You are on page 1of 56

PETUNJUK PELAKSANAAN

PEMBINAAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN PERDESAAN


SWADAYA (P4S)

KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
PUSAT PENGEMBANGAN PELATIHAN PERTANIAN
2010
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Petunjuk Pelaksanaan
Pembinaan Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) dapat
tersusun dengan baik. Petunjuk Pelaksanaan ini disusun melalui tiga
tahap dengan melibatkan pemangku kepentingan, yaitu UPT Pelatihan
Pusat, pengelola P4S, dan Pusat Pengembangan Pelatihan Pertanian.
Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan P4S yang merupakan penjabaran dari
PERMENTAN Nomor: 03/Permentan/PP.410/1/2010 tanggal 20 Januari
2010 tentang Pedoman Pembinaan Kelembagaan Pelatihan Swadaya ini,
dimaksudkan sebagai acuan bagi pengelola, pembina dan pemangku
kepentingan P4S lainnya agar kegiatan pembinaan P4S dapat terlaksana
secara efektif dan efisien.
Adapun kandungan isi Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan P4S ini adalah:
Bab I. Pendahuluan, Bab II. Pengertian, Bab III. Azas dan Prinsip, Bab IV.
Sasaran Pembinaan dan Instansi Pembina, Bab V. Pelaksanaan
Pembinaan P4S, dan Bab VI. Penutup.
Kami menyadari petunjuk pelaksanaan ini masih belum sempurna, namun
sebagai standar penyelenggaraan pembinaan P4S, petunjuk pelaksanaan
ini diharapkan bermanfaat bagi yang memerlukannya, khususnya dalam
merencanakan melaksanakan pembinaan, sampai dengan melakukan
monitoring, evaluasi dan pelaporan.
Akhirnya, kami sampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu tersusunnya Petunjuk Pelaksanaan
Pembinaan Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) ini.

Jakarta, September 2010


Kepala Badan Pengembangan
SDM Pertanian,

Dr. Ir. Ato Suprapto, MS


NIP. 19520202 197901 1 001

i
DAFTAR ISI

Halaman
Kata Pengantar .......................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................... ii


Daftar Tabel ........................................................................................... iv
Daftar Lampiran ..................................................................................... v
BAB. I PENDAHULUAN......................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................. 1


B. Maksud dan Tujuan ..................................................................... 2
C. Hasil yang Diharapkan ................................................................. 3

BAB. II PENGERTIAN............................................................................ 4
BAB. III AZAS DAN PRINSIP................................................................. 6
A. Azas ............................................................................................. 6
B. Prinsip .......................................................................................... 7

BAB. IV SASARAN PEMBINAAN DAN INSTANSI PEMBINA ... 8

A. Sasaran Pembinaan .......................................................... 8


B. Instansi Pembina ............................................................... 8
1. Tingkat Kecamatan ......................................................... 8
2. Tingkat Kabupaten/Kota ................................................. 8
3. Tingkat Provinsi .............................................................. 9
4. Tingkat Pusat .................................................................. 9

BAB. V PELAKSANAAN PEMBINAAN P4S ........................................ 11

A. Penumbuhan ................................................................................ 11
B. Pengembangan ............................................................................ 14
C. Klasifikasi ..................................................................................... 17
D. Sertifikasi ..................................................................................... 23
E. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan ............................................ 23

BAB VI PENUTUP ................................................................................. 27

ii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1. Contoh Simulasi Data Hasil Penilaian P4S ............................. 16

Tabel 2. Daftar P4S yang akan Diklasifikasi ......................................... 19

Tabel 3. Nilai Kumulatif Skor Hasil Penilaian Klasifikasi P4S ............... 21

iii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
1. Formulir 2 Penilaian Klasifikasi P4S ........................................... 28
2. Formulir 1 Surat Registrasi P4S.................................................. 31
3. Instrumen Identifikasi/Klasifikasi P4S ........................................ 32

4. Berita Acara Hasil Klasifikasi P4S oleh Tim Klasifikasi P4S


Provinsi ....................................................................................... 48
5. Berita Acara Hasil Klasifikasi P4S oleh Tim Klasifikasi P4S
Wilayah ....................................................................................... 50

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemberdayaan masyarakat tani adalah proses perubahan pola pikir


dan perilaku petani dari subsisten tradisional menjadi petani moderen
berwawasan agribisnis melalui proses pembelajaran yang
berkelanjutan. Pemberdayaan ini meliputi tiga aspek, yaitu: 1)
pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM) petani; 2) pemberdayaan
kelembagaan petani; dan 3) pemberdayaan usahatani.

Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) sebagai


lembaga pelatihan yang didirikan, dimiliki dan dikelola oleh petani
secara swadaya, baik perorangan maupun kelompok, secara langsung
berperan aktif dalam pembangunan pertanian melalui pengembangan
SDM pertanian dalam bentuk pelatihan/permagangan dari, oleh dan
untuk petani serta masyarakat perdesaan. Hal ini merupakan wujud
nyata partisipasi aktif petani, khususnya petani maju yang usahanya
layak dicontoh dan ditiru oleh petani lainnya dalam mempercepat
penerapan teknologi baru di bidang pertanian/agribisnis di tingkat
petani dan masyarakat perdesaan.

Mengingat peran kelembagaan P4S yang sangat strategis tersebut,


maka pemerintah bertekad untuk mendorong penumbuhkembangan
P4S dalam rangka mempercepat proses pembangunan pertanian dan
perdesaan. Selain itu, pemerintah juga terus berupaya untuk
memberdayakan P4S melalui pembinaan secara berkesinambungan,
baik dari aspek menajemen pelatihan/permagangan, maupun
pengembangan usaha, mengingat kapasitas pengelola P4S pada
umumnya masih perlu ditingkatkan. Dengan demikian diharapkan P4S
dapat menjadi mitra kerja pemerintah dalam mengembangkan SDM
pertanian.

1
Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian dalam
melaksanakan tugas umum pemerintahan yang antara lain
melaksanakan fungsi pengembangan pelatihan pertanian, secara
langsung bertanggung jawab terhadap pembinaan P4S. Melalui
pembinaan P4S diharapkan kapasitas pengelola P4S dalam
menyelenggarakan dan/atau melaksanakan pelatihan/permagangan
bagi petani dan masyarakat perdesaan dapat meningkat.

Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan Kelembagaan P4S ini merupakan


penjabaran dari PERMENTAN Nomor: 03/Permentan/PP.410/1/2010
tanggal 20 Januari 2010 tentang Pedoman Pembinaan Kelembagaan
Pelatihan Swadaya dan disusun dengan merujuk pada Keputusan
Kepala Badan Pengembangan SDM Pertanian Nomor:
24/Kpts/OT.160/J/3/10 tanggal 26 Maret 2010 tentang Pembentukan
Tim dan Pelaksanaan Klasifikasi P4S.

Petunjuk pelaksanaan ini diharapkan menjadi acuan untuk


menyamakan persepsi diantara pengelola, pembina dan pemangku
kepentingan P4S lainya, dalam melaksanakan pembinaan P4S yang
operasional di lapangan.

B. Maksud dan Tujuan

Maksud

1. Meningkatkan kapasitas pengelola P4S dalam menyelenggarakan


dan/ atau melaksanakan pelatihan/permagangan;
2. Meningkatkan kualitas pelatihan/permagangan yang dilaksanakan
oleh kelembagaan pelatihan pertanian swadaya;
3. Menyediakan acuan dalam menentukan arah dan langkah-langkah
pembinaan P4S.

2
Tujuan

1. Memberi peluang bagi petani maju, kelompoktani dan kelembagaan


tani lainnya untuk menjadi calon P4S, dan pada akhirnya menjadi
P4S;
2. Mengetahui kondisi faktual P4S di lapangan dan permasalahan yang
dihadapi;
3. Mengidentifikasi upaya pembinaan sesuai dengan kondisi faktual
P4S di lapangan dalam rangka meningkatkan kapasitas pengelola
P4S dan kualitas pelatihan/permagangan di P4S;
4. Menyediakan acuan dalam melaksanakan pembinaan P4S yang
operasional di lapangan.

C. Hasil yang Diharapkan

1. Tersedianya peluang bagi petani maju, kelompoktani dan


kelembagaan tani lainnya untuk menjadi calon P4S, dan pada
akhirnya menjadi P4S;

2. Teridentifikasinya kondisi faktual P4S di lapangan dan


permasalahan yang dihadapi sebagai dasar penetapan materi
pembinaan.

