Professional Documents
Culture Documents
Surat lamaran dan curriculum vitae (CV) merupakan kunci pertama pembuka gerbang
karir idaman Anda. Dengan surat lamaran dan CV inilah, perusahaan mengenal dan
mengetahui kualifikasi Anda. Maka, pembuatannya tidak boleh asal jadi, tapi harus
benarbenar menarik HRD perusahaan yang Anda lamar.
Sebelum menulis, pastikan Anda tahu syarat dan kualifikasi yang diharapkan perusahaan,
kemudian cobalah untuk memenuhi semua syarat yang diminta tersebut. Misal, bila
lowongan menggunakan bahasa Inggris atau ada permintaan menulis lamaran dengan
bahasa Inggris, maka Anda harus membuat lamaran dalam bahasa Inggris.
Surat lamaran biasanya terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian pembuka berisi asal
informasi lowongan yang Anda peroleh dan posisi yang dilamar. Bagian utama berisi
kualifikasi yang Anda miliki, latar belakang pendidikan, dan karakter kepribadian Anda.
Bagian terakhir adalah bagian penutup, tuliskan rasa terima kasih Anda dan tanya tentang
kelanjutan lamaran ini. Cukup satu halaman.
CV pada umumnya terdiri dari 6 bagian, yaitu data pribadi, riwayat pendidikan dan
kursus, pengalaman kerja, pengalaman organisasi, prestasi, dan keahlian khusus. Cukup
dua halaman saja. Jangan menggunakan formulir daftar riwayat hidup yang dijual
dipasaran!
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menulis surat lamaran dan CV adalah buatlah
dengan singkat dan padat, pastikan surat lamaran serta CV Anda dapat mudah dan cepat
terbaca. Gunakan standar surat bisnis berformat formal, kertas putih A4 80 gram, font
Times New Roman, dan spasi 1,5. Hindari kesalahan tata bahasa, ejaan, dan tanda baca.
Tuliskan hal-hal yang spesifik dan relevan dengan posisi yang Anda lamar.
Bila Anda melamar bidang pekerjaan yang menuntut kreatifitas dan seni, seperti
entertain atau advertising, maka Anda dapat lebih kreatif dalam membuat surat lamaran
maupun CV. Jangan lupa sertakan pula portofolio Anda.
Pengiriman lamaran dapat dilakukan melalui email, maka sediakan juga format lamaran
dalam bentuk softcopy, mulai dari surat lamaran, CV, foto, dan scan berkas-berkas
pendukung lainnya. Usahakan menggunakan program standar dan kapasitas tidak lebih
dari 10 MB.
30 MAY 2008
Whether you’re in the process of earning your degree online or have completed your
studies years ago, chances are you intend to use the qualifications earned online to get a
job. But, before you put together your resume, make sure you cast your virtual studies in
the best light possible. Before faxing your resume to your potential employer, check out
these four tips for making your hard earned degree shine:
1. “If it ain’t broke, don’t fix it.” If it’s not going to come up during your interview or
employment, there’s no need to mention that your alma mater was an online institution.
Your school may be a superior, accredited university. However, not all interviewers are
aware of the advancements in online education and may view online degrees as inferior
to degrees earned at traditional schools. Save yourself the hassle of having to prove
yourself by not mentioning unnecessary information.
2. Use buzzwords. Using powerful words to accentuate the explanation of your studies
can help your resume stand out. Possible words include: certified, developed, fully
credentialed, managed, created, awarded, etc. Descriptive words demonstrate your
ability to act and get things done.
4. Connect your college. If it is necessary for you to note that your degree was earned
through the internet (and if the school isn’t accredited), consider showing your school’s
connections to other reputable institutions. For example, if UCLA was sponsoring the
online program you participated in, you’ll want to make note of it. If Microsoft sends its
employees to get certified at your school, let your employer know. Your school’s
admissions counselors should have information about your school’s connections that can
be used as you put together a resume.
http://masancell.com/letters/tips-membuat-resume/make-your-resume-sparkle/
24 MAY 2008
http://masancell.com/letters/tips-membuat-resume/beberapa-saran-dalam-membuat-
resume/
23 MAY 2008
http://masancell.com/letters/tips-membuat-resume/hati-hati-menuliskan-hal-hal-
berikut-dalam-resume/
http://masancell.com/letters/tips-membuat-resume/aspek-aspek-yang-ditonjolkan-
dalam-resume/
0 komentar Link ke posting ini
14 DECEMBER 2007
SABAN pagi hari, di Jalan Asia Afrika, Bandung, sebuah papan pengumuman di salah
satu trotoar selalu dikerubungi banyak orang. Di papan itu tertempel lembaran-
lembaran koran lokal yang memuat iklan lowongan pekerjaan.
Belasan orang yang berkerumun itu dengan serius membaca satu per satu setiap iklan,
lalu mencatat lowongan yang mereka minati.
"Resume yang menarik sangat memungkinkan seorang pelamar untuk mendapat panggilan
wawancara kerja," ujar Alia Gemala dari Alamcvpro, Professional Resume Consultant.
