Professional Documents
Culture Documents
pagi itu saat aq terbangun dari tidurq, aq agak heran karena sebagian
teman saya sudah ada dikntrakan. Ada dimas dan temannya, aji dan
juwitanya, gatra, rendi, saiful dan syarif yang sedang ngobrol asyik di
ruang tamu kontrakan kecil itu. Ketika aq lewat samping mereka, dimas
langsung bertanya pada saya “kamu ikut naik gunung pa enggak leng
(sapaan akrab saya)”? aq pun menjawab enggak dim. Temen-temen yang
lain ikut memberi komentar juga. Setelah melakukan percakapan dengan
mereka akhirnya aq ikut juga mendaki gunung dengan mereka.
Di pagi yang cerah itu semua perlengkapan sudah dipersiapkan, ada yang
membawa beras, baju ganti, mantel, panci, makanan dan yang pasti tidak
ketinggalan kamera. Akhirnya sekitar jam 09 aq dan teman-teman
memulai perjalanan dari kontrakan di Jember menuju rumah Mifta di
Situbondo. Rencananya kami mau nitip motor yang kami kendarai
dirumah Mifta, karena tidak memungkinkan membawa motor ke puncak
gunung dan di bawah gunung tak ada tempat penitipan motor.
Setelah selesai makan dan dirasa waktu sudah sore, kami minta ijin
kepada mama nya mifta untuk melanjutkan perjalanan ke puncak gunung
ringgit. Tak lupa kami membawa kopi yang tersisa dan 1 karton air
mineral yang disediakan oleh mamanya mifta buat menemani perjalanan
kami.
Perjalanan ke dasar gunung dari rumah nya mifta masih cukup jauh
sekitar 20 km dan kali ini kami tidak mengendarai motor. Setelah
membeli beberapa mie instan di Indomart kami sepakat untuk mencari
tumpangan gratis ke dasar gunung. Maklum bonek cuy.............., dan kami
pun langsung BERAKSI........
Setiap ada mobil pick up/truck yang lewat, sang juru palak yaitu Aji dan
Gatra langsung nyamperin sopir dan bertanya searah dengan tujuan kami
apa enggak.