Professional Documents
Culture Documents
Surah ar-Ra d
Surak ini bernama surah ar-Ra'd (Guruh). N a m a itu telah dikenal sejak awal
masa Islam, bahkan pada sejak masa Nabi saw. Penamaannya dengan ar-Ra'd
disebabkan salah satu ayatnya berbicara tentang guruh. Memang, dalam surah
al-Baqarah [ 2 ] : 19 ada j u g a disebut kata Ra'd, tetapi uraian di sana b u k a n
m e n y a n g k u t guruh, tetapi m e n y a n g k u t orang-orang munafik. Sedang, di
sini ayatnya secara tegas berbicara tentang guruh sebagai pelaku yang bertasbih
bersama malaikat. Tidak diketahui adanya nama lain u n t u k surah ini, selain
a r - R a ' d . U l a m a berbeda p e n d a p a t t e n t a n g m a s a t u r u n n y a . A d a y a n g
berpendapat setelah Nabi saw. berhijrah atau dengan kata lain M a d a n i y y a h .
D a n ada pula yang berpendapat bahwa seluruh ayat surah ini turun sebelum
beliau berhijrah, atau paling tidak sebagian besar ayat-ayatnya M a k k i y y a h .
Ini setelah memerhatikan k a n d u n g a n uraian surah y a n g t e m a n y a serupa
dengan tema ayat-ayat yang turun sebelum hijrah. Salah satu ayat y a n g dinilai
oleh sementara ulama bahwa surah ini turun ketika Nabi saw. telah bermukim
di M a d i n a h a d a l a h a k h i r ayat surah i n i . Tetapi, j i k a m e m e r h a t i k a n
kandungannya y a n g sejalan dengan kandungan ayat pertama, sungguh wajar
ia j u g a merupakan bagian dari surah M a k k i y y a h . A d a j u g a yang menilai ayat
y a n g berbicara tentang guruh (ayat 13) turun di M a d i n a h , dan juga beberapa
ayat lainnya. N a m u n , pendapat-pendapat itu h a n y a sekadar dugaan, bahkan
tidak berdasarkan riwayat y a n g shahih.
197
198 Surah ar-Ra'd [13]
Tema u rama surah ini adalah uraian tentang kebenaran al-Qur'an dan
bahwa ia adalah bukti kebenaran dan risalah Nabi M u h a m m a d saw. Tuduhan
y a n g t i d a k beralasan dari k a u m m u s y r i k i n t i d a k l a h pada t e m p a t n y a
dihiraukan, balikan tidak pada tempatnya diucapkan. Betapa ajakan al-Qu r'an
y a n g d i s a m p a i k a n Nabi M u h a m m a d saw. b u k a n ajakan y a n g haq, padahal
intinya adalah keesaan Allah sedang keesaan-Nya terbukti amat jelas pada
avat-ayat kattniyah vang terhampar di langit dan di bumi. D e m i k i a n lebih
kurangThabathaba i. Pakar keserasian al-Qur'an, Ibrahim Ibn Umar al-Biqa i,
berpendapat serupa. Bertitik tolak dari n a m a surah i n i — " a r - R a ' d " — d i a
menegaskan bahwa tujuan u t a m a surah ini adalah uraian tentang sifat al-
Q u r ' a n vang penuh dengan kebenaran dan y a n g dapat memberi pengaruh
positif y a n g lahir dari k a l i m a t - k a l i m a t n y a y a n g sangat jelas dan, dengan
"suaranya" y a n g gamblang, ia dapat melahirkan rasa takut dan gentar bagi
siapa yang mau melihat, walau terkadang juga tidak memberi pengaruh bahkan
menjadi sebab kesesatan dan kebutaan—bagi yang enggan. N a m a yang paling
tepat untuk tujuan itu adalah Guruh karena guruh merupakan suatu kenyataan
dan hak y a n g didengar oleh y a n g buta dan y a n g melek serta oleh siapa pun
y a n g m e n a m p a k k a n diri atau y a n g bersembunyi. Ia j u g a dapat disertai oleh
kilat dan hujan dan dapat j u g a tidak. H u j a n pun kalau turun dapat memberi
manfaat jika tanah y a n g dihujamnya subur dan bisa j u g a tidak bermanfaat
j i k a y a n g d isi r a m i n y a adalah tanah y a n g gersang. D e m i k i a n a l - B i q a ' i
m e n g e m u k a k a n tema surah dari kata guruh y a n g merupakan satu-satunya
n a m a yang disandangnya.
Dari segi hubungan surah ini dengan surah sebelumnya, kita dapat berkata
bahwa surah ini merupakan perincian dari ayat-ayat y a n g menjadi penutup
surah yang lalu, yang antara lain berbicara tentang b a n y a k n y a ayat htUiniyah
y a n g terhampar di alam raya, tetapi diabaikan oleh k a u m m u s y r i k i n (ayat-
ayat 105-108). Sekian banyak ayat yang terlihat di langit dan di bumi diuraikan
dalam surah ini, seperti ayat 2, 3, dan 4. U r a i a n n y a tentang bagian-bagian
yang berdampingan di bumi dan kebun-kebun serta aneka tanaman yang
disirami dengan air yang sama mengantar kepada uraian tentang pembuktian
keniscayaan hari Kemudian karena terdapat kemiripan antara kehidupan tanah
5urah ar-Ra'd [13] 199
yang tadinya gersang (mati) dengan kebangkitan manusia dan hidup kembali
di hari Kemudian setelah m e n g a l a m i kematian.
Di sisi lain, s u n g g u h serasi awal ayat pada surah ini dengan p e n u t u p
surah sebelumnya. A k h i r uraian pada surah Yusuf adalah tentang ayat-ayat
3
al-Qur an. Ia bukan cerita yang dibuat-buat, tetapi membenarkan kitab-kitab
suci sebelumnya, menjelaskan segala sesuatu yang berhubungan dengan ajaran
agama, serta petunjuk dan rahmat bagi k a u m y a n g beriman. Sedang, awal
surah ar-Ra'd j u g a berbicara t e n t a n g ayat-ayat al-Kitdb, baik a y a t - a y a t
Qur'aniyah m a u p u n kauniyah, sebagaimana akan terbaca nanti pada ayat
pertama surah ini.
Ada hal lain y a n g m e n a r i k dari surah ini, y a i t u i r a m a musikal y a n g
dilahirkan kata-kata, penggalan kalimat, dan fdshilahf penutup ayat-ayatnya.
Lima ayat pertama ditutup dengan irama y a n g sama: yuminun, tuqinun,
yatafakkarun,yaqilun, dan khdlidun. Selanjutnya, dari ayat e n a m sampai
dengan 2 7 , h u r u f sebelum a k h i r n y a adalah ^///"sehingga bernada panjang
seperti al-'iqdb, had, miqddr, al-mutadl, an-nahar, w di, ats-tsiqdl, dan
seterusnya hingga ayat 2 7 . Setelah pembaca terbiasa dengan nada itu tiba-
tiba akhir ayat 2 8 diubah dengan m e n g a k h i r i n y a dengan huruf bd ' y a i t u al-
qulub lalu melanjutkan kembali sebagaimana sebelumnya menggunakan nada
panjang mddb, matdb, mi'dd, dan seterusnya hingga akhir surah.
KELOMPOK 1
AYAT 1-4
201
202 Surah ar-Ra'd [13]
Kelompok i Ayat 1 Surah ar-Ra'd [13] 203
AYAT 1
"Alif, Ldm, Mim, Rd'. Itu ayat-ayat al-Kitdb dan yang diturunkan kepadamu
dari Tubanmu adalah al-bacj; akan tetapi kebanyakan manusia tidak beriman. "
Salah satu pendapat tentang ( J.\) Alif ldm, Mim, Rd', dan ayat-ayat
y a n g m e n g g u n a k a n huruf-huruf fonetis y a n g mengawali beberapa surah al-
Q u r ' a n adalah b a h w a huruf-huruf itu bertujuan m e n a r i k perhatian k a u m
musyrikin. Seakan-akan ia berkata: "al-Qur'an tersusun dari huruf-huruf yang
biasa kalian g u n a k a n dalam bahasa Arab seperti ( J.\) Alif Ldm, Mim, Rd'.
Cobalah buat semacam al-Qur'an dengan m e n g g u n a k a n kata-kata y a n g
tersusun dari huruf-huruf y a n g kalian ketahui itu! Pasti kalian tak m a m p u . "
Masalah huruf-huruf itu telah penulis jelaskan secara luas pada awal surah-
surah al-Baqarali, Ali 'Imran, dan surah-surah lain yang dimulai dengan huruf-
huruf. Rujuklah ke sana! Di sini, penulis ingin menambahkan pendapat lain.
