You are on page 1of 8

Ibu yang bekerja, atau yang memiliki ASI berlebih biasanya akan menyimpan ASI

untuk persediaan. Namun, sebenarnya, ASI bisa disimpan berapa lama? Bagaimana
penyimpanan ASI yang benar? Bagaimana menyiapkan ASI setelah penyimpanan?
Berikut adalah informasi mengenai ASI yang disimpan dari Buku Pintar Merawat
Bayi 0-12 Bulan karangan dr Suririnah.

Dalam buku ini diterangkan, bahwa ASI bisa disimpan dalam jangka waktu tertentu.
Paling lama ASI dapat disimpan tak lebih dari 6 bulan dalam keadaan beku, jika
disimpan lebih lama dari 6 bulan, komposisi yang terkandung dalam ASI bila terurai.

Menurut dr Suririnah, cara menyimpan ASI dan batas waktu penyimpanan yang baik
adalah sebagai berikut:

 Bila akan diberikan dalam waktu 6 jam setelah pengambilan dapat disimpan
dalam suhu ruangan, tak perlu disimpan di lemari pendingin.
 Disimpan dalam termos yang diberi es batu bisa bertahan hingga 24 jam.
 Bila akan diberikan dalam waktu 72 jam, ASI disimpan di dalam lemari
pendingin (di bawah 5 derajat Celsius, bukan dibuat dalam keadaan beku).
 Bila akan diberikan dalam waktu 3 bulan, ASI disimpan di bagian atas lemari
pendingin (freezer), dibekukan pada suhu di bawah -18 derajat Celsius.
Dengan penyimpanan khusus ini dapat dibekukan untuk 6 bulan. Ini biasanya
dilakukan pada kasus ketika ibu akan pergi dalam jangka waktu tertentu,
sehingga perlu mengumpulkan sejumlah ASI sebelumnya.

Membekukan ASI akan merusak beberapa antibodi dalam susu, dan sebaiknya
sedapat mungkin menggunakan ASI segar.

Setelah disimpan, saat akan diberikan kepada anak pun perlu penanganan khusus,
yakni:

 Ambil ASI yang disimpan berdasarkan waktu pemerahan ASI (yang pertama
diperah harus diberikan lebih dulu). Catatlah waktu dan tanggal pemerahan di
wadah penyimpanan ASI tersebut.
 Untuk ASI yang disimpan di lemari pendingin cukup dihangatkan dengan cara
meletakkan botol di wadah berisi air hangat selama 15 menit, sambil dikocok
secara perlahan.
 Untuk ASI beku, keluarkan botol susu yang berisi ASI beku. Setengah jam
sebelum waktu menyusui, rendamlah di dalam wadah berisi air hangat. Atau
pindahkan ASI beku ke lemari pendingin bagian bawah semalam sebelumnya.
Saat akan digunakan esok hari, susu akan mencair, kemudian hangatkan. ASI
beku yang dicairkan dapat tahan 24 jam dalam lemari pendingin. Ingat, jangan
membekukan kembali ASI yang sudah dipindah ke lemari pendingin tersebut.
 Jangan memanaskan di atas kompor dan microwave karena akan merusak
kandungan vitamin dalam ASI.
 Buanglah ASI yang tersisa setelah diberikan pada bayi, jangan menyimpan
kembali ke lemari pendingin atau dipanaskan.
 Berikan ASI dengan menggunakan sendok kecil sesuap demi sesuap.

source: female.kompas.com
17 December 2005

Masa cuti berakhir. Padahal masa pemberian ASI eksklusif pada bayi belum berakhir.
Bisakah ASI Eksklusif dilanjutkan? Mia resah. Bayinya baru berusia 3 bulan, masih
dalam masa pemberian ASI Eksklusif sampai buah hatinya berusia 6 bulan, namun
masa cuti kerjanya sudah berakhir. “Bagaimana melanjutkan ASI eksklusifnya. Masa
sih harus dicampur dengan susu formula. Sayang kan?”

Benar! Alangkah sayangnya dan ruginya jika pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif
sampai gagal. Pernahkah melihat bayi macan diberi makan daging? Atau, bayi
kambing atau sapi, makan rumput? Sebelum usianya cukup, semua bayi mamalia
makan air susu, termasuk bayi manusia.

