You are on page 1of 9

Ibadah sebagai kewajiban dan kebutuhan

( Ritual shalat sebagai sample )1

Nur Ihsan Shaleh2

1. Prolog

Ibadah merupakan sebuah aktifitas yang dijalankan seorang hamba yang notabene diperuntukan kepada tuhan-
Nya yang maha esa. Dalam syariat islam, ibadah mempunyai banyak macam, seperti ibadah yang wajib atau
sunnah. Sekarang, Bagaimana kita bisa mengolah kewajiban yang ada menjadi sebuah kebutuhan masyarakat?
Untuk merealisasikan harapan itu, dibutuhkan interpretasi terhadap teks-teks yang mewajibkan atau melarang
serta menganalisa kenapa perkara itu diwajibkan untuk melakukan atau menghindarinya.

Sebenarnya, bila kita telisik dari semua ajaran dan kewajiban di dalam syari'at, kita akan memahami bahwa
ajaran yang ada mempunyai rahasia, hikmah dan manfaat. Baik yang bersifat personal ataupun komunal.
Seperti syari'at mewajibkan untuk shalat, zakat, puasa dan haji. Demikian pula ketika agama menganjurkan
atau menghimbau untuk bersilaturahim, shalat malam, berdzikir dan berinteraksi dengan sebaik-baiknya
terhadap tetangga, itu semua mempunyai arti dan makna, yang notabene akan memberi kebaikan atau maslahat
terhadap pemeluknya atau kepada halayak masyarakat secara umum.

Sebagai contoh kecil adalah puasa, puasa merupakan salah satu piranti agama yang diwajibkan kepada
pemeluknya. Di dunia eropa, puasa mereka jadikan sebagai proses pengobatan atau rehabilitasi terhadap
beberapa penyakit yang kronis. Yaitu ketika mereka akan melakukan operasi kepada pasien, mereka
menganjukan sang pasien untuk berpuasa. Ternyata, metode pengobatan puasa-lah yang sukses. Dari titik
tolak ini, para dokter ataupun masyarakat secara umum membutuhkan ritual ini tanpa ada rasa tekanan ataupun
paksaan. Karena dengan inilah justru mereka ketagihan dengan puasa yang notabene secara dzahir
memberatkan.

Demikian pula dengan zakat,3 zakat juga bisa dijadikan sebagai kebutuhan. Jika kita bisa memahami arti zakat
yang sesungguhnya, maka setiap orang akan melakukan ritual ini, walaupun misalnya syari'at tidak
mewajibkan. Bila dilihat dari kaca mata social, zakat merupakan entitas yang mempunyai banyak manfaat,
karena dengan inilah seeorang bisa lebih dekat dengan masyarakat, timbol hormat-menghormati, yang kaya
sayang dengan yang miskin dan si miskin menghormati si kaya. Dari amaliah ini, secara tidak langsung pahala
yang diberikan justru lebih besar dan agung dari pada nilai yang diberikannya.4 Dan justru dengan zakatlah,
harta benda yang sedikit nyempret dengan hal-hal yang kotor bisa dibersihkan dengan amal ini.5

1
Tulisan ini disampaikan dalam acara diskusi “ Riyadhul Muhibbin” di kediaman Bapak Agus Mardianto, 19 Maret 2010
2
Mahasiswa Pasca Sarjana Fakultas Syari’ah Islamiah (Fikih Muqaran) di Universitas Oumdurman Al-Islamiah Sudan.
3
Zakat merupakan amaliah yang diwajibkan pemeluknya, elemen ini merupakan entitas yang urgen, kalau shalat lebih terkesan
bersifat personal, akan tetapi zakat lebih bersifat komunal. Artinya zakat lebih kental berhubungan dengan masharakat. Maka bisa
dikatakan bahwa Islam merupakan pembentukan diri kepada diri sendiri dan pembentukan personal dengan masharakat. Karena dengan
zakat interaksi antar sesama bisa harmonis.

Selain itu, zakat merupakan aktifitas untuk penyucian harta benda yang kita miliki, karena arti zakat itu sendiri adalah pembersihan.
Karena tidak bisa dielakkan ketika seseorang mengais harta benda adakalanya tercampur dengan barang-barang subhat. Maka dengan
sistim inilah harta-harta yang berkaitan dengan barang haram bisa disucikan. Rasulullah Saw berkata "lakukanlah sedekah, karena
sedekah itu mempunyai enam pahala (manfaat). Pahala yang tiga didapat didunia, sementara yang tiga lagi dapat di raih di akhirat.
Adapun pahala yang didapatkan di dunia adalah, rizki akan ditambah, harta akan dibanyakkan dan rumah akan di bahagiaakna
(banyak yang silaturahim). Sedangkan tiga pahala yang didapatkan di akhirat adalah, ia akan menjadi penutup aurat, akan menjadi
pelindung diatas kepala dan akan menjadi penghalang dari api neraka" dari hadits ini bisa kita pahami bahwa begitu besar manfaat
yang kita dapat dari zakat tersebut.

4
‫ وأما التي‬، ‫ فأما التي في الدنيا فتزيد في الرزق وتكثر المال وتعمر الديار‬، ‫ ثلثة في الدنيا وثلثة في الخرة‬، ‫ » عليكم بالصدقة فإن فيها ست خصال‬: ‫قال صلى ال عليه وسلم‬
‫ل فوق الرأس وتكون سترًا في النار‬ ً ‫ » في الخرة فتستر العورة وتصير ظ‬.
5
{ 18 : ‫سِه { ] فاطر‬ ِ ‫] َوَمن تزكى َفِإّنَما يتزكى ِلَنْف‬Artinya adalah barang siapa melakukan zakat, niscaya zakat itu membersihkan dirinya sendiri.
1
Dalam kesempatan kali ini, penulis akan mengelaborasi lebih jauh tentang arti shalat. Bila kita menelisik
makna dan arti dalam shalat, sungguhlah banyak rahasia yang terdapat didalamnya. Shalat bisa diartikulasikan
sebagai aktifitas yang berguna di dunia dan akhirat. Di pandang dari akhirat seorang hamba semakin dekat
dengan Tuhannya. Sementara dipandang dari segi keduniaan, shalat bisa menambah kebugaran fisik karena
secara tidak langsung gerakan yang ada didalam shalat ternyata mengandung gerakan-gerakan yang konon
dikatakan sebagai proses rehabilitasi penyakit-penyakit kronis serta mampu menciptakan kebugaran kepada
jasmani.

