You are on page 1of 8

1.

the risk return trade off

One of the main parts of personal financing is to save money. People save money for many
reasons but it is usually to buy better things and have a better future. One of the ways to save
money is by investing it. We of course want to make investments that will increase our savings
in the end. We unfortunately can not see into the future to tell what investments will grow and
which will flounder. Enron is a good example of this. With all investments there is a certain
amount of risk involved. This is also called Risk-Return Trade-Off. The higher the risked
investments usually pay the most but you could stand to loose more with these type of
investments.

Axioma #1: The Risk-Return Trade off (We won’t take on additional risk unless we expect to be
compensated with additional return). Kurang lebihnya begini; bahwa kita tidak akan mengambil
tambahan risiko kecuali jika kita mengharapkan compensasi dengan tambahan keuntungan.
Apalagi kalau kita mendengar atau membaca “High Return – High Risk”, kita sudah males
duluan. Binatang apa ini. Tetapi secara tidak sadar kita sebenarnya sudah seringkali
menerapkan istilah-istilah itu sehari-hari. Ini hanya sebuah istilah di textbook yang artinya
kurang lebih bahwa sesuatu investasi yang mendatangkan keuntungan besar, akan cenderung
mempunyai dampak / risiko yang besar pula.
Untuk menghilangkan risk sama sekali juga sulit. Yang bisa kita lakukan paling tidak adalah
dengan mengurangi risk yang akan timbul sebagai dampak dari investasi tersebut. Menurut
saya ini adalah seni, seni dalam arti mengatur jangan sampai risknya bisa melampaui yang
diharapkan. Lebih bagus apabila risknya dapat ditekan sampai pada titik terendah.
Masih ingat kita dengan kasus QSAR ?!
Ini salah satu contoh kasus yang pernah menimpa banyak investor. Memang dilihat dari
penawaran yang diberikan QSAR ke investor akan membuat semakin bernafsu untuk
berinvestasi. Tetapi alhasil, hampir semua dana yang diinvestasikan ke sana ludes. (Ceritanya
tidak perlu diperpanjang lagi…)
Berkaca dari kondisi dan peristiwa semacam itu, kita bisa menengok case yang saat ini sedang
melanda badan usaha di tempat kerja kita. Investasi itu menurut saya memang harus dilakukan,
tetapi managing risk-nya juga perlu. Tidak bisa berjalan hanya investasinya saja.
Yang perlu dicermati lagi bahwa dengan kondisi ketakutan akan timbulnya risk dan cara me-
manage-nya, tidak pernah dilakukan investasi sama sekali. Justru ini salah besar…
Pada saat kita tidak melakukan investasi dimana peluang sudah terbuka, secepat itu juga akan
banyak pelaku-pelaku bisnis yang kan mengambil alih peran kita. Saat kita sadar dan
terbangun, apa yang terjadi? Kita sudah ditinggal jauh para pesaing kita… Dan semakin jauh
lagi…
Apa kondisi ini yang kita harapkan?!

#2
Bahwa setiap individu berpendapat bahwa nilai uang saat ini lebih berharga daripada
nanti.
Sejumlah uang yang akan diterima dari hasil investasi pada akhir tahun, kalau kita
memperhatikan nilai waktu uang, maka nilainya akan lebih rendah pada akhir tahun
depan.
Jika kita tidak memperhatikan nilai waktu dari uang, maka uang yang akan kita terima
pada akhir tahun depan adalah sama nilainya yang kita miliki sekarang.

