You are on page 1of 21

BAB I

KEAHLIAN BERFILSAFAT

Istilah Yunani “filsafat” secara harafiah berarti “cinta kebijaksanaan”,


karena itu, tujuan pencarian kefilasafatan adalah memperoleh pemahaman dan
keijaksanaan mengenai segala hal yang terdalam dan terluas. Dalam pencarian
kebijaksanaan itu, seorang filsuf dibimbing oleh gairah untuk menemukan
kebenaran, mengambangkan penalaran yang berhati-hati, dengan menguji secara
terus-menerus berbagai asumsi dasar dan aneka kepercayaan kita.
Sikap para filsuf dicirikan dengan pencarian dan perenungan.
Keingintahuan intelektual yang tak terpuaskan itu mengarah pada :
 Analisis dan definisi mengenai konsep ini
 Identifikasi kepercayaan dan asumsi dasar
 Perbandingan, kritik dan evaluasi terhadap berbagai pendirian yang
berbeda
 Pengumpulan bukti dan penyusunan argumen
 Pertimbangan yang cermat atas kritik dan keberatan.
Socrates mengatakan, tujuan pencarian kefilsafatan bukanlah menjawab
pertanyaan, tetapi mempetranyakan jawaban. Jawaban yang dianggap benar, harus
di analisis demi kejelasan dan kemasukakalan, lalu secara tegas dibandingkan
dengan usulan alternatif, dan dinilai berdasarkan ketepatannya secara menyeluruh,
Filsafat adalah cara berifikir tentang dunia dan cara berpkikir tentang
pemikiran kita sendiri. Dalam hal itu “filasafat” mencakup hampir segala hal:
filsafat ilmu, filsafat agama, seni, hukum, bahkan filsafat sex dan cinta. Akibatnya
filsafat menjadi disiplin “tingkat dua”, yang bergerak ke luar dari praktek ilmuan,
ahli agama tau seniman. Filsafat tidak melakukan pencarian ke dalam fakta
“tingkat pertama”, melainkan dalam metode yang digunakan untuk mencari
berbagai fakta itu sendiri, ke dalam dasar, atau ke penalaran yang dapat dijadikan
konsep yang kita gunakan untuk merumuskan fakta itu sendiri.
Perbedaan antara pencarian kefilsafatan dan yang bukan kefilsafatan sulit
ditentukan, namun hal ini dapat diilustrasikan dengan membedakan tiga corak
pertanyaan umum dengan mengambil contoh topik yang mungkin menarik.
Pertanyaan kefilsafatan, oleh karena itu, bukan sekedar petanyaan yang
menantang dengan jenis tertentu. Pertanyaan itu bersifat mendalam, konseptual
dan mengatasi atau bersifat mendalam, konseptual dan mengatasi atau berada di
belakang pertanyaan tentang nilai atau fakta.
Point ini memiliki nilai yang pentingn bagi tulisan makalah kefilsatan
anada: pertanyaan kefilasafatan tidak dapat dijawab semata-mata bersandarkan
pada basis dan nilai atau data faktual. Ia, pertanyaan kefilsatan itu, hanya dapat
dijawab dengan menetapkan analisis yang tepat terhadap konsep utama, dan
apakah hal tertentu, orang atau tindakan, sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan oleh analisis itu.
Aristoteles menegaskan bahwa “semua orang menurus kodratnya memiliki
hasrat ingin tahu”. Filsafat dapat dicapai oleh makhluk hidup berakal yang ingin
memahami dirinya sendiri dan dunianya – filsafat bukan wilayah istimewa para
filsuf dan orang biasa adalah perbedaan tingkan dan bukan jenis.
Pemikiran kefilsafatan membantu kita mengklarifikasi berbagai masalah
dan pendirian, memilah-milaah berbagai pilihan dan membuat kputusan yang
lebih baik, mengingat adalah keterkaitan antara kepercayaan dan tindakan, filasfat
dapat membantu kita membawa pada kehidupan yang lebih baik. Karena
pertanyanaan kefilsafatan muncul dari refleksi tentang diri kita sendiri dan
hubungan kita dengan orang lain dan dunia, serta karena kehidupan kita
merupakan sesuatu yang rumit dan berubah terus menerus. Maka akan selalu ada
pertanyaan baru yang bisa dikaji. Semua itu, tidak seharusnya membuat anda
kecewa ketika tahu bahwa pencarian kefilsafatan tidak mengenal akhir. Pencarian
kefilsafatan dapat menjadi langkah menarik dan menggembirakan bagi
pemenuhan pribadi, membantu kita mencapai kesaran yang lebih besar tetnang
diri kita sendiri, dunia kita, dan tempat kita hidup didalamnya.

