You are on page 1of 7

NLP Untuk membantu Anak Menghadapi U.A.N.

Saat Anda mengikuti Pelatihan Licensed NLP Practitioner, Anda akan kami kenalkan dengan
para alumni yang sudah mengikuti di batch sebelumnya. Minggu lalu saat batch 3, beberapa
alumni juga banyak yang datang berkunjung. Menarik sekali, beberapa dari mereka
menceritakan mengenai pengalamannya diminta menjadi trainer oleh sekolah SMA/SMP
dimana mereka dahulu sekolah. Meka diminta memberi pelatihan motivasi untuk membantu
adik-adik kelasnya agar dapat efektif dalam menghadapi UAN.

Tentu saja, kami semua senang sekali mendapati cerita itu dan merasa bersyukur, betapa
alumni Sinergy Lintas Batas rajin berbagi dan membantu orang lain dengan ilmu NLP yang
dimilikinya. Bukankah membuat kebaikan 1 kali dalam 1 hari adalah niat yang baik dari setiap
alumni Sinergy Lintas Batas?

SUGESTI NEGATIF

Dari berbagai cerita yang saya dengar, termasuk pengalaman waktu kecil dulu, tanpa disengaja
guru-guru sekolah terkadang menekankan pentingnya belajar menghadapi ujian. Sayangnya
cara menekankan itu dilakukan dengan cara yang keliru. Mereka sering menggambarkan betapa
sulit dan mengerikannya UAN, dan ditambah dengan menakut-nakuti dengan berbagai cara.
Tujuannya siiiiiih baik, agar anak mau belajar dengan bersungguh-sungguh…

Namun sayangnya yang terjadi justru adalah si Anak seperti mendapat pemrograman dalam
pikiran (future pacing) yang benar-benar akan terpicu saat ujian nanti. Sehingga ketika tiba saat
ujian nanti ia akan benar-benar ketakutan luar biasa.

Salah satu alumni bahkan cerita, di salah satu sekolah ada kejadian beberapa orang pingsan
saat UAN, karena sedemikian takutnya di ruang ujian. Beberapa siswa juga seperti tertekan dan
menjadi blank otaknya seolah tidak bisa mengerjakan apa-apa, karena sedemikian tegangnya.

Well…

Tulisan ini tidak berniat membahas siapa yang salah… Kita mau bicara solosinya saja…

JADI APA YANG BISA KITA LAKUKAN?

Saya akan tuliskan teknik yang powerful dan dapat secara mudah Anda praktekkan sendiri
kepada anak Anda.

Di latihan ini saya tuliskan beberapa istilah teknis yang boleh Anda abaikan, kecuali jika Anda
kebingungan, maka Anda dapat bertanya pada praktisi NLP mengenai hal itu dengan cara
menyebutkan istilah teknis itu. Hal in akan mempermudah mereka membantu Anda.

Ada 4 teknik yang perlu Anda kuasai. Lakukan semuanya.


1. Percaya Diri – Anchor
2. Pikiran Jernih dan Mudah Mengingat – Anchor
3. Instant Break State
4. Time Line

Untuk dapat membantu Anak Anda sukses, maka Anda dapat melatih dulu untuk diri Anda.
Kemudian baru diterapkan ke Anak Anda. Melatih terlebih dahulu, selain membuat Anda
merasa menguasai juga akan membuat Anda lebih mudah mengajarkan karena sudah
melakukannya.

Sikap terbaik dalam membimbing anak dalam menghadapi UAN adalah: bangun komunikasi
dengan Anak, menggunakan bahasa yang positif, hindari menakut-nakuti dan mencela. Orang
tua memiliki andil yang sangat besar pada kesuksesan anaknya menghadapi UAN ini.

Sikap yang perlu dihindarkan adalah : memarahi, menjuluki malas, bodoh, nggak nurut dan lain-
lain. Berbagai julukan ini hanya akan membuatnya makin percaya bahwa “dirinya memang
seperti itu”. Sayangi anak Anda, kalau perlu Anda cuti dari kantor dulu untuk membantu anak
Anda mempersiapkan diri.