wikipedia :
The time value of money is the value of money figuring in a given amount of interest earned
over a given amount of time.
For example, 100 dollars of today's money invested for one year and earning 5 percent interest
will be worth 105 dollars after one year. Therefore, 100 dollars paid now or 105 dollars paid
exactly one year from now both have the same value to the recipient who assumes 5 percent
interest; using time value of money terminology, 100 dollars invested for one year at 5
percent interest has a future value of 105 dollars.[1] This notion dates at least to Martín de
Azpilcueta (1491-1586) of the School of Salamanca.
The method also allows the valuation of a likely stream of income in the future, in such a way
that the annual incomes are discounted and then added together, thus providing a lump-sum
"present value" of the entire income stream.
All of the standard calculations for time value of money derive from the most basic algebraic
expression for the present value of a future sum, "discounted" to the present by an amount
equal to the time value of money. For example, a sum of FV to be received in one year is
discounted (at the rate of interest r) to give a sum of PV at present: PV = FV − r·PV = FV/(1+r).
Some standard calculations based on the time value of money are:
Present value The current worth of a future sum of money or stream of cash flows given a
specified rate of return. Future cash flows are discounted at the discount rate, and the higher
the discount rate, the lower the present value of the future cash flows. Determining the
appropriate discount rate is the key to properly valuing future cash flows, whether they be
earnings or obligations[2].
Present value of an annuity An annuity is a series of equal payments or receipts that occur at
evenly spaced intervals. Leases and rental payments are examples. The payments or receipts
occur at the end of each period for an ordinary annuity while they occur at the beginning of each
period for an annuity due[3].
Present value of a perpetuity is an infinite and constant stream of identical cash flows[4].
Future value is the value of an asset or cash at a specified date in the future that is equivalent
in value to a specified sum today[5].
Future value of an annuity (FVA) is the future value of a stream of payments (annuity),
assuming the payments are invested at a given rate of interest

okezone :

Dalam literatur investasi konsep ini merupakan konsep paling dasar. Banyak buku,
jurnal, sampai media massa yang membahasnya, tapi isinya tidak pernah berubah dari
waktu ke waktu. Bahasan di sini dimaksudkan sebagai bentuk pencerahan dan pengingat
(reminding) betapa pentingnya membentuk perilaku investasi.
Secara sederhana, konsep ini bicara bahwa nilai uang satu juta yang Anda punya
sekarang tidak sama dengan satu juta pada sepuluh tahun yang lalu atau sepuluh tahun
kemudian. Jika sepuluh tahun lalu dengan satu juta, Anda bisa membeli satu motor
Honda produk PT Astra International Tbk (ASII). Maka sekarang dengan jumlah uang
yang sama hanya bisa membeli dua rodanya saja. Sepuluh tahun kemudian, uang satu
juta tadi mungkin hanya bisa untuk membeli helm motor saja.

Begitulah sifat uang. Itulah yang disebut dengan konsep: nilai waktu dari uang, yang
istilah kerennya disebut dengan time value of money. Sebuah konsep yang sangat
sederhana sekali namun dalam implementasi dan pengembangannya mampu melahirkan
banyak produk investasi dan sekaligus strategi investasi.

Konsep ini sebenarnya ingin mengatakan bahwa jika Anda punya uang sebaiknya
-bahkan seharusnya- diinvestasikan sehingga nilai uang itu tidak menyusut dimakan
waktu. Sebab, jika uang itu didiamkan, ditaruh di bawah bantal, brankas, atau lemari besi
maka uang itu tidak bekerja dan karenanya nilainya semakin lama semakin turun.

Apapun jenis atau pilihan investasinya, yang penting harus ada upaya mengarah ke
sana. Pemilik uang tinggal menentukan pilihan investasi sesuai dengan karakternya
masing-masing. Bagi pemilik modal atau pemodal yang maunya aman-aman saja, tidak
suka risiko (risk averter), maka bisa memilih jenis investasi deposito atau instrumen
investasi lainnya yang risikonya kecil seperti emas atau tanah.

Bagi pemodal yang menyukai tantangan atau risiko (risk taker) maka dia bisa memilih
jenis instrumen yang menjanjikan pertumbuhan tinggi, dengan risiko yang juga tinggi,
seperti saham.

