You are on page 1of 9

PENGERTIAN PONDASI

Pondasi adalah bagian terbawah dari suatu struktur yang berfungsi


menyalurkan beban dari struktur diatasnya ke lapisan tanah pendukung. Pondasi
sendiri jenisnya ada bermacam - macam. Penentuan jenis pondasi biasanya
dipengaruhi keadaan tanah disekitar bangunan atau pun jenis beban bangunan
itu sendiri. Jika ingin Tahu lebih dalam lagi tentang pondasi

Pondasi merupakan bagian dari struktur yang berfungsi meneruskan


beban menuju lapisan tanah pendukung dibawahnya. Dalam struktur apapun,
beban yang terjadi baik yang disebabkan oleh berat sendiri ataupun akibat
beban rencana harus disalurkan ke dalam suatu lapisan pendukung dalam hal ini
adalah tanah yang ada di bawah struktur tersebut. Banyak faktor dalam
pemilihan jenis pondasi, faktor tersebut antara lain beban yang direncanakan
bekerja, jenis lapisan tanah dan faktor non teknis seperti biaya konstruksi, waktu
konstruksi. Pemilihan jenis pondasi yang digunakan sangat berpengaruh kepada
keamanan struktur yang berada diatas pondasi tersebut. Jenis pondasi yang
dipilih harus mampu menjamin kedudukan struktur terhadap semua gaya yang
bekerja. Selain itu, tanah pendukungnya harus mempunyai kapasitas daya
dukung yang cukup untuk memikul beban yang bekerja sehingga tidak terjadi
keruntuhan. Dalam kasus tertentu, apabila sudah tidak memungkinkan untuk
menggunakan pondasi dangkal, maka digunakan pondasi dalam. Pondasi dalam
yang sering dipakai adalah pondasi tiang pancang. Menurut Bowles (1984),
pondasi tiang pancang banyak digunakan pada struktur gedung tinggi yang
mendapat beban lateral dan aksial. Pondasi jenis ini juga banyak digunakan pada
struktur yang dibangun pada tanah mengembang (expansive soil). Daya dukung
tiang pancang yang diperoleh dari skin friction dapat diaplikasikan untuk
menahan gaya uplift yang terjadi. Faktor erosi pada sungai juga menjadi
pertimbangan penggunaan tiang pancang pada jembatan.

1. Pondasi Langsung (STAHL) :

Pondasi langsung (Stahl) dipakai pada kondisi tanah : “ baik “, Yaitu dengan kekerasan tanah
atau sigma tanah = 2 Kg / Cm2 , dengan kedalaman tanah keras lebih kurang = 1,50 Cm,
kondisi air tanah cukup dalam. Bahan material yang dipergunakan untuk pondasi jenis ini
biasanya dipakai : batu kali, batu gunung, atau beton tumbuk, sedangkan bahan pengikatnya
digunakan semen dan pasir sebagai bahan pengisi.
Pada umumnya bentuk pondasi batu kali dibuat trapesium dengan lebar bagian atas paling
sedikit 25 cm. Dibuat selebar 25 cm, karena bila disamakan dengan lebar dinding
dikhawatirkan dalam pelaksanaan pemasangan pondasi tidak tepat dan akan sangat
mempengaruhi kedudukan dinding pada pondasi sehingga dapat dikatakan pondasi tidak
sesuai lagi dengan fungsinya. Sedangkan untuk lebar bagian bawah trapesium tergantung
perhitungan dari beban di atasnya, tetapi pada umumnya dapat dibuat sekitar 70 – 80 cm.
Batu kali yang dipasang hendaknya sudah dibelah dahulu besarnya kurang lebih 25 cm, ini
dengan tujuan agar tukang batu mudah mengatur dalam pemasangannya, di samping kalau
mengangkat batu tukangnya tidak merasa berat, sehingga bentuk pasangan menjadi rapi dan
kokoh.
Pada dasar konstruksi pondasi batu kali diawali dengan lapisan pasir setebal 5 – 10 cm guna
meratakan tanah dasar, kemudiandipasang batu dengan kedudukan berdiri (pasangan batu
kosong)dan rongga-rongganya diisi pasir secara penuh sehingga kedudukannya menjadi
kokoh dan sanggup mendukung beban pondasi di atasnya. Susunan batu kosong yang sering
disebut aanstamping dapat berfungsi sebagai pengaliran (drainase) untuk mengeringkan air
tanah yang terdapat disekitar pondasi.

