You are on page 1of 10

WTC, World Trade Conspiracy

Oleh : Erros Jafar 13 Dec, 03 - 8:00 pm

Tahukah Anda apa yang dilakukan Bank Dunia? [247] Atau Dana
Moneter Internasional (IMF)? [248] Kedua badan tersebut mengaku,
bahwa mereka menopang ekonomi dan mata uang negara-negara
berkembang lewat kredit jangka panjang dan memerangi kemiskinan
Dunia Ketiga.

Tetapi, tentu saja mereka tidak melakukan ini. Daripada melakukan ini,
mereka malah memanfaatkan instrumen keuangan mereka untuk
menguasai perekonomian negara-negara ini -dan untuk itu mendukung
setiap pemerintahan yang membantu terlaksananya hal itu, tidak peduli
apakah mereka korup, diktatoris atau tidak mampu.

Sejauh kritik terhadap badan-badan "terhormat" itu telah menjadi rahasia umum, meski secara
umum belum membuahkan sesuatu. Bagaimana pun juga, Greg Palast [249], salah seorang dari
jurnalis investigatif top nan langka, yang pasca 11.9 tidak masuk ke jajaran mesin propagdana.
Berdasarkan dokumen yang dimilikinya, ia tidak sekedar membuktikan hujatan tersebut, namun
lebih dari itu pada bencana moneter Argentina ia bisa membuktikan dengan metode-metode
kriminil apa IMF dan Bank Dunia telah beroperasi. ;)

Karena keleluasaan bekerja bagi jurnalis investigatif di Amerika cenderung terbatas, Palast kini
bekerja terutama untuk BBC dan harian-harian Inggris, tetapi apa yang menyangkut dokumen-
dokumen AS yang peka, tampaknya ia masih mempunyai kontak yang baik dengan informan di
tanah air.

Misalnya, Peraturan "W 1991" yang diberikan kepadanya secara diam-diam, yang digunakan
pemerintahan Bush pada musim panas lalu untuk menghentikan pengusutan FBI terhadap Al
Qaeda. Setelah itu, pengusut teroris John O'Neal mengundurkan diri dengan penuh kekecewaan
(lihat "24.11.01: In Memoriam John O'Neal...").

Dokumen yang dipublikasikan Greg Palast juga memiliki peranan penting dalam proses pengadilan
terhadap pemerintahan AS yang sekarang diupayakan oleh seorang anggota FBI yang masih
anonim dengan bantuan kantor anti korupsi "Judicial Watch" [250], dengan tuduhan menghalang-
halangi pengusutan Bin Laden [251].

Dan jika kita membaca wawancara dengan Palast tentang penyelidikan dan dokumen-dokumen
dalam persoalan IMF/Bank Dunia [252], mungkin peraturan "W 1991" akan menimbulkan
gelombang yang lebih besar di masa akan datang.
Pokoknya bos Bank Dunia Wolfensohn sementara ini menolak untuk memenuhi undangan CNN dan
berdebat dengan Palast di studio, setelah keaslian dokumen-dokumen intern berklasifikasi "eyes
only" yang mulanya secara resmi disangkal, kini terpaksa diakui.

Menurut Palast yang dipersoalkan adalah fotokopi kesepakatan rahasia yang diminta untuk
ditdanatangani oleh negara-negara semisal Argentina, sebelum mereka bisa menikmati kredit
IMF/Bank Dunia. Petama, yang menjadi syarat adalah penjualan sarana umum yang disebut
"privatisasi" -pasokan air dan listrik, sistem lalu-lintas, pipeline minyak-kepada perusahaan
internasional dan selain itu "penyuapan" politisi yang beranggung jawab yang digambarkan Palast
pada contoh seorang senator Argentina:

"Dua pekan lalu saya berbicara dengan seorang senator dari Argentina. Saya berhadapan dengan
dia di depan kamera. Ia berkata, bahwa ia akhir 1988 menerima telepon dari George W. Bush,
presiden kita sekarang, yang mengatakan kepadanya, berikan pipeline (antara Argentina dan Chile)
kepada Enron. Apa yang kemudian terjadi, turut dia, agak mengerikan: Enron hanya mau
membayar seperlima dari harga pasar, dan ia bertanya pada dirinya, bagaimana ada orang yang
bisa membuat penawaran semacam itu. Tetapi, ia kemudian diberitahu -bukan oleh George W.,
tetapi oleh seorang mitra dalam transaksi ini: Walaupun kami hanya membayar seperlima, masih
banyak yang tersisa bagi Anda dan akan dikirim ke rekening Anda di Swiss. Begitu caranya." [253]

Jos Stiglitz, ekonom senior Bank Dunia dan peraih hadiah Nobel bidang ekonomi, diberhentikan,
ketika ia setelah melakukan serangkaian perjalanan dinas ke negara-negara bersangkutan
mengetahui praktek-praktek tersebut dan mulai mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang kritis.
Palast telah berbicara panjang lebar dengannya sambil menggambarkan metode-metode
perampasan perusahaan negara dari rakyat dan kemudian berada di bawah pengawasan IMF dan
Bank Dunia:

"Ia menuturkan kepada saya bahwa ia mengunjungi negara-negara, di mana dibicarakan tentang
penjualan perusahaan-perusahaan ini. Dan pada dasarnya mereka mengetahui, mereka
mengetahuinya benar dan memalingkan muka, ketika menjadi jelas, pemimpin-pemimpin negara ini
dan menteri-menteri yang bertanggung jawab, mengantongi beratus juta dollar…

Kemudian mereka serahkan (perusahaan), biasanya kepada spesialis seperti Citibank, yang
mencaplok separuh dari bank-bank Argentina. Atau kepada British Petroleum, yang mencaplok
pipeline di Ecuador. Bahwa di mana-mana Enron merebut sistem air minum, telah saya singgung.
Dan masalahnya, mereka justru menghancurkan sistem-sistem ini. Kini, di Buenos Aires, orang
tidak bisa mendapatkan air minum. Maksud saya, ini bukan persoalan pencurian air lagi. Anda tidak
bisa lagi membuka kran air. Ini lebih dari hanya memperkaya diri dengan uang rakyat…

IMF dan Bank Dunia memiliki 51 persen saham kantor perbendaharaan negara AS. Yang menjadi
pertanyaan, apa yang kita dapatkan dari uang yang diinvestasikan. Nampaknya, kita hanya
menerima kekacauan di berbagai negara. Di Indonesia rusuh dan kacau balau. Ekonom senior Bank
Dunia berkata kepada saya, bahwa ia mulai mengajukan pertanyaan-pertanyaan: Di setiap negeri
yang kita kunjungi dan di mana kita mencampuri urusan mereka, kita menghancurkan ekonomi dan
menghancurkan semuanya. Dan ia berpendapat, bahwa ia diberhentikan lantaran pertanyaan ini.
Selain itu ia juga mengatakan, bahkan mereka merencanakan dan memicu pemberontakan. Anda
tahu, bahwa jika Anda memeras suatu negara dan menghancurkan ekonomi mereka, akibatnya
adalah kerusuhan di jalanan. Dan mereka berkata, ya, itu adalah pemberontakan IMF. Dengan kata
lain, kalau Anda mempunyai kerusuhan ini, Anda sudah kalah. Semua modal lari dari negeri Anda,
dan ini memberi peluang bagi IMF, untuk kemudian mengajukan persyaratan-persyaratan
selanjutnya…

