You are on page 1of 22

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Pengertian Mesin Non Konvensional

Dengan berkembangnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi


maka memungkinkan pembuatan suatu komponen dan peralatan mesin dengan
menggunakan proses pemesinan. Pada saat sekarang ini kebutuhan komponen
suatu mesin sudah merupakan kebutuhan yang sangat banyak diperlukan terutama
pada pesawat piston hidrolik yang membutuhkan seal, sehingga memerlukan
kemudahan untuk mendapatkannya dengan syarat ukuran harus mempunyai
ketelitian tinggi dan kualitas bahan dapat bertahan lama serta waktu pembuatan
yang tidak terlalu lama.

Proses pemesinan merupakan suatu proses pemotongan atau pembentukan


material dengan mesin konvensional maupun dengan mesin non konvensional
seperti dengan mesin CNC. Mesin CNC dengan kendali komputer yang dalam
proses pemesinan ini digunakan dengan pertimbangan disamping mesin perkakas
NC yang mempunyai design lebih maju serta mempunyai produktifitas dan
ketelitian yang tinggi juga mampu mengulangi pekerjaan dengan hasil yang relatif
sama yang merupakan tujuan dari suatu industri manufakturing dalam rangka
memenuhi kebutuhan dari produktifitas, ongkos bersaing dengan tidak banyak
melibatkan operator mesin dan menghindari kegagalan dalam suatu proses
pemesinan.

Dasar dari proses pemesinan ini adalah penentuan dimensi design


perencanaan benda kerja dimana desainnya telah tersedia dalam sistem operasi
CAD. Bagian gambar merupakan suatu garis elemen dalam suatu kesatuan / utuh
yang kemudian baru dapat kita operasi CAM untuk menghasilkan part program

1
NC (Numerical Control) dimana parameter-parameter dapat kita tetapkan,
kemudian kita dapat menentukan ukuran room material benda kerja sebelum
pemesinan juga pahat yang akan digunakan. Setelah itu part program ditransfer ke
mesin CNC untuk melakukan setting pahat dan titik referensi serta simulasi
pergerakan pahat

Elemen-elemen pada pada proses pemesinan merupakan suatu bentuk


gambaran perhitungan sebuah proses pembuatan SEAL PISTON HIDROLIK
TIPE OSI (K1) dimana dapat kita peroleh dari proses yang berupa kecepatan
potong, kecepatan makan, waktu pemotongan, daya pemotongan dan daya
pemesinan.

1.2 Perumusan Mesin Non Konvensional

Pemesinan non konvensional terbagi dua jenis atau macam yaitu : Proses
energy Mekanik dan Proses Energi Termal. Dapat kita lihat seperti diagram di
bawah lebih jelasnya.

Ultrasonic
Machining (USM)

Water Jet Cutting


(WJC)
Proses Energi
Mekanik
Abrasive Water Jet
Cutting (AWJC)

Abrasive Jet
Machining (AJM)
Pemesinan
Non-Konvensional

Electric Discharge
Processes (EDM)

Proses Energi Electric Discharge


Termal Wire Cutting (EDWC)

Laser Beam
Machining

2
1.3 Ruang Lingkup Mesin Non Konvensional
Perlakuan logam dengan permesinan non konvensional merupakan proses
yang terbaru atau mengalami perubahan dari permesinan konvensional dan juga
perbedaannya pada permesinan non konvensional terletak pada penggunaan alat-
alat canggih seperti computer dan pengontrolan dari berbagai data yang
dimasukkan ke dalam program computer.
Namun, sejalan dengan peranan industry yang semakin dominan dalam
system ekonomi suatu bangsa, maka industry tidak bisa dan tidak mungkin
dibatasi pada industry pembentukan logam. Ragam jenis industry yang sangat
banyak menuntut pengenalan proses produksi dalam merancang, mengevaluasi
atau meningkatkan kinerja sebuah industry. Tanpa memahami proses, daya
analisis dan sintesisnya akan sangat dangkal dan tidak akurat.
Maka dalam makalah ini akan dicoba dibahas secara ringkas namun jelas,
bidang-bidang proses produksi yang penting dan diperkirakan akan terus
berkembang pada minimal puluhan tahun ke depan. Dan permesinan non
konvensional termasuk dalam bagian dari proses produksi.