Bila kita analisa dari sudut bacaan, dalam shalat terdapat bacaan-bacaan yang mempunyai arti penyerahan diri
secara totalitas, selain itu juga mengandung ungkapan hati dengan ungkapan rasa syukur, menyucikan dan
mengagungkan keberadaan sang Tuhan yang maha agung dan kuasa. Dilihat dari bentuk gerakan dan posisi
yang ada dalam shalat, kita akan menemukan dan merasakan betapa posisi-posisi dan gerakan sangat
bermanfaat terhadap kesehatan hidup kita.

Jika kita mau menelaah dan menganalisa terhadap syari'at yang notabene telah diwajibkan kepada
pemeluknya, maka kita temukan manfaat yang dirasakan secara langsung dalam kehidupan nyata. Sehingga
syari'at-syari'at yang mengandung aturan-aturan wajib tidak menjadi beban terhadap pemeluknya, tapi justru
mereka merasa ada yang kurang dalam kehidupannya jika mereka tidak melakukan ritual yang diwajibkan.
Maka, sepertinya tidak perlu diperdebatkan lagi bahwa memang syari'at diperuntukan kepada masyarakat,
sehingga syari'at yang ada mampu tampil dengan wajahnya yang humanis, muncul dengan ajarannya yang
elastis dan terbangun sebuah pemahaman untuk mengatakan sepakat untuk tidak sepakat jika Islam datang
dengan wujudnya yang separatis, radikal dan ekstrim.

2. Tujuan syariat diturunkan

syari'at adalah kumpulan antara kaidah-kaidah atau hukum yang telah disyari'atkan Allah kepada hambanya
dengan perantara Rasul-Nya untuk menata sistematika ibadah kepada rabb-nya dan menata system interaksi
satu dengan yang lainnya di segala lini kehidupan yang berbeda-beda, baik dalam segi ekonomi ataupun
politik, Negara dan etika untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.6

Dari rancang bangun ini, bisa disimpulkan bahwa syari'at yang ada mempunyai tujuan dan makna lebih
spesifik dalam interaksi terhadap lingkungan atau terhadap sesamanya.adapun nilai-nilai itu adalah:

- Syari'at diperuntukkan terhadap orang-orang mukallaf secara umum

Artinya syari'at muncul sebagai sandaran secara umum yang tidak hanya dikhususkan pada satu personal
saja, akan tetapi syari'at yang ada difokuskan dan diperuntukkan kepada orang-orang mukallaf secara umum
yang lebih luas.

- Mengkombinasikan antara hukum yang bersifat paten dan hukum yang elastis

Artinya, bahwa hukum-hukum syari'at merupakan bentuk korelasi dua bentuk dari hukum yang bersifat
paten dan elastis. Yaitu satu dalil yang tidak berubah dan bergeser walaupun situasi dan kondisi berubah.
Satu dalil lain yaitu yang bersifat flexible, maksudnya dalil ini mampu mengkondisikan diri pada situasi dan
kondisi, sehingga hukum yang satu ini tetap tampil lentur berdasarkan fenomena yang ada dan berdasarkan
hasil ijtihad ulama.

- Nilai-nilai hukum yang ada lebih cenderung pada pengayoman yang menyeluruh untuk
menciptakan kemaslahatan.

Artinya, bahwa hukum yang diwajibkan dalam syari'at tercipta secara menyeluruh, baik dalam segi
keduniaan ataupun keakhiratan, secara personal ataupun komunal. Karena bisa dikatakan bahwa dunia ini
tidak akan berarti tanpa adanya akhirat, begitu juga akhirat tidak terasa penting tanpa hadirnya dunia dan tidak
ada jamaah kecuali sebuah kumpulan orang-orang sedikit demi sedikit berkumpul jadi satu.

6
Dr. Tijani Abu Bakar, maqasid al-Syari'ah al-Islamiyah, maktabah Oumdurman, Sudan, 2003, hal. 11-12
2
- Menjadikan agama sebagai barometer dalam interaksi atau perilaku yang ada dalam kancah
social

Syari'at yang notabene kumpulan hukum-hukum masih tetap mempunyai ikatan dengan iman kepada Allah
dan hari akhir sebagai barometernya. Karena sering banyak terjadi manusia mengalami collaps karena
mengalami benturan-benturan, baik benturan yang bersifat pemikiran, akidah atapun kepercayaan. Maka
dalam hal ini, syari'at mempunyai pegangan yang dijadikan sebagai sandaran.

- Menjaga sumber syari'at yaitu al-qur'an dan al-hadits dari perubahan

Al-Qur'an al-karim dan al-Hadits al-Syarif merupakan dua sumber dalam syari'at agama islam, dua kanon ini
merupakan sebuah rujukan yang sudah sempurna. Sehingga sebagai pemeluknya mempunyai kewajiban untuk
menjaganya. Selain itu Allah swt juga sudah berjanji dalam firman-Nya bahwa , Allah yang menurunkan kitab
itu dan Allahlah yang akan menjaga-Nya. Dari titik tolak ini adanya seorang hamba menjaga dua kanon ini
merupakan sebuah perantara dari sang Khaliqnya.

