You are on page 1of 32

Praktikum POT I Mixing 2010

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Tujuan Percobaan


Tujuan umum dari penelitian ini adalah mempelajari korelasi antara parameter –
parameter dalam sebuah proses pengadukan dan pencampuran, seperti jenis pengaduk, posisi
sumbu pengaduk, penggunaan sekat dalam tangki dan pola aliran yang terjadi, terhadap
kebutuhan daya dalam proses pengadukan dan pencampuran dalam tangki berpengaduk.

I.2 Teori
Pengadukan dan pencampuran adalah salah satu proses yang penting untuk dipelajari
ialah. Hal ini dikarenakan penerapannya yang cukup luas dan berhubungan erat dengan kinerja
dari proses lainnya. Ditinjau dari definisinya, pengadukan (agitation) merupakan sebuah proses
yang menunjukkan gerakan yang terinduksi menurut cara tertentu pada suatu bahan di dalam
bejana dimana gerakan itu biasanya mempunyai semacam pola sirkulasi. Sementara itu
pencampuran, di lain pihak ialah peristiwa menyebarkan bahan-bahan secara acak, dimana bahan
yang satu menyebar ke bahan yang lainnya dan sebaliknya, sedang bahan-bahan itu sebelumnya
terpisah dalam dua fase atau lebih.
Aplikasi tersebut bisa dilakukan dalam sebuah tangki berpengaduk. Hal ini dikarenakan
faktor-faktor penting yang berkaitan dengan proses ini dalam aplikasi nyata bisa dipelajari
dengan seksama dalam alat ini. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengadukan dan
pencampuran diantaranya ialah perbandingan antara geometri tangki dengan geometri pengaduk,
bentuk dan jumlah pengaduk, posisi sumbu pengaduk, kecepatan putaran pengaduk, penggunaan
sekat dalam tangki dan juga properti fisik fluida yang diaduk yaitu densitas dan viskositas. Oleh
karena itu, perlu tersedia seperangkat alat tangki berpengaduk yang bisa digunakan untuk
mempelajari operasi dari pengadukan dan pencampuran tersebut.

Kelompok 9 (Nurhafizah, Pauline, Prima, Radit) Page 1


Praktikum POT I Mixing 2010

Gambar 1. Seperangkat Alat Tangki Berpengaduk

I.2.1 Proses Pencampuran


Proses pencampuran dalam fasa cair dilandasi oleh mekanisme perpindahan
momentum di dalam aliran turbulen. Pada aliran turbulen, pencampuran terjadi pada 3 skala
yang berbeda, yaitu:
1. Pencampuran sebagai akibat aliran cairan secara keseluruhan (bulk flow) yang
disebut mekanisme konvektif.
2. Pencampuran karena adanya gumpalan-gumpalan fluida yang terbentuk dan
tercampakkan di dalam medan aliran yang dikenal sebagai eddies, sehingga
mekanisme pencampuran ini disebut eddy diffusion.
3. Pencampuran karena gerak molekular yang merupakan mekanisme pencampuran
difusi.
Ketiga mekanisme terjadi secara bersama-sama, tetapi yang paling menentukan
adalah eddy diffusion. Mekanisme ini membedakan pencampuran dalam keadaan turbulen
dengan pencampuran dalam medan aliran laminer. Sifat fisik fluida yang berpengaruh pada
proses pengadukan adalah densitas dan viskositas.
Secara khusus, proses pengadukan dan pencampuran digunakan untuk mengatasi tiga
jenis permasalahan utama, yaitu (1) untuk menghasilkan keseragaman statis ataupun dinamis
pada sistem multifase multikomponen, (2) untuk memfasilitasi perpindahan massa atau
energi di antara bagian – bagian dari sistem yang tidak seragam dan (3) untuk menunjukkan
perubahan fase pada sistem multikomponen dengan atau tanpa perubahan komposisi.
Aplikasi pengadukan dan pencampuran bisa ditemukan dalam rentang yang luas,
diantara dalam proses suspensi padatan, dispersi gas-cair, cair-cair maupun padat-cair,
kristalisasi, perpindahan panas dan reaksi kimia.

Kelompok 9 (Nurhafizah, Pauline, Prima, Radit) Page 2


Praktikum POT I Mixing 2010

I.2.2 Dimensi dan Geometri Tangki


Kapasitas tangki yang dibutuhkan untuk menampung fluida menjadi salah satu
pertimbangan dasar dalam perancangan dimensi tangki. Fluida dengan kapasitas tertentu
ditempatkan pada sebuah wadah dengan besarnya diamater tangki sama dengan ketinggian
fluida. Rancangan ini ditujukan untuk mengoptimalkan kemampuan pengaduk untuk
menggerakkan dan membuat pola aliran fluida yang melingkupi seluruh bagian fluida dalam
tangki.
1
V  . D2. t (1)
4
Persamaan 1 merupakan rumus dari volum sebuah tangki silinder. Sehingga salah
satu pertimbangan awal untuk merancang alat ini adalah dengan mencari nilai dari diamater
yang sama dengan ketinggian tangki untuk kapasitas fluida yang diinginkan dalam
pengadukan dan pencampuran. Diameter tangki ditentukan dengan persamaan 2. Tangki
dengan diamater yang lebih kecil dibandingkan ketinggiannya memiliki kecendrungan
menambah jumlah pengaduk yang digunakan.

4V
D3 , dengan D  t (2)

Rancangan dasar dimensi dari sebuah tangki berpengaduk dengan perbandingan
terhadap komponen – komponen yang menyusunnya ditunjukkan pada gambar 2.

Gambar 2. Dimensi sebuah Tangki Berpengaduk

Dimana C = tinggi pengaduk dari dasar tangki

Kelompok 9 (Nurhafizah, Pauline, Prima, Radit) Page 3


Praktikum POT I Mixing 2010
D = diameter pengaduk
Dt = diameter tangki
H = tinggi fluida dalam tangki
J = lebar baffle
W = lebar pengaduk

Hubungan dari dimensi pada gambar 2 adalah [1] :


Dt 1 Dt 3 C 1 W 1 Dt 12
 ;  ;  ;  ; 
H 1 D 1 D 1 D 4 J 1
Geometri dari tangki dirancang untuk menghindari terjadinya dead zone yaitu daerah
dimana fluida tidak bisa digerakkan oleh aliran pengaduk. Geometri dimana terjadinya dead zone
biasanya berbentuk sudut ataupun lipatan dari dinding-dindingnya.