3. Teridentifikasinya upaya pembinaan sesuai dengan kondisi faktual


P4S dan permasalahan di lapangan;

4. Tersedianya acuan dalam melaksanakan pembinaan P4S yang


operasional di lapangan.

3
BAB II
PENGERTIAN

1. Pembinaan adalah suatu proses fasilitasi pengembangan yang


dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan, mencakup
proses mendirikan atau menumbuhkan dan memelihara
pertumbuhan tersebut disertai dengan upaya-upaya memperbaiki,
menyempurnakan dan mengembangkannya.

2. Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) adalah


lembaga pelatihan/permagangan pertanian dan perdesaan yang
didirikan, dimiliki, dan dikelola oleh petani secara swadaya, baik
perorangan maupun kelompok.

3. Magang adalah salah satu metodologi pelatihan yang menekankan


pada proses belajar sambil bekerja secara langsung di lapangan
dibawah bimbingan petani pengajar/induk semang.

4. Pengelola P4S adalah petani atau kelompoktani yang merencanakan


dan menyelenggarakan pelatihan/permagangan bagi petani/
masyarakat perdesaan.

5. Forum Komunikasi (FK) P4S adalah lembaga berhimpunnya P4S


yang bersifat independen untuk menjembatani dan memperjuangkan
aspirasi anggotanya.

6. Tim Klasifikasi P4S Wilayah adalah tim yang dibentuk oleh Kepala
Badan Pengembangan SDM Pertanian untuk melaksanakan
klasifikasi P4S di wilayah kerja UPT Pelatihan lingkup Badan
Pengembangan SDM Pertanian (UPT Pelatihan Pertanian Pusat)
dalam rangka pembinaan P4S, sesuai dengan Keputusan Kepala
Badan Pengembangan SDM Pertanian Nomor:
24/Kpts/OT.160/J/3/10 tanggal 26 Maret 2010.

4
7. Tim Klasifikasi P4S Provinsi adalah tim yang dibentuk oleh Kepala
UPT Pelatihan Pertanian Pusat untuk melaksanakan klasifikasi P4S
di masing-masing provinsi dalam wilayah kerja UPT Pelatihan
Pertanian Pusat. Pewilayahan kerja UPT Pelatihan Pertanian Pusat
dalam rangka pembinaan P4S mengacu Keputusan Kepala Badan
Pengembangan SDM Pertanian Nomor: 22/Kpts/OT.130/J/3/10
tanggal 11 Maret 2010.

5
BAB III
AZAS DAN PRINSIP

A. Azas

1. Keswadayaan
P4S dikembangkan dengan tetap menjaga kemandirian melalui
kemampuan memecahkan sendiri masalah yang dihadapi baik
masalah teknis, sosial maupun ekonomi.

2. Demokrasi
Dalam melaksanakan setiap kegiatan, pengelola P4S dan
pengguna jasa mengadakan kesepakatan dan keterlibatan
bersama secara aktif.

3. Kekeluargaan
P4S tumbuh dan berkembang sebagai satu kesatuan keluarga
yang utuh menjalin kekerabatan antara pengelola dan fasilitator
dengan peserta yang mengikuti pelatihan/permagangan.

4. Kemanfaatan
Keberadaan P4S dapat memberikan manfaat bagi masyarakat
sekitar dan pengguna jasa lainnya.

5. Keterpaduan
Penumbuhan dan pengembangan P4S merupakan bagian
integral dari pembangunan pertanian dan perdesaan, sehingga
tercapai keselarasan, keserasian dan sinergi.

6. Kesederhanaan
Pelatihan/permagangan di P4S dilaksanakan secara sederhana
dan bertahap sesuai dengan kebutuhan pengguna jasa.

6
B. Prinsip

1. Kemandirian
Dukungan pihak lain tidak boleh menyebabkan ketergantungan
P4S, namun sebaliknya harus mampu mendorong tumbuh
kembangnya keswadayaan.

2. Kerakyatan
Penumbuhan dan pengembangan P4S dilakukan dari, oleh dan
untuk petani serta ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan
petani dan keluarganya dengan memanfaatkan secara optimal
sumberdaya yang dimiliki.

3. Kemitraan
P4S merupakan mitra kerja pemerintah dalam pengembangan
SDM pertanian, khususnya petani dan masyarakat perdesaan.

4. Sinergi
Keberadaan P4S merupakan bagian integral dari pembangunan
pertanian/perdesaan dan dilakukan dengan mengerahkan segala
sumberdaya pada berbagai pemangku kepentingan secara
sinergis

5. Berkelanjutan
Aktivitas P4S dilaksanakan sesuai kemampuan dan kondisi
setempat secara berkelanjutan.

7
BAB IV
SASARAN PEMBINAAN DAN INSTANSI PEMBINA

A. Sasaran Pembinaan

Sasaran dalam pembinaan P4S adalah sebagai berikut:


1. Calon P4S, baik petani, kelompoktani (poktan), gabungan
kelompoktani (gapoktan) dan kelembagaan tani lainnya yang
berpotensi untuk menjadi P4S;
2. P4S yang telah teregistrasi dan/atau terklasifikasi.

B. Instansi Pembina

Pembinaan P4S dilakukan oleh instansi terkait secara berjenjang


mulai dari tingkat kecamatan sampai tingkat pusat sesuai dengan
kewenangan masing-masing.

1. Di Kecamatan
Di kecamatan, pembinaan P4S dilakukan oleh penyuluh pada
Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K)
atau yang dahulu dikenal dengan Balai Penyuluhan Pertanian
(BPP). Kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain bimbingan
penumbuhan dan pengembangan P4S.

2. Di Kabupaten/Kota
Di tingkat kabupaten/kota, pembinaan P4S dilakukan oleh Badan
Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan
(BP4K/Bapeluh) atau kelembagaan yang menangani penyuluhan
pertanian di kabupaten/kota dan dinas/instansi teknis sesuai
dengan ruang lingkup usaha P4S. Kegiatan-kegiatan yang
dilakukan antara lain identifikasi potensi dan registrasi P4S,
bimbingan teknis agribisnis dan bimbingan teknis
pelatihan/permagangan.

8
Dinas lingkup pertanian di tingkat kabupaten/kota selain
melakukan bimbingan teknis agribisnis, juga diharapkan dapat
memberikan dukungan sarana prasarana sesuai dengan
kebutuhan P4S.

3. Di Provinsi
Pembinaan P4S di tingkat provinsi dilakukan oleh UPT Pelatihan
Pertanian Pusat dan Daerah, serta Badan Koordinasi
Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan
(BKP3K/Bakorluh) atau kelembagaan yang menangani
penyuluhan pertanian di tingkat provinsi, dan dinas/instansi
teknis sesuai dengan ruang lingkup usaha P4S. Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan antara lain bimbingan teknis agribisnis,
bimbingan manajemen pelatihan/permagangan, monitoring dan
evaluasi, klasifikasi, serta usulan pemberian sertifikat bagi P4S
yang telah diklasifikasi. Dinas lingkup pertanian di provinsi selain
melakukan bimbingan teknis agribisnis, juga diharapkan dapat
memberikan dukungan sarana prasarana sesuai dengan
kebutuhan P4S, baik secara langsung maupun melalui
koordinasi dengan dinas lingkup pertanian terkait di tingkat
kabupaten/kota.

4. Di Pusat
Di pusat pembinaan P4S dilakukan oleh Badan Penyuluhan dan
Pengembangan SDM Pertanian serta Eselon I lingkup
Kementerian Pertanian. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara
lain perumusan kebijakan, penyusunan pedoman dan petunjuk
pelaksanaan, supervisi, monitoring dan evaluasi, serta
penerbitan sertifikat bagi P4S yang telah diklasifikasi
berdasarkan usulan tingkat provinsi.
Eselon I lingkup Kementerian Pertanian selain melakukan
supervisi, monitoring dan evaluasi juga diharapkan dapat

9
memberikan bimbingan teknis agribisnis serta dukungan sarana
prasarana sesuai dengan kebutuhan P4S, baik secara langsung
maupun melalui koordinasi dengan dinas lingkup pertanian
terkait di provinsi dan kabupaten/kota.

