You are on page 1of 19

ISLAM RASIONALIS

(Telaah Pemikiran Muhammad Abduh)

Oleh : Agus Jaya


NIM. 090303060
Prodi : Sejarah Peradaban Islam
Jurusan : Tafsir Hadits
Program Pasca Sarjana
IAIN Raden Fatah Palembang
Tahun Akademik 2007-2008
Perjalanan sejarah Islam

a. Priode Klasik (650-1250 M) bisa dibagi menjadi dua fase yaitu :


- fase ekspansi, integrasi dan puncak kemajuan (650-1000 M)
- dan fase integrasi (1000-1250 M).
b. Priode pertengahan (1250-1800 M) juga bisa dibagi menjadi dua
fase yaitu :
- fase kemunduran
- fase tiga kerajaan besar
c. Priode Modern atau disebut juga dengan zaman kebangkitan umat
Islam
- Kejatuhan Mesir ketangan Barat menginsyafkan dunia
Islam akan kelemahannya
- lahirnya modernisme Islam
Riwayat hidup

Charles C. Adams

Riwayat hidup Muhammad Abduh di bagi menjadi tiga priode :

periode pertumbuhan; (1849-1877 M)


Muhammad Abduh lahir tahun 1266 H, bertepatan dengan
1894 M

(Masa Pencarian jati diri melalui pendidikan dan keaktifan dalam media
massa)
 periode pemunculan di depan publik; (1877 - 1882 )

dekade 1877-1882 ini Muhammad Abduh berkarir sebagai guru


dan penulis. Ia mengajar di tiga perguruan tinggi di Mesir : Al-
Azhar, Dar al-‘Ulum dan Perguruan Bahasa Khedewi. Mata kuliah
yang diasuhnya meliputi telogi, sejarah, ilmu politik, dan
kesusasteraan Arab. Ia menekankan metode diskusi dan semangat
pembaharuan dalam menghadapi mahasiswanya. Muhammad
Abduh sangat menekankan pentingnya Bahasa Arab dengan baik
dan ilmu-ilmu Agama Islam secara lebih baik dan juga meluruskan
penyimpangan yang ada

(Pengembaraan keberbagai daerah dan muncul sebagai dosen


diberbagai universitas dengan berbagai disiplin ilmu )
periode berada di puncak karir (1882-wafat)
perjuangan mengubah masyarakat dan menegakkan
prinsip-prinsip Islam bukan dengan mengubah struktur
kekuasaan, tetapi dengan pendekatan dari bawah dengan
upaya meningkatkan kecerdasan rakyat.
- hakim di luar kota Kairo (Benha dan Zagazig)
- hakim di Kairo di Pengadilan Negeri Abidin.
- dll.
Menggulirkan pembaharuan dalam bidang
- pembaharuan di bidang Pemikiran
- pembaharuan di bidang pendidikan
- pembaharuan di bidang peradilan
- pembaharuan di bidang Politik

(Mengubah Masyarakat dan menegakkan prinsip-prinsip


Islam melalaui jalur evolusioner)
A. Pembaharuan Pemikiran
 Abduh berfaham : manusia mempunyai kebebasan dalam kemauan
dan perbuatan (free will dan free act).

Abduh : Peranan akal dalam teologi adalah sebagai berikut :


 1. Mengetahui Tuhan dan sifat-sifatnya;
 2. Mengetahui adanya hidup di akhirat;
 3. Mengetahui bahwa kebahagiaan hidup di akhirat bergantung
pada mengenal Tuhan dan berbuat baik, sedang kesengsaraannya
bergantung pada tidak mengenal Tuhan dan pada perbuatan jahat;
 4. Mengetahui wajibnya manusia mengenal Tuhan;
 5. Mengetahui wajibnya manusia berbuat baik dan wajibnya ia
menjauhi perbuatan jahat untuk kebahagiaannya di akhirat;
 6. Membuat hukum-hukum mengenai kewajiban itu.
Ijtihad,
• Abduh berpendapat : lapangan ijtihad adalah masalah-
masalah kemasyarakatan yang jumlahnya sangat sedikit
disinggung di dalam al-Qur’an dan Hadist. Karena itu
perlu interpretasi baru untuk disesuaikan dengan
tuntutan zaman (kondisional). Ijtihad harus langsung
kepada al-Qur’an dan Hadist, karena itu mujtahid
haruslah orang-orang yang mempunyai syarat-syarat
yang diperlukan