Posisi Sumbu Pengaduk


Pada umumnya proses pengadukan dan pencampuran dilakukan dengan
menempatkan pengaduk pada pusat diameter tangki (center). Posisi ini memiliki pola
aliran yang khas. Pada tangki tidak bersekat dengan pengaduk yang berputar di
tengah, energi sentrifugal yang bekerja pada fluida meningkatkan ketinggian fluida
pada dinding dan memperendah ketinggian fluida pada pusat putaran. Pola ini biasa
disebut dengan pusaran (vortex) dengan pusat pada sumbu pengaduk. Pusaran ini
akan menjadi semakin besar seiring dengan peningkatan kecepatan putaran yang juga
meningkatkan turbulensi dari fluida yang diaduk. Pada sebuah proses dispersi gas-
cair, terbentuknya pusaran tidak diinginkan. Hal ini disebabkan pusaran tersebut bisa
menghasilkan dispersi udara yang menghambat dispersi gas ke cairan dan
sebaliknya.

Gambar 3. Posisi Center dari Sebuah Pengaduk yang Menghasilkan Vortex [4][5].

Kelompok 9 (Nurhafizah, Pauline, Prima, Radit) Page 4


Praktikum POT I Mixing 2010

Salah satu upaya untuk menghilangkan pusaran ini adalah dengan merubah posisi
sumbu pengaduk. Posisi tersebut berupa posisi sumbu pengaduk tetap tegak lurus
namun berjarak dekat dengan dinding tangki (off center) dan posisi sumbu berada
pada arah diagonal (incline). Perubahan posisi ini menjadi salah satu variasi dalam
penelitian yang dilakukan.

Sekat dalam Tangki


Sekat (Baffle) adalah lembaran vertikal datar yang ditempelkan pada dinding
tangki. Tujuan utama menggunakan sekat dalam tangki adalah memecah terjadinya
pusaran saat terjadinya pengadukan dan pencampuran. Oleh karena itu, posisi sumbu
pengaduk pada tangki bersekat berada di tengah. Namun, pada umumnya pemakaian
sekat akan menambah beban pengadukan yang berakibat pada bertambahnya
kebutuhan daya pengadukan. Sekat pada tangki juga membentuk distribusi
konsentrasi yang lebih baik di dalam tangki, karena pola aliran yang terjadi terpecah
menjadi empat bagian. Penggunaan ukuran sekat yang lebih besar mampu
menghasilkan pencampuran yang lebih baik.

Gambar 4. Pemasangan Baffle Diharapkan Mampu menigkatkan Kualitas Pencampuran [5].

Pada saat menggunakan empat sekat vertikal seperti pada gambar 4 bisa
menghasilkan pola perputaran yang sama dalam tangki. Lebar sekat yang digunakan
sebaiknya berukuran 1/12 diameter tangki [1][6].

Pengaduk
Pemilihan pengaduk yang tepat menjadi salah satu faktor penting dalam
menghasilkan proses pengadukan dan pencampuran yang efektif. Pengaduk jenis

Kelompok 9 (Nurhafizah, Pauline, Prima, Radit) Page 5


Praktikum POT I Mixing 2010
baling-baling (propeller) dengan aliran aksial dan pengaduk jenis turbin dengan
aliran radial menjadi pilihan yang lazim dalam pengadukan dan pencampuran.
a. Jenis – jenis pengaduk
Secara umum, terdapat tiga jenis pengaduk yang biasa digunakan secara
umum, yaitu pengaduk baling – baling (propeller), pengaduk turbin (turbine),
pengaduk dayung (paddle) dan pengaduk helical ribbon.

i. Pengaduk jenis baling – baling ( propeller )


Ada beberapa jenis pengaduk yang biasa digunakan. Salah satunya adalah
baling-baling berdaun tiga.

(a) (b) (c)


Gambar 5. Pengaduk Jenis Baling – baling (a) Daun Dipertajam
(b) Baling – Baling Kapal (c) Daun Turbin. [5]

Baling - baling ini bisa digunakan pada kecepatan berkisar antara 400
hingga 1750 rpm ( revolutions per minute ) dan digunakan untuk cairan
dengan viskositas rendah [6].

ii. Pengaduk dayung ( paddle )


Berbagai jenis pengaduk dayung biasanya digunakan pada kecepatan
rendah diantara 20 hingga 200 RPM. Dayung datar berdaun dua atau empat
biasa digunakan dalam sebuah proses pengadukan. Panjang total dari
pengaduk dayung biasanya 60 – 80 % dari diameter tangki dan lebar dari
daunnya 1/6 – 1/10 dari panjangnya [6].

.
Gambar 6. Pangaduk Jenis Dayung ( Paddle ) Berdaun Dua [8].

Kelompok 9 (Nurhafizah, Pauline, Prima, Radit) Page 6


Praktikum POT I Mixing 2010

Pengaduk dayung menjadi tidak efektif untuk suspensi padatan, karena


aliran radial bisa terbentuk namun aliran aksial dan vertikal menjadi kecil.
Sebuah dayung jangkar atau pagar, yang terlihat pada gambar 6 biasa
digunakan dalam pengadukan. Jenis ini menyapu dan mengeruk dinding
tangki dan kadang – kadang bagian bawah tangki. Jenis ini digunakan pada
cairan kental dimana endapan pada dinding dapat terbentuk dan juga
digunakan untuk meningkatkan transfer panas dari dan ke dinding tangki.
Bagaimanapun, jenis ini adalah pencampur yang buruk. Pengaduk dayung
sering digunakan untuk proses pembuatan pasta kanji, cat, bahan perekat dan
kosmetik.

iii. Pengaduk turbin


Pengaduk turbin adalah pengaduk dayung yang memiliki banyak daun
pengaduk dan beukuran lebih pendek, digunakan pada kecepatan tinggi untuk
cairan dengan rentang kekentalan yang sangat luas. Diameter dari sebuah
turbin biasanya antara 30-50 % dari diameter tangki [6]. Turbin biasanya
memiliki empat atau enam daun pengaduk. Turbin dengan daun yang datar
memberikan aliran yang radial. Jenis ini juga berguna untuk dispersi gas yang
baik, gas akan dialirkan dari bagian bawah pengaduk dan akan menuju ke
bagian daun pengaduk lalu terpotong – potong menjadi gelembung gas.

