Professional Documents
Culture Documents
Linux, Distro, dan IGOS
Linux IGOS Nusantara (IGN) adalah distro Linux yang diinisiasi pemerintah RI melalui
Kementerian Negara Riset dan Teknologi (www.ristek.go.id). Pengembang Linux IGOS
Nusantara pertama kali adalah Pusat Penelitian Informatika LIPI di Bandung
(www.informatika.lipi.go.id). Linux IGOS Nusantara terus dikembangkan Puslit
Informatika LIPI bersama berbagai kalangan komunitas Linux di Indonesia.
Linux awalnya merupakan nama inti (kernel) dari sistem operasi komputer. Linux saat ini
popular disebut sebagai sistem operasi komputer dengan lisensi bebas (free software).
Distro Linux adalah kumpulan program dalam bentuk CD atau DVD atau kemasan lainnya.
Umumnya distro Linux berisi sistem operasi Linux yang lengkap dengan aplikasi desktop
dan berbagai aplikasi untuk kebutuhan kantor, internet, multimedia, dan pengembangan
software. Distro juga berisi program tambahan (tool) untuk memudahkan instalasi dan
konfigurasi. Distro Linux IGOS Nusantara dibangun berbasis distro Linux Fedora Core.
Fedora Core merupakan distro komunitas yang sangat terkenal, dengan Red Hat sebagai
sponsornya.
Lisensi Open Source memiliki makna serupa dengan Free Software, yang artinya Anda
bebas menggunakan, menggandakan, mempelajari, dan mengembangkan (karena tersedia
kode sumber programnya), serta menyebarluaskan hasil pengembangannya untuk berbagai
kebutuhan. Karena adanya lisensi inilah bangsa Indonesia dapat memiliki distro Linux
sendiri, tanpa melanggar HaKI (Hak atas Kekayaan Intelektual).
IGOS (Indonesia, Go Open Source!) adalah semangat gerakan pemerintah untuk
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi berbasis Open Source Software dan
sistem terbuka lainnya seperti Open Document Format (ODF), Open Standards, dan lain
lain.
Garis Besar Isi Dokumen
Dokumen atau modul pelatihan ini dapat dipelajari secara terpisah, karena setiap modul
disusun untuk kebutuhan khusus. Jika Anda menemukan kesulitan pada suatu modul, Anda
dapat melompat ke modul lain yang terkait. Namun dalam pelatihan ini, Anda dibimbing
oleh instruktur untuk mengikuti secara berurutan mulai dari instalasi hingga setting
jaringan.
Modul 1 menjelaskan cara menginstal Linux IGOS Nusantara ke dalam komputer Modul
ini juga menjelaskan beberapa pilihan booting ke sistem operasi atau Linux lain. Jika
Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara 1
komputer Anda telah berisi Linux IGOS Nusantara yang siap digunakan, Anda dapat
melewatkan modul 1 dan masuk ke modul lain yang sesuai kebutuhan.
Modul 2 berisi petunjuk penggunaan desktop GNOME di Linux IGOS Nusantara, browser
web, internet messenger, email client, termasuk cara setting printer dan mengakses usb
atau flash disk.
Modul 3 membahas sistem file di Linux dan struktur direktorinya.
Modul 4 mengupas perintah dasar di Linux, yang dijalankan oleh user biasa atau sebagai
root (administrator).
Modul 5 berisi petunjuk cara menginstal paket baru, menghapus paket, dan mengupdatenya
dengan perintah rpm dan yum, termasuk cara menginstal paket OpenOffice.org dari tar.gz
melalui prompt atau terminal.
Modul 6 membahas manajemen arsip dengan file roller, tar, gzip, dan bzip2.
Modul 7 membahas setting jaringan ethernet di Linux.
2 Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara
I. INSTALASI LINUX IGOS NUSANTARA
Tujuan:
Setelah mengikuti modul ini, peserta diharapkan mampu:
● Menyiapkan hardware dan software untuk instalasi salah satu distro Linux.
● Menginstalasi distro Linux IGOS Nusantara.
● Membooting dan login ke desktop Linux IGOS Nusantara.
● Mengkonfigurasi boot loader untuk booting ke sistem operasi dan distro Linux lain.
1.1 Persiapan Instalasi
Sebelum memulai instalasi, ada beberapa langkah yang harus dilakukan, yaitu memahami
perangkat keras komputer, membackup data yang ada di hard disk, dan menyiapkan partisi
hard disk. Pastikan tidak ada lagi data penting yang belum dicopy ke tempat penyimpanan
data lain seperti USB disk, CD/DVD, atau hard disk di komputer lain.
