You are on page 1of 2

Manusia memang dijadikan oleh Allah sebagai khalifah atau pengganti atau yang

menggantikan. Allah menjelaskan di dalam surat al Baqarah (30), berbunyi: “wa idz qala
rabbuka lil malaikati inni ja’ilun fi al ardhi khalifah”. Yang artinya: “dan ketika Tuhanmu
berkata kepada malaikat, sesungguhnya aku akan menciptakan khalifah di dunia”. Malaikat
ketika itu tidak sepakat. Dan kemudian  bertanya kepada Allah swt, apakah makhluk itu tidak
akan melakukan kerusakan di bumi  dan menumpahkan darah, padahal kami, para malaikat
selalu melakukan pujian. Akan tetapi Allah menyatakan bahwa Dia  lebih mengetahui apa
yang tidak malaikat ketahui”.

Di dalam konsepsi Islam, maka  terdapat dua  fungsi manusia di dalam kehidupannya.
Pertama, adalah sebagai abdun atau hamba Allah dan kedua sebagai khalifah atau wakil Allah
di bumi. Di dalam fungsi pertama, maka fungsi manusia adalah untuk melakukan pengabdian
dan di dalam fungsi kedua sebagai khalifah maka manusia memiliki fungsi amanah,
tanggungjawab, wewenang, kebebasan menentukan pilihan dan kreativitas akal. Jika sebagai
hamba,  maka yang lebih besar adalah untuk kepentingan individunya, maka sebagai khalifah
maka fungsi manusia lebih banyak untuk di luar dirinya, manusia lain dan alam seluruhnya.

Fungsi manusia di dalam kehidupan ini adalah sebagai Abdun atau hamba Allah. Di dalam
konsep abdun, maka manusia berhubungan dengan Tuhan yang Rabb bukan ilah. Ilah yang
kemudian di tambah dengan al ma’rifat maka menjadi Allah, artinya adalah Tuhan yang jauh
berada di langit suci yang tidak tersentuh, yang transcendental. Maka, yang yang Ilah tersebut
harus diturunkan menjadi Tuhan yang memelihara, yang memberi rizki, yang mengatur
kehidupan alam dan manusia dengan sifat kasih sayangnya. Yang rahman dan rahim. Dalam
bahasanya, Hasan Hanafi disebut sebagai Tuhan yang hadir di bumi dan bukan yang berada
jauh di langit yang suci.

Di dalam fungsi manusia sebagai hamba, maka ia sama dengan alam lainnya. Bukan manusia
yang menguasai alam akan tetapi yang hidup bersama-sama dengan alam dan
memanfaatkannya secara memadai dengan mempertimbangkan kelestariannya. Seluruh
ciptaan Allah adalah hambanya. Manusia dan alam sekitarnya dan juga makhluk lain
ciptaannya adalah hambanya yang selalu menyucikan namanya, yang memujinya. Dengan
demikian, fungsi manusia dalam relasinya dengan Tuhan yang Rabb adalah sebagai
hambanya atau abdun.

Manusia memang diciptakan Tuhan sebagai cetak biru sebaik-baik ciptaan. Sebagaimana
firmannya: “sesungguhnya Aku ciptakan manusia sebagai sebaik-baik ciptaan” atau laqad
khalaqna al insane fi ahsani taqwin”. Akan tetapi jika manusia tidak menjadi hamba atau
abdun terbaik, maka derajat tersebut dapat diturunkan menjadi sejelek-jelek ciptaan. Atau
secara konseptual disebutkan: “tsumma radadnahu asfala safilin”.

Kemudian, fungsi kedua adalah sebagai manusia yang memiliki relasi dengan sesamanya dan
alam lingkungannya.  Di dalam hal ini, maka konsep yang paling baik adalah tentang shalat.
Allah memerintahkan manusia untuk melakukan pengabdian dan salah satunya adalah
melalui shalat. Shalat menggambarkan relasi kemanusiaan dan alam yang sangat baik. Shalat
diawali dengan menyebut nama Tuhan yang maha agung dan kemudian diakhiri dengan
salam atau menebar keselamatan. Tidak cukup hanya dengan ucapan tetapi juga dengan
tindakan, menoleh ke kiri dan ke kanan. Maknanya adalah manusia harus menebarkan Islam
yang rahmatan lil alamin. Tidak hanya mengabdi kepada Tuhan yang maha Kuasa tetapi juga
mengabdi kepada keselamatan dan perdamaian. Dalam konsepsi yang akademis dan praksis
disebut sebagai saleh ritual dan saleh social.

You might also like