Gambar. 1.1. Pondasi Batu Kali Dinding Dalam

Gambar. 1.2. Pondasi Batu Kali Gambar. 1.3. Pondasi Batu Kali
Dinding luar setengah trapesium

2. Pondasi Foot Plat

Pondasi foot plat dipergunakan pada kondisi tanah dengan daya dukung
tanah (sigma) antara : 1,5 - 2,00 kg/cm2. Pondasi foot plat ini biasanya
dipakai untuk bangunan gedung 2 – 4 lantai, dengan kondisi tanah yang
baik dan stabil. Bahan dari pondasi ini dari beton bertulang. Untuk
menentukan dimensi dari pondasi ini dengan perhitungan konstruksi
beton bertulang.
Beton adalah campuran antara bahan pengikat Portland Cement (PC)
dengan bahan tambahan atau pengisi yang terdiri dari pasir dan kerikil
dengan perbandingan tertentu ditambah air secukupnya.
Sedangkan komposisi campuran beton ada 2 macam yaitu:
a. Berdasarkan atas perbandingan berat
b. Berdasarkan atas berbandingan isi (volume)
Perbandingan campuran beton untuk konstruksi beton adalah 1 PC :2
pasir : 3 kerikil atau 1 PC : 3 pasir : 5 kerikil, sedang untuk beton rapat air
menggunakan campuran 1 PC : 1 ½ pasir : 2 ½ kerikil. Beton mempunyai
sifat sanggup mendukung tegangan tekan dan sedikit mendukung
tegangan tarik. Untuk itu agar dapat jugamendukung tegangan tarik
konstruksi beton tersebut memerlukan tambahan besi berupa tulangan
yang dipasang sesuai daerah tarik yang memerlukan.
Konstruksi pondasi pelat lajur beton bertulang digunakan apabila bobot
bangunan sangat besar. Bilamana daya dukung tanah kecil dan untuk
memperdalam dasar pondasi tidak mungkin sebab lapisan tanah yang
baik letaknya sangat dalam sehingga sistem pondasi pelat beton
bertulang cukup cocok. Bentuk pondasi pelat lajur tersebut kedua tepinya
menonjol ke luar dari bidang tembok sehingga dimungkinkan kedua
sisinya akan melentur karena tekanan tanah. Agar tidak melentur maka
pada pelat pondasi diberi tulangan yang diletakkan pada daerah tarik
yaitu dibidang bagian bawah yang disebut dengan tulangan pokok.Besar
diameter tulangan pokok Ø 13 - Ø 16 mm dengan jarak 10 cm– 15 cm,
sedang pada arah memanjang pelat dipasang tulangan pembagi Ø 6 - Ø 8
mm dengan jarak 20 cm – 25 cm. Campuran beton untuk konstruksi
adalah 1 PC : 2 pasir : 3 kerikil dan untuk lantai kerja sebagai peletakan
tulangan dibuat betondengan campuran 1 PC : 3 pasir : 5 kerikil setebal 6
cm.
Luas bidang pelat beton sebagai telapak kaki pondasi biasanyaberbentuk
bujur sangkar atau persegi panjang. Telapak kaki yangberbentuk bujur
sangkar biasanya terletak di bawah kolombangunan bagian tengah.
Sedangkan yang berbentuk empatpersegi panjang ditempatkan pada
bawah kolom bangunan tepi atau samping agar lebih stabil. Luas telapak
kaki pondasi tergantung pada beban bangunan yang diterima dan daya
dukung tanah yang diperkenankan ( σ tanah), sehingga apabila daya
dukung tanahnya makin besar, maka luas pelat kakinya dapat dibuat lebih
kecil.