Usia cukup bagi bayi manusia untuk mendapat makanan lain selain air susu ibu
adalah setelah 6 bulan. Dari usia 0 hingga 6 bulan bayi harus mendapat ASI eksklusif,
yakni pemberian ASI murni tanpa bayi diberi tambahan lain seperti cairan air putih,
teh, madu, buah-buahan, maupun makanan tambahan seperti bubur susu atau bubur
saring dsb., sampai usia bayi 6 bulan, menurut hasil penelitian, positif membuat bayi
mendapat nutrisi terbaik; meningkat daya tahan tubuhnya, meningkat kecerdasannya,
dan meningkat jalinan kasih
(bonding) dengan bunda (dan ayah).

Sayangnya, seperti Mia yang bekerja, juga Mia-Mia yang lain, masa cuti melahirkan
hanya 3 atau 4 bulan saja. Masih ada ada 2 - 3 bulan lagi untuk memberikan ASI
Eksklusif. Itu memang dilema. Bagaimana melanjutkan pemberian ASI eksklusif atau
hanya malam hari memberi ASI, siang dengan susu formula?

Beri ASI Perah

Namun, Dr. Utami Roesli SpA, MBA.IBCLC, pakar ASI, meyakinkan bahwa setelah
masa cuti berakhir, ibu masih bisa memberikan ASI eksklusif. “Rugi sekali jika ibu
hentikan. Sebab, usus bayi usia 3 bulan belum siap mencerna makanan selain air susu
ibu. Selain itu. ASI merupakan sumber gizi ideal dengan komposisi seimbang, yang
jika diberikan secara eksklusif bayi akan lebih sehat dan lebih cerdas dibanding bayi
yang tidak mendapatkannya,” tegas Utami.

Untuk buah hati tercinta, seharusnya bekerja di luar rumah bukanlah halangan untuk
memberikan yang terbaik untuknya, termasuk memberikan ASI secara eksklusif. “Ibu
tetap bisa memberikan ASI perah, yakni ASI yang diperas dari payudara, lalu
diberikan pada bayi saat ibu bekerja di kantor,” ujar Utami yang juga ketua Lembaga
Peningkatan dan Pengembangan (LPP) ASI Rumah Sakit St. Carolus.

ASI perah adalah ASI yang diambil dengan cara diperas dari payudara untuk
kemudian disimpan dan nantinya diberikan pada bayi. Apa tidak basi? Menurut
Utami, sampai waktu tertentu dan dengan penyimpanan yang benar, ASI tidak akan
basi. Misalnya, ASI tahan disimpan di dalam suhu ruangan sampai 6 jam. Jika
disimpan di thermos yang diberi es batu, bisa tahan hingga 24 jam. Bahkan, kalau
disimpan di kulkas ketahanannya meningkat hingga 2 minggu dengan suhu kulkas
yang bervariasi. Jika disimpan di frezeer yang tidak terpisah dari kulkas, dan sering
dibuka, ASI tahan 3-4 bulan. Sedangkan pada freezer dengan pintu terpisah dari
kulkas dan suhu bisa dijaga dengan konstan, maka ketahanan ASI mencapai 6 bulan.

Memerah ASI bukanlah hal yang sulit, bahkan tidak selalu membutuhkan alat khusus
atau pompa ASI. Cukup dengan pijitan dua jari sendiri, ASI bisa keluar lancar car!
Memang membutuhkan waktu, yakni masing-masing payudara 15 menit. ASI ini bisa
diberikan untuk bayi keesokan harinya. Tampung ASI tersebut di sebuah wadah,
misalnya plastik gula, lalu tandai setiap wadah dengan spidol sesuai waktu
pemerahan, misal plastik pertama, kedua, dst. Berikan pada bayi sesuai urutan
pemerahan.

Persiapan dan Pemberian

Untuk memberi bayi ASI perahan, jauh-jauh hari sebelum masa cuti berakhir ibu
memang harus menyiapkan diri sendiri dan bayi. Apalagi jika si buah hati merupakan
anak pertama. Beratnya meninggalkannya memang luar biasa. Apalagi siang hari tak
bersamanya dan tak menyusuinya pasti berat. Di kantor, saat payudara membengkak
karena produksi ASI tak disusu bayi, ingatan ibu pastilah pada buah hati di rumah.

Mempersiapkan diri sendiri menjadi penting. Pertama, adalah mempersiapkan mental


untuk meninggalkan bayi dan memupuk rasa percaya bahwa ia akan baik-baik saja di
rumah. Kedua, persiapan dengan mulai belajar memerah dua minggu sebelum cuti
berakhir. Ketika bayi tidur dan payudara mulai terasa membengkak, segera perahlah
payudara lalu simpan di kulkas. Esok siang, ASI perah tersebut bisa ibu berikan pada
bayi.

