You are on page 1of 4

Teknologi beton

Beton adalah campuran agregat halus dan agregat kasar sebagai bahan pengisi.
Ditambah semen dan air yang digunakan sebagai bahan pengikat dan atau
menggunakan bahan tambahan. Sekarang ini penggunaan beton banyak digunakan
untuk sebagai konstruksi, misalnya jalan, jembatan, lapangan terbang, waduk,
bendungan dan lainya.Dengan melakukan analisa bahan maka dalam hal
pembuatan beton harus lebih teliti dengan berbagai macam material-material yang
digunakan dalam pembuatan tersebut, dikrenakan apabila suatu material dalam
beton itu tidak bagus maka hasil dari beton tersebut tidak akan mencapai pada
hasil yang diinginkan.Sehingga dengan diadakannya analisa bahan terhadap
material yang akan digunakan untuk pembuatan beton maka hasil dapat diperoleh
dengan baik.

Teori Dasar
Asal-Usul Beton
Material beton terdiri dari agregat dan matriks pasta semen. Antara agregat dan
mortar terdapat interface zone (zona antar permukaan). Interface zone merupakan
daerah yang paling lemah pada beton. Kehancuran pada beton biasanya terjadi
pada interface, yaitu bidang kontak antara pasta semen dengan agregat, dimana
ikatannya tidak sempurna. Memperkuat zona antara permukaan mortar dan
agregat merupakan suatu pemecahan permasalahan untuk mendapatkan beton
mutu tinggi. Beberapa bahan tambahan yang dapat dipakai untuk memperbaiki
interface antara lain, terak nikel, abu terbang dan silica fume, karena memiliki
kandungan silika yang cukup tinggi.

Beton adalah suatu komposit dari beberapa bahan batu-batuan yang direkatkan
oleh bahan-ikat. Singkatnya dapat dikatakan pasta bahwa semen mengikat pasir
dan bahan-bahan agreget lain (kerikil,basalt, dll). Sifat-sifat beton pada suhu
tinggi di pengaruhi dalam batas tertentu oleh jenis agregat. Beton structural dapat
digolongkan ke dalam tiga jenis agregat, antara lain:

• · Karbonat. Meliputi batu kapur dan dolomite dan dimasukkan dalam satu
golongan kedua zat ini mengalami perubahan susunan kimia pada suhu
antara 1300F sampai 1800F.

• · Silikat. Meliputi granit, kuarsit, batu pasir. “schist”, dan bahan lain yang
mengandung silikat, tidak mengalami perubahan kimia pada suhu yang biasa
dijumpai dalam kebakaran. Walaupun silikat mengalami perubahan volume
yang tiba-tiba setelah inverse kuarsa terjadi pada suhu sekitar 1060F, beton
yang beragregat silikat tidak menunjukan perubahan volume atau sifat fisika
lain yang tiba-tiba.
• · Berbobot ringan. Bisa diproduksi dengan mengekspansi batu karang, batu
tulis tanah liat, dan karang yang diekspansi dipanasi sampai sekiyar 1900F
sampai 2000F selama pembuatan. Pada suhu ini, agregat tersebut menjadi
cair. Akibatnya, agregat berbobot ringan ini yang berada dekat permukaan
beton yang mengalami uji kekealan standar mulai melunak setelah terbakar
selama sekitar empat jam. Dalam praktek, pengaruh pelunakan ini umumnya
kecil. Selain sifat sifat beton, aspek lain yang besar pengaruhnya terhadap
pembentukan panas hidratasi adalah faktor-air-semen.

• · Faktor air semen (F.A.S) adalah perbandingan antara berat air dan berat
semen:

Berat air (kg/m3) = F.A.S x berat semen (l/m3)

• · Bila spesi beton di tambah extra air, maka sebenarnya hanya pori-porinya
yang bertambah banyak. Akibatnya beton lebih berpori-pori dan kekuatan
serta masa pakainya berkurang. Pedoman untuk komposisi spesi beton yang
dapat dipegang yaitu, semen:pasir:kerikil=1:2:3.Satuan perbandingan ini
adalah volume.

a) Sifat Teknis Beton Non-Pasir, adalah kajian tentang pengertian, manfaat, dan
sifat-sifat beton non-pasir, serta penerapannya baik pada struktur atau pada non
struktur pekerjaan Teknik Sipil.

b) Bahan – bahan Penyusun Beton, adalah kajian tentang air sebagai bahan
penyusun, fungsi dan kriterianya, Semen Portland, dan agregat, meliputi jenis,
fungsi dan perannya, serta proses pembentukan beton.

c) Sifat Teknis Agregat, adalah kajian tentang agregat dan permasalahan nya, jenis
dan macam-macamnya, sifat-sifat teknis, cara pembuatan serta fungsi dan
perannya dalam pembentukan beton.

d) Pembuatan Agregat Beton Non-Pasir, adalah kajian dan pelaksanaan tentang


metodologi pembuatan, gradasi, pengkondisian dan pengujian sifat teknis agregat
untuk beton non-pasir.

e) Perancangan adukan Beton, adalah kajian dan pelaksanaan tentang Mix Design
adukan beton berdasarkan coba-coba, SNI, ACI, dan ROAD NOTE No.4, sehingga
kebutuhan bahan dapat dianalisis secara pasti.

f) Pengujian Beton Segar, adalah kajian dan pelaksanaan tentang proses


pengadukan, pengujian beton dalam keadaan plastis, meliputi sifat teknis,
kelecakan (Consistency), dan Slump Test.
g) Pembuatan Spesimen Beton Non-Pasir, adalah kajian dan pelaksanaan tentang
pembuatan benda uji baik berupa kubus atau silinder Beton Non-Pasir, berdasarkan
variasi adukan yang telah ditentukan, ketepatan dimensi, serta ketentuan
kepadatannya.

h) Pengendalian Mutu Beton, adalah kajian dan pelaksanaan tentang pengendalian


mutu beton, meliputi pengawasan, perawatan / Curing, Caping, kodefikasi,
Evaluasi dan Rehabilitasi cacat yang terjadi.

i) Pengujian Spesimen Beton Non-Pasir, adalah kajian dan pelaksanaan tentang


pengujian sifat teknis Beton Non-Pasir, meliputi dimensi, Berat Jenis, Volume
Rongga, dan Kuat Tekan

kesimpulannya:
Beton adalah campuran agregat halus dan kasar sebagai bahan pengisi. Di tambah
semen dan air yang digunakan sebagai bahan pengikat dan atau menggunakan
bahan tambahan. Material beton teriri dari agregat dan matriks pasta semen.
Beton structural dapat digolongkan ke dalam tiga jenis, antara lain:
1. Karbonat
2. Silkat
3. Berbobot ringan

Sumber: (http://mbenkroom.blogspot.com/2010/11/teknologi-beton.html)
NAMA : MUHAMMAD FATHUL ROHMAN

NO.REG : 5415100248

S1 REGULER

TUGAS : ARTIKEL CAMPURAN PEMBUATAN BETON DENGAN SEMEN

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

You might also like