Professional Documents
Culture Documents
Abstrak
Abstract
1. PENDAHULUAN
Penetrometer yang di dipakai di Pekanbaru secara luas hanyalah alat sondir (Dutch
Penetrometer / Dutch Deep Sounding Aparatus), yaitu suatu alat statis yang berasal
dari Negeri Belanda. Alat Cone Penetration Test (CPT) setengah berat (medium
weight) dengan pengukuran nilai konis bisa mencapai 150 kg/cm 2, ini sering terjadi
hambatan sehingga penyondiran harus diberhentikan ketika ditemukan kayu dan
batuan atau lapisan tanah yang padat (tetapi lapisan ini relatif sempit) atau berhenti
karena kedalaman telah melebihi 30 meter, karena kendala tenaga manusia yang
melaksanakannya.
Dengan Standard Penetration Test (SPT), suatu percobaan dinamis yang berasal dari
Amerika Serika Serikat (di pekanbaru dikenal dengan “Bor Mesin”). Dengan
menggunakan alat ini, disatu sisi memungkinkan untuk mencapai kedalaman sesuai
dengan yang kita kehendaki juga dapat mencapai kedalaman lebih dari 100 meter dan
dapat menembus lapisan kayu ataupun tanah yang relatif padat. Namun disisi lain
hasil percobaan SPT ini selalu dianggap perkiraan kasar saja, bukan nilai-nilai yang
teliti. Umumnya hasil percobaan CPT seperti alat sondir dapat dipercaya daripada
hasil percobaan SPT tersebut.
2. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian dan analisis perhitungan korelasi hasil percobaan CPT dan SPT ini
dilakukan dengan asumsi-asumsi sebagai berikut :
1. Data yang ada pada lokasi percobaan CPT dan SPT tidak berada pada titik
yang sama melainkan pada titik terdekat yang dianggap mewakili (jarak titik
CPT dan SPT 10 m)
2. Karena percobaan tidak pada titik yang sama, maka pengambilan nilai SPT &
CPT diambil tidak persis pada kedalaman yang sama, melainkan pada
kedalaman yang sama dengan toleransi 0,5 meter (atau nilai yang logis
berdasarkan pengamatan terhadap grafik CPT dan SPT).
3. Untuk mendapatakan nilai korelasi, dilakukan dengan pendekatan “Regresi
Linier” terhadap data yang dengan bantuan microsoft excel.
4. Nilai perlawanan konus (qc) dari percobaan CPT adalah sebesar empat kali
nilai N pada percobaan SPT dari Terzaghi dan Peek hanya dipakai sebagai
tolok ukur saja atau perbandingan dengan nilai korelasi yang akan diperoleh.
Dengan alat sondir (CPT) ini, ujungnya ditekan langsung kedalam tanah sehingga
lubang bor tidak diperlukan. Ujung bor tersebut yang berbentuk konis (kerucut)
dihubungkan pada suatu rangkaian stang-dalam, dan casing luar ( juga disebut pipa
sondir) ditekan ke dalam tanah dengan pertolongan suatu rangka dan dongkrak yang
dijangkarkan pada permukaan tanah. Ujung konis yang merupakan sebuah kerucut
(menurut ASTM D 3441 mempunyai ujung 60 dengan luas penampang 10 cm2
dengan diameter dasar 35,7 mm), ditekan kebawah dengan suatu rangkaian stang
dalam dan casing luar. Kemudian diadakan pembacaan pada manometer (data yang
didapat tahanan ujung qc) untuk setiap penekanan pipa sedalam 20 cm. Penyondiran
diberhentikan pada keadaan tekanan manometer tiga kali berturut-turut melebihi 150
kg/cm2 atau kedalaman maksimum 30 meter.
Cara melakukan percobaan pada alat SPT sebagai berikut: Suatu alat yang
dinamakan :”split spoon samper” dimasukkan kedalam tanah dasar lubang bor
dengan memakai beban penumbuk (drive weight) seberat 140 pound (63 kg) yang
dijatuhkan dari ketinggian 30 inchi (76 cm). Setelah “split spoon samper”
dimasukkan 6 inchi (15 cm), jumlah pukulan ditentukan untuk memasukkannya 12
inchi (30,5 cm) berikutnya. Jumlah pukulan disebut N (N number or N value) dengan
satuan pukulan/kaki (blow per foot). Pemboran menunjukkan “penolakan” dan
pengujian diberhentikan apabila ; diperlukan 50 kali pukulan untuk setiap
pertambahan 150 mm, atau telah mencapai 100 kali pukulan, atau pukulan berturut-
turut tidak menunjukkan kemajuan.
Pengumpulan data diambil dari empat lokasi pembangunan di pusat kota Pekanbaru.
Lokasi tersebut adalah : lokasi pertama pada pembangunan Kantor Trakindo di jalan
Soekarno-Hatta, lokasi kedua pada pembangunan Rumah Sakit Santa Maria di jalan
Jenderal Ahmad Yani, lokasi ketiga pada pembangunan Mall Pekanbaru di jalan
Jenderal Sudirman, lokasi keempat pada pembangunan gedung Tabrani RAB jalan
Jenderal Sudirman. Peta lokasi tersebut dapat dilihat pada peta di bawah ini :
Jl. Jend. A.
Yani
Jl. Soekarno-
Hatta
Jl. Riau
Trakindo
Sudirmen
RS Santa
Jl. Jend.
