Professional Documents
Culture Documents
oleh:
BAB I
Pendahuluan
kewajiban, jadi pengertian subyek hukum internasional adalah pendukung hak dan
kewajiban dalam hukum internasional. Pendukung hak dan kewajiban dalam hukum
internasional dewasa ini ternyata tidak terbatas pada Negara tetapi juga meliputi
subyek hukum internasional lainnya. Hal ini dikarenakan dewasa ini sering dengan
semakin kompleks.
regional maupun multilateral dengan berbagai kepentingan dan latar belakang yang
(belligerent) yang pada akhirnya dapat pula diakui sebagai subyek hukum
Internasional.
Pada awal mula, dari kelahiran dan pertumbuhan hukum internasional, hanya
definisi tersebut, dapat ditarik kesimpulan ciri-ciri bahwa pihak - pihak yang
1
Yordan Gunawan, Subyek Hukum Internasional, http://telagahati.wordpress.com (ditelusuri 28
oktober 2007).
2
Mochtar Kusumaatmadja, Pengantar Hukum Internasional, Bandung: Bina Cipta, 1990, hlm 68.
Dewasa ini subjek - subjek hukum internasional yang diakui oleh
1. Negara
b. wilayah tertentu;
c. pemerintahan;
2. Organisasi Internasional
internasional menjadi sangat unik dan di samping itu juga menjadi sangat
organisasi dalam ruang lingkup nasional, yaitu Swiss, didirikan oleh lima
4
Dadot Eko Prasetyo, Subyek Hukum Internasional, http://warok.info/subjek-hukum-internasional/
(ditelusuri 21 juli 2010).
5
Phartiana I Wayan, Pengantar Hukum Internasional, Bandung: Mandar Maju, 2003, hlm 123.
Roma. Perjanjian Lateran tersebut pada sisi lain dapat dipandang sebagai
tidak seluas tugas dan kewenangan negara, sebab hanya terbatas pada
moral saja, namun wibawa Paus sebagai pemimpin tertinggi Tahta Suci dan
umat Katholik sedunia, sudah diakui secara luas di seluruh dunia. Oleh
di berbagai negara6.
masalah dalam negeri suatu negara berdaulat. Oleh karena itu, penyelesaian
negara-negara lain, maka salah satu sikap yang dapat diambil oleh adalah
yang berdiri sendiri, walaupun sikap ini akan dipandang sebagai tindakan
Dengan pengakuan tersebut, berarti bahwa dari sudut pandang negara yang
6
Phartiana I Wayan, Pengantar Hukum Internasional, Bandung: Mandar Maju, 2003, hlm 125.
6. Individu
kepada individu semakin bertambah pesat, terutama setelah Perang Dunia II. Lahirnya
Rights) pada tanggal 10 Desember 1948 diikuti dengan lahirnya beberapa konvensi-
konvensi hak asasi manusia di berbagai kawasan, dan hal ini semakin mengukuhkan
negara. Dari definisi tersebut, dapat ditarik persamaan mengenai ciri-ciri perjanjian
antara pihak-pihak yang dapat menimbulkan hak dan kewajiban dalam bidang
internasional.
organisasi dari gabungan beberapa negara atau bentuk unit fungsi yang
ASEAN
Anggota ASEAN :
Leste dan Papua Nugini)8. Berikut ini adalah negara-negara anggota ASEAN:
7
Wikipedia, Organisasi Internasional, http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi_internasional (ditelusuri
13 september 2010).
8
Meyhero, Organisasi Internasional, http://meyhero.wordpress.com/2009/10/28/organisasi-
internasional/ (ditelusuri 28 oktober 2009).
a. Indonesia
b. Filipina
c. Malaysia
d. Singapura
e. Thailand
f. Brunei Darrussalam
g. Vietnam
h. Laos
i. Myanmar
j. Kamboja
Sebagai organisasi Internasional yang bersifat regional, ASEAN masuk juga dalam
Hukum Internasional juga dapat didefinisikan sebagai pihak yang dapat dibebani hak
dan kewajiban yang diatur oleh Hukum Internasional atau setiap negara, badan
hukum (internasional) atau manusia yang memiliki hak dan kewajiban dalam
hubungan internasional10.
ASEAN Pada Forum Kedelapan, di Kuala Lumpur tanggal 15 Maret 1998, “It so
happens that, in the past eight months, the countries of Southeast Asia have been
9
Yuneroz, Pengantar Hukum Internasional, http://yuneroz.blog.uns.ac.id/2010/09/22/pengantar-
hukum-internasional/ (ditelusuri 22 september 2010).
10
Hendra Herawan Huzna, Subyek dan Obyek Hukum Internasional,
http://younkhendra.wordpress.com/2009/01/26/tugas-mt-kul-hukum-internasional/ (ditelusuri 26
januari 2009).
confronted by three challenges that they have never had to face before - the financial
crisis, the haze across parts of the region, and Cambodia” 11. Pada forum Kedelapan
tersebut, H.E. Rodolfo C Severino, Jr. mengungkapkan bahwa, selama delapan bulan
terakhir pada masa tersebut, Negara – Negara ASEAN sedang menghadapi tiga
tantangan yang sebelumnya mereka tidak pernah hadapi, seperti masalah krisis
BAB II
PEMBAHASAN
bidang politik, ekonomi dan kerja sama regional, dan menjadi organisasi internasional
paling penting di kawasan Asia Tenggara dan salah satu kekuatan regional yang tidak
11
H.E Rodolfo C. Severino, JR., ASEAN : Rises To The Challenge, Jakarta : The ASEAN Secretariat,
1999, hlm 21.
