You are on page 1of 10

PEMBUATAN PUPUK KOMPOS SKALA

RUMAH TANGGA
“ Diajukan kepada Guru Mata Pelajaran Bilogi Pertanian
untuk Melengkapi Tugas Ujian Praktek Mata Pelajaran Kompos Organik.”

Disusun oleh :
KELAS XII IIA 1 ( kelompok 4 )
 ANIS NIKMATUL WARIDAH (01)
 ANZILA FIRIZKA (02)
 DESY ROSALINA (03)
 INDAH DWI RAHAYU (12)
 NOV I BAGUS PRATAMA (20)
 RENDIK DWI PURWOWIDODO (22)

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 SRENGAT


JALAN RAYA BAGELENAN, SRENGAT, BLITAR
NO.TELP (0342) 551096, FAX (0342) 553133
2010 – 2011
PEMBUATAN PUPUK KOMPOS SKALA RUMAH
TANGGA
A. TUJUAN
1. Mengetahui cara membuat kompos skala rumah tangga
2. Memenuhi tugas mulok pertanian
3. Mengurangi masalah sampah rumah tangga
4. Menambah pendapatan rumah tangga
5. Menciptakan peluang kerja untuk orang lain apabila sudah berhasil

B. LATAR BELAKANG

Untuk mengatasi masalah sampah rumah tangga, salah satu hal yang bisa dilakukan untuk
mengurangi pencemaran lingkungan yaitu dengan memanfaatkan sampah organik untuk
dijadikan kompos.
Kompos adalah pupuk yang dibuat dari sampah organic pembuatannya tidak terlalu rumit,
tidak memerlukan tempat luas, dan tidak memerlukan banyak peralatan dan banyak biaya.hanya
memerlukan persiapan pendahuluan, sesudah itu sudah rutin, tidak merepotkan bahkan selain
mengurangi masalah pembuangan sampah, kompos yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sendiri,
tidak perlu membeli.
Kompos berguna untuk memperbaiki struktur tanah, zat makanan yang diperlukan tumbuhan
akan tersedia. Mikroba yang ada dalam kompos akan membantu penyerapan zat makanan yang
dibutuhkan tanaman. Tanah akan menjadi lebih gembur. Tanaman yang dipupuk dengan kompos
akan tumbuh lebih baik. Hasilnya bunga bunga beerkembang, halaman menjadi asri dan teduh.
Hawa menjadi segar karena oksigen yang dihasilkan oleh tumbuhan.

C. MANFAAT
1) Dapat mengetahui cara pembuatan pupuk kompos organik dengan baik dan
benar.
2) Dapat mengetahui secara tepat tentang apa saja yang diperlukan dalam
pembuatan pupuk kompos organik.
3) Dapat mengetahui perbandingan bahan yang sesuai dalam pembuatan pupuk
kompos organik .
4) Melengkapi tugas ujian praktek, dan mengaplikasikan antara teori dan praktek
mata pelajaran biologi pertanian dalam kehidupan sehari-hari.
5) Dapat memenuhi tugas pertanian.
6) Menambah wawasan penulis, khususnya, dan pembaca, umumnya, mengenai
cara bercocok tanam tanaman organic.

D. ALAT – ALAT DAN BAHAN


a) Alat :
1. Timba
2. Solder
3. Pisau
4. Cetok
5. Skop
6. Gayung
7. Jurigen
8. Botol aqua 1500 ml
9. Gelas aqua
10. Ember
11. Masker
12. Sarung tangan
13. ATK
14. Arloji
15. Termometer
b) Bahan :
1. Gula 0.25 kg
2. EM_4
3. Serbuk gergaji
4. Dolomit (abu dapur)
5. Kotoran hewan (ternak)
6. Sampah dapur (sudah dicacah)
7. Air

E. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan semua alat dan bahan.
2. Mebuat laruatan EM.
a. Menyiapkan alat dan bahan.
b. Memasukkan gula pasir sebanyak 250 gr + 1L EM + 5L air bersih dalam
timba.
c. Mengaduk larutan EM sampai campur.
d. Memasukkan larutan pada jurigen kemudian menutupnya rapat-rapat.
e. Mendiamkan larutan EM ± 24 jam.
3. Melubangi timba pada bagian bawah dan tutup timba sesuai dengan pola.
4. Mencacah sampah hijau.
5. Memasukkan pasir pada timba 10 cm.
6. Memasukkan pupuk jadi pada timba 15 cm.
7. Memasukkan sampah yang sudah dicacah pada timba.
8. Memasukkan pupuk setengah jadi pada timba.
9. Memasukkan serbuk gergaji pada timba.
10. Menaburkan abu diatas sampah.
11. Menyiram larutan EM yang telah diencerkan dengan perbandingan 1:5 pada timba.
12. Menutup timba.
13. Membalik sampah setiap 1 minggu sekali. Jika sampah dalam keadaan agak basah
ditambah dengan sampah. Jika terlalu kering ditambah larutan EM yang telah
diencerkan.
14. Mengamati dan menatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan yang sudah
disediakan..
15. Mendokumentasikan seluruh rangkaian kegiatan dalam penelitian ini.
F. TABEL HASIL PENGAMATAN

