You are on page 1of 3

c c

   


 c  

Naluri reproduksi dimiliki oleh semua makhluk hidup termasuk manusia. Pada proses
reproduksi itu ibu memiliki peran lebih kompleks yaitu berkaitan dengan resiko sakit bahkan
kematian. Peran ibu yang kompleks dan mengandung resiko yang dimaksudkan adalah resiko
kematian yang disebabkan dari proses pra kehamilan, sewaktu kehamilan, persalinan dan
nifas. Resiko kematian itu juga kematian maternal (x  x  
. Sedangkan
jumlah banyaknya kematian maternal selama satu tahun dalam 100.000 kelahiran hidup
disebut juga x  x  
 (Sarwono, 2005.

Di Negara-negara sedang berkembang jumlah kematian maternal menunjukan angka


lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara maju. Di Indonesia terutama di pedesaan,
angka kematian maternal jauh lebih tinggi dibandingkan angka kematian maternal di daerah
perkotaan. Masalah kematian maternal masih merupakan masalah pokok yang dihadapi
bangsa Indonesia. Hal kematian maternal tersebut berkaitan erat dengan kemampuan
pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh negara. Bahwa angka kematian maternal itu juga
berarti kemampuan memberikan pelayanan kesehatan kepada Ibu hamil dan persalinan masih
memerlukan perbaikan yang bersifat menyeluruh dan lebih bermutu (Manuaba, 1998.

Wiknjosastro (2002 berpendapat bahwa angka kematian maternal yang tinggi itu
disebabkan beberapa hal, 2 hal utamanya adalah kurangnya pengetahuan mengenai sebab-
sebab dan cara-cara penanggulangan komplikasi dalam kehamilan, persalinan serta nifas.
Sebab yang kedua adalah kurang meratanya pelayanan kebidanan yang baik bagi semua yang
hamil.

Untuk pemerataan pelayanan kebidanan yaitu dengan memperbanyak jumlah bidan desa
untuk ketersidaan dan kesiagaan bidan desa sekurang-kurangnya ada seorang bidan desa di
setiap desa. Dengan ketersediaan bidan desa yang berdomisili di Desa itu menjadikan
pelayanan maupun penannggulangan keadaan-keadaan dilapangan yang berkaitan dengan
kehamilan dan persalinan menjadi lebih baik.

Sesuai dengan gagasan Presiden Republik Indonesia pada pembukaan World Congress of
Human Reproduction di Nusa Dua, Bali, 1994. Bahwa bidan desa diharapkan dapat
memberikan pelayanan kebidanan yang lebih bermutu dan menyeluruh dan sebagai pengganti
dukun bayi, gagasan itu juga diikuti langkah kebijakan yang dapat mencapai peningkatan
pelayanan kebidanan dengan menyebarkan bidan desa beserta kongresnya.

Di lain pihak, pertolongan persalinan di desa-desa cenderung memilih bersalin dengan


bantuan pelayanan non kesehatan yaitu dukun bayi. Pertolongan persalinan dengan bantuan
dukun bayi dilakukan sudah secara turun-menurun beberapa responden mengatakan bahwa
pertolongan dengan dukun bayi lebih murah, mereka juga menyakini kemampuan dukun bayi
dalam antisipasi sewaktu kehamilan, persalinan dan pasca persalinan.

Menurut Sarwono (2002 bahwa tenaga yang sejak dahulu kala sampai sekarang
memegang peranan penting dalam pelayanan kebidanan ialah dukun bayi. Dalam
lingkungannya dukun bayi merupakan tenaga terpercaya dalam segala soal yang berkaitan
dengan reproduksi. Ia diminta pertimbangannya pada masa kehamilan, persalinan dan
mengurus ibu dan bayinya dalam masa nifas.

Pada umumnya dukun bayi adalah seorang wanita, biasanya umurnya diatas 40 tahun
dan ada yang berusia 75 tahun. Ia menjadi dukun karena pekerjaan ini turun-menurun dalam
keluarganya. Ia mendapatkan latihan untuk pekerjaan dukun dengan cara membantu dukun
yang lebih tua dan selanjunya menambah pengetahuannya dengan yang dialami dalam
praktek-praktek persalinan. Dukun bayi di pedesaan, bukan hanya memberikan pertolongan
teknis, melainkan juga diyakini mampu membuat spirit terhadap emosi kejiwaan dengan
mantra-mantra ataupun doa.