Sedangkan untuk mempersiapkan bayi, ibu harus memulai membiasakan bayi diberi
ASI perahan dengan sendok, bukan botol susu. “Berikan dengan cara menyuapinya
dengan sendok agar bayi tidak bingung putting. Sampai bayi usia 5 bulan, bisa terjadi
bingung putting,” tegas Utami. Bingung putting terjadi jika ibu yang biasa memberi
Asi lewat payudara, lalu bayi disusui dengan botol, maka ketika akan diberikan lewat
payudara lagi bayi kemungkinan menolaknya. Ini lantaran, dot botol lebih lancar
mengeluarkan susu dibandingkan lewat payudara.

Persiapkan Mental ‘Pengasuh’

Tetap memberi ASI selama ibu bekerja di kantor berarti ibu harus memupuk
kerjasama dengan pengasuh. Ini bukan hal mudah. Apalagi jika yang ibu percayai
merawatnya adalah orangtua sendiri atau mertua. Kalau mereka tidak punya
pemahaman yang sama tentang pemberian dan manfaat ASI eksklusif, ditambah
pengalaman mereka dulu mungkin menyusui sambil dicampur susu atau makanan
padat, akan sedikit menyulitkan.

“Tapi, jangan menyerah. Pelan-pelan jelaskan sama ibu atau ibu mertua tentang
pentingnya ASI eksklusif, dan bahwa usus bayi belum siap mencerna makanan.
Begitu juga jelaskan pada pengasuh, kerjasama orangtua dengan pengasuh di rumah
ini juga menentukan keberhasilan menyusui secara eksklusif ” tegas Utami.

Memang di hari-hari pertama pemberian susu perah dengan sendok, bayi mungkin
menolaknya. Ia bahkan bisa cemas dan gelisah. Namun, janganlah khawatir, 3 atau 4
hari setelahnya bayi akan terbiasa. Itu sebabnya, sebelum masa cuti berakhir bayi
perlu dilatih disuapi susu dengan sendok. Jadi, tak perlu resah jika harus kembali
bekerja, bukan?

Pemberian ASI Perahan

 Ambil ASI berdasarkan waktu pemerahan (yang pertama diperah yang


diberikan lebih dahulu).
 Jika ASI beku, cairkan di bawah air hangat mengalir. Untuk menghangatkan,
tuang ASI dalam wadah, tempatkan di atas wadah lain berisi air panas.
 Kocok dulu sebelum mengetes suhu ASI. Lalu tes dengan cara meneteskan
ASI di punggung tangan. Jika terlalu panas, angin-anginkan agar panas turun.
 Jangan gunakan oven microwave untuk menghangatkan agar zatzat penting
ASI tidak larut/hilang.
 Berikan dengan sendok.

Simpan ASI Praktis dan Awet

 Taruh ASI dalam kantung plastik polietilen (misl plastik gula); atau wadah
plastik untuk makanan atau yang bisa dimasukkan dalam microwave, wadah
melamin, gelas, cangkir keramik. Jangan masukkan dalam gelas plastik
minuman kemasan maupun plastik styrofoam.
 Beri tanggal dan jam pada masing-masing wadah.
 Dinginkan dalam refrigerator (kulkas). Simpan sampai batas waktu yang
diijinkan (+ 2 minggu).
 Jika hendak dibekukan, masukkan dulu dalam refrigerator selama semalam,
baru masukkan ke freezer (bagian kulkas untuk membekukan makanan),
gunakan sebelum batas maksimal yang diijinkan. (+3-6 bulan)
 Jika ASI beku akan dicairkan, pindahkan ASI ke refrigerator semalam
sebelumnya, esoknya baru cairkan dan hangatkan. Jangan membekukan
kembali ASI yang sudah dipindah ke refrigerator.

(Dewi Yamina)
Sumber: Tabloid Ibu & Anak
Perkembangan Janin Usia 8
Bulan
Share43
Perkembangan Janin
TRANSLATE
Perkembangan Janin Usia 8 Bulan
Perkembangan Janin Usia 8 Bulan

