You are on page 1of 15

PEDOMAN PRAKTIS

BUDIDAYA TANAMAN
BUAH NAGA

Oleh
SUHARTO
Kata Pengantar

Budidaya tanaman buah naga merupakan tanaman buah yang masih


relative muda di kembangkan di Indonesia, kurang lebih baru 10 tahun di
kembangkan di Indonesia sehingga budidaya tersebut belum banyak di kenal
dan di ketahui di Indonesia, karena pada umumnya para petani belum berani
mencoba untuk mengembangkan budidaya tersebut karena ada yang
beranggapan biaya penanaman mahal sebagai akibat mahalnya bibit buah
naga dan harga tiang/ panjatan yang harus menggunakan tiang beton.
Hal tersebut diatas yang mendorong penulis menerbitkan buku Praktis
Budidaya Tanaman Buah Naga dengan harapan buku ini dapat memberikan
gambaran tentang tata cara penanaman buah naga dengan cara yang mudah
dan biaya murah. Buku ini kami tulis berdasarkan pengalaman kami
dilapangan di kebun sendiri yang kami kelola pada tanggal 15 april 2006
hingga sekarang. Karena pengalaman kami yang masih relative sedikit
tersebut sehingga kami menyadari buku ini masih jauh dari sempurna.
Oleh sebab itu kami sangat mengharapkan sumbang saran
dan masukan untuk kesempurnaan buku ini. Dengan harapan buku
ini dapat bermanfaat.
Yogyakarta, 9 Maret 2010

SUHARTO
PENDAHULUAN

Buah naga (Dragon Fruit) merupakan tanaman dari keluarga kaktus


nama lainnya HYLOCEREUS UNDATUS, merupakan buah bewarna merah
yang sangat menarik dan enak di makan disamping penghasil buah, juga
dapat di tanam sebagai tanaman hias. Tanaman ini termasuk jenis CERIUS
tanaman yang kelopak bunganya selalu mekar di malam hari, mulai mekar
kurang lebih jam 20.00 malam dan mulai menutup (layu) pada pagi hari jam
08.00 (nigh blooming) buah ini berasal dari daerah Mexico Selatan,
Kepulauan Fasifik, Guatemala dan Salvador.
Pada tahun 1980 Jepang telah memperkenalkan buah naga kepada
konsumen, teryata buah tersebut di sukai sehingga Jepang harus
mengembangkan secara besar- besaran dari Kolombia dan Vietnam. Buah
naga merupakan buah yang mempunyai warna buah yang menarik dengan
rasa yang enak dan tidak beraroma yang keras seperti durian. Disamping itu
buah berkasiat untuk kesehatan antara lain menguatkan fungsi ginjal, tulang
dan meningkatkan kecerdasan otak, meningkatakan ketajaman mata,
pencegah kanker usus, mengurangi kolesterol dan keputihan, pengatur gula
darah dan sebagai perawatan kecantikan.
Harapannya adalah para petani buah naga dapat menanam buah naga yang
benar, biaya murah dan kwalitas (mutu) buah naga menjadi baik.
I. Pemilihan Lokasi
Tahap pelaksanaan
a). Mengetahui kesediaan air,
b). Mengetahui data curah hujan, data pH tanah dan data iklim 10 tahun
terakhir dengan menghubungi Stasiun Meterologi atau Dinas
Pertanian setempat,
c). Mengetahui ketinggian lokasi diatas permukaan laut untuk Daerah
Istimewa Yogyakarta buah naga di tanam mulai pantai Glagah sampai
ketinggian kurang 700m diatas permukaan laut (lereng merapi) dapat
berbuah dengan baik.

II. Pengolahan Lahan


Tahap pelaksanaan
a) Pembersihan lahan dari gulma dan semak belukar,

b) Pembuatan ajir tanaman dengan jarak tanaman minimal 2 ½ m x 2

½ m,
c) Pembuatan lubang dengan kedalaman minimal 50 cm,

d) Pemasangan tiang panjatan dan agar kokoh bagian bawah di cor

dengan semen atau batu agar tidak mudah roboh.,


e) Membuat lubang sekeliling tiang dengan diameter kurang lebih 50

cm dengan kedalaman kurang lebih 25 cm untuk mengisi pupuk dasar


yang berupa pupuk kandang dan pupuk kimia,
f) Pemupukan dengan menggunakan pupuk kandang kurang lebih 20