10
BAB V
PELAKSANAAN PEMBINAAN P4S

Pelaksanaan pembinaan P4S dilakukan melalui fasilitasi penumbuhan dan


pengembangan, klasifikasi dan sertifikasi P4S, serta monitoring, evaluasi
dan pelaporan.

A. Penumbuhan P4S

Penumbuhan P4S dilakukan melalui serangkaian bimbingan dan


pelatihan guna mengarahkan agar calon P4S secara bertahap dapat
memenuhi persyaratan pelayanan minimal suatu P4S untuk dapat
diregistrasi, yaitu sebagai berikut:

1. memiliki lahan/kegiatan usahatani/agribisnis/industri perdesaan


yang layak dicontoh, ditiru, dan dipelajari oleh petani atau
masyarakat lainnya;
2. melayani masyarakat untuk kegiatan magang, berlatih,
berkonsultasi, belajar atau berkunjung;
3. memiliki peralatan pertanian sederhana, sesuai dengan skala dan
jenis usahataninya;
4. memiliki sarana akomodasi bagi peserta, baik di rumah petani
pengelola maupun di tempat lain di sekitarnya;
5. memiliki ruang belajar sederhana;
6. memiliki materi atau bahan ajar dalam bentuk tertulis;
7. memiliki fasilitator/instruktur, baik pengelola P4S sendiri maupun
dari dinas/instansi pemerintah/swasta terkait;
8. memiliki struktur organisasi dan kepengurusan yang dilengkapi
dengan rincian tugas fungsi, serta tanggung jawab masing-masing
secara jelas;
9. memiliki sumber dana yang diperlukan untuk mendukung
penyelenggaraan pelatihan/permagangan di P4S yang dapat
berasal dari swadaya atau dari pengguna jasa;

11
10. memiliki pembukuan administrasi umum yang terdiri dari buku tamu,
buku inventaris barang, buku agenda surat masuk dan keluar, buku
daftar peserta pelatihan/permagangan, stempel, buku notulen rapat,
buku daftar petani/kelompoktani binaan; buku nota kerjasama atau
kemitraan; dan administrasi keuangan;
11. memiliki buku-buku referensi atau informasi penunjang yang
berkaitan dengan materi atau bahan ajar;
12. memiliki papan nama P4S yang lengkap dengan alamatnya dan
dipasang di depan sekretariat/rumah pengelola;
13. mempunyai rencana kegiatan pelatihan/permagangan tahunan;
14. mendapat dukungan dari masyarakat dan pemerintah daerah
setempat.

Dalam rangka menetapkan upaya pembinaan yang perlu dilakukan


dalam tahap penumbuhan P4S, perlu diidentifikasi terlebih dahulu
aspek-aspek (komponen dan sub-sub komponen) yang lemah dan
mempunyai nilai skor rendah pada calon P4S dengan mengacu
kepada Formulir 2 Permentan Nomor 03/Permentan/PP.410/1/2010
(Lampiran 1).

Beberapa upaya pembinaan yang dapat dilakukan dalam tahap


penumbuhan P4S antara lain sebagai berikut:

1. Apabila kondisi kelembagaan calon P4S masih lemah, maka


pembinaan perlu ditekankan pada bimbingan pada aspek
kelembagaan, misalnya penataan struktur organisasi serta uraian
tugas pengurus;
2. Apabila kondisi sarana prasarana penunjang yang dimiliki oleh calon
P4S masih belum memenuhi persyaratan pelayanan minimal, maka
diupayakan agar calon P4S tersebut memperoleh bantuan sarana
prasarana yang diperlukan. Hal ini dapat dilakukan dengan
menghubungi dinas/instansi terkait atau dari sponsor lain yang
bersifat tidak mengikat;

12
3. Apabila kapasitas fasilitator/instruktur yang dimiliki oleh calon P4S
belum memadai, maka perlu diupayakan pembekalan atau pelatihan-
pelatihan dibidang metodologi pelatihan/permagangan dan/atau
teknis agribisnis, sesuai dengan kebutuhan, bagi fasilitator/instruktur
tersebut;
4. Apabila penyelenggaraan pelatihan/permagangan belum
direncanakan dengan baik, maka calon pengelola serta
fasilitator/instruktur P4S perlu dibimbing tentang cara merencanakan
pelatihan/permagangan. Apabila materi pelatihan/permagangan
belum disiapkan secara tertulis, maka calon fasilitator/instruktur P4S
perlu dibimbing agar dapat menuangkan pengetahuan dan
keterampilan yang dimilikinya menjadi materi atau bahan ajar
sederhana yang tertulis.
5. Apabila calon P4S belum menjalin kerjasama usaha, maka
pembinaan perlu ditekankan pada aspek pentingnya dan manfaat
kemitraan usaha. Namun apabila calon P4S belum menjalin
kerjasama dalam penyelenggaraan pelatihan/permagangan, maka
pembinaan difokuskan kepada bimbingan pengembangan jejaring
kerjasama pelatihan/permagangan dan manfaatnya.

Pembinaan calon P4S dalam tahap penumbuhan ini perlu dilakukan


secara bertahap dan berkesinambungan, sampai akhirnya calon P4S
tersebut mampu memenuhi persyaratan pelayanan minimal sebuah
P4S.

Apabila kondisi ini telah tercapai, maka penyuluh pada BP3K/BPP


diharapkan untuk segera melaporkan keberadaan calon P4S tersebut
kepada BP4K/Bapeluh atau kelembagaan yang menangani penyuluhan
pertanian di kabupaten/kota untuk proses registrasi. Berdasarkan
laporan tersebut, kelembagaan penyuluhan selanjutnya akan menilai:

13
a. profil petani/kelompok tani calon P4S dalam pengelolaan usahanya;
b. frekuensi dan intensitas kunjungan, konsultasi dan kegiatan
magang yang dilakukan oleh petani/kelompoktani lain ke
petani/kelompoktani calon P4S tersebut.

Hasil identifikasi tersebut digunakan sebagai dasar pertimbangan bagi


BP4K/Bapeluh/kelembagaan yang menangani penyuluhan pertanian di
kabupaten/kota dalam meregistrasi P4S dengan cara mengisi
Formulir 1 sebagaimana pada Lampiran 2.

B. Pengembangan

Pengembangan P4S merupakan suatu upaya untuk meningkatkan


kualitas dan kapasitas P4S yang telah diregistrasi dalam
menyelenggarakan dan/atau melaksanakan pelatihan/permagangan.
Mengingat P4S tumbuh dari, oleh dan untuk petani serta masyarakat
perdesaan, maka pembinaan P4S pada tahap ini difokuskan kepada
upaya pengembangan kemandirian dan keswadayaan P4S.

Seperti halnya pada tahap penumbuhan, upaya pembinaan P4S dalam


tahap pengembangan bertolak dari hasil identifikasi terdahulu yang
dilakukan pada saat registrasi P4S dengan memperhatikan aspek-
aspek yang lemah dan mempunyai nilai skor rendah.

Beberapa upaya pembinaan yang dapat dilakukan dalam tahap


pengembangan P4S antara lain sebagai berikut:

1. Aspek Kelembagaan
Pengembangan kelembagaan P4S ditempuh melalui bimbingan
pengembangan organisasi, manajemen dan administrasi guna
meningkatkan kapasitas pengelola dan fasilitator/instruktur P4S
dalam penyelenggaraan dan/atau pelaksanaan
pelatihan/permagangan bagi petani dan pengguna jasa lainnya.

14
2. Sarana dan prasarana
Pengembangan sarana dan prasarana ditempuh melalui pemenuhan
kelengkapan P4S secara bertahap sehingga mampu menunjang
kapasitas P4S dalam penyelenggaraan dan/atau pelaksanaan
pelatihan/permagangan.

3. Ketenagaan
Pengembangan kapasitas ketenagaan P4S antara lain ditempuh
melalui pelatihan bagi pengelola, fasilitator/instruktur, dan
sumberdaya manusia lainnya, baik dibidang teknis maupun
metodologi pelatihan/permagangan atau melalui pertemuan
teknis/lokakarya diantara pengelola P4S.

4. Penyelenggaraan dan/atau pelaksanaan pelatihan/permagangan


Pengembangan kualitas penyelenggaraan dan/atau pelaksanaan
pelatihan/permagangan dilakukan melalui pelatihan, bimbingan, dan
konsultasi secara sistematis dan berkelanjutan kepada pengelola,
fasilitator/instruktur, dan sumber daya manusia lainnya di P4S.
Selain itu dalam aspek penyelenggaraan, P4S didorong untuk secara
rutin membimbing dan membina poktan-poktan di sekitarnya antara
lain melalui diseminasi informasi teknologi, sehingga keberadaan
P4S dapat memberikan manfaat bagi masyarakat di sekitarnya.