Gambar 7. Pengaduk Jenis Turbin pada berbagai variasi [8].

Pada turbin dengan daun yang dibuat miring sebesar 45 o , seperti yang
terlihat pada gambar 8, beberapa aliran aksial akan terbentuk sehingga sebuah
kombinasi dari aliran aksial dan radial akan terbentuk. Jenis ini berguna
dalam suspensi padatan karena aliran langsung ke bawah dan akan menyapu

Kelompok 9 (Nurhafizah, Pauline, Prima, Radit) Page 7


Praktikum POT I Mixing 2010
padatan ke atas. Terkadang sebuah turbin dengan hanya empat daun miring
digunakan dalam suspensi padat. Pengaduk dengan aliran aksial
menghasilkan pergerakan fluida yang lebih besar dan pencampuran per satuan
daya dan sangat berguna dalam suspensi padatan.

Gambar 8. Pengaduk Turbin Baling – Baling [8].

iv. Pengaduk helical-ribbon


Jenis pengaduk ini digunakan pada larutan dengan kekentalan yang tinggi
dan beroperasi pada rpm yang rendah pada bagian laminar. Ribbon
(bentuknya seperti pita) dibentuk dalam sebuah bagian helical (bentuknya
seperti baling-baling helicopter dan ditempelkan ke pusat sumbu pengaduk).
Cairan bergerak dalam sebuah bagian aliran berliku – liku pada bagian bawah
dan naik ke bagian atas pengaduk.

(a) (b) (c) (d)


Gambar 9. Pengaduk Jenis (a), (b) & (c) Hellical Ribbon, (d) Semi-Spiral [9].

b. Kecepatan pengaduk
Salah satu variasi dasar dalam proses pengadukan dan pencampuran adalah
kecepatan putaran pengaduk yang digunakan. Variasi kecepatan putaran pengaduk
bisa memberikan gambaran mengenai pola aliran yang dihasilkan dan daya listrik
yang dibutuhkan dalam proses pengadukan dan pencampuran. Secara umum,
klasifikasi kecepatan putaran pengaduk dibagi dalam tiga garis besar, yaitu
kecepatan putaran rendah, sedang dan tinggi [8][10].
i. Kecepatan putaran rendah
Kecepatan rendah yang digunakan berkisar pada kecepatan 400 rpm.
Pengadukan dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk minyak kental,

Kelompok 9 (Nurhafizah, Pauline, Prima, Radit) Page 8


Praktikum POT I Mixing 2010
lumpur di mana terdapat serat atau pada cairan yang dapat menimbulkan
busa.
Jenis pengadukan ini menghasilkan pergerakan batch yang sempurna
dengan sebuah permukaan fluida yang datar untuk menjaga temperatur atau
mencampur larutan dengan viskositas dan gravitasi spesifik yang sama.
ii. Kecepatan putaran sedang
Kecepatan sedang yang digunakan berkisar pada kecepatan 1150 rpm.
Pengaduk dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk larutan sirup
kental dan minyak pernis.
Jenis ini paling sering digunakan untuk meriakkan permukaan pada
viskositas yang rendah, mengurangi waktu pencampuran, mencampur larutan
dengan viskositas yang berbeda dan bertujuan untuk memanaskan atau
mendinginkan.
iii. Kecepatan putaran tinggi
Kecepatan tinggi yang digunakan berkisar pada kecepatan 1750 rpm.
Pengaduk dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk fluida dengan
viskositas rendah misalnya air.
Tingkat pengadukan ini menghasilkan permukaan yang cekung pada
viskositas yang rendah dan dibutuhkan ketika waktu pencampuran sangat
lama atau perbedaan viskositasnya sangat besar.

c. Jumlah pengaduk
Penambahan Jumlah pengaduk yang digunakan pada dasarnya bertujuan
untuk tetap menjaga efektifitas pengadukan pada kondisi yang berubah.
Ketinggian fluida yang lebih besar dari diameter tangki, disertai dengan viskositas
fluida yang lebih besar dan diameter pengaduk yang lebih kecil dari dimensi yang
biasa digunakan, merupakan kondisi dimana pengaduk yang digunakan lebih dari
satu buah, dengan jarak antar pengaduk sama dengan jarak pengaduk paling
bawah ke dasar tangki. Penjelasan mengenai kondisi pengadukan dimana lebih
dari satu pengaduk yang digunakan dapat dilihat dalam tabel 1.

Kelompok 9 (Nurhafizah, Pauline, Prima, Radit) Page 9


Praktikum POT I Mixing 2010
Tabel 1. Kondisi untuk Pemilihan Jumlah Pengaduk [10]

Satu Pengaduk Dua Pengaduk


 Fluida dengan viskositas rendah  Fluida dengan viskositas sedang
 Pengaduk menyapu dasar tangki dan tinggi
 Kecepatan bali akiran yang tinggi  Pengadukan pada tangki yang
 Ketinggian permukaan cairan yang dalam
bervariasi  Gaya gesek aliran lebih besar
 Ukuran mounting nozzle yang
minimal

d. Pemilihan pengaduk
Viskositas dari cairan adalah salah satu dari beberapa faktor yang
mempengaruhi pemilihan jenis pengaduk. Indikasi dari rentang viskositas pada
setiap jenis pengaduk adalah [10] :
1. Pengaduk jenis baling – baling digunakan untuk viskositas fluida di bawah
3 Pa.s (3000 cP).
2. Pengaduk jenis turbin bisa digunakan untuk viskositas di bawah 100 Pa.s
(100000 cP);
3. Pengaduk jenis dayung yang dimodifikasi seperti pengaduk jangkar bisa
digunakan untuk viskositas antara 50 – 500 Pa.s (500000) cP;
4. Pengaduk jenis pita melingkar biasa digunakan untuk viskositas di atas
1000 Pa.s dan telah digunakan hingga viskositas 25000 Pa.s. Untuk
viskositas lebih dari 2.5-5 Pa.s (5000 cP) dan diatasnya, sekat tidak
diperlukan karena hanya terjadi pusaran kecil.