Setelah penyerangan 11.9. Bush berlari ke sana ke mari dan berkata, kita harus mengeluarkan
uang antara 50 sampai 100 miliar dollar untuk mempertahankan berfungsinya perekonomian. Kita
tidak akan mengurangi pengeluaran sehari-hari, kita akan berusaha untuk menyelamatkan
perekonomian. Namun kepada negara-negara ini mereka hanya mengatakan satu perkataan: Kalian
harus menghemat, menghemat, menghemat. Mengapa? Menurut dokumen intern tersebut karena,
agar mereka bisa memenuhi pembayaran kepada bank-bank luar negeri -dan bank-bank ini
menuntut bunga antara 21 sampai 70 persen. Itu bunga lintah darat. Betul demikian gawatnya,
karena kalau tidak semua bank sebagai iklan hiu kredit akan gigit jari." [254]

Berikut ini adalah langkah-langkah dasar permainan besar:


Langkah 1: Kaitkan pemberian kredit lewat IMF dan Bank Dunia dengan "privatisasi"
secara maksimal semua aset publik, sogok orang yang bertanggung jawab dan kuasai
industri kunci.

Langkah 2: Perintahkan pengurangan anggaran belanja, tindakan penghematan,


penghapusan sistem sosial dll untuk tujuan konsolidasi, demi menjamin pembayaran
kredit. Dalam pada itu terima saja resiko penurunan yang drastis produksi dalam
negeri, pemberontakan rakyat dan larinya kapital.

Langkah 3: Jika perekonomian hancur sama sekali dan negeri itu tidak bisa lagi
memenuhi kebutuhan sendiri, buka batas bea cukai untuk produk dari luar dan minta
harga tinggi dan bunga untuk semua kebutuhan pokok.

Langkah 4: Dirikan pemerintahan militer yang mengelola Negara bagaikan perusahaan,


yang akan menjalankan perdagangan daerah "koloni" yang kembali menguntungkan dan
sedini mungkin mematikan kemungkinan munculnya pemberontakan budak belian.

Judul "Konspirasi" bagi sebuah bentuk perdagangan global yang sangat terkekang ini, jelas
belumlah cukup. Rezim perdagangan yang diglobalisir berjalan, seperti dokumen yang diterima
Greg Palast, sangat terbuka dan dilihat semua orang. Dengan Mullah Omar dan pemerintahan
Talibannya sampai Agustus 2001 diadakan perundingan tentang pipeline melalui Afghanistan.
Persetujuan mereka terhadap persyaratan Amerika bisa menghasilkan "permadani penuh dengan
emas" (baca: kredit baru IMF/Bank Dunia), penolakan mereka -dan sikap tidak tertarik mereka
pada suatu bonus yang akan dikirimkan ke rekening rahasia-akan menghadiahi mereka "permadani
penuh dengan bom" seperti ancaman yang dikemukakan oleh ketua delegasi perundingan AS. Kini,
Afghanistan telah dipaksa memiliki "corporate government", dengan mantan penasihat Unocal
sebagai presiden atau lebih tepat lagi, untuk mengatakannya dengan judul buku terbaru Palast: The
Best Democracy Money Can Buy. [255]

Siapa yang tidak mau uang untuk "demokrasi" ini, harus diyakinkan lagi dengan bom. Berkat 11.9
dan "perang melawan terorisme" yang baru bahkan tidak usah meminta maaf lagi untuk itu. Sejauh
ini tipuan tentang Osama, yang memungkinkan terjadinya perang di Afghanistan, mungkin
merupakan aksi konspirasi besar terakhir imperium Bush, yang cengkeraman kuku kekuasaannya
telah ditunjukkan tanpa malu-malu.
---
Dikutip dari buku berjudul "Konspirasi, Teori-teori Konspirasi & Rahasia 11.9", Mathias Brockers,
edisi Indonesia diterbitkan oleh PT Ina Publikatama, Jakarta, 2003, hal. 264-269.

Catatan Akhir:
[247] www.worldbank.org

[248] www.imf.org

[249] www.gregpalast.com

[250] http://judicialwatch.org/

[251] http://judicialwatch.org/1569.shtml

[252] www.gregpalast.com/detail.cfm?artid=125&row=1

[253] www.gregpalast.com/detail.cfm?artid=125&row=1

[254] www.gregpalast.com/detail.cfm?artid=125&row=1

[255] Greg Palast, The Best Democracy Money Can Buy, London 2002.

