Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sebagai pemuda pemudi penerus bangsa hendaknya kita memantapkan hati
untuk mencari jati diri kita, membentuk karakter dan kepribadian kita yang nantinya
akan menjadi bekal dalam meniti masa depan.
Dalam hidup ini semua diawali dengan kata mencoba, tanpa hal itu mustahil
kita dapat melakukan apapun di dunia ini. Tentu saja ka mencoba tersebut harus
diartikan dalam konotasi positif, karena kata mencoba itu bagaikan bilah pisau
bermata dua. Apabila kita salah mengartikannya hal itu dapat berbahaya bagi diri kita
sendiri.
Untuk lebih mengulas tentang makna istilah yang telah lazim kita dengar yaitu
“berani mencoba” kami dalam makalah ini akan mencoba untuk menjabarkannya.
2. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
Pengertian dari makna berani mencoba
Kendala pembentukan kepribadian pemuda pemudi untuk berani mencoba
Bagaimana cara pembentukan kepribadian pemuda pemudi untuk berani mencoba
3. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:
Mengetahui dan memahami pengertian dan makna berani mencoba
Mengetahui kendala pembentukan kepribadian pemuda pemudi untuk berani
mencoba
Dapat mengetahui bagaimana cara pembentukan kepribadian pemuda pemudi
untuk berani mencoba
4. Metode Penulisan
Metode penulisan ditulis berdasarkan analisa kondisi nyata oleh para penulis
yang di dukung oleh literature – literature elektronik serta didukung beberapa
potongan film yang menggambarkan tulisan serta beberapa contoh atau kasus nyata.
Kunci keberhasilan hidup adalah konsep diri positif, Konsep diri positif bahwa
mencoba itu merupakan suatu hal yang baik dan harus dilakukan. Konsep diri
memainkan peran yang sangat besar dalam menentukan keberhasilan hidup seseorang,
karena konsep diri dapat dianalogikan sebagai suatu operating system yang
menjalankan suatu komputer. Terlepas dari sebaik apapun perangkat keras komputer
dan program yang di-install, apabila sistem operasinya tidak baik dan banyak
Konsep diri adalah sistem operasi yang menjalankan komputer mental, yang
mempengaruhi kemampuan berpikir seseorang. Konsep diri ini setelah ter-install akan
masuk di pikiran bawah sadar dan mempunyai bobot pengaruh sebesar 88% terhadap
level kesadaran seseorang dalam suatu saat. Semakin baik konsep diri maka akan
semakin mudah seseorang untuk berhasil, demikian pula sebaliknya.
Jika kita pahami arti dari tulisan di atas, tersirat bahwa hidup manusia adalah
terdiri rangkaian aktivitas mecoba, gagal, dan mencoba kembali hingga sukses. Mulai
dari aktivitas menakjubkan kita sewaktu kecil yaitu mencoba untuk belajar berjalan,
sampai dengan membangun suatu keluarga adalah diawali dengan aktivitas mencoba.
Bayangkan apabila sewaktu kecil kita tidak berani untuk mencoba berjalan, pasti
selamanya kita akan hidup dalam kelumpuhan dan ketakutan-ketakutan tersebut tidak
akan mampu membuat kita untuk dapat bertahan hidup.
Orang yang tidak berani mengambil resiko sama dengan orang yang tidak berani
mencoba segala hal. Setiap mencoba sesuatu, kita pasti dihadapkan dengan salah satu
dari dua akibat, yakni keberhasilan dan kegagalan.
Orang-orang yang tidak berani mengambil resiko adalah orang-orang yang tidak
memiliki kesiapan menerima kegagalan. Sebenarnya kegagalan tersebut tidak pernah
menyakiti seseorang. Kegagalan bukanlah sesuatu yang menyakitkan. Namun
pertanyaan yang seharunya kita renungkan adalah mengapa kita begitu ketakutan
dalam menerima kegagalan tersebut.
Takut akan suatu kegagalan merupakan kebudayaan yang dibawa oleh orang-
orang dewasa. Mereka menanamkan tahayul-tahayul mengenai kegagalan pada diri
pemuda pemudi yang sejatinya dalam masa transisi mencari jati diri mereka.
Jadi, kegagalan bukanlah sesuatu yang menyakitkan, tetapi pandangan kita yang
berupa tahayul-tahayul itulah yang membuat kita merasa sakit ketika menerima
kegagalan. Karena ketakutan menerima kesakitan itulah yang menyebabkan kita tidak
berani menerima kegagalan, yang selanjutnya menjadi kita tidak berani mencoba.
Sering dalam hidup ini kita terlau cepat menyerah. Ketika memulai mencoba
sesuatu, dan saat kesulitan serta hambatan menghalangi jalan kita, kita tergoda untuk
kembali ke comfort zone (Zona nyaman). Mencapai kesuksesan atau keberhasilan
sering kali bukan hanya masalah kerja keras, tetapi juga ketahanan dan persistensi
tinggi. Dalam hal ini peranan keyakinan atas apa yang kita perjuangkan dan
kepercayaan diri yang tinggi yang membuat perbedaan yang besar.
Kehidupan sosok sosok besar yang telah membuktikan keberanian mereka untuk
mencoba telah beshasil mengantarkan mereka terhadap kesuksesan yang dapat
menginspirasi kita. Mereka berani bertahan dan terus melangkah walaupun
keberhasilan kelihatan jauh dari pandangan mata, dan mungkin banyak sekali aral
yang melintang di jalan mereka.
Seperti pengalaman dari Walt Disney saat hendak membangun Disney Land
harus bersusah payah mencoba meyakinkan investor untuk memberikan pinjaman.
