You are on page 1of 17

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

PT. HM SAMPOERNA Tbk.

ANGGOTA KELOMPOK :
- AJI SUWANDHI (108200002)
- ARLIANDO DARMAWAN (108200004)
- HARYO PAKAR S (108200015)
- STEVANUS BANGE S (108200042)

KELAS : AKUNTANSI “A” 08

BANDUNG 2010/2011
Analisis laporan keuangan.

I.liquidity ratios
mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek.

1. Current ratio : current assets = 11,622,092 x 100% =281,62%


Current liabilities 4,126,846

Tingkat persentase current asset yang tinggi mengindikasikan bahwa PT HANJAYA MANDALA
SAMPOERNATbk. Memiliki kemampuan yang amat baik untuk membayar current liabilities dalam jangka
waktu 1tahun kedepan, yang dalam presentase di tunjukan sebesar 281,62%

2. Quick ratio : current assets – inventory = 11,622,092 - 8,916,544 x100% = 65,5%


Current liabilities 4,126,846

Presentase quick ratio lebih rendah daripada current asset, karena nilai persediaan cukup
tinggi sehingga mengurangi current assets. Namun hal ini tidak mempunyai efek yang signifikan
terhadap tingkat pengembalian current liabilities PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk kepada
kreditur karena tingkat presentase quick ratio masih tergolong tinggi (65,5%).

3. Inventory turn over : cost of goods sold = 7,369,085 =0,8x


Inventories 8,916,544

Tingkat peputaran merchandise inventory ke gudang dijual kembali sebesar 0,8kali dalam 1
tahun

II. operating profitability


Mengukur kemampuan peusahaan untuk menghasilkan laba melalui pemnjualan, pemanfaatan aktiva
dan penggunaan modal perusahaan.

1. operating income ROI : operating income =2,070,864 x 100% = 12,47%


total assets 16,593,537

kemampuan total assets menghasilkan laba terhitung baik yaitu sebesar 12,47%

2. Operating profit margin : operating income = 2,070,864 x100% = 19,94%


Sales 10,381,039
Presentase operating profit margin yang bias mencapai 19,94% menunjukan bahwa selisih antara sales
dan beban usaha terbilang tinggi, in other word PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk derhasil
menjalankan usaha dengan efisiensi biaya.

3. Total assets turn over : sales = 10,381,039 x100% =62,56%


Total asset 16,593,537

Preserntase ini menunjukan bahwa total assets yg dimiliki dapat menghasilkan 62,56% penjualan dalam
setahun. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan dapat menggunakan asset yang dimilikinya dengan
amat baik.

III. financing decision


Berkaitan dengan keputusan pendanaan aktiva perusahaan.

1. Debt ratio : total debt/total assets = 4617460/16593597 x 100% = 27,82%


Debt ratio menunjukan bahwa 100% total assets yang dimiliki perusahaan 27,82% didanai
dari hutang

2. ROE : net income /common equity =1512521/11973900 x 100% = 12,63%


Return on equity perusahaan menunjukan angka 12,63% hal ini menunjukan bahwa
perusahaan mampu mengembalikan dividen kepada stockholder dengan baik

3. ROA : net income/total assets = 1512521/16593597 x100% = 9,11%


ROA menunjukan bahwa pemanfaatan aktiva dalam penghasilan laba cukup kecil, hanya
sebesar 9,11% artinya perusahaan tidak cukup baik menggunakan aktivanya dalam aktivitas
bisnis memperoleh laba
Analisis aktivitas operasional