A. Berbagai Pendekatan pada Tulisan Kefilsafatan


Tulisan kefilsafatan memiliki berabgai bentuk. Umumnya, tentu saja,
esei, tapi tulisan filsafata yang baik juga muncul dalam bentuk dialog, drama,
fiksi, bahkan puisi. Kita akan memusatkan perhatian pada bentuk esei karena
sejumlah alasan. Pertama, karena ia merupakan bentuk yang kemungkinan
besar ditugaskan dosen anda; kedua, karena bentuk ini paling mudah ditangani
dalam ruang kuliah; ketiga, esei merupakan bentuk standar dalam filsafat.
Terdapat dua pendekatan utama dalam studi filsafat – pendekatan
historis dan kritis – dan keduanya mungkin tercermin dalam esei yang nanti
anda diminta menuliskannya. Pendekatan historis memusatkan perhatian pada
sumbangan pemikiran pada filsuf yang dikenal. Pendekatan historis
memusatkan perhatian pada sumbangan pemikiran para filsuf yang dikenal.
Pendekatan kritis menekankan keterlibatan kegiatan berfilsafatm membangujn
filsafat hidup pribadi, mengajukan petranyaan dan memberikan jawaban yang
dapat perubahan pribadi, mengidentigikasi dan memperjelas berbagai asumsi,
membuat perbedaan dan menawarkan perspektif-perspektif baru.
Kita dapat membagi esei kefilsafatan secara kasar dalam dua corak:
eksposisi (expository) dan argumentasi (argumentative). Barangkali yang
terbaik adalah dengan melihat keduanya sebagai bagian yang menempati
tujuan yang berbeda dari sebuah rangkaian kesatuan, tapi tidak saling
menyisihkan dan hampir semua esei filsafat mengandung kedua unsur ini.
Cara terbaik untuk belajar filsafat adalah dengan mulai membaca karya
para filsuf, melihat jenis masalah yang melibatkan perhatian merka, dan
melihat bagaimana mereka menemukan jalan keluar.
BAB II
BERFIKIR SECARA KEFILSAFATAN

Salah satu tujuan utama penyelidikan kefilsafatan adalah menunjukkan


sebuah pendirian yang beralasan menganai topik tertentu dan menyatakan seacara
jelas apa yang ada percaya benar. Hal ini memerlukan ilmu komunikasi; kita
harus memilih danmendefinisikan berbagai istilah secara hati-hati,
menghubungkan konsep-konsep secara sistematis dan mengorganisasi
pengalaman dan ide dalam uraian yang mudah dipahami. Ujian pemahaman
seseorang adalah sejauh mana seseorang itu dapat mengungkapkan gagasan dan
pikirannya dengan cara yaang logis dan mudah dipahami.
Dikatakan, “setengah dari filsafat yang baik adalah tata bahasa yang baik”.
Bahasa yang tanpa tata bahasa dengan kalimat yang cacat sering menjadi petunjuk
terhadap pemikiran yang membingungkan dan tidak jelas. Jadi, tulisan filsafat
yang baik adalah sesuai dengan tata bahasa. Namun merupakan kesesatan berpikir
(penalran yang sedikit keliru) untuk menyimpulkan bahwa semua tulisan yang
mengikuti aturan tata bahasa dengan sendirinya menjadi tulisan kefilsafatan yang
baik. Inti dari tulisan yang baik adalah secara efektif mengungkapkan gagasan
anda sesuai dengan topik.