Sementara orientalis berpendapat bahwa huruf-huruf itu merupakan semacam
isyarat-isyarat d a l a m musik u n t u k kesatuan nada. Yusuf al-Qardhawi dalam
tafsirnya atas surah ar-Ra'd menulis bahwa m e m a n g bacaan huruf-huruf
tersebut m e m p u n y a i l a n g g a m tersendiri y a n g dapat berpengaruh, bahkan
menurut al-Qardhawi beberapa orang temannya m e n y a m p a i k a n kepadanya
204 Surah ar-Ra'd [13] Kelompok I Ayat 1
bahwa sementara pakar dari Barat dalam bidang musik memeluk Islam setelah
m e n d e n g a r huruf-huruf tersebut dan b a h w a sebagian di antara mereka
m e n e m u k a n sesuatu y a n g janggal pada beberapa surah y a n g dimulai dengan
h u r u f fonetis itu, tetapi k e m u d i a n mengetahui b a h w a kejanggalan tersebut
lahir dari cara m e m b a c a y a n g keliru. D i a tidak membacanya secara terputus-
putus tetapi m e m b a c a n y a secara terpadu. A l - Q a r d h a w i j u g a m e n y e b u t k a n
b a h w a dia memeroleh informasi dari beberapa t e m a n n y a y a n g mengelola
R u m a h S a k i t "Akbar" di P a n a m a City, A m e r i k a , b a h w a m e r e k a telah
m e l a k u k a n percobaan-percobaan y a n g m e m b u k t i k a n b a h w a a l - Q u r ' a n
m e m p u n y a i pengaruh positif terhadap orang-orang sakit, b a i k m u s l i m
m a u p u n n o n - m u s l i m , baik y a n g mengerti bahasa Arab m a u p u n tidak.
Demikian al-Qardhawi. Secara panjang lebar, pengaruh ayat-ayat al-Qur'an
terhadap jiwa manusia, penulis uraikan d a l a m b u k u Mukjizat al-Qur'an.
Rujuklah ke sana jika A n d a berminat.
AYAT 2
"Allah Yang meninggikan langit tanpa tiang yang kamu lihat, kemudian Dia
bersemayam di atas Arsy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-
masing beredar untuk waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan
menjelaskan ayat-ayat supaya kamu meyakini pertemuan dengan Tuhan
kamu."
"Dan Dia-lahyang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan.
Masing-masing dari keduanya itu (yasbah) beredar di dalam garis edarnya"
(QS. al-Anbiya [ 2 1 ] : 3 3 ) .
Salah satu aspek dari tadbir (yudabbiru al-amr) adalah yufashshilu al-
dydt (menjelaskan ayat-ayat), baik ayat-ayat al-Qur'an m a u p u n ayat-ayat
kauniyah, yang kesemuanya merupakan tanda-tanda keesaan dan kebesaran-
N y a . Penjelasan y a n g beraneka ragam, sekali m e n y e n t u h akal, di kali lain
Kelompok I Ayat 2 Surah ar-Ra'd [13] 209
emosi, di kali ketiga mengajak dengan lemah lembut atau mengancam dengan
perintah atau dengan kisah. Pemaparan tanda-tanda di alam raya pun silih
berganti. Sekali dengan m e n g u n d a n g melihat keserasiannya, di kali lain
manfaat yang dapat diraih, di kali ketiga dengan bencana-bencana yang terjadi.
S e m u a Allah swt. adakan pada w a k t u n y a dan dengan sebab y a n g hak serta
dengan tujuan y a n g sesuai dan serasi. Itulah sebagian k a n d u n g a n m a k n a
menjelaskan ayat-ayat. Itu semua Allah swt. l a k u k a n agar manusia sampai
kepada keyakinan tentang keniscayaan hari Kemudian.
D e n g a n m e m e r h a t i k a n a l a m r a y a serta k e h e b a t a n d a n k e t e l i t i a n
perjalanannya serta dengan mempelajari ayat-ayat al-Qur'an seseorang akan
sampai pada k e y a k i n a n b a h w a pasti ada Penciptanya, dan b a h w a m a k h l u k
tidak diciptakan secara sia-sia. Ada tujuan dari kehadiran manusia di pentas
bumi ini. M a n u s i a adalah m a k h l u k bertanggung j a w a b sehingga pasti dia
akan d i t u n t u t p e r t a n g g u n g j a w a b a n n y a dan diberi ganjaran dan sanksi
sempurna. Ganjaran dan sanksi d a r i - N y a tidak terjadi seluruhnya d a l a m
kehidupan dunia. Karena itu, pasti sang Pencipta (Allah swt.)—menyediakan
v.aktu tertentu u n t u k memberi balasan sempurna bagi amal baik dan amal
:r_ruk seseorang.
210 Surah ar-Ra'd [13] Kelompok I Ayat 3
AYAT 3
AYAT 4
sebagian yang lain dalam rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir. "
oleh para petani sendiri, benar-benar berbeda dari satu jengkal ke satu jengkal
lainnya.
Perbedaan tanah dan lain-lain yang disebutkan di atas, dan yang dilakukan
oleh Allah swt., sama sekali tidak m e m b a t a l k a n h u k u m - h u k u m alam y a n g
juga ditetapkan Allah swt. Itu sebabnya campur tangan petani, misalnya
dengan m e n a m b a h k a n salah satu zat u t a m a yang diperlukan sebagai bahan
m a k a n a n , misalnya dengan m e n g g u n a k a n p u p u k y a n g sesuai dengan jenis
tanah, akan m e n g a k i b a t k a n perubahan y a n g berpengaruh pada t u m b u h -
t u m b u h a n . Ini pun diisyaratkan oleh kata "Kami" d a l a m fitman-Nya:
"Kami melebihkan sebagian atas sebagian yang lain dalam rasanya. " Seperti
telah sering kali d i k e m u k a k a n dalam tafsir ini bahwa bentuk j a m a k yang
menunjuk kepada Allah swt. m e n g a n d u n g makna keterlibatan pihak lain
bersama-Nya, dalam hai ini adalah kelebihan rasa sebagian atas sebagian yang
lain.
KELOMPOK 2
AYAT 5-7
215
216 Surah ar-Ra'd [13] Kelompok II Ayat 5
AYAT 5
"Dan jika engkau heran, maka yang mengherankan adalah ucapan mereka:
"Apakah bila kami telah menjadi tanah, apakah kami akan menjadi makhluk
yang baru?" Mereka itulah yang kafir kepada Tuhan mereka; dan itulah,
belenggu-belenggu di leher mereka; dan itulah penghuni-penghuni neraka,
mereka kekal di dalamnya. "
Firman-Nya:
Firman-Nya:
"Ketika belenggu dan rantai dipasang di leher mereka, seraya mereka diseret"
(QS. al-Mu'min [ 4 0 ] : 7 1 ) , dan ada juga yang m e m a h a m i n y a sebagai ilustrasi
tentang keadaan mereka dalam k e h i d u p a n dunia ini. Keengganan mereka
yang tidak beriman diserupakan dengan keadaan seseorang yang terikat tangan
ke lehernya sehingga tidak dapat mengambil sesuatu, tidak juga dengan leluasa
dapat menoleh ke kiri dan ke kanan. Kedua m a k n a ini—-hakiki dan majazi,
dunia dan akhirat—dapat digabung dalam m e m a h a m i ayat tersebut. Karena
siapa yang enggan menerima kebenaran yang disampaikan oleh para rasul, di
hari Kemudian nanti, dia akan dibelenggu dan diseret ke neraka.
S u n g g u h orang-orang kafir itu m e m u t a r b a l i k k a n keadaan. M e r e k a
mestinya pada m u l a n y a heran dan takjub melihat fenomena alam raya, tetapi
dalam kenyataan mereka menganggapnya biasa. Di sisi lain, mereka mestinya
tidak heran apalagi menolak keniscayaan Kiamat setelah begitu banyak bukti-
bukti y a n g terhampar, tetapi k e n y a t a a n n y a mereka heran dan m e n o l a k n y a .
S u n g g u h tidaklah wajar seseorang tidak metasa heran atau tidak k a g u m
218 Surah ar-Ra'd [13] Kelompok II Ayat 6
melihat suatu keajaiban dan sungguh lebih tidak wajar j i k a ia heran dan
m e n o l a k sesuatu y a n g tidak m e n g h e r a n k a n dan tidak pula wajar ditolak.