Yang lebih signifikan lagi adalah adanya aturan langsung yang diberikan sang khalik terhadap mahluk-Nya.
Karena bila dilihat dari sisi lain, seorang hamba diciptakan Tuhannya hanya untuk beribadah kepada Allah
swt. Seperti yang tertera di dalam ayat al-Qur'an "bahawa saya (Allah) tidak menciptakan jin dan manusia
kecuali supaya mereka menyembahku". Dari ranah lain, Allah swt mengutus seorang rasul kepada satu ummat
hanya supaya menyerukan beribadah kepada Allah swt.

3. Makna Shalat secara Hakiki dalam Kehidupan7

Shalat merupakan aktifitas yang diwajibkan oleh Allah Swt kepada kaum muslimin seantero dunia ini. Ia
merupakan sebuah symbol penyerahan dhahir batin kepada Tuhannya. shalat adalah sebuah ucapan dan
perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Selain itu, shalat juga mempunyai waktu
khusus kapan ia dikerjakan.8 Bila kita mengerjakannya tanpa ada pikiran atau usaha mengetahui rahasia
dibalik semua itu, maka tidak akan menemukan keistemewaannya. Padahal dibalik semua itu ada permata
yang lebih indah dari Kristal dan berlian. Ada hikmah yang lebih agung dari pada gunung. Ada tujuan yang
lebih dalam dari pada samudra.

Shalat mempunyai rahasia yang agung dalam kehidupan social kita, ia mempunyai nilai kesehatan dalam
gerakan-gerakannya. Ia mempunyai makna yang dalam pada kalimat-kalimat yang tertuang. Dan ia-pun
mempunyai nuansa koreksi dalam waktu pelaksanaannya.

Dalam sub ini, penulis ingin sedikit memaparkan statemen yang terakhir, yaitu bahwa shalat mempunyai nilai
koreksi dalam waktu pelaksanaannya. Kenapa shalat dilakukan pada waktu yang berpisah-pisah? Kenapa
renggang waktu yang dilakukannya berbeda durasinya antara satu shalat dengan lainnya. Rahasia apakah
dibalik semua ini? Apakah ia hanya sebuah keberagaman belaka, supaya para manusia tidak jenuh dengan
pekerjaan itu? Apakah bukan lebih simple , jika shalat hanya dilakukan pada satu waktu saja, sehingga
kewajiban yang ada tidak menuntut terus menerus?9 Apakah ia diturunkan hanya untuk mengisi kekosongan
hamba-hambanya, sehingga pikiran mereka tidak jenuh dengan kerjaan yang ada? Dan ataukah hanya sebatas
pembuktian ketaan seoarang hamba kepada Tuhan-Nya?

Wahai para manusia! Ketahuilah, tidak hanya itu saja. Ada tujuan yang lebih agung, ada makna yang lebih
indah dan ada maksud yang tidak bisa kita lihat kecuali kita melakukan analisis dan riset terhadap semua itu.
Yang pasti ada rahasia yang terpendam pada semua perintah-perintah yang diberikan Allah Swt kepada
hambanya. Maka, mari kita telaah tulisan berikut ini.

‫ » من نسي صلة فليصلها إذا ذكرها ل كفارة لها إل ذلففك « )المففام الففرازى فففي‬: ‫ روى قتادة عن أنس رضي ال عنهما قال قال رسول ال صلى ال عليه وسلم‬. 7
368 :‫ صحيفة‬،10:‫ الجزء‬،‫تفسيره‬
( 103 :‫إن الصلة كانت على المؤمنين كتابا موقوتا)النساء‬8
‫ والففواجب مففن‬، ‫ [ فالواجب من الدلوك إلى الغسق هففو الظهففر والعصففر‬78 : ‫ن الفجر { ] السراء‬ َ ‫ق اليل َوُقْرءا‬
ِ‫س‬َ‫غ‬ َ ‫ك الشمس إلى‬ ِ ‫ } َأِقِم الصلة ِلُدُلو‬: ‫ قوله تعالى‬9
: ‫ وثالثها‬. ‫ وهذه الية توهم أن للظهر والعصر وقتًا واحدًا وللمغرب والعشاء وقتًا واحدًا‬، ‫الغسق إلى الفجر هو المغرب والعشاء والواجب في الفجر هو صلة الصبح‬
، ‫ [ والمراد منه الصلتان الواقعتان في طرفي النهار وهما المغرب والصبح‬17 : ‫ن { ] الروم‬ َ ‫حو‬ُ ‫صِب‬
ْ ‫ن ُت‬
َ ‫حي‬
ِ ‫ن َو‬
َ ‫سو‬
ُ ‫ن ُتْم‬
َ ‫حي‬ِ ‫ن ال‬
َ ‫حا‬
َ ‫سْب‬ُ ‫قوله سبحانه } َف‬
3
Dalam paparan ini, penulis akan membicarakan perihal shalat yang notabene mempunyai spesialisasi dalam
waktu yang dilakukan. Shalat dalam islam mempunyai lima waktu yang dilakukan dalam sehari semalam. Bila
kita telusuri, bahwa waktu shalat yang ada merupakan awal dari pergantian waktu dan mempunyai arti penting
dalam hidup, shalat bisa dijadikan sebagai cermin prilaku kita terhadap Tuhan penguasa alam ini. Shalat juga
bisa digunakan sebagai tolak ukur atas kebaikan-kebaikan yang bersifat ilahiyah secara komprehensif di
tengah-tengah aktifitas kehidupan kita. Maka dari itu shalat yang diwajibkan banyak bacaan-bacaan yang
mengisyaratkan terhadap penyucian Tuhan, pengagungan terhadap kekuasaan yang dimiliki Allah Swt dan
terhadap waktu yang berjalan di muka bumi ini. Selain itu shalat juga terdapat bacaan-bacaan syukur yang di
tujukan kepada Allah sang punguasa bumi seperti nikmat-nikmat yang diberikan yang tidak terhitung dan
terbatas.