5. Usaha dan jejaring kerja


Pengembangan usaha dilakukan melalui bimbingan peningkatan
skala usaha, penerapan teknologi maju, diversifikasi produk dan jasa,
serta pengembangan strategi pemasaran, atau melalui studi banding.
Pengembangan jejaring kerja usaha dapat ditempuh dengan
melakukan bimbingan kemitraan usaha baik di hulu (permodalan),
maupun di hilir (pemasaran) melalui temu usaha; sedangkan
pengembangan jejaring kerja pelatihan/permagangan dapat
ditempuh dengan bimbingan kerjasama antar sesama P4S, maupun
antara P4S dengan kelembagaan pelatihan/permagangan lainnya.

15
Pengembangan jejaring kerja ini dapat pula dilaksanakan melalui
pertemuan teknis/lokakarya diantara pengelola P4S dan
kelembagaan pelatihan/permagangan lainnya.

Perlu diperhatikan bahwa walaupun dari hasil penilaian terhadap


aspek-aspek (komponen dan sub-sub komponen) pembinaan bisa
jadi beberapa P4S memiliki jumlah skor yang sama, namun untuk
menetapkan upaya pembinaan, perlu dicermati aspek/komponen
dengan skor yang rendah. Dengan demikian upaya pembinaan
dalam tahap pengembangan tetap dilakukan untuk merespon aspek-
aspek yang lemah dan mempunyai nilai skor rendah.

Pada Tabel 1 di bawah ini digambarkan contoh simulasi data hasil


penilaian P4S, sebagai berikut:

Tabel 1. Contoh Simulasi Data Hasil Penilaian P4S

Aspek/komponen yang Skor yang dicapai Skor


No
dinilai tertinggi
P4S A P4S B

1. Sarana prasarana 33,75 35,00 48,75

2. Kelembagaan 2,25 5,25 6,75

3. Penyelenggaraan
11,25 10,00 15,00
pelatihan/permagangan

4 Ketenagaan 12,00 12,00 18,00

5. Pengembangan usaha dan


5,25 2,25 6,75
jejaring kerja

64,50 64,50
Jumlah skor yang dicapai
(Madya) (Madya)

16
Dari data pada Tabel 1 di atas dapat disimpulkan bahwa P4S A
memiliki skor rendah dalam aspek/komponen kelembagaan, sedangkan
P4S B memiliki skor rendah pada aspek/komponen pengembangan
usaha dan jejaring kerja.

Berdasarkan penilaian tersebut, P4S A membutuhkan pembinaan dari


aspek/komponen kelembagaan, misalnya berupa bimbingan untuk
menata struktur organisasi P4S dan uraian tugas pengurus, serta
menyusun AD/ART yang disepakati bersama. Adapun P4S B
membutuhkan pembinaan dari aspek/komponen pengembangan usaha
dan jejaring kerja, misalnya berupa bimbingan teknis agribisnis .

Agar penumbuhan dan pengembangan P4S ini dapat terjamin


kesinambungannya disarankan agar kegiatan ini terintegrasi dalam
programa penyuluhan pertanian di BP3K/BPP (tingkat kecamatan),
Bapeluh (tingkat kabupaten) dan Bakorluh (tingkat provinsi).

C. Klasifikasi

Klasifikasi dilakukan untuk menentukan termasuk ke dalam kategori


apa suatu P4S itu berada, apakah termasuk kelas Pemula, Madya atau
Utama. Klasifikasi ini dilakukan berdasarkan hasil penilaian setiap 3
(tiga) tahun sekali dan hasilnya diinformasikan oleh Pemerintah,
pemerintah daerah, dan FK-P4S kepada masyarakat agar dapat
mengetahui kualitas P4S yang ada. Selain itu, klasifikasi bermanfaat
untuk menentukan upaya pembinaan P4S dengan tetap
memperhatikan keragaman aspek-aspek yang lemah dan mempunyai
nilai skor rendah pada seluruh P4S yang ada di wilayah binaan UPT
Pelatihan Pertanian Pusat.

Sasaran klasifikasi adalah P4S yang telah teregistrasi pada


BP4K/Bapeluh/kelembagaan yang menangani penyuluhan pertanian di
Kabupaten/kota, yaitu P4S yang telah memenuhi persyaratan
pelayanan minimal sesuai dengan Permentan:

17
03/Permentan/PP.410/1/2010 tanggal 20 Januari 2010 tentang
Pedoman Pembinaan Kelembagaan Pelatihan Swadaya.

Klasifikasi dilakukan oleh Tim Klasifikasi P4S Wilayah yang dibentuk


oleh Kepala Badan Pengembangan SDM Pertanian untuk
melaksanakan klasifikasi P4S di wilayah kerja UPT Pelatihan lingkup
Badan Pengembangan SDM Pertanian dalam rangka pembinaan P4S.
Sesuai dengan Keputusan Kepala Badan Pengembangan SDM
Pertanian Nomor: 24/Kpts/OT.160/J/3/10 tanggal 26 Maret 2010,
Kepala UPT Pelatihan Pusat bertindak selaku Ketua Tim Klasifikasi
P4S Wilayah.

Adapun tugas tim klasifikasi P4S adalah sebagai berikut:


1. Mengorganisasikan seluruh kegiatan klasifikasi P4S;
2. Melakukan koordinasi dengan BP4K/Bapeluh atau kelembagaan
yang menangani penyuluhan pertanian di kabupaten/kota untuk
memperoleh daftar P4S yang akan diklasifikasi;
3. Melakukan penilaian lapangan;
4. Melakukan penilaian administrasi dan teknis;
5. Melakukan koordinasi internal tim; dan
6. Menerbitkan berita acara hasil klasifikasi.

Langkah-langkah pelaksanaan klasifikasi P4S adalah sebagai berikut:


1. Pengorganisasian kegiatan

Mengingat wilayah kerja UPT Pelatihan Pertanian Pusat dalam


rangka pembinaan P4S terdiri dari beberapa provinsi, maka sebelum
pelaksanaan klasifikasi dimulai, ketua tim klasifikasi wilayah
membentuk tim klasifikasi provinsi untuk masing-masing wilayah
kerjanya. Pewilayahan kerja dalam rangka pembinaan P4S ini
mengacu pada Keputusan Kepala Badan Pengembangan SDM
Pertanian Nomor: 22/Kpts/OT.130/J/3/10 tanggal 11 Maret 2010.

18
Dalam pembentukan Tim Klasifikasi P4S Provinsi ini, UPT Pelatihan
Pusat berkoordinasi dengan BKP3K atau Bakorluh di provinsi, BP4K
atau Bapeluh di kabupaten/kota atau kelembagaan yang menangani
penyuluhan pertanian guna menetapkan susunan tim yang terdiri
dari ketua, sekretaris dan anggota.

2. Koordinasi dengan BP4K/Bapeluh atau kelembagaan yang


menangani penyuluhan pertanian di kabupaten/kota

Tim Klasifkasi P4S Provinsi selanjutnya menetapkan kabupaten/kota


lokasi P4S di masing-masing provinsi yang mendapat prioritas untuk
diklasifikasi. Prioritas penetapan kabupaten/kota ini dibuat sesuai
dengan urutan jumlah P4S yang telah diregistrasi oleh
BP4K/Bapeluh atau kelembagaan yang menangani penyuluhan
pertanian di kabupaten/kota di seluruh wilayah provinsi tersebut.

Daftar P4S yang akan diklasifikasi dibuat dengan menggunakan data


P4S yang sudah teregistrasi, sebagaimana Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Daftar P4S yang akan Diklasifikasi

No Nama P4S*) Alamat Komoditas Keterangan


Nama Ketua
Permagangan
1
2
3
4
dst
*) yang sudah diregistrasi

3. Penyusunan rencana kerja


Tim Klasifikasi P4S Provinsi menyusun rencana kerja klasifikasi
untuk masing-masing wilayah kerjanya. Rencana kerja ini disusun
oleh tim klasifikasi provinsi berkoordinasi dengan Kepala UPT
Pelatihan Pertanian Pusat selaku ketua tim klasifikasi wilayah.