Semua investor tidak percaya dengan mimpinya membangun suatu tempat hiburan
yang besar dan istimewa, dan orang harus membayar tiket masuknya. Pada zaman itu
Kedua cerita di atas memberikan motivasi kepada kita bahwa keyakinan atas
impian dan keberanian pantang menyerah sangat menentukan dalam keberhasilan
dalam pencapaian hidup. Semangat pantang menyerah dan sikap mau mencoba, dan
terus mencoba lagi adalah api yang tidak boleh padam.
Kita tidak akan pernah tahu, kapan kesuksesan dapat kita raih. Kita tidak akan
pernah tahu kapan kesuksesan akan datang mengetuk di pintu kita. Mungkin kelihatan
jauh, walaupun sudah begitu dekat. Mungkin pula di tikungan berikutnya di jalan
yang kita ambil. Kita tidak akan pernah tahu kapan kita berhasil sampai kita telah
meraihnya. Dan untuk itu, keberanian mencoba membuat perbedaan yang
membedakan antara seorang yang gagal dengan orang yang berhasil meraih
impiannya.
Manusia memiliki fitrah hidup untuk dapat berani mencoba, Tuhan memberkati
semua manusia tanpa terkecuali dengan keberanian untuk mencoba. Bukti nyata yang
sering kita jumpai dikehidupan sehari-hari yaitu, setiap anak yang tidak cacat pasti
Tapi sayangnya, berkah Tuhan tersebut dicemari oleh tahayul yang dibuat oleh
manusia sendiri. Internalisasi tahayul-tahayul tersebut terutama diawali dalam dunia
pendidikan formal, sebuah institusi masyarakat yang seharusnya mendukung aspek-
aspek kehidupan manusia yang positif.
Bobbi de Porter dkk dalam buku Quantum Learning memberi ilustrasi sebagai
berikut :
Marilah kita lihat beberapa tonggak belajar pada usia awal seorang anak yang
normal dan sehat. Saat Anda merayakan ulang tahun pertama, mungkin anak tersebut
telah belajar berjalan, suatu proses yang rumit yang hampir-hampir mustahil untuk
dijelaskan dengan kata-kata atau diajarkan tanpa mendemonstrasikannya. Meski
demikian, anak tersebut dapat melakukannya walau dengan berkali-kali terjatuh.
Sebagai orang pemuda pemudi, tentu Anda dapat mengingat beberapa kasus ketika
Anda menyerah mempelajari sesuatu yang baru setelah gagal satu atau dua kali.
Saat sang anak berusia sekitar dua tahun, anak tersebut mulai berkomunikasi
dengan ketrampilan yang dia pelajari tanpa buku tata bahasa, sekolah, atau ujian.
Nyatanya, sebelum ulang tahun kelima, anak tersebut telah mampu mempelajari 90%
semua kata yang selalu digunakan selama hidup. Dan jika anak tersebut tinggal di
dalam rumah yang menggunakan lebih dari satu bahasa, mungkin Anda akan lancar
menggunakan kedua bahasa tersebut.
Pada usia enam tahun, sang memasuki sebuah fase, yang oleh para ahli disebut
tersulit-yakni Anda belajar membaca. Anda melakukan ini berkat kekuatan luar biasa
otak Anda.
Lalu pada suatu hari, mungkin di kelas satu atau kelas dua, guru Anda berkata,
”Siapa yang dapat menjawab pertanyaan ini ?” Anda mengacungkan tangan sembari
bergeser ke ujung tempat duduk dengan bersemangat hingga guru itu memanggil
nama Anda. Dengan penuh keyakinan Anda menjawabnmya.Lalu Anda mendengar
beberapa anak tertawa dan guru Anda berkata,”Tidak, itu salah. Saya heran
melihatmu.”
Saat lulus Sekolah Dasar, kata belajar membuat murid merasa tegang dan
terbebani. Dengan fakta ini, membuat kita harus segera sadar bahwa komentar-
komentar negatif dapat membuat citra diri yang negatif. Karena itu jika suatu saat
Anda menerima komentar semacam itu, sebaiknya abaikanlah.
Karena kita semua telah terjangkit tahayul-tahayul yang dibuat umat manusia
sehingga selalu mengalami ketakutan untuk mencoba sesuatu, maka tugas kita adalah
membenahi diri dengan membuang tahayul-tahayul tersebut.
1. Kesimpulan
Janganlah pernah takut untuk mencoba, karena mencoba adalah kunci dari
keberhasilan. Tidak ada yang tahu kapan kita akan berhasil ataupun gagal sebelum
kita mencoba hal tersebut. Kegagalan yang ada pada diri kita itu semata hanya karena
kita tidak berani untuk mencoba kembali. Selalu berpikir positiflah atas segala
aktivitas yang akan kita kerjakan.
2. Saran
Adapun beberapa saran yang dapat kami sampaikan yaitu :
1. Abaikan segala anggapan negatif yang diberikan orang lain atas hal yang kita
coba.
2. Percayalah kepada kemampuan diri kita.
3. Jangan pernah berpikir bahwa putus asa adalah solusi terbaik ketika kita menemui
kegagalan.
DePorter, Bobbi & Mike Hernacki. 2007. Quantum Learning. Bandung: Kaifa.
http://www.facebook.com/topic.php?uid=116572208370166&topic=36
http://rindy-agassi.blogspot.com/2010/08/selalu-saja-menghambat.html
http://www.artikata.com/arti-361665-mencoba.php
http://www.youtube.com/watch?v=HC39hhElAZk
http://rohadieducation.wordpress.com/2009/02/17/berani-mencoba/
http://semangatbelajar.com/tag/berani-mencoba-hal-hal-baru/