(a) (b) (c) (d)


Gambar 10. Pola Aliran yang dihasilkan oleh jenis – jenis pengaduk yang berbeda, (a)impeller, (b)propeller, (c)paddle
dan (d)helical ribbon [7]

Kelompok 9 (Nurhafizah, Pauline, Prima, Radit) Page 10


Praktikum POT I Mixing 2010

I.2.3 Kebutuhan Daya Pengadukan


Parameter Hidrodinamika dalam Tangki Berpengaduk
a. Bilangan Reynold
Bilangan tak berdimensi ini menyatakan perbandingan antara gaya inersia dan
gaya viskos yang terjadi pada fluida. Sistem pengadukan yang terjadi bisa
diketahui bilangan Reynold-nya dengan menggunakan persamaan 3.
 D  ND   D 2 N
Re  (3)
 
dimana Re = Bilangan Reynold
 = densitas fluida
 = viskositas fluida
Dalam sistem pengadukan terdapat 3 jenis bentuk aliran yaitu laminar, transisi
dan turbulen. Bentuk aliran laminar terjadi pada bilangan Reynolds hingga 10,
sedangkan turbulen terjadi pada bilangan Reynolds 10 hingga 104 dan transisi
berada di antara keduanya [9].

b. Bilangan Fraude
Bilangan tak berdimensi ini menunjukkan perbandingan antara gaya inersia
dengan gaya gravitasi. Bilangan Fraude dapat dihitung dengan persamaan berikut
:

Fr 
v2

ND 2  N 2 D (4)
Dg Dg g
dimana Fr = bilangan Fraude
N = kecepatan putaran pengaduk
D = diameter pengaduk
G = percepatan gravitasi

Bilangan Fraude bukan merupakan variabel yang signifikan. Bilangan ini


hanya diperhitungkan pada sistem pengadukan dalam tangki tidak bersekat. Pada

Kelompok 9 (Nurhafizah, Pauline, Prima, Radit) Page 11


Praktikum POT I Mixing 2010
sistem ini bentuk permukaan cairan dalam tangki akan dipengaruhi gravitasi
sehingga membentuk pusaran (vortex). Vorteks menunjukkan keseimbangan
antara gaya gravitasi dengan gaya inersia [10].

Daya Pengadukan dan Pencampuran.


Pencampuran bisa dikarakterisasi dengan horsepower, kecepatan dan torque.
Kecepatan ditulis dalam putaran per menit (rpm), karena torque adalah energi
perputaran yang dihasilkan oleh pengaduk dalam inch-pounds atau inch-ounces.
Kecepatan, torque dan horsepower dihubungkan dengan persamaan di bawah ini:
HP x 63025
Torque  (5)
rpm
Persamaan 5 membantu untuk menjelaskan bagaimana pengaduk dengan
kecepatan rendah secara umum menghasilkan kapabilitas torque yang jauh lebih
tinggi untuk sebuah horsepower yang diberikan.
Diameter dari pengaduk atau dayuh juga berpengaruh terhadap beban torque
dalam pencampuran. Daya yang diutuhkan untuk memutar sebuah pengaduk
berhubungan dengan diameter dan kecepatan pengaduknya. Persamaannya menjadi :
Power = rpm3 x Diameter5 (6)
Sedikit peningkatan kecepatan putaran dan diameter pengaduk akan menyebabkan
sebuah penambahan kebutuhan daya yang besar. Sehingga, daya juga bisa di hitung
dengan :
  F .r (7)
P   . (8)
Dimana “  ” adalah tenaga putaran dan “F” adalah energi dan “r” adalah jarak
dari tangkai putaran dan  kecepatan angular [5].

Hubungan Daya dengan Hidrodinamika Fluida


Dalam perancangan dari sebuah tangki berpengaduk, salah satu faktor
pertimbangan yang penting adalah daya yang dibutuhkan untuk menggerakkan
pengaduk. Karena daya yang dibutuhkan untuk sebuah proses pengadukan dan
pencampuran tidak bisa ditebak secara teoritis.

Kelompok 9 (Nurhafizah, Pauline, Prima, Radit) Page 12


Praktikum POT I Mixing 2010
Konsumsi daya adalah hubungan densitas fluida ρ, viskositas fluida µ dan
diameter pengaduk Da yang diplot dalam sebuah grafik antara bilangan daya (Np)
dibandingkan dengan bilangan Reynold ( Nre ). Bilangan daya adalah :

(9)
Sebuah tangki dimana sebuah fluida non-newtonian dengan densitas  , dan
viskositas µ dan diputar dengan sebuah pengaduk berdiameter D dan pada kecepatan
putaran N. Jika diameter tangki adalah T, lebar pengaduk W dan ketinggian cairan H.
Kebutuhan daya dari pengaduk ( P ) menunjukkan jumlah energi yang dibutuhkan
pada cairan dan bergantung pada variabel di bawah ini :
P  P   ,  , N , g , D, T , W , H  (10)
Hal ini tidak mungkin untuk mendapatkan hubungan fungsional dalam persamaan
di atas, karena geometri yang rumit dari tangki, pengaduk dan variabel lain seperti
kawat pemanas [5]. Menggunakan analisis dimensional, jumlah variabel
menggambarkan permasalahannya bisa diminimalisir dan persamaan di atas
dikurangi hingga :

P  ND 2 N 2 D T W H 
3 5
 f  , , , , , etc  (11)
N D   g D D D 
P
dimana adalah jumlah daya, PO ;
N 3 D 5

ND 2
adalah angka Reynolds, Re ;

N 2D
adalah angka Froud, Fr ;
g

I.2.4 Laju dan Waktu Pencampuran


Waktu pencampuran (mixing time) adalah waktu yang dibutuhkan sehingga diperoleh
keadaan yang homogen untuk menghasilkan campuran atau produk dengan kualitas yang

