You are on page 1of 9

Carl G.

Jung
14/01/2011

Tugas Psikologi Kepribadian

Disusun Oleh:
NAMA : Moch Cholik

PRODI: PSIKOLOGI ISLAM-JURUSAN: USHULUDDIN


STAIN KEDIRI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI
Jl. Sunan Ampel 07 Ngronggo Kediri

1
Carl G. Jung
I. PENDAHULUAN

Dalam bersosialisasi dan berinteraksi dengan berbagai macam orang di kehidupan


sehari-hari sering sekali kita menilai sifat dan sikap orang-orang tersebut dan kita melakukan
pengamatan terhadap kepribadian orang tersebut. Dimana biasanya penilaian dan pengamatan
tersebut hanyalah berdasarkan pada sebagian dari tingkah laku dan hasil analisa yang sangat
dangkal. Namun, apakah kepribadian itu sendiri?

Carl Gustav Jung menjelaskan kepribadian manusia berdasarkan tujuannya dalam


kehidupan yang dipengaruhi oleh masa lalu dan masa depan manusia. Jung menjelaskan
berbagai macam struktur dari Psyche, tipologi kepribadian manusia berdasarkan sikap dan
fungsi dominan yang dimiliki oleh manusia itu, mekanisme pergerakan energi psikis dan
tahap perkembangan kepribadiannya.

2
II. TETANG BIOGRAFI DAN TEORI C.G JUNG

BIOGRAFI C.G JUNG

Jung dilahirkan pada tanggal 26 Juli 1875 di Kesswil dan meninggal pada tanggal 6
Juni 1961 di Kusnach, Swiss. Ia lulus dari Fakultas kedokteran Universitas Basle pada tahun
1900. Pada tahun 1923 ia berhenti menjadi dosen untuk mengkhususkan dirinya dalam riset-
riset. Sejak 1906 ia mulai tulis menulis surat kepada Sigmund Freud yang baru dijumpainya
pertama kali setahun kemudian yakni tahun 1907. Pertemuan yang terjadi di Wina tersebut
sangat mengesankan kedua belah pihak, sehingga terjadi tali persahabatan antara mereka.
Freud begitu menaruh kepercayaan kepada Jung, sehingga Jung dianggap sebagai orang yang
patut menggantikan Freud di kemudian hari.1

Carl Gustav Jung adalah murid Sigmund Freud. Freud adalah adalah penggagas
psikoanalisa yang merupakan seorang Jerman keturunan Yahudi. Ia dilahirkan pada tanggal 6
Mei 1865 di Freiberg, dan pada masa bangkitnya Hitler ia harus melarikan diri ke Inggris dan
meninggal di London pada tanggal 23 September 1939.

Meskipun mengambil beberapa pendapat gurunya, ia tidak sepenuhnya sependapat


dengan Freud, terutama karena gurunya tersebut terlalu menekankan pada seksualitas dan
berorientasi terhadap materialistis dan biologis di dalam menjelaskan teoriteorinya

STRUKTUR PSYCHE MENURUT JUNG

Menurut Jung, psyche adalah kesatuan yang di dalamnya terdapat semua pikiran,
perasaan dan tingkah laku baik yang disadari maupun tidak disadari yang saling berinteraksi
satu sama lainnya. Struktur psyche menurut Jung terdiri dari :

1. Ego

Ego merupakan jiwa sadar yang terdiri dari persepsi, ingatan, pikiran dan perasaan-
perasaan sadar. Ego bekerja pada tingkat conscious Dari ego lahir perasaan identitas dan
kontinyuitas seseorang. Ego seseorang adalah gugusan tingkah laku yang umumnya dimiliki
dan ditampilkan secara sadar oleh orang-orang dalam suatu masyarakat. Ego merupakan
bagian manusia yang membuat ia sadar pada dirinya.

1
Sarlito Wirawan Sarwono, 1978: 186-187

3
2. Personal Unconscious

Struktur psyche ini merupakan wilayah yang berdekatan dengan ego. Terdiri dari
pengalaman-pengalaman yang pernah disadari tetapi dilupakan dan diabaikan dengan cara
repression atau suppression. Pengalaman-pengalaman yang kesannya lemah juga disimpan
kedalam personal unconscious. Penekanan kenangan pahit kedalam personal unconscious
dapat dilakukan oleh diri sendiri secara mekanik namun bisa juga karena desakan dari pihak
luar yang kuat dan lebih berkuasa. Kompleks adalah kelompok yang terorganisir dari
perasaan, pikiran dan ingatan-ingatan yang ada dalam personal unconscious. Setiap kompleks
memilki inti yang menarik atau mengumpulkan berbagai pengalaman yang memiliki
kesamaan tematik, semakin kuat daya tarik inti semakin besar pula pengaruhnya terhadap
tingkah laku manusia. Kepribadian dengan kompleks tertentu akan didominasi oleh ide,
perasaan dan persepsi yang dikandung oleh kompleks itu.