1.4 Metode Pengumpulan Data


Penulis mengambil atau mengumpulkan data mengenai makalah yang
berjudul ”perlakuan panas” ini dengan cara mengambil atau mengunjungi toko-
toko buku teknik, khusunya buku yang berhubungan dengan heat treatment
(perlakuan panas) dan buku-buku teknik,khususnya teknik mesin,selain itu penulis
juga mengumpulkan sebagian data dari internet dan sumber informasi lainya.

3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karakteristik Mesin Konvensional dan Non Konvensional


Perlakuan logam dengan permesinan non konvensional merupakan
kemajuan dari era globalisasi. Sebelum permesinan non konvensional ada yang
namanya permesinan konvensional yaitu yang masih menggunakan alat-alat
manual tetapi setelah kemajuan zaman dan permintaan industry maka muncul
permesinan non konvensional yang menggunakan alat yang lebih canggih dan
terbaru yang menggunkan system computer untuk menjalankannya.
Sebelumnya kita akan membahas permesinan konvensional. Pada proses
ini akan dibahas pada subbagian di bawah :
1. Proses pemesinan konvensional
Proses permesinan konvensional adalah proses yang menggunakan
mesin-mesin konvensional yang masih banyak dipakai sampai saat
ini. Meskipun sedikit demi sedikit akan berkurang sejalan dengan
pengembangan teknologi proses pemesinan.
Namun sebagai gambaran awal aktifitas inti dalam industry,
pengenalan terhadap mesin-mesin ini sangat penting agar mudah
memahami mesin-mesin baru hasil pengembangan dari yang lama.
a) Transformasi Metalurgi
Prosedur umum untuk hampir seluruh logam adalah
berawal dari bentuk bijih besi yang kemudian dibakar
dalam tungku khusus untuk dihasilkannya besi tuang (pig
iron). Selanjutnya besi tuang ini ditambah kan unsure
karbon antara 0,1 – 3% dengan cara dibakar didalam tungk
khusus untuk menghasilkan baja.

4
b) Pengecoran
Langkah pertama dalam industry lgam adalah mendapatkan
bentuk yang mendekati rancangan. Setelah itu dilakukan
cara lain ubntuk penghalusan. Salah satu cara membentuk
logam ini adalah pengecoran. Pengecoran adalah
menuangkan logam cair ke dalam suatu tuangan yang sudah
sesuai dengan rancangan produk dan membiarkan logam
cair itu mendingin dan mengeras. Ini merupakan cara lama,
namun sering menjadi pilihan ikarena paling efektif dan
ekonomis.
Tuangan sendiri adalah bagian terpenting dari pengecoran
logam dan perancangannya harus tepat agar bentuk yang
diinginkan tercapai. Tuangan yang paling banyak dipakai
adalah yang dibuat dari pasir, khususnya untuk mengecor
besi dan baja.
c) Pembentukan logam
Logam juga bisa dibentuk dengan cara ditekan. Penekanan
bisa dilakukan ketika logam tersebut panas atau dingin.
Kondisi panas biasanya bertujuan agar logam yang
diperoleh lebih kuat, tekanan yang diperlukan untuk
membentuknya lebih kecil dan bentuk-bentuk sulit bisa
dibuat. Kondisi panas adalah l9gam dipanaskan di atas suhu
rekristalisasinya.
Cara-cara pembentukan logam :
 Rolling
 Penarikan kawat
 Penempaan
 Ekstrusi
 Pembengkokan