Kelompok 9 (Nurhafizah, Pauline, Prima, Radit) Page 13


Praktikum POT I Mixing 2010
telah ditentukan. Sedangkan laju pencampuran (rate of mixing) adalah laju di mana proses
pencampuran berlangsung hingga mencapai kondisi akhir [10].
Pada operasi pencampuran dalam tangki berpengaduk, waktu pencampuran ini
dipengaruhi oleh beberapa hal,
1. Yang berkaitan dengan alat, seperti:
a. ada tidaknya baffle atau cruciform baffle
b. bentuk atau jenis pengaduk (turbin, propeler, padel)
c. ukuran pengaduk (diameter, tinggi)
d. laju putaran pengaduk
e. kedudukan pengaduk pada tangki, seperti:
1. jarak pengaduk terhadap dasar tangki
2. pola pemasangannya:
- center, vertikal
- off center, vertikal
- miring (inclined) dari atas
- horisontal
f. jumlah daun pengaduk
g. jumlah pengaduk yang terpasang pada poros pengaduk
2. Yang berhubungan dengan cairan yang diaduk:
a. perbandingan kerapatan/ densitas cairan yang diaduk
b. perbandingan viskositas cairan yang diaduk
c. jumlah kedua cairan yang diaduk
d. jenis cairan yang diaduk (miscible, immiscible)

Faktor-faktor tersebut dapat dijadikan variabel yang dapat dimanipulasi untuk


mengamati pengaruh setiap faktor terhadap karakteristik pengadukan, terutama terhadap
waktu pencampuran.

Kelompok 9 (Nurhafizah, Pauline, Prima, Radit) Page 14


Praktikum POT I Mixing 2010
BAB II
PERCOBAAN
A. Prosedur Percobaan
A. Preparasi Bahan
 Timbang 50 gram cat air warna primer dalam gelas ukur.
 Larutkan warna primer tersebut dengan air hingga 1 L
B. Preparasi Alat
 Masukkan 500 mL air fluida ke dalam tangki 2 L
 Posisi sumbu pengaduk hanya pada center
 Siapkan Stopwatch
 Tahapan Selanjutnya, sama dengan pada tahapan pengadukan
C. Proses pencampuran
 Putar potensiometer hingga motor mulai berjalan
 Catat Tegangan dan Arus listrik yang digunakan
 Hitung Kecepatan putaran dengan tachometer
 Masukkan 500mL cairan warna primer dalam fluida
 Hitung waktu pencampuran, dari mulai dituang hingga tercapai distribusi
merata secara visual.
 Lakukan pencampuran unuk membentuk tiga larutan warna primer
 Pisahkan 500 ml larutan warna primer yang sudah terbentuk, lalu
masukkan cairan warna primer lain untuk membentuk warna sekunder.
Sehingga kapasitas pengadukan tetap 2 L.
 Lakukan tahapan – tahapan di atas untuk tiap jenis pengaduk yang ada.
 Isi data pada form M2.

Kelompok 9 (Nurhafizah, Pauline, Prima, Radit) Page 15


Praktikum POT I Mixing 2010

Gambar 4.7. Warna Primer dan Pencampurannya menjadi Warna Sekunder.

B. Hasil Pengamatan

1. Pitch Blade Propeller

a. Posisi Tegak (6 Volt)


CampuranWarna Tegangan Arus Daya Waktu Speed
(V) (I) (Watt) (s) (RPM)
Merah (12,03 gr) + 3,7 7,88 29,156 11,8 1039
Kuning (12,02 gr)
Biru (11,97 gr) + 3,5 6,7 23,45 9,6 812,2
Kuning (11,99 gr)
Merah (12,03 gr) + Biru 3,8 7,5 28,5 15,7 294
(11,94 gr)

b. Posisi Tegak (10 Volt)


Tegangan Arus Daya Waktu Speed
CampuranWarna
(V) (I) (Watt) (s) (RPM)
Merah (11,99 gr) +
4,0 10,12 40,48 9,7 2347
Kuning (12,08 gr)
Biru (12,06 gr) +
4,1 10,82 44,362 8,7 727,8
Kuning (12,08 gr)

Kelompok 9 (Nurhafizah, Pauline, Prima, Radit) Page 16


Praktikum POT I Mixing 2010
Merah (12,05 gr) + Biru
4,5 9,38 42,21 8,04 969,8
(11,93 gr)

c. Posisi Miring (6 Volt)


Tegangan Arus Daya Waktu Speed
CampuranWarna
(V) (I) (Watt) (s) (RPM)
Merah (12,03 gr) +
3,8 7,29 27,702 12,3 414,4
Kuning (12,02 gr)
Biru (11,97 gr) +
4,2 8,35 35,07 9 682,9
Kuning (11,99 gr)
Merah (12,03 gr) + Biru
4,1 7,86 32,226 23,8 346,5
(11,94 gr)

d. Posisi Miring (10 Volt)


Tegangan Daya Waktu Speed
CampuranWarna Arus (I)
(V) (Watt) (s) (RPM)
Merah (11,99 gr) +
5 10,04 50,2 8,3 884,7
Kuning (12,08 gr)
Biru (12,06 gr) +
4,9 10,08 49,392 9 890,6
Kuning (12,08 gr)
Merah (12,05 gr) + Biru
5 10,06 50,3 9,5 2232
(11,93 gr)

2. Turbine Impeller
a. PosisiTegak (6 Volt)
Tegangan Arus Daya Waktu Speed
CampuranWarna
(V) (I) (Watt) (s) (RPM)
Merah (11,95 gr) + 3,9 7,79 30,381 8,4 3571

Kelompok 9 (Nurhafizah, Pauline, Prima, Radit) Page 17


Praktikum POT I Mixing 2010
Kuning (12,01 gr)
Biru (6,10 gr) + Kuning
3,9 8,82 34,398 5 4779
(6.04 gr)
Merah (11,97 gr) + Biru
4,0 7,7 30,8 9,9 615,8
(12,02 gr)

b. Posisi Tegak (10 Volt)