N BAHAN KEADAAN PADA MINGGU KE… KETERANGAN


1 2 3 4 5 6 7 8
O KOMPOS
1 Sampah Kompos Kompos Kompos Bau Bau Pupuk Pupuk Pupuk Pada minggu ke 3
hijau mengeluar tetap masih busuk kompos tidak tidak kompos dilakukan
(sawi,daun kan bau mengelu mengelu berkura justru berbau, berbau tidak penambahan
bawang,dau busuk, arkan arkan ng sangat warna warna berbau, pupuk anorganik
n pisang, timbul bau bau, ,warna menyen menjad hitam, berwar serta serta 4
jambu, dll) belatung, busuk, belatung kompos gat, i hitam suhu na minggu pertama
dan sampah suhu jumlah berubah menjadi belatung suhu normal hitam, dilakukan
coklat meningkat belatung menjadi coklat banyak normal suhu penambahan EM.
(kotoran kandungan semakin pupa, kehitam saat normal,
sapi jadi dan air masih banyak dan an diperas
setengah banyak. dengan timbul kompos tidak
jadi) ukuran binatang sudah banyak
yang bersayap tidak mengelu
lebih . terlalu arkan air
kecil, basah
suhu
mulai
tutun
karena
sudah
pembalik
an.

G. ANALISIS DATA

Pada minggu pertama kompos mengeluarkan bau busuk yang menyengat, timbul belatung,
suhu semakin memanas ( meningkat ), dan kandungan air memningkat. Pada minggu ke dua
kompos tetap mengeluarkan bau busuk dan jumlah belatung semakin banyak dibanding minggu
sebelumnya, sedangkan suhu sudah mulai turun karena suhu kompos menjadi hangat karena
sudah dilakukan pembalikan. Pada minggu ke tiga keadaan kompos masih mengeluarkan bau
busuk yang menyengat, belatung berubah menjadi pupa dan sebagian berubah menjadi binatang
kecil yang mempunyai sayap sejenis lalat. Pada minggu ke empat bau busuk berkurang, warna
kompos menjadi coklat kehitaman kompos sudah tidak terlalu basah. dan suhu sudah tidak
sehangat minggu sebelumnya. Pada minggu ke lima bau kompos justru menyengat dibanding
minggu sebelumnya, warna kompos sudah mulai menghitam,suhu sudah mulai normal dan
ketika diperas hanya mengeluarkan sedikit air saja. Pada minggu ke enam kompos sudah tidak
berbau dan warnanya sudsah mulai hitam. Pada minggu ke tujuh keadaan kompos tidak jauh
beda dengan minggu keenam. Keadaan kompos pada minggu kedelapanpun masih sama dengan
keaadaan kompos pada minggu keenam dan ketujuh.

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Apabila setiap rumah tangga melakukan pemilahan sampah, maka sampah yang organic
dijadikan kompos sedangkan sampah yang non organic disedekahkan kepada pemulung ,
sehingga pemerintah tinggal mengelola sisanya yang 10% saja yang tidak dapat di daur ulang.
Berikut kesimpulan yang kelompok kami peroleh dari pembuatan pupuk kompos skala rumah
tangga :

1. Keberhasilan pembuatan kompos harus memperhatikan keadaan suhu(45o-65o C),


kelembapan, aerasi timbunan, suasana keasaman, dan oksigen agar mikroorganisme
aerob maupun anaerob dapat berkembang biak dengan baik.
2. Proses pengomposan sangat dipengaruhi oleh bahan organic yang dipakai sebagai bahan
dasar pembuatan kompos dan metode pengolahannya.
3. Selain dapat memperbaiki stuktur tanah, kompos organic juga dapat mengurangi
pencemaran lingkungan dan menambah pendapatan keluarga.
4. Pupuk kompos yang sudah jadi dan bermutu ditandai dengan warnanya yang hitam pekat,
kadar air rendah ( jika dipegang tidak menggumpal), kompos sudah tidak berbau, dan
jika dipegang tidak terasa hangat atau panas lagi.

B. SARAN
1. Masyarakat dihimbau untuk menggunakan kompos organic pada lahan pertaniannya,
hal ini dimaksudkan untuk mengurangi pencemaran tanah oleh bahan – bahan kimia
2. Dalam pembuatan kompos sebaiknya pada saat memberikan larutan EM tidak
berlebihan karena apabila memberikan larutan EM terlalu banyak dapat menyebabkan
kegagalan pembuatan kompos
3. Ketika memilih sampah sebaiknya memilih sampah yang kadar C/N < 30 agar
pembuatan kompos cepat selesai atau tidak membutuhkan waktu yang lama.
4. Diharapkan agar masyarakat mau belajar mencoba membuat pupuk kompos sendiri
secara organik sebagai alternatif untuk mengatasi masalah pencemaran lingkungan
karena bahan kimia, mengingat semakin maju dan berkembangnya jaman, serta
banyaknya segi keuntungan yang diperoleh.
5. Dengan semakin majunya zaman dan teknologi diharapkan pada semua pihak, terus
berupaya menjaga kesuburan tanah dengan mengoptimalkan seluruh kekayaan alam
yang ada, dengan tetap berpedoman pada etika lingkungan.
6. Sebaiknya dalam proses pembuatan pupuk kompos organik, benar-benar
memperhatikan bagaimana cara pembuatan yang benar agar tidak terjadi kegagalan atau
kekeliruan pada saat membuatnya. Terutama dalam pemberian larutan bioaktifator
(EM4)
7. Sebaiknya dalam pengecekan kompos harus tepat waktu dan harus teliti dalam
mengamati setiap perubahan yang terjadi pada kompos tersebut.
8. Penelitian ini diharap dapat diuji coba kembali oleh generasi berikutnya, agar
mendapatkan produk yang sesuai dengan harapan dan masanya.
LAMPIRAN

Mencacah sampah hijau Tahap pertama pembuatan kompos

mengencerkan
EM4

Mencampur kompos dengan EM4


Mengaduk kompos

You might also like