5
d) Pemotongan logam
Setelah logam dibentuk dengan cara-cara diatas biasanya
ada keperluan untuk penghalusan permukaank, pengakuran
toleransi atau penambahan bentuk-bentuk lain pada lo9gam
tersebut.
Macam-macam pemotongan logam :
 Pengguntingan
 Pembubutan
 Pemboran
 Milling
 Broaching
 Penggergajian
 Gerinda
e) Pengelasan
f) Perakitan
g) Finishing

2. Proses pemesinan non konvensional


Disamping proses pemesinan konvensional, terdapat beberapa cara
perlakuan terhadap logam yang lebih baru, sebagai hasil
pengembangan teknologi khususnya di bidang material, listrik dan
computer.
Diantara jenis-jenis pemesinan non konvensional adalah :
a) Electrodischarge Machining (EDM) yaitu penggunaan
energy listrik untuk memotong logam.
b) Electrochemical machining (ECM) yaitu penggunaan
elektrolit untuk memotong lgam.
c) Electrolytic Grindng yaitu menggerinda dengan elektrolit.
d) Photoetching

6
e) Chemical Milling yaitu milling dengan cara proses reaksi
kimia.
f) Numerically Controlled Machine yaitu mesin bubut atau
mi8lling atau yang lain yang dikendalikan oleh program
computer. Bukan lagi dijalankan dab dikendalikan oleh
manusia atau manual.
g) Robot yaitu suatu alat yang mampu bekerja mirip manusia,
karena dirancang khusus memiliki tangan-tangan dengan
enam arah gerakan. Robot bisa dipasangi tangan untuk
mengelas atau membubut atau menggerinda, menggergaji,
dan sebagainya. Robot dikendalikan lewat program
computer.

2.2 Klasifikasi Pemesinan Non Konvensional


Pemesinan non konvensional biasanya banyak dipergunakan pada industry
masa kini dikarenakan tidak terlalu banyak menggunakan tenaga manusia.
Beberapa karakteristiknya antara lain :
1. Electrodischarge Machining (EDM) yaitu penggunaan energy listrik
untuk memotong logam.
2. Electrochemical machining (ECM) yaitu penggunaan elektrolit untuk
memotong lgam.
3. Electrolytic Grindng yaitu menggerinda dengan elektrolit.
4. Photoetching
5. Chemical Milling yaitu milling dengan cara proses reaksi kimia.
6. Numerically Controlled Machine yaitu mesin bubut atau mi8lling atau
yang lain yang dikendalikan oleh program computer. Bukan lagi
dijalankan dab dikendalikan oleh manusia atau manual.
7. Robot yaitu suatu alat yang mampu bekerja mirip manusia, karena
dirancang khusus memiliki tangan-tangan dengan enam arah gerakan.

7
Robot bisa dipasangi tangan untuk mengelas atau membubut atau
menggerinda, menggergaji, dan sebagainya. Robot dikendalikan lewat
program computer.

Pemesinan non konvensional juga terbagi dua proses yaitu proses energy
mekanik dan proses energy termal.
1) Proses energy mekanik juga terbagi lagi menjadi beberapa bagian,
yaitu :
 Ultrasonic Machining (USM)
 Water Jet Cutting (WJC)
 Abrasive Water Jet Cutting (AWJC)
 Abrasive jet Machining (AJM)
2) Proses energy termal juga terbagi menjadi beberapa bagian yaitu :
 Electric Discharge Processes (EDM)
 Electric Discharge Wire Cutting (EDWC)
 Laser Beam Machining

8
BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 Cara Kerja Mesin Non Konvensional


Pada bab ini, akan dibahas beberapa saja dari berbagai proses pemesinan
non konvensional. Yaitu antara lain :
1. Pemesinan ultra sonic (USM)
2. Pemotongan pancaran air (WJC)
3. Pemotongan pancaran air abrasive (AWJC)
4. Pemesinan pancaran abrasive (AJM)
5. Proses pelepasan muatan listrik (Electric Discharge Processes)
6. Pemesinan pelepasan muatan listrik (EDM)
7. Pemesinan berkas laser
8. Pemesinan elektrokimia (ECM)