Dengan konsep time value of money, pemodal bisa memprediksi berapa nilai uangnya
pada masa mendatang, berapa pertumbuhan setiap tahunnya. Apakah pertumbuhan
uangnya itu seimbang dengan laju inflasi setiap tahun atau tidak? Jika pertumbuhan
imbal hasil investasi masih lebih rendah dibandingkan laju inflasi maka berarti
pertumbuhan uang pemodal masih ketinggalan dibanding peningkatan harga barang.
Jika uang Anda hanya tumbuh tujuh persen setahun, sementara pertumbuhan harga
barang (inflasi) mencapai sembilan persen setahun maka sebenarnya uang Anda masih
mengalami penyusutan dibandingkan nilai barang.
Kembali ke ilustrasi Honda di atas. Misalkan, saat ini harga sebuah motor Honda Rp10
juta. Satu tahun ke depan, harga motor Honda naik sembilan persen menjadi
Rp10.900.000. Sementara, uang Anda Rp10 juta yang diinvestasikan di deposito hanya
menghasilkan tujuh persen menjadi Rp10.700.000. Artinya, jika diinvestasikan di
deposito dengan bunga tujuh persen, maka tahun depan uang Anda tidak cukup untuk
membeli satu motor Honda. Karena itu agar uang Anda tetap bisa untuk membeli motor
Honda harus diinvestasikan pada instrumen investasi yang hasilnya lebih dari sembilan
persen setahun. Anda mungkin memerlukan riset, strategi investasi dan juga keberanian
untuk mengelola risiko.

Sebaliknya, jika pemodal berhasil mengelola investasi dengan imbal hasil 20 persen per
tahun misalnya, maka nilai uang yang dimiliki semakin tinggi. Dengan imbal hasil
sebesar itu, pemodal tidak hanya masih bisa membeli satu motor Honda, tetapi masih
ada kelebihan uang untuk membeli aksesoris lainnya.

Nah, jika investor mampu menghasilkan imbal hasil cukup tinggi dengan stabil setiap
tahun, maka dia bisa memprediksi berapa nilai kekayaan yang dikumpulkan pada masa
mendatang. Andai diasumsikan imbal hasil stabil di kisaran 20 persen per tahun, maka
dengan konsep time value of money, investor bisa menghitung pertumbuhan uangnya.

Jika yang diinvestasikan Rp100 juta, maka pada akhir tahun pertama akan menjadi Rp120
juta, pada akhir tahun ke dua naik lagi menjadi Rp144 juta, pada akhir tahun ke tiga
tumbuh lagi menjadi Rp172,8 juta. Begitu seterusnya mengikuti formula time value of
money. (Tim BEI). (//ade)

investopedia :
The idea that money available at the present time is worth more than the same amount in the
future due to its potential earning capacity. This core principle of finance holds that, provided
money can earn interest, any amount of money is worth more the sooner it is received.

#3
This means that cash on hand is important. You see, I can run a company pandering to
investors looking for some earnings per share etc while running a company into debt. So while I
may turn huge (taxable) profit, it really is not good for my company. I will still be in debt. One
notable case of a company with huge cash reserves is Bershire hathaway. Now they could
easily turn a massive profit and give dividends to their holders, but instead, they try to not turn
large profits, and keep cash on hand. They have 40 billion in cash, and a AAA bond rating. This
allows the company to grow, and be stable.
Profit is gross income less all expenses. However, the profit may not be present in the form of
cash with a company as some amounts will be due from the customers in the form of bills
receivables. This is because we always make statements as on a particular date, usually the
annual closing. Hence, the saying a sale is not complete till the money is received.

Read more: http://wiki.answers.com/Q/Why_profit_does_not_equal_to_cash#ixzz1HZ6rvThz

Cash -- Not Profits -- is King. In measuring value we will use cash flows rather than accounting
profits because it is only cash flows that the firm receives and is able to reinvest.

Solution Summary

Referring to the fact that in measuring value we will use cash flows rather than accounting
profits because it is only cash flows that the firm receives and is able to reinvest, this solution
debates the statement: Cash -- Not Profits -- is King.

#4
What Does Incremental Cash Flow Mean?
The additional operating cash flow that an organization receives from taking on a new project.
A positive incremental cash flow means that the company's cash flow will increase with the
acceptance of the project.

Investopedia explains Incremental Cash Flow


There are several components that must be identified when looking at incremental cash flows:
the initial outlay, cash flows from taking on the project, terminal cost or value and the scale and
timing of the project. A positive incremental cash flow is a good indication that an organization
should spend some time and money investing in the project.