Shalat yang diwajibkan terhadap umat Rasulullah ada lima waktu. Shalat ini dilakukan dengan waktu yang
berbeda-beda dan dalam senggang durasi yang bermacam-macam pula. Ada maksud yang tersembunyi
kenapa Allah Swt mewajibkan demikian. 10Maka Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam fenomena
ini.

a. Shalat Subuh (Fajar)

Waktu fajar sampai terbitnya matahari merupakan sebuah symbol musim semi, sebuah masa yang begitu
indah, musim yang hangat atau tidak dingin dan tidak juga panas. Ia juga bisa dikatakan seperti anak bayi yang
mau keluar dari gua pertapaannya, yang mana ia merasakan kebebasan serta keceriaannya dengan
dibuktikannya mengeluarkan air mata kebahagiaan yang diselingi dengan suara indah yang mendayu-dayu.
Waktu subuh juga bisa diartikan sebagai sebuah hari pertama dari hari diciptakan langit-langit dan bumi-
bumi.11 Jadi waktu shalat yang terdapat dalam shalat subuh merupakan waktu yang penuh dengan senyuman
dan kegembiraan.

b. Shalat Dzuhur

Waktu dzuhur merupakan symbol sebuah pertengahan masa musim panas, ia juga mengisyaratkan sebagai
anak muda yang mengalami proses pematangan. Masa ini juga menjadi symbol proses penciptaan manusia ke
dalam urusan-urusan dunia. Fenomena ini mengingatkan pada keagungan Tuhan terhadap rahmat yang
diberikan kepada mahluk-mahluk yang ada di dunia ini.

Pertengahan masa disini bisa dikatakan sebagai proses pematangan, sehingga dari proses ini yang notabene
sampai pada titik ketika matahari berdiri diatas ubun-ubun dan permulaan dari pergeseran matahari. Maka,
sangat cocok jika diiringi dengan istirahat ditengah-tengah kesibukan, yang mana aktifitas ini membuat
kebisingan di otak kita. Bisa dikatakan bahwa waktu shalat dzuhur merupakan saat istirahatnya ruh untuk
bernafas dari kepenatan tugas-tugas harian yang ada. Sebuah masa untuk melepaskan sementara waktu dan
melepaskan sebagai relaxasi badan untuk menenangkan batin yang kacau dan tercampur dengan pekerjaan.

c. Shalat Ashar

Waktu ashar merupakan sebuah cermin musim gugur, kalau kita gambarkan pada manusia, waktu ashar
hampir serupa dengan masa-masa ketuaan, sehingga ketika dimasa mudanya ia gunakan dengan hal-hal yang
bermanfaat atau berguna maka, di hari inilah ia akan memetiknya dan merasakan kebahagiaan. Dalam kata
hikmah dikatakan “barang siapa pada masa mudanya berleha-leha, maka pada masa tuanya akan
merasakan kepayahan (kecapekkan). Barang siapa pada waktu mudanya kepayahan (kecapekan), maka pada
masa tuanya akan berleha-leha”12 Pada masa-masa inilah mengingatkan kita pada sang Tuhan, bahwa ia
merupakan dzat yang memberi nikmat dan rahmat.

Selain itu waktu ashar merupakan waktu yang sangat rawan dalam kehidupan, ia bisa menjadi momok
penyakit yang ganas dalam kesehatan manusia. Dalam fenomena ini rasulullah menyebutkan “barang siapa

10
Imam Fakhruddin Al-Razi, Tafsîr al-Kabîr (Mafâtîh al-Ghaib), Mauqi’u al-Tafsir, juz, 10, hal. 366.
11
Al-Imam Badi’uz Zaman Sa’id al-Nursy, Al-Kalimât, Dar al-Sanabil al-Dzihbiyyah, cet. I, Kairo, 2008, hal.
43
12
‫ من تعب في شبابه استروح في شيوخه " )الحكمة‬،‫)قال القائل "من استروح في شبابه تعب قي شيوخه‬
4
tidur setelah ashar maka seakan-akan akalnya disalib. maka untuk menyikapi ini, perlu adanya system untuk
mengantisipasi kejadian yang ada.

Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa waktu ashar merupakan waktu yang mirip sekali dengan musim
gugur yang notabene terkesan sedih, ia juga sama seperti yang terjadi pada manusia ketika mengalami ketuaan
yang merupakan isyarat akan berakhirnya masa di dunia ini. Dan masa inilah yang akan membuktikan baik
dan tidaknya prilaku manusia sebelumnya. Karena nikmat Tuhan akan turun dan tidak akan berpihak terhadap
siapapun . Maka harapan untuk selalu diberikan kesehatan, keselamatan dan mampu menjalankan hal-hal yang
baik adalah doa yang harus dikumandangkan.

Masa ini, merupakan sebuah waktu yang mana matahari mulai condong ke kebawah dan akan menghilang
ditelan awan, kejadian ini merupakan isyarat bahwa manusia merupakan sebuah entitas yang tidak punya daya
upaya untuk menghadapi dunia ini, selain itu, fenomena ini bisa dijadikan sebagai bahan kontemplasi bahwa
waktu (masa) yang ada tidaklah selamanya, dan segala sesuatu yang terjadi hanyalah sementara yang akan
hilang dan punah.

d. Shalat Maghrib

Waktu Maghrib merupakan masa peralihan, ia diibaratkan sebagai waktu ketika bangun dari tidur gelapnya.
Waktu maghrib merupakan sebuah masa tenggelamnya Matahari, sebuah detik yang merubah situasi dan
kondisi, dari terang berganti gelap, dari musim semi ke musim gugur dan juga menjadi isyarat bahwa
tenggelamnya matahari merupakan pertanda akan kematian manusia, hancurnya dunia dan sebuah awal
datangnya hari Kiamat.