• Ijtihad : tidak diperlukan untuk lapangan ibadat yang


mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, karena itu
tidak diperlukan penyesuaiannya dengan perkembangan
zaman.
B. Pembaharuan Pendidikan
Abduh : Pemikiran pendidikannya tertuang pada tiga
bentuk:
 pentingnya Bahasa Arab
 pengetahuan agama, sains modern, sejarah dan
pengetahuan umum sama-sama penting
 metode pengajaran tidak dititik beratkan kepada
menghafal (kecuali al Qur’an dan Al Hadits) dan
membaca komentar-komentar dari teks pelajaran,
akan tetapi memahami dan mengerti apa yang
terdapat di dalam ilmu itu dengan penekanan
metode diskusi.
Pembaharuan Al-Azhar
Abduh : melakukan pembaharuan Al-Azhar antara lain meliputi :
• administrasi
• keuangan
• fasilitas bagi pengajar dan mahasiswa.
Muhammad Abduh memperpanjang masa belajar dan
memperpendek masa libur. Ia mengemukakan betapa pentingnya
pelajaran bahasa pada empat tahun pertama sebagai ganti dari
pembacaan hasyiyah (komentar) dan syarh (penjelasan panjang
lebar dari teks), dan pokok-pokok pelajaran diterangkan dengan
cara mudah dan dimengerti. Mata pelajaran umum seperti
matematika, aljabar, ilmu ukur, dan ilmu bumi dimasukkannya ke
dalam kurikulum Al-Azhar. Perpustakaan Al-Azhar dilengkapinya. Ia
sendiri turut mengajar di Al-Azhar dalam mata kuliah teologi Islam,
logika, retorika dan tafsir.
C. Pembaharuan dalam Aflikasi
Hukum
Muhammad Abduh :

 memberi kesempatan kepada siapapun untuk


mendapatkan jasa mufti di bidang hukum, tidak
terbatas untuk kepentingan negara tetapi juga
kepentingan masyarakat luas.
 melakukan penataan institusi wakaf. Ia
membentuk Majelis Administrasi Wakaf. Ia
duduk sebagai seorang anggotanya. Dari dana
wakaf itulah, mesjid-mesjid diperbaiki termasuk
perangkat-perangkat, dari pegawai sampai ke
imam dan khatib mesjid itu.
D. Pembaharuan Politik
 Abduh : Pada tahun 1899 M. ia diangkat menjadi
anggota Majelis Syura, semacam dewan legilatif
Mesir. Ia aktif di dalam dewan ini. Upaya Muhammad
Abduh adalah mengusahakan kerjasama yang baik
antara Majelis Syura dan pemerintah Mesir. Pada
mulanya, Majelis Syura tidak diperhatikan oleh
Pemerintah. Akan tetapi setelah usaha Muhammad
Abduh memperlihatkan bahwa kedua lembaga
Majelis Syura dan Pemerintah bertujuan sama untuk
kepentingan rakyat
Ranah Pembaharuan Muhammad
Abduh

Pembaharuan Pembaharuan
Pemikiran Pendidikan

Ide
Pembaharuan
Muhammad
Abduh

Pembaharuan
Pembaruan dalam Aflikasi
Politik Hukum
Pengaruh Ide Pembaharuan
Muhammad Abduh
 Pengaruh-pengaruh tersebut bisa ditemukan di Suriah[1], Iran,[2]
Maroko,[3] Turki[4] dan dunia Arab serta di Indonesia dan Malaysia.

[1] pemikiran Muhammad Abduh di Suriah dikembangkan oleh Sayyid


Muhammad Rasyid Ridho, Syakib arsilan, Lihat, Abdul Ghofur Abdur
Rahim, Muhammad Abduh … Hal 332
[2] Pemikiran Muhammad Abduh dibawa ke Iran oleh Zaka’ullah Mirza
Muhammad Husain Khon. Ibid.
[3] Pemikiran Muhammad Abduh dikembangkan di Maroko oleh bdul
Qodir dan Jamaludin al Qosimy
[4] Pemikiran Muhammad Abduh dikembangkan oleh Muhammad
Syarafuddin, Direktur Ma’had Islamiyah Kuliah Adab di Universitas
Istambul di Turki.
Masuknya Pemikiran Muhammad
Abduh Di Indonesia