AYAT 6
Thabathaba'i m e m a h a m i firman-Nya:
AYAT 7
Ada hal lain yang juga mengherankan akibat kesesatan mereka yang telah
m e l a m p a u i batas itu. Orang-orang kafir selalu berkata dengan tujuan
m e n g e j e k : Mengapa tidak diturunkan kepadanya, yakni kepada Nabi
M u h a m m a d saw., suatu ayat yaitu bukti berupa mukjizat tanda kebenaran
dari Tubannya?Mereka berkata: "Alangkah baik dan tepatnya jika bukti yang
d i t a m p i l k a n oleh M u h a m m a d a d a l a h m u k j i z a t i n d r i a w i seperti v a n g
ditampilkan oleh M u s a , 'Isa, dan nabi-nabi sebelumnya." Usul mereka itu
220 Surah ar-Ra'd [13] Kelompok II Ayat .
K e t i k a m e n a f s i r k a n Q S . a l - A n ' a m [ 6 ] : 3 7 , p e n u l i s a n t a r a lain
mengemukakan bahwa sungguh aneh logika mereka itu. Dari m a n a gerangan
mereka mengetahui bahwa Allah akan rela melayani permintaan mereka,
sedang selama ini sudah sekian banyak bukti yang dipaparkan-Nya? Bukankah
alam raya dengan segala isinya adalah bukti-bukti yang nyata dan oleh al-
Q u r ' a n d i n a m a i ayat-ayat? H a n y a karena terulangnya serta keterbiasaan kita
melihat atau mendengarnya, ia tidak dianggap lagi suatu peristiwa luar biasa
y a n g dapat menjadi ayat/bukti. J a t u h n y a sesuatu karena daya tarik bumi
tidak kurang m e n g a g u m k a n daripada jika sesuatu itu tertarik ke atas. Hanya
saja, karena yang itu sudah sering kali terjadi, ia tidak lagi dianggap bukti
oleh mereka yang lengah. Sungguh, tata kerja alam raya yang berjalan konsisten
sesuai dengan h u k u m - h u k u m yang ditetapkan AJlah, pada hakikatnya, adalah
peristiwa-peristiwa luar biasa, kendati ia sudah sering dilihat. Di sisi lain,
tidak tertutup kemungkinan terjadinya peristiwa-peristiwa berbeda yang tidak
biasa karena, b a i k y a n g telah terlihat sehari-hari m a u p u n y a n g tidak,
kesemuanya tidak keluar dari kekuasaan dan kodrat Allah, dan ketika itu
Kelompok il Ayat 7 Surah ar-Ra'd [13] 221
Dan sekali-kali tidak ada yang menghalangi Kami ttutak mengirhnkan ayat-
.v;at (tanda-tanda kekuasaan Kami), melainkan karena ia telah didustakan
deh orang-orang dahulu. Dan telah Kami berikan kepada Tsamudunta betina
::u (sebagai mukjizat) yang dapat dilihat, tetapi mereka menganiayanya. Dan
Kami tidak memberi tanda-tanda melainkan untuk menakuti" ( Q S . al-lsra'
7
. l * ] : 5 9 ) . J i k a d e m i k i a n , apa g u n a n y a permintaan mereka dikabulkan?
Ayat di atas tidak memerintahkan Nabi saw. menjawab usul mereka itu.
. ~: dipahami bukan dari tiadanya kata quh'katakanlah sebagaimana beberapa
i" .i: lainnya. A g a k n y a , hal tersebut demikian u n t u k mengisyaratkan bahwa
_:^pan mereka itu tidak perlu dilayani atau digubris.
KELOMPOK 3
AYAT 8-16
f 'O^-^ W J^^* ^
223
Surah ar-Ra'd [13]
^l^j^oj^^y^^^y'JiCiJib *****
Kelompok III Ayat 8-9 Surah ar-Ra'd [13] 225
AYAT 8-9
"Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan, dan apa yang
berkurang di dalam rahim dan yang bertambah. Dan segala sesuatu pada sisi-
Nya ada ukuran(nya). (Allah) Yang mengetahui semua yang gaib dan yang
tampak; Yang Mahabesar lagi Mahatinggi."
Allah kekal abadi. Dia awal y a n g tanpa permulaan dan akhir y a n g ranpa
pengakhiran. T i d a k dapat tergambar d a l a m benak, apalagi dalam kenyataan
bahwa Dia pernah tiada dan satu ketika akan tiada. Allah adalah Dzat y a n g
wajib w u j u d - N y a . Berbeda dengan makhluk y a n g w u j u d n y a didahului oleh
ketiadaan dan diakhiri pula oleh ketiadaan. Dari segi sumber wujud, Dia
adalah sumbernya karena setiap yang t na ujud pasti ada yang mewujudkannya.
Mustahil sesuatu dapat mewujudkan dirinya sebagaimana mustahil pula
ketiadaan y a n g m e w u j u d k a n n y a . J i k a d e m i k i a n , benak kita pasti berhenti
pada wujud yang wajib dan vang merupakan sumber dari segala y a n g wujud.
Dialah Allah yang Mahabesar itu.
Kelompok III Ayat 10-11 Surah ar-Ra'd [13] 227
AYAT 10-11
"Sa/na saja siapa di antara kamu yang merahasiakan ucapan, dan siapa yang
berterus-terang dengannya, dan siapa yang bersembunyi di malam hari dan
\ang berjalan di siang hari. Ada baginyapengikuti-pengikutyang bergiliran,
228 Surah ar-Ra'd [13] Kelompok III Ayat 10-11
sini kata tersebut dipahami dalam arti /;/fw^/£«ft seakan-akan yang mengikuti
itu meletakkan t u m i t n y a di tempat tumit y a n g diikutinya. Patron kata yang
d i g u n a k a n di sini m e n g a n d u n g m a k n a penekanan. Yang d i m a k s u d adalah
m a l a i k a t - m a l a i k a t yang ditugaskan .Allah m e n g i k u t i setiap orang secara
sungguh-sungguh.
k a t a ( AJ£ist£;) yahfazhunahttJmemeliharanya dapat dipahami dalam arti
mengawasi manusia d a l a m setiap g e t a k langkahnya, baik ketika dia tidak
b e r s e m b u n y i m a u p u n saat p e r s e m b u n y i a n n y a . D a p a t j u g a d a l a m arti
memeliharanya, dari g a n g g u a n apa pun y a n g dapat menghalangi tujuan
penciptaan nya.
Ketika menafsirkan surah ath-Thariq pada firman-Nya:
Kata ( &\ y[>) bi umr Allah dipahami oleh banyak ulama dalam arti atas
perintah Allah. Thabathaba'i m e m a h a m i n y a d a l a m arti lebih luas. U l a m a
ini terlebih dahulu menggarisbawahi bahwa manusia bukan sekadar jasmani,
230 Surah ar-Ra'd [13] Kelompok III Ayat 10-11
Ketiga, kedua ayat tersebut juga berbicara tentang dua pelaku perubahan.
Pelaku y a n g p e r t a m a a d a l a h Allah swt. y a n g m e n g u b a h n i k m a t y a n g
dianugerahkan-Nya kepada suatu masyarakat atau apa saja yang dialami oleh
suatu masyarakat atau, katakanlah, sisi luar/lahiriah masyarakat. Sedang,
pelaku kedua adalah manusia, d a l a m hal ini masyarakat yang m e l a k u k a n
perubahan pada sisi dalam mereka atau dalam istilah kedua avat di atas
( ^ „ . j j i b l a ) ma bi anfusihiml'apayang terdapat dalam diri mereka. Perubahan
yang terjadi akibat c a m p u r tangan Allah atau y a n g diistilahkan oleh ayat di
atas dengan ( l a ) mdbi qaurnin menyangkut banyak hal, seperti kekayaan
dan kemiskinan, kesehatan dan penyakit, kemuliaan atau kehinaan, persatuan
atau perpecahan, dan lain-lain yang berkaitan dengan masyarakat secara u m u m ,
bukan secara individu. Sehingga, bisa saja ada di antara anggotanya yang kaya.
tetapi jika mayoritasnya miskin, masvarakar tersebut dinamai masyarakat
miskin, d e m i k i a n seterusnya.
Apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada
yang dapat menolaknya" adalah penegasan tentang k a n d u n g a n penggalan
sebelumnya tentang sunnatullah bagi terjadinya perubahan, khususnya dari
positif menjadi negatif. Yakni tidak ada satu kekuatan pun y a n g dapat
menghalangi berlakunya ketentuan sunnatullah itu. Penggalan ini menguatkan
sekali hakikat yang berulang-ulang ditegaskan oleh a h Q u r ' a n bahwa segala
sesuatu kembali kepada pengaturan Allah dan k e h e n d a k - N y a .
Sementara ulama menjadikan penggalan terakhir ayat ini sebagai alasan
untuk menyatakan bahwa perubahan yang d i m a k s u d oleh ayat ini adalah
perubahan dari positif ke negatif saja. Bukan perubahan dari negatif ke positif.
Pendapat ini kurang tepat, sebagaimana telah dijelaskan di atas ketika
m e n g u r a i k a n arti ( ?j*>M ) md bi qaumin. Bahwa penutup ayat ini hanya
berbicara tentang keburukan yang m e n i m p a k a u m karena konteks ayat
berbicara tentang orang-orang kafir yang meminta agar siksa disegerakan (baca
ayat 6 ) .