I.pendapatan usaha
pendapatan usaha PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk, terdiri dari penjualan rokok dan
penanaman saham diperusahaan perusahaan lain. Dari laporan laba rugi konsolidasi PT HANJAYA
MANDALA SAMPOERNA Tbk diperoleh kesimpulan:

a. Pendapatan usaha dari segi penjualan rokok ditahun 2009-2010 mengalami kenaikan
sebesar 13% atau sebesar Rp 1273551 (dalam jutaan rupiah) pendapatan usaha bias naik hal
ini dikarenakan permintaan konsumsi akan rokok naik jdi pendapatan pun naik
b. Pendapatan usaha dari bunga mengalami penurunan sebesar Rp 6092 (dalam jutaan) atau
sebesar 39% hal ini dapat dilihat mungkin karena PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk
tidak melakukan banyak investasi di deposito yng mengakibatkan penurunan pendapatan di
bunga

Total pendapatan usaha (laba bersih) PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA pada tahun 2009-2010
mengalami peningkatan sebesar Rp 162148 (dalam jutaan) atau sebesar 12,01%ini artinya kinerja PT
HANJAYA MANDALA SAMPOERNA masih bagus.

II.Beban usaha dan beban lain2


Beban usaha yang dibayarkan oleh PT HM sampoerna Tbk terdiri dari beban penjualan, umum
dan administrasi dan amortisasi, beban pembiayaan.

a. Beban penjualan pada tahun 2009 ke 2010 mengalami peningkatan sebesar Rp


95.782 (dalam jutaan rupiah) atau sebesar 14,34%.
b. Beban umum dan administrasi pada tahun 2009 ke 2010 mengalami penurunan
sebesar 3,87% atau Rp 7.150 (dalam jutaan rupiah).
c. Beban amortisasi goodwill pada tahun 2009 ke 2010 tidak mengalami perubahan.
d. Beban pembiayaan tahun 2009 ke 2010 mengalami penurunan sebesar Rp 35.305
(dalam jutaan rupiah) atau sebesar 67,72%

Kesimpulan selain beban usaha yang mengalami kenaikan beban lain lain tidak mengalami
kenaikan (penurunan) hal ini disebabkan pada tahun 2010 PT HM Sampoerna tidak banyak
melakukan banyak pembiayaan lain
III. Laba Sebelum Pajak.
Laba sebelum pajak adalah hasil pengurangan dari laba usaha dengan beban lain lain, dari hasil
netto, labasebelum pajak perusahaan mengalami peningkatan pada tahun 2009 ke 2010
mengalami kenaikan Rp 150.347 (dalam jutaan rupiah) atau kalau dalam persentase 7,83% hal
ini disebabkan oleh peningkatan pendapatan pada tahun 2010 dan menanggung beban
pembiayaan yang tidak terlalu besar.

IV. Beban pajak penghasilan.


Beban pajak penghasilan yang ditanggung perusahaan pada tahun 2009 ke 2010 mengalami
kenaikan sebesar Rp 20.719 (dalam jutaan rupiah) atau sebesar 3,84% namun memilik tangguhan
kelebihan bayar sebsar Rp 1.879 (dalam jutaan rupiah) . hal ini disebabkan oleh beban pajak
tahun berjalan yang mengalami kenaikan namun tangguhan pajaknya mengalami penurunan
yang sangat signifikan.

V.laba bersh.
laba sebelum hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan mengalami peningkatan dari tahun
2009 ke 2010 sebesar Rp 162.128 (dalam jutaan rupiah) atau dalam prosentase sebesar 12%.
Laba bersih (net income) yang diterima perusahaan pada 2010 mengalami kenaikan daripada
tahun 2009 yaitu sebesar Rp 162.418 (dalam jutaan rupiah) atau sebesar 12,03%.