Menghadapi UAN bukan hanya urusan si anak dan guru-guru sekolah atau les-nya. Ini juga
merupakan tanggungjawab Anda sebagai orang tua. Orang tua adalah pendidik yang
sebenarnya, guru dan guru les, hanya membantu saja.

A. MEMBANGUN PERCAYA DIRI DAN MENCIPTAKAN TOMBOL PERCAYA DIRI.

1. Bangun hubungan dengan anak, katakan dengan lembut bahwa latihan ini untuk
kebaikan dia.
2. Ajak anak berdo’a mohon ijin pada Yang Maha Kuasa.
3. Minta anak Anda rileks, dan duduk di tempat yang nyaman.
4. Kemudian minta dia mencari dari pengalamannya, di mana ia pernah memiliki
pengalaman “amat percaya diri” yang pernah dialami sebelumnya. Misal ia pernah juara
basket ball, juara karate, sukses dalam sebuah acara. Pastikan Anda bersabar di sini,
bantu anak Anda mengingat-ingat dengan baik peristiwa semacam itu. Cari suatu
pengalaman yang benar-benar merupakan pengalaman yang sangat amat percaya diri
saat mengalaminya.
5. Apabila setelah Anda bantu mengingat-ingat dan diberikan waktu yang cukup, ternyata
dia kesulitan mencari pengalaman yang pernah percaya diri itu. Maka Anda bisa
memintanya mengganti dengan mencari sosok idolanya yang menurutnya sangat
percaya diri. Bisa teman, bisa orang lain, bahkan bisa saja Anda sendiri sebagai orang
tua. Ingat, nomer 4 dan 5 bukan Anda yang menetukan ia percaya diri atau tidak, tapi
anak Anda. Jangan Anda paksakan pikiran Anda pada anak Anda mengenai rasa percaya
diri.
6. Setelah ketemu, minta ia untuk “kembali ke pengalaman itu” dengan cara meniatkan
mengalami kembali pengalamannya. Dan masuk kembali kedalam pengalaman itu.
Minta ia melakukan seriil mungkin. Ingat kata kuncinya adalah “merasakan mengalami
lagi”, bukan “membayangkan” atau “memikirkan” saat mengalami lagi. Jadi minta ia
melakukan hal yang sama dengan pengalamannya dulu, apakah men-dribble bola,
mendapatkan piala, dan seterusnya. Minta anak Anda melakukan masuk
pengalamannya lagi sebagai “orang pertama”, artinya ia tidak melihat dirinya sendiri di
pengalaman itu, tapi ia “berada” di dalam pengalaman itu.
7. Amati, jika Anak sudah terlihat mulai menampakkan tanda-tanda percaya diri, maka
minta dia membuat pengalaman itu makin menguat, minta ia mengkuatkan rasa
percaya diri itu 10 kali lipat dari sebelumnya, kemudian 20 kali lipat, bahkan 100 kali
lipat dari sebelumnya.
 Beberapa orang menguatkan perasaan dengan cara membuat gambaran
menjadi lebih terang, lebih besar, lebih dekat, lebih berwarna-warni, menjadi
bergerak, dan tiga dimensi. Beberapa orang sebaliknya lebih kuat jika gambaran
lebih redup, lebih kecil, lebih jauh, menjadi hitam putih, menjadi diam dan 2
dimensi. Minta anak Anda men-tweaking (mengutak atik) sampai ketemu yang
paling menguatkan perasaan percaya dirinya…
 Beberapa orang menguatkan perasaan dengan cara membuat suara menjadi
lebih keras, lebih dekat, lebih harmonis, menjadi stereo, dan dari segala arah.
Beberapa orang sebaliknya lebih kuat jika suaranya lebih pelan (lirih), lebih jauh,
menjadi acak / tak beraturan, menjadi mono dan dari salah satu arah saja. Minta
anak Anda men-tweaking (mengutak atik) sampai ketemu yang paling
menguatkan perasaan percaya dirinya…
 Beberapa orang menguatkan perasaan dengan cara membuat perasaan itu