• Di Indonesia banyak tokoh mengaku telah mendapatkan


pemahaman tentang pembaruan pemikiran Islam dari Abduh. Pada
awalnya pemikiran Abduh ini masuk ke Indonesia melalui :

- Syekh Taher Jalaluddin yang pada sempat belajar di Mesir pada


tahun 1892.[1] Ketika itu Abduh sedang populer setelah dirinya
dibolehkan masuk kembali ke Mesir dari pengasingannya ke Beirut.
Pengaruh Abduh juga dapat dilacak dari beredarnya majalah Al-
Urwat al-Wustqa dan al-Manar di Indonesia dan Malaysia
[1] Hamka, Pengaruh Muhammad Abduh di Indonesia, (Jakarta:
Tinta Mas, 1961) h.16, Taher Jalaludidin, di samping belajar di
Mekkah pada halaqah imam bermazhab Syafii, juga belajar di
Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir. Ilmu agamanya berbasis aqidah
dan syara’ yang luas ditambah pula secara spesifik amat
menguasai ilmu falak atau astronomi. Karena selain di Mekkah ia
juga belajar di Al-Azhar dan amat profesional dan ahli ilmu falak,
maka kadang-kadang oleh pengagumnya sering dibelakang
namanya diberi tambahan sehingga menjadi Syekh Taher Jalaluddin
Azhari al-Falaki.
- Abdul Karim Amarullah (ayah Buya
HAMKA atau inyiek Rasul) dan Jamil
Jambek (Inyiek Jambek) Bahkan Abdullah
Ahmad dan Amarullah pada tahun 1925
setelah menghadiri konferensi
Internasional Islam di Mesir, keduanya
dianugrahi gelar Doktor Honoris Causa
dari Al-Azhar.
Suria.
Dibawa
oleh
Muhamm
Turki,
ad Rasyid Maroko,
Dibawa
Ridho, dll di bawa
oleh
oleh
Muhamm
Abdul
ad
Qodir, dll
Syarafudd
in, dll

Muhamma
d Abduh, Dunia
Iran, Arab
(Islam
dibawa masuk
Rasionalit melalui
oleh as) Tulisan dan
Mirza majalah
Muhamm yang
ad Husain dibawa
Khon, dll jamaah
Haji
Indonesia
Malaysia,
, dibawa dibawa
Syaikh Syaikh
Taher Taher
Jalaluddin, Jalaludin,
K.Dahlan, tulisan,
jamaah Haji, majalah dll
dll
Fokus Pemikiran Muhammad
Abduh

Ada dua fokus utama dari pemikiran Syaikh Muhammad ‘Abduh


(1849-1905), tokoh pembaru Mesir, ini.

 Pertama, membebaskan umat dari taqlid dengan berupaya


memahami agama langsung dari sumbernya - Al-Quran dan
Sunnah - sebagaimana dipahami oleh salaful ummah sebelum
berselisih (generasi sahabat dan tabi’in).
 Kedua, memperbaiki gaya bahasa Arab yang sangat
bertele-tele yang dipenuhi oleh kaidah-kaidah kebahasaan yang
sulit dimengerti. Kedua fokus tersebut ditemukan sangat jelas
dalam karya-karya ‘Abduh di bidang tafsir. Bagi ‘Abduh, tafsir
harus dapat dimengerti dengan mudah sehingga dapat menjadi
huda (petunjuk) guna meraih kebahagiaan duniawi dan ukhrawi,
sesuai dengan fungsi diturunkannya Al-Quran.
Prinsip-prinsip Muhammad ‘Abduh
dalam penafsirannya, antara lain :
 Memandang setiap surah sebagai satu kesatuan
ayat-ayat yang serasi
 Menjadikan Al-Quran sebagai sumber kaidah dan
hukum, bukan melegitimasi pandangan mazhab
melalui Al-Quran
 Al-Quran berdialog dengan semua generasi
 Tidak merinci ayat-ayat yang sifatnya mubham
atau sepintas lalu
 Sangat kritis terhadap riwayat-riwayat baik hadis
Nabi Saw. maupun pendapat beliau dan tabi’in.
‫‪Pada Nisan Beliau tertulis Kalimat‬‬

‫هو احلى الدائم‬


‫‪.‬نافعنا اهلل تعاىل بعلمه‬
‫أمني‬

You might also like