Anda perlu menyiapkan alat tulis untuk mencatat spesifikasi komputer yang akan Anda
gunakan untuk menginstal Linux IGOS Nusantara. Catat pula konfigurasi lain yang ada di
sistem operasi sebelumnya, misalnya alamat jaringan (IP Address), user dan password
untuk mengakses jaringan, printer, internet, dan lainlain.
1.1.1 Spesifikasi Hardware
Berikut ini spesifikasi hardware minimal dan yang penulis sarankan untuk menginstal dan
menjalankan distro Nusantara:
• Prosesor setara Pentium I 200 MHz, disarankan minimal Pentium III atau yang
setara.
• RAM 128 MB, disarankan minimal 256 MB.
• Hard disk kosong 3 GB untuk sistem (/) dan virtual memory (swap), disarankan
minimal 4 GB.
• Kartu VGA dengan memori 1 MB, disarankan minimal 4 MB.
• Monitor dengan resolusi 800x600, disarankan minimal 1024x768.
• Drive CD, disarankan minimal drive combo DVD dan CDRW.
Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara 3
1.1.2 Memahami Partisi Hard Disk
Jika hard disk Anda masih kosong atau Anda ingin menghapus data yang lama, Anda dapat
menyerahkan pembuatan partisi kepada program installer Nusantara. Jika hard disk sudah
ada data yang tidak ingin dihapus (meskipun sudah Anda backup sebelumnya), Anda dapat
melakukan pembuatan partisi Linux secara manual (custom).
Linux biasanya membutuhkan paling tidak dua partisi, yaitu:
• Partisi utama, yang akan diakses atau dimount sebagai / (direktori akar atau root
directory), yaitu direktori paling atas di Linux. Ini dinamakan File System di
desktop GNOME. Direktori paling atas di hard disk pertama Windows adalah C,
paling atas di floppy adalah A, cdrom adalah D, tapi tidak ada direktori akar di atas
C, A, dan D dalam struktur direktori Windows.
• Partisi swap, yang akan diakses atau dimount sebagai memori virtual, yaitu
ruangan hard disk yang berfungsi seperti RAM. Swap ini di Windows berupa file.
Linux juga dapat menggunakan swap berupa file, namun tidak umum dan tidak
disarankan dengan alasan kemudahan dan keamanan. Swap berupa file mudah
terhapus daripada swap berupa partisi.
Penamaan dasar hard disk (juga drive CD/DVD) di Linux adalah sesuai dengan jenis dan
letaknya. Namanama ini tidak bisa diakses sebelum dikaitkan (mount). Misalnya hard disk
ATA akan memiliki nama dev (device) sebagai berikut:
• /dev/hda (primary master)
• /dev/hdb (primary slave)
• /dev/hdc (secondary master)
• /dev/hdd (secondary slave)
Jika di motherboard komputer Anda juga memiliki kabel untuk hard disk SATA, nama lain
yang digunakan hard disk SATA bisa berupa /dev/hde, /dev/hdf, /dev/hdg, dan sebagainya.
Jenis hard disk lain adalah SCSI, dengan nama /dev/sda, /dev/sdb, dan seterusnya. Usb
stick atau flash disk tergolong SCSI, sehingga memiliki nama /dev/sda, /dev/sdb, dan
seterusnya. Beberapa distro Linux yang baru juga menggunakan emulasi SCSI untuk hard
disk ATA. Demikian pula drive CD/DVD juga dianggap SCSI.
Setiap hard disk dan umumnya flash disk sudah memiliki satu partisi pada saat Anda
membelinya, misalnya /dev/hda1 atau /dev/sda1. CD/DVD dan sebagian flash disk tidak
memiliki partisi, sehingga namanya hanya /dev/hda atau /dev/sda, tanpa nomor. Nomor
nomor itu berhubungan dengan jenis partisi hard disk yang terdiri atas 3 macam, yaitu
primary, extended, dan logical.
• Partisi primary adalah partisi nomor 1 hingga 4 yang tidak dijadikan extended.
Contohnya /dev/hda1, /dev/hda2, /dev/hda3, dan /dev/hda4.
4 Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara
• Partisi extended adalah partisi nomor 1 hingga 4 yang akan dijadikan logical. Anda
tidak bisa menggunakan partisi extended sebelum dijadikan logical.
