You are on page 1of 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sekarang ini banyak sekali bahan kimia dan berbagai campuran-campuran
lain dibuat dan diciptakan untuk membuat pekerjaan manusia lebih efektif dan
efisien. Bahan kimia itu sendiri banyak digunakandalam industri, baik industri
non pangan maupun industri pangan. Besarnya manfaat bahan kimia tersebut,
ternyata mengakibatkan mereka salah menempatkan fungsi bahan kimia itu
sendiri. Bahan kimia yang seharusnya untuk industri non pangan, malah
dipergunakan dalam pembuatan makanan sehingga akan berdampak fatal.
Salah satu bahan kimia yang disalahgunakan penggunaan adalah boraks dan
formalin. Penggunaan boraks dan formalin untuk mengawetkan makanan memang
sudah lama terjadi. Walaupun sudah dilakukan inspeksi ke lapangan, bahkan
sampai dikeluarkan peraturan mengenai dilarangnya penggunaan bahan tersebut,
tetapi sampai saat ini masih banyak yang melakukannya. Umumnya bahan
tersebut digunakan oleh industri rumahan, karena mereka tidak terdaftar dan tidak
terpantau oleh Depkes dan Balai POM setempat. Tetapi tidak menutup
kemungkinan bagi industri besar melakukannya. Mereka mau melakukannya
dengan alasan bahan tersebut mudah digunakan dan harganya relatif lebih murah
daripada pengawet makanan, sehingga mereka mendapatkan keuntungan sebesar-
besarnya.
Fenomena ini merupakan salah satu masalah dan kebobrokan bangsa yang
harus diperbaiki. Janganlah sampai membiarkan hal ini terus berlarut dan akhirnya
menumpuk di masa depan. Oleh karena itu, kami berusaha merangkum
sedemikian rupa dan mencoba membedah apa saja yang seharusnya dilakukan dan
mengapa hal ini menjadi hal yang sangat penting.

1
1.2. Pembatasan Masalah
Dalam karya tulis ini kami akan berusaha membahas pendeskripsian sedetail
mungkin dari boraks dan formalin itu sendiri serta bagaimana kedua bahan kimia
tersebut dapat digunakan sebagai salah satu bahan baku pembuatan pangan.
Begitu pula dengan berbagai akibat dari penggunaan boraks dan formalin pada
pangan tersebut serta bagaimana solusi yang harus dilakukan demi membasmi hal
ini dan mencegahnya terjadi lagi.

1.3. Perumusan Masalah


a. Apa itu boraks atau formalin dan penggunaannya pada industri non
pangan?
b. Apa faktor yang mendorong pihak-pihak tertentu untuk menggunakan
boraks atau formalin pada pangan yang diproduksinya?
c. Jenis pangan apa saja yang menjadi sasaran penggunaan boraks atau
formalin pada proses pembuatannya?
d. Bagaimana mengetahui suatu pangan dibuat dengan bahan pengawet dari
boraks atau formalin?
e. Apa akibat dari penggunaan boraks atau formalin pada produk pangan?
f. Bagaimana penanganan penggunaan boraks dan formalin pada produk
pangan ini supaya dapat dibasmi secara tuntas?

1.4. Tujuan Penulisan


a. Mengetahui pengertian boraks dan formalin.
b. Mengetahui jenis-jenis pangan yang menjadi sasaran penggunaan boraks
dan formalin pada proses pembuatannya.
c. Mengetahui ciri-ciri pangan yang mengandung boraks dan formalin.
d. Mengetahui dampak negatif dari penggunaan boraks dan formalin pada
produk pangan.

2
1.5. Manfaat Penulisan
a. Dapat mengetahui ciri-ciri makanan dengan bahan baku boraks atau
formalin sebagai pengawet sehingga dapat menghindarinya.
b. Dapat menghindari secara langsung penggunaan boraks dan formalik pada
produk pangan.
c. Dapat menambah wawasan dengan mengetahui dampak yang diakibatkan
dari penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan.
d. Dapat membantu pencegahan dan pemberantasan penggunaan boraks dan
formalin dengan berbagai solusi yang telah dipikirkan.