Alia menyarankan, surat lamaran yang dikirim pelamar sebaiknya berbentuk resume
(ikhtisar mengenai data diri) ketimbang curriculum vitae (riwayat hidup). Hal itu dengan
catatan tidak ada permintaan khusus dari penyelenggara pekerjaan. Pertimbangannya,
resume hanya perlu memuat informasi yang berhubungan dengan keprofesionalan
seseorang. Sementara CV menuntut pemuatan informasi personal yang tak ada hubungan
langsung dengan keprofesionalan.
Prinsip dasar resume adalah menyajikan informasi yang jelas, ringkas, dengan format
yang rapi. Informasi yang jelas dan ringkas dapat diwujudkan jika pelamar hanya
memuat informasi yang berhubungan dengan keprofesionalan seseorang.
Pelamar yang merasa punya kualifikasi keprofesionalan yang baik, meski sudah menikah,
bagaimanapun berhak untuk mendapat peluang dinilai lebih jauh melalui wawancara
langsung. Bukan semata dinilai dari keterangan pada resume dan surat lamarannya.
"Melalui resume pancinglah penyelenggara kerja untuk ingin tahu lebih jauh mengenai diri
kita melalui wawancara. Jika saat wawancara ditanya status perkawinan, ya jawab
sejujurnya. Namun, jangan muat itu dalam resume sebab itu memberi peluang
penyelenggara kerja yang berpersepsi negatif dan urung memanggil kita untuk
wawancara," papar Amir.
Pelamar yang sudah pernah bekerja kerap kali hanya memuat soal tanggung jawab apa
saja yang pernah mereka pegang di tempat bekerja sebelumnya. Namun, mereka "lupa"
mencantumkan bagaimana pencapaian yang bisa mereka raih berdasarkan tanggung jawab
tersebut. Pencapaian atau prestasi bisa juga berarti seseorang dapat menyelesaikan
pekerjaan melampaui target yang ditetapkan berdasarkan tanggung jawabnya.
"Namun, Anda jangan pula terjebak menuliskan promosi jabatan sebagai bagian dari
prestasi atau pencapaian itu. Kalau promosi tersebut ukurannya enggak jelas, bisa saja
calon penyelenggara pekerjaan berpikir bahwa promosi itu subyektif. Bisa saja kan,
misalnya karena dia pandai melayani bos lamanya," ujar Amir.
Dengan demikian, penyajian prestasi atau pencapaian merupakan hasil kerja yang
konkret. Misalnya, seseorang sebagai pekerja penjual (sales) dalam kurun waktu tertentu
bisa mencapai angka penjualan suatu produk dua kali lipat dari target yang dibebankan
kepadanya.
"Namun, Anda tetap harus jujur . Jika ada suatu proyek yang pernah dijalankannya
berhasil, dan itu merupakan kerja tim, sebutkan bahwa kita bagian dari tim tersebut,
bukan prestasi individual," tambah Amir.
"Saya tidak menganjurkan pencantuman berbagai seminar yang pernah diikuti. Itu kurang
relevan dan hanya menambah panjang lembar resume saja," kata Amir.
Hal lain yang juga sering kali dilakukan pelamar adalah menuliskan kalimat-kalimat muluk
yang tidak terukur dalam surat lamaran. Seperti lazimnya resume dan surat lamaran
(cover letter) masa kini ditulis dalam bahasa Inggris. Amir mencontohkan kalimat, having
strong managerial skill (memiliki kemampuan manajerial yang kuat). "Apakah kalimat
dalam surat lamaran itu ada penjelasan di dalam resumenya? Terkadang tidak, jadi hanya
kalimat-kalimat muluk yang tidak ada ukurannya untuk diketahui penyelenggara kerja
saat membaca," ujar Amir.
Dia menekankan, jika pelamar ingin menuliskan deskripsi diri dengan kalimat-kalimat
"tinggi", sebaiknya juga menyertakan bukti konkret dan relevan dalam resume.
"Kalimat-kalimat muluk itu kerap kali muncul mungkin juga karena pelamar, khususnya
lulusan baru, mencontoh dari surat lamaran orang lain. Itu sangat tidak disarankan sebab
setiap orang unik dengan segala potensi dan kekurangannya," tandas Amir.
06 DECEMBER 2007
Tahukah Anda, bila Anda sedang mencari lowongan pekerjaan, sebetulnya itu berarti Anda
telah bekerja. Ya, ketika mencari lowongan pekerjaan, kemudian mengajukan lamaran,
Anda sudah melakukan fungsi marketing. Artinya, Anda sudah harus terampil menjual
keterampilan, bakat, dan keahlian di pasaran lowongan pekerjaan bila Anda ingin
mendapatkan pekerjaan yang sesuai.
Menjual diri tidak berarti Anda harus menipu atau mengelabui. Tetapi sekadar info,
faktanya, pada banyak kasus surat lamaran Anda tidak akan diperhatikan. Benar. Jika Anda
ingin surat lamaran Anda mendapatkan respon, Anda harus tahu cara menarik perhatian
orang yang membacanya, termasuk memberitahukan bagaimana Anda dapat memberikan
kontribusi diri Anda demi keberhasilan perusahaan mereka.