Lampiran 2
Sejarah Pendek Pengetahuan Pra Kejadian

Untuk menguak "kebenaran tentang teror 11 September" diperlukan satu paket pengetahuan pra
kejadian dan sejarah tentang segala keterlibatan sebelum malapetaka itu terjadi. Dengan
terbongkarnya dua catatan FBI pertengahan Mei 2002, maka kaitan-kaitan yang berhubungan satu
dengan lainnya mulai muncul perlahan-lahan ke permukaan.

Kilasan di bawah ini dikutip berdasarkan "Timeline" yang disusun oleh Mike Ruppert dalam situs
web (website)-nya www.fromthewilderness.com, yang pertama kali dipublikasikan pada bulan
November 2001 dan secara kontinyu diaktualisasi. Setiap penjelasan dapat diklik pada Website
tersebut di atas.

1991-1997
Perusahaan minyak kelas kakap AS seperti Exxon Mobil, Texaco, Unocal, BP Amco dan Shell
menyediakan dana sebesar 3 milyar dolar buat menyuap pimpinan negara Kashastan, agar bisa
memperoleh hak untuk mengebor cadangan minyak yang sangat besar yang diketemukan di
kawasan itu. Perusahaan-perusahaan minyak tersebut berkewajiban, di masa depan untuk
menanam 35 milyar dolar di Kashastan. Masalahnya, pipeline yang ada merupakan milik Rusia, dan
Moskow mematok harga tinggi buat penggunaan pipeline-nya. Karenanya, perusahaan-perusahaan
minyak itu mengadu kepada "International Relations Committee" di parlemen, bahwa mereka tidak
memiliki kekuasaan, guna mengundang kembali investasi mereka.

4 Desember 1997
Delegasi Taliban diterima sebagai tamu di markas besar Unocal di Texas, untuk melakukan
perundingan tentang rencana pembangunan pipeline melalui Afghanistan. Seperti yang dapat
dipetik dari beberapa berita, perundingan itu mengalami kegagalan, karena Taliban menuntut
terlampau banyak uang.

12 Februari 1998
Wakil Presiden Unocal, John J. Maresca, nantinya menjadi Dubes Khusus di Afghanistan,
mengatakan di depan Parlemen AS, bahwa tanpa satu pemerintahan yang bersatu dan yang ramah
terhadap AS, maka tidak mungkinlah dibangun pipeline.

April 1998
CIA tidak mempedulikan peringatan yang datang dari anggotanya Robert Bear -buat Seymour
Hersch dari New Yorker, Robert Baer adalah "mungkin agen di front CIA terbaik di seluruh kawasan
Timur Tengah"-bahwa Arab Saudi telah memberikan tempat persembunyian kepada grup Al Qaeda,
yang dipimpin oleh dua orang teroris kesohor. Satu daftar rinci berisi nama teroris-teroris yang
dikenal ditawarkan kepada Dinas Rahasia Arab Saudi pada bulan Agustus, akan tetapi Dinas
Rahasia Arab Saudi menolaknya.

Musim Panas 1998 dan 2000


Sebagai utusan perusahaan swasta Carlyle Group, perusahaan senjata nomor sebelas di AS,
mantan Presiden George Bush melakukan kunjungan ke Saudi Arabia. Di sana ia mengadakan
pertemuan privat dengan keluarga kerajaan dan keluarga bin Laden.

Januari 2001
Pemerintah Bush memerintahkan FBI dan CIA, "untuk mundur dari segala usaha pelacakan yang
berkaitan dengan keluarga bin Laden". Beleid Bush ini berlaku juga buat dua anggota keluarga
Osama bin Laden (Abdullah dan Omar) yang bermukim di Falls Church, Virginia -bertetangga
dengan Mabes CIA. Beleid ini merupakan rentetan pembatasan-pembatasan penyelidikan
sebelumnya, dimulai sejak tahun 1996. Dan pembatasan-pembatasan itu membuat para penyidik
frustrasi.

