Professional Documents
Culture Documents
KOMUNIKASI
KONTEMPORER
Strategi, Konsepsi, dan Sejarah
1
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
Daftar Isi
Bab 1. Pendahuluan 1
A. Definisi komunikasi 1
B. Tujuan Mempelajari Ilmu Komunikasi 3
C. Fungsi Komunikasi 4
D. Tujuan Komunikasi 9
2
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
3
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
4
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
BAB I
PENDAHULUAN
E. DEFINISI KOMUNIKASI
Dalam kehidupan sehari-hari manusia membutuhkan
interaksi antara satu dengan yang lain1. Alat interaksi itu secara
akumulatif lazim disebut ‘komunikasi’. Yaitu hubungan
ketergantungan {interdependensi} antar manusia baik secara
individu maupun secara kelompok. Karena itu di sadari atau tidak,
komunikasi merupakan bagian penting (urgent) dari kehidupan
manusia. Urgensitas komunikasi2 pada satu sisi bahkan menjelma
menjadi prasarat tersendiri dari keberadaan manusia sebagai
mahluk sosial. Sementara pada sisi lain, para pakar berkeyakinan
bahwa sesungguhnya manusia telah berkomunikasi dengan
lingkungannya semenjak ia dilahirkan. Gerak dan tangis pertama
tatkala manusia menapak fase kelahiran sesungguhnya merupakan
pertanda bahwa manusia telah mulai dapat berkomunikasi. Ketika
manusia telah dapat memfungsikan panca inderanya secara sadar,
saat itu pula membutuhkan perhatian dari lingkungan dan manusia
lain disekitarnya. Bahkan tak jarang, untuk mendapatkannya,
manusia mempergunakan berbagai cara.
1
Tommy, Suprapto, Pengantar Teori Komunikasi, Media Presindo, Jogjakarta,
2006, hal; 1
2
Dalam Tulisannya yang berjudul; “Professional Communication in Asia/Pacific
Organisations: A Comparative Study” yang dipresentasikan pada Simposium
Intercultural Communication di Goteborg, Sweden 26-28 November 1998 Cal W.
Downs menunjukkan pentingnya komunikasi dengan mengutip pernyataan
Ticehurst and Ross-Smith yang mengatakan; “professional communication as
intentional communication that has the objective of achieving strategic goals within
organisational or professional contexts (1998:3). Dia melanjutkan “The development
and maintenance of the linkage between communication and strategic goals of an
organisation is the responsibility of the professional communicator. Linking
professional communication with strategy is crucial to the way we think about
professional communication, and the way we practice it. Lih; Journal of
Intercultural Communication, ISSN 1404-1634, issue 14, June 2007. Editor: Prof.
Jens Allwood, URL: http://www.immi.se/intercultural/.
5
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
6
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
3
Bonner, Hubert (1953) Social Psychology,dalam Rahmat, Jalaluddin, 2003,
Psikologi Komunikasi, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, hal; 89
4
Pace, R. Wayne et al., Techniques for Effective Communication, Addison Westley
Publishing Company, Massachusetts-ontario 1979, p; 98
7
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
8
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
9
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
1. Komunikasi Sosial
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya
mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk
membangun kensep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan
hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan
ketegangan antar lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur
dan memupuk hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi
kita bekerja sama dengan anggota masyarakat (keluarga, kelompok
belajar, perguruan tinggi, RT, RW, desa, kota, dan negara secara
keseluruhan)
2. Komunikasi Ekspresif
Erat kaitannya dengan komunikasi sosial adalah komunikasi
ekspresif yang dapat di lakukan baik sendirian ataupun dalam
kelompok. Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan
mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh
komunikasi tersebut menjadi insatrument untuk menyampaikan
perasaan-perasaan (emosi) kita. Perasaan-perasaan tersebut
terutama di komunikasikan melalui pesan-pesan nonverbal,
perasaan sayang, peduli, rindu, simpati, gembira, sedih, takut,
7
Mulyana, Deddy, 2002, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung: Remaja
Rosdakarya
10
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
3. Komunikasi Ritual
Erat kaitannya dengan komunikasi ekspresif adalah
komunikasi ritual yang biasanya di lakukan secara kolektif. Suatu
komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang
tahun dan sepanjang hidup, yang di sebut para antropolog sebagai
rites of passage, mulai dari upacara kelahiran, sunatan, ulang tahun,
pertunangan, pernikahan dan masih banyak lagi. Dalam acara-
acara itu orang mengucapkan kata-kata atau menampilkan
perilaku-perilaku tertentu yang bersifat simbolik. Ritus ritus lain
seperti berdoa (sholat, sembahyang, misa), membaca kitab suci,
naik haji, upacara bendera, upacara wisuda, perayaan lebaran,
natal juga termasuk komunikasi ritual. Mereka yang berpartisipasi
dalam bentuk komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali
komitmen mereka kepada tradisi keluarga, suku, bangsa, negara,
ideologi atau agama mereka.
4. Komunikasi Instrumental
Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan
umum: menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah
sikap, dan keyakinan, dan mengubah perilaku, atau
menggerakkan tindakan dan juga untuk menghibur. Bila di
ringkas maka kesemua tujuan tersebut dapat di sebut membujuk
(bersifat persuasif). Komunikasi yang bersifat memberitahukan
atau menerangkan (to inform) mengandung muatan persuasif
dalam arti bahwa pembicara menginginkan pendengarnya
mempercayai bahwa fakta atau informasi yang di sampaikannya
akurat dan layak untuk diketahui. Sebagi instrumen, komunikasi
11
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
2.Tujuan Komunikasi
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia kerapkali dan selalu
melakukaninteraksi sosial dengan masyarakat. Itulah makanya
manusia acapkali disebut-sebut sebagai makhluk yang
bermasyarakat dan berbudaya. Intensitas interaksi sosial itu tidak
dapat dilepaskan dari ketergantungan mereka terhadap saling
memberi dan menerim informasi. Pada titik inilah ilmu komunikasi
menemukan momentumnya, yaitu bertujuan untuk; Pertama, agar
informasi yang disampaikan dapat di mengerti orang lain.
Komunikator8 yang baik dengan sendirinya dapat menjelaskan
8
Komunikator adalah orang yang punya inisiatif untuk melakukan
komunikasi. Dilihat dari jumlahnya komunikator dapat terdiri dari satu orang, dua
orang atau lebih. Apabila terdiri dari banyak orang dan saling kenal serta punya
12
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
ikatan emosional yang relatif kuat dapat disebut sebagai kelompok kecil.