• Partisi logical adalah partisi nomor 5 ke atas, yang merupakan pengembangan dari
partisi extended.
Sebagai contoh, komputer Anda memiliki hard disk paralel ATA terpasang di kabel
primary master. Jika di dalam hard disk telah ada Windows dengan sebuah folder C, maka
partisi C itu biasanya bernama /dev/hda1. Jika ada 2 partisi (misal C dan D),
kemungkinannya adalah /dev/hda1 dan /dev/hda2, keduanya partisi primary. Jika /dev/hda2
adalah extended, maka C dan D adalah /dev/hda1 dan /dev/hda5. Artinya /dev/hda5 adalah
partisi logical yang merupakan pengembangan dari partisi extended /dev/hda2.
Partisi hard disk yang akan dijadikan sebagai partisi utama (/) sistem IGOS Nusantara
paling tidak 2 GB. Partisi yang akan dijadikan swap paling tidak 256 MB atau 2 hingga 3
kali ukuran RAM. Contoh: RAM komputer 128 MB membutuhkan swap sekitar 256 MB.
RAM komputer sebesar 256 MB, dapat menggunakan swap 512 MB. Swap terlalu kecil
akan membuat komputer sangat lambat atau bahkan macet/hang, dan swap terlalu besar
akan memboroskan hard disk atau kerja komputer kurang optimal.
1.1.3 Kapan membuat partisi utama dan swap?
Membuat partisi sebaiknya dilakukan sebelum instalasi Linux, namun juga tetap bisa
dilakukan pada saat instalasi dengan risiko menghapus partisi sebelumnya. Linux IGOS
Nusantara tidak menyertakan program pemotong partisi seperti yang digunakan Linux
Mandriva, Ubuntu, Edubuntu, Knoppix, dan lainlain.
Jika ingin membuat partisi sebelum instalasi Linux, Anda dapat menggunakan program
FDISK.EXE dari DOS/Windows, atau Partition Magic (sayangnya, ini software
proprietary). Anda juga dapat melakukan pembuatan partisi dengan fdisk atau cfdisk dari
Linux, misalnya melalui booting Rescue CD dari CD1 IGOS Nusantara. Jika Anda
menggunakan fdisk, kode sistem file pada partisi Linux biasa adalah 83, dan kode swap
adalah 82.
Salah satu program sejenis Partition Magic yang free software adalah qtparted yang
tersedia dalam distro Linux LiveCD Knoppix, atau gparted yang ada di Ubuntu/Edubuntu,
atau diskdrake di Linux Mandriva.
1.1.4 Partisi default LVM
Jika pembuatan partisi Anda serahkan ke installer IGOS Nusantara, secara default IGOS
Nusantara menggunakan sistem partisi Linux LVM (kode 8e). LVM bisa berupa beberapa
volume fisik (physical volumes) yang digabung menjadi grup volume (volume group).
Group volume ini yang dapat dipartisi sebagai beberapa volume logikal (logical volumes).
Volumevolume logikal dapat diformat sebagai data (ext2, ext3, dan sebagainya) atau
Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara 5
sebagai virtual memori (swap).
Perbedaan LVM dengan partisi standar adalah LVM lebih fleksibel dan aman. LVM dapat
menggabungkan beberapa partisi atau hard disk. Anda dapat membesarkan partisi sistem
dengan mudah dan aman. LVM juga aman dari akses oleh Linux lain. Karena LVM tidak
dapat diakses Linux lain dalam hard disk yang sama, partisi /boot tidak disarankan sebagai
LVM. Jadi, sebuah hard disk dapat dipotong menjadi partisi standar untuk Windows dan
/boot, dan partisi volume fisik LVM untuk swap dan data selain /boot. Contoh susunan
partisi yang dibuat Nusantara secara otomatis sebagai berikut:
/dev/hda1 100MB ext3 /boot
/dev/hda2 4100MB physical volume
VG VolGroup00 3712MB VolGroup
LV LogVol00 3200MB ext3 /
LV LogVol01 512MB swap
Artinya:
/dev/hda1 sebagai partisi /boot yang diformat dengan ext3.
/dev/volgroup00/logvol00 sebagai partisi utama (/) yang diformat dengan ext3.
/dev/volgroup00/logvol01 sebagai swap.
Masih ada sisa ruang bebas di VolGroup00 sekitar 400 MB.