4. Pembekalan tentang penggunaan instrumen klasifikasi


Pembekalan ini diberikan kepada seluruh anggota tim guna
menyamakan persepsi mengenai aspek (komponen), sub komponen

19
dan masing-masing indikator penilaian yang terdapat pada Formulir
2 Permentan: 03/Permentan/PP.410/1/2010, yang selanjutnya
dijabarkan kedalam instrumen identifikasi/klasifikasi seperti pada
Lampiran 3.

Indikator penilaian klasifikasi P4S dapat diadaptasikan oleh Tim


Klasifikasi Wilayah dan Provinsi sesuai dengan keragaman kondisi
lapangan, dengan tetap berpedoman pada skoring penilaian yang
ada.

5. Pemberitahuan rencana pelaksanaan klasifikasi


Rencana pelaksanaan klasifikasi diberitahukan kepada Ketua P4S
melalui BKP3K/Bakorluh atau kelembagaan yang menangani
penyuluhan pertanian di provinsi dan BP4K/Bapeluh atau
kelembagaan yang menangani penyuluhan pertanian di
kabupaten/kota yang bersangkutan.

6. Penilaian klasifikasi
Penilaian klasifikasi P4S dimaksudkan untuk menetapkan kelas P4S
berdasarkan nilai kumulatif skor yang diperoleh. Penilaian dilakukan
oleh seluruh anggota tim klasifikasi dengan cara sebagai berikut:

a. Penilaian administrasi dan teknis

Penilaian administrasi dan teknis ini dilakukan dengan menelaah


dokumen organisasi, rincian tugas-tugas pengelola, buku-buku
pencatatan kegiatan P4S dan pembukuan keuangan.

b. Penilaian lapangan dilaksanakan mengacu kepada instrumen


identifikasi/klasifikasi P4S melalui kegiatan-kegiatan sebagai
berikut:

20
1) Melakukan survei ke lokasi P4S untuk mengobservasi secara
langsung kegiatan P4S di lapangan, serta kelengkapan dan
kondisi sarana/prasarana yang dimiliki P4S;
2) Melakukan wawancara dengan pengelola dan
fasilitator/instruktur P4S untuk memperoleh dan menggali
informasi tentang profil dan kegiatan P4S.
3) Membandingkan kesesuaian dokumen organisasi, rincian
tugas-tugas pengelola, serta isi buku-buku pencatatan
kegiatan dan pembukuan keuangan P4S dengan kondisi
faktual yang ada

7. Koordinasi internal tim klasifikasi


a. Tim klasifikasi provinsi

Seluruh anggota tim klasifikasi provinsi melakukan rapat


koordinasi internal untuk membahas dan menyepakati:
1). Skor hasil penilaian yang diberikan oleh masing-masing
anggota tim klasifikasi untuk setiap aspek (komponen) dan
sub komponen P4S;
2) Nilai kumulatif skor hasil penilaian yang diberikan oleh
masing-masing anggota tim klasifikasi berdasarkan
pengelompokan seperti pada Tabel 3 berikut ini:

Tabel 3. Nilai Kumulatif Skor Hasil Penilaian Klasifikasi P4S

Nilai Kumulatif
No Klasifikasi
Terendah Tertinggi

1 Pemula 31,75 47,99

2 Madya 48,00 79,36

3 Utama 79,37 95,25

21
Setelah disepakati nilai akhir hasil klasifikasi P4S, maka
ditetapkan kelas P4S yang dinilai, yaitu Pemula, Madya, atau
Utama. Hasil klasifikasi yang dilakukan oleh tim klasifikasi
provinsi ini selanjutnya disampaikan kepada tim klasifikasi
wilayah dalam bentuk berita acara hasil klasifikasi P4S oleh
tim klasifikasi provinsi, sebagaimana format pada Lampiran 4.

b. Tim klasifikasi wilayah

Berdasarkan berita acara hasil klasifikasi P4S oleh tim klasifikasi


provinsi, tim klasifikasi wilayah mengkompulasi dan membuat
berita acara hasil klasifikasi P4S oleh tim klasifikasi wilayah,
sebagaimana format pada Lampiran 5. Selanjutnya berita acara ini
diusulkan kepada Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan
SDM Pertanian cq. Kepala Pusat Pengembangan Pelatihan
Pertanian, dengan tembusan kepada BKP3K/Bakorluh/
kelembagaan yang menangani penyuluhan pertanian di provinsi
dan BP4K/Bapeluh/kelembagaan yang menangani penyuluhan
pertanian di kabupaten/kota, UPT Pelatihan Daerah dan FK-P4S
Wilayah.

Berita acara ini disampaikan paling lambat 2 (dua) minggu setelah


pelaksanaan klasifikasi P4S.

8. Laporan pelaksanaan klasifikasi P4S


Tim klasifikasi provinsi bertugas untuk menyusun laporan
pelaksanaan klasifikasi di wilayah kerjanya untuk disampaikan
kepada ketua tim klasifikasi wilayah guna rekapitulasi lebih lanjut
dalam rangka penyusunan laporan lengkap. Laporan ini berisi
kegiatan-kegiatan yang dilakukan mulai dari tahap persiapan,
pelaksanaan sampai dengan hasil klasifikasi P4S. Laporan
disampaikan kepada Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan

22
SDM Pertanian cq. Kepala Pusat Pengembangan Pelatihan
Pertanian.

D. Sertifikasi
Berdasarkan Berita Acara Hasil Klasifikasi P4S Tim Wilayah, Kepala
Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian menerbitkan
sertifikat klasifikasi P4S dalam bentuk Keputusan. Sertifikat ini
menunjukkan kelas P4S Pemula, Madya atau Utama. Sertifikat
klasifikasi P4S disampaikan oleh Kepala Pusat Pengembangan
Pelatihan Pertanian kepada P4S yang bersangkutan melalui UPT
Pelatihan Pusat dengan surat pengantar yang ditembuskan kepada
UPT Pelatihan Daerah, BKP3K/Bakorluh atau kelembagaan yang
menangani penyuluhan pertanian di provinsi dan FK-P4S Wilayah.

Mengingat sertifikat P4S akan ditinjau kembali setiap 3 (tiga) tahun


sekali, maka para pembina wajib melakukan klasifikasi ulang P4S di
wilayah kerjanya masing-masing dan membuat berita acara hasil
klasifikasi P4S yang diperbaharui untuk diusulkan kembali kepada
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian cq.
Kepala Pusat Pengembangan Pelatihan Pertanian. Bedasarkan berita
acara ini akan diterbitkan sertifikat oleh Kepala Badan Penyuluhan dan
Pengembangan SDM Pertanian cq. Kepala Pusat Pengembangan
Pelatihan Pertanian. Dari peninjauan kelas P4S secara berkala ini
dapat diketahui dinamika perkembangan kemajuan P4S yang dinilai,
apakah terjadi peningkatan kelas, atau sebaliknya. Hal ini bermanfaat
sebagai umpan balik bagi pembina untuk mengukur keberhasilan upaya
pembinaan yang dilakukan selama ini dan perbaikannya ke depan.

E. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh tim klasifikasi P4S


wilayah/provinsi dan/atau petugas pembina di luar tim klasifikasi,
dengan melibatkan pengelola P4S atau calon P4S sebagai sasaran

23
pembinaan. Monitoring dan evaluasi ini dapat dilakukan dalam bentuk
kunjungan ke lokasi P4S dan wawancara dengan pengelola,
fasilitator/instruktur P4S, dan/atau telaahan terhadap dokumen
pencatatan dan pembukuan P4S secara berkala minimal enam bulan
sekali, untuk mengetahui:

1. Kemajuan pelaksanaan penumbuhan dan pengembangan P4S;


2. Kapasitas calon P4S dan P4S dalam menyelenggarakan
pelatihan/permagangan bagi petani/masyarakat;
3. Permasalahan yang dihadapi calon P4S dan P4S dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya;
4. Kapasitas calon P4S dan P4S dalam mengembangkan jejaring kerja,
baik dalam usaha maupun dalam penyelenggaraan
pelatihan/permagangan;
5. Manfaat dan dampak keberadaan P4S bagi petani dan masyarakat
sekitar dalam percepatan penerapan teknologi maju dibidang
pembangunan pertanian dan perdesaan.