1.6. Metode Penulisan


Adapun metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini dengan cara
mengambil data dari situs internet.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian dan Kegunaan Boraks dan Formalin


Boraks (Na2B4O7.10H2O) berasal dari bahasa Arab yaitu Bouraq dengan
sinonimnya natrium biborat, natrium piroborat, natrium tetraborat. Boraks
merupakan garam natrium berupa serbuk kristal putih, tidak berbau, mudah larut
dalam air, tetapi boraks tidak dapat larut dalam alkohol, dan memiliki PH 9,5.
Boraks digunakan di berbagai industri non pangan, khususnya industri kertas,
gelas, pengawet kayu, dan keramik.
Formalin adalah berupa cairan dalam suhu ruangan, tidak berwarna, bau
sangat menyengat, mudah larut dalam air dan alkohol. Di dalam formalin
terkandung sekitar 37% formaldehid (merupakan aldehida berbentuknya gas
dengan rumus kimia H2CO) dalam air. Biasanya ditambah metanol hingga 15%
sebagai pengawet.
Formalin dapat digunakan dalam berbagai industri non pangan, antara lain :
 Pengawet mayat
 Pembasmi lalat dan serangga pengganggu lainnya
 Bahan pembuatan sutra sintetis, zat pewarna, cermin, kaca
 Pengeras lapisan gelatin dan kertas dalam dunia Fotografi
 Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea
 Bahan untuk pembuatan produk parfum
 Bahan pengawet produk kosmetika dan pengeras kuku
 Pencegah korosi untuk sumur minyak
 Dalam konsentrasi yang sangat kecil (kurang dari 1%), Formalin
digunakan sebagai pengawet untuk berbagai barang konsumen
seperti pembersih barang rumah tangga, cairan pencuci piring,
pelembut kulit, perawatan sepatu, shampoo mobil, lilin, dan
pembersih karpet.

4
2.2. Dampak Penyalahgunaan Boraks dan Formalin pada Makanan
Boraks dan formalin yang digunakan oleh produsen makanan untuk
mengawetkan produknya, tidak memperhatikan akibat yang akan dirasakan oleh
konsumen yang mengonsumsi produknya. Padahal, boraks dan formalin tidak
aman untuk dikonsumsi sebagai makanan. Mengonsumsi makanan yang
mengandung boraks dan formalin memang tidak serta berakibat buruk secara
langsung terhadap kesehatan tetapi akan menumpuk sedikit demi sedikit di dalam
tubuh.
Boraks dan formalin banyak disalahgunakan dalam pembuatan bakso, mi
basah, dan tahu. Juga digunakan dalam pengawetan ikan segar dan ikan asin. Jika
sering mengonsumsi makanan yang mengandung boraks, dampak yang akan
dirasakan adalah:
1. Gangguan pada kulit
2. Hilangnya nafsu makan
3. Gangguan pencernaan
4. Kerusakan fungsi hati
5. Kerusakan ginjal
6. Gangguan otak
7. Pingsan
8. Koma
9. Kanker
10. Kematian

Sedangkan jika kita sering mengonsumsi makanan berformalin, dampak


yang akan dirasakan adalah:
1. Gangguan otak yang selanjutnya mengakibatkan efek neuropsikologis
meliputi gangguan tidur, cepat marah, gangguan emosi, keseimbangan
terganggu, kehilangan konsentrasi, serta daya ingat berkurang.
2. Dalam jangka panjang dapat terjadi gangguan haid dan kemandulan
pada perempuan.
3. Radang tenggorokan

5
4. Luka bakar pada kulit
5. Reaksi alergi
6. Gangguan pencernaan
7. Gangguan hati
8. Gangguan pada ginjal
9. Gangguan pada jantung
10. Kanker
11. Kematian

2.3. Ciri-Ciri Makanan yang Mengandung Boraks dan Formalin


Cukup sulit untuk menentukan apakah suatu makanan mengandung boraks
atau formalin. Namun, bila dicermati dengan baik akan tampak perbedaannya
dengan makanan yang aman. Berikut merupakan ciri-ciri dari makanan yang
mengandung boraks ataupun formalin:
a. Bakso
1. Lebih kenyal
2. Bila digigit akan kembali ke bentuk semula
3. Warna tampak lebih putih
4. Membal jika dipantulkan
5. Tidak rusak sampai lima hari pada suhu kamar (25˚C)
6. Aromanya / baunya menyengat mirip obat atau kapur terutama kalau
sudah atau sedang dimasak.

b. Tahu
1. Bentuknya sangat bagus
2. Tahan sampai tiga hari pada suhu kamar (25 ˚C) dan tahan lebih dari
lima belas hari pada suhu lemari es (10˚C)
3. Bau agak menyengat
4. Aroma kedelai sudah tak nyata lagi
5. Tahu terlampau keras teksturnya, namun tidak padat /
kekenyalannya begitu kuat

6
6. Kalau digoreng, bagian yang kering akan mengeras dan liat.

