You are on page 1of 5

LAPORAN PENGAMBILAN SAMPEL

PERCOBAAN II
ANALISIS BAHAN BUANGAN YANG
MEMERLUKAN OKSIGEN

Oleh : Kelompok III


Off. G
Eni Fatmawati 308332405198

URUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Pebruari 2011
Tanggal Pengambilan Sampel : Minggu, 13 Pebruari 2011

1. Lokasi dan Titik Pengambilan Sampel


Lokasi tempat pengambilan sampel yaitu selokan di daerah Kelurahan
Tanjung Rejo Kecamatan Sukun. Dengan denah sebagai berikut:

B
Kampung 1 Kampung 2
makam

SD Tanjungrejo 3 Kampung 3

Warung-warung
Kampung 4

Kampung 5

U
C

1. Kampung 1: Jl. Tanjung Putra Yudha gang 6 RT 9 RW XI, kelurahan Tanjung Rejo, Kecamatan Sukun
2. Kampung 2: RT 2 RW XI kampung Mergan Mushola, kelurahan Tanjung Rejo, kecamatan Sukun
3. Kampung 3: RT 2 RW XI kampung Mergan Kelurahan, kelurahan Tanjung Rejo, kecamatan Sukun.
4. Kampung 4: Jl. Tanjung Putra Yudha 4 RT 13 RW XI kelurahan Tanjung Rejo, kecamatan Sukun.
5. Kampung 5: Jl. Terusan Putra Yudha 5 RT 2 RW XIII kelurahan Tanjung Rejo, kecamatan Sukun.

Penentuan titik pengambilan sampel adalah berdasarkan:

 Sebagai saluran pembuangan limbah domestik


 Perkampungan padat
 Terkesan kumuh
 Banyak terdapat sampah
Mengingat yang dianalisis adalah bahan buangan yang memerlukan oksigen.
Berarti diduga, di air tersebut terkandung banyak zat organik.

Pengambilan sampel dilakukan pada tiga titik seperti denah di atas, yaitu
titik A (sebagai titik yang diduga paling banyak terkandung limbah). Pemilihan titik
A didasarkan pada tingkat kekumuhan dari selokan serta lokasinya yang terletak di
pusat perkampungan. Pada titik ini teramati sebagai titik yang airnya paling kumuh,
dan baunya paling busuk. Karena merupakan titik pertemuan dari beberapa saluran
selokan lain. Selain itu, pada titik ini teramati paling banyak terdapat sampah.

Titik B ( yang diduga belum tercemar oleh limbah) karena baru masuk
perkampungan serta titik C ( yang diduga pencemaran limbah sudah berkurang).
Krena sudah mulai keluar dari area perkampungan. Pengambilan di tiga titik ini
juga bertujuan untuk membandingkan tingkat pencemaran.

Pengambilan sampel dilakukan pada pertengahan lebar selokan dan


pertengahan kedalaman selokan. Hal ini bertujuan akan diperolehnya data yang
representatif.

2. Pengambilan Sampel
2.1. Alat pengambilan sampel
Pengambilan sampel memerlukan peralatan sederhana berupa sebuah
gayung bertangkai panjang bertujuan untuk memudahkan pengambilan sampel.,
serta sebuah corong plastik.
2.2. Wadah sampel
Sampel yang sudah diambil dituangkan ke dalam wadah berupa botol
plastik berukuran1,5 L sejumlah 6 botol. Karena setiap titik diambil 2 botol.
2.3. Peralatan lain
Alat- alat lain juga diperlukan dalam pengambilan sampel, yaitu:
 Sebilah kayu berukuran ± 2 meter dan meteran
kayu ini digunakan untuk mengukur kedalaman selokan, yaitu dengan
cara mencelupkannya ke selokan, kemudian batas tanda basah diukur
menggunakan meteran.
 Daun dan stopwatch
Daun dijatuhkan ke selokan, pada saat itu juga stopwatch dinyalakan.
Stopwatch dimatikan ketika daun sudah mencapai titik tanda. Hal ini
bertujuaan untuk mengetahui kecepatan arus ( jarak/ waktu)
 Termometer
Untuk mengukur suhu air pada titik pengambilan sampel.
Termometer diikat dengan tali rafia yang bertujuan mempermudah
dalam pengukuran.
 6 buah kantong plastik 1,5 kg dan 6 buah karet gelang
Pewadahan sampel dalam botol tidak boleh ada rongga udara. Untuk
menhindari adanya rongga udara, maka penutupan sampel
menggunakan plastik transparan yang kemudian diikat dengan karet
gelang.

3. Pewadahan Sampel
Sampel yang sudah diambil dituangkan ke dalam wadah berupa botol yang
sudah disiapkan( botol dalam keadaan bersih dan sudah dilakukan pembilasan
dengan air pada titik target). menggunakan gayung bertangkai serta corong sebagai
alat bantu dalam penuangan sampel ke dalam wadah. Kemudian langkah terakhir
adalah memberikan label pada masing- masing botol menggunakan tipe-ex
4. Transportasi dan Pengawetan.
Pengawetan terhadap sampel perlu dilakukan, karena sampel tidak bisa
langsung dianalisa..Pengawetan bertujuan untuk menghambat aktifitas mikro
organisme dan mengurangi penguapan gas serta bahan-bahan organik, sehingga
keaslian sampel tetap terjaga. Pengawetan dilakukan dengan cara menyimpan
sampel (yang sudah dalam wadah) ke dalam ice box yang sudah ditambahkan es
batu serta garam ( garam untuk menunda pencairan es). Cara pengawetan seperti ini
juga bertujuan untuk menghindari terjadinya reaksi kimia pada sampel (misalnya:
gesekan,suhu tinggi) mengingat pengangkutan sampel menggunakan motor karena
jarak lokasi pengambilan sampel dengan laboratorium yang mencapai 4 KM.

5. Sifat Fisik Air dan Kondisi Fisik Badan Air

Sifat fisik air

Titik Waktu Warna Air Bau Kekeruhan Suhu


Pengambilan ( ˚C)
Sampel (WIB)
A 10.55 Abu- abu Busuk ( ++++) Agak keruh 26
B 10.15 Tidak Agak busuk jernih 24
berwarna
C 11.15 kekuningan Busuk ( ++) Agak keruh 25

Keterangan:

Tanda ( +) menunjukkan tingkat busuknya bau dari air selokan.


Kondisi fisik badan air

Titik Lebar ( m) Kedalaman Kecepatan arus Jarak


(cm) (m/s) ( m)
A 1,5 15 0,01 -
B 2,0 7 0,38 400 dari A
C 1,0 11 0,30 350 dari A

Interpretasi data hasil pengambilan sampel

 Warna abu- abu pada air selokan disebabkan oleh peruraian sampah
yang belum sempurna
 Warna kekuningan, warna ini disebabkan oleh aktifitas anaerob dari
mikroorganisme pada air tersebut. Air yang awalnya tidak berwarna
menjadi berwarna kekuningan.
 Bau busuk, bau ini disebabkan oleh aktifitas mikroorganisme pada air
tersebut.
 Perbedaan kecepatan arus bias dipengaruhi oleh kadar oksigen serta
medan dari selokan tersebut.

You might also like