1. Pemesinan ultra sonic (USM)

Gambar 31.1 pemesinan ultrasonik


 Campuran air dengan partikel abrasif (slurry), digerakkan
dengan kecepatan tinggi ke suatu benda kerja;

9
 Perkakas digetarkan pa-da amplitudo yang ren-dah yaitu sekitar
0,003 in. (0,076 mm) dan fre-kuensi tinggi mendekati 20.000
Hz;
 Perkakas berisolasi de-ngan arah tegaklurus thd. permukaan
benda- kerja, dan partikel abrasif akan mengikis benda kerja
sedemikianrupa sehingga dihasilkan bentuk yang sesuai dengan
bentuk perkakas;
 Amplitudo vibrasi hampir sama dengan ukuran butir partikel,
sedang celah antara perkakas dengan benda kerja sekitar dua
kali ukuran butir partikel.

2. Pemotongan pancaran air (WJC)

Gambar 31.2 pemotongan dengan pancaran air

 Digunakan aliran air halus dengan tekanan dan kecepatan


tinggi (biasanya digunakan laru-tan polimer karena cendrung
menghasilkan aliran yang lebih menyatu);

10
 Untuk mendapatkan aliran air yang halus digunakan pembu-
kaan nosel dengan diameter sekitar 0,004 sampai 0,016 in (0,1
sampai 0,4 mm);
 Agar diperoleh aliran dengan energi yang cukup untuk
pemotongan, digunakan tekanan di atas 60.000 lb/in2 (400
Mpa), dan pancaran mencapai kecepatan di atas 3000 ft/sec.
(900m/s).

Parameter dalam proses WJC adalah :


- Jarak antara nozzle dan permukaan benda kerja (standoff
distance)
- Diameter pembukaan nozzle
- Tekanan air dan kecepatan potong
Penggunaan :
WJC sangat efektif digunakan untuk memotong alur yang
sempit dalam benda kerja datar, seperti :
a. Plastic
b. Tekstil
c. Komposit
d. Ubin
e. Karpet
f. Kulit
3. Pemotongan pancaran air abrasive (AWJC)
Bila WJC digunakan untuk pemotongan benda kerja logam, maka
biasanya harus ditambahkan partikel abrasif ke dalam aliran pancaran.
Partikel abrasif yang sering digunakan adalah :
- Oksida alumunium
- Dioksida silicon dan
- Garnet (mineral silikat)
Parameter dalam proses AWJC sama dengan pada proses WJC, yaitu :
 Diameter pembukaan nozzle

11
 Tekanan air
 Jarak antara pembukaan nozzle dan permukaan benda kerja.

4. PEMESINAN PANCARAN ABRASIVE

Gambar 31.4 pemesinan pancaran abrasive

 Proses pelepasan material menggunakan aliran gas kecepatan


tinggi yang mengandung partikel-pertikel abrasif yang sangat
halus (f 15 - 40 mm), dan ukuran harus seragam;
 Digunakan gas kering dengan tekanan 25 - 200 lb/in2 (0,2 - 1,4
MPa dialirkan melalui lubang nosel dengan diameter 0,003 -
0,040 in. (0,075 - 1,0 mm) pada kecepatan 500 - 1000 ft/min
(2,5 - 5,0 m/s);
 Gas yang digunakan adalah udara kering, nitrogin, dioksida
karbon, dan helium;
 Jarak antara ujung nosel dengan permukaan bendakerja sekitar
1/8 in. sampai beberapa in.;
 Tempat kerja harus disiapkan dengan ventilasi yang cukup
memadai untuk operator.
AJM pada umumnya digunakan untuk proses penyelesaian seperti :
- Pemangkasan
- Pembersihan
- Pemolesan

12
Pemotongan dapat dilakukan untuk material yang keras dan getas, sebagai
contoh :
 Gelas
 Silicon
 Milika
 Keramik

Abrasif yang sering digunakan adalah :


• oksida aluminium (untuk aluminium dan kuningan),
• karbida silikon (untuk baja tahan karat dan keramik), dan
• butir gelas (untuk pemolesan).