Ayat di atas, di samping meletakkan tanggung jawab yang besar terhadap
manusia karena darinya dipahami bahwa kehendak Allah atas manusia yang
telah Dia tetapkan melalui s u n n a h - s u n n a h - N y a berkaitan erat d e n g a n
kehendak dan sikap manusia. Di samping t a n g g u n g jawab itu, ayat ini juga
m e n g a n u g e r a h k a n kepada m a n u s i a penghormatan vang demikian besar.
Betapa tidak? Bukankah ayat ini menegaskan bahwa perubahan yang dilakukan
Kelompok III Ayat 12-13 Surah ar-Ra'd [13] 237
AYAT 12-13
keesaan dan kesucian Allah serta ketundukan dan kepatuhannya kepada Yang
M a h a k u a s a itu, orang-orang kafir masih tetap ingkar dan mereka terus
membantah kamu, wahai M u h a m m a d dan k a u m muslimin, tentang keesaan
dan kekuasaan Allah, padahal Dia-lah Tuhan Yang Mahakukuh tipu daya-
Nya atau Mahakeras siksa-Nya.
Ada u l a m a y a n g m e m a h a m i kataguruh pada firman-Nya: ( J ^ j i l )
yusabbihu ar-Ra 'd/guruh bertasbih dalam arti malaikat yang bertugas mengatur
guruh. Ada lagi y a n g m e m a h a m i n y a d a l a m arti kiasan. Yakni, suara guntur
y a n g m e n g g e l e g a r itu m e n g u n d a n g siapa y a n g m e n d e n g a r n y a u n t u k
mengingat Allah swt. dan m e n y u c i k a n - N y a . Ada lagi yang m e m a h a m i n y a
sebagai satu ilustrasi. G u n t u r diilustrasikan sebagai m a k h l u k berakal dan
bertasbih y a n g m e n y u c i k a n Allah swt. Penulis c e n d e r u n g menguatkan
pendapat y a n g menyatakan bahwa m e m a n g guruh bahkan segala sesuatu
bertasbih memuji Allah. Kita tidak perlu m e m b a h a s bagaimana cara guruh
bertasbih karena Allah telah menegaskan:
"Bertasbih untuk-Nya langit yang tujuh dan bumi serta semua yang ada di
dalamnya. Dan tak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-
Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah
Maha Penyantun lagi Maha Pengampun"'(QS. al-lsra' [ 1 7 ] : 4 4 ) .
Dengan d e m i k i a n , semua upaya u n t u k mengetahui b a g a i m a n a cara
bertasbih mereka, atau apa yang mereka tasbihkan, semuanya akan gagal dan
jawaban yang dibelikan tidak benar karena, seandainya hal tersebut diketahui,
itu menggugurkan pernyataan Allah di atas, yakni kamu sekalian tidak mengerti
tasbih mereka.
Asy-Sya'rawi b a h k a n lebih j a u h lagi. M e n u r u t n y a , ilmu pengetahuan
modern telah berhasil mempelajari bahasa m a k h l u k dan m e m b u k t i k a n n y a
bahkan telah m e m b u k t i k a n bahwa t u m b u h - t u m b u h a n pun m e m p u n y a i
emosi. Para pakar dewasa i n i — m e n u r u t n y a — m e m p e l a j a r i perasaan pohon
terhadap manusia yang menyiraminya. Suatu percobaan yang dilakukan oleh
Kelompok III Ayat 12-13 Surah ar-Ra'd [13] 239
"Langit dan bumi tidak menangisi mereka" (QS. ad-Dukhan [44]: 29).
Tasbih yang dilakukan oleh guruh, malaikat, bahkan segala sesuatu, selalu
disertai pujian. Ini karena memuji sesuatu hendaknya benar dan tepat. Sedang,
tidak satu m a k h l u k pun mengenal Allah dengan pengenalan sempurna.
"Mahasuci Engkau kami tidak mampu memuji-Mu, Engkau adalah
sebagaimana pujian-Mu atas diri-Mu," demikian ucapan hamba-bamba-Nya
y a n g m e n y a d a r i k e l e m a h a n n y a . Di sini, para m a l a i k a t d a n j u g a guruh
m e n y u c i k a n Allah terlebih d a h u l u baru menetapkan pujian kepada-Nya.
Agaknya, hal itu disebabkan mereka khawatir jangan sampai pujian yang
mereka maksud tidak sesuai dengan kebesaran dan keagungan Allah swt. Itu
sebabnya i m a m Ghazali menggarisbawahi bahwa Allah swt. Mahasuci dari
segala sifat yang dapat dijangkau oleh ind ra, dikhayalkan oleh imajinasi, diduga
oleh w a h a m , atau yang terlintas dalam nurani dan pikiran. "Aku tidak sekadar
berkata-—tulis a l - G h a z a l i — b a h w a Dia M a h a Suci dari segala m a c a m
kekurangan karena ucapan semacam ini h a m p i r mendekati ketidaksopanan.
Bukanlah kesopanan bila seseorang berkata bahwa Raja/Penguasa suatu negeri
bukan penjahit atau pembekam karena menafikan sesuatu h a m p i r dapat
m e n i m b u l k a n waham! dugaan k e m u n g k i n a n k e b e r a d a a n n y a dan y a n g
demikian m e n i m b u l k a n w a h a m kekurangan baginya."
"Orang-orang kafir itu membuat tipu daya dan Allah membalas tipu daya
mereka Dan Allah sebaik-baikpembalas tipu daya" {QS. Ali 'Imran [ 3 ] : 5 4 ) .
Ada juga y a n g m e m a h a m i kata di atas berasal dari kata ( J^-U ) mdhala yang
memiliki arti perbantahan. Dengan demikian, penggalan akhir ayat ini berarti
mereka sangat kuat dan keras kepala dalam perbantahan. Pendapat ketiga
menyatakan bahwa kata itu terambil dari kata { J ) haul/kekuatan. Penganut
pendapat ini menilai huruf mim pada awal kata mihdl adalah tambahan dan,
Kelompok ill Ayat 14 Surah ar-Ra'd [13] 241
AYAT 14
"Hanya bagi Allah-lab dakwah yang benar. Dan berhala-berhala yang mereka
sembah selain Allah tidak dapat memperkenankan sesuatu pun bagi mereka,
melainkan seperti orangyang membuka kedua telapak tangannya ke air supaya
mencapai mulutnya, padahal ia tidak dapat sampai ke mulutnya. Dan tidaklah
doa orang-orang kafir, kecuali dalam kesia-siaan. "
AYAT 15
"Hanya kepada Allah-—sujud segala apa yang di langit dan di bumi, baik
dengan sukarela ataupun terpaksa dan bayang-bayangnya di waktu pagi dan
petang hari. "
Kelompok lli Ayat 15 Surah ar-Ra'd [13] 243
AYAT 16
Dia Penciptanya dan Dia-lah Tuhan Yang Maha Esa sehingga tidak ada yang
wajar disembah kecuali Allah lagi Dia juga Mahaperkasa sehingga tidak sesuatu
1
pun yang tidak dikendalikan-Nya.'
Kaum musyrikin m e n g a k u i bahwa Allah adalah Pencipta alam raya.
Kepercayaan itu menjadi titik tolak untuk mengantar mereka mengesakan
Allah dalam beribadah kepada-Nya. Karena itu, pertanyaan pertama langsung
dijawab oleh ayat di atas, tetapi pertanyaan sesudahnya tidak dijawab karena
jawaban mereka tidak sejalan dengan hakikat y a n g diajarkan al-Qur'an. Dan
hakikar itulah yang akan d i b u k t i k a n melalui pertanyaan-pertanyaan yang
belum terjawab itu.
Setelah mereka m e n g a k u i b a h w a A l l a h adalah Pencipta alam raya,
tentulah mereka j u g a harus m e n g a k u i bahwa Dia adalah Pemiliknya y a n g
kuasa lagi berwenang penuh memberi manfaat dan mudharat, sedang apa
y a n g diciptakan-Nya itu tidak memiliki sedikit kemampuan pun, jangankan
m e m b e r i n y a kepada y a n g lain, terhadap dirinya pun mereka tidak m a m p u .
Bukankah mereka dimiliki oleh Allah? J i k a demikian, kepercayaan dan sikap
mereka dengan menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah y a n g dapat memberi
manfaat atau m e n a m p i k mudharat adalah sesuatu yang bertentangan dengan
kepercayaan mereka sendiri bahwa Allah adalah Pencipta.
Firman-Nya:
AYAT 17-26
249
250 Surah ar-Ra'd [13]
Kelompok IV Ayat 17 Surah ar-Ra'd [13] 251
AYAT 17
dengan jelas kualitas logam dan akan menyenangkan yang melihatnya, sedang
kotoran y a n g m e l i p u t i n y a hilang terbuang tanpa ada sedikit manfaat pun
serta hilang tanpa disesah.