Sejak tujuh bulan kehamilan atau mulai tujuh bulan (Mitoni: Jawa dukun diminta untuk
memantau dan memberi saran-saran teknis tentang kehamilan. Dukun membantu pelaksanaan
selamatan baik secara ceremonial maupun ritualnya dan selanjutnya pasca persalinan ia
membantu merawat ibu dan bayi. Dukun juga membuatkan ramuan jamu yang harus
diminum secara periodik, jamu diyakini kemanjuran terhadap pemilihan-pemilihan kesehatan
organ tubuh sampai dengan kelancaran ASI bagi bayi.

Sebagian besar dukun bayi buta huruf, sebagian mampu baca tulis minimnya pendidikan
itu juga menjadikan kurangnya pemahaman struktur fisiologi organ-organ tubuh, demikian
juga pemahaman dengan organ-organ tubuh, demikian juga pemahaman dengan organ-organ
persalinan. Dengan begitu dukun tidak tahu tentang gejala-gejala maupun akibat yang
ditimbulkan dari tindakan ± tindakan yang ia lakukan. Akibat yang ditimbulkan dari tindakan
itu adalah bisa terjadi kerusakan organ , tidak sterilnya badan maupun lin gkungan ,serta
akibat lain sering timbul komplikasi yang diakibatkan dari kasalahan penanganan dalam
persalinan. Kesalahan dalam persalinan dapat menyebabkan persalinan kasep, kematian janin
dalam rahim, pendarahan akibat persalinan salah, robekan jalan lahir maupun plasenta tidak
keluar.

Persalinan dengan dukun dapat menimbulkan berbagai masalah yang menjadikan


penyebab utama tinggina angka kematian maternal. Angka kelahiran dari bulan Januari ± Mei
2008 sebanyak 300 orang dan angka kematian berjumlah 10 orang dari bulan Januari ± Mei
2008 di wilayah Kecamatan XXX yang terletak di Kabupaten XXX dengan letak geografis
rata ± rata 700 meter di atas permukaan air laut , Terdiri dari 11 desa yang terpencar dan
dengan jangkauan transportasi yang sulit.

Hal ± hal yang diuraikan di depan itulah mendorong peneliti mengambil penelitian
dengan tema faktor ± faktor apa saja yang mempengaruhi ibu bersalin dengan dukun bayi di
wilayah Puskesmas XXX Kabupaten XXX.

    

Masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan ´Faktor ± faktor apa saja yang
mempengaruhi ibu bersalin memilih pertolongan melahirkan dengan dukun bayi diwilayah
kerja Puskesmas Pagatan, Kecamatan Kusan Hilir, Kabupaten Tanah bumbu.



   

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor ± faktor yang mempengaruhi ibu bersalin yang melahirkan dengan
dukun bayi di Wilayah Puskesmas XXX, Kecamatan XXX, Kabupaten XXX.

2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui tingkat pendidikan yang mempengaruhi ibu bersalin dalam pemilihan
persalinan.

2. Untuk mendeskripsikan tingkat pengetahuan yang mempengaruhi ibu bersalin dalam


pemilihan persalinan.

3. Untuk mendeskripsikan tingkat penghasilan responden yang bersalin dengan dukun.

    

1. Bagi Institusi

Sebagai masukan kepada tenaga kesehatan khususnya Puskesmas XXX, agar dapat
mengantisipasi faktor ± faktor ibu bersalin dengan dukun bayi di wilayah kerja Puskasmas
XXX.

2. Bagi Peneliti

Untuk memperoleh pengalaman penelitian pada bidangnya khususnya faktor-faktor apa


saja yang mempengaruhi ibu bersalin yang melahirkan di dukun bayi dan belajar
memupuk dan mengenbangkan profesionalisme sebagai tenaga kesehatan.

3. Bagi Instansi Pelayanan Kesehatan

Dapat di gunakan sebagai masukan bagi pelayanan kesehatan mengenai faktor-faktor yang
mempenggaruhi ibu bersalin yang memilih dukun bayi sebagai penolong persalinan
sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang berkualitas.

4. Bagi Masyarakat

Dapat menambahkan pengetahuan dan wawasan masyarakat mengenai cara memilih


penolong persalinan yang baik

You might also like