Gambar 1.4. Pondasi Foot Plat


3. Pondasi Sumuran
Pondasi sumuran dipakai untuk tanah yang labil, dengan sigma lebih kecil
dari 1,50 kg/cm2. Seperti bekas tanah timbunan sampah, lokasi tanah
yang berlumpur.

4. Pondasi Tiang Pancang

Pondasi tiang pancang dipergunakan pada tanah-tanah lembek, tanah


berawa, dengan kondisi daya dukung tanah (sigma tanah) kecil, kondisi air
tanah tinggi dan tanah keras pada posisi sangat dalam. Bahan untuk
pondasi tiang pancang adalah : bamboo, kayu besi/kayu ulin, baja,dan
beton bertulang.

a. Pondasi Tiang Pancang Kayu


Pondasi tiang pancang kayu di Indonesia, dipergunakan pada rumah-
rumah panggung di daerah Kalimantan, di Sumatera, di Nusa Tenggara,
dan pada rumah-rumah nelayan di tepi pantai.

b. Pondasi Tiang Pancang Beton


Pondasi tiang beton dipergunakan untuk bangunan-bangunantinggi (high
rise building). Pondasi tiang pancang beton, proses pelaksanaannya
dilakukan sebagai berikut :
1). Melakukan test “ boring” untuk menentukan kedalaman tanah keras
dan klasifikasi
panjang tiang pancang, sesuai pembebanan yang telah diperhitungkan.
2). Melakukan pengeboran tanah dengan mesin pengeboran tiang
pancang.
3). Melakukan pemancangan pondasi dengan mesin pondasi tiang
pancang.
Pondasi tiang pancang beton pada prinsipnya terdiri dari : pondasi tiang
pancang beton cor di tempat dan tiang pancang beton sistem fabrikasi.
c. Pondasi tiang pancang beton cor ditempat
Proses pelaksanaannya pondasi tiang pancang beton cor di tempat
sebagai berikut :
1). Melakukan pemboran tanah sesuai kedalamn yang ditentukan dengan
memasukkan besi
tulangan beton.
2). Memompa tanah bekas pengeboran ke atas permukaan tanah.
3). Mengisi lubang bekas pengeboran dengan adukan beton, dengan
sistem dipompakan
dan desakan/tekanan.
4). Pengecoran adukan beton setelah selesai sampai di atas permukaan
tanah,
5). Kemudian dipasang stek besi beton sesuai dengan aturan teknis yang
telah
ditentukan.

d. Pondasi tiang pancang beton sistem fabrikasi


Kemajuan teknologi khususnya pada bidang rancang bangun beton
bertulang telah menemukan pondasi tiang pancang sistem fabrikasi.
Cetakan-cetakan pondasi dengan beberapa variasi diameter tiang
pancang dan panjang tiang pancang dibuat dalam pabrik dengan sistem
Beton Pra-Tekan”
Pondasi pemasangan pondasi tiang pancang sistem fabrikasi, sebagai
berikut :
1). Dilakukan pengeboran sambil memancangkan tiang pondasi bagian
per-bagian.
Kedalaman pengeboran sampai dengan batas kedalaman tanah keras
yang dapat
dilihat secara otomatis dari mesin tiang pancang.
2). Kemudian setiap bagian tertentu dilakukan penyambungan dengan
plat baja yang
telah dilengkapi dengan “joint” atau ulir penyambungan.
Penentuan Jenis pondasi didasarkan pada penyelidikan Tanah, Jenis penyelidikan
tanah yang kerap dilakukan adalah Test SPT atau CPT . Untuk Kedua jenis Test ini akan saya
ceritakan pada tulisan saya yang lain.

Pertama tim surveyor menentukan titik-titik dimana tiang pancang akan diletakkan,
penentuan ini harus sesuai dengan gambar konstruksi yang telah ditentukan oleh perencana.
Jika sudah fix titik mana yang akan dipancang, nah sampai saat itu, pekerjaan tiang pancang
sudah bisa dilakukan.