3. Collective Unconscious

Merupakan gudang bekas ingatan yang diwariskan dari masa lampau leluhur
seseorang yang tidak hanya meliputi sejarah ras manusia sebagai sebuah spesies tersendiri
tetapi juga leluhur pramanusiawi atau nenek moyang binatangnya. Collective unconscious
terdiri dari beberapa Archetype, yang merupakan ingatan ras akan suatu bentuk pikiran
universal yang diturunkan dari generasi ke generasi. Bentuk pikiran ini menciptakan
gambaran-gambaran yang berkaitan dengan aspek-aspek kehidupan, yang dianut oleh
generasi terentu secara hampir menyeluruh dan kemudian ditampilkan berulang-ulang pada
beberapa generasi berikutnya. Beberapa archetype yang dominan seakan terpisah dari
kumpulan archetype lainnya dan membentuk satu sistem sendiri. Empat archetype yang
penting dalam membentuk kepribadian seseorang adalah :

a. Persona yang merupakan topeng yang dipakai manusia sebagai respon terhadap
tuntutan-tuntutan kebiasaan dan tradisi masyarakat serta terhadap kebutuhan
archetypal sendiri.
b. Anima & Animus merupakan elemen kepribadian yang secara psikologis berpengaruh
terhadap sifat bisexual manusia. Anima adalah archetype sifat kewanitaan / feminine
pada laki-laki, sedangkan Animus adalah archetype sifat kelelakian / maskulin pada
perempuan.

4
c. Shadow adalah archetype yang terdiri dari insting-insting binatang yang diwarisi
manusia dalam evolusinya dari bentuk-bentuk kehidupan yang lebih rendah kebentuk
yang lebih tinggi.
d. Self, yang secara bertahap menjadi titik pusat dari kepribadian yang secara psikologis
didefinisikan sebagai totalitas psikis individual dimana semua elemen kepribadian
terkonstelasi disekitarnya. Self membimbing manusia kearah self-actualization,
merupakan tujuan hidup yang terus-menerus diperjuangkan manusia tetapi jarang
tercapai.

TIPOLOGI JUNG

Menurut teori psikoanalisa dari Jung ada dua aspek penting dalam kepribadian yaitu
sikap dan fungsi. Sikap terdiri dari introvert dan ekstrovert, sedangkan fungsi terdiri dari
thinking, feeling, sensing dan intuiting. Dari kedelapan hal ini maka diperoleh tipologi Jung,
yaitu :

a. Introversion-Thinking

Orang dengan sikap yang introvert dan fungsi thinking yang dominan biasanya
tidak memiliki emosi dan tidak ramah serta kurang bisa bergaul. Hal ini terjadi karena
mereka memiliki kecenderungan untuk memperhatikan nilai abstrak dibandingkan
orang-orang dan lingkungan sekitarnya. Mereka lebih mengejar dan memperhatikan
pemikirannya tanpa memperdulikan apakah ide mereka diterima oleh orang lain atau
tidak. Mereka biasanya keras kepala, sombong dan berpendirian. Contoh dari orang
dengan kepribadian seperti ini adalah philosophers.

b. Extraversion-Thinking

Contoh orang dengan sikap extrovert dan fungsi thinking yang dominan adalah
ilmuwan dan peneliti. Mereka memiliki kecenderungan untuk muncul seorang diri,
dingin dan sombong. Seperti pada tipe pertama, mereka juga me-repress fungsi
feeling. Kenyataan yang obyektif merupakan aturan untuk mereka dan mereka
menginginkan orang lain juga berpikir hal yang sama.

5
c. Introversion-Feeling

Orang dengan introversion-feeling berpengalaman dalam emosi yang kuat, tapi


mereka menutupinya. Contoh orang dengan sikap introvert dan fungsi feeling yang
dominan adalah seniman dan penulis, dimana mereka mengekspresikan perasaannya
hanya dalam bentuk seni. Mereka mungkin menampilkan keselarasan didalam dirinya
dan self-efficacy, namun perasaan mereka dapat meledak dengan tiba-tiba.

d. Extraversion-Feeling

Pada orang dengan sikap extraversion dan fungsi feeling yang dominan perasaan
dapat berubah sebanyak situasi yang berubah. Kebanyakan dari mereka adalah aktor.
Mereka cenderung untuk emosional dan moody tapi terkadang sikap sosialnya dapat
muncul.

e. Introversion-Sensation

Orang ini cenderung tenggelam dalam sensasi fisik mereka dan untuk mencari hal
yang tidak menarik dari dunia sebagai perbandingan. Biasanya mereka adalah orang-
orang yang tenang, kalem, self-controlled, tapi mereka juga membosankan dan kurang
bisa berkomunikasi.

f. Extraversion-Sensation

Orang dengan tipe ini biasanya adalah businessman. Mereka biasanya realistik,
praktis, dan pekerja keras. Mereka menikmati apa yang dapat mereka indrai dari dunia
ini, menikmati cinta dan mencari kegairahan. Mereka mudah dipengaruhi oleh
peraturan dan mudah ketagihan pada berbagai hal.

g. Introversion-Intiuting

Pemimipi, peramal, dan orang aneh biasanya adalah orang dengan sikap introvert
dan fungsi intuitif yang dominan. Mereka terisolasi dalam gambaran-gambaran
primitif yang artinya tidak selalu mereka ketahui namun selalu muncul dalam pikiran
mereka. Mereka memiliki kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang lain, tidak
praktis namun memiliki intuisi yang sangat tajam dibandingkan orang lain.

6
h. Extraversion-Intuiting

Penemu dan pengusaha biasanya memiliki sikap extravert dan fungsi intuitif yang
dominan, mereka adalah orang-orang yang selalu mencari sesuatu yang baru. Mereka
sangat baik dalam mempromosikan hal-hal yang baru. Namun mereka tidak dapat
bertahan pada satu ide, pekerjaan maupun lingkungan karena sesuatu yang baru
merupakan tujuan hidup mereka.

TAHAP PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN JUNG

Tahap perkembangan kepribadian Jung terdiri dari 4 tahap, yaitu childhood, youth dan
young adulthood, middle age dan old age. Pada tahap kedua menekankan akan adaptasi
terhadap kehidupan social dan ekonomi. Jung memperlihatkan ketertarikannya pada tahap
perkembangan kepribadian ketiga yaitu middle age, karena disini terdapat proses yang
penting dari puncak dari individuation dan orang mulai merubah kepedulian terhadap materi
menjadi kepedulian spiritual.

AKTIVITAS ENERGI PSIKIS, INDIVIDUATION, DAN TRANSCENDENT


FUNCTION

Energi psikis muncul dari pengalaman individual dan merupakan energi untuk
berpikir, berkeinginan, memelihara, dan berjuang. Energi psikis mengikuti hukum
equivalence dan entropy dari hukum thermodinamika. Dimana jumlah energi tidak akan
berubah dan saling berinteraksi agar mencapai keseimbangan. Energi psikis melakukan dua
tujuan hidup yaitu mempertahankan diri dan mengembangkan budaya dan aktivitas spiritual
dengan melakukan progression, sublimation (energi bergerak maju) , regression dan
repression (yang menekan ke ketidak sadaran).

Progression adalah keadaan dimana kesadaran/ ego dapat menyesuaikan diri secara
memuaskan baik terhadap tuntutan dunia luar maupun kebutuhan ketidak sadaran, yang
menyebabkan perkembangan bergerak maju. Apabila gerak maju ini terganggu oleh suatu
rintangan, dan karenanya libido tercegah untuk digunakan secara maju maka libido akan
melakukan regresi, yaitu kembali ketahap sebelumnya atau masuk ke ketidak sadaran atau
dikenal dengan repression. Sedangkan sublimation adalah transfer energi dari proses yang
lebih primitif, instinktif dan rendah diferensiasinya ke proses yang lebih bersifat kultural,
spiritual dan tinggi diferensiasinya.

7
Individuation adalah proses untuk mencapai kepribadian yang integral serta sehat,
dimana semua sistem atau aspek kepribadian harus mencapai taraf diferensiasi dan
perkembangan yang sepenuh-penuhnya, disebut juga proses pembentukan diri, atau
penemuan diri.

Transcendent function adalah kemampuan untuk mempersatukan segala


kecenderungan yang saling berlawanan dan mengolahnya menjadi satu kesatuan yang
sempurna dan ideal. Tujuan dari fungsi ini adalah menjelmakan manusia sempurna, realisasi
serta aktualisasi segala aspek-aspek yang tersembunyi dalam ketidak sadaran. Fungsi inilah
yang mendorong manusia mengejar kesempurnaan kepribadian.

8
III. PENUTUP

Dari keterangan diatas maka dapat disimpulkan bahwa menurut Jung, psyche adalah
kesatuan yang di dalamnya terdapat semua pikiran, perasaan dan tingkah laku baik yang
disadari maupun tidak disadari yang saling berinteraksi satu sama lainnya. Struktur psyche
menurut Jung terdiri dari Ego, Personal Unconscious, Collective Unconscious.

Menurut teori psikoanalisa dari Jung ada dua aspek penting dalam kepribadian yaitu
sikap dan fungsi. Sikap terdiri dari introvert dan ekstrovert, sedangkan fungsi terdiri dari
thinking, feeling, sensing dan intuiting. Tahap perkembangan kepribadian Jung terdiri dari 4
tahap, yaitu childhood, youth dan young adulthood, middle age dan old age. Energi psikis
muncul dari pengalaman individual dan merupakan energi untuk berpikir, berkeinginan,
memelihara, dan berjuang.

Referensi :

Sarlito Wirawan Sarwono, 1978, Berkenalan dengan Aliran-Aliran dan tokoh- Tokoh
Psikologi, Bulan Bintang, Jakarta

Carl Gustav Jung, 1989, Memperkenalkan Psikologi Analitik, terj. Agus Cremers, Gramedia,
Jakarta

Chaplin, J.P (2001). Kamus Lengkap Psikologi (Kartini Kartono, penrj.). Jakarta : PT. Raja.
Grafindo Persada

Hall, C. S.&G. Lindzey. (1985). Introduction to Theories Personality. New York: Jhon
Willey&Son.

You might also like