Sementara jika tanpa ikatan dan tidak saling kenal dapat disebut sebagai kelompok
besar/ public. Lih; Dani Fardiansyah, Pengantar Ilmu Komunikasi, Pendekatan
Taksonomi Konseptual, Galia Indonesia, Jakarta, 2004, hal; 19
9
Widjaya, H.A.W, 1986, Komunikasi Op.cit, hal; 76
13
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
14
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
BAB II
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ILMU KOMUNIKASI
A. Sejarah Komunikasi
Ilmu komunikasi yang kian berkecambah sesungguhnya
merupakan fase akhir (bukan terakhir) dari perkembangan disiplin
ilmu ini. Ia melampaui tiga tahap perkembangan; Publisistik,
Jurnalistik, dan Retorika. Dua yang disebut terakhir berkembang di
Amerika, sedangkan yang pertama ditakdirkan berkembang di
Eropa (Jerman). Sungguhpun kini publisistik di Jerman kini diterma
sebagai bagian dari ilmu komunikasi, publisistik dalam arti semula
banyak mempengaruhi konsep-konsep mutakhir tentang
komunikasi seperti tampak pada Negt dan Kluge (1972), Biskey
(1976), Habermas (1979) di Eropa, Schiller (1976) dan Bordenave
(1974) di Amerika Latin. Umumnya yang baru disebut namanya
dikenal sebagai aliran radikal dalam ilmu komunikasi, devian dari
‘main stream’.
Untuk dapat memahami aliran radikal tersebut di atas, perlu
melihat sejarah perkembangan publisistik lebih dekat lagi. Disiplin
ini pada mulanya berasal dari Jerman. Ini dapat ditelusuri sampai
abad sembialn belas. Akibat revolusi industri peranan pers dalam
membentuk opini public banyak menarik perhatian pada pemikir
pada peraanan pers; tampak pada tulisan Bagehot , Maine, Bryce,
dan Wallas ; di Prancis tampak pada karya-karya Tarde yang
banyak di pengaruhi Le Bon. Di Jerman minat ini ditungkan dalam
bentuk ilmu. Marx Weber (1864-1920) untuk kali pertama
mengembangkan ‘ilmu pers’ dengan landasan ilmiah.
Dalamkonfrensi Deutsche Gesellshaft fur Soziologie (1910) ia
mengusulkan dua proyek pengkajian sosilogi; sosilogi organisasi
dan sosiologi pers. Pda dasawarsa selanjutnya, Tonnies (1885-1936)
menerbitkan coretannya yang bertajuk Kritik der Offentliche Meinung
yang mengupas sifat opini public dalam perkembangan kehidupan
15
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
16
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
17
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
11
Maletzke (1`963, h. 14-15) dalam, Agus M Harjana, Komunikasi Intrapersonal
dan Interpersonal, Kanisius, Jogjakarta, 2003, hal; 16
18
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
12
Dedy Jamaluddin Malik, Melacak Perjalanan Ilmu Komunikasi Menuju
Paradigma Baru, dalam kumpulan tulisan, Berbagai Aspek Ilmu Komunikasi, Riyono
Pratikto (ed), Remaja Karya, Bandung, 1982, hal; 15
13
Walaupun demikian pelopor media untuk kali pertama adalah Johann
Gutenberg yang mencetak informasi untuk pertama kali sehingga melahirkan
komunikasi massa. Inilah peristiwa yang mengubah wajah eropa pada abad 15.
Lih; Bradley Duane, 1971, The Newspaper: Its Place In A Democracy, New York:
Pyramid Communication Inc., p; 143
19
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
20
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
14
Definisi Hovland di atas menunjukkan bahwa yang dijadikan obyek studi
ilmu komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan juga
pembentukan pendapat umum (public opinion) dan sikap public (public atticude)
yang dalam kehidupan social dan kehidupan politik memainkan peranan yang
sangat penting, lih; Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek,
Rosda Karya, Bandung, 2004, hal; 10
15
Joseph A Devito, Communicology an introduction to the study of communication,
Harper & Row, New York, 1976, p; 101
21
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
Tabel: 1
22
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
c. Media (Media)
d. Komunikan (communicant)
e. Efek (effect)
Proses a. Proses secara primer
komunikasi b. Proses secara sekunder
Bentuk a. Komunikasi Personal (personal communication)
Komunikasi 1). Komunikasi intrapersonal (intrapersonal
communication)
2). Komunikasi antarpersonal (interpersonal
communication)
b. Komunikasi kelompok (group communication)
1). Komunikasi kelompok kecil (small group
communication) meliputi; Ceramah (lecture),
Diskusi panel (panel discussion), Simposium
(symposium), Forum, Seminar, Curahsaran
(brainstorming), Dan lain-lain
2).Komunikasi kelompok besar (large group
communication/public speaking)
Komunikasi 1) Pers
massa 2) Radio
3) Televisi
4) Film
5) Dan lain-lain
Komunikasi 1) Surat
Medio 2) Telepon
3) Pamflet
4) Poster
5) Spanduk
6) Dan lain-lain
Sifat komunikasi a. Tatap muka (face to face)
b. Bermedia (mediated)
c. Verbal (verbal)Lisan (oral)
d. Tulisan/cetak (written/printed)
e. Nonverbal (non verbal)
1. Kial/isyarat badamiyah (gestural)
2. Bergambar (pictorial)
Metode a. Jurnalistik (journalism)
Komunikasi 1. Jurnalistik cetak (printed journalism)
23
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
24
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
communication)
h. Komunikasi lingkungan (environmental
communication)
i. Komunikasi tradisional (traditional
communication)
Sumber: Diolah dari berbagai sumber
16
Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi, Op. cit, hal; 19
25
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
26
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
BAB III
PARADIGMA DAN TEORI KOMUNIKASI
A. PARADIGMA KOMUNIKASI
1. Multi Paradigma
Komunikasi yang multi makna dan multi definisi telah
menyuguhkan cara pandang (frame) yang beragam pula, terutama
dalam mengkopseptualisasaikan komunikasi sebagai suatu di
siplin ilmu yang bersifat eklektif (menggabungkan beberapa
disiplin). Sifat eklektif ini telah di lukiskan oleh Wilburn Scramm 17
sebagai jalan simpang yang paling ramai dengan segala disiplin
yang melintasinya. Sejak semula para pakar acapkali mengkaji
komunikasi manusia dengan menggunakan (secara terang-
terangan) konsep, teori dan model ilmu fisika, psikologi dan
sosiologi, sejarah, bahasa, dan sebagainya. Tidak mengherankan
bila hingga saat ini masih banyak kalangan luar yang meragukan
komunikasi sebagai disiplin ilmu sendiri. Bahkan ada dari
kalangan psikologi atau sosiologi yang masih merasa komunikasi
manusia sebagai bagian dari disiplinnya. Mereka kurang
memahami bahwa kajian komunikasi memang telah meminjam
dari berbagai disiplin dan telah meracik dan mengolahnya sendiri
menjadi suatu konsep atau teori sehingga sangat bersifat eklektif.
Dalam perkembangannya sebagai suatu bidang kajian yang
eklektif, pengaruh disiplin lain terhadap ilmu komunikasi,
terutama ilmu fisika, psikologi dan sosiologi memang sangat besar
dan sangat terasa. Hal ini sekaligus telah melahirkan berbagai
pendekatan dan wawasan yang saling berbeda baik dalam
merumuskan definisi komunikasi maupun dalam penelitian atau
pengkajian empirik. Perbedaan-perbedaan itu pada akhirnya
17
Warner J Severin & James W Tankard Jr., Communication Theories, Origins,
Metode, and Uses in The Mass Media, 2001, dalam Sugeng Harianto (ter) Teori
Komunikasi, Sejarah, Metode dan Terapan Di Dalam Media Masa, Kencana, Jakarta,
2005, hal; 269
27
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
18
Kuhn menjelaskan bahwa perkembangan suatu ilmu pengetahuan tidak
mungkin terlepas dari perubahan paradigma yang mendasarinya. Sementara
setiap pertumbuhan ilmu melalui beberapa proses yaitu Paradigma I, Normal
science, anomaly, krisis dan revolusi ilmu, yang diakhiri dengan paradigma II.