12 Februari 2001
Dalam pemberitaan tentang proses pengadilan terhadap beberapa orang yang dituduh menjadi
anggota Al Qaeda, koresponden (berkaitan dengan) terorisme kantor berita UPI membongkar,
bahwa National Security Agency (NSA) telah menyadap sistem komunikasinya Osama bin Laden.

Paling tidak, jika Osama bin Laden sampai saat itu mengetahui penyadapan dan kemudian merubah
sistem komunikasinya; maka fakta ini tentu tidak pas dengan pernyataan pemerintah, bahwa aksi
teror 11 September sudah dirancang sejak tahunan, tanpa diketahui orang.

Mei 2001
Menteri Luar Negeri Collin Powell mentransfer 43 juta Dolar kepada rejim Taliban. Pembayaran ini
dimaksud sebagai uang ganti rugi untuk para petani yang menjadi miskin lantaran panen opium
mereka dimusnahkan oleh rejim Taliban.

Mei 2001
Wakil Menlu Richard Armitage, mantan agen karir dan anggota pasukan khusus Navy, dan Direktur
CIA, George Tenet, melakukan kunjungan resmi ke India. Dari sana, delegasi Tenet secara diam-
diam mengunjungi Pakistan, dan menemui Presiden Pervez Musaraf. Sejak lama, Armitage
mempunyai hubungan akrab dengan Dinas Rahasia Pakistan ISI dan ia diberi tanda jasa tertinggi
negara itu. Orang dapat berkesimpulan, bahwa dalam kunjungan tak resmi di Islamabad itu, Tenet
bertemu dengan kolega Dinas Rahasianya Mahmud Ahmed.

Juni 2001
Dinas Rahasia Jerman (BND) telah memperingatkan CIA dan Israel pada bulan Juni 2001, bahwa
para teroris dari Timur Tengah sedang merancang, "membajak satu pesawat terbang dan
menggunakannya sebagai senjata, untuk kemudian menyerang simbol-simbol kultur Amerika dan
Israel yang penting". Demikian berita yang terbetik dalam harian Jerman Frankfurter Allegemeine
Zeitung tanggal 14.9.

Musim Panas 2001


Tiga pimpinan delegasi AS --Tom Simons (mantan Dubes AS di Pakistan), Karl Inderfurth (mantan
sekretaris negara kementerian luar negeri untuk urusan Asia Selatan), dan Lee Coldien (mantan
kepala bagian dan pakar Asia State Department)-melakukan serangkaian pertemuan antara bulan
Mei dengan Agustus dengan para delegasi dan intel Pakistan dan Rusia. Di bawah pimpinan PBB, di
Berlin, diselenggarakan pertemuan terakhir dari serangkaian pertemuan rahasia. Pertemuan ini juga
dihadiri oleh negara-negara yang bertetangga dengan Afghanistan, yang pada bulan-bulan
sebelumnya mengharapkan bisa membuahkan satu solusi tentang masalah pipeline di Afghanistan.
Wakil Taliban ikut duduk dalam pertemuan-pertemuan ini, tetapi menolak tawaran AS untuk
bermitra dalam pembagian laba perolehan pipeline. Pembagian labanya dinilai terlampau rendah.

Musim panas 2001


Menurut harian Inggris The Guardian, pasukan-pasukan khusus Ranger AS melakukan latihan-
latihan di Tajikistan. Selain itu, kabarnya, pasukan-pasukan khusus Tajikistan dan Usbekistan
memperoleh pendidikan khusus di Alaska dan Montana. Hanya, berita ini tidak diakui oleh
Kementrian Pertahanan AS.