Yang dimaksud dengan firman-Nya: ( ^JLI U l i l ) ammct mdyanfau
an-nasa/adapun yang bermanfaat bagi manusia adalah air bukan bui hnya dan
logam setelah dibakar dan hilang kotorannya. Ayat ini tidak m e n y e b u t air
dan logam itu secara langsung tetapi menegaskan manfaatnya. Hal tersebut
untuk mengisyaratkan bahwa y a n g penting bukan air atau logamnya, tetapi
manfaat y a n g harus dihasilkan oleh air dan logam itu. Demikian j u g a yang
hacj, yang penting bukanlah ide-ide yang benar, yang berada di menara gading
atau mengawang-awang di angkasa, tetapi yang lebih penting adalah manfaat
dan penerapan ide-ide yang benar itu dalam kehidupan d u n i a w i sehingga
dapat m e m b e r i manfaat. Karena a p a l a h arti ^ / - / w ^ / k e b e n a r a n j i k a ia
ditempatkan di m e n a r a gading? atau jika ia tidak m e m b u m i . Selanjutnya,
vang dimaksud bermanfaat di sini mencakup aneka manfaat, baik jasmani
m a u p u n tuhani, baik perorangan m a u p u n kolektif, baik d u n i a maupun
akhirat.
dipadamkan air dan air dihabiskan oleh api. Tanah dimakan oleh t u m b u h a n ,
t u m b u h a n d i m a k a n oleh b i n a t a n g d a n b i n a t a n g saling m e m a k a n dan
m e n e r k a m , dan pada akhirnya bumi menelan semuanya. Yang d i m a k s u d
tidak menentang itu adalah walaupun ia saling terkam menerkam, dalam
saat yang sama mereka bekerja sama u n t u k mencapai tujuan jenisnya. Ini
serupa dengan kayu dan kapak. W a l a u p u n keduanya saling bertentangan,
pada akhirnya k e d u a n y a m e w u j u d k a n apa y a n g dikehendaki oleh tukang/
p e n g a p a k — k a t a k a n l a h pintu. Serupa juga dengan timbangan, w a l a u p u n ia
saling mengalahkan, sekali sayap kiri y a n g berat di kali lain sayap kanan,
keduanya pada akhirnya bekerja sama mewujudkan tujuan si penimbang
untuk mengetahui kadar berat sesuatu. Demikian itu keharmonisan dan kerja
sama yang terjalin bagi yang d i n a m a i haq. Tetapi, tidak seperti itu pada
kebatilan. M i s a l n y a jika ada k e t u m p u l a n pada kapak atau kecurangan pada
timbangan. Ini bertentangan dengan / M ^ vang merupakan tujuan yang ingin
dicapai sehingga akibatnya merusak dan mengakibatkan mudharat.
Apa vang digambarkan ayat di atas terjadi juga pada bidang aqidah dan
kepercayaan. Kepercayaan y a n g / w ^ dalam jiwa seorang m u k m i n diibaratkan
dengan air y a n g tercurah dari langit, y a n g mengalir di aneka lembah y a n g
berbeda-beda kadarnya. Orang akan memeroleh manfaat dengan
kehadirannya, m e n g h i d u p k a n jiwa mereka dan melanggengkan kebajikan
dan keberkahan. Adapun batil vang dianut oleh seorang kafir, ia bagaikan
buih, ia hanya bertahan sebentar tetapi kemudian pergi lenyap, sia-sia. tanpa
bekas.
AYAT 18
"Bagi orang-orang yang menyambut seruan Tuhan mereka yang terbaik. Dan
orang-orang yang tidak menyambutnya, sekiranya mereka mempunyai semua
yang ada di bumi dan sebanyak isi bumi itu lagi bersamanya, niscaya mereka
akan menebus diri mereka dengannya. Itulah yang bagi mereka hisab yang
buruk dan tempat kediaman mereka ialah Jahanam dan itulah seburuk-buruk
tempat kediaman."
AYAT 19
"Adakah orang yang mengetahui bahwa apa yang diturunkan kepadamu dari
Tuhanmu adalah kebenaran, sama dengan orangyang buta? Hanyalah orang-
orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran.
AYAT 2 0 - 2 2
Ayat-ayat ini menjelaskan sebagian dari ciri-ciri dan sifat Ulul Albdb,
yaitu orang-orang yang selalu memenuhi janji yang diikatnya atau dikukuhkan
dengan n a m a Allah dan tidak membatalkan perjanjian, baik m e n y a n g k u t
w a k t u d a n t e m p a t n y a m a u p u n p e l a k s a n a a n n y a , dan orang-orang yang
s e n a n t i a s a menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya
dihubungkan seperti silaturahmi serta menjalin h u b u n g a n harmonis dengan
binatang dan l i n g k u n g a n , dan mereka selalu takut kepada Tuhan mereka dan
takut kepada hisab, yakni perhitungan hari Kemudian, yang berakibat buruk.
Dan orang-orang yang bersabar melaksanakan perintah, menjauhi larangan
serta menghadapi petaka demi wajah Tuhan mereka, yakni mencari keridhaan
Allah, dan melaksanakan shalat secara bersinambung dan m e m e n u h i syarat,
rukun, dan sunnahnya, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan
kepada mereka, ha\\< secara sembunyi-$tmh\\r\y\ sehingga tidak diketahui oleh
siapa p u n atau terang-terangan d a n d i k e t a h u i oleh o r a n g l a i n g u n a
m e n g h i n d a r k a n mereka dari sangka b u r u k atau memberi contoh y a n g baik
dan atau ketika m e n u n a i k a n zakat wajib serta menolak dengan s u n g g u h -
sungguh serta penuh h i k m a h kejahatan dengan kebaikan, baik penolakan
ttu dengan lisan m a u p u n perbuatan, dan orang-orang itulah yang mendapat
tempat kesudahan y a n g baik.
Namun, ada juga ulama yang membedakannya. Yakni, kata yakhsyauna adalah
takut y a n g disertai dengan penghormatan dan p e n g a g u n g a n dan y a n g lahir
dari adanya pengetahuan tentang yang ditakuti itu, sedangyakhdfuna adalah
sekadar takut yang boleh jadi disertai dengan kebencian atau tanpa mengetahui
vang ditakuti itu. Selanjutnya, terbaca di atas bahwa objek kata yakhsyauna
adalah Allah yang ditunjuk dengan kata Ra b bahurn. Kata yang dipilih menjadi
objek tersebut mengesankan a d a n y a harapan dari vang takut karena y a n g
ditakutinya adalah Allah y a n g juga Rabb, vakni Pemelihara, Pendidik y a n g
selalu berbuat baik, bukan Allah vang dilukiskan dengan Perkasa, atau Yang
amat pedih siksa-Nya. Ini serupa juga dengan firman-Nya d a l a m Q S . Yassn
[36]: 11 ( 3 1
lt "*^ lT*^"J J wakhasyiya ar-Rahmdna bi al-ghaiblyang takut
Kata ( ^ j w > ) shabaru tidak menyebut salah satu aspeknya. Ini berarti
kesabaran-kesabaran yang dimaksud mencakup segala aspek kesabaran, antara
Kelompok IV Ayat 20-22 Surah ar-Ra'd [13] 261
AYAT 2 3 - 2 4
Firman-Nya:
Kelompok IV Ayat 25 Surah ar-Ra'd [13] 263
AYAT 25
''Dan orang-orang yang mengurai perjanjian Allah sesudah diikat dengan teguh
dan memutuskan apa yang Allah perintahkan untuk dihubungkan dan
mengadakan kerusakan di bumi, itulah yang memeroleh kutukan dan bagi
mereka tempat kediaman yang buruk. "
1
Lihat tafsir QS. Yunus [10]: 10 pada volume S halaman 345.
I.ihar. rafsir QS. Hud [11]: 48 pada volume 5 halaman 642-
264 Surah ar-Ra'd [13] Kelompok IV Ayat 26
y a k n i dijauhkan dari rahmat Allah dan bagi mereka tempat kediaman yang
buruk sehingga tidak mendapatkan sesuatu kecuali keburukan.
Yang d i m a k s u d dengan sesudah diikat dengan teguh adalah sesudah
kehadiran para nabi dan rasul m e m b a w a bukti-bukti keesaan-Nya, baik
melalui ajakan memerhatikan kitab suci y a n g diturunkan bersama nabi dan
rasul-rasul itu m a u p u n yang terhampar dengan jelas di alam raya ini. Bacalah
kembali ayat 2 - 4 surah ini u n t u k m e m a h a m i m a k n a ayat ini!
AYAT 2 6
"Allah meluaskan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkan
(nya). Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan
dunia dibanding dengan kehidupan akhirat, hanyalah mata (kesenangan
sementara). "
Dan mereka berkata: "Kami lebih banyak mempunyai harta dan anak-anak
(daripada kamu) dan kami sekali-kali tidak akan diazab. " Katakanlah:
"Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-
Nya dan menyempitkan akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui"
(QS. Saba [ 3 4 ] : 3 5 - 3 6 ) . Yakni, tidak mengetahui bahwa perluasan dan
penyempitan rezeki bukan berdasar pada keimanan dan kekufuran.