5. PROSES PELEPASAN MUATAN LISTRIK (ELECTRIC


DISCHARGE PROCESSES / EDP)
EDP adalah proses pelepasan logam dengan menggunakan pelepasan
muatan listrik yang mengakibatkan terjadinya temperatur lokal cukup
tinggi untuk melebur atau menguapkan logam.
Dua proses utama yang termasuk dalam katagori ini adalah :
• pemesinan pelepasan muatan listrik (electric discharge machining, EDM),
dan
• pemotongan kabel pelepasan muatan listrik (electric discharge wire
cutting, EDWC).
• pemesinan pelepasan muatan listrik (electric discharge machining, EDM),
dan
• pemotongan kabel pelepasan muatan listrik (electric discharge wire
cutting, EDWC).

13
6. PEMESINAN PELEPASAN MUATAN LISTRIK (EDM)

Gambar 31.6 Pemesinan pelepasan muatan listrik

• Bentuk permukaan akhir bendakerja dihasilkan oleh elektrode pembentuk;


• Pelepasan muatan listrik terjadi pada celah antara elektrode dan
permukaan bendakerja;
• Proses EDM harus dilakukan dalam suatu media fluida dielektrik, yang
merupakan penghantar untuk setiap pelepasan muatan listrik (discharge)
karena fluida akan menjadi terionisasi di dalam celah;

14
7. PEMESINAN BERKAS LASER
adalah proses pemesinan menggunakan energi sinar laser untuk
melepaskan material bendakerja dengan menguapkan dan membakar.

Gambar 31.7 pemesinan berkas laser

• Laser digunakan untuk berbagai jenis operasi dalam industri, termasuk


perlakuan panas (heat treatment), pengelasan, dan pengukuran, serta
penggoresan (scribing), pemotongan, dan penggurdian.
• Istilah laser merupakan singkatan dari light amplification of stimulated
emission of radiation.
• Laser adalah suatu transduser optik yang mengkonver-sikan energi
listrik menjadi berkas sinar yang menyatu;
• Berkas sinar laser memiliki beberapa sifat berbeda dari sinar yang lain,
yaitu :
- hanya memiliki satu panjang gelombang (monokromatik),
dan;
- memiliki berkas sinar sejajar (hampir sempurna).

15
• Sifat-sifat ini memungkinkan sinar laser dapat difokuskan
menggunakan lensa optik konvensional, menjadi titik terpusat
sehingga memiliki densitas daya yang tinggi;
• Tergantung pada jumlah energi yang terkandung dalam berkas sinar
dan tingkat konsentrasi sinar kesuatu titik, berbagai proses industri
dapat dilakukan.
Material bendakerja yang dapat dikerjakan dengan LBM adalah :
 logam dengan kekerasan dan kekuatan yang tinggi,
 logam lunak,
 keramik,
 gelas dan epoksi gelas,
 plastik,
 karet,
 kain, dan
 kayu.

8. PEMESINAN ELEKTROKIMIA

Pemesinan elektrokimia (ECM) adalah sebuah metode untuk


menciptakan bentuk logam dengan menghilangkan logam
menggunakan proses elektrokimia. Sebuah arus langsung dengan
kepadatan tinggi dan tegangan rendah melewati antara benda (anoda)
dan pra-alat berbentuk (katoda). Pada permukaan benda kerja anodik,
logam dibubarkan dan bentuk alat sehingga akan disalin ke dalam
benda kerja.

Pemesinan elektrokimia menciptakan komponen yang tidak


dikenakan baik panas atau stres mekanik dan rapuh dengan mesin
bahan dapat dengan mudah karena tidak ada kontak antara alat dan
benda kerja. Pemesinan elektrokimia normal dan dapat membuat
bentuk 3D yang halus. Beberapa contoh bagian yang dibuat

16
menggunakan mesin elektrokimia meliputi dies, molds, turbin dan
kompresor pisau, lubang, lubang, slot, dll pemesinan elektrokimia
proses dapat melaksanakan sebagian besar jenis bahan dan paduan.
Custom tooling yang diperlukan di dalam negatif dari bentuk bagian
yang diinginkan.