Waktu maghrib bisa dikatakan sebagai masa awal masuknya manusia ke alam kubur di saat kematiannya,
selain itu juga bisa dikatakan sebagai masa yang penuh kesedihan, karena pada masa ini seorang manusia
mengalami perpisahan dengan orang-orang yang dicintai. Dilain pihak, waktu maghrib bisa diisyaratkan
sebagai peralihan alam keduniaan menuju alam-alam lain dengan fana'nya dunia ini dan hilangnya wujud
dunia. Dilain sisi juga bisa dikatakan bahwa masa yang ada ini merupakan fenomena padamnya atau
berakhirnya masa-masa ujian. Sehingga zaman atau masa ini merupakan waktu untuk bangun dan merasakan
hasil atas aktifitas yang dilaluinya.

e. Shalat Isya’

Shalat Isya’ merupakan petanda pemberitahuan adanya keagungan Tuhan yang mempunyai kekuasaan yang
tidak terbatas, ia merupakan dzat yang mampu menggantikan waktu siang yang benderang menjadi malam
yang diselimuti gelap kehitam-hitamman. Waktu isya’ juga menjadi isyarat sebagai musim dingin yang
diselimuti kabut ataupun salju yang seakan-akan berubah total menjadi kota mati yang menakutkan. Dan
waktu Isya’ ini juga menandakan sebagai sebuah masa yang akan ditutupnya dunia ini, sehingga kehidupan
manusia beralih kedalam kematian yang mendebarkan.

Selain itu, waktu isya' merupakan perlambang tertutupnya malam yang gelap gulita disertai dengan suara
desingan angin-angin yang menyeramkan. serta mengingatkan pada Tuhan yang maha kuasa yang mana telah
melakukan hal-hal diluar dugaan manusia, dialah dzat yang menjadikan silih bergantinya malam dan siang
sebagai symbol adanya lembaran hitam dan putih. Tidak hanya itu, dialah dzat yang mengatur peredaran
matahari dan rembulan sehingga kedatangannya tidak datang bersama atau tabrakkan, karena dengan kedua
symbol inilah malam dan siang tercipta di dunia ini.

Dari fenomena itu, terlintas dibenak tentang perubahan musim yang ada di dunia ini, bagaimana terjadinya
musim dingin menjadi musim panas, dari musim semi menjadi musim gugur. Inilah waktu yang tepat untuk
berkontemplasi atas fenomena yang terjadi disekitar kita atau kejadian yang secara langsung terbentur dengan
aktifitas kita. Yang menjadi titik poin adalah perubahan yang terjadi di sekian perubahan yang ada tidak
menjadikan Tuhan semesta alam berat atau tersibukkan dengan hal itu. karena Sang maha kuasa merubah
semua itu dengan mudah seperti membalikkan telapak tangan atau membuka halaman-halaman buku.

Dari fenomena itu, terlintas dibenak tentang perubahan musim yang ada di dunia ini, bagaimana terjadinya
musim dingin menjadi musim panas, dari musim semi menjadi musim gugur. Inilah waktu yang tepat untuk
5
berkontemplasi atas fenomena yang terjadi disekitar kita atau kejadian yang secara langsung terbentur dengan
aktifitas kita. Yang menjadi titik poin adalah perubahan yang terjadi di sekian perubahan yang ada tidak
menjadikan Tuhan semesta alam berat atau tersibukkan dengan hal itu. karena Sang maha kuasa merubah
semua itu dengan mudah seperti membalikkan telapak tangan atau membuka halaman-halaman buku.

Adapun ruh manusia yang ada merupakan symbol kelemahan dan ketidak-mampuan yang selalu ada, ia
merupakan entitas yang selalu butuh dan berharap terhadap dzat yang maha kuat. Selain itu kejiwaan manusia
juga selalu mengalami pergolakan dan perubahan atau kejadian-kejadian yang tak pernah usai. Jadi ketika
seseorang melakukan shalat isya', hendaknya tidak melupakan hal-hal yang mengabaikan shalat tersebut atau
meninggalkannya.

Inilah shalat lima waktu yang diwajibkan Allah swt kepada hambanya, dari alasan inilah pergantian waktu
yang ada merupakan cerminan pada realita kehidupan ini.

Sekali lagi, bahwa waktu-waktu yang terdapat dalam shalat lima waktu merupakan sebuah symbol atau isyarat
pergantian yang maha dahsyat jika kita mau menganalisa dan berfikir tentang itu. Selain itu, sebenarnya shalat
lima waktu yang dilakukan secara pisah-pisah merupakan sebuah koreksi diri atas keadaan yang terjadi di
sekitar kita. Yang pasti masih banyak rahasia yang tersembunyi dalam shalat yang kita kerjakan sehari
semalam. Karena semua ini merupakan perlambang ritual yang dilakukan seorang mahluk dengan khaliqnya.

4. Simbolisasi Gerakan Shalat Dilihat dari Ranah Kebugaran (Kesehatan)

Sudah dijelaskan dimuka, bahwa shalat tidak hanya mendapatkan balasan di akhirat nanti, akan tetapi jika kita
melaksanakan dengan gerakan-gerakan secara proporsional maka akan berpengaruh langsung dengan
kebugaran tubuh dan mampu menjadi obat dari berbagai jenis penyakit.

Sebagai seorang hamba, mestinya akan melakukan perintah Tuhannya dengan baik dan benar. Karena Allah
swt sudah barang pasti mengetahui manfaat-manfaat dari apa yang diperintahkan. Apalagi dalam shalat,
karena dilaksanakannya shalat bukan karena ketakwaannya belaka, akan tetapi mempunyai perngaruh terhadap
kesehatan. Dan bukti ini sudah dirasakan di masyatakat umum.