Sebagai pemburu pekerjaan, Anda harus ingat, “menjual diri” harus dimulai dari kertas.
Tidak peduli apakah Anda menulis lamaran melalui curriculum vitae (CV), e-mail atau pos
biasa, kemampuan Anda dalam mengomunikasikan pandangan dan efek adalah penting.
Para profesional yang sibuk, termasuk para perekrut – selalu dibanjiri dengan e-mail, CV
dan materi-materi lainnya. Hasilnya? Email yang panjang dan bertele-tele, surat yang
membosankan dan CV yang tidak profesional, dibuang, dihapus, dan tidak dipedulikan.
Bila Anda ingin CV dan surat lamaran Anda dibaca, Anda harus menghindari kesalahan yang
umum yang sering dilakukan oleh para pemburu pekerjaan.
Kesalahan 1:
Membingungkan
Mari bayangkan skenario yang sering dilakukan oleh pemburu pekerjaan: Anda membaca
mengenai tawaran pekerjaan yang menarik, dan Anda langsung membuat surat lamaran
dengan terburu-buru dan tidak teliti. Sesudahnya, tentu Anda akan menunggu telepon
berdering atau e-mail atau surat panggilan. Sayangnya, telepon tidak berdering, tidak ada
e-mail yang masuk, dan tidak ada surat panggilan.
Pertimbangkan kemungkinan ini: Anda bingung. Mungkin Anda mencantumkan minat Anda
pada posisi Bagian Penjualan tetapi Anda juga menyebutkan Anda tidak menutup
kemungkinan untuk posisi di Bagian Pemasaran atau Bagian Keuangan. Atau, bisa jadi Anda
mencantumkan semua keahlian Anda di dalam CV, mulai dari mengajar bahasa Inggris
sampai dengan ahli penerjemah dan semuanya Anda cantumkan di dalam CV Anda.
Solusinya? Kejelasan. Bila Anda terlalu banyak memberikan informasi mengenai diri Anda,
sejarah pekerjaan, tujuan masa depan karier atau segala macam hal, Anda malah
membingungkan orang yang membacanya. Mungkin kita berpikir orang yang membaca CV
kita akan berpikiran sama dengan apa yang kita tulis, dengar dan katakan, tetapi
kenyataannya tidaklah demikian. Orang sibuk dan waktu sangat terbatas. Tugas Anda
adalah untuk memberikan penjelasan secara ringkas, jelas, cepat, dan langsung kepada
intinya.
Sebelum mengirim CV, tanyakan diri Anda sendiri: “Diantara poin-poin yang lain, satu poin
apa dari diri saya yang ingin saya perlihatkan dan sampaikan kepada pembaca CV saya?”
Lalu pikirkan bagaimana Anda akan menyampaikannya atau menuliskannya atau
menghapus hal-hal yang tidak perlu. Semakin banyak informasi yang Anda berikan,
semakin kecil kemungkinannya akan dibaca dan diingat.
Kesalahan 2:
Membosankan
Profesional yang sibuk – termasuk para perekrut pegawai – dibanjiri dengan segala macam
informasi. Termasuk lamaran serta jadwal wawancara calon pegawai. Anda akan melihat
betapa pentingnya dapat menarik perhatian mereka dengan cara yang profesional. Bila isi
CV Anda membosankan, kemungkinannya Anda tidak mendapatkan pekerjaan yang Anda
inginkan dan butuhkan.
Solusinya? Berikan informasi yang berarti dan berguna. Bila Anda ingin agar CV Anda
menarik perhatian mereka yang membacanya, materi tulisan haruslah ringkas, jelas dan
menyampaikan pesan yang berarti. Lupakan bahasa klise seperti, “Saya merupakan pemain
tim yang andal,” atau “Saya pekerja keras.” Walaupun hal ini benar, semua pelamar
menuliskannya. Bila Anda memang pekerja keras dan ingin menyampaikan atau
menuliskannya, maka Anda harus membuktikannya. Jangan tuliskan kecuali Anda telah
menyiapkan contoh yang jelas dan sampaikan dengan singkat.
Bila Anda menuliskan tentang diri Anda, selalu siap untuk menawarkan cerita, contoh atau
kenyataan yang betul-betul memperlihatkan Anda seperti yang Anda tulis atau katakan.
Kesalahan 3:
Menyamaratakan
Bila kita berbicara mengenai CV dan surat lamaran, Anda tidak dapat membuatnya satu tipe
untuk semua pekerjaan yang Anda lamar. Untuk menyiapkannya diperlukan waktu dan
usaha. Itulah sebabnya mengapa banyak diantara kita sangat malas untuk
mempersiapkannya sesuai dengan posisi pekerjaan yang dibutuhkan.
Hasilnya? Kita mengirim CV dan surat lamaran yang sama persis (dan hanya membuat
perubahan-perubahan kecil seperti mengganti nama perusahaan, alamat, nama orang yang
dituju) pada setiap pekerjaan yang kita lamar. Ini bukan merupakan cara yang tepat.