Dalam Kuhn Thomas, The Structure of Scientific Revolution, Rosda Karya,
Bandung, 2000, hal; 57
19
Russell. Bertrand, Sejarah Filsafat Barat, kaitanya dengan kondisi social politik dari
zaman kuno hingga sekarang, Pustaka Pelajar, Jogjakarta, 2002, hal; 471
28
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
29
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
30
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
31
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
Gambar 1
Paradigma/ Perspektif B. Aubrey Fisher
Saluran
Pesan/umpan
balik
Penyendi Pengalih sendi
Saluran
Pesan/umpan
Sumber: Anwar Arifin:2002, 40
balik
Komponen komponen dalam model mekanistis itu sangat
jelas yaitu sumber/penerima, saluran dan pesan/umpan
balik/efek. Sesuai dengan doktrin mekanisme (idealisme
mekanistis) yang berdasarkan cara berfikir sebab akibat, maka titik
berat kajian pada efek. Hal ini tercermin dalam kajian mengenai
persuasi, efek media massa, difusi (komunikasi pembangunan) dan
jaringan komunikasi, yang seluruhnya menggunakan metode
eksperimental dan kuantitatif. Model mekanistis ini sudah tidak
asing bagi orang kebanyakan, karena selain telah menghasilkan
banyak studi, juga tidak terlalu sulit di pahami. Model ini
32
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
33
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
3. Paradigma Mekanistis
Model mekanistis telah mengalami perkembangan yang
tidak saja menarik akan tetapi juga telah membesarkan ilmu
komunikasi. Paradigma atau perspektif dari model mekanistis
dalam komunikasi adalah yang paling lama dan paling banyak dan
paling luas dianut sampai sekarang. Banyak study yang telah di
lakukan dan banyak buku yang telah di terbitkan sehingga
pengaruhnya sangat kuat dan meluas, bukan saja di kalangan
masyarakat akademik, tetapi juga di kalangan masyarakat luas.
Meskipun paradigma ini telah memudar dikalangan pakar
ilmu komunikasi, dan telah timbul kekecewaan terhadap hasil
study yang dahulunya populer, namun di Indonesian kepercayaan
terhadap model ini masih cukup kuat. Di samping itu paradigma
ini telah berkembang jauh, baik secara maupun revolusi melalui
pergumulan yang seru dari pendekar-pendekarnya. Hal ini terlihat
dari banyaknya teori dan model yang beragam dari perspektif ini.
Justru itu model ini masih tetap penting sebagai bahan studi
dalam komunikasi. Dasar berpikir penganut mekanistis perlu di
pahami, karena paradigma baru yang berkembang kemudian
sangat bertentangan dengan cara berfikir ini.
B. TEORI KOMUNIKASI
Selain perspektif dan paradigma, teori merupakan hal
penting suatu disiplin keilmuan. Dijelaskan oleh James W. tankard
(2005)24 Teori merupakan tujuan akhir ilmu pengetahuan. Teori
merupakan pernyataan umum yang merangkum pemahaman kita
tentang cara dunia bekerja. Dalam bidang komunikasi massa,
sebagian besar dari teori-teori pada masa lalu bersifat implisit.
Masyarakat mengandalkan cerita rakyat, kebijaksanaan tradisional
dan “pikiran sehat” untuk dijadikan panduan dalam
24
Warner J Severin & James W Tankard Jr., Communication Theories, Origins,
Metode, and Uses in The Mass Media, 2001, Op, cit, hal; 287
34
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
35
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
36
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
27
Effendy, Onong Uchjana, 1993, Ilmu, Teori dan filsafat Komunikasi, Bandung, PT
Citra Adtya Bakti, hal; 70
28
Ibid; hal 78
37
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
29
Rahmat, Jalaluddin dan Mulyana Deddy, 2001, Komunikasi Antar Budaya,
Bandung, PT Remaja Rosdakarya, hal; 46
38
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
39
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
40
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
41
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
42
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
43
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
44
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
BAB IV
HAKEKAT KOMUNIKASI
A. ILMU KOMUNIKASI
Perdebatan seputar komunikasi dapat digolongkan ilmu
atau sekedar pengetahuan sesungguhnya telah berlangsung lama
Apabila komunikasi itu ilmu, termasuk ilmu apa; apakah termasuk
kelompok ilmu sosial (social science) atau kelompok lain?
Mengenai pengelompokan ilmu para ahli yang satu dengan yang
lainnya mempunyai pendapat yang berbeda, meskipun demikian
semua ahli sepakat mengelompokkan komunikasi sebagai bagian
besar dari Ilmu-ilmu sosial . Dalam undang-undang pokok tentang
perguruan tinggi nomor 22 tahun 1961 di cantumkan
penggolongan ilmu pengetahuan yang terdiri atas empat
kelompok, yaitu:
a. Ilmu agama/kerohanian
b. Ilmu kebudayaan
c. Ilmu sosial
d. Ilmu eksakta dan tekhnik
45
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
46
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
9. Ilmu pendidikan
10. Publisistik dan jurnalistik
11. Dan sebagainya
c. Humaniora (study Humanities; humanities study)
1. Ilmu agama
2. Ilmu filsafat
3. Ilmu bahasa
4. Ilmu seni
5. Ilmu jiwa
6. Dan sebagainya
B. PENGERTIAN KOMUNIKASI
47
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
1. Perspektif Estimologi
Secara estimologi istilah komunikasi berasal dari bahasa
latin communication yang bersumber dari kata communis. Yang
berarti sama makna dan sama rasa mengenai suatu hal 30. Para ahli
juga mensejajarkan asal kata komunikasi communicare yang di
dalam bahasa latin mempunyai arti berpartisipasi atau berasal dari
kata commones yang berarti sama = common31.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seseorang yang
melakukan proses komunikasi selalu mengharapkan partisipasi
dari orang lain atau bertindak sama sesuai dengan tujuan dan
harapan atau pesan yang di sampaikannya. Dalam kaitan ini
seorang ahli komunikasi, Prof. Wilbur Schramn berpendapat;
48
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
1. Sumber (Source)
2. Isi pesan (Message)
3. Tujuan (Destinition)
49
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
50
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
51
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
34
Effendi Onong Uchjana, Propaganda Melalui Siran Radio, Tesis Fakultas
Publistik Universitas Pajajaran Bandung, 1966, hal; 90
35
Koesdarini Soemiati, Komunikasi Interpersona dalam Riyono Pratikto (ed)
Berbagai Aspek Ilmu Komunikasi, Remaja Karya, Bandung, 1987, hal; 51
52
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
53
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
54
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
38
Tasmara, Toto, 1997, Komunikasi Dakwah, Op.cit, hal; ,35
55
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
2. Perspektif Terminologi
Secara terminologis komunikasi merupakan proses
penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.