Tegangan Daya Waktu Speed
CampuranWarna Arus (I)
(V) (Watt) (s) (RPM)
Merah (8,23 gr) +
4,0 10,62 42,48 8,1 291,5
Kuning (8,16 gr)
Biru (5,10 gr) + Kuning
3,9 11,06 43,134 4,5 1054
(5.03 gr)
Merah (12,05 gr) + Biru
4,5 9,38 42,21 8,04 969,8
(11,93 gr)

c. Posisi Miring (6 Volt)


Tegangan Arus Daya Waktu Speed
CampuranWarna
(V) (I) (Watt) (s) (RPM)
Merah (11,95 gr) +
4,2 7,79 32,718 5,8 610,3
Kuning (12,01 gr)
Biru (6,10 gr) + Kuning
4,4 8,95 39,38 6,5 768,7
(6.04 gr)
Merah (11,97 gr) + Biru
4,1 7,86 32,226 23,8 346,5
(12,02 gr)

Kelompok 9 (Nurhafizah, Pauline, Prima, Radit) Page 18


Praktikum POT I Mixing 2010
d. Posisi Miring (10 Volt)
Tegangan Daya Waktu Speed
CampuranWarna Arus (I)
(V) (Watt) (s) (RPM)
Merah (8,23 gr) +
4,1 11,63 47,683 7,2 7507
Kuning (8,16 gr)
Biru (5,10 gr) + Kuning
4,0 10,56 42,24 5,2 1048
(5.03 gr)
Merah (12,05 gr) + Biru
5,0 10,06 50,30 9,5 2232
(11,93 gr)

Kelompok 9 (Nurhafizah, Pauline, Prima, Radit) Page 19


Praktikum POT I Mixing 2010
BAB III
PERHITUNGAN

III.1 Grafik
III.1.1 Pitch Blade Propeller
a. Posisi Tegak

Merah+Kuning Dengan Pitch Blade Propeller Posisi Tegak


14 45
12 40
35
10
30
t (Detik)

8 25
6 20
Waktu Pengadukan
15
4 Daya Pengadukan
10
2 5
0 0
0 500 1000 1500 2000 2500
Kecepatan Pengadukan (RPM)

Biru+Kuning Dengan Pitch Blade Propeller Posisi Tegak


9,7 50
9,6 45
9,5 40
9,4 35
9,3
t (Detik)

30
9,2
25
9,1
9 20 Waktu Pengadukan
8,9 15
Daya Pengadukan
8,8 10
8,7 5
8,6 0
720 740 760 780 800 820
Kecepatan Pengadukan (RPM)

Kelompok 9 (Nurhafizah, Pauline, Prima, Radit) Page 20


Praktikum POT I Mixing 2010

Merah+Biru Dengan Pitch Blade Propeller Posisi Tegak


45 18
40 16
35 14
30 12
t (Detik)

25 10
20 8
Daya Pengadukan
15 6
Waktu Pengadukan
10 4
5 2
0 0
0 200 400 600 800 1000 1200
Kecepatan Pengadukan (RPM)

b. Posisi Miring

Merah+Kuning Dengan Pitch Blade Propeller Posisi Miring


60 14

50 12
10
40
t (Detik)

8
30
6 Daya Pengadukan
20
4 Waktu Pengadukan
10 2
0 0
0 200 400 600 800 1000
Kecepatan Pengadukan (RPM)

Kelompok 9 (Nurhafizah, Pauline, Prima, Radit) Page 21


Praktikum POT I Mixing 2010

Biru+Kuning Dengan Pitch Blade Propeller Posisi Miring


60 10
9
50 8
40 7
t (Detik)

6
30 5
4 Daya Pengadukan
20 3
Waktu Pengadukan
10 2
1
0 0
0 200 400 600 800 1000
Kecepatan Pengadukan (RPM)

Merah+Biru Dengan Pitch Blade Propeller Posisi Miring


60 25

50 20
40
15
t (Detik)

30
10 Daya Pengadukan
20
Waktu Pengadukan
10 5

0 0
0 500 1000 1500 2000 2500
Kecepatan Pengadukan (RPM)

Kelompok 9 (Nurhafizah, Pauline, Prima, Radit) Page 22


Praktikum POT I Mixing 2010
2. Turbine Impeller
a. PosisiTegak

Merah+Kuning Dengan Turbine Impeller Posisi Tegak


45 8,45
40 8,4
35 8,35
30
8,3
t (Detik)

25
8,25
20
8,2 Daya Pengadukan
15
10 8,15 Waktu Pengadukan
5 8,1
0 8,05
0 1000 2000 3000 4000
Kecepatan Pengadukan (RPM)

Biru+Kuning Dengan Turbine Impeller Posisi Tegak


50 5,1
45
5
40
35 4,9
30
t (Detik)

4,8
25
20 4,7 Daya Pengadukan
15 4,6 Waktu Pengadukan
10
4,5
5
0 4,4
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000
Kecepatan Pengadukan (RPM)

Kelompok 9 (Nurhafizah, Pauline, Prima, Radit) Page 23


Praktikum POT I Mixing 2010

Merah+Biru Dengan Turbine Impeller Posisi Tegak


45 12
40
10
35
30 8
t (Detik)

25
6
20
Daya Pengadukan
15 4
10 Waktu Pengadukan
2
5
0 0
0 200 400 600 800 1000 1200
Kecepatan Pengadukan (RPM)

b. Posisi Miring

Merah+Kuning Dengan Turbine Impeller Posisi Miring


60 8
7
50
6
40
5
t (Detik)

30 4
3 Daya Pengadukan
20
2 Waktu Pengadukan
10
1
0 0
0 2000 4000 6000 8000
Kecepatan Pengadukan (RPM)

Kelompok 9 (Nurhafizah, Pauline, Prima, Radit) Page 24


Praktikum POT I Mixing 2010

Biru+Kuning Dengan Turbine Impeller Posisi Miring


42,5 7
42 6
41,5 5
t (Detik)

41 4
40,5 3 Daya Pengadukan
40 2 Waktu Pengadukan
39,5 1
39 0
0 200 400 600 800 1000 1200
Kecepatan Pengadukan (RPM)

Merah+Biru Dengan Turbine Impeller Posisi Miring


60 25
50 20
40
t (Detik)