kg per tegakan atau dengan pupuk NPK 100 gram per tegakan dan di
aduk dengan tanah,
g) Penutupan lubang tanaman.
III. Pembuatan Tiang Panjatan
a) Tiang panjatan dari beton cor
 Berbentuk segi empat ukuran 10 cmx10 cm dengan tinggi
minimal 225 cm maksimal 250 cm dan bagian atas dipasang
besi berbentuk silang sepanjang kurang lebih 60cm untuk
menempatkan ban bekas penyangga sulur.
 Tiang panjatan dipasang sebelum bibit ditanam.
b) Tiang panjatan dari kayu (panjatan hidup)
 Kayu berdiameter antara 8 sampai 10 cm dan lurus,
 Tanaman yang di gunakan dari jenis tanaman yang mudah
hidup bila di stek seperti jenis glyricedea dan kayu jaranan,
 Tiang penegak dari kayu harus tahan terhadap pemangkasan
berat,
 Tiang panjatan di tanam sedalam 50cm dan di tanam sebelum
benih di tanam.

VI. Pembuatan Bibit


Tahap pelaksanaan
a) Pembuatan bibit secara vegetative (stek tanaman)
 Stek tanaman di ambil dari sulur yang telah berproduksi
minimal 2- 3 tahun.
 Sulur di potong- potong dengan ukuran 25- 30 cm
 Bagian bawah tanaman sepanjang 2-3 cm di raut meruncing
untuk tumbuh calon akar.
 Biarkan Setelah mongering celupkan ujung yang akan di
tanam dalam larutan perangsang tumbuh selama 30-40 detik
selanjutnya siap di tanam.
 Siapkan bedengan yang telah di beri dengan pupuk kandang
atau pupuk kimia.
 Tanam bibit tersebut dengan jarak tanam 5x5 cm.
 Siram tanaman 2x sehari selama kurang lebih 10 hari.
 Dapat di berikan peneduh atau tidak tergantung ke adaan.
 Dalam waktu 30 hari telah keluar akar kurang lebih 2-3 cm
dan siap ditanam.

b) Pembibitan secara generatif


Pembibitan secara vegetatif jarang di lakukan oleh petani
karena memerlukan tenaga ahli dan memerlukan waktu yang lama, di
samping kemungkinan besar tidak mendapat bibit asli seperti
induknya. Kecuali pembibitan tersebut untuk penelitian
pengembangan untuk mendapatkan bibit unggul baru atau varietas
baru.

V. Tahap Penanaman
Tahap pelaksanaan:
a) Siapkan 4-8 stek untuk setiap tiang panjatan.
b) Benamkan akar stek tersebut sedalam 5-10cm dengan
perakaran stek mengarah luar.
c) Tutup akar tersebut dengan tanah.
d) Siram stek tersebut pagi dan sore hari selama kurang lebih
10 hari tergantung keadaan cuaca.
e) Ikat stek tersebut dengan tali plastik.

VI. Penyulaman Tanaman


Tahap pelaksanaan:
a) Amati tanaman setelah kurang lebih 20 hari penanaman
b) Cabut tanaman yang mati dan ganti yang baru seperti tahap
penanaman.

VII. Pengaturan Stek Dengan Tiang Panjatan


Tahap pelaksanaan:
a) Apabila keadaan pertumbuhan normal dalam arti pupuk dan
pengairan cukup stek akan bertambah panjang +/- 30-40cm setiap
bulan.
b) Ikat dengan tali plastik tersebut dengan bentuk angka 8
(silang) ke tiang panjatan dan agak kendor agar tidak melukai
batang stek.
c) Agar perkembangan cepat tunas stek hidupkan 1-2 tunas
sedangkan selebihnya di pangkas.

VIII. Pengairan
Tahap pelaksanaan:
a) Pengairan /penyiraman perlu di lakukan apabila tanaman
membutuhkan air.
b) Perlu pembuatan saluran irigasi agar tidak terjadi genangan
dan akar tidak membusuk.
IX. Pemupukan
Tahap pelaksanaan:
a) Pada awal penanaman di berikan pupuk NPK sebanyak
kurang lebih 100 gr dan pupuk organic sebanyak 20 kg tiap panjatan
dan diaduk merata
b) Pemupukan selanjutnya di lakukan:
 Setiap 4 bulan sekali di lakukan pemupukan dengan
menggunakan pupuk kandang sebanyak 20 kg tiap tegakan dan
NPK 400 gr/tegakan.
c) Setelah pemupukan tanaman tersebut di tutup atau di
timbun dengan tanah.
d) Penyiangan tanaman di lakukan setiap tumbuh gulma dan
untuk sekitar akar kurang lebih 50 cm melingkar tiang panjatan tidak
boleh menggunakan sabit atau cangkul agar tidak merusak akar
tanaman.
e) Bila perlu di berikan pupuk daun dan insektisida kalau
ada serangan serangga, semut dan hama jamur.

X. Pengaturan Sulur Cabang


Tahap pelaksanaan:
a) Setiap tanaman tumbuh kurang lebih 30 cm di lakukan
pengikatan dengan tali plastik dengan system angka 8 agar tidak
merusak tunas dan jangan terlalu kuat sehingga tidak mematahkan
tunas.
b) Setelah tunas tersebut sampai di atas tiang panjatan
julurkan kearah luar di atas ban motor bekas secara merata.
c) Pangkas cabang sekunder yang tumbuh dari cabang utama
(primer) yang tumbuh di bawah tajuk.
d) Pangkas cabang yang berumur 2 tahun yang tidak
produktif
e) Pangkas sulur- sulur yang terhalang penyinaran matahari.
f) Tanaman yang berumur lebih dari 4 tahun mempunyai
sulur kurang lebih 100- 120 sulur dengan berat antara 150- 200 kg/
panjatan.

XI. Pengendalian Hama Dan Penyakit Tanaman


Tahap pelaksanaan:
Berpedoman pada pengalaman penanaman buah naga di kebun kami
yang berlokasi di dusun Padukan kelurahan Pakembinangun kecamatan
pakem kabupaten Sleman Yogyakarta dengan ketinggian lokasi kurand
lebih 500 m di atas permukaan laut dengan tanah alluviral pasir dari
gunung Merapi, hama dan penyakit tanaman buah naga tidak begitu
merusak tanaman sedangkan hama dan penyakit yang ada antara lain
adalah:
a) Bekicot dapat dibasmi dengan menggunakan Insektisida yang
dicampur dengan bekatul padi disebarkan disekitar tanaman yang
diserang
b) Semut dapat dibasmi dengan menggunakan Insektisida
c) Busuk batang yang bewarna coklat dapat diatasi dengan
membuang batang yang busuk pada luarnya dan batang dalam diolesi
dengan Fungisida
d) Burung pemakan buah tapi tidak begitu merusak buah
e) Uret dibasmi dengna menggunakan furadan

Sebenarnya masih banyak hama dan pebyakit tanaman yang lain apabila
terjadi serangan hama dan penyakit tanaman agar dapat dikonsultasikan
dengan petugas Pengamat Hama dan Penyakit Tanaman (PHP/POPT)
atau Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura
(BPTPH) setempat.
XII. Penyerbukan
Tahap pelaksanaan:
Berdasarkan pengamatan dilapangan buah naga merah dan putih mulai
berbunga pada pertengahan bulan Oktober sampai dengan bulan April
tahun berikutnya selama 6 bulan secara terus menerus dengan masa
panen kurang lebih 6 kali dalam setahun selanjutnya bulan Mei sampai
dengan bulan Oktober berhenti berbuah. Ada beberapa perbedaan
perlakuan dalam penyerbukan antar buah naga merah dan buah naga
putih, antar lain sebagai berikut:
a) Buah naga putih
Warna bunga putih dengan kelopak hijau berdiameter kurang lebih
30 cm tepung sari bewarna kuning, dengan putik berada ditengah-
tengah dalam keadaan terbuka sehingga tidak perlu dilakukan
penyerbukan karena benang sari akan langsung masuk kedalam
putik apabila benang sari jatuh tertiup angin.

b) Buah naga merah dengan kelopak bunga bewarna merah


kecoklatan tepung sari bewarna kuning, putik menjauh dari tengah-
tengah tangkai tepung sari dan putik dalam keadaan tertutup
sehingga tepung sari tidak dapat masuk kedalam putik, oleh karena
itu apabila tidak dibantu penyerbukan akan mengalami kegagalan.
Buah naga termasuk golongan tanaman buah berbunga malam dalam
arti buah naga bunga akan mekar kurang lebih pukul 20.00 dan akan
menguncup pada jam 08.00 pagi harinya, sekiranya penyerbukan yang
paling baik adalah antara jam 22.00 s/d jam 05.00 pagi hari. Tahapan
dari bakal bunga sampai buah masak adalah sebagai berikut:
a) Calon bakal bunga akan timbul dari sulur buah naga.
b) Calon bunga sampai mekar kurang lebih 20 hari.
c) Dari bunga mekar sampai siap petik kurang lebih 35 hari
d) Setelah waktu 35 hari tersebut apabila tidak segera dipetik
akan menjadi pecah kulit pada bagian atas untuk buah naga merah
pada bagian samping pada buah naga putih.

XIII. Masa Panen


Tahap pelaksanaan:
a) Panen pertama buah naga di mulai pada pertengahan bulan November

dan berakhir pada bulan Mei tahun berikutnya, panen Raya terjadi
pada bulan Januari, Februari dan Maret dengan prodoksi antara 8 kg
sampai dengan 15 kg tiap tiang penegak tergantung umur tanaman.
b) Buah disusun rapi dengan cara tegak pangkal dibawah.

c) Sementara menunggu pembeli/ pengiriman letakkan ditempat yang


sejuk dan berangin.
d) Penyimpanan sementara mampu 8- 12 hari

XVI. Khaziat Buah Naga


Buah naga merupakan buah dengan warna yang sangat
menarik bewarna merah dengan daging buah naga manis dan segar,
disamping itu buah naga diyakini berkhasiat untuk kesehatan antar
lain:
a) Penyeimbang kadar gula darah
b) Mengurangi kolesterol
c) Menguatkan fungsi ginjal
d) Membantu pembentukan tulang
e) Menyenbuhkan panas dalam
f) Mengurangi keluhan keputihan
g) Meningkatkan daya kerja otak dan mata
h) Menghaluskan kulit

i) Membantu pertumbuhan rambut rontok akibat penyinaran sinar

X karena operasi tumor.

Adapun kandungan nutrisi daging buah naga:


a) Kalsium 134,5 mg
b) Karbohidrat 16,50%
c) Serat 0,71%
d) Vitamin C 9,49%
e) Lemak 0,40%
f) Phosphor 8,70%

XII. STANDAR MUTU BUAH NAGA

Tahap pelaksanaan:
Untuk menghasilkan mutu yang baik buah naga kulit putih daging
merah ( hylocereous undatus) di Kabupaten Sleman adalah seperti
berikut:
a) Bobot diatas 0, 70 kg kadar gula (Brix %) minimal 11%

termasuk standar kelas super


b) Bobot antara 0, 50 sampai 0, 70 kg dengan kadar gula ( Brix %)

minimal 11 termasuk standar kelas A


c) Bobot antara 0, 35 samapai 0, 50 kg dengan kadar gula ( Brix

%) minimal 11 termasuk standar kelas B


Sedangkan klasifikasi buah naga merah belum dilakukan klasifikasi karena
untuk Daerah Istimewa Yogyakarta penanaman buah naga merah masih
relative sedikit.
PENUTUP
Buku Pedoman Praktis Budidaya Tanaman Buah Naga ini kami tulis
berdasarkan pengalaman dikebun kami sendiri yang kami tekuni selama +/-
5 tahun merupakan waktu yang masih singkat disamping itu kami melihat
kebun buah naga di Pantai Glagah, Gentan dan Sabila Farm di kertodadi
serta kebun buah naga di Renbangan Jember, rata- rata kebun tersebut
berhasil dalam memproduksi dengan baik, karena kebun tersebut dikelola
dengan baik juga.
Disadari bahwa penulisan buku ini masih jauh dari sempurna karena
pendidikan penulis hanya dari universitas terbuka dibawah pohon pisang
yang beratapkan langit dan berselimut awan.
Dengan harapan buku ini diminati para pembaca khusus mereka yang
akan mencoba menanam buah naga baik sekedar hoby atau untuk
dibudidayakan.
Akhirnya penulis mohon maaf yang sebesar- besarnya apabila ada kesalahan
penyusunan baik bahasa dan kata- kata yang tidak berkenan dihati pembaca.

Wassalam
Penulis

SUHARTO

You might also like