c. Mi basah
1. Tekstur lebih kenyal
2. Bau agak menyengat
3. Tidak lengket
4. Lebih mengkilap
5. Liat (tidak mudah putus)
6. Tidak rusak sampai dua hari pada suhu kamar (25 ˚C) dan tahan lebih
dari lima belas hari pada suhu lemari es (10˚C)

d. Ikan basah
1. Tekstur tubuh ikan kaku
2. Insang berwarna merah tua
3. Tidak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar (25˚C)
4. Warna daging ikan putih bersih
5. kenyal dagingnya
6. Tidak terasa bau amis ikan, melainkan ada bau menyengat
7. Tidak dikerubuti lalat
8. Bola mata cekung dan matanya bening
9. Tidak berlendir

e. Ikan asin
1. Daging kaku dan keras
2. Warna ikan asin bersih cerah
3. Bagian luar kering, namun bagian dalam basah sehingga menjadi
lebih berat
4. Tidak rusak sampai lebih dari 1 bulan pada suhu kamar (25˚C)
5. Tidak berbau khas ikan asin dan tidak dikerumuni lalat
6. Liat (tidak mudah hancur).

7
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Boraks dan formalin merupakan zat yang bermanfaat dalam industri non
pangan. Besarnya manfaat di bidang industri ini ternyata disalahgunakan untuk
pengawetan industri makanan. Penyalahgunaan tersebut mengakibatkan dampak
negatif baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang terhadap tubuh
yang mengonsumsinya. Dalam jangka pendek, akan merasakan mual, pusing, dan
radang tenggorokan. Sedangkan dalam jangka panjang, akan mengalami
gangguan otak, fungsi hati dan ginjal, bahkan kematian. Ada beberapa ciri-ciri
umum makanan yang mengandung boraks atau formalin, yaitu teksturnya lebih
kaku dan kenyal, tahan lebih lama, dan memiliki bau yang khas.

3.2. Saran
Berdasarkan uraian dan kesimpulan yang disajikan, kami menyarankan :
a. Konsumen lebih selektif dalam memilih makanan yang akan
dikonsumsi.
b. Produsen makanan lebih selektif dan sadar untuk tidak menggunakan
boraks dan formalin sebagai pengawet makanan dan beralih
menggunakan pengawet makanan yang sebenarnya. Jangan hanya
memikirkan keuntungan sendiri, tetapi pikirkan juga konsumen yang
mengonsumsinya.
c. Pemerintah lebih tegas untuk menindak langsung pihak-pihak yang
menyalahgunakan bahan kimia.

8
DAFTAR PUSTAKA

http://sexychef.blogsome.com/2006/07/14/bakso-tanpa-formalin/
diakses pada 18 Desember 2010, pkl. 21.00 WIB.

http://disperindagkopumkmkps.blogspot.com/2009/05/formalin-pada
makanan.html
diakses pada 18 Desember 2010, pkl. 21.20 WIB.

http://vizuhailinamaya.blogspot.com/2010/09/waspada-formalin-dan-boraks.html
diakses pada 18 Desember 2010, pkl. 21.25 WIB

http://illamanjha.blogspot.com/2009/05/fenomena-bakso.html
diakses pada 18 Desember 2010, pkl. 21.28 WIB

http://hariminantyo.blogspot.com/2008/04/ciri-ciri-tahu-berformalin.html
diakses pada 18 Desember 2010, pkl. 21.30 WIB

http://www.swaberita.com/2008/11/20/news/mie-berformalin-masih-beredar-di-
pasar-induk-cikurubuk-tasikmalaya.html
diakses pada 18 Desember 2010, pkl. 21.35 WIB

http://jgm.or.id/v1/2007/06/formalin-bahaya-laten-di-balik-kelezatan/
diakses pada 18 Desember 2010, pkl. 21.43 WIB

http://www-danshenplus.blogspot.com/2010/03/memilih-makanan-bebas-
formalin.html
diakses pada 18 Desember 2010, pkl. 21.45 WIB

http://www.detikfood.com/read/2006/01/05/075028/512862/291/makanan-sehat-
bebas-formalin-dan-borax
diakses pada 18 Desember 2010, pkl. 22.00 WIB

http://www.risuma.com/psb/pp_full.php?ppid=192&fname=all.html
diakses pada 19 Desember 2010, pkl. 09.05 WIB

http://degazrinaldo17.blogspot.com/2010/11/ga-mau-kan-makanan-ada-ada-zat-
bahaya.html
diakses pada 19 Desember 2010, pkl. 10.00 WIB

9
LAMPIRAN

1. Gambar boraks

2. Gambar formalin

10
3. Gambar bakso yang mengandung boraks dan formalin

4. Gambar tahu yang mengandung boraks dan formalin

11
5. Gambar mie yang mengandung boraks dan formalin

12
6. Gambar ikan yang mengandung boraks dan formalin

7. Gambar ikan asin yang mengandung boraks dan formalin

13

You might also like