Professional Documents
Culture Documents
penekanan linguistik
► 2) Kode Sosiolinguistik
Kode sosiolinguistik mengungkapkan dengan bahasa
tentang sejarah, budaya dan latar bahasa yang
membentuk naratif.
Kode sosiolinguistik menempatkan naratif dalam waktu
dan tempat yang digambarkan oleh bentuk-bentuk bahasa
yang merefleksikan konteks sosiokultural.
Kode sosiolinguistik juga memberitahu pada kita tentang
variasi bahasa (sosial dan
Penjelasan bagan
(sambungan)
► 3) Karakterisasi elemen tindakan dan peristiwa
Bagaimana pengembangan tokoh cerita terjadi secara tiba-tiba dan
bagaimana tokoh cerita yang satu dengan tokoh cerita yang lain saling
berlawanan dalam tindakan dan peristiwa dalam cerita.
► 4) Karakterisasi pandangan
Mencari hubungan antara mode narasi dan pandangan tokoh cerita
serta pandangan narator.
Mode narasi, misalnya apakah naratif itu bergantung pada orang
pertama, orang ketiga bahkan orang kedua, sementara pandangan
adalah peristiwa dalam cerita dipandang dari persfektif satu tokoh
khusus ataukah dari narator yang serba tahu, atau merupakan
gabungan dari keduanya.
Penjelasan bagan
(sambungan)
► 5)
Struktur tekstual
Bagaimana unit-unit naratif disusun dalam cerita.
Dalam studi stilistik dikaji kepaduan narasi atau
unsur-unsur khusus dari naratif.
► 6)Intertekstual
Fiksi naratif tidak terjadi dalam kenyataan dan
bukan peristiwa sejarah tetapi dapat
mencerminkan teks atau citra lain baik secara
intertekstual yang tersirat maupun intertekstual
yang manifes/nyata
GAYA sebagai PILIHAN
► 2)Proses mental
Proses mental merupakan proses merasakan ;
melibatkan kognisi (yang dikodekan oleh verba
seperti berpikir, cemas), melibatkan reaksi
(dikodekan dengan verba suka dan benci),
melibatkan persepsi (dikodekan dengan verba
melihat atau mendengar); sementara peran
partsipan dibedakan atas Sensor dan Fenomena
contoh:
Proses Mental direpresentasikan dalam klausa
► (1) Joni memahami cerita itu (Kognisi)
Sensor Proses Fenomena
► 3) Proses behavioral
Perpaduan antara proses material dan proses
mental yang merepresentasikan aktifitas
‘merasakan’ dan ‘melakukan’, misalnya verba
bernapas atau batuk atau tertawa. Satu-
satunya partisipan dalam proses behavioral
disebut Pelaksana/Behaver, yaitu entitas
kesadaran yang melaksanakan kegiatan:
► (1) Mahasiswa itu tertidur pada saat kuliah saya
BEHAVER PROSES SIRKUMSTANCE
GAYA sebagai PILIHAN
(sambungan)
► 4) Proses verbalisasi
Prosses verbalisasi termasuk proses ‘mengatakan’ dan peran partisipan
adalah sebagai Pewicara/Sayer, sebagai Penerima/Receiver, dan ‘apa
yang dikatakan’/Verbiage:
Penyampaian Tuturan:
► tuturan langsung
Contoh: Dia berkata, “Ibuku akan datang
besok.”
Atau: “Ibuku akan datang besok,” katanya
► tuturan tidak langsung
Contoh: Dia berkata bahwa ibunya akan datang
besok.
MODEL TUTURAN DAN PIKIRAN
(sambungan)
Penyampaian Pikiran:
► pikiran langsung
Toni khawatir, ‘Apakah Tuti masih
mencintaiku?’
► pikiran tak langsung
Toni khawatir apakah Tuti masih
mencintainya.