boleh diremehkan di arena internasional.
dengan Perhimpunan Asia Tenggara yang didirikan pada tanggal 31 Juli tahun 1961,
dengan Malaya (Malaysia), Filipina dan Thailand sebagai tiga anggotanya. Tanggal 7
dan 8 Agustus tahun 1967, para menteri luar negeri dari Indonesia, Singapura,
Thailand, dan Filipina serta Wakil Perdana Menteri Malaysia mengadakan pertemuan
Waktu itu Amerika Serikat dan Uni Sovyet bertarung sengit untuk merebut
ASEAN yang ingin menentukan nasibnya sendiri sudah menyadari betapa pentingnya
pengendalian negara-negara adi kuasa terhadap kawasan Asia Tenggara. Tahun 1971,
bebas dan netral". Tahun 1973, ASEAN secara kolektif memboikot "sistem keamanan
kolektif Asia" yang dikemukan oleh Uni Sovyet. Tahun 1976, Pertemuan Puncak
internasional sebagai kekuatan regional. Tahun 1984, Brunei masuk menjadi anggota
ASEAN.
strategis bagi ASEAN untuk melakukan kerja sama semua arah antar anggota dan
dengan negara yang bukan anggota ASEAN. Tahun 1992, Pertemuan Puncak Ke-4
Myanmar (1997) dan Kamboja (1999) sebagai anggota baru. Dengan demikian,
dengan luasnya 4,48 juta kilometer dan jumlah penduduk melampaui 500 juta jiwa.
Terhitung sampai akhir tahun 2006, nilai total Produk Domestik Bruto (PDB)
ASEAN mencapai 500 miliar dolar Amerika, dan PDB perkapitanya mencapai 1.000
dolar Amerika. Saat itu ASEAN mempunyai dua negara peninjau (Timor Leste dan
Papua Nugini) serta 10 negara mitra dialog (AS, Tiongkok, Jepang, India, Korea
tahun 2002. Tujuannya ialah mewujudkan bea masuk nol persen. Oktober tahun 2003,
Pertemuan Puncak ASEAN menerima baik Deklarasi Bali, yang antara lain berbunyi
sebelum tahun 2020. Para pemimpin ASEAN tahun 2005 mengajukan rencana
Sejak tahun 2005, para menteri ekonomi dari 10 negara anggota ASEAN telah
distribusi serta pembebasan visa. Mei tahun 2006, pertemuan menteri pertahanan
pertama ASEAN digelar. Pertemuan ini khusus memperhatikan penyelesaian masalah
keamanan non tradisional, antara lain, pembajakan di laut, terorisme dan kejahatan
lintas negara.
serta lembaga swadaya dan semi pemerintah. Kesemua mekanisme itu telah
ASEAN memainkan peranan yang semakin besar dalam urusan regional dan
internasional. Juli tahun 1994, Forum Kawasan ASEAN didirikan. Para peserta forum
itu terutama bertukar pendapat mengenai masalah politik dan keamanan Asia dan
Pasifik yang menjadi perhatian bersama. Tahun 1997, setelah terjadi krisis moneter
Asia, ASEAN untuk pertama kali mengadakan pertemuan 10 plus tiga dengan para
pemimpin dari Tiongkok, Jepang dan Korea Selatan. Oktober tahun 1994, ASEAN
dengan para pemimpin Tiongkok, Jepang, Korea Selatan serta Komisi Uni Eropa
tentang peningkatan dialog politik, dan kerja sama ekonomi. September tahun 1999,
atas prakarsa ASEAN, Forum Kerja Sama Asia Timur-Amerika Latin resmi didirikan.
baik dari dalam maupun dari luar, terutama selama dasawarsa terakhir ini. Di masa
depan ASEAN masih akan menghadapi berbagai tantangan , baik yang dapat di
jadikan peluang maupun yang menghambat13.
Dalam kerja sama politik, solidaritas ASEAN telah menunjukkan hasil yang
konkret dalam merumuskan sikap bersama baik dalam masalah regional maupun
semangat kebersamaan dan saling percaya serta dapat mewujudkan stabilitas dan
perdamaian kawasan.
kemajuan yang mantap pada akhir – akhir ini, antara lain, di hapuskannya hambatan –
ASEAN Preferential Trade Arrangement (PTA) dan ASEAN Industrial Joint Ventures
ASEAN, yang akan mengakibatkan lebih terbukanya pasar modal dan membawa
harapan baik bagi kerja sama yang lebih erat di masa mendatang. Di berbagai forum
internasional, seperti dalam Uruguay Round, ASEAN telah dapat berbicara dengan
seolah - olah mereka tidak benar - benar percaya pada perlunya tanggapan daerah
untuk masalah-masalah regional. Sekarang, krisis keuangan, masalah kabut asap dan
Kamboja telah dibawa pulang untuk kita semua, kebutuhan untuk menempa rasa
persatuan yang kuat di ASEAN, jika masalah kita yang paling serius harus
ditangani14.
13
Sekertariat Nasional ASEAN, ASEAN Selayang Pandang, Jakarta : Sekertariat Nasional ASEAN,
1992, hlm 18.
14
H.E Rodolfo C. Severino, JR., ASEAN : Rises To The Challenge, Jakarta : The ASEAN Secretariat,
1999, hlm 22.