Professional Documents
Culture Documents
Ibnu Athaillah berkata dalam kitab Al Hikam, “Amal perbuatan itu sebagai kerangka yang
tegak, sedang ruh (jiwa) nya adalah tempat terdapatnya rahasia ikhlas (ketulusan) dalam amal
perbuatan” Bab tentang ikhlas adalah bab yang mutlak dan paling penting untuk dipahami dan
diamalkan, karena amal yang akan diterima Allah SWT hanyalah amal yang disertai dengan niat
ikhlas. “Tidaklah mereka diperintah kecuali agar berbuat ikhlas kepada Allah dalam
menjalankan agama”. Oleh karenanya, sehebat apapun suatu amal bila tidak ikhlas, tidak ada
apa-apanya dihadapan Allah SWT, sedang amal yang sederhana saja akan menjadi luar biasa
dihadapan Allah SWT bila disertai dengan ikhlas. Tidaklah heran seandainya shalat yang kita
kerjakan belum terasa khusyu, atau hati selalu resah dan gelisah dan hidup tidak merasa nyaman
dan bahagia, karena kunci dari itu semua belum kita dapatkan, yaitu sebuah keikhlasan.
2.Tidak tergantung / berharap pada makhluk Sayyidina ’Ali pun pernah berkata, orang yang
ikhlas itu jangankan untuk mendapatkan pujian, diberikan ucapan terima kasih pun dia sama
sekali tidak akan pernah mengharapkannya, karena setiap kita beramal hakikatnya kita itu sedang
berinteraksi dengan Allah, oleh karenanya harapan yang ada akan senantiasa tertuju kepada
keridhaan Allah semata.
3.Tidak pernah membedakan antara amal besar dan amal kecil Diriwayatkan bahwa Imam
Ghazali pernah bermimpi, dan dalam mimpinya beliau mendapatkan kabar bahwa amalan yang
besar yang pernah beliau lakukan diantaranya adalah disaat beliau melihat ada seekor lalat yang
masuk kedalam tempat tintanya, lalu beliau angkat lalat tersebut dengan hati-hati lalu
dibersihkannya dan sampai akhirnya lalat itupun bisa kembali terbang dengan sehat. Maka
sekecil apapun sebuah amal apabila kita kerjakan dengan sempurna dan benar-benar tiada
harapan yang muncul pada selain Allah, maka akan menjadi amal yang sangat besar dihadapan
Allah SWT.
4. Banyak Amal Kebaikan Yang Rahasia Mungkin ketika kita mengaji dilingkungan orang
banyak maka kita akan mengaji dengan enaknya, lama dan penuh khidmat, ketika kita shalat
berjamaah apalagi sebagai imam kita akan berusaha khusyu dan lama, tapi apakah hal tersebut
akan kita lakukan dengan kadar yang sama disaat kita beramal sendirian ? apabila amal kita tetap
sama bahkan cenderung lebih baik, lebih lama, lebih enak dan lebih khusyuk maka itu bisa
diharapkan sebagai amalan yang ikhlas. Namun bila yang terjadi sebaliknya, ada kemungkinan
amal kita belumlah ikhlas.
5. Tidak membedakan antara bendera, golongan, ras, atau organisasi Fitrah manusia adalah ingin
mendapatkan pengakuan dan penilaian dari keberadaannya dan segala aktivitasnya, namun
pengakuan dan penilaian makhluk, baik perorangan, organisasi atau instansi tempat kerja itu
relatif dan akan senantiasa berubah, banyak orang yang pernah dianggap sebagai pahlawan
namun seiring waktu berjalan adakalanya berubah menjadi sosok penjahat yang patut
diwaspadai. Maka tiada penilaian dan pengakuan yang paling baik dan yang harus senantiasa kita
usahakan adalah penilaian dan pengakuan dari Allah SWT.
Begitu besar pengaruh orang yang ikhlas itu, sehingga dengan kekuatan niat ikhlasnya mampu
menembus ruang dan waktu. Seperti halnya apapun yang dilakukan, diucapkan, dan diisyaratkan
Rasulullah, mampu mempengaruhi kita semua walau beliau telah wafat ribuan tahun yang lalu
namun kita senantiasa patuh dan taat terhadap apa yang beliau sampaikan. Bahkan orang yang
ikhlas bisa membuat iblis (syaitan) tidak bisa banyak berbuat dalam usahanya untuk menggoda
orang ikhlas tersebut. Ingatlah, apapun masalah kita kita janganlah hati kita sampai pada masalah
itu, cukuplah hanya ikhtiar dan pikiran saja yang sampai pada masalah tersebut, tapi hati hanya
tertambat pada Allah SWT yang Maha Mengetahui akan masalah yang kita hadapi tersebut.
Semoga Allah SWT membimbing kita pada jalan-Nya sehingga kita bisa menjadi hamba-Nya
yang ikhlas. Amiin. Seri Mutiara Al Hikam Oleh Aa Gym
Ikhlas, suatu kata yang sudah tidak asing lagi di telinga kaum muslimin. Sebuah kata yang
singkat namun sangat besar maknanya. Sebuah kata yang seandainya seorang muslim terhilang
darinya, maka akan berakibat fatal bagi kehidupannya, baik kehidupan dunia terlebih lagi
kehidupannya di akhirat kelak. Ya itulah dia, sebuah keikhlasan. Amal seorang hamba tidak akan
diterima jika amal tersebut dilakukan tidak ikhlas karena Allah.
Allah berfirman yang artinya,
“Maka sembahlah Allah dengan mengikhlaskan agama kepada-Nya.” (Qs. Az Zumar: 2)
Keikhlasan merupakan syarat diterimanya suatu amal perbuatan di samping syarat lainnya yaitu
mengikuti tuntunan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam.
Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu berkata,
“Perkataan dan perbuatan seorang hamba tidak akan bermanfaat kecuali dengan niat
(ikhlas), dan tidaklah akan bermanfaat pula perkataan, perbuatan dan niat seorang hamba
kecuali yang sesuai dengan sunnah (mengikuti Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam)”