Professional Documents
Culture Documents
Lir-ilir, lir-ilir
tandure wus sumilir
Tak ijo royo-royo tak senggo temanten anyar
Cah angon-cah angon penekno blimbing kuwi
Lunyu-lunyu yo penekno kanggo mbasuh dodotiro
Dodotiro-dodotiro kumitir bedhah ing pinggir
Dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore
Mumpung padhang rembulane mumpung jembar kalangane
Yo surako� surak hiyo� Sayup-sayup bangun (dari tidur)
Pohon sudah mulai bersemi,
Demikian menghijau bagaikan gairah pengantin baru
Anak penggembala, tolong panjatkan pohon blimbing itu,? (blimbing apa??)
walaupun licin(susah) tetap panjatlah untuk mencuci pakaian
Pakaian-pakaian yang koyak(buruk) disisihkan
Jahitlah, benahilah untuk menghadap nanti sore
Mumpung terang rembulannya
Mumpung banyak waktu luang
Mari bersorak-sorak ayo�
Tembang diatas sungguh luar biasa maknanya, kanjeng Sunan memberikan pelajaran
hakikat kehidupan dalam bentuk syair yang indah dan mudah diingat, coba mari kita
kupas bait perbait dari makna tembang ini,
2. tandure wus sumilir, Tak ijo royo-royo tak senggo temanten anyar kemudian
dilanjutkan dengan bait berikutnya, bait ini mengandung makna kalau sudah
berdzikir maka disitu akan didapatkan manfaat yang dapat menghidupkan pohon yang
hijau dan indah. Apakah ini pohon dhohir? tentu tidak pohon disini adalah pohon
kalimatan toyyibah. yang akarnya tetap tertancap di bumi dan cabangnya ada empat
serta tiap cabangnya menghasilkan buah makrifat atas izin Tuhannya.
3. Cah angon-cah angon penekno blimbing kuwi, Lunyu-lunyu yo penekno kanggo mbasuh
dodotiro. Bait ini memberikan petunjuk bahwa untuk mencapai buah dari pohon itu
kita harus jadi anak gembala, apa yang kita gembala? ya diri kita sendiri yang
perlu kita gembala, hawa kita, nafsu kita yng perlu kita gembalakan, kita didik
dan kita jadikan kendaraan untuk bisa mencapai buah dari pohon toyyibah itu.
Susah susah ya ambil buah itu, meskipun susah buah dari pohon itu harus kita ambil
untuk mencuci pakaian kita, pakaian dhohir? tetnu bukan, pakaian disini adalah
pakaian Taqwa, pakaian taqwa ini harus kita cuci dengan buah dari pohon itu.
Mumpung masih ada kesempatan, mari kita cepat-cepat untuk mengambil buah Itu,
untuk bisa mencapai buah itu, kita harus bangun/sadar/nglilir dari tidak
sadar/tidur, karena untuk mencapai buah itu sangat licin, mudah terpeleset jadi
harus sadar, untuk bisa sadar harus Dzikir karena Dzikir itu untuk menyadarkan ruh
kita dan mengingat Tuhan. (Keluar dari Lupa, masuk Kepada Ingat)
sehingga kita bisa mengambil buah itu, kita pakai untuk mencuci pakaian Taqwa
kemudian kita
Inna LILLAHI wa Inna ILLAIHI ROJIUUN. �sesunggunya saya dari Alloh, dan kembali
kepada Alloh�. Amiin
Semoga bermanfaat,