1.2 Proses Instalasi
Masukkan CD1 untuk booting komputer, lalu Anda akan menemukan tampilan pertama
boot CD1 seperti Gambar 2.1. Tekan Enter untuk booting standar/default dengan tampilan
grafis (GUI). Jika gagal booting, misalnya hang, atau komputer lambat karena RAM kecil,
berikan opsi “linux text” diikuti Enter sehingga tampilannya seperti “linux rescue”. Ikuti
langkahlangkah selanjutnya, yang akan kita bahas mulai dengan menu pilihan cara
memartisi hard disk.
1.2.1 Cara Memartisi hard disk
Secara otomatis, Linux IGOS Nusantara akan mencari partisi kosong yang telah tersedia di
hard disk (Use free space on selected drives and create default layout), sehingga tampilan
di layar seperti Gambar 1.1. Ikuti pilihan otomatis ini jika di hard disk Anda tidak ada data
penting, atau data lama telah dibackup. Jika Anda memilih ini, maka akan dibuat susunan
partisi secara otomatis oleh program installer.
6 Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara
Gambar 1.1 Menggunakan partisi kosong yang telah tersedia
Memilih cara memartisi ini adalah langkah yang paling penting dalam proses instalasi
Linux. Jika salah memilih, bisa jadi data lama Anda akan hilang. Berikut ini penjelasan
lengkap dari 4 pilihan cara memartisi:
● Remove all partitions on selected drives and create default layout.
Pilihan ini akan menghapus semua partisi yang ada dan Nusantara akan membuat partisi
baru secara otomatis. Jangan pilih ini jika di hard disk telah ada sistem operasi lain, atau
ada Linux lain, atau ada data yang ingin Anda pertahankan.
● Remove Linux partitions on selected drives and create default layout.
Pilihan ini akan menghapus semua partisi Linux saja. Partisi Windows dipertahankan.
Sebaiknya juga hindari pilihan ini, karena untuk jagajaga ada partisi Linux yang masih
ingin dipertahankan, selain kebebasan Anda berkurang.
● Use free space on selected drives and create default layout.
Pilihan ini cukup aman, karena IGOS Nusantara hanya akan memilih partisi yang belum
digunakan. Syaratnya, ukuran partisi ini cukup besar dan dapat dipotong menjadi dua jika
Anda belum memiliki partisi swap.
● Create custom layout.
Ini yang paling aman dan akan memberikan kebebasan kepada Anda untuk menghapus
partisi lama atau tidak, dan membuat partisi baru. Jika Anda ingin belajar membuat partisi
sendiri dengan langkah hatihati, penulis menyarankan Anda memindahkan ke pilihan
Create Custom Layout, sehingga Anda bisa menentukan sendiri di mana letak partisi yang
akan digunakan untuk menginstal IGOS Nusantara ini.
1.2.2 Partisi Utama
Langkah paling penting berikutnya dan paling bahaya adalah memilih partisi mana yang
akan dijadikan sebagai sistem utama (menjadi direktori /), dan mana yang akan dijadikan
swap. Pilih partisi yang telah disiapkan sebelumnya atau partisi yang pasti aman untuk
Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara 7
dijadikan Linux. Edit dengan klik Titik Mount untuk menjadikan sebuah partisi dapat
diakses Linux sebagai direktori apa, lalu klik Edit. Gambar 1.2 menunjukkan /dev/hda11
dipilih sebagai partisi utama (/).
Gambar 1.2 Memilih partisi sebagai sistem atau direktori utama
1.2.3 Format Hard Disk
Setelah muncul menu Edit, tentukan mount point (titik kait), dalam hal ini root directory
atau direktori utama (/). Jika ini partisi kosong atau siap diformat, pilih “Format partisi
sebagai ext3.” Jika di dalam hard disk ini ada data yang tidak ingin dihapus, pilih “Jangan
diutakatik (data tetap apa adanya)”, seperti dalam Gambar 1.3.
Gambar 1.3 Menentukan mount point dan format hard disk
8 Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara
Juga klik partisi yang akan dijadikan swap, lalu pilih sistem file swap, dalam gambar 1.2
adalah /dev/hda12. Setelah Anda yakin semua benar, klik OK, lalu klik Selanjutnya.
Akan muncul peringatan format (Gambar 1.4), untuk memastikan Anda tidak akan
kehilangan data karena salah memilih partisi yang akan diformat. Jika Anda benarbenar
yakin aman, klik Format, atau klik Batal jika Anda raguragu.