A. Argumentasi
Sebagai perkiraan pertama, argumen adalah penyampaian alasan untuk
mempercayai pertanyaan yang ada. Beberapa alasan lebih meyakinkan
daripada lainnya, maka argumen dapat diurut menurut kekuatannya, dari yang
sangat meyakinkan hingga yang tidak berharga sama sekali.
Barangkali, tugas paling penting dalam tulisan kefilsafatan adalah
menyusun berbagai pernyataan menjadi argumen; sehingga hubungan logis
pernyataan satu dengan pernyataan lainnya merupakan sesuatu yang penting.
Pemikiran kritis, biasanya, dinilai sejauh mana argumennya disusun dan
disajikan secara sistematis.
Pengertian “argumen” yang relevan secara filosofis harus dibedakan
dengan pertengkaran. Orang sering memahami argumen dalam pengertian
yang terakhir, tapi tentu saja itu tidak berarti mereka sedang berfilsafat
(meskipun mungkin saja begitu). Berikut adalah sebuah definisi “argumen” :
Sebuah argumen adalah kumpulan dua atau lebih klaim (pernyataan
atau penegasan) yang semuanya, kecuali satu, disebut “premis” dan yang
lainnya disebut “kesempatan”, dimana premis dimaksudkan untuk
memberikan dukungan logis terhadap kesimpulan.
Bagan di bawah ini menunukan bentuk umum skema dari semua
argumen:
1. Premis
2. Premis
....................
....................
n. Premis
n + 1 Kesimpulan
Dalam ilustrasi di atas, “n” adalah variabel yaang mewakili jumlah
premis dalam argumen. Jadi, jika sebuah argumen memiliki lima premis,
kesimpulannya akan menjadi nomor “6”. Argumen yang paling sederhana
hanya memilki satu premis, meskipun kebanyakan argumen yang mungkin
akan adan temui akan memiliki sedikitnya dua premis. Argumen yang lbih
panjang dari itu, mungkin saja, meski biasanya akan tampak sebagai argumen
yang rumit yang dibentuk dari beberapa argumen yang lebih sederhana dan
saling berhubungan satu sama lain.
Argumen biasanya dibagi dalam dua corak umum; dedukatif, dan
indukatif. Kebanyakan argumen mungkin anda pakai dan anda hadapi dalam
kuliah filsafat adalah argumen deduktif. Dalam dua bagian selanjutnya, kita
akan memusatkan perthaian pada argumen dedukatif; hakikatnya; bagaimana
kita mengidentifikasi dan memberikan penilaian terhadapnya; bagaimana
menyusun argumen semacam itu dan bagaimana menghindari beberapa bentuk
umum sesat pikir penalaran.
1. Identifikasi Argumen
Kebanyakan pengarang tidak secara eksplisit menguraikan
argumennya dalam bentuk yang standar kepada pemabcanya, sehingga anda
harus bekerja keras untuk mengisolasi premis yang sebenarnya dan
kesimpulan dari bacaan itu. Seringkali, pengarang menggunakan beberapa
petunjuk bahasa dalam bentuk indikator premis dan kesimpulan.
Ingat, kalau kita menyusun argumen dalam bentuk standar, maka
kesimpulannya akan selalu muncul terakhir, naumn aturan ini tidak berlaku
untuk argumen tertulis atau lisan. Kadangkala kesimpulan ditempatkan pada
awal (kalimat) atau tampak diantara dua premisnya. Premis mungkin terlihat
di sembarang tempat; dan komentar yang tidak selalu merupakan bagian dari
argumen mungkin disangktkan pada semua tempat didalamnya. Inilah
sebabnya mengapa mengidentifikasi sebuah argumen kadangkala sulit.

2. Evaluasi Argumen
Kita seringkali memakai intuisi mengenai apakah sebuah argumen baik
atau buruk, namun kadangkala intuisi itu tidak dapat dipakai, terutama jika
argumen yang diajukan panjang dan rumit. Kita perlu memahami hal ini
dengan lebih seksama. Argumen dapat dinilai dengan memperhatikan bentuk
(form) dari isi (content) nya.
a. Validitas deduktif: kriteria pertama
Penilaian terhadap sebuah argumen berdasarkan pertimbangan bentuk atau
strukturnya berkaitan erat dengan validitas (keabsahannya). Premis
argumen deduktif yang baik akan memberikan dukungan logis yang
menyeluruh terhadap kesimpulannya. Sebuah argumen dikatakan valid,
jika dan hanya jika, tidak mungkin semua premisnya benar dan
kesimpulannya salah (pada saat yang bersamaan).
Argumen yang valid secara deduktif merupakan “kebenaran yang bertahan
dengan sendirinya”, dalam ati, jika premisnya benar, maka kesimpulannya
pasti benar pula, pasti mengandung kesimpulan yang valid pula.
Berikut ini adalah sebuah argumen yang valid, sebuah argumen yang baik
karena bentuknya.
1. Jika Michael Jackson anjing herder, maka ia mempunyai empat kaki
2. Michael Jackson adalah anjing herder
3. Maka, Michael Jackson mempunyai empat kaki.
b. Sesat Pikir Deduktif
Sebagaimana telah kita lihat, terdapat beberapa bentuk penalaran valid yang
umum dan bermanfaat. Juga dikenal beberapa bentuk penalaran invalid
(dinamakan fallacies-sesat pikir) yang sering disalahpahami sebagai argumen
yang valid. Sesat pikir yang paling umum adalah menganggap argumen
invalid sebagai argumen valid.

c. Penyusunan model (modelling)


Salah satu cara mewujudkan sebuah argumen invalid adalah dengan menyusun
argumen dengan bentuk yang sama, tetapi yang dapat membuat setiap orang
dapat menyetujui hasilnya, dari premis yang dapat diterima menjadi
kesimpulan yang jelas ditolak. Ini merupakan teknik modelling (penyusunan
model).

d. Kemasukakalan (soundness): kriteria kedua


Kemasukakalan adalah validitas ditambah premis yang benar.
Mempertanyakan apakah sebuah argumen masuk adalah memberikan
penilaian berdasarkan pertimbangan isi argumenya, karena sekarang yang kita
pertanyakan adalah kebenaran atau kesesatan premis tertentu, dan ini bukan
melalui masalah formal. Sebuah argumen yang baik harus merupakan
argumen yang valid dan masuk akal.
Berikut ini adalah modifikasi argumen yang valid dan sekaligus masuk akal
tentang Michael Jackson.
1. Michael Jackson punya banyak uang, maka ia kaya
2. Michael Jackson punya banyak uang
3. Karena itu, Michael Jackson adalah kaya