Bila Anda tidak menyisihkan waktu untuk menyiapkan CV dan surat lamaran yang sesuai
dengan posisi pekerjaan yang dibutuhkan oleh tiap perusahaan, Anda menghilangkan
kekuatan dari CV Anda, dan tentu saja Anda sulit berkompetisi dengan calon pelamar lain
yang memiliki pesan yang kuat dan lebih terfokus.
Solusinya? Sesuaikan CV dan surat lamaran Anda setiap kali dan setiap saat Anda akan
mengirimkannya. Tidak berarti Anda harus mengubah sama sekali isi dan bentuknya tetapi
sesuaikan dengan posisi yang diperlukan dan yang Anda impikan.
Pastikan untuk meneliti deskripsi pekerjaan sebelum Anda mengirimkannya dan bahwa
informasi yang Anda berikan merefleksikan posisi yang dibutuhkan dan bagaimana Anda
dapat mengkontribusikan diri Anda terhadap kebutuhan tersebut. Memang ini berarti Anda
harus berkerja keras tetapi tidak selalu mudah untuk mendapatkan pekerjaan yang kita
dambakan. Buat setiap kesempatan yang memungkinkan dan luangkan waktu Anda untuk
sungguh-sungguh menyiapkan CV Anda agar tampak eksklusif dan berbeda dari pelamar
lainnya.
Bila Anda adalah desainer Web yang telah lama berkiprah, atau Anda mulai menekuni
dunia desain, ada satu hal yang tak kalah penting yang harus Anda perhatikan; Resume.
Resume adalah riwayat perjalanan Anda dalam berkarir, jadi secara ringkas orang akan
mendapatkan gambaran tentang Anda dalam resume yang Anda buat. Bila Anda seorang
desainer Freelance dan mencari proyek atas nama pribadi, resume merupakan penunjang
dari nilai jual atas karya Anda. Dengan resume yang baik, calon klien akan merasa
teryakinkan. Resume juga berperan sangat penting bila Anda melamar pekerjaan,
perusahaan akan mendapat gambaran apa, siapa, dan bagaimana Anda dalam bidang yang
Anda geluti.
Lalu, apa saja yang harus Anda cantumkan dalam resume seorang desainer Web? Beberapa
poin dibawah mungkin bisa menjadi pertimbangan Anda dalam membuat resume.
Pengalaman Organisasi
Apakah Anda adalah orang yang dapat diajak bekerjasama dalam sebuah tim? Gambaran
tentang hal ini diperoleh dari penuturan keterlibatan Anda pada sebuah organisasi baik
itu organisasi yang Anda ikuti pada masa sekolah atau kuliah, Organisasi kemasyarakatan,
atau sosial. Sebutkan posisi atau jabatan yang Anda pegang.
Pengalaman Kerja
Pengalaman Kerja dapat menjadi pertimbangan yang sangat berharga, orang yang telah
atau pernah bekerja, biasanya memiliki pengalaman lebih pada bidang desain Web. Batasi
jumlah pengalaman kerja Anda, cukup tampilkan pengalaman kerja pada perusahaan yang
menurut Anda pantas dibanggakan. Bila terlalu banyak menampilkan pengalaman kerja,
bisa-bisa Anda disebut kutu loncat.
By Febdian Rusydi
Akhir-akhir ini saya sering dapat pertanyaan bagaimana membuat sebuah resume, atau
apa beda CV dan Resume. Akhir tahun lalu, secara kebetulan saya singgah ke situs
ScienceCareer.org dan menemukan sebuah artikel dari Peter Fieske. Menurut saya artikel
ini bagus, pembahasan lugas dan jelas, dan yang paling penting up-to-date. Sebelum ini
dalam membuat resume saya berpedoman pada buku “How To Say It” karya Rosalie
Maggio (ISBN:0-7352-0234-6).
Ada sedikit perbedaan memang dengan Fieske. Pertama, Fieske menjelaskan membuat
resume untuk para saintis muda, sementara Magio lebih untuk kasus umum. Kedua, Fieske
tidak mempermasalahkan menulis referensi dengan “Referensi tersedia jika diminta,”
sementara Maggio menegaskan referensi harus ada.
Semoga terjemahaan bebas ini bermanfaat bagi para pembaca. Versi asli dalam Bahasa
Inggris tersedia di web ScienceCareer. Selamat menikmati.
Mari kita mulai tulisan ini dengan melakukan sebuah Kuis, test kecil-kecilan. Saya yakin
anda semua sudah pernah mengalami, saat permulaan sebuah kelas dengan seorang
instruktur yang berpikir untuk mengadakan sebuah kuis di hari pertama untuk melihat
seberapa banyak yang anda tahu tentang materi yang akan diberikan dalam kelas
tersebut. Saat anda mencoba menjawab kuis itu sehebat yang bisa anda lakukan (kita
semua melakukannya) jawaban yang biasanya kita berikan penuh dengan perasaan teror
dan frustasi, karena banyak yang tidak kita tahu sehingga merasa kebodohan kita diekspos
untuk dilihat semua orang. Instruktor, sebagaimana kita semua tahu, SENANG untuk
mengkondisikan para siswanya dalam kondisi frustasi ini! Saya benci pengalaman ini.