Perkembangan Janin Usia 8 Bulan. Semua indera pada


janin sudah mulai berfungsi. Gerakan-gerakan janin
mulai terasa dengan jelas. Janin telah terbentuk sempurna
dan posisi kepala berada di bawah (cephalic). Paru-
parunya sudah sempurna dan plasenta mencapai
kematangan. Panjang janin saat ini sekitar 45-50 cm dan
beratnya 1,8 kg. Dengan panjang tersebut, wajar jika
kantung ketuban (amnion) mulai terasa sempit. Cairan
amnion akan mencapai volume optimal, dan kemudian
akan mengalami pengurangan.
Saat janin mencapai usia 33 minggu, kuku jari tangannya akan mulai tumbuh. Kelopak
mata yang telah dapat membuka dan menutup sudah ditumbuhi bulu mata. Oksigen
yang dibutuhkan janin masih disuplai oleh ibu, karena janin belum mampu bernafas
dengan sempurna (paru-paru dan ginjal belum berfungsi sempurna). Pada masa ini,
aktivitas janin sudah mulai mempelajari bahasa yang sederhana, yaitu suara sang ibu
dan orang-orang di sekitarnya. ika ibu sering membacakan cerita bagi janin, maka
setelah lahir, si janin akan mudah terlelap bila dibacakan cerita yang sama sebagai
pengantar tidur.
Pada bulan ini, perkembangan otak janin terus berkembang pesat, dan fungsi otak
dalam menghantarkan rangsangan syaraf semakin baik. Pada bulan kedelapan,
aktivitas janin sudah mulai menyesuaikan dengan aktivitas ibunya. Janin akan banyak
beraktivitas pada siang hari, dan pada malam harii ia akan beristirahat.

Perkembangan Janin Minggu ke-29

Posisi janin pada saat ini mempersiapkan diri seperti posisi lahir dengan kepala ke arah
bawah. Jaringan lemak terus terbentuk. Beratnya sekitar 1250 gram dengan panjang
rata-rata 37 cm. Kelahiran prematur mesti diwaspadai karena umumnya
meningkatkan keterlambatan perkembangan fisik maupun mentalnya. Bila dilahirkan
di minggu ini, ia mampu bernapas meski dengan susah payah. Ia pun bisa menangis,
kendati masih terdengar lirih. Kemampuannya bertahan untuk hidup pun masih tipis
karena perkembangan paru-parunya belum sempurna. Meski dengan perawatan yang
baik dan terkoordinasi dengan ahli lain yang terkait, kemungkinan hidup bayi
prematur pun cukup besar

Perkembangan Janin Minggu ke-30

Beratnya mencapai 1400 gram dan kisaran panjang 38 cm. Puncak rahim yang berada
sekitar 10 cm di atas pusar memperbesar rasa tak nyaman, terutama pada panggul dan
perut seiring bertambah besar kehamilan. Bagilah kebahagiaan saat merasakan
gerakan si kecil pada suami dengan memintanya meraba perut Anda. Mulai denyutan
halus, sikutan/tendangan sampai gerak cepat meliuk-liuk yang menimbulkan rasa
nyeri. Aktifnya gerakan ini tak mustahil akan membentuk simpul-simpul. Bila sampai
membentuk simpul mati tentu sangat membahayakan karena suplai gizi dan oksigen
dari ibu jadi terhenti atau paling tidak terhambat. Janin mengisi hampir seluruh ruang
di rahim. Ketika janin menendang atau mendorong, anda dapat melihat kaki atau
tangannya bergerak di bawah kulit perut. Otak berkembang sangat cepat

Perkembangan Janin Minggu ke-31

Berat Janin sekitar 1600 gram dengan taksiran panjang 40 cm. Waspadai bila muncul
gejala nyeri di bawah tulang iga sebelah kanan, sakit kepala maupun penglihatan
berkunang-kunang. Terutama bila disertai tekanan darah tinggi yang mencapai
peningkatan lebih dari 30 ml/Hg. Itu sebab, pemeriksaan tekanan darah rutin dilakukan
pada setiap kunjungan ke bidan/dokter. Cermati pula gangguan aliran darah ke
anggota tubuh bawah yang membuat kaki jadi bengkak. Pada gangguan ringan,
anjuran untuk lebih banyak beristirahat dengan berbaring miring sekaligus mengurangi
aktivitas, bisa membantu. Janin makin bertumbuh besar, jadi ruangan rahim menjadi
lebih sedikit, sehingga gerakan Janin akan berkurang. Janin kemungkinan dalam posisi
melengkungkan badan dengan dengkul dilipat, dagu didadanya serta tangan dan kaki
saling bersilang.