berputar ke arah tertentu aatau sebaliknya, menjadi lebih ke arah dalam /
keluar, menjalar keseluruh tubuh atau terkonsentrasi, dan seterusnya. Minta
anak Anda men-tweaking (mengutak atik) sampai ketemu yang paling
menguatkan perasaan percaya dirinya…
8. Jika hasil sudah seperti diharapkan pada puncak (atau lebih baik: saat menjelang
puncak), maka secara terfokus dan mantap, mintalah Anak Anda menggenggamkan
telapak tangan kirinya dengan jempol berada dalam genggaman, dan menarik nafas
sekuat-kuatnya sambil berniat bulat “Setiap kali saya menggenggamkan tangan kiri saya
seperti ini sambil meniatkan percaya diri, maka saya LANGSUNG percaya diri. (Hindari
mengucapkan “maka saya ‘AKAN”’percaya diri”).
 Catatan Untuk Anda : Tanda ini disebut anchor, dan sebenarnya boleh saja
memilih tanda yang lain, yang penting unik dan tidak mudah terpicu, atau tidak
sengaja terpicu. Saya menganjurkan penggunaan tangan kiri, karena supaya
tangan kanan terbebas mengerjakan soal ujian.
9. Kemudian Anda katakan kalimat ini “SAMBIL terus merasakan percaya diri yang luar
biasa ini, maka saya minta kamu (atau ganti dengan nama Anak Anda) untuk
membayangkan di depanmu ada meja ujian di ruangan UAN nanti. Bayangkan
ruangannya, mejanya, soal ujiannya, dan baju yang kamu kenakan. Pada hitungan
ketiga, kamu melangkah kedepan, masuk ke dalam bayangan itu dan menjadi satu
dengan bayangan dirimu itu sambil terus menggenggam kedua tanganmu dan tetap
merasakan percaya diri itu.
10. Katakan “Siap-siap, 1, 2, 3! Masuk kedalam gambaran dirimu itu, dan alami seolah-olah
sedang mengerjakan ujian, sambil terus merasakan percaya diri itu…” Perhatikan kondisi
fisiologis anak Anda apakah Anda tanda-tanda ia mengalami seperti perasaan takut dan
sebagainya, ataukah ia terlihat percaya diri?. Jika ada tanda-tanda seperti ketakutan dan
sebagainya, maka secara perlahan akhiri latihan ini dulu, dengan cara minta ia
melangkah mundur lagi dan membuka matanya.
 Jika ini yang dialami, artinya rasa percaya diri yang dibangun tadi kurang kuat,
ulangi beberapa kali dan semuanya di-anchor ditempat yang sama. Ini disebut
sebagai menumpuk-numpuk anchor (compounding anchor).
 Kemudian, tes, apakah jika ia diminta menggenggam tangan seperti itu dan
fokus, apakah ia kembali merasakan percaya diri itu. Jika ya berarti bagus.
 Jika belum, maka selain belum kuat, disebabkan oleh cara “mengalami ulang”
yang kurang tepat. Cara mengalami ulang harus dilakukan dengan “ia masuk
kembali secara terlibat, bukan dengan cara ia membayangkan dirinya sendiri”.
Anak harus dibimbing mengalami perasaan ulang yang sangat riil.
11. Setelah latihan ini berhasil, artinya si Anak sudah melakukan dua hal :
 Membuat tombol pemicu percaya diri, yang sewaktu-waktu bisa dipicu saat
membutuhkan. Misal anak dalam ujian merasa tidak percaya diri, maka ia tinggal
menggenggamkan tangan kirinya sambil menarik nafas dan fokus.
 Membuat latihan mental “mengerjakan soal ujian dengan rasa percaya diri”.
12. Catatan :
 Upayakan anak menggunakan pakaian yang rencananya sama dengan dipakai
waktu ujian nanti.
 Sepanjang latihan ini, hindari menyentuh Anak Anda, agar tidak menimbulkan
asosiasi neurologis yang tidak perlu, sehingga tidak sengaja tercipta anchor yang
tidak perlu.