Dari pengertian ini jelas bahwa komunikasi melibatkan sejumlah
orang, di mana seseorang menyatakan sesuatu kepada orang lain
yang disebut dengan ‘komunikasi manusia’ (human communication)
atau ‘komunikasi sosial’ (social communication). Komunikasi
manusia sebagai singkatan dari komunikasi antar manusia
dipahami sebagai komunikasi sosial atau komunikasi
kemasyarakatan adalah dikarenakan hanya pada manusia-manusia
yang bermasyarakat akan dapat tercipta komunikasi. Dari
pengertian ini, komunikasi yang di bahas di sini tidak termasuk
komunikasi hewan, komunikasi transendental dan komunikasi
fisik.
Komunikasi hewan adalah komunikasi antara hewan satu
dengan yang lain. Gajah berkomunikasi dengan gajah, burung
berkomunikasi dengan burung, dan seterusnya. Komunikasi
manusia dengan hewan; seperti polisi dengan anjing pelacaknya,
petani pembajak sawah dengan kerbaunya, tidak termasuk dalam
proses komunikasi yang dibahas.
Komunikasi transendental adalah komunikasi dengan sesuatu
yang bersifat “gaib” termasuk komunikasi dengan Tuhan. Orang
yang sedang sembahyang baik yang sedang melakukan
kewajibannya sebagai umat beragama ataupun yang meminta
sesuatu misalnya sholat hajat atau sembahyang istikhoroh di
kalangan pemeluk islam, sungguhpun tengah berkomunikasi
dengan Tuhan, tetapi komunikasi jenis ini tidak dapat
dikatagorikan sebagai social communication.
56
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
c. Perspektif Paradigmatis
seperti yang telah di jelaskan diawal, dalam pengertian
secara umum komunikasi adalah proses penyampaian suatu
pernyataan yang di lakukan oleh seseorang kepada orang lain
sebagai konsekwensi dari hubungan sosial. Komunikasi dalam
pengertian ini sering terlibat pada perjumpaan dua orang. Mereka
saling memberikan salam, bertanya tentang kesehatan dan
mengenai keluarga dan sebagainya.
Dalam pengertian paradigmatik komunikasi mengandung
tujuan tertentu; ada yang di lakukan secara lisan, secara tatap
muka, atau melalaui media, baik media massa seperti surat kabar,
radio, telefisi atau film maupun media non-massa, misalnya surat,
telephon, papan pengumuman, poster dan sebagainya.
Komunikasi dalam pengertian paradigmatik bersifat
intensional mengandung tujuan; karena itu harus dilakukan
dengan perencanaan. Sejauh mana kadar perencanaan itu,
bergantung kepada pesan yang akan di komunikasikan dan pada
komunikan yang di jadikan sasaran.
Mengenai pengertian komunikasi secara paradigmatik ini
banyak definisi yang di kemukakan oleh para ahli, tetapi dari
sekian banyak definisi itu dapat disimpulkan secara lengkap
dengan menampilkan maknanya yang hakiki, yaitu: Komunikasi
57
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
58
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
59
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
60
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
BAB V
ASPEK KOMUNIKASI
A. Source (sumber)
Adalah dasar yangdi gunakan di dalam penyampain pesan
yang di gunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri.
Sumber dapat berupa orang, lembaga, buku dan sejenisnya.
Dalam hal sumber ini yang perlu kita perhatikan kredibilitas
terhadap sumber (kepercayaan) baru, lama, sementara dan lain
sebagainya. Apabila kita salah mengambil sumber maka
kemungkinan komunikasi yang kita lancarkan akan berakibat
lain dari yang kita harapkan.
61
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
62
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
C. Message (pesan)
Pesan adalah keseluruhan daripada apa yang di sampaikan
oleh komunikator. Pesan seharusnya mempunyai inti pesan
(tema) sebagai pengarah di dalam usaaha mencoba mengubah
sikap dan tingkah laku komunikan. Pesan dapat di sampaikan
secara panjanglebar,namun yang poerlu diperhatikan dan dai
arahkan kepad tujuan akhir dari komunikasi.
Bagaimana pesan di sampaikan?
1. Dengan
lisan/face to face/langsung
2. Dengan
menggunkan media/saluran
Bentuk pesan dapat bersifat informatif, persuasif, dan coersif.
63
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
(1) Inform
atif
Memberikan kerterangan-keterangan dan kemudian
dapat mengambil kesimpulan sendiri. Dalam situasi
tertentu pesan informatif lebih berhasil daripada pesan
persuasif misalnya pada kalangan cendikiawan.
(2) Persua
sif
Bujukan, yakni membangkitkan pengertian dan
kesadaran seseorang bahwa apa yang kita sampaikan
akan memberikan rupa pendapat atau sikap sehingga
ada perubahan. Tetapi, perubahan yang terjadi itu adalah
atas kehendak sendiri, misalnya pada waktu di adakan
lobbyying, atau pada waktu istirahat makan bersama
(3) Coersi
f
Memaksa dengan menggunakan sanksi-sanksi. Bentuk
yang terkenal dari penyampaian secara ini adalah agitasi
dengan penekanan-penekanan yang menimbulkan
tekanan batin dan ketakutan di antara sesamanya dan
pada kalangan publik. Coersiv dapat berbentuk perintah,
instruksi dan sebagainya (biasanya hal ini terjadi pada
organisasi tipe keledai).
64
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
(1) Umum
Berisikan hal-hal yng umum dan mudah di pahami oleh
komunikan/audience, bukan soal-soal yang cuma berarti
atau hanya dapat di pahami oleh seseorang atau
kelompok tertentu
(2) Jelas dan gamblang
Pesan yang di sampaikan tidak samar-samar. Jika
mengambil perumpamaan hendaklah di usahakan
contoh yang senyata mungkin, agar tidak di tafsirkan
menyimpang dari yang kita kehendaki.
(3) Bahasa yang jelas
Sejauh mungkin hindarkanlah menggunkan istilah-istilah
yang tidak dipahami oleh si penerima atau pendengar.
Gunakanlah bahasa yang jelas dan sederhana yang cocok
dengan komunikan, daerah, dan kondisi di mana kita
berkomunikasi, hati-hati pula dengan istilah atau kata-
kata yang berasal dari bahasa daerah yang dapat di
tafsirkan lain oleh komunikan.
(4) Positif
Secara kodrati manusia selalu tidak ingin mendengar dan
melihat hal-hal yang tidak menyenangkan dirinya. Oleh
65
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
66
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
D. Channel (saluran)
Saluran komunikasi selalu menyampaikan pesan yang
dapat di terima melaui panca indera atau menggunakan media.