Musim panas 2001


Jejak pertama yang serius diturunkan oleh harian India Times of India menurunkan berita tanggal
26 Oktober. Jejak ini menguak para dalang yang mengendalikan gembong "pilot teroris"
Mohammad Atta. Times of India menyebutkan, bahwa pada bulan Juli 2001, berdasarkan perintah
Bos Dinas Rahasia Pakistan Mahmud Ahmad, telah ditransfer dana sebanyak 100.000 Dolar kepada
Mohamad Atta. Transfer ini katanya dikerjakan oleh Omar Sheikh, seorang agen terselubung Dinas
Rahasia Pakistan ISI dan nantinya dituduh sebagai terlibat dalam penyanderaan jurnalis Wall Street
Journal, Pearl. Times of India menurunkan berita ini berdasarkan sumber-sumber rahasia yang
diperoleh dari Dinas Rahasia India dan FBI. Setelah Times of India memberitakan penemuannya itu,
Jenderal Ahmad mengundurkan diri dari jabatannya sebagai kepala ISI.

26 Juni 2001
Majalah-online "Indiareacts.com" menuliskan, bahwa "India dan Iran mendukung rencana-rencana
AS dan Rusia untuk melakukan serangkaian operasi terbatas terhadap Taliban". Menurut artikel
tersebut, operasi militer itu akan dilakukan oleh pasukan-pasukan AS dan Rusia dengan dukungan
dari Usbekistan dan Tajikistan.

4-14 Juli 2001


Osama bin Laden dirawat di American Hospital di Dubai gara-gara menderita penyakit ginjal.
Selama di rumah sakit, ia ditengok oleh keluarganya dan tokoh-tokoh penting dari Saudi Arabia dan
Emirat -serta dari anggota CIA, Larry Michell, yang pada tanggal 15 Juli langsung ditarik dari
kantornya di Dubai, sehari setelah Osama bin Laden ke luar dari rumah sakit.

10 Juli 2001
Satu report dari kantor FBI di Phoenix (Arizona) -dan di bulan Agustus menyusul report dari FBI-
Minneapolis memberitakan dugaan, bahwa anggota-anggota Al Qaeda memanfaatkan sekolah-
sekolah penerbangan AS untuk mempersiapkan penyanderaan pesawat udara. Memo tertanggal 10
Juli itu menyarankan agar dilakukan pemeriksaan secara nasional seluruh sekolah-sekolah
penerbangan dan mengutip kemungkinan hubungannya dengan Osama bin Laden. Agen-agen FBI
Minneapolis memberitakan tentang penangkapan terhadap Zakharias Moussaoui, berkebangsaan
Perancis kelahiran Maroko, yang hanya ingin belajar mengemudikan Boeing 747, akan tetapi ogah
belajar mengemudikan pesawat saat start dan landing. Dalam e-mail-nya kepada markas besar FBI,
agen-agen FBI Minneapolis menggambarkannya sebagai seseorang, yang dapat merencanakan,
mengemudikan satu pesawat Jumbo dan mengarahkanya ke World Trade Center. Kedua report di
atas diacuhkan oleh Mabes FBI.

20-21 Juli 2001


Menjelang pertemuan G-8 di Genua, masuk laporan-laporan dari berbagai negara ke Itali. Antara
lain dari Presiden Mesir Mubarak, yang memperingatkan terjadinya serangan ke gedung-gedung
konperensi dengan menggunakan pesawat bajakan sebagai peluru terbang. Sebagai reaksinya,
pemerintah Itali memerintahkan penempatan meriam-meriam penangkis serangan udara dan
membatasi penerbangan lokal. Untuk keamanannya, Presiden George W. Bush, bermalam di kapal
perang AS yang merapat di pelabuhan.

6 Agustus 2001
Dalam briefing CIA, Presiden Bush menerima laporan tentang adanya kemungkinan ancaman yang
datang, di mana disebutkan bahwa para pelaku yang punya hubungan dengan Osama bin Laden
dapat mempergunakan pesawat bajakan sebagai bom terbang. Dalam peringatan ini, diduga,
laporan-laporan dari FBI Phoenix dan Minneapolis dijadikan acuan sumber. Akan tetapi, setelah itu
tak ada kegiatan-kegiatan yang memerintahkan untuk mengawasi penerbangan pesawat atau
melindungi udara secara militer.