VI. laba per saham


laba per saham yang dibagikan kepada pemegang saham dari saham dasar mengalami kenaikan
sebesar Rp 37 per saham atau sebsar 12,01% hal ini terjadi karena adanya kenaikan laba bersih.
ANALISIS AKTIVITAS PEMBIAYAAN (PENDANAAN)

Aktivitas pendanaan PT. HM Sampoerna.tbk dari pinjaman, saham,dan pensiun

 Pinjaman terdiri dari beberapa jenis yaitu :


pinjaman jangka panjang dan
 Bank deutsche
 PT. Serasi Auto Raya
 PT.CSM corporatama
 PT.Adira Sarana Armada
 PT Philip Morris Indonesia
 Philip morris international IT
 Bank BCA
 Bank CIMB
 Bank HSBC
 Bank CIMB Niaga

 Pinjaman jangka pendek :


 Philip morris finance

 Saham
 PT Philip Morris Indonesia
 Philip Morris Products SA
 Philip morris internasional management SA
 Godfrey Philips (Malaysia)
 Philip morris international IT service center
 Dana pensiun
Perusahaan, HM sampoerna menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti dan iuran
pasti untuk seluruh karyawan tetapnya yang memenuhi syarat :

Pada tanggal 1 April 2008, Perusahaan memperoleh persetujuan dari Menteri Keuangan
Republik Indonesiauntuk merubah program pensiun dari program pensiun imbalan pasti menjadi
program pensiun iuran pasti yang dikelola oleh Dana Pensiun Lembaga Keuangan AIG (DPLK
AIG).
Berdasarkan program pensiun iuran pasti, imbalan yang akan diterima ditentukan dari besarnya
kontribusi yang dibayarkan oleh pemberi kerja dan karyawannya ditambah dengan hasil investasi
atas dana tersebut. Kontribusi dari karyawan adalah bersifat sukarela. Bagian Perusahaan dan
anak perusahan tertentu di dalam negeri atas program pensiun iuran pasti adalah sebesar 8,50%
dari gaji karyawan atau Rp14,0 miliar untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2010
(2009: Rp13,3 miliar).

ANALISIS :

Dilihat secara keseluruhan pinjaman yang didapatkan dari berbagai sumber tersebut memang
mengalami penurunan sebesar 69% yaitu rp. 360.000.000,00. Dapat disimpulkan bahwa
pinjaman secara keseluruhan bak dilihat dari pinjaman manapun sehingga tidak berpengaruh
pada aktivitas pendanaan perusahaan. Karena kondisi keuangan yang sudah aman maka
perusahaan PT HM sampoerna mengurangi pinjamannya.
Analisis laporan arus kas

Laporan arus kas dari kegiatan usaha

- Penerimaan kas dari pelanggan setiap tahunnya mengalami peningkatan setiap tahunnya,
dari tahun 2009 hingga 2010 yaitu sebesar Rp 2.289.086 dalam jutaan rupiah atau sebesar
11,4%.
- Lain hal dari penerimaan kas dari pelanggan, penerimaan kas dari pendapatan bunga
mengalami penurunan, sebesar Rp 4.268 dalam jutaan rupiah atau sebesar 15,46%.
- pembayaran tagihan pajak dan cukai naik sebesar Rp 2.707.425 dalam jutaan rupiah atau
sebesar 28,38 %
- pembayaran beban pembiayaan mengalami penurunan sebesar Rp 63.498 dalam jutaan
rupiah atau sebesar 75,79 %
- pembiayaan kegiatan usaha lain mengalami kenaikan sebesar Rp 45.050 dalam jutaan
rupiah atau sebesar 333,4 %
- pembiayaan pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan mengalami penurunan
sebesar Rp 25.224 dalam jutaan rupiah atau sebesar 0,35 %

laporan arus kas dari kegiatan investasi

- penerimaan penjualan asset tetap mengalami penurunan sebesar Rp 26.278 dalam jutaan
rupiah atau sebesar 50,45%
- pembayaran untuk pembelian asset tetap mengalami kenaikan sebesar Rp 77.302 dalam
jutaan rupiah atau sebesar 25,79%