KELOMPOK 5
AYAT 27-35
267
Surah ar-Ra'd [13]
Kelompok V Ayat 27 Surah ar-Ra'd [13| 269
AYAT 2 7
AYAT 2 8 - 2 9
dan al-Hijr [15]: 9 ) . Pendapat ini lebih sesuai untuk menjadi jawaban terhadap
keraguan k a u m musyrikin serta permintaan mereka mendatangkan ayat/bukti
kebenaran Rasul saw.
Ada j u g a y a n g m e m a h a m i n y a dalam arti zikir secara u m u m , baik berupa
ayat-ayat a l - Q u r ' a n m a u p u n selainnya. B a h w a zikir m e n g a n t a r kepada
ketenteraman jiwa tentu saja apabila zikir itu dimaksudkan untuk mendorong
hati menuju kesadaran tentang kebesaran dan kekuasaan Allah swt. Bukan
sekadar ucapan dengan lidah.
Kata ( ) ala d i g u n a k a n u n t u k m e m i n t a p e r h a t i a n m i t r a bicara
menyangkut apa yang akan diucapkan. Dalam konteks ayat ini adalah tentang
dzikrullah yang melahirkan ketenteraman hati.
Thabathaba'i menggarisbawahi bahwa kata ( ) tathma'innu/menjadi
tenteram adalah penjelasan tentang kata sebelumnya y a k n i beriman. Iman
tentu saja bukan sekadar pengetahuan tentang objek iman karena pengetahuan
tentang sesuatu belum mengantar kepada keyakinan dan ketenteraman hati.
Ilmu tidak menciptakan iman. Bahkan, bisa saja pengetahuan itu melahirkan
kecemasan atau bahkan pengingkaran dari y a n g bersangkutan seperti yang
diisyaratkan oleh Q S . a n - N a m l [ 2 7 ] : 14:
j'- " a
^ 1^ .'.0.1. ^J^>,_>^5
saw., lalu beliau bersabda kepadaku; ' W a h a i anak muda! S u n g g u h aku akan
mengajarmu beberapa k a l i m a t (yaitu).' Peliharalah (ketetapan-ketetapan)
Allah, niscava Dia m e m e l i h a r a m u , Peliharalah (ketetapan-ketetapan) Allah,
niscaya e n g k a u m e n d a p a t i - N y a selalu di h a d a p a n m u . A p a b i l a e n g k a u
b e r m o h o n m a k a b e r m o h o n l a h k e p a d a A l l a h , apabila e n g k a u m e m i n t a
bantuan maka mintalah bantuan kepada Allah. Ketahuilah bahwa
sesungguhnya seandainya umat berhimpun untuk memberi sesuatu manfaat
k e p a d a m u , mereka tidak akan m a m p u m e m b e r i m u kecuali sesuatu y a n g
telah d i t e t a p k a n Allah u n t u k m u ; dan b i l a m e r e k a b e r h i m p u n untuk
menjatuhkan mudharat kepadamu, mereka tidak akan mampu
m e n j a t u h k a n n y a k e p a d a m u , kecuali sesuatu y a n g telah ditetapkan Allah
atasmu. Pena-pena telah diangkat dan lembaran telah ditutup" (HR. at-
Tirmidzi).
"Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) ahQur'an yang
serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang gemetar karenanya kulit orang-
orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati
mereka di waktu mengingat Allah" ( Q S . az-Zumar [ 3 9 ] : 2 3 ) .
Kata ( j& ) timba berasal dari kata ( ) ihaba, dalam arti yang baik,
menyenangkan, dan menggembirakan. Kata ini merupakan sifat (adjektiva)
dari suatu kata yang tidak disebut, misalnya kehidupan.
Kehidupan betapapun m e w a h n y a tidak akan baik jika tidak disertai
ketenteraman hati. sedang ketenteraman hati baru dapat dirasakan bila hati
yakin dan percava bahwa ada sumber y a n g tidak terkalahkan y a n g selalu
mendampingi dan memenuhi harapan.
AYAT 30
Seperti itulah, Kami telah mengutusmu pada suatu umat yang sungguh telah
berlalu beberapa umat sebelumnya supaya engkau membacakan kepada mereka
Kelompok V Ayat 30 Surah ar-Ra'd [13] 275
Thahir Ibn 'Asyur memahami ayat ini sebagai lanjutan jawaban terhadap
ucapan orang-orang kafir yang berkata: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya
ayat (bukti) dari Tuhannya?"'Menurutnya, jawaban y a n g d i k e m u k a k a n pada
ayat 2 7 yang lalu, tidak lebih dari m e n g g a m b a r k a n keheranan atas sikap dan
kesesatan mereka, belum lagi j a w a b a n terhadap usul mereka. Demikian Ibn
'Asyur.
A l - B i q a i berpendapat bahwa ayat-ayat y a n g lalu m e n u n j u k k a n bahwa
pembangkangan kaum kafirin sudah sangat jauh dan berlangsung lama. Sudah
b a n y a k j u g a gangguan mereka serta telah berlarut kesabaran menghadapi
mereka. M a k a , ketika itu, boleh jadi orang kafir atau m u s l i m berkata:
"Bukankah engkau, wahai Nabi M u h a m m a d saw., adalah utusan Allah yang
diperkenankan permohonannya sebagaimana rasul-rasul yang lalu?
Bermohonlah kepada Allah! Kiranya kita tidak berlarut-larut menanti." Nah,
ayat ini menjawab ucapan itu. D e m i k i a n aI-Biqa'i.
baik kepadaku. Aku percaya penuh kepada-Nva dan tidak akan mcngkururi
anugerah-Nya. A k u y a k i n bahwa tidak ada tuhan, tidak ada penguasa langit
dan bumi, tidak ada j u g a y a n g berhak disembah selain Dia; hanya kepada-
Nya aku bertawakal, y a k n i berserah diri setelah u p a y a maksimal y a n g dapat
kulakukan, dan hanya kepada-Nya tidak kepada siapa pun selain-Nya tempat
kembaliku, yakni bertaubat dan j u g a kembali setelah ke matian nanti.
Firman-Nya m e n g u r a i k a n kedatangan Nabi M u h a m m a d saw. sebagai
telah berlalu beberapa umat sebelumnya bukan saja mengisyaratkan bahwa
beliau bukan orang pertama sebagai rasul, tetapi juga mengandung semacam
a n c a m a n , y a k n i u m a t - u m a t y a n g l a l u telah d i b i n a s a k a n A l l a h k e t i k a
m e m b a n g k a n g rasul-Nya. M a k a , kalian p u n — w a h a i masyarakat M e k k a h —
terancam hal serupa karena kerasulan Nabi M u h a m m a d saw. serupa dengan
kerasulan nabi-nabi yang lalu dan, dengan d e m i k i a n , perlakuan Allah pun
tidak akan j a u h berbeda.
Kata ar-Rahman telah dijelaskan m a k n a n y a secara panjang lebar dalam
penafsiran surah al-Fatihah. Di sana, antara lain penulis k e m u k a k a n bahwa
ban vak u l a m a berpendapat bahwa baik ar-Rahman maupun ar-Rahim
keduanya terambil dari akar kata ( A3-J ) rahmah. Rahman setimbang dengan
( J^Us ) falan dan ( ) Rahim dengan ( J_J*3) fa'U. T i m b a n g a n ( j*>U3)
fa'lan biasanya menunjukkan kepada kesempurnaan dan atau kesementaraan,
sedang t i m b a n g a n ( J-J^ ) fa 'U m e n u n j u k k e p a d a kesinambungan dan
kemantapan. Itu salah satu sebab sehingga tidak ada b e n t u k j a m a k dari kata
Rahman karena kesempurnaannya itu, dan tidak ada juga vang wajar dinamai
Rahman kecuali Allah swt. Berbeda dengan kata Rahim, yang dapat dijamak
dengan (sX3~) ) Ruharna', sebagaimana ia dapat menjadi sifat Allah dan juga
sifat m a k h l u k .
Bandingkan dengan volume 1 tentang tafsir ayat 3 surat al-Fatihah pada halaman 40.
Kelompok V Ayat 31 Surah ar-Ra'd [13] 277
AYAT 31
akal dan pikiran serta obat bagi keresahan j i w a dan penyakit ruh ani y a n g
pada gilirannya mengantar kepada kebahagiaan duniawi dan ukhrawi.