MODEL TUTURAN DAN PIKIRAN
(sambungan)
► Konteks Fisikal
Dalam percakapan langsung, pembicara
ata pendengar berbagi konteks fisik yang
sama, meskipun dalam bentuk interaksi
lisan, media elektronik atau pembicaraan
telepon, pembicara dan pendengar secara
fisik terpisah.
Memahami Dialog dalam Drama:
Konteks, Struktur, Strategi
(sambungan)
► Konteks personal
Mengacu pada hubungan sosial dan
personaldi antara dua pihak yang
berinteraksi. Konteks personal juga
melalui jejaring sosial dan keanggotaan
kelompok, peran sosial dan institusi dari
pembicara atau pendengar, dan jarak
sosial dan jarak status di antara
partisipan.
Memahami Dialog dalam Drama:
Konteks, Struktur, Strategi
(sambungan)
► Konteks kognitif
Mengacu pada latar pengetahun yang
dimiliki bersama oleh sesama partisipan
yang berinteraksi. Konteks kognitif juga
memperluas pandangan partisipan
terhadap dunia, terhadap pengetahuan
budaya dan pengalaman masa lalu.
Makna (Ullman, 1962:62—63)
S
n
Sinonim
S
n1 n2 n3
Polisemi
S1 S2 S3
n
Dua kata peretama berhubungan dalam bunyi dan makna,
kata kedua dan ketiga berhubungan hanya dalam makna,
dan kata ketiga dan keempat berhubungan hanya dalam
bunyi saja:
‘cahaya’ ‘matahari’ ‘tidak gelap’ ‘ringan’
S1 S2 S3 S4
n1 n2 n3 n4
[light] [light] [light] [light]
Metafora (Knowles and Moon, 2006)
► Penggunaan bahasa yang mengacu pada
makna yang bukan makna aslinya dengan
menghubungkan dua hal.
mahkota =
- sebuah benda artistik yang di
tempatkan di kepala seorang
ratu/raja (makna asli)
- institusi kekuasaan (makna metaforik)
Metafora Konseptual
► Metafora merupakan suatu pemikiran atau
konsepsi;
(1) argumen adalah perang
Dia menyerang saya habis-habisan
dalam debat itu.
Dia telah memutar-balikkan fakta.
Jangan kamu ikuti pendapatnya.
► 2)Waktu adalah uang (waktu adalah komoditi)
Jangan buang-buang waktu
Saya tak punya waktu untuk itu
Kamu kehabisan waktu
Anda perlu mengatur waktu dengan baik.
Di sekolah itu menejemen waktunya baik
sekali.
► 3) Metafora komunikasi dan pemahaman
Pikirkan matang-matang sebelum
berttindak
Jangan jejali otakmu dengan pemikiran
kiri.
Berbesah hatilah ketika pendapatmu
ditolak mentah-mentah.
► 4)
Metafora dan Emosi
Pikiran, kata-kata dan ide yang
menyangkut emosi diasosiasika sebagai
benda fisik
Dia disambut dengan hangat
Hubungan yang sangat dekat
Ketika diberitahu soal itu, tiba-tiba
kemarahannya meledak.
Empat Kelompok Metafora
► 1)Metafora Antropomorfik
Benda tak bernyawa diasosiasikan dengan
bagian tubuh manusia
kaki gunung, mulut gua, paru-paru kota
(lungs of a town)
mouth or a river
► 2) Metafora Binatang
berjambul bebek
kelas kakap, kelas teri
ayam jantan dari timur
singa kebayoran
► 3) Nyata ke Abstrak
masa depannya cerah
bersemangat baja
Izin saya menggarisbawahi pokok-pokok
piran Pak Ketua tadi.
► 4) Metafor Sintetik
Metafora yang didasarkan atas trasnposisi dari satu
pengertian ke penghertian lain. Metafora yang
berkaitan dengan kelima indria (rasa, dengar, bunyi, raba,
lihat)
Kata-katanya kasar sekali
maksudnya jelas
wajahnya manis sekali
lakoni hidup penuh irama
dia orangnya brisik sekali