Latihan di atas adalah yang pertama kali dilakukan, lakukan secara sungguh-sungguh, namun
tetap rileks, dan menyenangkan. Hindari memarahi anak Anda jika belum berhasil,
konsultasikan dengan Praktisi NLP di sekitar Anda.

B. MEMBANGUN PIKIRAN JERNIH DAN MUDAH MENGINGAT

1. Lakukan persis seperti latihan di atas, namun dengan cara meminta si anak :
 Mencari dan memasuki pengalamannya ketika ia merasa paling punya pikiran
jernih dan merasa paling mudah dalam mengingat-ingat.
 Jika kesulitan dapat dipisahkan dalam dua tahap : pengalaman Pikiran Jernih,
dan pengalaman Mudah Mengingat.
2. Buat anchor-nya secara berbeda dengan anchor percaya diri di atas. Misalkan dengan
menyentuh kening secara tertentu.
3. Saat melakukan masing-masing teknik harus memiliki jeda, agar masuk ke kondisi
normal dulu, baru berlatih lagi.

Setelah kedua hal itu dilakukan, maka kita perlu melatih yang namanya Instant Break State,
yang perlu dimiliki anak ketika ia sedang merasa stuck, bingung, atau kesulitan di tengah ujian.
Idenya adalah, saat anak mengalami perasaan berdaya tersebut, ia harus secepatnya mampu
membebaskan diri sehingga kembali ke perasaan netral secara instant.

C. INSTANT BREAK STATE

Prinsip terpenting dari IBS ini adalah melakukan interupsi atas kondisi saat itu yang tidak
memberdayakan diri. Caranya ada bermacam-macam, sepanjang Anak kelua dari kondisi tidak
berdaya. Misal :

 Segera ubah posisi duduk dari situasi saat itu.


 Mencubit lengan sendiri.
 Meluruskan punggung sambil meregangkan tulang belakang (molet)
 Menggoyang-goyangkan kepala
 Menghisap nafas dari mulut, sehingga bunyi ssssshhh, dan menghembuskannya keluar
kuat-kuat, sambil membayangkan kepenatan dan lebingungan ikut keluar.
 Menggosok-gosokkan kedua telapak tangan secara cepat dan ditekan, sehingga rasanya
menghangat.
 Mengejap-ngejapkan mata beberapa kali.
 Menyanyikan lagu dalam hati sambil menggoyang-goyangkan kepala, anjuran adalah
lagu berjudul “Aku bisa!” dari AFI Junior. Cari kasetnya, atau download secara legal di
internet.

Break state di atas boleh dilakukan satu saja, boleh pula digabung-gabung, ataupun dilakukan
berurutan. Pokoknya bebas… Yang penting terinterupsi dan dilakukan tiba-tiba. Setelah break
state dilakukan, segera lakukan anchor ke dua : pikiran jernih.

Dalam melakukan IBS ini hati-hati jangan sampai dicurigai oleh guru sebagi tindakan yang
mencurigakan. Lakukan secara smart, dan latih juga.