3. Sesat Pikir Informal


Terlepas dari sesat pikir penalaran formal (yaitu argumen invalid) yang
sudah kita diskusikan, terdapat banyak corak kesesatan yang bukan sekedar
masalah bentuk argumen. Dalam baign ini, kita akan mendiskusikan beberapa
hal umum tentang sesat pikir informal yang harus kita hindari.
Equivocation (Pemaknaan Ganda), kadangkala sebuah pernyataan
dapat benar dalam sastu bacaan atau interpretasi dan salah dalam artinya.
Begging the Question (berputar dalam lingkaran): sebuah argumen
berputar dalam lingkaran, jika premis dalam argumen hanya merupakan
pertanyaan ulang (barangkali menyembunyikan dengan cerdik) mengenai
sebuah kesimpulan. Argumen itu hanya bergerak memutar dan megnatakan
hal yang sama secara berulang.
Post hoc fallacy (sesat pikir urutan waktu)*; asumsi bahwa hanya
karena dua peristiwa terjadi secara bersamaan atau dalam satu urutan waktu,
maka yang satu menjadi sebab, dan yang lain dianggap akibat.
False Dilemma or the fallacy of black and white thingking (dilema
sesat atau sesat pikir hitam putih). Anggapan yang dibuat secara tidak layak
bahwa suatu masalah abadi kefilsafatan hanya memiliki dua sisi, atau bahwa
hanya ada dua alternatif dalam sauatu situasi, misalnya “semua orang
beragama Kristen atau tidak beragama”.
Argumentum ad ignorantium (argumen ketidaktahuan); Argumen
yang ditegaskan dan dianggap benar oleh seseorang, sebab orang lain tidak
dapat menyangkalnya. Atau sebuah penegasan yang dianggap salah. Karena
orang lain tidak dapat membuktikannya benar.
Artumentum ad hominem (argumen yang dikaitkan dengan
orang); asumsi jika anda menjelek-jelekan seseorang, maka dengan itu anda
telah mendiskreditkan argumennya.
Hypothesis contrary to the fact (dugaan yang bertentangan
dengan fakta): Pernyataan bahwa seseorang dapat megnetahui dengan pasti
apa yang terjadi, jika peristiwa atau kondisi di masa lalu berbeda.
False Observation (pembalikan searti); Penyalahgunaan perbadaan
dan perlawanan. Pendirian jika sebuah pernyataan benar, maka lawannya pasti
salah.
False conversion (pemutaran yang salah): pertukaran subjek dan
predikat dalam satu pernyataan atau proposisi, yang hasilnya adalah sbeuah
pernyataan baru yang tidak memenuhi syarat bagi penalaran yang tepat.
Reification (Pembendaan / Perubahan keniskalaan menjadi
keberwujudan): Praktek memperlakukan konsep atau abstraksi seolah-olah
sebagai benda (seringkali material) yang mempunyai kehidupan atau kekuatan
dalam dirinya.
Fallacy ot the straw man (kesesatan memanfaatkan kelemahan):
Strategi menyerang usulan secara tidak langsung dengan cara mengangkat dan
merusak usulan pengganti, tapi justru lebih mudah disering dan diluar pokok
persoalan.

4. Argumen Induktif
Premis argumen induktif tidak memberikan dukungan yang
menyeluruh terhadap kesimpulan. Sebaliknya, ia menawarkan beberapa
tingkat kemungkinan yang kurang pasti terhadap kesimpulan. Argumen
induktif tidak pernah valid secara deduktif, kebenaran premisnya tidak
menjamin kebenaran kesimpulannya.
Ada enam corak utama argumen induktif, tetapi anda barangkali hanya
menjumpai atau memerlukan tiga corak saja dari argumen ini: generalisasi
induktif, silogisme statistik dan argumen analogis.
Generalisasi induktif membantuk kita membentuk harapan dengan
dasar pengetahuan kita tentang masa lalu atau pengamatan kita tentang masa
lalu atau pengamatan yang dibuat.
Berikut ini adalah contoh induksi dengan silogisme statistik
a. 67 persen semua mahasiswa Universitas menerima sejumlah
bantuan keuangan
b. Petra adalah seorang mahasiswa Universitas Negeri
c. Karena itu, Petra (barangkali) menerima sejumlah bantuan
keuangan
Argumen analogis menegaskan bahwa sesuatu yang benar bagi sebuah
sampel kelas tertentu adalah benar bagi anggota lain dalam kelas itu.
BAB III
SEJUMLAH PERALATAN ANALITIK YANG PENTING

A. Analisis Konseptual
Analisis konseptual merupakan salah satu peralatan penting yang
digunakan para filsuf dewasa ini untuk menilai berbagai pernyataan dan
memahami komponen konsepnya. Analisis konseptual mengandung usaha
menghkhususkan untuk penerapan konsep yang tepat.