Jadi maafkan saya jika saya menikmati kondisi yang sama dalam masalah terkait resume
dan CV. Bahkan jika anda menjawab pertanyaan kuis ini dengan benar, kuis ini mungkin
membuat anda berpikir ulang tentang resume atau CV anda sendiri.
Pertanyaan
Pertanyaan 1:
Resume dan CV pada dasarnya bisa saling dipertukarkan. (Benar atau Salah)
Pertanyaan 2:
Tujuan resume atau CV adalah untuk mendapatkan sebuah pekerjaan. (Benar atau
Salah)
Pertanyaan 3:
Pesan utama yang ingin anda sampaikan lewat resume anda adalah sudah sampai di
mana anda. (Benar atau Salah)
Jawaban
Jawaban 1: SALAH!
Resume dan CV adalah berbeda, SANGAT berbeda. Perbedaan-perbedaan antara dua hal
ini termasuk struktur, isi, panjang, dan gaya. Kesalahan yang paling sering dijumpai dari
seorang saintis dalam pencarian kerja adalah menyerahkan sebuah resume yang sangat
mirip dengan sebuah CV.
Jawaban 2: SALAH!
Tujuan dari resume atau CV adalah untuk mendapatkan tempat atau undangan
WAWANCARA (interview). Mendapatkan sebuah pekerjaan adalah setelah itu, setelah
melewati wawancara dan terkadang wawancara lanjutan. Tujuan utama dari resume
atau CV anda seharusnya untuk mendaratkan kaki anda ke dalam pintu, hanya itu!
Jawaban 3: SALAH!
Sebuah perbedaan mendasar antara resume dan CV adalah bahwa CV fokus pada riwayat
hidup (sudah sampai di mana anda), sementara resume harus bisa menyampaikan pesan
anda hendak ke mana. Sebuah resume tidak bisa hanya sekedar daftar dari pengalaman-
pengalaman masa lalu anda. Sebuah resume harus merupakan sebuah seleksi singkat
dari pengalaman-pengalaman tersebut dan skill yang COCOK DENGAN PEKERJAAN YANG
SEDANG ANDA LAMAR. Mungkin anda bertanya, bagaimana cara melakukannya? Nah, sila
lanjut baca artikel ini…
Bagi para saintis di semua zaman, melamar apapun jenis pekerjaan baik terkait atau tidak
dengan riset sains, sebuah resume atau sebuah CV adalah alat yang paling diburu nomor
satu. Kebanyakan para saintis sudah terbiasa dengan aturan-aturan untuk membuat
sebuah CV; setelah itu, kita sampai pada kondisi di mana CV merupakan sesuatu yang
biasa. Bagaimanapun, kebanyakan saintis dan insinyur baik Ph.D maupun master punya
sedikit atau bahkan tidak punya pengalaman sama sekali dalam menulis sebuah resume.
Akibatnya, mereka akhirnya membuat sebuah dokumen yang sebenarnya adalah sebuah
CV. Apanya yang salah, sih? Saat anda sedang melamar sebuah pekerjaan dan bersaing
dengan banyak yang TAHU SEPERTI APA SEHARUSNYA SEBUAH RESUME, resume anda akan
terlihat sebagai barang aneh, ganjil, tidak cocok, dan tak tersentuh. Ini sama sekali bukan
impresi terbaik yang seharusnya diberikan. Anda mungkin saja pintar dan memiliki latar
belakang yang hebat, tapi dengan demikian anda sama sekali tidak akan terlihat sebagai
seorang kandidat yang berpotensi.
Tidak seperti CV, yang merangkum SEMUA pengalaman anda, resume adalah sebuah
rangkuman dari aspek pendidikan anda atau pengalaman kerja anda yang membuat anda
COCOK UNTUK PEKERJAAN TERTENTU YANG SEDANG ANDA LAMAR. Panjang resume cukup
dalam selembar kertas saja (kecuali anda punya pengalaman bertahun-tahun dalam
bidang tertentu), dan spasi ketikan secukupnya.
Nama dan alamat: Nama, alamat, nomor telepon, nomor fax, dan alamat email anda
sebaiknya di bagian atas halaman terdepan, cukup besar sehingga gampang dibaca. Jika
resume anda dua halaman atau lebih, pastikan nama anda ada di setiap lembar kertas
sebagai header.
Pernyataan tujuan resume: Pernyataan tujuan resume adalah bagian utama dalam
resume profesional tapi sangat jarang diteumkan dalam sebuah CV. Pernyataan tujuan
resume adalah sebuah kalimat yang menyatakan APA YANG ANDA CARI. Pernyataan ini
bisa berubah tergantung dari jenis posisi yang sedang anda lamar. Pernyataan tujuan
resume memberikan gambaran kepada pihak pemberi pekerjaan jenis posisi apa yang
sedang anda cari, di mana anda ingin bekerja, dan aspek bidang apa yang anda tertarik.
Tunggu! Tahan sebentar! Anda bertanya, kenapa ini penting? Tidakkah sudah cukup jelas
bahwa anda menginginkan sebuah pekerjaan? Lagi pula, anda sedang MELAMAR posisi itu!