Mengingat monitoring dan evaluasi dimaksudkan untuk memberikan


alternatif pemecahan masalah yang dihadapi oleh P4S di lapangan dan
rekomendasi pengembangannya, maka hasilnya dituangkan oleh
pembina bersama-sama pengelola P4S atau calon P4S kedalam format
laporan berikut ini:

24
Format Laporan P4S
Nama Calon P4S/P4S : ................................
Nama Ketua Calon P4S/P4S : ................................
Alamat : ................................
Upaya yang
Rekomendasi
No. telah & Kondisi
Permasalahan*) Tindak Lanjut
sedang saat ini
Tim
dilakukan
1. Aspek Kelembagaan
a. ............................
b. ............................
c. ............................
2. Aspek Sarana Prasarana
a. ............................
b. ............................
c. ............................
3. Aspek Penyelenggaraan
pelatihan/permagangan
a. ............................
b. ............................
c. ............................
4. Aspek Ketenagaan
a. ............................
b. ............................
c. ............................
5. Aspek Pengembangan
usaha dan jejaring kerja
a. ............................
b. ............................
c. ............................
*) berdasarkan hasil identifikasi/klasifikasi yang lalu
Tim klasifikasi P4S dan/atau petugas pembina yang melaksanakan
monitoring dan evaluasi selanjutnya menyampaikan laporan tersebut
kepada pihak-pihak sebagai berikut:

1. Pimpinan kelembagaan yang menangani penyuluhan pertanian di


tingkat kabupaten/kota terkait; dan
2. Kepala UPT Pelatihan Pertanian Pusat.

25
Selanjutnya UPT Pelatihan Pertanian Pusat menyusun rekapitulasi
laporan P4S dan menyampaikannya kepada Kepala Badan Penyuluhan
dan Pengembangan SDM Pertanian cq. Kepala Pusat Pengembangan
Pelatihan Pertanian, sebagaimana format rekapitulasi laporan berikut
ini:

Format Rekapitulasi Laporan P4S

Nama Upaya-upaya
Rekomendasi
No Permasalahan*) yang telah Kondisi
Tindak Lanjut
P4S dan sedang saat ini
Tim
dilakukan
1.
2.
3.
*) berdasarkan hasil identifikasi/klasifikasi yang lalu

Selain itu, pengelola P4S didorong pula untuk mendokumentasikan


pelaksanaan kegiatan-kegiatan pelatihan/permagangan di P4S sebagai
bahan dokumentasi/arsip P4S. Dokumentasi ini dapat dimanfaatkan
oleh tim klasifikasi P4S dan/atau petugas pembina yang melaksanakan
monitoring dan evaluasi untuk memperkaya laporan perkembangan
P4S di wilayah kerja masing-masing.

26
BAB VI
PENUTUP

Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan P4S ini merupakan acuan dalam


pelaksanaan pembinaan sesuai dengan kondisi faktual P4S di
lapangan dalam rangka meningkatkan kapasitas pengelola P4S dan
kualitas pelatihan/permagangan yang dilaksanakan oleh P4S.

Pedoman ini bersifat dinamis dan akan diubah sesuai dengan dinamika
dan tuntutan pembangunan pertanian khususnya dan perdesaan pada
umumnya.

27
Lampiran 1
FORMULIR 2
PENILAIAN KLASIFIKASI P4S

Nilai
No Komponen Sub Komponen Indikator Penilaian
Yang
Skor Bobot
diperoleh
I Sarana Lahan Usaha tani a. ≤ 1 Ha 5 1,25
Prasarana 25%
b. > 1-5 Ha 10 2,5

c. > 5 Ha 15 3,75
Ruang Belajar
a. Kapasitas ≤ 10 orang 5 1,25

b. Kapasitas 11-20 orang 10 2,5

c. Kapasitas > 20 orang 15 3,75


Sarana Belajar a. Sangat sederhana : tikar,
5 1,25
papan tulis
b. Sederhana : karpet, white
10 2,5
board
c. Modern : bangku belajar, LCD,
15 3,75
komputer
Ruang Sekretariat a. Belum ada 5 1,25

b. Ada, semi permanen 10 2,5

c. Ada, permanen 15 3,75


Sarana
Kesekretariatan a. Kurang : mesin tik, meja kursi 5 1,25

b. Cukup : mesin tik, filling


10 2,5
cabinet, meja kursi
c. Lengkap: komputer, filling
cabinet, meja kursi kantor, 15 3,75
kursi tamu
Laboratorium dan a. Belum ada 5 1,25
Bengkel Kerja
b. Ada, semi permanen 10 2,5

c. Ada, permanen 15 3,75


Peralatan Pertanian a. Sangat sederhana 5 1,25

b. Sederhana 10 2,5

c. Modern 15 3,75
Ruang a. Belum ada, 5 1,25
Perpustakaan
b. Ada, menyatu dengan ruang
10 2,5
lain
c. Ada, ruang khusus 15 3,75
Jenis a. ≤ 10 topik 5 1,25
Buku/Informasi
b 10 – 20 topik 10 2,5

c. > 20 topik 15 3,75

28
Asrama a. Belum ada, masih di rumah
5 1,25
petani
b. Ada, kapasitas ≤ 20 orang 10 2,5

c. Ada, kapasitas > 20 orang 15 3,75

Sarana MCK a. Ada, belum memadai 5 1,25


b. Ada, cukup memadai 10 2,5
c. Ada, sangat memadai 15 3,75
Penerangan a. Belum ada dari PLN 5 1,25

b. Ada dari PLN 10 2,5


c. Ada dari PLN dan memiliki
15 3,75
cadangan generator
Akses ke Jalan a. Bisa, jalan kaki 5 1,25

b. Bisa, kendaraan roda 2 10 2,5

c. Bisa, kendaraan roda 4 15 3,75


II Kelembagaan Struktur Organisasi a. Belum ada, 5 15% 0,75
b. Ada, belum tertulis 10 1,5

c. Ada, sudah tertulis 15 2,25


Uraian Tugas a. Belum ada, 5 0,75
Pengurus
b. Ada, belum dilaksanakan 10 1,5
c. Ada, sudah dilaksanakan 15 2,25
AD/ART a. Belum ada, 5 0,75

b. Ada, belum dinotariskan 10 1,5

c. Ada, sudah dinotariskan 15 2,25


III Penyelenggara Materi a. Belum tertulis 5 25% 1,25
an Pelatihan/
Permagangan b. Tertulis dalam bentuk lembar
10 2,5
persiapan pembelajaran
c. Tertulis dalam bentuk modul 15 3,75
Perencanaan a. Tanpa perencanaan 5 1,25
Tahunan
b Ada, tidak tertulis 10 2,5

c. Ada, tertulis 15 3,75


Frekuensi dan a. ≤ 2 kali setahun 5 1,25
Intensitas
b. 3-6 kali setahun 10 2,5

c. > 6 kali setahun 15 3,75


Pembinaan a. ≤ 3 kelompoktani 5 1,25

b. 4-6 kelompoktani 10 2,5

c. > 6 kelompoktani 15 3,75


IV Ketenagaan Fasilitator a. Pengelola sendiri 5 1
20%
b. Pengelola dibantu pengurus
10 2
P4S
c. Pengelola dibantu narasumber
15 3
dari luar P4S

29
Kompetensi a. Belum pernah mengikuti
Fasilitator 5 1
pelatihan
b. Pernah mengikuti pelatihan 10 2

c. Sering mengikuti pelatihan 15 3


Tenaga a. Belum ada 5 1
Kepengurusan
b Ada, belum lengkap 10 2

c. Ada, lengkap 15 3
Pengembangan a. Belum pernah mengikuti
Tenaga 5 1
pelatihan
Kepengurusan
b. Pernah mengikuti pelatihan 10 2

c. Sering mengikuti pelatihan 15 3


Penghargaan a. Belum pernah memperoleh
5 1
penghargaan
b. Pernah memperoleh
penghargaan tingkat 10 2
provinsi/kabupaten

c. Pernah memperoleh
penghargaan tingkat 15 3
nasional/internasional
Pengakuan Pihak a. Belum pernah melatih di
Luar 5 1
tempat lain
b. Pernah melatih di tempat lain 10 2
c. Sering melatih di tempat lain 15 3
V Pengembangan Pengembangan a. Belum ada 5 15% 0,75
Usaha dan Usaha
Jejaring Kerja b. Ada, masih terbatas on farm 10 1,5
c. Ada, on farm dan off farm 15 2,25
Jejaring Usaha a. Belum ada 5 0,75

b. Ada, dengan mitra usaha lokal 10 1,5


c. Ada, dengan mitra usaha
regional nasional, dan 15 2,25
internasional
Jejaring Kerja a. Belum ada 5 0,75
Pelatihan/Permagan
gan b. Ada dengan sesama P4S 10 1,5
c. Ada dengan luar P4S 15 2,25