12 Agustus 2001
Letnan Navy Delmart "Mike" Vreeland, yang dijebloskan di bui Toronto karena dituduh telah
melakukan penipuan, mengatakan, bahwa dirinya adalah perwira Dinas Rahasia Angkatan Laut dan
mengetahui aksi teroris yang akan terjadi. Karena ia diacuhkan, maka ia lalu menulis satu catatan
di atas kertas, yang kemudian ia serahkan kepada tata usaha penjara.

20 Agustus 2001
Presiden Putin memerintahkan kepada agen-agen rahasianya, untuk menyampaikan peringatan
"yang berkalimatkan jelas dan gamblang" kepada Dinas Rahasia AS, bahwa ada ancaman serangan
terhadap gedung-gedung pemerintahan dan bandar-bandar udara. Secara rinci, Harian Rusia
Istvestia kemudian memberitakan, bahwa dalam peringatan ini disinggung tentang 25 pilot
kamikaze, yang merencanakan menyerang gedung-gedung penting.

20 Agustus - 10 September 2001


Dalam tempo 3 pekan menjelang 11 September, bursa Dow Jones di New York mengalami
penurunan nilai sebesar 900 points. Bahaya crash bursa mengancam di ambang pintu. Sehubungan
dengan itu, wapres Cheney dan pejabat tinggi pemerintah lainnya melakukan rapat tertutup,
membicarakan kebangkrutan tak terelakkan perusahaan Enron -sampai saat itu merupakan kisah
kebangkrutan terbesar (dan penipuan financial) dalam sejarah ekonomi AS.

1-10 September 2001


Latihan militer yang sejak tahunan direncanakan itu, akhirnya dalam rangka operasi "Swift Sword"
memindahkan 23 ribu serdadu Inggris ke Oman. Dalam waktu yang bersamaan, dua armada kapal
perang AS tiba di depan pantai Pakistan, kemudian turun 17 ribu pasukan AS memperkuat 23 ribu
pasukan NATO yang datang ke Mesir untuk operasi "Bright Star". Seluruh kekuatan ini berada pada
lokasinya, sebelum pesawat pertama melabrak menara WTC.

6-10 September 2001


Peningkatan luar biasa besarnya volume 'Putoption' Maskapai Penerbangan United Airlines,
American Airlines serta perusahaan-perusahaan yang terkena aksi teror seperti Merrill Lynch,
Morgan Stanley, AXA dan Muenchener Ruek, mengisyaratkan satu perdagangan intern yang
kriminal di pasaran bursa.

10 September 2001
Tampaknya, lembaga manajemen situasi darurat, Federal Emergency Management Agency (FEMA),
telah disiagakan. Dalam wawancaranya dengan reporter CBS Dan Rather, kepala bagian "Urban
Search and Rescue Team"-nya FEAM menyatakan sesuatu pernyataan aneh: "Dapatlah dipastikan,
tim kami merupakan salah satu tim yang pertama yang digerakkan, untuk membantu kota New
York dalam bencana ini. Kami tiba pada hari Senin malam, dan pada hari Selasa pagi kami sudah
beraksi.

11 September 2001
Jenderal Ahmad, Bos Dinas Rahasia Pakistan ISI (yang lantaran transfer dana kepada Mohammad
Atta harus mengundurkan diri secara "mengejutkan" satu bulan kemudian), tiba di Washington
untuk melakukan pembicaraan mengenai Taliban.