Jawaban singkatnya adalah: Si pemberi pekerjaan memakai pernyataan tujuan resume
untuk menyingkirkan para pelamar yang tidak memberikan petunjuk apa yang mereka
inginkan. Anda tidak bisa bergantung pada resume anda untuk bicara sendiri tentang
kualifikasi dan tujuan karir anda; anda harus tegaskan kualitas dan tujuan anda di awal
resume. Para pelamar pekerjaan yang yang sudah benar-benar mencari pekerjaan untuk
dilamar akan bisa mendeskripsikan dengan jelas dan singkat kenapa mereka melamar
pekerjaan tersebut. Para pelamar yang membabi-buta mencetak resume dengan laser
printer dan mengirimkan ke semua orang yang membuka lowongan pekerjaan tidak akan
bisa untuk memberikan pernyataan tujuan dari posisi yang dilamarnya, dan ini akan
menjadi sebuah kerugian besar untuknya.
Sebuah pernyataan tujuan harus bisa memberikan kesetimbangan antara luas dan spesifik.
Mengatakan sesuatu seperti “Applicant deseires a challenging position utilizing his skills
and experience with the opportunity for advancement” tidak menjelaskan apa-apa
kepada si pemberi pekerjaan, selain daripada, tentu saja, kamu ingin sebuah pekerjaan.
Masih belum jelas juga tentang pernyataan tujuan? Ini beberapa contoh bagus:
Setiap pernyataan tersebut dengan jelas menyatakan tujuan si pelamar, dan beberapa
malah menyarikan beberapa kemampuan si pelamar. Sebagaimana yang anda bisa lihat,
dalam rangka membuat sebuah pernyataan tujuan yang bagus, anda harus memiliki
sebuah tujuan spesifik di benak anda. Dan ini membutuhkan pencarian yang serius dalam
sebuah pekerjaan yang ingin anda lamar.
Pernyataan ringkasan: Beberapa resume juga memiliki sebuah pernyataan ringkasan, di
mana satu atau dua kalimat untuk mendeskripsikan kualifikasi terpenting dari pelamar.
Pernyataan ini biasanya mencakup skill terpenting untuk pekerjaan tersebut yang sudah
dilakoni selama bertahun-tahun (spesialisasi).
Pendidikan: Latar belakang pendidikan dari saintis biasanya selalu hebat di atas kertas.
Ini adalah sesuatu yang diperhatikan oleh semua orang. Seorang kandidat yang memiliki
Ph.D. dari Massachusetts Institute of Technology di bidang geofisika dan lulus dengan
summa cum laude dari Vassar College akan menarik perhatian siapa pun. Sebenarnya
derajat atau gelar akademik yang dicantumkan (dalam resume) untuk mendapatkan
sebuah posisi pekerjaan yang mana pekerjaan tersebut tidak membutuhkan gelar
akademik tersebut tidak dipertimbangkan sebagai sebuah aset.
Untuk alasan ini saya letakkan seksi Pendidikan tepat di bawah Pernyataan tujuan
resume.
Letakkan hal-hal seperti “lulus dengan cum laude” pada bagian ini, tapi letakkan
akademik dan penghargaan yang berkaitan dengan akademik di bagian yang lain.
Agar lebih jelas, anda seharusnya menuliskan seperti berikut di bagian Pendidikan
(dengan urutan kronologis terbalik):
Nama pembimbing
Indeks Prestasi
Sekolah Menengah Atas (SMA)
Beberapa ilmuwan master dan Ph.D. mengatakan pada saya mereka gagal mendapatkan
pekerjaan karena dianggap “overqualified” (kualitasnya di atas yang dibutuhkan).
Beberapa orang menyarankan bahwa, dalam kasus-kasus tertentu, anda seharusnya tidak
mencantumkan Ph.D. dalam resume dan berlagak bahwa kamu tidak pernah bersekolah
Ph.D. Gelar Ph.D atau master berguna hanya jika anda tidak bisa menunjukkan pada
perusahaan betapa kamu punya skill yang bernilai yang anda dapatkan selama ini.
Tantanganmu adalah untuk membuat jelas bagaimana pendidikan dan/atau pelatihan
yang ada dapatkan relevan dengan pekerjaan yang sedang anda lamar.
Jika anda memutuskan bahwa gelar akademik bukan sesuatu yang ingin anda tonjolkan,
ada berbagai cara untuk tidak menegaskannya. Salah satunya adalah dengan meletakkan
bagian Pendidikan di bagian paling bawah resume. Dengan demikian perusahaan sudah
kagum duluan dengan pengalaman kerjamu sebelum akhirnya tahu bahwa anda punya
gelar akademik yang tinggi.
Pengalaman Kerja: Di sinilah tempat meletakkan tiga sampai empat pengalaman kerja
yang menegaskan keahlian yang memang sangat dicari oleh perusahaan. Yang teramat
penting, anda seharusnya menunjukkan bagaimana anda membuat sebuah perbedaan.
Bagaimana caranya? Dengan mengutip spesifik, pakailah ukuran quantitatif tentang apa
yang anda lakukan: Jangan hanya mengatakan anda “Mengajar di lab”; tapi katakan
“Mengajar di Lab Kimia Dasar untuk 23 siswa.” Apapun yang anda lakukan, JANGAN
asumsikan bahwa menyebutkan sebuah pekerjaan yang sederhana sudah cukup:
Kebanyakan perusahaan tidak betul-betul tahu seperti apa kerjaan-pekerjaan di bidang
lain secara detil.