Pada dasarnya komunikasi yang sering dilakukan dapat
berlangsung menurut 2 saluran, yaitu:
67
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
a) ke atas
b) ke bawah
c) ke samping
a) Pertanyaan
b) Pengaduan
c) Keluhan
a) Desas-desus
b) Kabar angin
c) Kabar burung
2. Keinginannya
3. Rasa takut
4. Keprihatinan mereka
68
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
E. Communican
(komunikan=penerima pesan)
Komunikan atau penerima pesan dapat di golongkan
dalam 3 jenis yakni persona, kelompok dan massa. Atau dengan
perkataan lain dari segi sasarannya maka komunikasi dapat:
69
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
F. Effect (Hasil)
Effect adalah hasil akhir dari suatu komunikasi, yakni
sikap dan tingkah laku orang, sesuai atau tidak sesuai dengan yang
kita lakukan. Jika sikap dan tingkah laku orang lain itu sesuai,
maka berarti komunikasi berhasil, demikian pula sebaliknya. Effect
ini sesungguhnya dapt di lihat dari:
a) Personal opinion
b) Public opinion
c) Mayority opinion
70
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
71
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
d) Communicating
e) Evaluation
(a) Fact finding adalah mencari dan
mengumpulkan fakta dan data sebelum
seseorang melakukan kegiatan komunikasi.
Untuk berbicara di depan masyarakat perlu
di cari fakta dan data tentang masyarakat
tersebut keinginannya, komposisinya dan
seterusnya.
(b) Planning, dari fakta dan data di buat suatu
rencana tentang apa yang akan di
kemukakan dan bagaimana
mengemukakannya.
(c) Communicating, setelah planning di susun
maka tahap selanjutnya adalah
berkomunikasi.
(d) Evaluation, penilaian dan menganalisa
kembali untuk setiap kali, hasil komunikasi
tersebut. Hal ini di perlukan untuk di jadikan
bahan bagi perencanaan selanjutnya.
(2) Prosedur mencapai efek yang di kehendaki, lebih jelas
adalah sebagai berikut:
a. Attention (perhatian)
b. Interest (rasa tertarik/kepentingan)
c. Desire (keinginan)
d. Decission (keputusan)
e. Action (tindakan). (Widjaya:1986,11)
G. Umpan balik
Di muka telah di bahas bahwa sebagai suatu proses
komunikasi dalam kegiatan/pelaksanaannya suatu yang
72
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
73
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
BAB VI
PROSES KOMUNIKASI
Gambar. 2
Proses Komunikasi Osgood
MESSA
GE
DECODER
DECODER
INTERPRETE
R INTERPRETE
R
ENCODER
ENCODER
MESSA
GE
Sumber: Toto tasmara, 1997: 7
74
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
41
Denis MC Quail, 1987, Teori Komunikasi Massa, Jakarta, Erlangga, hal; 46
75
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
Gambar. 3
Proses Komunikasi Wilbur Scramm
A C B
42
Effendy, Onong Uchjana, 2000, 1984, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek,
Bandung, PT Remaja Rosdakarya, hal; 67
76
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
77
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
Terkait dengan hal ini dapat ditegaskan bahwa situasi setiap orang
sesungguhnya berbeda-beda dan secara otomatis akan berkelindan
terhadap penilaian situasinya sendiri, menjadi subyektif ataukah
menjadi obyketif.
43
Bierens De Haan, Grondslagen der Samenleving, dalam Astrid S Susanto,
Komunikasi dalam Teori dan Praktek, Bina Cipta, Bandung, 1977, hal; 40
78
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
79
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
47
Ibid, hal; 107
80
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
81
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
Gambar. 4
Model Proses Komunikasi Philip Kotler
Messagee
Messag
Senderr
Sende Encodinn
Encodi Decodi
Decodi Receiv
Receiv
gg Media ng
ng er
er
Noise
Noise
Feedba
Feedba Respon
Respon
ck
ck se
se
Sumber: Onong Uchjana(1999:18)
82
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
83
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
1. Pengirim isyarat .
2. Media untuk mengirim isyarat
3. Penerima isyarat.
84
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
85
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
86
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
87
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
88
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
89
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
90
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
5. MENDENGARKAN
Pengiriman pesan hanya merupakan sebagian dari proses
komunikasi. Perhatian juga harus juga dicurahkan kepada
penerimaan pesan. Peneriman isyarat komunikasi terutama
dilakukan melalui pendengaran, karena kebanyakan komunikasi
dilakukan secara lisan. Akan tetapi beberapa perusahaan berusaha
memperbaiki kecakapan membaca dari manajer-manajernya untuk
mempercepat dan membuat proses komunikasi lebih efektif.
Ada banyak rintangan dalam proses komunikasi. Salah satu
rintangan adalah ketidak sesuaian antara kecepatan berbicara dan
kecepatan mendengarkan. Diperlukan jauh lebih sedikit waktu
untuk mendengarkan dan memikirkan ketimbang waktu untuk
berbicara. Kita niasanya berbicvara dengan kecepatan 120 hingga
160 kata permenit. Kita dapat mendengarkan dan berpikir empat
kali lebih cepat dari pada itu. Jelas bahwa kecepatan ini membuat
mendengarkan lebih mudah. Sebaliknya, hal ini menunjukkan
suatu rintangan, karena membawa pendengar ke peadengaran yang
kurang atau yang marginal terhadap pembicara sementara
memikirkan sebelumnya untuk memberikan jawaban. Pendengar
mudah menjadi bingung karena waktu yang kelebihan ini.
Mendengarkan dengan baik itu tidak pasif; orang harus bekerja
untuk mendengarkan dengan baik. Penelitian menunjukkan bahwa
biasanya efisiensi pendengaran akan mengakibatkan 50% ingatan
segera setelah pembicaraan 10 menit, dengan penurunan sampai
25% ingatan setelah 48 jam. Rintangan terbesar bagi komunikasi
perseorangan adalah ketidak mampuan orang untuk
mendengarkan orang lain dengan baik, mengerti, dan cepat.
Berbagai jenis pendengaran dikenal sebagai bersifat (1)
marginal, (2) evaluatif, dan (3) proyektif. Seperti yang tersirat dalam
istilahnya, pendengaran marginal adalah suatu proses memberikan
sedikit perhatian seseorang kepada pembicara. Jenis pendengaran
91
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
92
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
93
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
6. MEMBACA
Kecakapan membaca juga penting dalam proses
komunikasi. Jumlah bahan tertulis yang harus diteliti tampak tiap
tahun meningkat. Tidak dapat disangkal pendekatan pertama dan
yang paling bersifat membangun adalah mengurangi jumlah bahan
demikian dan menyusun sisanya dengan suatu cara yang
menghemat waktu pejabat pimpinan. Prinsip pengecualian adalah
penting untuk mengurangi masalah bacaan ini. Meskipun demikian
masih tetap terdpat banyak komunikasi melalui kata-kata tertulis.
Beberapa perusahaan di Amerika Serikat mengadakan program-
program pelatihan untuk mengajar para pejabat pimpinan
bagaimana harus membaca. Perusahaan-perusahaan tersebut
menekankan kecepatan membaca dan menemukan bahwa
kecapatan membaca dapat dilipatkan dua kali atau tiga kali tanpa
terlalu banyak kehilangan pengertian. Membaca adalah suatu
kecakapan yang dapat diajarkan dan dipelajari. Akan tetapi seperti
halnya semua kecakapan lainnya, apabila tidak digunakan oleh
pejabat pimpinan, kecakapan membaca tersebutakan cenderung
berkurang atau hilang, kembali kepada kebiasaan
membacasenelumnya. Adalah penting untuk diperhatikan bahwa
meskipun beberapa perusahaan telah mengusulkan untuk
mengajarkan kecakapan membaca, sedikit perusahaan yang
bermaksud mengajar pejabat pimpinan bagaimana mendengarkan.