15
30
10 Daya Pengadukan
20
5 Waktu Pengadukan
10
0 0
0 500 1000 1500 2000 2500
Kecepatan Pengadukan (RPM)

Kelompok 9 (Nurhafizah, Pauline, Prima, Radit) Page 25


Praktikum POT I Mixing 2010
BAB IV
PEMBAHASAN

IV.1 ANALISA
a. AnalisaPercobaan
Pada percobaan kali ini dilakukan proses mixing/pencampuran yang bertujuan untuk
mempelajari hubungan antara parameter – parameter yang berpengaruh dalam proses
pengadukan dan pencampuran. Parameter – parameter tersebut antara lain jenis pengaduk, posisi
sumbu pengaduk, penggunaan sekat dalam tangki dan pola aliran yang terjadi, terhadap
kebutuhan daya dalam proses pengadukan dan pencampuran dalam tangki berpengaduk. Selain
itu juga tujuan dari proses pencampuran dan pengadukan (yang merupakan tujuan teoritis
percobaan) yaitu untuk menghasilkan keseragaman statis dan dinamis pada system multifase
multikomponen, untuk memfasilitasi transfer massa atau energi antara bagian – bagian sistem
yang tidak seragam, serta untuk menunjukkan perubahan fase pada system multikomponen
dengan atau tanpa terdapat perubahan komposisi. Pada percobaan kali ini dilakukan proses
dispersi padat – cair yakni pada fluida kental dengan bahan yang digunakan yaitu cat warna.
Salah satu parameter yang berperan dalam proses pengadukan yaitu posisi sumbu
pengaduk. Untuk mengetahui pengaruh posisi pengaduk, dilakukan suatu variasi posisi sumbu
pengaduk dan juga memvariasikan jenis pengaduk. Pengadukan menghasilkan pola tertentu
sesuai dengan pergeseran fluida yang dibentuk oleh pengaduk tersebut. Dari variasi sumbu
pengaduk dan variasi jenis mengaduk, kita dapat menentukan jenis pengaduk dan posisi
pengaduk yang paling efisien untuk proses pengadukan. Pengertian efisien disini adalah
kebutuhan daya pengadukan yang seminimum mungkin untuk memperoleh hasil yang optimal.
Perubahan densitas viskositas juga menghasilkan perubahan kebutuhan daya pengadukan
untuk kecepatan putaran dan diameter pengaduk yang sama. Semakin besar densitas fluida, maka
akan semakin besar pergerakannya dan semakin besar viskositas fluida, sehingga pergerakan
fluida akan semakin kecil untuk kecepatan putaran dan diameter pengaduk yang sama.
Proses pencampuran memerlukan waktu untuk memaksimalkan keseragaman fluida yang
diaduk. Pada aplikasinya, perubahan waktu pengadukan dipengaruhi oleh kecepatan putaran

Kelompok 9 (Nurhafizah, Pauline, Prima, Radit) Page 26


Praktikum POT I Mixing 2010
(rpm) yang memengaruhi kebutuhan daya yang diperlukan. Kebutuhan daya akan berbeda-beda
untuk setiap jenis pengaduk, bergantung pada dimensi dan geometri pengaduk yang digunakan.
Percobaan pencampuran dan pengadukan bertujuan untuk mencari kondisi optimum dari
2 jenis pengaduk yaitu Pitch Blade Propeller dan Turbine Impeller. Kondisi optimum
merupakan kebutuhan daya minimum dan waktu pencampuran optimum terhadap kecepatan
putaran yang dibutuhkan untuk menghasilkan dispersi padat cair yang homogen. Titik optimum
diperoleh dari perpotongan antara grafik kecepatan putaran terhadap waktu pencampuran dengan
kecepatan putaran terhadap daya yang dibutuhkan.(grafik terdapat pada bab III).
Pencampuran (mixing) pada zat cair berlangsung dengan cepat dalam aliran turbulen.
Blade yang digunakan akan menghasilkan arus yang berkecepatan tinggi, dan fluida dapat
bercampur dengan baik di daerah sekitar blade pengaduk. Hal ini terjadi karena adanya aliran
turbulen yang sangat kuat disekitar pengaduk tersebut.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, pada percobaan ini digunakan 2 jenis
pengaduk yang berbeda yang gambarnya dapat dilihat di bawah ini:

Gambar Pitch blade propeller danTurbine impeller.

Pada gambar kedua jenis pengaduk tersebut terlihat bahwa turbin impeller memiliki
banyak daun pengaduk dan berukuran lebih pendek dibandingkan dengan pitch blade propeller.
Pengaduk turbine impeller ini cocok untuk digunakan pada kecepatan tinggi dengan cairan yang
memiliki rentang kekentalan yang sangat luas. Daun pada pengaduk turbin memiliki jumlah dan
ukuran yang bervariasi dan juga bentuk (shape) daun yang dibuat miring sebesar 45 0 yang
menyebabkan kombinasi antara aliran radial dan aksial akan terbentuk. Jenis pengaduk ini
berguna dalam suspensi padatan karena aliran langsung ke bawah dan akan menyapu padatan ke
atas.
Pengaduk yang memiliki waktu pencampuran minimum untuk warna sekunder adalah
pitch blade propeller. Hal ini disebabkan jenis aliran yang dihasilkan oleh pitch blade tergolong
pada aliran aksial, sehingga pengaduk ini paling baik digunakan untuk pencampuran.