MAL Pekanbaru
Maria
Jl.
Cempaka
LOKASI 1
LOKASI 3
LOKASI 2
Dien
Kantor
Jl. Tuanku
Tambusai
Hospital
RAB
Jl.
Pattimura
Taman
LOKASI 4 Makam
Pahlawan
5. ANALISIS DATA
Nilai qc korelasi diperoleh dari rata-rata tiga buah nilai qc pada kedalaman
sesuai dengan kedalaman nilai N dengan toleransi seperti disebutkan diatas
(lihat tabel 5.1)
Tabel 5.1 Koreksi rata-rata nilai qc berdasarkan kedalaman Bor mesin (nilai N)
Gedung Trakindo (Lokasi 1) Gedung Santa Maria (Lokasi 2)
N qc qc.rata- qc qc.rata-
Kedalaman N No Kedalaman N
o ekivalen rata ekivalen rata
1 0 0 1 0 0
10 12
2 2.00 - 2.45 7 28 19.33 2 2.00 - 2.45 3 12 14.67
20 20
15 7
3 4.00 - 4.45 27 50 40.00 3 4.00 - 4.45 5 6 6.67
55 7
120 50
4 6.00 - 6.45 22 85 96.67 4 6.00 - 6.45 8 47 49.67
85 52
160 30
5 8.00 - 8.45 24 140 148.67 5 8.00 - 8.45 9 45 42.33
146 52
160 65
6 10.6 - 10.05 28 145 155.00 6 10.6 - 10.05 10 75 75.00
160 85
50
7 12.00 - 12.45 13 35 43.33
45
30
8 14.00 - 14.45 45 35 35.00
40
35
9 16.00 - 16.45 12 3 27.00
43
43
10 18.00 - 18.45 8 40 39.67
36
Gedung Pekanbaru Mall (lokasi 3) Gedung RAB Hospital (lokasi 4)
qc qc.rata- qc qc.rata-
No Kedalaman N No Kedalaman N
ekivalen rata ekivalen rata
1 0 0 1 0 0
13 6
2 2.00 - 2.45 2 16 15 2 2.00 - 2.45 2 8 7.6666667
16 9
20 17
3 4.00 - 4.45 3 18 16 3 4.00 - 4.45 4 12 13.666667
10 12
10 30
4 6.00 - 6.45 3 10 10 4 6.00 - 6.45 6 50 35
10 25
13 98
5 8.00 - 8.45 5 18 22 5 8.00 - 8.45 18 50 57.666667
35 25
65 85
6 10.6 - 10.05 22 75 68.333333 6 10.6 - 10.05 10 19 43
65 25
55 19
7 12.00 - 12.45 24 40 56.666667 7 12.00 - 12.45 7 25 49.666667
75 105
105
8 14.00 - 14.45 30 115 116.66667
130
155
9 16.00 - 16.45 11 150 151
148
Hasil nilai qc korelasi diplotkan pada grafik untuk masing-masing lokasi, dan
diperoleh persamaan regresi linear pada masing-masing titik (lihat grafik 5.1
s/d Grafik 5.5).
180
160
140
120 y = 4.1109x
(qc) CPT
100
80
60
40
20
0
0 5 10 15 20 25 30 35
(N) SPT
Grafik 5.2 Persamaan Regresi Linier hubungan qc dan SPT pada lokasi 1
180
160
140
120 y = 4.2906x
qc (CPT)
100
80
60
40
20
0
0 5 10 15 20 25 30
N (SPT)
Grafik 5.3 Persamaan Regresi Linier hubungan qc dan SPT pada lokasi 2
Grafik & Persamaan (S. Maria)
80
70
60
y = 4.284x
qc (CPT)
50
40
30
20
10
0
0 2 4 6 8 10 12 14
N (SPT)
Grafik 5.4 Persamaan Regresi Linier hubungan qc dan SPT pada lokasi 3
160
140
120 y = 3.8733x
qc (CPT)
100
80
60
40
20
0
0 5 10 15 20 25 30 35
N (SPT)
Grafik 5.5 Persamaan Regresi Linier hubungan qc dan SPT pada lokasi 4
Grafik & Persamaan (T.Rab)
80
70 y = 3.9616x
60
qc (CPT)
50
40
30
20
10
0
0 5 10 15 20
N (SPT )
7. DAFTAR PUSTAKA
Anonim, “Laporan Hasil Penyelidikan Tanah”, Dinas Permukiman
dan Prasarana Wilayah Propinsi Riau, Pekanbaru, 2001
Anonim, “Laporan Hasil Penyelidikan Tanah”, C.V Moment Area,
Pekanbaru, 2003
Anonim, “Soil Investigation Report”, P.T. Parastya Lasgrama,
Medan, 2003
L.D. Wesley, “Mekanika Tanah”, Badan Penerbit Pekerjaan Umum,
Jakarta, 1977
L. Taulu, Ir dkk, “Mekanika Tanah & Teknik Pondasi”, P.T.
Pradya Paramita, Jakarta, 1984
Josep E.Bowles, “Analisa dan Desain Pondasi”, Edisi keempat Jilid
1, Erlangga, Jakarta, 1991
Yulizar Yacob, Y. Gunawan A, “Penuntun Praktis Praktikum Pada
Laboratorium Teknik Sipil”, Jakarta, 1987