D. TIME LINE

1. Mulai dengan do’a.


2. Buatlah suatu garis di lantai dengan menggunakan tali rafia, atau potongan kertas
panjang, kira-kira 4 meter atau lebih. Pastikan melekat sehingga kalu diinjak tidak
terkelupas.
3. Minta Anak berdiri di salah satu ujung garis, menghdap ke ujung yang yang lain. Minta
anak membayangkan bahwa ujung garis di mana ia berdiri sebagai saat ini, dan ujung
garis lainnya adalah saat ujian.
4. Minta ia membayangkan dirinya sedang mengerjakan proses ujian DENGAN SUKSES di
ujung garis tujuan. Buat gambarannya se-riil mungkin di pikiran.
5. Kemudian, minta Anak membayangkan garis panjangnya dibagi jumlah hari yang tersisa
sebelum ujian. Misalkan kurang 5 hari, jadi bayangkan garis itu diberian 5 titik / tanda.
Setiap tanda mewakili satu hari.
SAAT INI ___,___,___,___,___,___ SUKSES UJIAN
6. Masih berdiri di ujung SAAT INI, si Anak diminta membayangkan ia melakukan belajar
dengan lancar dan paham di setiap tanda tersebut (per hari). Bayangkan dengan se-riil
mungkin : belajar dengan mudah, mengerti, paham, ingat dan sukses berlatih soal.
7. Setelah gambaran / bayangan di kepala Anak menjadi jelas, minta ia melangkah (boleh
tutup mata / buka mata) menyusuri garis itu. Anda boleh menuntunnya jika ia keluar
jalur.
8. Minta ia berhenti di setiap titik dan menyelami perasaan belajar itu, SAMBIL ia memicu
tombol anchor 1 dan 2 secara bersamaan. Sehingga Anak akan merasakan belajar sambil
percaya diri, dan merasa pikiran jernih serta daya ingat kuat.
9. Teruskan ia melangkah setelah cukup di satu tanda, dan berhent lagi di setiap tanda
dengan cara yang sama. Lakukan terus hingga ia sampai di ujung SUKSES UJIAN.
10. Selama perasaan SUKSES UJIAN, sambil memicu kedua Anchor itu lagi secara
bersamaan. Anda secara lembut boleh mengecek disetiap titik dan ujung SUKSES UJIAN
ini dengan pertanyaan “Apa yang kamu rasakan?”. Jika perasaannya kurang positif,
bimbing ia masuk ke kondisi Percaya Diri, Pikiran Jernih, dan Daya Ingat Bagus.
11. Setelah merasa cukup di ujung UJIAN SUKSES, minta anak memanjatkan perasaan
syukur pada Yang Maha Pencipta dan Yang Maha Tahu.
12. Kemudian minta ia melangkah lagi selangkah keluar dari garis ujung UJIAN SUKSES itu,
katakan “Kamu sekarang melangkah satu langkah yang berarti sudah keluar dari ruang
ujian, dan rasakan perasaan sudah menyelesaikan dengan baik dan benar!”
13. Kemudian, minta ia membayangkan sudah dan merasakan PERASAAN SUDAH
MENYELESAIKAN DENGAN BAIK. Minta ia menengok kebelakang, seperti menengok
sesuatu yang TADI SUDAH TERJADI.

Demikianlah, 4 langkah yang amat mudah dan sederhana, namun AMAT POWERFULL. Pelajari
dan terapkan pada Anda dulu, kemudian setelah mantap dan mengerti hasilnya, Anda segera
terapkan pada Anak Anda.

PETUNJUK TAMBAHAN

Saat ujian, apabila Anak merasa stuck dan perasaan negatif minta ia segera melakukan IBS.
Kemungkinan sih kecil anak mengalami stuck, apabila Anda bersama Anak sudah melakukan ke-
empat hal tersebut di atas. Kemudian minta ia segera memicu tombol Anchor 1, diikuti tombol
Anchor 2. Tombol Anchor boleh dipencet kapanpun ia memerlukan percaya diri ataupun pikiran
jernih dan daya ingat tinggi.
Apabila mengalami kebingungan secara teknis, tuliskan di komentar artikel ini, atau Anda
hubungi para alumni Sinergy Lintas Batas yang alamat emailnya tertera dengan jelas di
www.belajarnlp.com atau orang lain yang menurut Anda mengetahui NLP.

Nah, selama anak UAN, apa yang bisa Anda lakukan? Berdo’alah pada Yang Maha Kuasa dan
Yang Maha Tahu. Kemudian bangun emosi dan perasaan positif pada diri Anda sendiri dan
meniatkan berbagi energi positif kepada anak Anda.
Untuk info lebih lengkap tentang NLP klik : www.belajarNLP.com

You might also like