94
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
95
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
96
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
97
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
98
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
99
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
100
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
a) Langkah 1 : Pengirim –
perencana
Pada langkah 1, komunikator atau pengirim pesan
harus menciptakan pesan dalam batin sebelum pesan
tersebut dikodekan. Ini adalah perencanan proses
komunikasi, dan banyak manajer melakukan tindakan tanpa
perencanaan sebelumnya. Berapa kali Anda mendengar
seseorang berpidato tanpa memikirkan apa yang dikatakan?
Pada suatu hari Winston Churcill diminta untuk
berpidato selama 10 menit pada hari wisuda sarjana
“London School of Business”. Permintaan diajukan lima hari
sebelum tanggal upacara wisuda dan Churchill menjawab:
101
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
102
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
d) Langkah 4: Penerimaan
Ini hanya mengandung penermaan pesan secara fisis:
mendengarkan, melihat, merasakan, memahai dan
sebagainya.
e) Langkah 5 dan 6: Membaca
kode dan memberi tanggapan
Pembacaan kode adalah penafsiran penerima terhadap
kode. Ingin mengandung proses menanyakan secara
batiniyah: apa artiya ini bagi saya? Dan apa yang akan saya
lakukan mengenai hal ini?ini dipengaruhi oleh banyak
factor, antara lain persepsi atau penglihatan pengirim,
pengalaman yang lalu dengan komunikasi yang sama,
penafsiran bahasa badan, keinginan pribadi, dan
sebagainya. Apabila seorang pria bertanya kepada seorang
mahasiswi, “Bagaimana dengan film dan makan nanti
malam?” maka penafsiran yang dikodekan mahasiswi tersebut
mungkin adalah “Ia ingin mengajak saya pergi melihat film
dan makan nanti malam. Apakah saya mau diajak pergi?”
mahasiswi tersebut mungkin secara fisis memberi tanggapan
dan mengatakan, “Silahkan duduk, Badu!” yang badu akan
membuat kode seperti “Saya tidak percaya ia ingin pergi
dengan saya nanti malam.” Atau mahasiswi tersebut dapat
103
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
F. Umpan Balik
Reaksi penerima terhadap pesan merupakan suatu bentuk
komunikasi kembali kepada pengirim dan benar-benar mengikuti
proses langkah demi langkah yang sama seperti urutan pengirim
pertama. Umpan balik dapat tertulis, lisan, dengan isyarat, atau
diberikan melalui alat lain. Semua reaksi ini mempengaruhi pesan
pertama pengirim (yang sekarang menjadi penerima) untuk
tanggapan komunikasi berikutnya). Apabila mahasiswi tadi
mengatakan “Baik! Jam berapa saya harus siap?” Badu dapat
menjawb, “pukul enam,” atau ia dapat mengeluarkan kata-kata
“Gila!” dan pergi lari.
1. Suara Gaduh
Suara gaduh lingkungan merupakan suatu unsur atau
kegiatan yang mengganggu, mengacaukan, atau
mengakibatkan proses komunikasi menjadi sulit. Suara
gaduh dapat bergeser dari tulisan tangan yang tidak cermat
kebunyi radio yang keras dalam kantor, tekanan yang
terlalu kuat atau terlalu lemah dalam komunikasi. Selalu
terdapat suara dalam suatu pertukaran komunikasi dan ini
dapat mempengaruhi bagian proses. Manajer-manajer harus
berusaha mengurangi bila mana dan dimana saja untuk
meningkatkan mutu, kecermatan, dan pengertian pesan
yang disampaikan. Menutup pintu, mencabut telephon,
keluar dari belakang meja dan duduk dekat pegawai dapat
mengurangi suara dalam pertukaran komunikasi
pembicaraan.
104
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
105
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
3. David r. Hampton
Yang dimaksud dengan komunikasi adalah proses melalui
mana orang-orang yang bekerja dalam organisasi menyampaikan
informasi yang satu kepada yang lain dan menafsirkan maksudnya.
Model ini menunjukkan bahwa pengirim memulai dari suatu
maksud. Andaikan Tom, Wakil Presiden Departemen Pelayanan,
Pemasaran, memandang Steve, Manajer Penjuala Daerah sebagai
“salah seorang manajer penjualan yang paling cakap dalam
perusahaan.” Tom memandang Bagian Pelayanan Pemasaran
sekarang lebih banyak merupakan “suatu kemacetan dari pada
106
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
107
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
108
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
BAB VII
JARINGAN KOMUNIKASI
48
Tomy Suprapto, Pengantar Teori Komunikasi, Media Presindo, Jakarta, 2006,
hal; 87
49
Suparlan. Parsudi, Jaringan Sosial, dikutip dari Majalah INFO No 4 Tahun II,
Oktober-November 1981, Set Ditjen RTF, Deppen, Jakarta.
109
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
50
Dahlan Alwi, Analisis Jaringan Komunikasi: Perkembangan dan Relevansi, Dalam
Jurnal Komunikasi Pembangunan No 5/ Tahun II/ 1979, Badan Penelitian dan
Pengembangan Deppen, Jakarta, hal; 55
110
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
111
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
112
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
113
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
114
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
c. SuatuJjaringanIinformal: Grapevine
Pembicaraan mengenai jaringan-jaringan sebelumnya
menekankan pola-pola komunikasi formal. Marilah kita
sekarang melihat bagaimana komunikasi lewat melalaui
jaringan informal, lebih khusus Grapevine yang terkenal.
Grapevine itu aktif dalam hampir semua organisasi.
Apakah ada suatu pola yang teratur bagi komunikasi
Grapevine ? desas-desus pada grapevine tidak tampak
mengikuti suatu pola yang sama. Fakta-fakta menunjuikkan
bahwa jenis-jenis informasi yang berlainan mengikuti pola
yang berlainan pula. Akan tetapi suatu kesimpulan yang
muncul adalah hanya 10% dari orang-orang dalam suatu
organisasi bertindak sebagai penghubung yang meneruskan
informasi kepada lebih dari satu orang lainnya. Dengan
demikian para manajer dapat menganalisis informasi
grapevine dan meramalkan alirannya, asalkan bahwa hanya
sedikit pegawai yang secara aktif meneruskan informasi
kepada lebih dari satu orang lainnya.
Grapevine mempunyai nilai bagi para manajer karena
grapevine mempunyai masalah-masalah pokok yang oleh
para pegawai diangghap penting dan menimbulkan
115
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
116
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
117
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
118
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
119
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
1. Jaringan komunikasi
Jaringan-jaringan komunikasi biasanya ditentukan
cirri-cirinya sesuai dengan susunan komponennya, pola-
pola seperti lingkaran, rantai, roda, semua saluran, bintang,
dan pyramid, telah ditentukan cirri-cirinya, digolongkan,
dan diteliti. Misalnya, gambar berikut melukiskan model
atau antar-hubungan komponen dari jaringan-jaringan
komunikasi lingkaran, ramntai, roda, dan semua saluran.