Gambar 1.4 Peringatan sebelum memformat hard disk
1.2.4 Password root (administrator)
Anda diminta memasukkan kata sandi atau password untuk user “root”. User yang paling
berkuasa ini hanya digunakan untuk mengonfigurasi sistem dan jaringan di Linux. Pilih
password yang tidak mudah ditebak, namun mudah Anda ingat, minimal 6 karakter. Tulis
password sebanyak dua kali, lalu klik “Selanjutnya”.
1.2.5 Mulai Memformat Hard disk
Jika ukuran hard disk mencukupi, proses akan berlanjut ke pemformatan hard disk dan
pemindahan paket dari CD ke hard disk. Jika ukuran hard disk kurang, komputer harus
direboot dan mengulangi proses instalasi dari pertama. Minimal harus tersedia ruang
kosong sekitar 1,4GB hanya untuk instalasi dasar Linux IGOS Nusantara ini.
1.2.6 Menunggu Proses Instalasi
Proses instalasi paketpaket ini memakan waktu lama, tergantung dari kecepatan CD,
kecepatan hard disk, dan kecepatan prosesor komputer. Selama proses instalasi ini, Anda
dapat melakukan kegiatan lain, karena hanya sebuah CD sehingga tidak ada permintaan
mengganti CD. Proses instalasi paket akan berjalan sendiri hingga selesai, kecuali terjadi
kegagalan membaca CD.
Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara 9
1.2.7 Menginstal Boot Loader
Boot loader adalah program untuk memilih booting salah satu dari beberapa distro atau
sistem operasi dalam satu komputer. Secara otomatis Linux IGOS Nusantara ini menginstal
boot loader GRUB pada “Sektor pertama pada drive atau Master Boot Record (MBR)”.
Biasanya pilihan default in jarang menimbulkan kegagalan booting. Namun jika gagal
booting ke Linux IGOS Nusantara, baca bagian 1.2.9 tentang penggunaan Linux rescue
CD, atau di akhir bab ini tentang cara menguninstal boot loader. Anda juga perlu
membaca tulisan di bagian 1.4 tentang cara booting ke Linux lain dari boot loader Linux
IGOS Nusantara.
1.2.8 Selesai dan Reboot
Selamat, instalasi distro Nusantara selesai. Tiba saatnya Anda mereboot komputer, dengan
klik “boot ulang”.
Seharusnya Anda dapat langsung booting ke IGOS Nusantara jika tidak ada kegagalan
dalam proses instalasi boot loader di MBR.
1.2.9 Gagal Booting ke IGOS Nusantara?
Jika setelah instalasi Anda belum berhasil booting ke Nusantara, misalnya gagal ketika
menginstal Grub atau Grub tertimpa oleh Windows, Anda dapat mencoba salah satu dari
dua cara berikut ini. Jangan buruburu menginstal ulang Linux kalau hanya karena gagal
booting atau ada kesalahan boot loader.
Cara pertama, gunakan CD1 Nusantara untuk boot dengan opsi “linux rescue” seperti
yang dijelaskan di bagian awal bab ini. Lalu ikuti langkahlangkah berikut ini untuk
menginstal ulang Grub ke MBR. Sesuaikan semua nama partisi dengan yang ada di hard
disk komputer Anda.
● Pilih mount partisi utama Nusantara, misalnya:
# mkdir /mnt/hda11
# mount /dev/hda11 /mnt/hda11
● Instal Grub ke MBR dengan perintah:
# grubinstall rootdirectory=/mnt/hda11 /dev/hda
Catatan penulisan perintah: setelah grubinstall dan spasi ada dua dash sebelum root
tanpa spasi, lalu satu dash tanpa spasi diikuti directory tanpa spasi.
● Ketik exit atau tekan CtrlAltDel untuk mereboot komputer.
Masih gagal juga?
Coba cara kedua, yaitu dengan boot melalui perintahperintah di prompt grub LiveCD
atau Linux lain di komputer Anda. Contoh berikut ini dengan misal IGOS Nusantara
diinstal pada partisi /dev/hda11 (hd0,10).
