Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
1.2. Pembatasan Masalah
Dalam karya tulis ini kami akan berusaha membahas pendeskripsian sedetail
mungkin dari boraks dan formalin itu sendiri serta bagaimana kedua bahan kimia
tersebut dapat digunakan sebagai salah satu bahan baku pembuatan pangan.
Begitu pula dengan berbagai akibat dari penggunaan boraks dan formalin pada
pangan tersebut serta bagaimana solusi yang harus dilakukan demi membasmi hal
ini dan mencegahnya terjadi lagi.
2
1.5. Manfaat Penulisan
a. Dapat mengetahui ciri-ciri makanan dengan bahan baku boraks atau
formalin sebagai pengawet sehingga dapat menghindarinya.
b. Dapat menghindari secara langsung penggunaan boraks dan formalik pada
produk pangan.
c. Dapat menambah wawasan dengan mengetahui dampak yang diakibatkan
dari penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan.
d. Dapat membantu pencegahan dan pemberantasan penggunaan boraks dan
formalin dengan berbagai solusi yang telah dipikirkan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
2.2. Dampak Penyalahgunaan Boraks dan Formalin pada Makanan
Boraks dan formalin yang digunakan oleh produsen makanan untuk
mengawetkan produknya, tidak memperhatikan akibat yang akan dirasakan oleh
konsumen yang mengonsumsi produknya. Padahal, boraks dan formalin tidak
aman untuk dikonsumsi sebagai makanan. Mengonsumsi makanan yang
mengandung boraks dan formalin memang tidak serta berakibat buruk secara
langsung terhadap kesehatan tetapi akan menumpuk sedikit demi sedikit di dalam
tubuh.
Boraks dan formalin banyak disalahgunakan dalam pembuatan bakso, mi
basah, dan tahu. Juga digunakan dalam pengawetan ikan segar dan ikan asin. Jika
sering mengonsumsi makanan yang mengandung boraks, dampak yang akan
dirasakan adalah:
1. Gangguan pada kulit
2. Hilangnya nafsu makan
3. Gangguan pencernaan
4. Kerusakan fungsi hati
5. Kerusakan ginjal
6. Gangguan otak
7. Pingsan
8. Koma
9. Kanker
10. Kematian
5
4. Luka bakar pada kulit
5. Reaksi alergi
6. Gangguan pencernaan
7. Gangguan hati
8. Gangguan pada ginjal
9. Gangguan pada jantung
10. Kanker
11. Kematian
b. Tahu
1. Bentuknya sangat bagus
2. Tahan sampai tiga hari pada suhu kamar (25 ˚C) dan tahan lebih dari
lima belas hari pada suhu lemari es (10˚C)
3. Bau agak menyengat
4. Aroma kedelai sudah tak nyata lagi
5. Tahu terlampau keras teksturnya, namun tidak padat /
kekenyalannya begitu kuat
6
6. Kalau digoreng, bagian yang kering akan mengeras dan liat.
c. Mi basah
1. Tekstur lebih kenyal
2. Bau agak menyengat
3. Tidak lengket
4. Lebih mengkilap
5. Liat (tidak mudah putus)
6. Tidak rusak sampai dua hari pada suhu kamar (25 ˚C) dan tahan lebih
dari lima belas hari pada suhu lemari es (10˚C)