120
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
121
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
122
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
BAB VIII
JURNALISTIK KONTEMPORER
53
Arpan, Floyd G, edited By Ethel M Leeper, Toward Better Communications,
dalam Rochady, 1970, Wartawan Pembina Masyarakat, Suatu Pedoman Kerja Wartawan
Berlandaskan Teori Tanggung Jawab, Bandung, Bina Cipta, hal; 67
54
Hikmat Kusuma Ningrat dan Purnama Kusuma Ningrat, Jurnalistik Teori dan
Praktek, Bandung Remaja Rosda Karya, halaman tak terlacak.
123
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
124
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
125
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
126
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
127
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
55
Ruslan Abdulgani, Pers Nasional dan Funksi Sosialnya, majalah Merdeka,
Agustus 1952
56
Ignatius Haryanto, Indonesia raya Dibredel, LKiS, Jogjakarta, 2006, hal; 98
128
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
129
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
130
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
57
Pelopor media untuk pertama kali adalah Johann Gutenberg yang mencetak
informasi untuk pertama kali sehingga melahirkan komunikasi massa. Inilah
peristiwa yang mengubah wajah eropa pada abad 15. Lih; Bradley Duane, 1971,
The Newspaper: Its Place In A Democracy, New York: Pyramid Communication Inc.,
p; 143
131
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
Gambar. 5
Piramida Terbalik
Alinea Pertama
Lead
5W + 1 H
Alinea 2-
detailing
58
Harahap. Krisna, 1996, Rambu-rambu Disekitar Profesi Wartawan, Jakarta,
Grafitri Budi Utami, hal; 19
132
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
59
Widodo, 1997, Tekhnik Wartawan Menulis Berita Di Surat Kabar Dan Majalah,
Suraba, Penerbit Indah, hal; 56
60
Rudyard Kipling adalah seorang Novelis dan Wartawan Inggris semasa
perang dunia I dan juga penerima hadiah Nobel. Ia pernah tinggal di India 1890
dan menghasilakan beberapa novel yang seting ceritanya terjadi di India dikutip
dari Yu, Frederick T.C, 1981, Get It Rigth, Get It Tight: The Beginning Reporter’s
Handbook, East West Center, Institute of Culture And Communication, Honolulu
Hawai, p; 247
133
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
61
Weinberg, Steve, 1996, The Reporter’s Handbook: An Investigator’s Guide To
Document And Techniques, New York, ST Marthin’s Press, p; 78
62
semasa diperkenalkan Kipling penulisan berita cukup memuat unsure 5 W +
1 H, namun kini unsure tersebut tidak cukup, perlu ada tambahan unsure so What
yaitu, hal-hal yang terkait dengan kedalaman implikasi suatu peristiwa. Hal ini
dilakukan sebab biasanya suatu peristiwa tidak berdiri sendiri. Ia acapkali
memiliki hubungan dengan peristiwa lainnya atau berhubungan dengan
perkembangan yang menjadi perhatian masyarakat. Lih; Charnley, Mitchell, 1975,
Reporting, Third Edition, Holt, Rinehart and Winston, New York, p; 97
134
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
B. Lead Kontemporer
Tidak ada satu formulasi untuk menjamin lead yang
menarik, akan tetapi disisi lain ada satu cara yang bisa dilakukan,
yaitu dengan membubuhkan “punch” pasca penjabaran 5 W + 1 H
(Lih gambar piramida terbalik di atas) inilah yang secara akumulatif
saya istilahkan dengan lead kontemporer.
63
Dalam kaitan ini dunia wartawan tidak ubahnya seperti dunia penelitian yang
bertujuan untuk mencapai obyektifitas. Hal ini bisa dimunculkan ketika sebuah
penelitian dilakukan lepas dari campur tangan manusia atau peneliti mengambil
jarak dengan obyek penelitian. Bukti-bukti ditemukan bukan disebakan nilainya
yang relevan dengan frame peneliti. Juga tidak dikumpulkan berdasarkan pesanan
penyandang dana atau keterbatasan pustaka. Akan tetapi bukti-bukti itu mengalir
dan muncul secara tiba-tiba. Lih; Joel M Charon. 1998. Symbolic Interactionism: An
Introduction, an interpretation, an integration. Edisi ke-6. Upper Saddle River, N. J.:
Prentice Hall, hal; 10
135
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
64
Ullman, John, 1995, Investigative Reporting, Advance Metods And Techniques,
New York, St Marthin’s, p; 89
136
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
65
Sepuluh pedoman Penuliusan yang ditetapkan PWI meliputi; sepuluh
pedoman penulisan tentang hokum, sepuluh pedoman penulisan bidang agama,
sepuluh pedoman penulisan tengtang koperasi, sepuluh pedoman penulisan teng
pertanian dan perburuhan, sepuluh pedoman tentang penulisan Dewan
Perwakilan Rakyat, sepuluh pedoman penulisan tentang teras berita, dan sepuluh
pedoman pemakaian bahasa dalam pers
137
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
C. Macam-macam Lead
Secara garis besar lead dapat dibedakan menjadi tiga
66
bagian . Pertama lead 5 W + 1 H. Kedua, lead Retorika (Retorica
Devices). Ketiga lead stilistik (Novelty Devices).
1. Lead 5 W 1 H
Adalah lead yang memanfaatkan unsur penting berita yang
biasa diistilahkan dengan 5 W 1 H. para wartawan dipersilahkan
untuk menggunakan salah satu dari unsur tersebut. Apakah akan
memulai dari What, Where, When, Who, Why, atau How. Untuk lebih
jelasnya lihat contoh di bawah ini.
Lead What. Penagkapan telah dilakukan atas AS alias Vijay (29) oleh
jajaran Reskrim Polsektif Cimahi, Selasa (21/10). Warga kampong
Pojok Selatan, Kel Setiamanah, Kotatif Cimahi, yang mengaku
wartawan itu ditangkap dirumahnya karena kedapatan membawa
paket daun ganja untuk diperdagangkan.
66
Romli Asep Samsul M, 2003, Jurnalistik Praktis Untuk Pemula, Bandung,
Remaja Rosda Karya, hal; 70
138
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
Lead When. Selasa lalu (21/10) AS alias Vijay (29) Warga kampong
Pojok Selatan, Kel Setiamanah, Kotatif Cimahi, dibekuk jajaran
Reskrim Polsektif Cimahi di rumahnya. AS yang mengaku
wartawan kedapatan membawa paket daun ganja untuk
diperdagangkan.
Lead Who. AS alias Vijay (29) Warga kampong Pojok Selatan, Kel
Setiamanah, Kotatif Cimahi yang mengaku wartawan. dibekuk
jajaran Reskrim Polsektif Cimahi di rumahnya, karena kedapatan
membawa paket daun ganja untuk diperdagangkan, Selasa (21/10).