Pemesinan elektrokimia (ECM) adalah sebuah metode untuk


menghilangkan logam dengan proses elektrokimia. Hal ini biasanya
digunakan untuk produksi massal dan digunakan untuk bekerja keras
materi atau bahan yang sulit untuk mesin dengan menggunakan
metode konvensional.  Penggunaannya terbatas pada bahan konduktif
listrik, namun, ini termasuk semua logam. ECM dapat memotong kecil
atau menbentuk sudut aneh, rumit kontur atau rongga dalam sangat
keras. baja dan eksotis logam seperti titanium, hastelloy, kovar,
inconel dan karbida.

ECM sering dicirikan sebagai "reverse elektroplating," dan yang


serupa dalam melaksanakan konsep mesin listrik dalam arus tinggi
terjadi antara elektroda dan bagian, melalui proses removal material
elektrolit yang mempunyai elektroda bermuatan negatif (katoda),
konduktif fluida (electolyte), dan sebuah benda konduktif (anoda),
namun pada ECM tidak ada alat yang dipakai. ECM pemotongan alat
dipandu sepanjang jalan yang diinginkan sangat dekat dengan
pekerjaan, tetapi itu tidak menyentuh bagian. Berbeda dengan EDM ,
dimana tidak ada percikan api diciptakan. Pemindahan logam sangat
tinggi tingkat yang dapat dilakukan dengan ECM, bersama tanpa
termal atau tekanan mekanis dipindahkan ke bagian tersebut, dan
penutup permukaan cermin mungkin.

Dalam proses deburring, yang ECM menggunakan teknik seperti


yang dijelaskan di atas untuk menghapus potongan-potongan besi yang
tersisa dari proses permesinan, dan untuk menumpulkan  tepi yang

17
tajam. Proses ini sangat cepat dan jauh lebih nyaman daripada metode
konvensional deburring dengan tangan atau proses permesinan non-
tradisional. Ia akan cenderung untuk meninggalkan finishing
permukaan yang lebih baik, dan tidak ada deformasi logam akan
terjadi karena potongan alat tidak benar-benar menyentuh logam.

Kegunaan electrochemical machining

Merapikan permukaan kasar

Deburring, atau merapikan, dari permukaan, adalah sederhana dan


penggunaan yang umum ECM. Sebuah pesawat katoda berwajah alat ini
ditempatkan berlawanan sebuah benda yang memiliki permukaan yang
tidak teratur. Kepadatan arus di puncak ketidakteraturan permukaan lebih
tinggi daripada di lembah-lembah. Yang pertama adalah, oleh karena itu,
dihapus preferentially dan benda kerja menjadi mulus, diakui dengan
mengorbankan saham logam (yang masih dengan mesin dari lembah-
lembah dari penyimpangan, meskipun pada tingkat yang lebih rendah).
Merapikan elektrokimia adalah satu-satunya jenis ECM di mana bentuk
anoda akhir mungkin cocok persis bahwa dari alat katoda.

Elektrokimia deburring adalah proses cepat; khas kali untuk


meratakan permukaan komponen yang diproduksi adalah 5 hingga
30 detik. Karena kecepatan dan kesederhanaan operasi,

Pengeboran Lubang

Lubang pengeboran adalah cara pelaku lainnya menggunakan


ECM . Katoda-Alat ini biasanya dibuat dalam bentuk sebuah tabung
elektroda. Elektrolit dipompa ke pusat menanggung dari alat, di seberang
celah mesin utama, dan keluar di antara sidegap yang terbentuk antara
dinding dari alat dan lubang. Pembalikan aliran elektrolit yang cukup
sering dapat menghasilkan peningkatan dalam akurasi mesin.

