Professional Documents
Culture Documents
(MRP)
Dalam suatu industri, permintaan terhadap item – item produksi dapat dibedakan ke
dalam dua tipe, yaitu permintaan tidak bergantung( independent demand) dan permaintaan
tergantung (dependent demand). Suatu item dianggap memiliki independent demand bila
permintaan terhadap item tersebut tidak dipengaruhi oleh permintaan terhadap item yang lain,
permintaan hanya dipengaruhi oleh faktor pasar. Permintaan terhadap produk jadi atau produk
akhir umumnya bersifat independent. Artinya, permintaan terhadapnya hanya dipengaruhi oleh
kondisi pasar dan tidak dipengaruhi oleh permintaan terhadap barang lain yang diproduksi di
perusahaan tersebut.
Suatu item memiliki dependent demand bila permintaan terhadap item tersebut
dipengaruhi akan permintaan terhadap item yang lain. Sebagai contoh, di sebuah industri mobil,
permintaan terhadap ban,jok, dan komponen – komponen lainnya akan ditentukan oleh
permintaan terhadap mobil. Artinya, bila ingin membuat sepuluh unit mobil, maka harus
disediakan 50 unit ban. Jadi, permintaan terhadap ban bersifat dependent atau tergantung pada
berapa unit mobil yang akan dibuat. Permintaan dependent biasanya terdapat item komponen,
barang setengah jadi, atau bahan baku.
Sistem MRP adalah suatu prosedur logis berupa aturan keputusan dan teknik transaksi
berbasis komputer yang dirancang untuk menerjemahkan jadwal induk produksi menjadi
“kebutuhan bersih” untuk semua item. Sistem MRP dikembangkan untuk membantu perusahaan
manufaktur mengatasi kebutuhan akan item – item dependent secar baik dan efisien.
Salah satu kesulitan dari model – model persediaan tradisional adalah menentukan
tingkat persediaan optimal untuk komponen – komponen yang mempunyai sifat saling
bergantung. Misalnya pada industri mobil dimana jumlah dan macamnya banyak sekali serta
kebutuhan antara satu dengan lainnya saling bergantung. Jika teknik tradisional dipakai untuk
menghitung persediaan tiap item , maka akan dijumpai usaha perhitungan yang sangat banyak.
Hai ini tentunya memakan banyak waktu dan hasilnya kemungkinan besar tidak optimal
dikarenakan permintaan komponen secara nyata berkondisi saling bergantung.
1
Perbedaan antara Model Tradisional dan Sistem MRP dapat dilihat pada tabel berikut.
2
Ada empat tujuan yang menjadi ciri utama sistem MRP yaitu sebagai berikut.
3
Input Sistem MRP
Ada tiga input yang dibutuhkan oleh sistem MRP. Ketiga input itu adalah sebagai
berikut.
Jadwal Induk Produksi
Catatan Keadaan Persediaan
Struktur Produk
4
teknik ukuran lot yang digunakan, persediaan pengaman, dan catatan – catatan penting
lainnya dari semua item.
Struktur Produk berisi informasi tentang hubungan antara komponen –
komponen dalam suatu perakitan. Informasi ini sangat penting dalam penentuan
kebutuhan kotor dan kebutuhan bersih. Strujtur produk juga memberikan informasi
tentang item, seperti nomor item, jumlah yang dibutuhkan dalam setiap perakitan, dan
berapa jumlah akhir yang harus dibuat.
5
Salah satu data yang erat kaitannya dengan waktu adalah lead time, dimana lead
time akan mempengarungi proses offseting. Suatu perakitan tidak dapat
dilakukan apabila komponen – komponen pembentuknya belum siap tersedia.
Kompleksnya masalah akan dirasakan pada tahap penentuan ukuran lot disetiap
tingkat produksi. Persoalan yang penting dari masalah ini bukan hanya
penentuan ukuran lot size pada setiap level akan tetapi perlu mempertimbangkan
masalah lead time.
4) Kebutuhan yang Berubah
Sistem MRP dirancang untuk menjadi sistem yang fleksibel terhadap
perubahan – perubahan, baik perubahan dari luar (permintaan) maupun dari
dalam (kapasitas). Fleksibilitas ini bukannya tidak menimbulkan masalah.
Perubahan kebutuhan akan produk akhir tidak hanya berpengaruh pada
penentuan rencana pemesanan (timing) namum mempengaruhi pula penentuan
jumlah kebutuhan yang diinginkan.
5) Komponen Umum
Komponen umum berarti komponen tersebut dibutuhkan oleh lebih dari satu
induk item-nya. Komponen umum ini akan menimbulkan kesulitan pada proses
netting dan lotting. Kesulitan pada komponen umum ternyata tidak hanya sampai
di situ saja, kesulitan akan bertambah apabila komponen – komponen umum
tersebut ada pada level yang berbeda, baik dalam satu struktur produk yang
sama maupun struktur yang berbeda.