100%

Keterangan :
Pemula Madya Utama
I Sarana Prasarana 16,5 – 32,00 32,50 – 40,00 40,50 – 48,75
II Kelembagaan 2,25 – 4,00 4,50 – 5,50 6,00 – 6,75
III Penyelenggaraan Pelatihan/permagangan 5,00 – 9,50 10,00 – 12,50 13,00 – 15,00
IV Ketenagaan 6,00 – 11,50 12,00 – 15,00 15,50 – 18,00
V Pengembangan Usaha dan Jejaring Kerja 2,25 – 4,00 4,50 – 5,50 6,00 – 6,75

30
Lampiran 2
FORMULIR 1
SURAT REGISTRASI P4S

Berdasarkan hasil identifikasi P4S*), dengan ini dinyatakan bahwa P4S di


bawah ini telah memenuhi persyaratan minimal **) sebagai Pusat
Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S):
1. Nama P4S : .............................................................................
2. Nama Ketua Pengelola : .............................................................................
3. Alamat (lengkap) : .............................................................................
...................................Kode Pos....................
Telepon/ Fax : .......................................
HP : .......................................
E-mail : .......................................
4. Tempat/Tgl. Lahir (umur) : .............................................................................
5. Pendidikan Terakhir : .............................................................................
6. Usahatani yang Dikelola : .............................................................................
7. Jenis Pelatihan/Permagangan
yang Ditawarkan : .............................................................................
.............................................................................

Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

.................................................... 20......
Kepala
Badan/Dinas/KepalaKantor.....................
.......................................................................

.........................................................
NIP....................................................

*) Identifikasi dilakukan melalui pengisian skor untuk setiap


sub komponen berdasarkan indikator yang ditetapkan
(lihat formulir 2).

**) P4S dapat diberikas surat registrasi apabila telah


mencapai skor minimal untuk setiap sub komponen
yang dinilai (lihat formulir 2).

31
Lampiran 3

INSTRUMEN IDENTIFIKASI/KLASIFIKASI
PUSAT PELATIHAN PERTANIAN DAN PEDESAAN SWADAYA (P4S)

I. IDENTITAS P4S

1 Nama P4S : ………………………………………………………...

2 Alamat :

• Jalan : ...............................................................................

• RT/RW : ...............................................................................

• Desa : ...............................................................................

• Kecamatan : ........................................... Kode Pos...................

• Kab./Kota : ...............................................................................

• Provinsi : ...............................................................................

3 No. Telepon : ...............................................................................

4 No. Fax : ...............................................................................

5 No. Handphone : ...............................................................................

6 Alamat E-mail : ...............................................................................

7 Jarak Ibukota :
...............................................................................
Kabupaten

8 Jarak Ibukota :
Kecamatan ...............................................................................

9 Mulai Berdiri : Tahun ...................

32
10. Susunan pengelola P4S
Umur Aktif/tidak
No Jabatan Nama Pendidikan
aktif
1. Ketua .......................... ................. .......... .............

2. Sekertaris .......................... ................. .......... .............

3. Bendahara .......................... ................. .......... .............


4. Seksi
Pelatihan/Magang .......................... ................. .......... .............

5. Seksi Humas dan


Promosi .......................... ................. .......... .............

Seksi Akomodasi
6.
dan konsumsi .......................... ................. .......... .............
7 Seksi................... .......................... ................. .......... ..............

11. Jenis pelatihan/permagangan yang ditawarkan

Lama Biaya per paket per orang


No Jenis
(hari) ( Rp.)

1.

2.

3.

4.

Contoh pengisian:
Pelatihan Pengolahan
1 5 hari 350.000
Kakao

12. Apakah P4S yang Saudara kelola pernah dinilai atau diklasifikasi?
a. Pernah
b. Tidak

33
13. Jika pernah, isilah pertanyaan di bawah ini
a. Kapan dilaksanakan................................................
b. Oleh Instansi mana.................................................
c. Hasil penilaian/klasifikasi : Pemula/Madya/Utama

II. BIODATA KETUA P4S


1 Nama P4S : .............................................................................

2 Nama Ketua P4S : .............................................................................

3 Tempat/Tanggal :
Lahir (umur) .............................................................................

4 Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan

5 Alamat :

• Jalan : .............................................................................

• RT/RW : .............................................................................

• Desa/Kelurahan : .............................................................................

• Kecamatan : ............................................Kode Pos................

• Kab/Kota : .............................................................................

• Provinsi : .............................................................................

6 No. Telepon : .............................................................................

7 No. Fax : .............................................................................

8 No. Handphone : .............................................................................

9 Alamat E-mail : .............................................................................

10 Pendidikan
Terakhir : .............................................................................

34
12. Pelatihan yang pernah diikuti oleh ketua P4S:

Lama Instansi
Tahun Nama Pelatihan Tempat
(hari) Penyelenggara

Contoh pengisian:
Manajemen
2007 5 hari BBPP Lembang
Pengelolaan P4S

13. Jenis usahatani ketua P4S

Produksi
Berapa Nilai Nilai hasil
Skala kali hasil produksi
usaha/ Hasil
panen produksi bersih per
No. Komoditas volume kotor per Masalah
per kotor tahun
(Ha/ekor kali panen
/dll) tahun per (Rp)
(kg,ekor)
tahun
(Rp)

1.

2.

3.

4.

5.

35
III. KERAGAAN P4S
A. Sarana dan Prasarana
1. Lahan usahatani
Status kepemilikan
Hak Lain-lain
Luas Milik
No Jenis lahan Sewa guna Gaduh (sebutkan)
(Ha) sendiri
(Ha) pakai (Ha) (Ha)
(Ha)
(Ha)
1 Sawah

2 Kebun

3 Tegalan

4 Pekarangan

5 Perkebunan

Contoh pengisian:

1 Sawah 6 Ha 3 Ha 3 Ha

2. Ruang belajar

Kapasitas
No Jenis ruang belajar Luas (m2)
(orang)

Contoh pengisian:
1 Ruang serbaguna 50 m2 30

2 Saung 30 m2 20

36
3. Sarana belajar

Jumlah Kondisi Keterangan


No Jenis
(unit) (baik/kurang baik)

Contoh pengisian:
1 Bangku belajar 50 Baik Keterangan

2 Tikar 5 kurang baik

4. Ruang sekretariat
Bubuhkan tanda (√)
Ada/belum ada Keterangan
pada kotak Luas (m2)

Belum ada

Ada Semi permanen


.................

Ada
Permanen .................

5. Sarana kesekretariatan

Jumlah Kondisi
No Jenis
(unit) (baik/kurang baik)

37
Contoh pengisian:
1 Meja kantor 1 Baik

2 Kursi 3 Kurang baik

6. Laboratorium/laboratorium lapangan
Bubuhkan tanda (√)
Ada/belum ada Keterangan Luas (m2)
pada kotak

belum ada

ada semi permanen .................

ada Permanen ..................

7. Bengkel kerja
Bubuhkan tanda (√)
Ada/belum ada Keterangan
pada kotak Luas (m2)

belum ada

..................
ada semi permanen

..................
ada permanen

8. Peralatan Pertanian

Jumlah Kondisi
No Jenis alat
(unit) (baik/kurang baik)

Contoh pengisian:

1 Cangkul 4 baik
2 Hand tractor 1 kurang baik

38
9. Ruang perpustakaan

Bubuhkan tanda (√)


Ada/tidak ada Keterangan
pada kotak

Belum ada

Ada Menyatu dengan ruang lain

Ada Ruang khusus

10. Jenis buku/informasi

No Judul buku Bentuk Tahun terbit

Contoh pengisian:

1 Budidaya Cabe Leaflet 2007

2 Pembuatan Biogas Brosur 2009

11. Asrama
Bubuhkan
Ada/belum Luas Kapasitas
tanda (√) Keterangan
ada (m2) (orang)
pada kotak

Belum ada masih di rumah petani

Ada semi permanen ............ ................

