kecepatan Pengadukan (RPM)
25
8,25
20
8,2 Daya Pengadukan
15
10 8,15 Waktu Pengadukan
5 8,1
0 8,05
0 1000 2000 3000 4000
Kecepatan Pengadukan (RPM)
4,8
25
20 4,7 Daya Pengadukan
15 4,6 Waktu Pengadukan
10
4,5
5
0 4,4
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000
Kecepatan Pengadukan (RPM)
25
6
20
Daya Pengadukan
15 4
10 Waktu Pengadukan
2
5
0 0
0 200 400 600 800 1000 1200
Kecepatan Pengadukan (RPM)
b. Posisi Miring
30 4
3 Daya Pengadukan
20
2 Waktu Pengadukan
10
1
0 0
0 2000 4000 6000 8000
Kecepatan Pengadukan (RPM)
41 4
40,5 3 Daya Pengadukan
40 2 Waktu Pengadukan
39,5 1
39 0
0 200 400 600 800 1000 1200
Kecepatan Pengadukan (RPM)
15
30
10 Daya Pengadukan
20
5 Waktu Pengadukan
10
0 0
0 500 1000 1500 2000 2500
Kecepatan Pengadukan (RPM)
IV.1 ANALISA
a. AnalisaPercobaan
Pada percobaan kali ini dilakukan proses mixing/pencampuran yang bertujuan untuk
mempelajari hubungan antara parameter – parameter yang berpengaruh dalam proses
pengadukan dan pencampuran. Parameter – parameter tersebut antara lain jenis pengaduk, posisi
sumbu pengaduk, penggunaan sekat dalam tangki dan pola aliran yang terjadi, terhadap
kebutuhan daya dalam proses pengadukan dan pencampuran dalam tangki berpengaduk. Selain
itu juga tujuan dari proses pencampuran dan pengadukan (yang merupakan tujuan teoritis
percobaan) yaitu untuk menghasilkan keseragaman statis dan dinamis pada system multifase
multikomponen, untuk memfasilitasi transfer massa atau energi antara bagian – bagian sistem
yang tidak seragam, serta untuk menunjukkan perubahan fase pada system multikomponen
dengan atau tanpa terdapat perubahan komposisi. Pada percobaan kali ini dilakukan proses
dispersi padat – cair yakni pada fluida kental dengan bahan yang digunakan yaitu cat warna.
Salah satu parameter yang berperan dalam proses pengadukan yaitu posisi sumbu
pengaduk. Untuk mengetahui pengaruh posisi pengaduk, dilakukan suatu variasi posisi sumbu
pengaduk dan juga memvariasikan jenis pengaduk. Pengadukan menghasilkan pola tertentu
sesuai dengan pergeseran fluida yang dibentuk oleh pengaduk tersebut. Dari variasi sumbu
pengaduk dan variasi jenis mengaduk, kita dapat menentukan jenis pengaduk dan posisi
pengaduk yang paling efisien untuk proses pengadukan. Pengertian efisien disini adalah
kebutuhan daya pengadukan yang seminimum mungkin untuk memperoleh hasil yang optimal.
Perubahan densitas viskositas juga menghasilkan perubahan kebutuhan daya pengadukan
untuk kecepatan putaran dan diameter pengaduk yang sama. Semakin besar densitas fluida, maka
akan semakin besar pergerakannya dan semakin besar viskositas fluida, sehingga pergerakan
fluida akan semakin kecil untuk kecepatan putaran dan diameter pengaduk yang sama.
Proses pencampuran memerlukan waktu untuk memaksimalkan keseragaman fluida yang
diaduk. Pada aplikasinya, perubahan waktu pengadukan dipengaruhi oleh kecepatan putaran
Pada gambar kedua jenis pengaduk tersebut terlihat bahwa turbin impeller memiliki
banyak daun pengaduk dan berukuran lebih pendek dibandingkan dengan pitch blade propeller.
Pengaduk turbine impeller ini cocok untuk digunakan pada kecepatan tinggi dengan cairan yang
memiliki rentang kekentalan yang sangat luas. Daun pada pengaduk turbin memiliki jumlah dan
ukuran yang bervariasi dan juga bentuk (shape) daun yang dibuat miring sebesar 45 0 yang
menyebabkan kombinasi antara aliran radial dan aksial akan terbentuk. Jenis pengaduk ini
berguna dalam suspensi padatan karena aliran langsung ke bawah dan akan menyapu padatan ke
atas.
Pengaduk yang memiliki waktu pencampuran minimum untuk warna sekunder adalah
pitch blade propeller. Hal ini disebabkan jenis aliran yang dihasilkan oleh pitch blade tergolong
pada aliran aksial, sehingga pengaduk ini paling baik digunakan untuk pencampuran.
Pada dispersi gas-cair dengan adanya pusaran tsb dapat menghambat proses dispersi gas
ke cairan dikarenakan adanya dispersi udara. Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah tersebut yakni mengubah posisi sumbu pengaduk yaitu dengan posisi incline
atau offcentre. Tapi dalam pecobaan ini, yakni hanya dengan merubah posisi pengaduk menjadi
ke arah incline/posisi sumbu berada di arah diagonal. Untuk tiap jenis pengaduk dilakukan
percobaan dalam berbagai posisi, sehingga dapat diketahui perbedaan kecepatan putar untuk
ketiganya dalam tegangan dan arus yang relatif sama.
c. Analisa Kesalahan
Secara keseluruhan, percobaan yang dilakukan sudah sesuai dengan prosedur pada modul,
maupun seperti yang diinstruksikan oleh asisten, sehingga hasil yang didapat pada praktikum
kali ini sudah dapat merepresentasikan besaran kebutuhan daya untuk variasi posisi sumbu dan
jenis pengaduk yang digunakan.
Kesalahan – kesalahan yang dilakukan oleh praktikan antara lain :
Tidak mengetahui pasti derajat kemiringan yang akurat untuk posisi sumbu incline. Sehingga
kemiringan yang dipakai hanya berdasarkan perkiraan kemiringan praktikan saja. Selain itu,
kemungkinan besar kemiringan sumbu tidak sama persis antara posisi sumbu yang satu
dengan yang lainnya.
Kondisi voltmeter yang sangat sensitif, sehingga sulit untuk mendapatkan nilai tegangan
persis seperti yang diinginkan.
Tidak cermat dalam menimbang massa dari cat minyak sesuai dengan prosedur sehinggaa
pada prosedur terakhir massa yang digunakan < 12 gram. Hal ini mengakibatkan nilai – nilai
Anonim. 1989 Buku Petunjuk Praktikum Proses dan Operasi Teknik I. Departemen Teknik Gas
dan Petrokimia Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
Mc Cabe, W.L., Unit Operation of Chemical Engineering, 3rd Edition, McGraw-Hill.