B. Counterexamples (contoh-tandingan)
Metode contoh-tandingan merupakan alat analitik yang ampuh yang
seringkali dipakai untuk membantah sebuah pernyataan atau tesis. Secara
sederhana, sebuah counterexamples adalah contoh yang berfungsi menentang
sejumlah proposisi atau pernyataan. Ada dua bentuk : proporsional
(keterangan) dan argumental (perbincangan).
1. Contoh-tandaingan keterangan (proporsional counterexamples)
adalah contoh yang menolak bukti, dengan menunjukkan bukti lain yang
menentang sebuah keterangan (proporsional counterexamples) adalah contoh
menolah bukti, dengna menunjukkan bukti lain yang menentang sebuah
keterangan; keterangan yang dibantah bisanya merupakan penilaian universal.
Contoh-tandingan keterangan juga dapat digunakan untuk membantah
sebuah analisis konsep yang diajukan.
2. Contoh-perbadingan perbincangan (argumental counterexamples)
menargetkan sebuah argumen atau penyimpulan (ingerence) ketimbang
pernyataan tunggal.

C. Dilema (Perbincangan serba salah)


Menghadapi dilema adalah seperti berada diantara batu dan tempat
yang keras. Ia biasanya melibatkan penentuan berbagai pilihan yang terasa tak
sesuai atau tak menyenangkan.
D. Reduction Ad Absurdum (penyusutan sampai pada kemustahilan)
Nama latin reduction ad absurdum (secara harafiah berarti mengurangi
ketidakmungkinan) adalah strategi argumentasi yang biasa dan cukup
sederhana. Argumen reductio menggunakan sifat kebenaran yang
dipertahankan dengan kandungan logis (logical entailment); dari kebenaran,
maka hanya kebenaran yang muncul! Maka, jika sebuah pernyataan
mengandung sesuatu yang salah, pernyataan itu pasti salah.
Dengan demikian, strategi argumen reduction adalah menerima, demi
tujuan argumen, asumsi yang bertentangan dengan apa yang ingin anda
buktkan, dan menunjukkan bahwa asumsi itu (ketika digabungkan dengan
sejumlah premis) mengarah pada kesalahan. Contoh klasik reduction
absurdum adalah argumen ontologis Anselm tentang keberadaan Tuhan.

E. Kekuatan Proposisi
Beberapa pernyataan “lebih kuat” (atau “lebih lemah”) dari yang lain.
Kekuatan relatif proporsisi ini dapat dilihat dari pengertian yang terkandung :
Proporsisi P adalah lebih kuat daripada proporsisi Q jika dan hanya
jika P mengandung Q dan Q tidak mengandung Q.
“P mengandung Q” berarti jika P benar, maka Q pasti benar juga.
Pernyataan bahwa “semua tindakan manusia digerakkan oleh kepentingannya
sendiri” lebih kuat dari pada “beberapa manusia digerakkan oleh
kepentingannya sendiri”. Sebab jika pernyataan pertama benar, maka
pernyataan kedua pasti juga benar, dan tidak sebaliknya. Dua proporsisi akan
sama kuatnya, jika masing-masing proporsisi mengandung proporsisi lainnya
Mengetahui kekuatan sebuah proporsisi juga berguna ketika anda
memberikan penilaian terhadap pendirian yang berlawanan, atau ketika anda
mempertimbangkan kemungkinan keberatan terhadap pandangan anda sendiri.
Akibat yang wajar perihal kekuatan adalah, jika semakin kuat sebuah
pernyataan, maka semakin banyak yang dapat dilakukan untuk
membantahnya.
BAB IV
BEBERAPA KEUTAMAAN TULISAN KEFILSATATAN

Keutamaan penting lainnya dari tulisan kefilsafatan yang baik adalah


kontinuitas, ketepatan dan kejelasan.
A. Konsistensi (Consistency)
Konsistensi merupakan sifat yang harus ada dalam rangkaian atau
kumpulan kalimat (misalnya, semua pertanyaan dalam makalah anda).
Serangkaian pernyataan adalah konsisten, jika dan hanya jika ada
kemungkinan semua pernyataan itu benar pada waktu yang bersamaan.
Inkonsistensi salah satu indikasi yang paling jelas bahwa seorang
pengarang tidak memikirkan pendirian pemikirannya secara hati-hati, yaitu
dalam menentukan konsekuensi logis dari sesuatu yang dikatakan. Kadangkala
pernyataan yang kompleks dapat mengandung inkonsistensi internal atau
mengandung kontradiksi dalam dirinya sendiri.

B. Kohenrensi (Coherence)
Sebuah kalimat yang berdiri sendiri dapat menjadi tidak koheren
(inkoheren) ketika dalam keseluruhan kalimatnya tidak memiliki arti.
Inkoherensi dapat terjadi ketika sebuah kalimat yang bermakna ditempatkan
dalam konteks yang tidak semestinya. Sebuahkalimat atau paragraf adalah
tidak koheren, jika tidak menyatu bersama dengan teks yang melingkupinya.