laporan arus kas pendanaan

- penerimaan dari pinjaman jangka pendek mengalami kenaikan sebesar Rp 274.842 dalam
jutaan rupiah atau sebesar 8,75%
- penerimaan kas dari pinjaman pihak hubungan istimewa mengalami penurunan sebesar
Rp 33.958 dalam jutaan rupiah atau sebesar 76,94 %
- pembayaran pinjaman jangka pendek mengalami kenaikan sebesar Rp 368.843 dalam
jutaan rupiah atau sebesar 11,75%
- pembayaran sewa pembiayaan mengalami mengalami penurunan sebesar Rp 12.250
dalam jutaan rupiah atau sebesar 33,58%
- pembayaran deviden kepada pemegang saham mengalami kenaikan sebesar Rp 175.320
dalam jutaan rupiah atau sebesar 36,36%

kesimpulan

arus kas bersih yang diperoleh dari kegiatan operasional mengalami penurunan dari tahun 2009
ke 2010 sebesar Rp 378.935 dalam jutaan rupiah atau sebesar 11,18%, hal ini disebabkan karena
pembayaran kepada pemasok mengalami kenaikan dan juga pembayaran untuk pajak dan cukai
mengalami kenaikan yang cukup signifikan, yang tidak diimbangi dengan penerimaan kas dari
kegiatan usaha.

Arus kas bersih dari kegiatan investasi mengalami penurunan devisit sebesar Rp 51.033 dalam
jutaan rupiah atau sebesar 20,6%, hal ini disebabkan karena ditahun 2010 PT HM sampoerna
tidak melakukan penjualan asset sebanyak pada tahun 2009 dan pada tahun 2010 juga, PT HM
sampoerna tidak melakukan pembelian asset tetap tidak sebanyak 2009.

Arus kas bersih dari kegiatan pendanaan mengalami kenaikan devisit Rp 291.029 dalam jutaan
rupiah atau sebesar 61,33%, hal ini disebabkan oleh pembayaran deviden yang naik cukup
signifikan serta pinjaman jangka pendek yang juga naik yang tidak diimbangi penerimaan dari
kegiatan pendanaan yang lain.
ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI

Intercompany PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk dan anak perusahaan

 Pada tahun 1989, PT. Perusahaan dagang dan industry Panamas masuk sebagai
anak perusahaan dengan persentase kepemilikan efektif pada tahun 2009
dengan nilai 99.9 dari jumlah asset pada tahun yang sama adalah 1.167.503.
Sedangkan pada tahun 2010 saham yang dimiliki tetap sama hanya jumlah total
asset yang menurun sebesar 369.658
kegiatan usaha PT. perusahaan dagang dan industry Panamas adalah sebagai
distribusi rokok
 PT.Sampoerna Printpack masuk pada tahun yang sama dan memilik nilai saham
dengan persentase 100.0 pada tahun 2009 dan 2010. Dan jumlah asset pada
tahun 2009 sebersar 651,247 dan pada tahun 2010 total asset sebersar
467,018,kegiatan usahanya adalah percetakan dan industry produk kemasan
 PT.Handal Logistik Nusantara, kegiatan usaha sebagai jasa ekspedisi dan
pergudangan masuk pada tahun 1989 dan memiliki asset pada tahun 2010 dan
2009 sebesar 51,234 , 122,493
 PT.Asia Tembakau masuk sebagai anak perusahaan atau masuk sebagai bagian
dari sampoerna group pada tahun 2002 dan pada tahun 2009 memiliki jumlah
asset sebesar 127,090 sedangkan pada tahun 2010 terjadi kenaikan sebesar
190,725
 PT. Sampoerna Air Nusantara masuk tahun 1989 dengan kegiatan usaha sebagai
jasa transportasi udara dengan nilai asset sebersar 94,372 pada tahun 2009 dan
pada tahun 2010 sebesar 90,434 dengan persentase tetap 100.0
 PT. Union Sampoerna Dinamika dengan kegiatan usaha investasi saham pada
perusahaan – perusahaan lain pada tahun 2005 dengan jumlah asset 47,462
pada tahun 2009 assetnya naik pada tahun 2010 sebesar 63,109 dengan nilai
persentase yang sama 100.0
 PT. Taman Dayu, kegiatan usahanya pengembangan property dengan nilai
persentase saham pada tahun 2009 dan 2010 sebesar 100.0 pada tahun 2009
jumlah asset 212,853 naik ke point 275.006 pada tahun 2010
 PT. Sampoerna joo Lan Sdn.Bhd kegiatan usaha industry dan perdangangan
rokok, domisili di Malaysia tahun beroperasi komersial 1998 dengan nilai jumlah
asset 337,360 dan 234,909 di tahun 2009 dan 2010
 Sampoerna International pte.ltd kegiatan usaha adalah investasi saham pada
perusahaan – perusahaan lain yang berdomisili di Singapura tahun