18
Mesin utama tindakan dilakukan di dalam celah yang terbentuk
antara tepi terkemuka alat bor dan pangkal lubang dalam benda kerja.
ECM juga hasil lateral antara dinding sisi alat dan komponen, di mana
kerapatan arus lebih rendah daripada di tepi terkemuka alat maju. Karena
kesenjangan lebar lateral menjadi semakin lebih besar daripada yang di
ujung tombak, sisi-ECM tingkat lebih rendah. Dampak keseluruhan dari
sisi-ECM adalah untuk meningkatkan diameter lubang yang dihasilkan.
Jarak antara dinding sisi benda kerja dan poros tengah dari alat katoda
lebih besar daripada jari-jari eksternal katoda. Perbedaan ini dikenal
sebagai "overcut". Jumlah overcut dapat dikurangi dengan beberapa
metode. Prosedur umum melibatkan isolasi dinding eksternal dari alat,
yang menghambat aliran arus samping. Praktek lain terletak pada pilihan
elektrolit seperti natrium nitrat, yang memiliki efisiensi arus terbesar di
kerapatan tertinggi saat ini. Dalam pengeboran lubang kepadatan arus
tinggi ini terjadi antara tepi terkemuka bor dan dasar benda kerja. Jika
elektrolit lain seperti natrium klorida yang menggunakan overcut bisa jauh
lebih besar. Efisiensi saat ini untuk natrium klorida tetap stabil pada
hampir 100% untuk beraneka ragam kepadatan arus. Jadi, bahkan di sisi
celah, pemindahan logam berlangsung pada tingkat yang terutama
ditentukan oleh kerapatan arus, sesuai dengan hukum Faraday.

Lubang dengan diameter 0,05-75 milimeter telah dicapai dengan


ECM. Untuk lubang 0,5-1,0 milimeter diameter, kedalaman hingga
110 milimeter telah dihasilkan. Pengeboran oleh ECM tidak
terbatas pada putaran lubang bentuk benda kerja ditentukan oleh
alat elektroda

19
3.2 Keunggulan dan Kelemahan Mesin Non Konvensional

keunggulan :

1. Mampu membuat permukaan 3 dimensi yang rumit secara


akurat.

2. Permukaan akhir halus karena ketiadaan bekas pahat atau


pemotong (pemesinan elektrokimia)

3. Keausan pahat nol sehingga 1 pahat membuat komponen


dalam jumlah besar.

4. Tidak mempengaruhi benda kerja secara termal.

Kelemahan :

1. Media yang korosif sulit dikendalikan

2. Sudut dalam yang tajam

3. Ongkos perkakas dan perangkat yang mahal.

4. Konsumsi energinya yang besar

5. Laju produksinya dari sedang ke tinggi

6. Mesin yang digunakan merupakan mesin-mesin yang


berukuran besar.

20
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
1. Tingkat mesin logam tidak bergantung pada kekerasan material, jadi
Mesin perkakas non konvensional yang digunakan untuk memotong benda
yang diputar. sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang
sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian
dikenakan pada pahat yangdigerakkan secara translasi sejajar dengan
sumbu putar dari benda kerja.

2. Dengan berkembangnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi


maka memungkinkan pembuatan suatu komponen dan peralatan mesin
dengan menggunakan proses pemesinan. Pada saat sekarang ini kebutuhan
komponen suatu mesin sudah merupakan kebutuhan yang sangat banyak
diperlukan maka pemesinan non konvensional sekarang telah banyak
dipakai di dunia industry sekarang ini.

Saran

21
Sebagai akhir dari pembuatan makalah, penyusun member saran yakni,
makalah ini dapat menjadi pedoman dan motivasi pembaca untuk dapat
memahami, mempelajari dan mengembangakan ilmu pengetahuan khususnya
dalam bidang pelajaran proses produksi terutama non konvensional dan bidang
permesinan pada umumnya

22

You might also like