Dibawah ini, penulis akan mengemukakan secara ringkas dari beberapa manfaat dari shalat terhadap
kebugaran dan kesehatan tubuh. Tulisan merupakan sebuah kongklusi riset yang dilakukan oleh DR, shaleh,
yaitu sosok dosen di perguruan tinggi Surabaya. Selain itu, penulis langsung korelasikan dengan hadits nabi
agung Muhammad saw, sebagai bentuk bukti bahwa kewajiban agama memang benar mempunyai hikmah dan
manfaat di dalam realita kehidupan. Adapun dalam tulisan ini, penulis memaparkan gerakan-gerakan atau
posisi dalam syalat. Adapun posisi atau gerakan yang mempunyai hubungan kuat dengan kebugaran tubuh
adalah sebagai berikut:

a. Takbiratul Ihram

Secara umum takbiratul ihram dilakukan dengan berdiri tegak kemudian mengucapkan takbir dengan
mengangkat kedua belah tangan sampai sejajar kedua pundaknya, kemudian kedua belah tanganya diletakkan
dibawah dada dengan menjadikan tangan kanannya diatas diatas kirinya. Keterangan ini selaras dengan hadits
yang diriwayatkan oleh Abi Humaid ra, "bahwa ia melihat Nabi Muhammad saw ketika takbir mengangkat
kedua tangannya sehingga sejajar dengan kedua pundaknya" 13 Riwayat lain dikisahkan dari Wail bin Hajar ra
ia berkata "saya pernah melakukan shalat dengan Rasulullah saw dan beliau meletakkan tangan kanannya di
atas tangan kirinya dan kedua tangannya diletakkan diatas dadanya"(H.R. Ibnu Huzaimah)14

Dari beberapa gerakan diatas dilihat dari medis mempunyai manfaat untuk melancarkan aliran darah, getah
bening (limfe), dan kekuatan otot lengan. Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancer
ke seluruh tubuh. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya oksigen

ِ‫حْذَو َمْنِكَبْيه‬
َ ‫ل َيَدْيِه‬
َ ‫جَع‬
َ ‫ ِإَذا َكّبَر‬- ‫ صلى ال عليه وسلم‬- ‫ي‬
ّ ‫ت َالّنِب‬
ُ ‫ َرَأْي‬- : ‫ل‬َ ‫ َقا‬- ‫ رضي ال عنه‬- ‫ي‬ ّ ‫عِد‬
ِ ‫سا‬
ّ ‫حَمْيٍد َال‬
ُ ‫ن َأِبي‬ َ ‫ َو‬13
ْ‫ع‬
‫خَزْيَمَة‬
ُ ‫ن‬
ُ ‫جُه ِاْب‬
َ ‫خَر‬
ْ ‫ َأ‬- ‫صْدِرِه‬
َ ‫عَلى‬
َ ‫سَرى‬
ْ ‫عَلى َيِدِه َاْلُي‬
َ ‫ضَع َيَدُه َاْلُيْمَنى‬
َ ‫ َفَو‬- ‫ صلى ال عليه وسلم‬- ‫ي‬
ّ ‫ت َمَع َالّنِب‬ُ ‫صّلْي‬
َ -:‫ل‬ َ ‫ َقا‬- ‫ رضي ال عنه‬- ‫جٍر‬ ْ‫ح‬ ُ ‫ن‬ ِ ‫ل ْب‬
ِ ‫ن َواِئ‬َ ‫ َو‬14
ْ‫ع‬
6
menjadi lancer. Kemudian kedua tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah. posisi ini
menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.

b. Ruku’

Ruku’ secara pemahaman epistemology adalah membengkokkan punggung dan meletakkan kedua tangannya
diatas lutut, sehingg tulang belakang lurus tegak, dan misalnya diletakkan sebuah gelas diatasnya maka tidak
akan tumpah. Dalam hadits diterangkan, yang diriwayatkan dari Abi Humaid ra" bahwa Rasulullah saw ketika
melakukan ruku' maka meletakkan kedua tangannya diatas kedua lututnya"15

Posisi seperti ini yaitu kepala lurus dengan tulang belakang bermanfaat untuk menjaga kesempurnaan posisi
serta fungsi tulang belakang (corpus vertebrae) yang notabene sebagai penyangga tubuh dan pusat saraf. Posisi
jantung sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Tangan yang bertumpu di
lutut berfungsi untuk merelaksasikan otot-otot bahu hingga ke bawah. Selain itu, ruku' adalah sarana latihan
bagi kemih sehingga gangguan prostate dapat dicegah.

c. I’tidal

I'tidal adalah bangun dari ruku' yang mana tubuh kembali tegak dengan mengangkat tangan setinggi telinga
dan sampai tulang punggungnya kembali seperti sedia kala (tulang punggungnya kembali ke tempatnya).
Dalam hadits diterangkan, yang diriwayatkan dari Abi Humaid ra" kemudian rasulullah membengkokkan
punggungnya, dan ketika mengangkat kepalanya (I'tidal) maka kembali tegak sampai tiap-tiap dari tulang
punggungnya kembali pada tempatnya"16

Posisi sepeerti ini merupakan variasi dari postur setelah ruku’ dan sebelum sujud. Gerakan ini bermanfaat
sebagai latihan yang baik bagi organ-organ pencernaan. Pada saat I’tidal dilakukan, organ-organ pencernaan di
dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Tentu memberi efek melancarkan
pencernaan.

d. Sujud

Sujud adalah menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki (jari-jemari kaki), dan dahi pada
lantai. Dalam hadits diterangkan, seperti yang diriwayatkan dari Abi Humaid ra" bahwa Rasulullah ketika
bersujud meletakkan kedua tangannya tidak terlalu membentangkan dan tidak terlalu menggenggamnya serta
ujung-ujung jemari kedua kakinya menghadap kekiblat"17 di dalam hadits lain juga dikatakan, diriwayatkan
dari imam al-Laits "bahwa Rasulullah ketika bersujud maka membuka lebar-lebar kedua tangannya dari
ketiaknya, sehingga saya melihat putihnya ketiaknya".18

Dalam Posisi seperti ini berguna untuk memompa getah bening ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung di
atas otak menyebabkan daerah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada
daya pikir seseorang. Oleh karena itu, sebaiknya lakukan sujud dengan tuma’ninah, tidak tergesa-gesa agar
darah mencukupi kapasitasnya di otak. Posisi seperti ini menghindarkan seseorang dari gangguan wasir.
Khusus bagi wanita, baik ruku’ maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan
organ kewanitaan.