Thabathaba'i berpendapat lain. M e n u r u t n y a , jawaban perandaian itu
adalah " S e a n d a i n y a ada bacaan seperti itu., mereka pun tidak akan percaya,
kecuali bila dikehendaki Allah karena seluruh persoalan h a n y a kembali
kepada-Nya, tidak satu p u n y a n g kembali kepada selain-Nya. Ini, menurut
nya, lebih sesuai dengan lanjutan ayat y a n g menegaskan bahwa segala per
soalan kembali kepada-Nya. Ayat i n i — j u g a menurut T h a b a t h a b a ' i — m i r i p
dengan firman-Nya:
m e n g h e n d a k i k a r e n a s e s u n g g u h n y a t i d a k a d a lagi b u k t i y a n g dapat
m e y a k i n k a n akal pikiran dan j i w a manusia melebihi a l - Q u r ' a n . A d a juga
yang m e m a h a m i n y a d a l a m arti mengetahui karena seseorang yang berputus
asa m e n y a n g k u t sesuatu, ia telah mengetahui bahwa hal tersebut tidak akan
terjadi.
Banvak u l a m a berpendapat bahwa y a n g d i m a k s u d dengan orang-orang
yang kafir pada ayat ini adalah yang bertempat tinggal ketika itu di Mekkah,
sedang y a n g dimaksud dengan terjadi dekat tempat kediaman mereka adalah
di Hudaibiyah, pada tahun VI H. ketika disepakati perjanjian gencatan senjata
antara Nabi saw. dan k a u m musyrikin M e k k a h . Perjanjian itu k e m u d i a n
dilanggar oleh k a u m musyrikin sehingga Nabi saw. bersama kaum muslimin
menuju ke M e k a h dan pada tahun VIII H.
Kata ( ) qdri'ah terambil dari kata ( ) /jara'ayAng pada mulanya
berarti memukul sesuatu dengan sesuatu. Seperti misalnya m e n g e t u k pintu
dengan alat y a n g dipegang dengan m a k s u d agar y a n g berada di dalam
mendengar dan membukanya. Karena ketukan menimbulkan suara, dan suara
tersebut sering kali tidak terduga dan mengagetkan, kata qari'ah berkembang
m a k n a n y a sehingga d i p a h a m i dalam arti suara keras yang mengagetkan atau
segala sesuatu yang datangnya mendadak dan mengagetkan. Yang dimaksud
o l e h a y a t i n i a d a l a h bencana yang mengagetkan. Sementara ulama
m e m a h a m i n y a dalam arti pasukan-pasukan vang dikirim oleh Rasul saw.
menghadapi k a u m musyrikin di beberapa daerah di luar kota M e k a h . Ini
karena mereka menduga bahwa ayat ini turun setelah Nabi saw. berhijrah ke
Madinah.
Kata ( Jj£ ) tahidlu dapar berarti menimpa, dan dalam konteks ayat ini
adalah qanah, yaitu bencana vang menimpa. Dapat juga berarti menduduki—
ketika dipahami sebagai penggalan—yaitu bahwa engkau, wahai M u h a m m a d ,
akan datang bersama pasukan Islam menduduki dan menguasai kota Mekah.
AYAT 32
beri tangguh bagi orang-orang kafir, kemudian Aku binasakan mereka. Maka,
alangkah hebatnya siksaan-Ku!"
AYAT 3 3 - 3 4
"Maka apakah Tuhan yang menjaga setiap diri terhadap apa yang diperbuatnya
(sama dengan yang tidak demikian sifatnya)? Mereka menjadikan beberapa
sekutu bagi Allah. Katakanlah: 'Namailah mereka'. Atau apakah kamu hendak
memberitakan kepada Allah apa yang tidak di ketahui-Ny a di bumi ataukah
sekadar perkataan pada lahirnya saja? Sebenarnya telah diperindah untuk
orang-orang kafir itu tipu daya mereka dan dihalangi dari jalan (yang benar).
Dan barang siapa disesatkan Allah, maka bagi mereka tak ada satu pun pemberi
petunjuk. Bagi mereka azab dalam kehidupan dunia dan sesungguhnya azab
akhirat lebih keras dan tak ada bagi mereka satu pelindung pun dan Allah. "
282 Surah ar-Ra'd [13] Kelompok V Ayat 33-34
M e m a n g , t i d a k a d a y a n g m e m p e r s a m a k a n Tuhan y a n g sifat-Nya
d e m i k i a n kecuali orang-orang y a n g musyrik y a n g tertutup mata hatinya.
Mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah, y a k n i m e m b u a t berhala dan
m e n y e m b a h n y a sebagai sekutu-sekutu Allah.
Hai M u h a m m a d , Katakanlah kepada mereka: "Namailah mereka dengan
namanya yang sebenarnya serta sebutlah sifat-sifatnya. Mereka adalah berhala-
berhala, m a k h l u k - m a k h l u k lemah, y a n g k a m u buat sendiri." Atau apakah
kamu dengan m e n j a d i k a n n y a sekutu-sekutu Allah hendak memberitakan
kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya di bumi, yakni y a n g tidak ada
wujudnya karena sesungguhnya Allah tidak tahu-menahu tentang hal tersebut.
Seandainya sekutu-sekutu itu ada wujudnya, pastilah Allah mengetahuinya,
ataukah p e n a m a a n b e r h a l a - b e r h a l a itu sebagai s e k u t u - s e k u t u sekadar
perkataan pada lahirnya saja y a n g tidak memiliki sedikit substansi pun?
Sebenarnya tidak ini dan tidak itu. Sebenarnya adalah telah diperindah
oleh setan untuk orang-orang kafir itu disebabkan karena kekufuran mereka—
tipu daya mereka dalam menyembah berhala-berhala dan upaya membendung
ajaran Islam dan mereka teperdaya oleh u p a y a setan ini sampai akhirnya
mereka dihalangi dan menghalangi orang lain dari jalan y a n g benar. Dan
barang siapa disesatkan Allah akibat kebejatan j i w a n y a maka bagi mereka tak
ada satu pun pemberi petunjiik.Yang ada bagi mereka adalah azab dalam
kehidupan dunia antara lain berupa penyakit, kehilangan harta, penawanan
atau p e m b u n u h a n dan keresahan hati, dan sesungguhnya azab akhirat'yang
akan mereka peroleh lebih keras dari siksa duniawi itu dan tak ada bagi mereka,
baik di dunia m a u p u n di akhirat, satu pelindung pun dari siksa Allah.
Kelompok V Ayat 33-34 Surah ar-Ra'd [13] 283
B e r m a c a m - m a c a m penafsiran u l a m a tentang m a k s u d l i r m a n - N y a :
-
( ^ j i ) sammuhumlnamailah. Di samping m a k n a vang diuraikan di atas,
ada juga yang memahaminya sebagai penghinaan, yakni apa yang kamu sembah
itu tidak ada namanya karena tidak ada w u j u d n y a dan tidak juga wajar diberi
nama. Ada juga yang m e m a h a m i n y a sebagai perintah kepada para penyembah
untuk menjelaskan sirat-sifat dan k e a d a a n n y a g u n a mereka lihat apakah ia
wajar disembah dan dipersekutukan dengan Allah M e n g e t a h u i sifat-sifat,
substansi, dan k e m a m p u a n n y a mengantar u n t u k menetapkan peranan yang
dapat d i l a k u k a n n y a . Ayat ini serupa dengan firman-Nya:
AYAT 35
AYAT 36-43
285
286 Surah ar-Ra'd [13J
Kelompok VI Ayat 36 Surah ar-Ra'd [13] 287
AYAT 3 6
"Dan orang-orang yang telah Kami berikan kepada mereka al-Kitab bergembira
dengan apa yang diturunkan kepadamu, dan di antara golongan-golongan
yang bersekutu, ada yang mengingkari sebagiannya. Katakanlah: 'Sesungguhnya
aku hanya diperintah untuk menyembah Allah dan tidak mempersekutukan
sesuatu pun dengan-Nya. Hanya kepada-Nya aku berdakwah dan hanya
kepada-Nya aku kembali."'
Pendapat tetakhir ini sulit ditetima khususnya jika diakui bahwa ayat ini
t u r u n sebelum Nabi saw. berhijrah ke M a d i n a h , j a u h sebelum terjadinya
Perjanjian H u d a i b i y a h dan sebelum Islamnya A b d u l l a h Ibn Sallam.
Jika merujuk kepada kebiasaan al-Qur'an menggunakan istilah
( \yj\) (itu al-Kitab atau Ahl al-Kitab dan s e m a c a m n y a , a g a k n y a
pendapat yang menyatakan bahwa orang-orang yang telah Kami berikan kepada
mereka al-Kitab pada ayat ini adalah orang-orang Yahudi dan Nasrani. Tetapi,
mengingat masa turunnya yang disebut di atas, agaknya yang dimaksud adalah
orang-orang y a n g percaya kepada Taurat atau Injil yang ketika itu tinggal di
M e k a h dan sekitarnya, seperti Waraqah Ibn Naufai, atau orang-orang Yahudi
yang tinggal di Madinah vang bergembira dengan kehadiran Nabi M u h a m m a d
saw. ketika mereka belum mengetahui bahwa ajaran y a n g beliau sampaikan
m e m b a t a l k a n a g a m a Yahudi dan Nasrani.