Anak perusahaan
Semua anak perusahaan dikonsolidasikan. Anakperusahaan adalah suatu entitas dimana
Perusahaan dan anak perusahaan memiliki kepemilikan sebesar lebih dari 50% hak
suara atau mempunyai pengendalian atas kebijakan keuangan dan operasional. Anak
perusahaan dikonsolidasikan sejak tanggal kendali atas anak perusahaan tersebut
beralih kepada Grup dan tidak lagi dikonsolidasikan sejak tanggal kendali tidak lagi
dimiliki oleh Grup. Dalam mencatat akuisisi anak perusahaan digunakan metode
pembelian. Biaya akuisisi diukur sebesar nilai wajar aset yang diserahkan, saham yang
diterbitkan atau kewajiban yang diambil alih pada tanggal akuisisi, ditambah biaya yang
berkaitan secara langsung dengan akuisisi. Kelebihan biaya akuisisi atas proporsi nilai
wajar aset bersih anak perusahaan yang dapat diidentifikasi dicatat sebagai goodwill
Transaksi antar perusahaan dalam Grup, saldo dan keuntungan yang belum direalisasi
dari transaksi antar perusahaan dalam Grup,dieliminasi. Kebijakan akuntansi yang
digunakan dalam laporan keuangan konsolidasi, telah diterapkan secara konsisten oleh
anak perusahaan, kecuali bila dinyatakan lain

Perusahaan asosiasi
Perusahaan asosiasi adalah seluruh entitas dimana Grup mempunyai pengaruh
signifikan, namun tidak sampai mengendalikan entitasentitas tersebut. Dalam hal ini
Grup umumnya memiliki antara 20% sampai 50% hak suara. Investasi pada perusahaan
asosiasi dicatat dengan menggunakan metode ekuitas dan pada awalnya dicatat sebesar
harga perolehan. Investasi Grup pada perusahaan asosiasi mencakup juga goodwill
(dikurangi akumulasi penurunan nilai) yang diidentifikasi pada saat akuisisi.
Bagian Grup atas keuntungan atau kerugian perusahaan asosiasi yang diperoleh setelah
tanggal akuisisi diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi. Mutasi kumulatif keuntungan
atau kerugian setelah tanggal akuisisi akan mempengaruhi nilai tercatat investasi.
Apabila bagian Grup atas kerugian dalam perusahaan asosiasi menyamai atau melebihi
bagian kepemilikannya dalam perusahaan asosiasi, Grup tidak mengakui kerugian lebih
lanjut, kecuali Grup telah mengakui kewajiban atau melakukan pembayaran atas nama
perusahaan asosiasi.Keuntungan yang belum direalisasi dari transaksi antara Grup
dengan perusahaan asosiasi, dieliminasi sebesar jumlah yang mencerminkan proporsi
kepemilikan Grup dalam perusahaan asosiasi. Kerugian yang belum direalisasi juga
dieliminasi kecuali transaksi tersebut memberikan bukti adanya penurunan nilai aset
yang dialihkan.
Pihak yang mempunyai
hubungan istimewa

Sifat hubungan dengan


Philip Morris International pihak yang mempunyai
Management SA (Tolling) hubungan istimewa