67
Hikmat Kusuma Ningrat dan Purnama Kusuma Ningrat, Jurnalistik Teori dan
Praktek, Bandung Remaja Rosda Karya, hal; 134
139
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
140
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
68
Schramm. Wilbur, 1964, Mass Media And National Development, University of
Stanford Press, California, p; 98
141
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
69
Schramm. Wilbur, 1964, Mass Media…..Ibid, p; 101
142
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
membaca baris berikutnya. Hal ini akan terjadi jika sang wartawan
memberi pernyataan pendek dan memikat faktanya. Untuk lebih
jelasnya lihat contoh di bawah ini:
Gara-gara membawa empat paket daun ganja, AS alias Vijay (29) hanya
bias mengulurkan kedua tangannya untuk diborgol ketika ia dibekuk
jajaran Reskrim Polres Cimahi, selasa lalu (21/10). Meskipun ia
mengaku sebagai wartawan. Pengakuannya itu tidak dapat
menyelamatkannya dari tangan hokum.
70
Schramm. Wilbur, 1964, Mass Media….Ibid, p; 105
143
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
144
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
145
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
Tiga puluh tahun yang lalu—pada tahun 1973—di era yang lain,
dalam kehidupan yang berbeda, setelah 40 tahun lenyap dari diri Ny
Etty, dan ia pun menjadi buta—benar-benar buta.
146
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
147
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
Kalau anda belum pernah mendengar hal ini, dan tidak percaya
ketika mendengarnya, itulah yang akan anda lihat dalam pameran
teknologi di Arek Lancor besok.
Dalam pameran itu, anda antara lain akan melihat lampu yang
sinarnya tidak tampak, teropong yang dapat melihat tembus, alat masak
yang tidak menggunakan api atau listrik, dan lain-lain yang membuat
anda akan terbengong-bengong.
C . Tubuh Berita
Sekali anda bisa menemukan lead yang bagus dan dapat
menuliskannya isi berita selanjutnya akan bisa “bercerita sendiri”.
Hanya saja hal itu sangat sulit untuk dilakukan.
Sebagaimana yang saya katakan dimuka, tubuh berita harus
muncul dari lead. Dan pokok berita yang ada di alinea pertama,
harus didukung sepenuhnya pada alinea berikutnya.
Dilihat dari manfaatnya tubuh berita sesungguhnya
bertujuan untuk memenuhi hal-hal sebagai berikut72:
Pertama, Ia menjelaskan dan menguraikan pokok-pokok
masalah yang disajikan dalam lead.
Kedua, ia menambahkan atau menguatkan pokok-pokok
yang kurang penting yang tidak diberikan dalam lead.
Dalam kaitan ini perlu juga ditegaskan, bahwa sebagian
besar berita-berita lugas mengikuti bangunan yang sudah pernah
saya singgung pada awal pembahasan ini, yaitu piramida terbalik.
Tidak peduli seberapa panjangpun berita itu. Lead diuraikan dalam
tubuh berita, dan jika petugagas tata letak terpaksa harus
memotong berita untuk menyesuaikan dengan halaman, ia dapat
72
Sims. Norman and Kramer, 1995, Mark.,--ed. Literary Journalism, New York,
Ballantine Book, p; 112
148
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
73
Siebert, F., T. Peterson and Wilbur. Schramm, 1956, Four Theories of The Press,
University of Illinois Press, Urbana, III edition, p; 332
149
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
Gambar 6
Berita Aksi:
Paragraph 1 Lead
K ejadian Utama
Gambar . 7
Berita Fakta
Alinea 1: Lead—Ringkasan
Alinea 2: Fakta 2 & 3
Alinea 3: Fakta 4
Alinea 4: Fakta 5
Gambar . 8
Berita Kutipan
150
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
151
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
75
Kursif penulis
76
Arpan, Floyd G, edited By Ethel M Leeper, Toward Better Communications,
dalam Rochady, 1970, Wartawan….Op.cit, hal; 106
152
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
153
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
Tabel. 2
Berita Spesifik
77
Namun kalimat pasif tetap harus digunakan jika memang diperlukan
menggunkan tekanan pada objek kalimat. Contoh “Si Bogel Preman di Pelabuhan
Kamal, tewas di bunuh tadi malam”
78
Dalam kaitan ini Kantor Berita Associated Press menganjurkan dengan jargon
“one idea in one sentence”
154
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
155
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
79
Howard S. Becker, Blanche Geer, dan Everett C. Hughes. 1968, Making The
Grade: The Academic Side of College Life. New York: John Wiley & Sons, hal; 29—30
80
Joel M Charon. 1998. Symbolic Interactionism: An Introduction, an interpretation,
an integration. Edisi ke-6. Upper Saddle River, N. J.: Prentice Hall, hal; 8
156
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
Diagram: 1
Kerangka konseptual
157
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
83
Dennis Brissett dan Charles Edgley. 1990 ed Life as Theater Edisi 2 New York
Aldine de Gruyter, hal; 34
84
Michael Quinn Patton, 1990. Qualitative Evaluation and Research Methods, Edisi
ke 2 Newbury Park: Sage, hal; 37
85
James A. Anderson, 1987….Op cit, hal; 45
158
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
86
Philips Jones, 1985. Theory and Method in Sociology: A Guide for The Beginner.
Slough: Univercity Tutorial Press, hal; 5—15
159
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
DAFTAR PUSTAKA
160
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
161
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
Liliweri, Alo, Komunikasi Verbal dan Non Verbal, Citra Aditya Bakti,
Bandung, 1994
Effendi Onong Uchjana, Propaganda Melalui Siran Radio, Tesis
Fakultas Publistik Universitas Pajajaran Bandung, 1966
Koesdarini Soemiati, Komunikasi Interpersona dalam Riyono Pratikto
(ed) Berbagai Aspek Ilmu Komunikasi, Remaja Karya, Bandung,
1987
Joseph A Devito, The Interpersonal Comunication Book, Harper &
Row, New York, 1976
Dedy Mulyana, Nuansa-nuansa Komunikasi; Meneropong Politik dan
Budaya Komunikasi Masyarakat Kontemporer, Rosda Karya,
Bandung, 2001
Pudjawijatna, 1987, Tahu dan Pengetahuan, Pengantar Ke Ilmu dan
Filsafat, Jakarta, Bina Aksara
Denis MC Quail, 1987, Teori Komunikasi Massa, Jakarta, Erlangga
Effendy, Onong Uchjana, 2000, 1984, Ilmu Komunikasi Teori dan
Praktek, Bandung, PT Remaja Rosdakarya
Bierens De Haan, Grondslagen der Samenleving, dalam Astrid S
Susanto, Komunikasi dalam Teori dan Praktek, Bina Cipta,
Bandung, 1977
Effendy, Onong Uchjana, 1993, Ilmu, Teori dan filsafat Komunikasi,
Bandung, PT Citra Adtya Bakti
Huntington, Samuel P, The Clash of Civilization, Remaking of The New
World Order, dalam; Ismail. Sadat (ter), Benturan antar
Peradaban dan Masa Depan Politik Dunia, Qolam, Jogjakarta,
2000
Tomy Suprapto, Pengantar Teori Komunikasi, Media Presindo,
Jakarta, 2006
Suparlan. Parsudi, Jaringan Sosial, dikutip dari Majalah INFO No 4
Tahun II, Oktober-November 1981, Set Ditjen RTF, Deppen,
Jakarta.
162
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
163
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
164
Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya
Philips Jones, 1985. Theory and Method in Sociology: A Guide for The
Beginner. Slough: Univercity Tutorial Press
165