Peralatan dan Bahan yang harus disiapkan untuk pekerjaan tiang pancang antara lain Pile
(tiang pancang), Alat Pancang (dapat berupa diesel hammer atau Hydrolic Hammer), Service
Crane.

Proses pengangkatan tiang pancang dari tempat tiang pancang untuk dipasangkan ke alat
pancang menggunakan service crane. Dengan Service crane tiang dipasangkan ke alat
pemancang dimana biasa alat pemancang sudah berada tepat diarea titik pancang.
Service Crane yang sedang Mengangkat Tiang
Pancang

Setelah Pile Terpasang dan posisi alat sudah berada pada titik pemancangan, maka
pemancangan siap dilakukan. Alat pancang yang digunakan dapat berbeda - beda jenisnya.
Seperti Diesel Hammer atau Hydraulic Hammer. Beda keduanya adalah Diesel Hammer
bersifat memukul sehingga pasti terdengan suara bising.. dueng..duengg..dueng... dan
terkadang meminbulkan getaran, getaran ini dapat mengakibatkan bangunan disekitar
menjadi retak jika jarang antara bangunan dan daerah pemancangan terlalu dekat, sementara
itu hydraulic hammer bersifat menekan, jadi pengaruh suara dan getaran relatif kecil.
Bedanya yang lain adalah penggunaan Hydraulic hammer lebih mahal. Proses pemancangan
dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Proses Pemancangan

Pemancangan dihentikan jika sampai mencapai tanah keras, indikasi jika pemancangan sudah
mencapai tanah keras adalah palu dari hammer sudah mental tinggi, biasanya dalam tiap alat
pancang sudah ada ukurannya, jika sudah pada posisi seperti itu maka segera dilakukan
pembacaan kalendering.
Contoh Bacaan Kalendering

Pembacaan ini dilakukan pada alat pancang sewaktu memancang. Jika dari bacaan tinggi
bacaan sudah bernilai 1 cm atau lebih kecil, maka pemancangan sudah siap dihentikan. Itu
artinya tiang sudah menencapai titik tanah keras, tanah keras itulah yang menyebabkan
bacaan kalenderingnya kecil yaitu 1 cm atau kurang. Jika diteruskan dikhawatirkan akan
terjadi kerusakan pada tiang pancang itu sendiri seperti pada topi tiang pancang atau badan
tiang pancang itu sendiri. Pembacaan 1 kalendering dilakukan dengan 10 pukulan.

Jembatan operasi merupakan bangunan pelengkap suatu bendung. Jembatan dibangun terutama
pada bendung dengan pengambilan kiri dan kanan, atau sebagai akses jalan di sekitar lokasi karena
lokasi jembatan yang ada cukup jauh. Perlu diambil banyak pertimbangan untuk menentukan apakah
suatu bendung akan dilengkapi dengan jembatan operasi atau tidak. Demikian juga mengenai tipe
jembatan dan kelas jembatan yang akan didesain. Jika tidak akan dilewati kendaraan, maka jembatan
operasi untuk penyeberangan orang saja sudah cukup. Akan tetapi apabila yang akan lewat di atas
jembatan kendaraan dengan beban berat, maka bisa dipertimbangkan untuk menggunakan jembatan
kelas I. Kriteria penentuan jembatan untuk jaringan irigasi dapat anda lihat pada Desain Kriteria pada
postingan sebelumnya.

Walaupun pada saat ini sudah banyak program aplikasi untuk perencanaan struktur, namun
perhitungan struktur dengan program Excel biasanya masih banyak dipilih dalam perencanaan.
Terutama dalam penyusunan laporan nota desain, tahap perhitungan dengan program excel cukup
jelas dan dapat diterima oleh pihak Direksi Pekerjaan dalam suatu pekerjaan perencanaan.

Pada postingan kali ini kami sajikan sebuah program (Excel) untuk perhitungan struktur abutment
jembatan. Input gaya dan geometri struktur cukup mudah dan sederhana pada lembar perhitungan
input data. Output dari program ini adalah dimensi abutment dan gambar penulangan abutment
jembatan.

You might also like