#5
Whilst it is common to consider cash flows in a financial model from a financial statement
analysis perspective, a good financial analyst should also consider the concept of cash flow
from the perspective of assessing a new business opportunity or capital investment project.
The additional operating cash flow that a company or business owner receives from taking on a
new project is termed the incremental cash flow. A positive incremental cash flow means that
the company’s cash flow will increase if the project is implemented, and a company should
probably invest time, resources and capital in the project. A negative incremental cash flow, on
the other hand, will provide a financial modeler with an indication that the company probably
should not proceed with the project unless there is a strategic or competitive rationale that
exceeds the need for financial viability.
In a financial modeling exercise involving the assessment of incremental cash flows, there are
several components that should be considered, these include: the initial capital outlay, the
cash flows attained from implementing / investing in the project, the terminal value or
cost, and the scale and timing of the project.
Here are some examples of incremental cash flows to consider in a financial modeling exercise,
in a number of basic categories:
● Net initial investment outlay: The net initial investment outlay comprises of cash
expenditures, changes in net working capital, net cash flow from the sale of existing / old
or non-useful equipment, and investment tax credits.
● Net operating cash flow: Net operating cash flow is the revenue net of expenses and
tax liabilities for the time period under consideration.
● Net salvage value: The net salvage value is the after tax net cash flow for the
termination, liquidation or sale of an investment, project or business that is financially
unsustainable or which the owner simply no longer wishes to keep. This comprises of
sale of assets, cleanup and removal expenses, and release of net working capital.

The additional operating cash flow that an organization receives from taking on a new project.
A positive incremental cash flow means that the company's cash flow will increase with the
acceptance of the project.
Investopedia Says:
There are several components that must be identified when looking at incremental cash flows:
the initial outlay, cash flows from taking on the project, terminal cost or value and the scale and
timing of the project. A positive incremental cash flow is a good indication that an organization
should spend some time and money investing in the project.

Read more: http://www.answers.com/topic/incremental-cash-flow#ixzz1HZ7lyzS3

#5
Curse of Competitive Investment Markets:
Our goal is to make more money. Unfortunately that is everyone else's goal too. This concept is
why a competitive market is a curse. Every one looks for a cheap investment that will give them
the most return. There goal is to by cheap and then get that invest mend to be worth more.
Usually cheap investments don't last long. In other words its hard to beat the system.

Read more: How to Know the 15 Basic Principles of Personal Finance | eHow.com
http://www.ehow.com/how_4817559_basic-principles-of-personal-finance.html#ixzz1HZ8gDsAl

Not all risks are equal:


It is best to put your money in both high risk investments and also low risk investments. In a
perfect world the two would cancel each other out making no risk involved. However this is not
the case. Every investment can be a potential risk. There are always those investments with
more risk involved than others. It is up to you to evaluate the risks involved.

Read more: How to Know the 15 Basic Principles of Personal Finance | eHow.com
http://www.ehow.com/how_4817559_basic-principles-of-personal-finance.html#ixzz1HZ8cIYiZ

Taxes:
We all know that any money you make is going to be taxed. That is why for every investment
you make it is important to consider the tax implications. The goal is to make more after taxes
than before. When making an investment always calculate what your return will be after taxes.

Read more: How to Know the 15 Basic Principles of Personal Finance | eHow.com
http://www.ehow.com/how_4817559_basic-principles-of-personal-finance.html#ixzz1HZ8mJ7xd