Kelompok 9 (Nurhafizah, Pauline, Prima, Radit) Page 27


Praktikum POT I Mixing 2010
Untuk posisi pengaduk dilakukan 2 jenis posisi, yaitu: pada posisi center dan juga posisi
incline. Proses pencampuran dan pengadukan pada umumnya dilakukan dengan menggunakan
posisi pengaduk center agar konsentrasi dari campuran dapat merata. Pada tangki dengan
pengaduk yang berputar di tengah terdapat energi sentrifugal yang bekerja pada fluida yang
meningkatkan ketinggian fluida pada dinding dan memperendah ketinggian fluida pada pusat
putaran atau yang biasa dikenal dengan istilah vortex/ pusaran, dimana pusaran ini akan
bertambah besa rseiring dengan peningkatan kecepatan putaran pengaduk tsb. Berikut ini
merupakan gambar posisi pengaduk center dan incline:

Gambar posisi pengaduk incline dan center

Pada dispersi gas-cair dengan adanya pusaran tsb dapat menghambat proses dispersi gas
ke cairan dikarenakan adanya dispersi udara. Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah tersebut yakni mengubah posisi sumbu pengaduk yaitu dengan posisi incline
atau offcentre. Tapi dalam pecobaan ini, yakni hanya dengan merubah posisi pengaduk menjadi
ke arah incline/posisi sumbu berada di arah diagonal. Untuk tiap jenis pengaduk dilakukan
percobaan dalam berbagai posisi, sehingga dapat diketahui perbedaan kecepatan putar untuk
ketiganya dalam tegangan dan arus yang relatif sama.

b. Analisa Grafik dan Data Hasil Pengamatan


Pada bab III terdapat grafik hasil percobaan yang menunjukkan hubungan antara
kecepatan putaran, waktu pencampuran, dan daya yang dibutuhkan. Pada grafik terbentuk 2 buah
garis yaitu perpotongan antara grafik kecepatan putaran terhadap waktu pencampuran dan
kecepatan putaran terhadap daya yang dibutuhkan. Kedua perpotongan tersebut menunjukkan
bahwa terdapatnya hubungan yang kuat antara waktu pencampuran (lama waktu yang

Kelompok 9 (Nurhafizah, Pauline, Prima, Radit) Page 28


Praktikum POT I Mixing 2010
dibutuhkan untuk tercampur sempurna) dan kecepatan putaran dengan kebutuhan daya dalam
berbagai kondisi proses pengadukan maupun pencampuran.
Berdasarkan data yang didapatkan (pada bagian data pengamatan) terlihat bahwa semakin
besar daya yang dikeluarkan maka kecepatan putaran pengaduk (rpm) juga akan semakin besar
(berbanding lurus), hal ini dikarenakan jika semakin besar daya yang masuk ke motor akan
menghasilkan energi putaran yang semakin besar pula sampai batas maksimum motor.
Padabagian analisa ini, jika dilihat dari data hasil pengamatan dan grafik yang terbentuk,
terlihat bahwa jika kita menggunakan pengaduk turbin, maka waktu pencampurannya akan lebih
cepat dibandingkan dengan jika kita menggunakan pengaduk pitch blade propeller. Selain itu
juga semakin besar tegangan yang digunakan, maka akan semakin besar pula daya yang
dibutuhkan untuk proses pengadukan yang mengakibatkan proses pengadukan berlangsung lebih
cepat dibandingkan dengan pengadukan menggunakan tegangan yang lebih kecil (dalam
percobaan ini yaitu sebesar 6 volt). Sedangkan untuk posisi pengadukan, pada posisi pengaduk
lurus (center) maka waktu pengadukan akan lebih cepat dibandingkan dengan posisi pengaduk
miring.

c. Analisa Kesalahan
Secara keseluruhan, percobaan yang dilakukan sudah sesuai dengan prosedur pada modul,
maupun seperti yang diinstruksikan oleh asisten, sehingga hasil yang didapat pada praktikum
kali ini sudah dapat merepresentasikan besaran kebutuhan daya untuk variasi posisi sumbu dan
jenis pengaduk yang digunakan.
Kesalahan – kesalahan yang dilakukan oleh praktikan antara lain :
 Tidak mengetahui pasti derajat kemiringan yang akurat untuk posisi sumbu incline. Sehingga
kemiringan yang dipakai hanya berdasarkan perkiraan kemiringan praktikan saja. Selain itu,
kemungkinan besar kemiringan sumbu tidak sama persis antara posisi sumbu yang satu
dengan yang lainnya.
 Kondisi voltmeter yang sangat sensitif, sehingga sulit untuk mendapatkan nilai tegangan
persis seperti yang diinginkan.
 Tidak cermat dalam menimbang massa dari cat minyak sesuai dengan prosedur sehinggaa
pada prosedur terakhir massa yang digunakan < 12 gram. Hal ini mengakibatkan nilai – nilai

Kelompok 9 (Nurhafizah, Pauline, Prima, Radit) Page 29


Praktikum POT I Mixing 2010
yang dihitung ketika proses mixing berlangsung, yaitu volt, ampere, waktu dan rpm berbeda
dari yang lainnya.

Kelompok 9 (Nurhafizah, Pauline, Prima, Radit) Page 30


Praktikum POT I Mixing 2010
BAB V
KESIMPULAN

 Pencampuran adalah suatu proses yang dilakukan untuk mencampurkan komponen-


komponen dalam suatu campuran yang tadinya berbeda fasa, sehingga tercapai keadaan
yang homogen.
 Proses pencampuran dipengaruhi terutama oleh faktor kecepatan aliran, daya aliran, jenis
pengaduk, dan jenis campuran.
 Proses pencampuran yang optimum adalah proses dimana waktu yang dibutuhkan untuk
mecapai keadaan homogen adalah minumum dengan daya yang dibutuhkan juga
minimum.
 Pengaduk yang paling cocok dalam percobaan ini adalah pengaduk jenis open radial
blade impeller yang sangat cocok dalam mencampurkan campuran dengan viskositas
rendah, serta dispersi gas-gas dan cairan-cairan.
 Umumnya pencampuran warna sekunder akan membutuhkan waktu dan daya yang lebih
besar, namun tidak berlaku untuk blade jenis pitch blade propeller karena pengaduk jenis
ini lebih efektif pada keadaan saat pencampuran warna sekunder dimana terdapat lebih
banyak zat padat sehingga viskositas campuran meningkat.

Kelompok 9 (Nurhafizah, Pauline, Prima, Radit) Page 31


Praktikum POT I Mixing 2010
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1989 Buku Petunjuk Praktikum Proses dan Operasi Teknik I. Departemen Teknik Gas
dan Petrokimia Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
Mc Cabe, W.L., Unit Operation of Chemical Engineering, 3rd Edition, McGraw-Hill.

Kelompok 9 (Nurhafizah, Pauline, Prima, Radit) Page 32

You might also like