d. Ikan basah
1. Tekstur tubuh ikan kaku
2. Insang berwarna merah tua
3. Tidak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar (25˚C)
4. Warna daging ikan putih bersih
5. kenyal dagingnya
6. Tidak terasa bau amis ikan, melainkan ada bau menyengat
7. Tidak dikerubuti lalat
8. Bola mata cekung dan matanya bening
9. Tidak berlendir
e. Ikan asin
1. Daging kaku dan keras
2. Warna ikan asin bersih cerah
3. Bagian luar kering, namun bagian dalam basah sehingga menjadi
lebih berat
4. Tidak rusak sampai lebih dari 1 bulan pada suhu kamar (25˚C)
5. Tidak berbau khas ikan asin dan tidak dikerumuni lalat
6. Liat (tidak mudah hancur).
7
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Boraks dan formalin merupakan zat yang bermanfaat dalam industri non
pangan. Besarnya manfaat di bidang industri ini ternyata disalahgunakan untuk
pengawetan industri makanan. Penyalahgunaan tersebut mengakibatkan dampak
negatif baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang terhadap tubuh
yang mengonsumsinya. Dalam jangka pendek, akan merasakan mual, pusing, dan
radang tenggorokan. Sedangkan dalam jangka panjang, akan mengalami
gangguan otak, fungsi hati dan ginjal, bahkan kematian. Ada beberapa ciri-ciri
umum makanan yang mengandung boraks atau formalin, yaitu teksturnya lebih
kaku dan kenyal, tahan lebih lama, dan memiliki bau yang khas.
3.2. Saran
Berdasarkan uraian dan kesimpulan yang disajikan, kami menyarankan :
a. Konsumen lebih selektif dalam memilih makanan yang akan
dikonsumsi.
b. Produsen makanan lebih selektif dan sadar untuk tidak menggunakan
boraks dan formalin sebagai pengawet makanan dan beralih
menggunakan pengawet makanan yang sebenarnya. Jangan hanya
memikirkan keuntungan sendiri, tetapi pikirkan juga konsumen yang
mengonsumsinya.
c. Pemerintah lebih tegas untuk menindak langsung pihak-pihak yang
menyalahgunakan bahan kimia.
8
DAFTAR PUSTAKA
http://sexychef.blogsome.com/2006/07/14/bakso-tanpa-formalin/
diakses pada 18 Desember 2010, pkl. 21.00 WIB.
http://disperindagkopumkmkps.blogspot.com/2009/05/formalin-pada
makanan.html
diakses pada 18 Desember 2010, pkl. 21.20 WIB.
http://vizuhailinamaya.blogspot.com/2010/09/waspada-formalin-dan-boraks.html
diakses pada 18 Desember 2010, pkl. 21.25 WIB
http://illamanjha.blogspot.com/2009/05/fenomena-bakso.html
diakses pada 18 Desember 2010, pkl. 21.28 WIB
http://hariminantyo.blogspot.com/2008/04/ciri-ciri-tahu-berformalin.html
diakses pada 18 Desember 2010, pkl. 21.30 WIB
http://www.swaberita.com/2008/11/20/news/mie-berformalin-masih-beredar-di-
pasar-induk-cikurubuk-tasikmalaya.html
diakses pada 18 Desember 2010, pkl. 21.35 WIB
http://jgm.or.id/v1/2007/06/formalin-bahaya-laten-di-balik-kelezatan/
diakses pada 18 Desember 2010, pkl. 21.43 WIB
http://www-danshenplus.blogspot.com/2010/03/memilih-makanan-bebas-
formalin.html
diakses pada 18 Desember 2010, pkl. 21.45 WIB
http://www.detikfood.com/read/2006/01/05/075028/512862/291/makanan-sehat-
bebas-formalin-dan-borax
diakses pada 18 Desember 2010, pkl. 22.00 WIB
http://www.risuma.com/psb/pp_full.php?ppid=192&fname=all.html
diakses pada 19 Desember 2010, pkl. 09.05 WIB
http://degazrinaldo17.blogspot.com/2010/11/ga-mau-kan-makanan-ada-ada-zat-
bahaya.html
diakses pada 19 Desember 2010, pkl. 10.00 WIB
9
LAMPIRAN
1. Gambar boraks
2. Gambar formalin
10
3. Gambar bakso yang mengandung boraks dan formalin
11
5. Gambar mie yang mengandung boraks dan formalin
12
6. Gambar ikan yang mengandung boraks dan formalin
13