Pemegang saham utama Transaksi yang signifikan


yang sama

Philip Morris (Malaysia) -Penjualan Rokok


-Pembelian Tembakau
-Penjualan Tembakau
Pemegang saham utama -Pendapatan Jasa teknis
yang sama

-Penjualan Rokok
Philip Morris Finance SA -Penjualan mesin dan suku
cadang
-Pembelian Tembakau
Pemegang saham utama -Biasa Jasa Manajemen
Philip Morris Ukraine yang sama -BIasa Jasa Teknis
-Pembiayaan / financing

Philip Morris Global Services Pemegang saham utama -Pembiayaan/financing


inc yang sama

Pemegang saham utama


Philip Morris Korea Inc. yang sama -Pembelian Mesin dan Suku
Cadang
Pemegang saham utama
yang sama -Biasa Jasa Manajemnen

-Penjualan Tembakau
RASIO LEVERAGE (SOLVABILITAS)

Rasio Leverage (Rasio Hutang), rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh aktiva
perusahaan dibiayai dengan hutang atau dibiayai oleh pihak luar.  Data yang dipergunakan
untuk analisis leverage adalah Neraca dan Laporan Laba Rugi. Rasio Leverage diantaranya
adalah :

1. Total Debt to Equity Ratio

Ratio ini digunakan untuk mengukur bagian  modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk
keseluruhan kewajiban atau hutang. Rumus untuk menghitungnya adalah sebagai berikut :

TD Equity = (Hut. Lancar + Hut. Jangka Panjang)/Jumlah Modal Sendiri

(4,126,846 + 490,614) / 11,973,900 * 100%

= 0,38 %

Total rasio utang terhadap ekuitas sebesar 0,38% atau 0,038 mengindikasikan bahwa untuk
tiap-tiap Rp. 1 pendanaan ekuitas, terdapat 0,38 pendanaan dari kreditor. Hal tersebut
menunjukkan bahwa PT HM sampoerna sedikit menggunakan kredit sehingga tidak akan
kesulitan dalam melakukan pembayarannya

2. Total Debt To Total Capital Assets

Ratio ini digunakan untuk mengukur bagian aktiva yang digunakan untuk menjamin
keseluruhan kewajiban atau hutang. Rumusnya sebagai berikut :

TD Capital Assets = (Hutang Lancar + Hutang Jangka Panjang) / Jml Aktiva


= (4,126,846 + 490,614) / 16,593,537

= 0,27%

Total rasio utang terhadap total aktiva sebesar 0,27% mengindikasikan bahwa untuk tiap-tiap
Rp1 total aktiva perusahaan terdapat 0,027 pendanaan dari kreditor. Hal tersebut menunjukkan
bahwa kewajiban kepada kreditor dapat didanai/ditutupi dengan aktiva yang dimiliki oleh
perusahaan sehingga dapat dikatakan bahwa perusahaan dalam keadaan yang baik jika dilihat
dari total aktiva yang dapat menjamin bagi pembayaran kewajiban perusahaan.

3. Long Term Debt to Equity Ratio

Ratio ini digunakan untuk mengukur bagian dari modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk hutang
jangka panjang. Rumusnya adalah sebagai berikut :

LTD Equity Ratio = Hutang Jangka Panjang / Modal Sendiri

= 490,614 / 16,593,537

= 0,029%

Rasio utang jangka panjang terhadap ekuitas PT. Telkom adalah 0,0029. Ini mengungkapkan bahwa
terdapat RP. 0,0029 pendanaan jangka panjang dari kreditor untuk tiap Rp.1 pendanaan ekuitas.
Untuk rasio ini, perusahaan dapat dikatakan memiliki peluang mengajuka kredit jangka panjang yang
masih besar sebab rasionya masih amat kecil.