Ada permanen ............ ...............

39
12. Sarana MCK

Bubuhkan Kakus/WC Kamar mandi


Sumber air
tanda (√)
bersih Ada/tidak Jumlah Ada/tidak jumlah
pada kotak

Tersedia ada ............ ada ............

tersedia tidak ada ............

tersedia ada ............ tidak

tidak tersedia ada ............ ada ............

13. Penerangan

Bubuhkan tanda (√)


Sumber penerangan Keterangan
pada kotak

PLN Belum ada

PLN Ada

PLN Ada plus cadangan generator

14. Akses ke jalan


Jarak P4S ke Kondisi jalan Jangkauan ke lokasi P4S
No
jalan raya (km) (tanah/batu/aspal) (roda 2/roda 4/jalan kaki)

Contoh pengisian:

1 12 Aspal Roda dua


2 6 Tanah Jalan kaki

40
B. Kelembagaan
1. Struktur organisasi
Bubuhkan tanda (√)
Ada/belum ada Keterangan
pada kotak

belum ada

ada belum tertulis

ada sudah tertulis

2. Uraian tugas pengelola


Bubuhkan tanda (√)
Ada/belum ada Keterangan
pada kotak

belum ada

ada belum dilaksanakan

ada sudah dilaksanakan

3. Anggaran dasar/anggaran rumah tangga

Bubuhkan tanda (√)


Ada/belum ada Keterangan
pada kotak

belum ada

ada belum dinotariskan

ada sudah dinotariskan

C. Penyelenggaraan Pelatihan/Permagangan
1. Materi pelatihan/permagangan
Bubuhkan tanda (√) Tertulis/belum
Keterangan
pada kotak tertulis

belum tertulis

dalam bentuk lembar


tertulis
persiapan pembelajaran

Tertulis dalam bentuk modul

41
2. Perencanaan tahunan

Bubuhkan tanda (√)


Ada/tidak ada Keterangan
pada kotak

tanpa perencanaan

Ada tidak tertulis

Ada tertulis

3. Frekuensi dan intensitas penyelenggaraan pelatihan/permagangan


No
Judul pelatihan/permagangan

2008
2009 2010

Contoh pengisian:

No 2008 2009 2010

Pembuatan Pupuk
1 Agribisnis Jagung Agribisnis Jagung
Organik

Pembuatan Pupuk
2 - -
Organik

42
4. Pembinaan kelompoktani (poktan)

Jumlah
Nama poktan Jenis usaha
No. Alamat poktan anggota poktan
binaan P4S utama poktan
(orang)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

D. Ketenagaan

1. Fasilitator/narasumber

Asal Instansi (P4S,


No Nama Dinas Pertanian, Jabatan
BPP,dll)
1

43
Contoh pengisian:

1 Ishak P4S “Tani Mandiri” Ketua Pengelola


2 Arifin, SP BPP Baso Penyuluh Pertanian

2. Kompetensi fasilitator yang berasal dari P4S

Bidang Pelatihan yang pernah diikuti


No Nama fasilitator
keahlian Judul pelatihan Tahun Tempat

Contoh pengisian:

Penggemukan Budidaya Sapi BBPP


1 Aksan 2007
sapi Potong Noelbaki

3. Tenaga pengelola

Bubuhkan tanda (√)


Ada/belum ada Keterangan
pada kotak
belum ada
ada
belum lengkap
ada
lengkap

44
4. Pengembangan tenaga pengelola

Jabatan dalam Pelatihan yang pernah diikuti


No Nama pengelola kepengelolaan
P4S Judul pelatihan Tahun Tempat

5. Penghargaan

Instansi
Tingkat penghargaan
Tahun Jenis penghargaan pemberi
(kab/prov/nas/internasional)
penghargaan

6. Pengakuan pihak luar

Nama fasilitator yang Pengalaman melatih di luar P4S yang dikelola


No
berasal dari P4S
Judul pelatihan Tahun Tempat

45
E. Pengembangan Usaha dan Jejaring Kerja
1. Pengembangan usaha

Jenis usaha
Jenis usaha Jenis usaha off
No budidaya (on farm)
off farm hulu*) **) farm hilir***)

Keterangan:

*) Contoh usaha di hulu/off farm : Pembuatan kompos, pestisida nabati,


penangkaran benih, pembuatan alsintan sederhana;

**) Contoh usaha budidaya/on farm : budidaya cabe merah, budidaya


melon, dst;

***) Contoh jenis usaha di hilir/off farm: pembuatan tepung tapioka,


pembuatan selai nanas, jasa pemasaran hasil, pengemasan hasil
pertanian, dll.

2. Jejaring usaha

Kategori mitra usaha Alamat


Nama mitra Jenis kegiatan yang
Tahun (lokal/regional/nas/ mitra
usaha Dikerjasamakan
internasional) usaha

Contoh pengisian:
Koperasi
2004 Beras SAE Regional Bogor
PMI

46
3. Jejaring kerja pelatihan/permagangan

Alamat
Nama Judul
instansi/lembaga mitra
Tahun instansi/lembaga mitra dalam Pelatihan/permagangan
dalam
pelatihan/permagangan yang dimitrakan pelatihan/permagangan

Contoh pengisian:
Magang/PKL/ Ciputat, Jakarta
2008 Universitas Islam Negeri
Budadaya ikan

47
Lampiran 4.

BERITA ACARA HASIL KLASIFIKASI P4S


OLEH TIM KLASIFIKASI PROVINSI

Tim Klasifikasi P4S Provinsi ............................, dengan susunan sebagai


berikut:
Ketua :
Sekretaris :
Anggota :
dengan ini menyatakan bahwa:
1. Pada tanggal ...................................., Tim Klasifikasi Provinsi telah
melaksanakan observasi lapangan, wawancara dan telaahan
terhadap dokumen dan buku-buku pencatatan kegiatan milik
....................... P4S*) yang berada di Provinsi .................................;
2. Berdasarkan kegiatan pada butir 1 di atas, Tim Klasifikasi P4S
Provinsi sepakat memberikan skor penilaian kepada P4S sesuai
dengan daftar terlampir;
3. Selanjutnya kami mengusulkan kepada Ketua Tim Klasifikasi P4S
Wilayah agar nama-nama P4S tersebut diusulkan kepada Kepala
Badan Pengembangan SDM Pertanian untuk dapat diterbitkan
sertifikat P4S sesuai dengan hasil klasifikasi.

Demikian berita acara ini kami buat dengan jujur dan penuh rasa
tanggung jawab.

.............,........................20.....
Tim Klasifikasi P4S Provinsi
Ketua : .........................................
Sekretaris : .........................................
Anggota 1. .......................................
2. .......................................

*) Isi dengan jumlah P4S


yang telah dinilai (misalnya 10 atau 15 P4S)

48
Lampiran Berita Acara Hasil Klasifikasi P4S oleh Tim Klasifikasi P4S Provinsi
No. Nama P4S Alamat Skoring Klasifikasi

49
Lampiran 5.

BERITA ACARA HASIL KLASIFIKASI P4S


OLEH TIM KLASIFIKASI WILAYAH

Tim Klasifikasi P4S Wilayah ................................., dengan susunan


sebagai berikut:

Ketua :

Sekretaris :

Anggota :

dengan ini menyatakan bahwa:

1. Pada tanggal .................................. Tim Klasifikasi Wilayah


melakukan verifikasi terhadap hasil klasifikasi P4S yang
sebelumnya telah dilakukan oleh Tim Provinsi terhadap nama-
nama P4S sebagaimana daftar terlampir;
2. Berdasarkan hasil verifikasi tersebut, Ketua Tim Klasifikasi P4S
Wilayah mengusulkan kepada Kepala Badan Pengembangan SDM
Pertanian untuk dapat diterbitkan sertifikat P4S sesuai dengan hasil
klasifikasi.

Demikian berita acara ini kami buat dengan jujur dan penuh rasa
tanggung jawab.

................., ................... 20....

Tim Klasifikasi P4S Wilayah

Ketua Tim : .........................................

Sekretaris : .........................................

Anggota 1. .......................................

2. .......................................

50
Lampiran Berita Acara Hasil Klasifikasi oleh Tim Klasifikasi P4S Wilayah

Nama
No. Provinsi Kabupaten/Kota Alamat Skoring
P4S Klasifikasi

51

You might also like