Dalam tafsir al-Muntakhab vang disusun oleh T i m Departemen W a q a f
Mesir, ayat ini mereka pahami lebih kurang sebagai berikut: Orang-orang
yang diberi pengetahuan tentang kitab suci sewajarnya bergembira menyambut
kitab suci yang d i t u r u n k a n kepadamu. Sebab, kitab sucimu merupakan
kelanjutan dari pesan-pesan suci Ilahi yang lalu. Katakan, wahai N a b i mulia,
kepada y a n g mengingkari sebagian dari apa y a n g d i t u r u n k a n k e p a d a m u -
akibat sikap permusuhan dan fanatisme mereka: "Aku hanya diperintahkan
Kelompok VI Ayat 37 Surah ar-Ra'd [13] 289
AYAT 3 7
Ayat ini masih lanjutan ayat y a n g lalu, yakni Dan sebagaimana Kami
telah m e n u r u n k a n kitab-kitab suci kepada ahl al-Kitab demikian jugalah,
Kami p u n telah menurunkannya, yakni al-Qur'an kepadamu, wahai
M u h a m m a d , sebagai penentu hukum y a n g benar dan dalam bahasa Arab.
Karena itu, j a n g a n engkau ikuti siapa pun y a n g mengajak kepada sesuatu
yang bertentangan dengan kitab suci y a n g t u r u n k e p a d a m u itu! Dan demi
kekuasaan-Ku, seandainya engkau mengikuti hawa nafsu mereka antara lain
mempersekutukan Allah setelah datang pengetahuan y a n g j elas, y a k n i w a h y u
d a n t u n t u n a n n a l a r kepadamu, m a k a niscaya sekali-kali engkau tidak
mempunyai satu pelindung pun dan tidak juga pemelihara dari siksa Allah.
"Manusia itu adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), maka
Allah mengutus para nabi sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi
peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab dengan benar untuk
memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang m.ereka
perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah
didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka
AYAT 3 8 - 3 9
Kesemuanya lahir dari istri beliau y a n g pertama, yakni Khadijah ra. kecuali
yang terakhir yang lahir dari ibu yang bernama M a r i y a h al-Qibthiyyah. Semua
anak beliau meninggal pada masa hidup beliau, kecuali as-Sayyidab Fathimah
ra. y a n g meninggal e n a m bulan setelah Rasul saw. wafat.
Kata ummu al-kitab d i p a h a m i oleh b a n y a k u l a m a d a l a m arti al-Lauh
al-Mahfuzh atau ilmu Allah yang meliputi segala sesuatu. Banyak ulama
m e m a h a m i firman-Nya: ( L_JU53* ^ oJcs-j j s-Uola &\ y*£ )yamhuAlldh
mci yasyau iva yntshitu wa 'indahu ummu al-KitiiblAllah menghapus apa
yang Dia kehendaki dan menetapkan dan di sisi-Nyalah ada Ummu al-Kitab
dalam arti Allah menghapus kebaikan atau keburukan, kebahagiaan atau
kesengsataan, kesehatan atau penyakit, kekayaan atau kemiskinan, dan lain-
lain yang berkaitan dengan makhluk-makhluk-Nya. Ada juga yang membatasi
penetapan dan penghapusan itu hanya pada kebahagiaan dan kesengsaraan
ukhrawi. A d a juga yang m e m a h a m i n y a bukan dalam konteks nasib makhluk,
tetapi dalam konteks penetapan dan pembatalan h u k u m - h u k u m syariat. Jika
pendapat ini diterima, penggalan ayat ini dapat j u g a dianggap sebagai salah
satu sanggahan atas keberatan orang-orang kafir dengan adanya pembatalan
syariat N a b i M u s a as. atau Nabi 'Isa as. dengan syariat a g a m a Islam y a n g
diajarkan Nabi M u h a m m a d saw., atau a d a n y a h u k u m - h u k u m a g a m a y a n g
dibatalkan oleh Allah dan atau rasul, yakni apa yang diistilahkan dengan
naskh.
AYAT 4 0
"Dan sungguh jika Kami perlihatkan kepadamu sebagian dari yang Kami
ancamkan kepada mereka atau Kami wafatkan engkau karena sesungguhnya
tugasmu hanya menyampaikan saja, sedang Kami-lah yang menghisab amalan
mereka. "
Maka, tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata, yang meliputi
manusia. Inilah azab yang pedih. (Mereka berdoa): "Tuhan kami, lenyapkanLth
dari kami azab itu. Sesungguhnya kami akan menjadi orang-orang mukmin. "
Bagaimanakah mereka dapat menerima peringatan, padahal telah datang
kepada mereka seorang Rasul yang memberi penjelasan, kemudian mereka
berpaling darinya dan berkata: "Dia adalah seorangyang diajar (dari orang
lain) lagi pula gila. Sesungguhnya (kalau) Kami akan melenyapkan siksaan
itu agak sedikit sesungguhnya kamu akan kembali (ingkar). (Ingatlah) hari
(ketika) Kami menghantam mereka dengan hantaman yang keras.
Sesungguhnya Kami adalah Pemberi balasan''(QS. ad-Dukhan [44]: 10-16).
AYAT 41
AYAT 4 2
"Dan sungguh orang-orang kafir yang sebelum mereka telah mengadakan tipu
daya, tetapi semua tipu daya itu adalah dalam kekuasaan Allah. Dia
mengetahui apa yang diusahakan oleh setiap diri, dan orang-orang kafir akan
mengetahui milik siapa tmipat kesudahan yang baik. "
dan rencana jahat terhadap rasul-rasul utusan Allah, tetapi semua tipu daya
baik yang dilakukan dahulu maupun sekarang adalah dalam kekuasaan Allah.
Dia y a n g telah dan terus-menerus akan mengatur langkah-langkah u n t u k
menggagalkannya. Sangat m u d a h b a g i - N y a m e l a k u k a n hal itu karena Dia
mengetahui apa yang diusahakan oleh setiap diri, baik usaha itu berupa tipu
daya m a u p u n bukan, dan kalau dahulu mereka tidak mengetahui bahwa
kesudahan baik akan diraih para rasul dan pengikut-pengikutnya, m a k a kelak
orang-orang kafir akan mengetahui milik siapa tempat kesudahan yang baik,
yakni k e m e n a n g a n di d u n i a dan surga di akhirat kelak.
AYAT 4 3
Pada akhirnya, tujuan akhir dari segala tipu daya orang-orang kafir adalah
penolakan terhadap ajaran Ilahi yang engkau sampaikan, wahai M u h a m m a d ,
dan karena, itu orang-orang kafir terus-menerus berkata "Engkau bukan seorang
utusan Allah", apalagi engkau tidak memenuhi usul-usul mereka
m e n d a t a n g k a n mukjizat indriawi. Katakanlah: "Cukuplah Allah menjadi
saksi antara aku dan kamu; D i a yang m e n y a k s i k a n kebenaran apa y a n g aku
s a m p a i k a n dan c u k u p j u g a y a n g m e n y a k s i k a n k e b e n a r a n k u siapa yang
mempunyai ilmu al-Kitab, "Yakni y a n g m e m a h a m i bukti kebenaran yang
d i h i d a n g k a n oleh kitab suci al-Qur'an dan kitab alam raya y a n g terhampar.
Kesaksian Allah'yang dimaksud di sini, antara lain pernyataan-pernyataan
Allah y a n g termaktub d a l a m al-Qur'an seperti:
"Dan apakah tidak cukup menjadi bukti bagi mereka bahwa para ulama Bani
Isrd'il tnengetahuinya?" (QS. asy-Syu'ara [ 2 6 ] : 1 9 7 ) . A g a k n y a pendapat ini
c u k u p beralasan dan dari sini pula dapat dimengerti mengapa kata yang
d i g u n a k a n di sini adalah yang mempunyai ilmu al-Kitab bukan ahl al-Kitab.
Bisa juga kesaksian tersebut dari siapa pun yang mendalami pengetahuan
tentang al-Kitab, yakni al-Qur'an. Siapa yang m e n d a l a m i n y a , akan
m e n e m u k a n keistimewaan dan m e n g a n t a r n y a berkesimpulan bahwa kitab
suci ini tidak m u n g k i n m e r u p a k a n karya manusia. Ia adalah w a h y u - w a h y u
Ilahi y a n g diterima oleh seorang m a n u s i a pilihan. M a n u s i a itulah utusan-
Nya yang Dia tugaskan m e n y a m p a i k a n n y a kepada masyarakat u m u m . Yang
300 Surah ar-Ra'd [13] Kelompok VI Ayat 43