PASAR MODAL YANG EFISIEN


Pengertian “pasar modal yang efisien” telah digunakan dalam beberapa konteks untuk
menjabarkan karateristik operasi pasar modal. Ada perbedaan antara pasar yang efisien
secara operasional (efisiensi secara internal) dan pasar modal yang efisien dalam
penetapan harga (efisien secara eksternal). Dalam pasar yang efisien operasinya, para
investor dapat memperoleh jasa transaksi yang mencerminkan biaya nyata yang berhubungan
dengan meningkatkan jasa-jasa tersebut.
Effisiensi penetapan harga mengacu pada pasar dimana harga-harga pada segala
Waktu sepenuhnya mencerminkan semua informasi yang tersedia yang sesuai dengan
penilaian sekuritas.
EFFISIENSI PASAR
Suatu pasar efisien (yang sempurna) adalah pasar tempat setiap harga sekuritas sama
dengan nilai investasi sepanjang waktu.
Artinya, setiap sekuritas dijual pada harga yang wajar setiap waktu. Setiap usaha untuk
mengidentifikasikan kesalahan harga sekuritas adalah usaha yang sia-sia.
· Perumusan Pengujian Empiris
Pengujian efisiensi penetapan harga menyelidiki apakah mungkin untuk menhasilkan
pengembalian yang tidak normal. Pengembalian abnormal didefinisikan sebagai perbedaan
antara pengembalian aktual dan pengembalian yang diharapkan dalam strategi investasi.
Pengembalian yang diharapkan yang digunakan adalah dari CAPM atau dari model yang
menghasilkan pengembalian seperti model pasar.
· Pengujian untuk Bentuk Efisiensi Pasar Lemah
Pengujian bentuk lemah dari efisiensi penetapan harga apakah satu atau lebih dari hal berikut
dapat digunakan untuk memproyeksikan harga-harga dimasa mendatang dengan cara seperti
untuk menghasilkan pengembalian abnormal positif:
1. Aturan-aturan mekanis seperti pola pergerakan harga dan volume perdagangan.
2. Reaksi yang berlebihan, yang mengindikasikan reaksi yang berlebih dari para investor.
1. Aturan Mekanis. Aturan mekanis adalah dimana tidak ada pertimbangan yang diberikan
terhadap factor yang lain dari indicator tehnis yang disebutkan. Aturan mekanis dilakukan oleh
peserta pasar yang biasanya disebut sebagai analis teknis atau chartist.
2. Reaksi yang berlebih. Untuk mendapat keuntungan dari berita-berita yang diinginkan atau
untuk mengurangi hasil yang bertentangan dari berita-berita yang tidak diinginkan, para investor
harus bereaksi secara cepat terhadap informasi baru. Hipotesis reaksi yang berlebihan
menyatakan agar ketika para investor bereaksi terhadap berita-berita yang tidak diantisipasi
yang akan menguntungkan saham suatu perusahaan, peningkatan harga akan lebih besar
daripada yang seharusnya diberikan informasi tersebut.
· Pengujian Bentuk Efisiensi Penetapan Harga Semikuat
Ada penelitian-penelitian yang menyarankan bahwa para investor yang memilih saham dengan
dasar analisis sekuritas mendasar.
· Pengujian Bentuk Efisiensi Penetapan Harga Kuat
Pengujian empiris tentang bentuk efisiensi penetapan harga kuat terbagi menjadi dua
kelompok: penelitian terhadap kinerja manajer keuangan professional dan penelitian terhadap
aktivitas “orang dalam” (individu-individu yang menjadi direktur perusahaan, pemegang saham
utama)
· Implikasi Melakukan Investasi dalam Saham Biasa
Strategi investasi saham biasa dapat diklasifikasi menjadi strategi aktif dan strategi pasif.
Strategi aktif adalah strategi yang mencoba untuk menguasai pasar dengan satu atau lebih hal
berikut: waktu pemilihan transaksi, seperti salam kasus analisis teknis; pengidentifikasian
analisis sekuritas; atau memilih saham-saham menurut salah satu dari penyimpangan pasar.

Agency problem
Pendahuluan kepentingan pribadi dibandingkan kepentingan orang lain (self-interested
behavior) merupaka salah satu sifat dasar yang dimiliki manusia. Sifat inilah yang memicu
timbulnyua masalah keagenan (agency problem) manakala perusahaan perseorangan
berkembang lebih besar sehingga kepemilikan dan pengelolaan dilakukan secara terpisah.
Oleh karena masalah keagenean dapat timbul antara berbagai pihak di dalam persahaan
(stakeholders) maka masalah tersebut dipilah dalam tiga bentuk: pertama masalah keagenan
antar manajer dengan pemegang saham; kedua masalah keagenan antara pemegang saham
dengan kreditur; dan ketiga masalah keagenen antara perashaan dengan konsumen. Guna
memninimisasi masalah keagenan maka perusahaan harus menanggung biaya keagenenan
(agency cost) seperti pembuatan kontrak atau biaya pengawawan (audit). Beberapa solusi lain
yang dapat diterapkan adalah strip financing dan mezzanine financing go public, corporate
governance, security analysis dan multilevel organization

Ethical behavior is behavior that is appropriate. It is based on morals. Ethical behavior is the
right way to behave. It is choosing the right and good.
Ethical behavior is when someone is being on their best behavior. All of their actions and words
are following good moral principles. People enjoy being around others who have a good ethical
behavior.

You might also like