C. Kontinuitas (Continuity)
Salah satu cara untuk mengurangi inkoherensi adalah mengusahakan
kontinuitas. Gagasan harus berhubungan satu dengan lainnya secara logis,
formal, dan ketat; setiap bagian esei harus mengalir lancar, dari bagian yang
mendahului ke bagian sesudahnya.
D. Kejelasan (Clarity)
Kejelasan ungkapa bergantung pada sebuah seleksi yang hati-hati dan
penggunaan kata yang tepat. Berhati-hatilah dengan berbagai penggunaan kata
yang berbeda, ragam makna dan kekaburan arti. Hindari pengunaan metagora
atau analogi, dan cobalah menghindari jargon yang tidak dapat dijelaskan.

E. Kepadatan (Conciseness)
Keutamaan lain yang diinginkan dalam tulisan kefilsafatan adalah
kepadatan. Tulisan yang padat mengemas banyak informasi dalam ruang
terbatas. Berhati-hatilah: seperti halnya semua yang baik, kepadatan dapat
menjadi berlebih-lebihan. Jangan terlalu mencoba mencapai kepadatan,
sehingga merusak perkembangan inti esei anda sendiri, yang mungkin perlu
diperjelas dan dibuat lebih meyakinkan.
BAB V
PROSES PENULISAN

Tulisan filsafat yang baik tidak terjadi dalam semalam, melainkan hanya
muncul dari perenungan dan perbaikan terus menerus.
A. Memulai Tulisan
Pertama-tama harus tahu apa tugas anda. Hal ini mencakup
pengetahuan tentang corak makalah yang anda tulis, panjang halaman, tujuan
makalah dan kriteria yang dipakai untuk menilai makalah anda.
1. Corak Makalah Filsafat
Corak makalah yang diminta dari anda untuk menuliskannya
bergantung pada kelas (ruang kuliah) dimana anda berada dan para preferensi
dosen. Makalah perbandingan dan perbedaan (compare and contrast)
memperlihatkan bagaimana dua pandangan, teori atau pendirian filsafat
mengandung kemiripan dan perbedaan. Makalah semacam itu mungkin akan
mengundang anda melakukan evaluasi dan kritik atas pandangan yang
dipersoalkan, tapi mgunkin juga tidak. Tujuan makalah analisis adalah
mengidentifikasi dan mengamati beberapa unsur atau aspek sebuah konsep,
teori, artikel atau sistem pemikiran seorang filsuf. Makala hpenelitian dalam
filsafat, biasanya meneliti pandangan penting yang telah diterbitkan berkaitan
dengan topik tertentu. Tujaan makalah rangkuman (summary papers) adalah
untuk menyatakan kembali denganjelas dengan menguraikan pandangan
orang lain dalam perkataan anda sendiri. Banyak dosen lebioh menyukai
makalah yang mempertahankan tesis (thesis defence paper), karena ia lebih
memungkinkan mahasiswa mengambil pendirian sendiri mengenai sebuah
pertanyaan atau persoalan, dan mengembangkan argumenya untuk
mendukung tesisnya.
Kita harus memfokuskan pada makalah yang mempertahankan tesis,
karena sejumlah alasan. Pertama, makalah yang mempertahankan tesis
umumnya lebih sering ditugaskan. Kedua, corak makalah ini, saya pikir, jauh
lebih menarik ditulis mahasiswa (dan dibaca dosen). Ketiga, makalah seperti
ini, memberikan kesempatan yang baik kepada mahasiswa untuk mengasah
keterampilannya menyusun argumen secara hati-hati.

2. Kriteria Evaluasi
Makalah anda akan dievaluasi sejauh mana anda berhasil memberikan
dan mempertahankan jawaban anda. Agar berhasil, anda harus menyajikan,
mengembangkan dan mempertahankan, setidaknya satu argumen yang baik
dalam rangka mendukung pendirian anda.
Sebagai tambahan mengenai argumen yang kuat anda juga harus
mencoba menyajikan masalah secara seimbang dan penuh pertimbangan
pemikiran. Berhati-hatilah mengorganisasi gagasan yang anda sajikan dengan
acara yang sangat persuasif dan jelas. Usahakan selalu mencapai akurasi dan
kebenaran.

3. Memilih topik
Memilih topik sendiri dapat menjadi pekerjaan yang sulit. Salah satu
kesalahan yang umum adalah memilih topik yang terlalu luas, seperti
“masalah determinise dan euthanasia”. Topik semacam ini sangatlah
problematik.

4. Memperhalus pertanyaan anda


Jika anda telah memilih topik yang umum, hal pertama yang harus
anda lakukan adalah memperhalus pertanyaan. Ini merupakan sesuatu yang
harus dilakukan semua semua filsuf ketika menghadapi problem kefilsafatan,
akan tetapi juga merupakan cara yang baik untuk memulai dengan
memperjelas masalahnya – terutama jika anda mengawali tanpa memiliki
gagasan apapun mengenai apa yang harus dipikirkan.
Merumuskan secara cermat pertanyaan seseorang kadang dapat
menjadi separuh pekerjaan memberikan jawabannya. Sebagaimana dapat anda
lihat, salah satu tugas pertama anda adalah menjernihkan berbagai istilah
penting dalam pertanyaan anda. Perkataan dalam filsafat dapat dipergunakan
dengan cara yang sangat berbeda dari penggunaan normal, maka
definisikanlah istilah yang mungkin kabur atau kontroversial. Seleksilah
definisi dari bahan bacaan atau ruang kuliah, atau ciptakan definisi anda
secara hati-hati (hindari menggunakan kamus standar). Definisikan semua
isitlah teknis. Petunjuk praktis yang baik adalah : jika andan tidak mengetahui
arti dari apa yang anda baca atau anda dengar pertama kali, maka definisikan.

B. Badan Tulisan
Setelah memilih dan memperhalus topik mungkin anda memutuskan
bahwa:
 Anda tidak tahu apa atau akan seperti apa pendirian anda;
 Anda mengetahui jawaban yang ingin anda berikan, tetapi tidak
tahu bagaimana mengembangkan dan mempertahankannya
 Anda mungkin punya beberapa pikiran yang kabur mengenai
bagaiman bagaimana membuat argumen anda; atau
 Anda mungkin punya pikiran yang tertata dengan baik, termasuk
inti argumen.
Karena anda sedang diminta menulis masalah kefilsafatan, saya
menyarankan anda mengkonseptualisasi makalah anda ke dalam tiga bagian
pokok, dalam bagian 1 anda mengajukan pertanyaan, dalam bagian 2 anda
memberikan jawaban, dalam bagian 3 anda menyajikan dan mempertahankan
argumen bagi jawaban yang anda berikan. Berbagai bagian ini tidak akan
memiliki panjang yang sama, bagian 3 akan menjadi bagian terpanjang, yang
lainnya mungkin cukup pendek.
1. Sumbang saran (Brainstorming)
Salah satu cara yang baik untuk menemukan arah anda adalah
menggunakan teknik konseptual sumbang saran (brainstroming) atau
membuat catatan. Hal ini dapat menghindarkan kekhawatiran yang kerap
menjadi ganjalan bagi para penulis.

2. Kerangka tuilsan dan struktur


Mulai mengembangkan dan menulis dari kerangka tulisan sangat
esensial untuk tulisan filsafat yang baik. Kerangka tulisan pertama anda
mungkin dapat disusun secara sederhana dalam tiga kalimat: Pertanyaan,
jawaban dan alasan mengapa jawaban itu dianggap benar.

3. Riset
Jika makalah anda memerlukan riset, jangan langsung membaca
literatur pokok atau sekunder, bacalah apa saja dan segala hal mengenai topik
anda. Mulailah dengan petama-tama menuliskan pikiran anda sendiri;
dapatkan sebisa mungkin dengna membuat kerangka tulisan. Anda akan
mendapatkan ketika anda memerlukan lebih banyak informasi atau ketika
anda mencari argumen atau pendirian para filsuf lain. Hati-hatilah untuk tidak
terjebak dalam riset berkepanjangan, riset tanpa arah akan menghambat anda
memulai pekerjaan anda sendiri.

4. Teknik menyelesaikan masalah


Dalam semua pokok pemikiran dan tulisan anda, mungkin sangat
berguna menerapkan keseluruhan tiga strategi yang sangat bermanfaat untuk
memecahkan setiap bentuk masalah. Pertama, cobalah memecah masalah atau
pertanyaan ke dalam setiap komponenya.
Kedua, tanyakan pada diri anda apakah masalah yang ada sekarang
memiliki kesamaan yang penting dengan masalah yang pernah anda hadapi.
Ketiga, jika anda mengetahui kemana anda akan mengembangkan esei anda,
tetapi tidak cukup yakin bagaimana cara mencapainya, coba bekerja dengan
kembali menengok ke belakang.

5. Mengembangkan Argumen
Mempertahankan tesis berarti anda harus membangun argumen – atau
barangkali serangkaian argumen. Untuk itu anda harus menemukan
pertimbangan yang dapat mengarahkan anda berfikir bahwa jawaban anda
benar. Sekali anda membangun dan memperhalus argumen anda harus
memastikan argumen anda valid.
Esei yang dibuat oleh mahasiswa baru sering kali ditandai dengan
ketiadaan isi yang substansial, sejumlah jebakan umum yang dapat
menyebabkan hal tersebut.
 Tidak adanya usaha yang serius
 Kegagalan memahami ketepatan bahasa sehari-hari
 Kegagalan merumuskan masalah secara tepat atau dengan cara
yang lebih bermanfaat
 Kegagalan menangani masalah setalah masalah dirumuskan
 Kegagalan mencacat perbedaan-perbedaan yang penting dan
relevan
 Kegagalan melangkah keluar dari pendekatan yang dangkal
terhadap masalah
 Terlalu menekankan masalah tunggal, atau aspek tunggal dari
sebuah masalah