‫ن ُرْكَبَتْيه‬
ْ ‫ن َيَدْيِه ِم‬
َ ‫ َوِإَذا َرَكَع َأْمَك‬- ‫ صلى ال عليه وسلم‬- ‫ي‬
ّ ‫ت َالّنِب‬
ُ ‫ َرَأْي‬- : ‫ل‬
َ ‫ َقا‬- ‫ رضي ال عنه‬- ‫ي‬
ّ ‫عِد‬
ِ ‫سا‬
ّ ‫حَمْيٍد َال‬
ُ ‫ن َأِبي‬
ْ‫ع‬َ ‫ ِ َو‬15
, ‫ل َفَقاٍر َمَكاَنُه‬
ّ ‫حّتى َيُعوَد ُك‬
َ ‫سَتَوى‬
ْ ‫سُه ِا‬
َ ‫ َفِإَذا َرَفَع َرْأ‬, ‫ظْهِرِه‬َ ‫صَر‬ َ ‫ ُثّم َه‬- ‫ صلى ال عليه وسلم‬- ‫ي‬ ّ ‫ت َالّنِب‬
ُ ‫ َرَأْي‬- : ‫ل‬
َ ‫ َقا‬- ‫ رضي ال عنه‬- ‫ي‬
ّ ‫عِد‬
ِ ‫سا‬
ّ ‫حَمْيٍد َال‬
ُ ‫ن َأِبي‬
ْ‫ع‬َ ‫ ِ َو‬16

ِ ‫طَرا‬
‫ف‬ ْ ‫ل ِبَأ‬
َ ‫سَتْقَب‬
ْ ‫ َوا‬, ‫ضِهَما‬
ِ ‫ل َقاِب‬
َ ‫غْيَر ُمْفَتِرش( َو‬َ ‫ضَع َيَدْيِه‬
َ َ‫جَد و‬
َ‫س‬َ ‫ َفِإَذا‬- ‫ صلى ال عليه وسلم‬- ‫ي‬ ّ ‫ت َالّنِب‬
ُ ‫ َرَأْي‬- : ‫ل‬
َ ‫ َقا‬- ‫ رضي ال عنه‬- ‫ي‬ ّ ‫عِد‬
ِ ‫سا‬
ّ ‫حَمْيٍد َال‬ُ ‫ن َأِبي‬ ْ‫ع‬ َ ‫ ِ َو‬17
.‫جَلْيِه َاْلِقْبَلَة‬
ْ ‫صاِبِع ِر‬
َ ‫َأ‬
.‫طْيِه‬
َ ‫ض ِإْب‬
َ ‫لَرى َبَيا‬َ ‫حّتى ِإّنى‬ َ ‫طْيِه‬
َ ‫ن ِإْب‬
ْ‫ع‬
َ ‫ج َيَدْيِه‬
َ ‫جَد َفّر‬
َ‫س‬َ ‫ن ِإَذا‬ َ ‫ َكا‬-‫صلى ال عليه وسلم‬- ‫ل‬ ِّ ‫ل ا‬
َ ‫سو‬ُ ‫ن َر‬ ِ ‫ َوِفى ِرَواَيِة الّلْي‬18
ّ ‫ث َأ‬
7
Setiap inci otak manusia memerlukan darah yang cukup untuk berfungsi secara normal. Darah tidak akan
memasuki urat saraf di dalam otak melainkan ketika seseorang sujud dalam shalat. Urat saraf tersebut
memerlukan darah untuk beberapa saat tertentu saja. Ini berarti, darah akan memasuki bagian urat tersebut
mengikuti waktu shalat, sebagaimana yang telah diwajibkan dalam Islam.

e.Duduk di antara dua sujud

Duduk setelah sujud terdiri dari dua macam yaitu iftirasy (tahiyat awal) dan tawarru’ (tahiyat akhir).
Perbedaan terletak pada posisi telapak kaki. pada saat iftirasy, tubuh bertumpu pada pangkal paha yang
terhubung dengan saraf nervus Ischiadius. Di dalam hadits dijelaskan, seperti yang diriwayatkan dari Abi
Humaid ra "bahwa Rasulullah ketika duduk diantara dua rakaat, maka beliau duduk diatas kakinya yang kiri
dan mengangkat kakinya yang kanan, dan ketika mengangkat kepalanya dari sujud, maka beliau tidak sujud
kembali sampai duduknya sempurna ".19

Posisi ini mampu menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu
berjalan. Duduk tawarru’ sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih (uretra), kelenjar
kelamin pria (prostate) dan saluran vas deferens. Jika dilakukan dengan benar, posisi seperti ini mampu
mencegah impotensi. Variasi posisi telapak kaki pada iftirosy dan tawarru’ menyebabkan seluruh otot tungkai
turut meregang dan kemudian relaks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga kelenturan
dan kekuatan organ-organ gerak kita.

f. Salam

Salam merupakan aktifitas terakhir yang dilakukan di dalam shalat, adapaun system salam yang ada adalah
dengan memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal. Di dalam sebuah hadits dikatakan, yaitu hadits
yang diriwayatkan dari Ismail bin Muhammad dari Amir bin Saad dari bapaknya, ia berkata "saya melihat
Rasulullah Saw ketika salam yaitu dengan menoleh mulai dari kanan ke kiri sehingga saya melihat pipinya
yang putih".20 Aktifitas ini mempunyai manfaat merelaksasikan otot sekitar leher dan kepala menyempurnakan
aliran darah di kepala sehingga mencegah sakit kepala serta menjaga kekencangan kulit wajah.