Jika anda adalah fresh graduate atau baru lulus dari sekolah, pengalaman riset bisa
dijadikan item pertama dan terbesar, tapi sebaiknya jangan cuma itu saja. Pengalaman
mengajar dapat terlihat bagus sebagai kategori terpisah, terutama jika anda punya
kewajiban mengajar. Pekerjaan sambilan (part-time job) yang dilakukan selagi sekolah
juga bagus diutarakan. Jika anda melakukan sesuatu yang mengesankan untuk sekolah,
bisa dimasukkan, terutama jika pengalaman kerja anda sangat terbatas.
Bagian yang lain: Anda mungkin ingin memasukkan sebuah daftar skil-skil tertentu jika
anda belum jelaskan di atas. Skil komputer dan bahasa asing mungkin bisa ditulis pada
bagian terpisah. Tergantung pada pekerjaan yang dilamar, anda mungkin ingin
menjelaskan perangkat lunak tertentu yamg anda sudah terbiasa memakainya.
Apa yang tidak perlu dicantumkan: Dulu menjadi kebiasaan untuk mencantumkan
informasi personal seperti hobi dan kesukaan. Sebab, bisa jadi si pembaca memiliki hobi
yang sama dengan anda, misalnya sama-sama pendaki gunung. Wah, jangan lagi, ini
adalah era modern, dan informasi personal tidak hanya tidak relevan, tapi ini membuat
resume anda tidak profesional. Jadi tidak perlu mencantumkan dalam resume anda bahwa
anda suka medaki, berburu, mengkoleksi prangko, dan semacam ini lainnya. Juga tidak
perlu mencantumkan: tanggal kelahiran, status perkawinan, jumlah anak, dan permintaan
gaji.
Dalam hukum, perusahaan tidak berhak bertanya umur anda, status perwakinan, atau
jumlah anak yang anda punya. Mereka bisa melontarkan pertanyaan wajib seperti
“apakah anda punya kebutuan khusus yang akan mempengaruhi kinerja anda?” Anda
boleh berpikir bahwa anda meminta mereka melakukan sesuatu untuk anda dengan
membeberkan informasi sensitif dan pribadi anda, tapi dalam realitas, ini memberikan
mereka impresi bahwa anda kurang pengalaman di lapangan pekerjaan.
Referensi: Referensi, jika diminta, harus dicantumkan pada halaman terpisah dengan
nama lengkap, jabatan, tempat bekerja, hubungan dengan anda, alamat lengkap, nomor
telepon dan mesin fax, dan alamat email. Juga jangan takut mengakatakan “Referensi
tersedia jika diminta.” Beberapa orang mengatakan pada saya bahwa referensi semakin
jarang dipakai akhir-akhir ini, meskipun saya menerima beberapa telepon tentang orang
yang mencantumkan saya sebagai referensi mereka. Secara umum, impresiku adalah
bahwa perusahaan bergantung pada resume tertulis dan wawancara dalam mengangkat
pegawai baru dan memakai referensi sebagai sebuah cek akhir (final check).
Bagaimanapun, referensi yang sudah dikenal baik oleh perusahaan dapat menjadi sangat
berguna. Orang-orang ini sering ditelepon, dan jika mereka sudah disiapkan bernyanyi
untuk anda, anda punya keunggulan yang mengerikan. Ingatlah untuk mempersiapkan dan
menghubungi para referensi anda jauh-jauh hari.
Kategori CV Resume
Sebuah daftar penuh
Ringkasan dari pengalaman
riwayat hidup dari
Apa ini? dan skil yang sangat relevan
pekerjaan profesional dan
dengan posisi yang dilamar.
pendidikan.
Biasanya berhalaman- Biasanya satu halaman saja.
Sebarapa panjang? halaman, panjang tidaklah Halaman yang banyak hanya
penting. untuk posisi level senior.
Dipakai untuk posisi Dipakai untuk setiap jenis
Kapan dipakai? akademik dan riset di perkejaan di luar akademis
pemerintahan dan industri. dan sains.
Bahkan daftar sebagian
Apakah publikasi Daftar lengkap publikasi
publikasi pun jarang
dicantumkan? adalah penting.
dimasukkan.
Seberapa penting gaya dan Gaya tidak begitu masalah;
Gaya dan isi sama penting.
layout? isi adalah yang terpenting.
Haruskah dimodifikasi
Harus diadaptasi supaya
untuk cocok dengan
Tidak perlu. cocok dengan setiap spesifik
perkejaan yang saya
pekerjaan yang anda lamar.
lamar?
Peter Fieske adalah seorang Ph.D. di bidang ilmu geologi dan lingkungan, postdoc di
Lawrence Livermore National Laboratory (Amerika Serikat), dan penulis buku To Boldy
Go: A Practical Career Guide for Scientist. Peter juga sering menulis di majalah internet
ScienceCareer.org sebagai seorang konsultan di kolom Career Development.