4. Tangible Assets Debt Coverage

Rasio ini digunakan untuk mengukur besar aktiva tetap tangible yang digunakan untuk menjamin
hutang jangka panjang, rumusnya adalah sebagai berikut :

TAD Coverage = Aktiva Tetap /Hutang Jangka Panjang

= 4,249,480 / 490,614

= 8,66 %
Rasio ini mengindikasikan bahwa setiap Rp.1 hutang jangka panjang dapat dibiayai oleh Rp. 0,8
aktiva tetap. Hal tersebut memperlihatkan keadaan perusahaan yang baik karena asset tetap yang
dimiliki dapat dioptimalkan dalam pendanaan hutang jangka panjang, sehingga perusahaan dapat
membayar hutang jangka panjang dengan longgar atau dengan mudah.

Return on Invested Capital

Return on Equity : mengukur tingkat pengembalian perusahaan kepada pemegang saham.

1. ROE : net income/ common equity

2010 =1512521 / 11973900 x 100% = 12,63%

2009= 1,350,103 / 9,401,151 x 100 % = 14,36%

Return on Equity menunjukkan bahwa tingkat pengembalian dividen kepada para pemegang saham
sebesar 12,63%, artinya perusahaan mampu mengembalikan investasi stockholder dengan cukup baik.
namun, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, jumlah ini mengalami penurunan 1,73%.
Penurunan ini tidak signifikan, karena penurunan ini disebabkan oleh menumeningkatnya equity pada
tahun 2010. Investor masih memiliki peluang untuk berinvestasi di perusahaan karena tingkat
pengembalian investasi yang masih di atas 10%.

Return on Assets : mengukur tingkat pemanfaatan asset dalam menghasilkan laba perusahaan..

ROA : net income/total assets

2010 = 1512521 / 16,593,537 = 9,11%

2009 = 1,350,103 / 16,403,004 = 8,23%


Return on Assets menunjukkan bahwa pemanfaatan aktiva dalam menghasilkan laba perusahaan cukup
lumayan, sebesar 9,11%. Artinya perusahaan cukup baik menggunakan aktivanya dalam aktivitas
bisnisnya memperoleh laba. ROA perusahaan pun menurun sebesar 0,88% dari tahun 2009 menunjukan
bahwa kinerja perusahaan untuk menghasilkan laba membaik, apalagi pemanfaatan aktivanya.
Perusahaan cukup efektif dalam menggunakan aktiva dan mencari peluang untuk meningkatkan laba
dari penggunaan aktiva.

Profitability Analyzing

Item Analisis Rumus Tahun Tahun 2009


2010
Gross profit margin Penjualan – HPP
Penjualan
Operating profit margin Laba operasi / penjualan 19,94% 21,68%
Net profit margin Laba bersih / penjualan 14,57% 14,82%

1) Operating profit margin PT. HM SAMPOERNA sebesar 19,94%, hal ini mengungkapkan
bahwa selisih antara penjualan dan bebannya hanya Rp 0,1994 untuk setiap Rp 1
penjualan. Rasio ini menurun dari tahun 2009 sebesar 1,74%% dimana pada tahun
tersebut selisish antara penjualan dan beban penjualannya sebesar Rp 0,2168 untuk
setiap penjualan. Hal ini berarti bahwa perusahaan perlu melakukan efisiensi biaya
secara maksimal.
2) Net profit margin PT. HM SAMPOERNA sebesar 14,57%, artinya perusahaan memiliki
kemampuan menghasilkan Rp 0,1457 laba bersih dari setiap Rp 1 penjualannya. Rasio ini
menurun 0,25% dibandingkan tahun sebelumnya dimana perusahaan dapat
mengahsilkan Rp 0,1482 laba bersih dari tiap Rp 1 penjualan. Hal ini mengindikasikan
perusahaan harus meningkatkan efektivitas penggunaan asset dan efisiensi biaya untuk
meningkatkan penjualan sehingga laba bersihnya meningkat. Perusahaan juga perlu
meningkatkan aktivitas bisnisnya seperti distribusi atau pemasaran yang lebih baik agar
penjualannya meningkat.

You might also like