Di samping itu, gerakan-gerakan dalam shalat sekilas mirip gerakan yoga ataupun peregangan (stretching).
Intinya, berguna untuk melenturkan tubuh dan melancarkan peredaran darah. Keunggulan shalat dibandingkan
gerakan lainnya adalah di dalam shalat kita lebih banyak menggerakkan anggota tubuh, termasuk jari-jari kaki
dan tangan.

Pada dasarnya, seluruh gerakan shalat bertujuan meremajakan tubuh. Jika tubuh lentur, kerusakan sel dan kulit
sedikit terjadi. Apalagi jika dilakukan secara rutin, maka sel-sel yang rusak dapat segera tergantikan.
Regenerasi pun berlangsung dengan lancar. Alhasil, tubuh senantiasa bugar.

5. Epilog

Inilah paparan singkat yang bisa ditorehkan dalam tulisan ini, yang pasti ada beberapa hal yang yang perlu
diperhatikan dalam tema ini, yaitu antara syariat dan masyarakat. karena mau tidak mau syariat dan
masyarakat tetap mempunyai korelasi kuat. Selain itu keduanya merupakan entitas yang saling melengkapi.
Artinya kedua elemen ini membutuhkan satu sama lain. Bila sebuah masyarakat tidak mempunyai aturan
(syariat) maka akan mengalami perjalanan gontai, karena tidak mempunyai mata rantai yang kuat dan jelas.

Selain itu, ada misi yang diangkat dari tulisan ini, yaitu menjadikan syariat sebagai kebutuhan masyarakat,
karena memang syariat diturunkan untuk masyarakat. Sehingga keduanya saling melengkapi dan mengisi.

َ ‫ َوَكا‬, ‫ب َاْلُيْمَنى‬
‫ن‬ َ ‫ص‬َ ‫سَرى َوَن‬ ْ ‫جِلِه َاْلُي‬
ْ ‫عَلى ِر‬ َ ‫س‬
َ ‫جَل‬
َ ‫ن‬
ِ ‫س ِفي َالّرْكَعَتْي‬
َ ‫جَل‬
َ ‫ َوِإَذا‬- ‫ صلى ال عليه وسلم‬- ‫ي‬ ّ ‫ت َالّنِب‬
ُ ‫ َرَأْي‬- : ‫ل‬َ ‫ َقا‬- ‫ رضي ال عنه‬- ‫ي‬ ّ ‫عِد‬ ِ ‫سا‬
ّ ‫حَمْيٍد َال‬
ُ ‫ن َأِبي‬ ْ‫ع‬َ ‫َو‬19
ّ ‫خاِر‬
‫ي‬ َ ‫جُه َاْلُب‬
َ ‫خَر‬
ْ ‫ َأ‬- ‫عَلى َمْقَعَدِتِه‬ َ ‫ َوَقَعَد‬, ‫خَرى‬
ْ‫ل‬ُْ ‫ب َا‬َ ‫ص‬َ ‫سَرى وََن‬ْ ‫جَلُه َاْلُي‬
ْ ‫خيَرِة َقّدَم ِر‬
ِ‫ل‬َْ ‫س ِفي َالّرْكَعِة َا‬
َ ‫جَل‬ َ ‫ َوِإَذا‬.‫سا‬
ً ‫جاِل‬
َ ‫ى‬ َ ‫سَتِو‬
ْ ‫حّتى َي‬
َ ‫جْد‬
ُ‫س‬ْ ‫جَدِة َلْم َي‬
ْ‫س‬ّ ‫ن ال‬ َ ‫سُه ِم‬
َ ‫ِإَذا َرَفَع َرْأ‬

‫ كنت أرى رسول ال صلى ال‬: ‫ وحدثنا إسحاق بن إبراهيم أخبرنا أبو عامر العقدي حدثنا عبدال بن جعفر عن إسماعيل بن محمد عن عامر بن سعد عن أبيه قال‬20
.‫عليه و سلم يسلم عن يمينه وعن يساره حتى أرى بياض خده‬
8
Tapi, konsekwensinya adalah keduanya harus bisa melekat di alam pikiran sehingga untuk merealisasikan
masyarakat yang tertata bisa dipenuhi.

Kemudian, sub-sub yang diangkat merupakan titik tolak untuk menuju harapan menciptakan kehidupan yang
sistematis, sehingga uraian-uraian yang ada merupakan sebuah usaha untuk menggapai permata itu. Bila kita
telaah secara jeli isi tulisan diatas, maka kita bisa menangkap pesannya dengan baik, yaitu jargon untuk
menjadikan ibadah sebagai kebutuhan bisa diterima. Dengan alasan bahwa antara hikmah dalam ritual
keagamaan mempunyai korelasi kuat dengan masyarakat. Statemen ini sudah melalui riset dan keterangan
yang ada dimuka.

Akhirnya, kita harus tetap berusaha untuk menciptakan kehidupan yang tertata dengan melakukan syariat atau
aturan agama yang ada. Karena dari analisa yang ada sudah membuktikan bahwa syariat memang bisa menjadi
kebutuhan masyarakat, karena filsafat agama diturunkan supaya mampu merambah kesemua lini kehidupan
yang menyeluruh dan membumi.

You might also like