Agar terlihat profesional dan menarik, ada beberapa hal yang hendaknya diperhatikan
dalam membuat curriculum vitae (CV):
Status perkawinan
Foto terbaru
Lampirkan pas foto terbaru. Sebaiknya gunakan pas foto berwarna, dan berpakaian resmi (jas
lengkap dengan dasi).
Referensi
Bila memungkinkan, cantumkan referensi, yaitu orang yang bisa dihubungi oleh pihak
penyeleksi untuk menanyakan hal-hal penting seputar diri anda (biasanya nama atasan dimana
anda bekerja sebelumnya).
Selalu cantumkan jenis pekerjaan yang anda inginkan. Jangan menulis bahwa anda siap bekerja
dalam posisi apa saja karena akan memberi kesan bahwa anda adalah pekerja serabutan. Tuliskan
saja spesialisasi anda.
Gunakan huruf dengan ukuran dan jenis standar (warna hitam), contohnya font jenis Times New
Roman.
Pengalaman kerja
Cantumkan deskripsi singkat tentang pekerjaan anda pada perusahaan sebelumnya (bukan nama
perusahaannya) sebanyak-sebanyaknya tiga perusahan terakhir, berikut pangkat dan jabatannya.
Pengalaman lain yang menunjang
Cantumkan pengalaman atau organisasi yang berhubungan dengan spesialisasi anda. Jika anda
adalah seorang spesialis bidang kimia, maka pengalaman sebagai juara I lomba melukis atau
pejabat ketua senat tidak perlu dicantumkan.
Identitas
Format resume atau curriculum vitae di setiap negara berbeda-beda. Hal ini tampaknya
dipengaruhi oleh budaya, kebiasaan dan pandangan politik di setiap negara yang berbeda-beda
pula. Sebagai contoh, untuk resume standar di Amerika Serikat (AS) tidak perlu mencantumkan
foto, agama, status perkawinan dan umur, karena hal itu dianggap sangat pribadi.
Perusahaan tidak meminta pencantuman keterangan-keterangan seperti itu karena bisa dianggap
melakukan ‘early prejudice’. Di AS perusahaan tidak boleh melakukan diskriminasi dalam
penerimaan pegawai, baik diskriminasi atas ras, umur, status maupun agama. Sedangkan di
Singapura, kadang dalam resume diminta mencatumkan keterangan ras.
sumber : http://www.ngelamar.com
19 NOVEMBER 2007
Resume atau riwayat singkat yang berisi pengalaman dan ketrampilan yang dimiliki oleh
seseorang yang melamar sebuah pekerjaan amatlah menentukan bagi dipilih atau
tidaknya si pelamar untuk masuk ke tahapan selanjutnya dalam proses rekrutmen dan
seleksi karyawan. Resume yang dibuat dengan baik akan mempermudah pembacanya
(baca: recruiter) dalam mengevaluasi kualifikasi yang dimiliki oleh si pelamar.
Pentingnya membuat resume yang dirancang secara khusus (bukan menjiplak model
resume orang lain) seringkali tidak disadari oleh si pelamar. Dalam banyak kasus masih
sering dijumpai bahwa pelamar justru menggunakan format resume yang sudah baku
dengan cara membeli formulir resume yang dijual di toko-toko buku atau pun
mendownload formulir yang terdapat di websites. Memang hal ini tidaklah sepenuhnya
salah, namun demikian si pelamar hendaklah mempertimbangkan apakah format tersebut
sudah cocok dengan karakter dirinya. Apa yang terjadi jika ternyata format baku
tersebut, setelah diisi oleh pelamar, ternyata justru banyak menyisakan ruang kosong
alias tidak dapat diisi semuanya. Bukankah hal demikian justru dapat menyebabkan si
pelamar tampak penuh dengan kekurangan di mata si pembaca resume tersebut. Selain
itu resume menjadi tidak enak untuk dilihat.
Dalam kompetisi memperebutkan pekerjaan di tengah - tengah situasi ekonomi yang tidak
menggembirakan saat ini, ditambah lagi dengan banyaknya jumlah pencari kerja, tidak
jarang para pengusaha (baca: orang yang mempekerjakan) harus meluangkan banyak
waktu untuk menyeleksi para calon pekerja yang berkualitas. Mengingat bahwa satu
jabatan yang lowong bisa dilamar oleh ratusan bahkan ribuan pelamar, maka pengusaha
sangat mengandalkan resume pelamar untuk menyaring/menyeleksi mereka untuk
dipanggil wawancara atau test dalam proses berikutnya. Dengan kondisi demikian maka
pelamar yang tidak dapat membuat resume yang dapat menggambarkan kualitas dirinya
dalam bentuk resume yang menarik, padat, dan lugas akan sangat kecil kemungkinannya
untuk dipanggil. Alangkah sayangnya jika pelamar ternyata sangat menguasai bidang yang
dilamarnya tetapi gagal hanya karena resume yang dibuatnya tidak berkenan di hati
pengusaha/pembaca.
Dengan membuat resume secara menarik, padat dan lugas si pelamar sebenarnya
memperoleh manfaat yang sangat besar bagi dirinya karena ia telah mampu: