Professional Documents
Culture Documents
ARSITEKTUR CPU
DI SUSUN
OLEH:
Puji syukur mari sama-sama kita panjatkan kehadirat Allah swt yang telah memberi kita
kesempatan dan kesehatan kepada kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan sebuah
makalah yang sangat sederhana ini dengan judul “Arsitektur CPU”.
Selanjutnya salawat dan salam kita limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw
yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu
pengetahuan dan rahmat seperti yang dapat kita rasakan sekarang ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari
segi tata bahasa maupun dari segi-segi lainnya, oleh sebab itu penulis mengharapkan saran
dan kritikannya yang bersifat positif dan membangun dari semua pihak.
Akhirnya semoga Allah swt memberikan yang layak atas seluruh jasa dan kebijakan yang
penulis terima. Semoga hasil karya ini bermanfaat bagi penulis sendiri maupun bagi pihak
yang lain.
Wassalam
BAB I :
SET INSTRUKSI
Gambar 1.1
Diagram Status Siklus Instruksi
Melihat dari sumbernya, operand suatu operasi dapat berada di salah satu dari ketiga
daerah berikut ini:
Memori Utama aatau Memori Virtual: Dengan adanya acuan instruksi berikutnya
maka alamat memori utama atau memori virtual harus diketahui.
Register CPU: Dengan suatu pengecualian yang sangat jarang terjadi, CPU terdiri
dari sebuah register atau lebih yang dapat diacu oleh instruksi-instruksi mesin. Jika
hanya terdapat sebuah register saja, acuan ke instruksi tersebut dapat berbentuk
implisit. Sedangkan jika terdapat lebih dari satu register, setiap register diberi nomor
yang unik dan instruksi harus terdiri dari nomor register yang dimaksud.
Perangkat I/O: Instruksi harus menspesifikasikan modul I/O dan perangkat yang
diperlukan oleh operasi. Jika digunakan I/O memori terpetakan, perangkan ini
merupakan memori utama atau memori virtual.
2. Representasi Instruksi
Di dalam computer, instruksi direpresentasikan oleh sehimpunan bit. Himpunan bit ini
dibagi menjadi beberapa bidang yang berkaitan degan elemen-elemen yang akan memuat
isntruksi. Layout instruksi ini dikenal sebagai bentuk instruksi. Contoh yang sederhana
ditunjukkan pada Gambar 1.2. Selama berlangsungnya eksekusi instruksi, instruksi dibaca
ke dalam register (Instruction Register) yang terdapat dalam CPU. Untuk melakukan
operasi yang diperlukan, CPU harus dapat mengeluarkan data dari berbagai bidang
instruksi.
Sangatlah sulit bagi seorang programmer untuk memahami representasi biner dari
instruksi-instruksi mesin. Oleh karena itu, diperlukan untuk memahami representasi
simbolik instruksi mesin.
Gamber 1.2
Sebuah Bentuk Instruksi Sederhana
3. Jenis-jenis Instruksi
Berikut merupakan sebuah contoh instruksi yang diekspresikan dalam bahasa BASIC.
Misalnya:
X = X + Y
Pernyataan ini menginstruksikan komputer untuk menambah nilai yang tersimpan di Y ke
nilai yang tersimpan di X dan menyimpan hasilnya di X. Bagaimana hal ini dapat
dilakukan dengan instruksi mesin? Kita anggap bahea variabel X dan Y berkorespondensi
dengan lokasi 513 dan 514. Jika kita mengasumsikan set instruksi mesin yang sederhana,
operasi ini dapat dilakukan dengan tiga buah instruksi:
Dengan menggunakan contoh sederhana ini sebagai tuntutan, kita perhatikan jenis-jenis
instruksi yang harus dimasukkan ke dalam komputer. Suatu komputer harus memiliki set
instruksi yang memungkinkan pengguna untuk memformulasikan pengolahan data. Cara
lain dalam memandang hal tersebut adalah dengan memperhatikan kemampuan
pemograman bahasa tingkat tinggi. Agar dapat dieksekusi, setiap program yang ditulis
dalam bahasa pemograman tingkat tinggi harus diterjemahkan ke dalam bahasa mesin.
Jadi, set instruksi mesin harus dapat mengekspresikan setiap instruksi bahasa tingkat
tinggi. Dalam hal ini kita dapat menggolongkan jenis-jenis instruksi menjadi seperti di
bawah ini:
Beberapa jumlah alamat maksimum yang akan diperlukan dalam sebuah instruksi?
Sebenarnya, instruksi aritmatika dan logika memerlukan operand yang berjulah banyak.
Secara virtual operasi aritmatika dan logika merupakan unary (suatu operand) atau biner
(dua operand). Dengan demikian diperlukan maksimum dua alamat untuk acuan operand.
Hasil operasi tersebut memerlukan alamat ketiga. Terakhir, setelah sebuah instrusksi
selesai, instruksi berikutnya harus diambil dan alamatnya diperlukan juga.
Pernyataan di atas menyatakan bahwa instruksi perlu memiliki empat buah acuan alamat:
dua alamat untuk operand, satu alamat untuk hasil operasi, dan satu buah alamat instruksi
berikutnya. Dalam praktriknya instruksi empat alamat sangat jarang ditemukan. Sebagian
besar CPU merupakan variasi satu, dua, atau tiga alamat dengan alamat instruksi
berikutnya merupakan implisit (diperboleh dari pencacah program).
Gambar 1.3 membandingkan instruksi satu, dua, dan tiga alamat yang dapat dipakai untuk
menghitung Y = (A – B) : (C + D x E). Dengan menggunakan tiga buah alamat, setipa
instruksi menspesifikasikan dua lokasi operand dan sebuah lokasi hasil operasi. Karena
kita tidak akan mengubah nilai-nilai lokasi operand, lokasi sementara T digunakan untuk
menyimpan beberapa hasil operasi.
Gambar 1.3
Program-program untuk mengeksekusi
Y = (A – B) : (C + D x E)
Instruksi Komentar
LOAD D AC ← D
MPY E AC ← AC x E
ADD C AC ← AC + C
STOR Y Y ← AC
LOAD A AC ← A
SUB B AC ← AC – B
DIV Y AC ← AC : Y
STOR Y Y ← AC
Dalam rancangan set instruksi terdapat beberapa masalah yang paling fundamental.
Masalah rancangan fundamental itu sendiri meliputi:
Repertoir operasi: Berapa banyak dan operasi-operasi apa yang harus disediakan
dan sekompleks apakah operasi itu seharusnya.
Jenis data: Berbagai jenis data pada saat operasi dijalankan
Bentuk instruksi: Panjang instruksi (dalam bit), jumlah alamat, ukuran bidang dan
sebagainya.
Register: Jumlah register CPU yang dapat dipacu oleh instruksi dan fungsinya.
Pengalamatan: Mode untuk menspesifikasikan alamat suatu operand.
BAB II :
MODE PENGALAMATAN
Bidang alamat atau bidang pada bentuk instruksi yang umum adalah relatif kecil. Kita dapat
mengambil acuan cakupan yang besar tentang lokasi memori utaa atau untuk beberapa sistem
memroi virtual. Untuk mencapainya, berbagai teknik pengalamatan telah dilakukan. Semua
teknik tersebut melibatkan beberapa terik-menarik antara cakupan alamat atau fleksibilitas
pangalamatan pada satu sisi. Dalam bab ini kita akan membahas teknik-teknik pengalamatan
paling umum:
Segera (Immediate)
Langsung
Tidak langsung
Register
Register tidak langsung
Penggantian
Stack
Mode-mode ini diilustrasikan pada Gambar 2.1. Pada bagian ini kita menggunakan notasi
berikut:
Instruksi
(a) segera
(b) Langsung (c) Tidak langsung
OPERAND = A
Mode ini dapat digunakan untuk mendefinisikan dan menggunakan nilai awal variabel
tetap atau yang di-set. Secara umum, bilangan akan disimpan dalam bentuk komplemen
dua dan bit paling kiri bidang operand digunakan sebagai bit tanda.
Keuntungan mode ini adalah tidak ada acuan memori selain dari pengambilan instruksi
yang diperlukan untuk memperoleh operand, sehingga menghemat satu memori dalam
siklus isntruksi. Kerugiannya adalah ukuran bilangannya terbatas pada ukuran bidang
alamat karena kebanyakan set instruksi lebih kecil dibandingkan dengan panjang word.
EA = A
Teknik ini adalah umum pada generasi awal komputer tetapi tidak umum pada arsitektur
kontemporer. Teknik tersebut hanya memerlukan satu acuan memori dan tidak ada
kalkulasi khusus. Pembatasan yang jelas adalah teknik tersebut memberikan hanya ada
sebuah ruang alamat terbatas.
EA = (A)
Tanda kurung digunakan untuk diinterpretasikan sebagai arti yang terdiri dari. Keuntungan
yang jelas nyata dari pendekatan ini adalah panjang word N, suatu ruang alamat 2 N kini
tersedia. Sedangkan kerugiannya adalah eksekusi instruksi memerlukan dua acuan memori
untuk mengambil operand tersebut: satu untuk mendapatkan alamatnya dan yang satu lagi
untuk mendapatkan nilainya.
4. Pengalamatan Register (Register Addressing)
Pengalamtan register adalah sama dengan pengalamatan langsung. Satu-satunya perbedaan
adalah bidang alamat mengacu pada register daripada alamat memori utama:
EA = R
Secara umum, bidang alamat yang mengacu register mempunyai panjang 3 sampai 5 bit,
sehingga total register general purpose dapat diacu dari 8 sampai dengan 32 bit.
EA = (R)
Keuntungan dan keterbatasan pengalamtan register tidak langsung pada dasarnya sama
dengan pengalamatan tidak langsung:
keterbatasan bidang alamat diatasi dengan pengakesan memori yang tidak langsung
sehingga alamat yang dapat diacu makin banyak.
Dalam satu siklus pengambilan dan penyimpanan, mode pengalamtan register tidak
langsung hanya menggunakan satu referensi memori utama sehingga lebih cpat
daripada mode pengalamatan tidak langsung.
6. Pengalamatan penggantian (Displacement Addressing)
Mode pengalamatan yang handal dapat diperoleh dengan mengkombinasikan kemampuan
pengalamatan langsung dan register pengalamatan tidak langsung. Hal tersebut dikenal
dengan berbagai macam nama tergantung pada konteks yang digunakan, tetapi mekanisme
dasarnya adalah sama. Kita akan mengacu pada mekanisme dasar ini sebagai pengalamtan
penggantian:
EA = A + (R)
Mode ini mensyaratkan instruksi memiliki dua buah bidang alamat, sedikitnya sebuah
biang yang ekspilit. Bidang ekspilit bernilai A dan bidang implisit mengarah pada register.
Operand berada pada alamat A ditambah isi register untuk menghasilkan alamat yang
efektif.
Dua elemen teratas stack dapat berada di dalam register CPU, yang dalam hal ini stack
pointer mengacu ketiga stack dengan stack pointer tetap berada di dalam register. Dengan
demikian, acuan-acuan ke lokasi stack di dalam memori pada dasarnya merupakan
pengalamatan register tidak langsung.
BAB III :
STRUKTUR DAN FUNGSI CPU
1. Organisasi CPU
Untuk memahami organisasi CPU ada beberapa syarat yang perlu diperhatikan,
diantaranya adalah:
Untuk melakukan hal ini, jelas bahwa CPU diperlukan untuk menyimpan beberapa data
untuk sementara. CPU harus mengingat lokasi instruksi terakhir sehingga CPU dapat
mengetahui di mana mendapatkan instruksi selanjuntnya. CPU diperlukan untuk
menyimpan instruksi dan data untuk sementara selagi suatu instruksi sedang dieksekusi.
Dengan kata lain CPU memerlukan sebuah internal kecil.
Gambar 3.1
CPU dengan BUS sistem
Gambar 3.1 merupakan pandangan sederhana tentang CPU, mengindikasikan koneksi
yang lain dari sistem via bus sistem.
2. Organisasi Register
Pada tingkat hirarki yang lebih tinggi, memori lebih cepat, lebih keci, dan lebih mahal (per
bit). Di dalam CPU terdapat set daftar yang berfungsi sebagai tingkatan memori di atas
memori utama dan cache pada hirarki. Register pada CPU membentuk dua peran:
General purpose
Data
Alamat
Kode kondisi
b. Register kontrol dan status (Control and Status registers)
Register ini digunakan oleh unit kontrol untuk mengontrol operasi CPU dan oleh
program sistem opeasi untuk mengotrol eksekusi program. Terdapat berbagai
macam register yang mengontrol operasi CPU. Kebanyakan CPU sebagian register
dapat terdeteksi oleh instruksi mesin yang dieksekusi di dalam mode kontrol atau
mode sistem operasi.
Pada setiap mesin yang berbeda tentu akan mempunyai organisasi register yang
berbeda pula. Berikut merupakan daftar dari jenis-jenis register:
Semua rancangan CPU meliputi sebuah register atau sekelompok register, sering
dikenal sebagai Program Status Word (PSW), yang terdiri dari informasi status.
PSW secara umu terdiri dari kode kondisi ditambah informasi status lainnya.
Common field atau flag meliputi hal-hal berikut:
3. Pipelining
Pipeline adalah input baru yang akan diterima pada sebuah sisi sebelum input yang
diterima sebelumnya keluar seagai output di sisi lainnya. Pipeline instruksi mirip dengan
penggunaan rangkaian perakitan pada pabrik. Rangkaian perakitan ini memanfaatkan
kelebihan yang didapat dari fakta bahwa suatu produk diperoleh dengan melalui berbagai
langkah-langkah produksi. Dengan menggunakan pipeline perakitan, maka berbagai
langkah dapat dilakukan secara serempak.
Gambar 3.2
Pipeline Instruksi dua langkah
(a) Simplifield view
Untuk memperoleh peningkatan kecepatan lebih lanjut, pipeline harus mempunyai lebih
banyak langkah-langkah. Perhatikan dekomposisi pengolahan instruksi berikut:
Dengan dekomposisi ini, berbagai macam langkah akan mendekati jangka waktu yang
hampir sama.
BAB IV :
DUKUNGAN SISTEM OPERASI
Fungsi kenyamanan: suatu sistem operasi akan membuat sistem komputer lebih
mudah digunakan.
Fungsi efisiensi: Sistem operasi memungkinkan sumber daya sistem komputer
dapat digunakan dengan cara efisien.
Dimensi pertama:
Ditinjau dari segi interaksi pengguna dengan sistem komputer, ada dua jenis sistem
operasi yang independen, yaitu:
o Sistem bersifat interaktif
o Sistem bersifat batch
Dimensi kedua:
Ditinjau dari segi banyaknya program yang dieksekusi secara simultan, ada dua jenis
sistem operasi, yaitu:
o Sistem yang menggunakan Multiprogramming
o Sistem yang tidak menggunakan Multiprogramming yaitu: Uniprogrammed /
One task at a time
Sistem Interaktif
Pengguna/pemrogram berinteraksi secara langsung dengan komputer, biasanya melalui
keyboard/layar monitor, untuk meminta eksekusi tugas atau membentuk transaksi.
Sistem Batch
Program-program pengguna ditampung bersama-sama (secara offline) dengan
pengguna lainnya dan kemudian diserahkan ke sistem operasi oleh operator
komputer.
Program diselesaikan, hasilnya dicetak dan dikembalikan ke pengguna.
Sistem batch murni sudah jarang ditemukan saat ini.
Dimensi Multiprogramming
Prosesor selalu berada dalam keadaan sibuk karena prosesor mengerjakan lebih dari
satu program pada saat yang sama,
Beberapa program dimuatkan ke dalam memori,
Prosesor beralih dengan cepat dari satu program ke program lainnya
Bila menggunakan sistem interaktif, menerapkan time sharing
Persyaratan lain untuk meningkatkan kecanggihan dibanding dengan sistem operasi
tipe batch adalah
o Manajemen memori
o Penjadwalan
4. Penjadwalan (Schedulling)
Tugas utama sistem operasi modern adalah multiprogramming
Hal terpenting dalam multiprogramming adalah scheduling
Dalam sistem operasi multiprogramming, beberapa job dipertahankan di memori,
setiap job saling bergantian menggunakan CPU dan menunggu I/O
Kunci peningkatan efisiensi menggunakan multiprogramming adalah penjadwalan
yang efektif.
Ada dua jenis penjadwalan :
Gambar 4.1
Waiting
Untuk setiap proses direpresentasikan dalam sistem operasi dengan blok kontrol
proses yang berisi sebagai berikut:
5. Manajemen Memori
Dalam sistem uniprogramming, memori utama dibagi menjadi dua bagian:
o Bagian untuk sistem operasi (monitor resident)
o Bagian untuk program yang saat itu sedang dieksekusi
Dalam sistem multiprogramming, bagian “pengguna” dari memori harus dibagi lagi
untuk mengakomodasi sejumlah proses. Tugas pembagian dilakukan secara dinamis
oleh sistem operasi dan dikenal sebagai manajemen memori.
BAB V :
RISC & CISC
Family Concept: Diperkenalkan oleh IBM dengan system/360-nya pada tahun 1964,
setelah itu diikuti oleh DEC, dengan PDP-8-nya. Family Concept memisahkan
arsitektur mesin dari implementasinya. Sejumlah komputer dibuat dengan
karakteristik kinerja yang berbeda dan dengan arsitektur yang sama kepada
pengguna. Perbedaan harga dan kinerja terjadi karena adanya implementasi yang
berbeda dari arsitektur yang sama.
Microprogrammed Control Unit: Dibuat oleh Wilkes pada tahun 1951 dan
diluncurkan oleh IBM pada seri S/360 ditahun 1964. Pemograman mikro
mempermudah pekerjaan perancangan dan implementasi unit kontrol dan mendukung
family concept.
Memori cache: Pertama kali diperkenalkan secara komersil pada IBM S/360 Model
85 ditahun 1968. Penyisipan elemen ini ke dalam hirarki memori telah meningkatkan
kinerja secara dramatis.
Mutiple processors: Kategori ini meliputi sejumlah organisasi komputer dan tujuan
yang berbeda
Berdasarkan inovasi di atas, sekarang sudah ditambahkan salah satu inovasi yang paling menarik dan
berpotensi, salah satu dari inovasi tersebut adalah Reduced Instruction Set Computer (RISC).
Arsitektur RISC merupakan kemajuan yang dramatis dari kecendrungan sejarang arsitektur
prosessor. RISC sendiri adalah rancangan prosessor yang sederhana, tetapi dalam kesederhanaan
tersebut didapatkan kecepatan operasi tiap-tiap siklus instruksinya.
Ide dasar prosesor RISC sebenarnya bisa dilacak dari apa yang disarankan oleh Von
Neumann pada tahun 1946. Von Neumann menyarankan agar rangkaian elektronik untuk
konsep logika diimplementasikan hanya bila memang diperlukan untuk melengkapi
sistem agar berfungsi atau karena frekuensi penggunaannya cukup tinggi (Heudin, 1992 :
18). Jadi ide tentang RISC, yang pada dasarnya adalah untuk menyederhanakan realisasi
perangkat keras prosesor dengan melimpahkan sebagian besar tugas kepada perangkat
lunaknya, telah ada pada komputer elektronik pertama. Seperti halnya prosesor RISC,
komputer elektronik pertama merupakan komputer eksekusi-langsung yang memiliki
instruksi sederhana dan mudah didekode.
Hal yang sama dipercayai juga oleh Seymour Cray, spesialis pembuat superkomputer. Pada tahun
1975, berdasarkan kajian yang dilakukannya, Seymour Cray menyimpulkan bahwa penggunaan
register sebagai tempat manipulasi data menyebabkan rancangan instruksi menjadi sangat
sederhana. Ketika itu perancang prosesor lain lebih banyak membuat instruksi-instruksi yang
merujuk ke memori daripada ke register seperti rancangan Seymour Cray. Sampai akhir tahun
1980-an komputer-komputer rancangan Seymour Cray, dalam bentuk superkomputer seri Cray,
merupakan komputer-komputer dengan kinerja sangat tinggi.
Pada tahun 1975, kelompok peneliti di IBM di bawah pimpinan George Radin, memulai
merancang komputer berdasar konsep John Cocke. Berdasarkan saran John Cocke,
setelah meneliti frekuensi pemanfaatan instruksi hasil kompilasi suatu program, untuk
memperoleh prosesor berkinerja tinggi tidak perlu diimplementasikan instruksi kompleks
ke dalam prosesor bila instruksi tersebut dapat dibuat dari instruksi-instruksi sederhana
yang telah dimilikinya. Kelompok IBM ini menghasilkan komputer 801 yang
menggunakan instruksi format-tetap dan dapat dieksekusi dalam satu siklus detak
(Robinson, 1987 : 143). Komputer 801 yang dibuat dengan teknologi ECL (emitter
coupled logic) , 32 buah register, chace terpisah untuk memori dan instruksi ini
diselesaikan pada tahun 1979.
2. Karakteristik RISC
RISC mempunyai beberapa karakteristik, yaitu: siklus instruksi, operasi pertukaran data,
mode pengalamatan dan format instruksi. Berikut akan dibahas dari masing-masing
karakteristik dari RISC.
1. Siklus instruksi
Satu instruksi mesin persiklus mesin. Suatu siklus mesin dinyatakan oleh waktu yang
dibutuhkan untuk mengambil dua operand dari register, untuk melakukan suatu
operasi ALU dan menyimpan hasilnya pada register. dengan demikian instruksi mesin
RISC tidak boleh lebih kompleks dan harus dapat mengeksekusi secepat
mikroinstruksi pada mesin-mesin CISC. Dengan menggunakan instruksi sederhana
atau instruksi satu siklus hanya dibutuhkan satu mikrokode atau tidak sama sekali,
instruksi mesin dapat dihardwired. Instruksi seperti itu akan dieksekusi lebih cepat
dibanding yang sejenis pada yang lain karena tidak perlu mengakses penyimapanan
kontrol mikroprogram saat eksekusi instruksi berlangsung.
Penekanan pada operasi register ke register ini merupakan ciri khas dari rancangan
RISC. Mesin CISC yang modern menyediakan instruksi seperti operasi memori ke
memori dan operasi campuran register / memori. Perbandingan kedua pendekatan ini
telah dilakukan pada tahun 1970-an, sebelum terwujudnya RISC. Gambar 1a
menunjukkan pendekatan yang diambil. Arsitektur hipotesis sudah dievaluasi dalam
hal ukuran program dan banyaknya bit dalam memori. Hasil seperti ini yang
mendorong seorang peneliti untuk menyatakan bahwa arsitektur masa depan tidak
berisi register sama sekali [MYER78]. Suatu hal yang menarik untuk dipikirkan,
mesin RISC yang diproduksi oleh Pyramid, yang isi registernya tidak kurang dari 528
register.
Suatu hal yang hilang dari penelitian-penelitian di atas adalah cara untuk mengetahui
akses yang sering terjadi ke sejumlah kecil saklar lokal dan dengan menggunakan
papan besar untuk register atau suatu compiler optimasi, kebanyakan operand bisa
berathan di dalam register untuk periode waktu yang cukup lama. Gambar 1b
merupakan gambaran perbandingan yang cukup adil.
Gambar 5.1
Dua perbandingan dari pendekatan register ke register dan memori ke memori.
8 16 16 16
Tambah B C A
Memori ke memori
8 4 16
Muatkan rB B
Muatkan rC B
Tambah rA rB rC
Simpan rA A
Register ke memori
(a) A ← B + C
8 16 16 16
Tambah B C A
Tambah A C B
Kurang B D D
Memori ke memori
8 4 4 4
Tambah rA rB rC
Tambah rB rA rC
Kurang rD rD rB
Register ke register
(b) A ← B + C; B ← A + C; D ← D - B
3. Mode pengalamatan
Penggunaan mode pengalamatan sederhana, hampir sama dengan instruksi
menggunakan pengalamatan register,. Beberapa mode tambahan seperti pergeseran
dan pe-relatif dapat dimasukkan selain itu banyak mode kompleks dapat disintesis
pada perangkat lunak dibanding yang sederhana, selain dapat menyederhanakan sel
instruksi dan unit kontrol.
4. Format instuksi
penggunaan format-format instruksi sederhana, panjang instruksinya tetap dan
disesuaikan dengan panjang word. Fitur ini memiliki beberapa kelebihan karena
dengan menggunakan field yang tetap pendekodean opcode dan pengaksesan operand
register dapat dilakukan secara bersama-sama
I: Mengambil Instruksi
E: Eksekusi. Menghitung alamat memori.
D: Memori. Operasi Register ke memori atau operasi memori ke register.
Pipelining dapat ditingkatkan lebih lanjut dengan menggunakan dua akses memori
perlangkah. Cara ini menghasilkan suatu deretan, seperti yang ditunjukkan pada
gambar 2c. Dengan menggunakan cara ini dapat dilakukan lebih dari tiga instruksi
dan peningkatannya sebanyak tiga kali. Demikian juga dengan instruksi
pencanbangan yang menghalangi tercapainya kecepatam maksimum. Perlu diingat
bahwa ketergantungan data mempunyai suatu efek tertentu. Jika suatu instruksi
memerlukan sebuah operand yang sudah diubah oleh instruksi sebelumnya, sebuah
penundaan akan terjadi. Sekali lagi, hal ini dapat diatasi dengan menggunakan NOOP.
Pipelining yang dibahas sejauh ini akan bekerja dengan baik jika ketiga langkah-
langkahnya memiliki waktu yang kira-kira sama. Sebab langkah E pada umumnya
melibatkan suatu operasi ALU, maka langkah ini akan lebih lam. Dalam hal ini, dapat
dibagi dalam dua sublangkah:
Karena adanya keserdehanaan dan keteraturan set instruksi RISC rangcangan tiga atau
empat langkah mudah dilakukan. Gambar 2d menunjukkan hasil dengan suatu proses
pipeline empat tahap. Keempat instruksi dapat berjalan dengan waktu yang sama dan
peningkatan kecepatan potensi yang maksimum dengan kelipatan 4. Perlu diingat lagi
penggunaan NOOPS untuk mengatasi ketundaan data dan pencabangan.
Gambar 5.2
B. CISC (Complex Instruction-Set Computer)
1. Pengertian CISC
CISC adalah sebuah arsitektur dari set instruksi dimana setiap instruksi akan
menjalankan beberapa operasi tingkat rendah, seperti pengambilan dari memori,
operasi aritmatika, dan penyimpanan ke dalam memori, semuanya sekaligus hanya di
dalam sebuah instruksi. Karakteristik CISC dapat dikatakan bertolak-belakang dengan
RISC.
Sebelum proses RISC didesain untuk pertama kalinya, banyak arsitek komputer
mencoba menjembatani celah semantik", yaitu bagaimana cara untuk membuat set-set
instruksi untuk mempermudah pemrograman level tinggi dengan menyediakan
instruksi "level tinggi" seperti pemanggilan procedure, proses pengulangan dan mode-
mode pengalamatan kompleks sehingga struktur data dan akses array dapat
dikombinasikan dengan sebuah instruksi. Karakteristik CISC yg "sarat informasi" ini
memberikan keuntungan di mana ukuran program-program yang dihasilkan akan
menjadi relatif lebih kecil, dan penggunaan memory akan semakin berkurang. Karena
CISC inilah biaya pembuatan komputer pada saat itu (tahun 1960) menjadi jauh lebih
hemat.
2. Mengapa CISC
Set instrusi yang lebih komplek terdiri dari jumlah instruksi yang lebih banyak dan
instruksinya lebih rumit. Ada dua buah pertimbangan prinsip yang mempengaruhi
kecenderungan ini. Pertama adalah suatu keinginan untuk menyederhanakan kompiler
dan yang kedua adalah untuk meningkatkan kerja. Oleh karena alasan ini para
perancang arsitekur CPU berusaha untuk mendesain suatu mesin yang mendukung
HLL (High Level Language) yang lebih baik.
Alasan lainnya penggunaan CISC adalah suatu harapan yang akan menghasilkan
program lebih cepat dan lebih kecil. Ada dua keuntungan memperkecil program.
Pertama, program memerlukan memori yang lebih sedikit dan akan menghemat
sumber daya. Yang kedua program yang lebih kecil akan meningkatkan kinerja.
3. Karakteristik CISC
Sarat informasi memberikan keuntungan di mana ukuran program-program yang
dihasilkan akan menjadi relatif lebih kecil, dan penggunaan memory akan
semakin berkurang. Karena CISC inilah biaya pembuatan komputer pada saat itu
(tahun 1960) menjadi jauh lebih hemat
Dimaksudkan untuk meminimumkan jumlah perintah yang diperlukan untuk
mengerjakan pekerjaan yang diberikan. (Jumlah perintah sedikit tetapi rumit)
Konsep CISC menjadikan mesin mudah untuk diprogram dalam bahasa rakitan
DAFTAR PUSTAKA
1. Organisasi dan Arsitektu Komputer: Rancangan Kinerja/William Stallings; Alih Bahasa,
Thamir Abdul Hafedh. – Jakarta: PT INDEKS Kelompok GRAMEDIA, 2005
2. http://iskandar-zulkarnaen1.tripod.com/risc.pdf
3. http://rachma-taskblog.blogspot.com/2009/05/risc-reduce-instruction-set-computer.html
4. http://www2.eepis-its.edu/~setia/Modul/ArKom/Pertemuan%2013.pdf
5. http://id.wikipedia.org/wiki/CISC
6. http://ukyku.files.wordpress.com/2008/02/sistem-operasi.doc
7. http://msgt.files.wordpress.com/2010/01/risc-cisc1.doc