11 September 2001
Pegawai perusahaan Odigo Inc. di Israel, salah satu perusahaan terbesar di bidang "Instant
Messaging" dan mempunyai kantor di New York, memperoleh peringatan bersifat urgen -dua jam
sebelum pesawat pertama menghunjam salah satu menara WTC-tentang akan adanya serangan
terhadap WTC. Tetapi, kepolisian dan birokrasi negara yang menangani bidang serupa lainnya
menutup mulut tentang pelacakan mereka dalam hal ini. Bagian Penelitian dan Perkembangan
perusahaan Odigo Inc. berkedudukan di kota Herzliyya (Israel), satu kota pinggiran Tel Aviv yang
keren. Di sana juga terletak lokasi "Center for Counterterrorism", yang secara dini telah
memberitakan tentang perdagangan saham insider di seputar tanggal 11 September.

11 September 2001
Dalam kurun waktu 45 menit, empat pesawat dibajak dan terbang ke luar dari rute
penerbangannya -pesawat pertama jam 8.15, dan terakhir jam 9.05. Akan tetapi, baru pada pukul
9.30, pesawat tempur pertama mengudara. Artinya, Komando Tertinggi Nasional, menanti 75
menit, sebelum perintah operasi prefentif diturunkan - satu kelalaian yang sukar diketemukan.

14 September 2001
Kepala Penjara di Toronto membuka surat yang disampaikan oleh Mike Vreeland kepada tata usaha
penjara dan berkesimpulan, di dalam surat itu disinggung soal "WTC" dan "Pentagon". Angkatan
Laut AS kemudian menjelaskan, bahwa gara-gara prestasinya yang buruk, Vreeland dipecat dari
Navy tahun 1986 dan tidak pernah aktif dalam Dinas Rahasia.

15 September 2001
New York Times memberitakan, bahwa Direktur Alex Brown Bank, Mayo Shattuck III,
mengundurkan diri dari jabatannya. Padahal, ia baru saja memperpanjang kontrak kerja tiga
tahunnya (dengan penghasilan 30 juta Dolar per tahunnya). Segudang 'putoption'-nya United
Airlines dibeli lewat Alex Brown, satu perusahaan milik Bank Jerman, di Deutsche Bank. Direktur
Alex Brown sebelum Shattuck III adalah "Buzzy" Krongard, yang pada tahun 1998 pindah ke CIA,
dan di sana, sampai sekarang, ia menduduki pos tertinggi ketiga.

29 September 2001
Harian San Fransisco Chronicle memberitakan, bahwa laba 2,5 milyar dolar perolehan 'putoption'-
nya American Lines dan United Airlines tidak ditarik dari kas Bank-bank. Dengan ditutupnya
perdagangan saham selama empat hari, para pemilik laba itu agaknya ngeri mendekati "laba
panas" itu.

10 Oktober 2001
Harian Pakistan The Frontier memberitakan, bahwa Menteri Perminyakan Pakistan menerima
telepon Dubes AS, Wendy Chamberlain. Akta tentang Pipeline Unocal lewat Afghanistan yang telah
dipeti-eskan, dicairkan kembali menjadi agenda "sehubungan dengan perkembangan geopolitik
aktual" (Dalam bulan Februari 2002 diadakan perundingan tentang itu, awal Mei BBC
memberitakan, bahwa proyek 2 milyar dolar yang sudah final dan selesai ditandatangani
merupakan "investasi asing terbesar di Afghanistan").

Oktober 2001
Bursa saham Dow Jones, sebelum aksi teror terus menerus melorot turun, telah kembali bugar dan
mengejar ketinggalan-ketinggalannya. Lewat jurus peningkatan anggaran belanja besar-besaran
untuk program persenjataan, bantuan keuangan buat industri penerbangan dan rencana penurunan
pajak bagi perusahaan-perusahaan, maka ambruknya pasar bursa untuk sementara dapat dihindari.
Sebagai peraup rejeki yang paling beruntung adalah perusahaan-perusahaan persenjataan dan
pemasok kebutuhan militer AS.
---
]Dikutip dari buku berjudul "Konspirasi, Teori-teori Konspirasi & Rahasia 11.9", Mathias Brockers,
edisi Indonesia diterbitkan oleh PT Ina Publikatama, Jakarta, 2003, hal. 343-352.

You might also like