Perkembangan Janin Minggu ke-32

Janin berada dalam posisi kepala di bawah sampai nanti lahir. Janin akan tetap
menendang, gerakannya rata-rata sehari meningkat 375 kali per hari, tapi anda tidak
akan merasakan semuanya ini. sepuluh gerakan yang anda rasakan dalam sehari sudah
normal. Pada usia ini berat  janin harus berkisar 1800-2000 gram dengan panjang
tubuh 42 cm. Mulai minggu ini biasanya kunjungan rutin diperketat/lebih intensif dari
sebulan sekali menjadi 2 minggu sekali. Umumnya hemodilusi atau pengenceran darah
mengalami puncaknya pada minggu ini. Untuk ibu hamil dengan kelainan jantung,
hipertensi dan preeklampsia, mesti ekstra hati-hati. Sebab dengan jumlah darah yang
makin banyak, beban kerja jantung pun meningkat. Pada mereka yang mengalami
gangguan jantung dan tekanan darah, tentu makin besar pula peluang terjadi
penjepitan di pembuluh-pembuluh darah. Dampak lebih lanjut adalah tekanan darah
meningkat. Gangguan semacam ini tak hanya berbahaya pada ibu, tapi juga si janin,
hingga biasanya dipertimbangkan untuk dilahirkan. Terlebih bila terjadi perburukan
kondisi, semisal tekanan darah tak kunjung turun.
Cara menyimpan ASI yang Benar

Ibu yang bekerja, atau yang memiliki ASI berlebih biasanya akan menyimpan ASI
untuk persediaan. Namun, sebenarnya, ASI bisa disimpan berapa lama? Bagaimana
penyimpanan ASI yang benar? Bagaimana menyiapkan ASI setelah penyimpanan?
Berikut adalah informasi mengenai ASI yang disimpan dari Buku Pintar Merawat
Bayi 0-12 Bulan karangan dr Suririnah.

Dalam buku ini diterangkan, bahwa ASI bisa disimpan dalam jangka waktu tertentu.
Paling lama ASI dapat disimpan tak lebih dari 6 bulan dalam keadaan beku, jika
disimpan lebih lama dari 6 bulan, komposisi yang terkandung dalam ASI bila terurai.

Menurut dr Suririnah, cara penyimpanan ASI dan batas waktu penyimpanan yang
baik adalah sebagai berikut:
* Bila akan diberikan dalam waktu 6 jam setelah pengambilan dapat disimpan dalam
suhu ruangan, tak perlu disimpan di lemari pendingin.
* Disimpan dalam termos yang diberi es batu bisa bertahan hingga 24 jam.
* Bila akan diberikan dalam waktu 72 jam, ASI disimpan di dalam lemari pendingin
(di bawah 5 derajat Celsius, bukan dibuat dalam keadaan beku).
* Bila akan diberikan dalam waktu 3 bulan, ASI disimpan di bagian atas lemari
pendingin (freezer), dibekukan pada suhu di bawah -18 derajat Celsius. Dengan
penyimpanan khusus ini dapat dibekukan untuk 6 bulan. Ini biasanya dilakukan pada
kasus ketika ibu akan pergi dalam jangka waktu tertentu, sehingga perlu
mengumpulkan sejumlah ASI sebelumnya.

Membekukan ASI akan merusak beberapa antibodi dalam susu, dan sebaiknya
sedapat mungkin menggunakan ASI segar.

Setelah disimpan, saat akan diberikan kepada anak pun perlu penanganan khusus,
yakni:
* Ambil ASI yang disimpan berdasarkan waktu pemerahan ASI (yang pertama
diperah harus diberikan lebih dulu). Catatlah waktu dan tanggal pemerahan di wadah
penyimpanan ASI tersebut.
* Untuk ASI yang disimpan di lemari pendingin cukup dihangatkan dengan cara
meletakkan botol di wadah berisi air hangat selama 15 menit, sambil dikocok secara
perlahan.
* Untuk ASI beku, keluarkan botol susu yang berisi ASI beku. Setengah jam sebelum
waktu menyusui, rendamlah di dalam wadah berisi air hangat. Atau pindahkan ASI
beku ke lemari pendingin bagian bawah semalam sebelumnya. Saat akan digunakan
esok hari, susu akan mencair, kemudian hangatkan. ASI beku yang dicairkan dapat
tahan 24 jam dalam lemari pendingin. Ingat, jangan membekukan kembali ASI yang
sudah dipindah ke lemari pendingin tersebut.
* Jangan memanaskan di atas kompor dan microwave karena akan merusak
kandungan vitamin dalam ASI.
* Buanglah ASI yang tersisa setelah diberikan pada bayi, jangan menyimpan kembali
ke lemari pendingin atau dipanaskan.
* Berikan ASI dengan menggunakan sendok kecil sesuap demi sesuap.
Sumber : Kompas

You might also like