C. Pendahuluan dan Kesimpulan


Anda harus mempunyai argumen dan pendirian yang dikembangkan
dengan baik, diperhalus, sebelum akhirnya anda mencoba membuat sebuah
pendahuluan. Jika anda duduk di hadapan halaman atau layar yang kosong,
mencoba menulis pendahuluan tanpa terlebih dahulu mengerjakan sejumlah
besar pekerjaan, maka anda sedang mengharapkan situasi serius yang
menghambat pekerjaan anda sebagai penulis.
Dalam pendahuluan ceritakan kepada pembaca anda kemana esei akan
dikembangkan denngan menyebutkan tesis yang akan anda buktikan.
Paragraf yang menyimpulkan harus mengatakan ulang mereview
penanganan anda atas masalah, menekankan alasan yang anda ambil untuk
pendirian anda. Kesimpulan itu seharusnya mencerminkan pendahuluan anda.
Tujuan utama anda dalam kesimpulan adalah untuk mengingatkan
pembaca anda apa yang telah anda capai, tetapi anda mungkin juga ingin
menyaraknakn bagaimana penelitian dan argumen anda telah mengarah pada
pertanyaan lain yang menyarankan perlunya eksplorasi lebih jauh.
BAB VI
MEMPERSIAPKAN DRAFT AKHIR

A. Mahasiswa sebagai Pengarang


1. Bersikaplah menghormati
2. Bersikaplah jujur
3. Ungkapan apa yang anda percaya
4. Bersikaplah objektif

B. Audiens Anda
Besar kemungkinan audiens anda adalah dosen atau asisten dosen, atau
keduanya. Dengan tingkat yang berbeda-beda, hampir semua penilai, tanpa
kecuali akan mengetahui lebih banyak pokok masalahnya dari pada anda
sendiri.
Sebaliknya menyarankan anggaplah audiens anda cerdas, tetapi tidak
memiliki informasi dan belum tentu canggih secara kefilsafatan (misalnya,
teman atau orang tua anda). Adalah jauh lebih baik membuat kesalahan demi
kehati-hatian. Mempertahankan atau menjelaskan sesuatu yang sudah diterima
atau dimengerti oleh audiens anda, jauh lebih baik ketimbang mempercayai
sesuatu yang pada gilirannya berubah dan kontroversial.

C. Penyempurnaan
Setelah anda memiliki draft isi tulisan yang memuaskan, anda harus
menyempurnakan teks tulisan anda. Di sini tekanannya adalah memastikan
bahwa tata-bahasa (grammar) anda sudah benar dan membuat beberapa
perbaikan sederhana sehubungan dengan gaya penulisan.
Jika anda menulis dengan mesin pengolah kata (word processor),
gunakan program pengeja kalimat (spell-check program) yang mungkin juga
dilengkapi dengan program memeriksa tata-bahasa (langkah ini hanya khusus
untuk teks berbahasa inggris-penerj).
Pentingnya gaya penulisan bukan berarti teks tulisan itu khas milik
anda, tetapi bahwa teks tulisan itu dapat mengkomunikasikan sesuatu secara
efektif. Berikut ini adalah sejumlah saran untuk memperbaiki gaya penulisa :
• Hindari kualifikasi yang tidak diperlukan dan tidak informatif
• Kurangi susunan kalimat yang kompleks
• Gunakan bahasa yang ekonomis, gantilah susunan kalimat dengan
satu kata yang memiliki arti sama
• Gantilah kata kerja pasif menjadi aktif
• Gantilah bentuk kata kerja “to be” dengan kata kerja aktif
• Hindari nominalisasi (mengubah kata kerja dalam kata benda)
• Ubahlah frase prepositional
• Gunakan frase participal untuk mensubordinasi pemikiran yang
dinyatakan dalam anak kalimat utama
• Buatlah antecedents (akibat) kata ganti orang menjadi lebih jelas.

D. Penyelesaian Akhir (Finishing Up)


Dalam abad komputer ini, anda dapat mengurangi beban magnetik
dengan menggunakan mesin pengolah kata. Penyusun esei dengan komputer
juga dapat meningkatkan secara berarti tulisan anda, karena kemudian
mengedit dan mengoreksi. Berilah nomor pada tiap halaman teks. Jangan
bermain-main dengan garis pinggir (margins) atau jarak baris untuk membuat
lebih panjang sebuah makalah yang pendek (dengan memakai garis pinggir
satu inci seluruhnya dan spasi rangkap).
RESUME
CARA MENULIS MAKALAH FILSAFAT

Mata Kuliah : Filsafat


Dosen : Ilham Bustomi, M.Ag

Oleh :
MELIA
NIM. 14102110013

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) CIREBON


CIREBON
2010

You might also like