10 Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara
● Ketik "c" saat muncul menu boot dengan Grub. Di monitor akan muncul prompt atau
shell Grub.
grub>
● Ketik perintah root (hd0,10) diikuti Enter. Perintah ini untuk memberi tahu kepada
Grub, letak partisi utama (yang direktori boot) pada Nusantara, yaitu di /dev/hda1.
grub> root (hd0,
10)
● Ketik perintah untuk memanggil kernel Nusantara yang ada di direktori /boot, diikuti
Enter.
grub> kernel /boot/vmlinuz2.6.151.2054_IGN1 root=/dev/hda11
● Ketik perintah untuk memanggil initrd milik Nusantara, diikuti Enter.
grub> initrd /boot/initrd2.6.151.2054_IGN1.img
● Ketik boot diikuti Enter untuk memulai proses booting.
grub> boot
1.3 Pasca Instalasi
Halaman pertama setelah booting pertama adalah Selamat Datang. Tekan tombol “Maju”
untuk melanjutkan ke langkah berikutnya.
1.3.1 Menyetujui lisensi
Anda harus menyetujui perjanjian lisensi, meskipun ini tergolong software yang bebas
dicopy dan digunakan, dengan memilih “Yes, I agree to the license agreement.”
1.3.2 Mengatur firewall untuk keamanan
Jika Linux Anda akan sering berada dalam jaringan Internet, sebaiknya Anda ikuti setting
bawaan Nusantara, yaitu mengaktifkan Firewall. Program firewall akan mencegah
komputer Anda diakses melalui jaringan, kecuali program yang diizinkan, misalnya ssh
seperti dalam Gambar 1.5.
Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara 11
Gambar 1.5 Firewall Enabled
Jika Anda hanya menggunakan Linux sebagai desktop standalone, atau hanya dalam
jaringan lokal di kantor, Anda bisa menDisabled.
1.3.3 Keamanan dengan SELinux
Linux Anda dapat dibuat lebih aman lagi dengan mengaktifkan sistem keamanan SELinux
(Security Enhanced Linux). Secara default distro IGOS Nusantara menjalankan SELinux.
Setelah selesai instalasi, Anda dapat menonaktifkan SELinux. Pada saat instalasi ini, Anda
juga bisa menonaktifkan SELinux dengan memilih “Disabled”.
Gambar 1.6 SELinux Disabled
12 Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara
1.3.4 Tanggal dan Waktu
Pilih tanggal dan waktu sesuai dengan tempat Anda bekerja seharihari. Bila perlu, Anda
dapat mengatur agar waktu mengacu ke server NTP (Network Time Protocol) di internet.
Jika akses ke internet tidak lancar, pertahankan pilihan ini tetap kosong sehingga cukup
menggunakan waktu lokal di komputer Anda.
1.3.5 Mengatur tampilan layar
Resolusi layar ditentukan otomatis oleh Linux sesuai dengan kartu VGA dan monitor yang
dikenali Linux IGOS Nusantara. Tampilan layar aslinya kadang hanya memiliki resolusi
800x600 dengan kedalaman warna 24 bit (jutaan warna).
Anda dapat mengubahnya. Klik “Konfigurasi” untuk mengubah jenis monitor sesuai
dengan spesifikasi monitor yang Anda gunakan, misalnya 1024x768 (Gambar 1.7). Lalu
ubah resolusi layar menjadi 1024x768. Kedalaman warna cukup menggunakan 24 bt
(jutaan warna), atau 16 bit (ribuah warna).
Gambar 1.7 Layar 1024x768
1.3.6 Membuat user baru
Dalam bekerja Anda tidak disarankan menggunakan user administrator atau root, karena
dapat berbahaya jika terjadi kesalahan perintah. Buatlah user biasa dan passwordnya yang
mudah Anda ingat, namun tidak mudah ditebak orang lain.
1.3.7 Menguji kartu suara
Biasanya Linux IGOS Nusantara bisa mengenali kartu suara. Untuk memastikannya, klik
tombol play (>) dan dengarkan suaranya sambil menggeser pengatur volume ke kanan agar
Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara 13
suara terdengar keras. Jika suara terdengar, klik YA.
1.3.8 Restart atau boot ulang
Agar semua perubahan yang telah Anda lakukan berlaku, Anda harus mereboot kembali
Linux IGOS Nusantara.
1.3.9 Login dan Berubah Menjadi root
Setelah Anda berhasil login ke desktop Linux IGOS Nusantara, program yang perlu Anda
kenal meskipun jarang digunakan nantinya adalah prompt atau Terminal. Menu untuk
menjalankan prompt adalah Aplikasi | Aksesoris | Terminal. Untuk berubah diri menjadi
root, jalankan perintah su diikuti Enter dan ketikkan password root. Untuk keluar dari root,
jalankan exit diikuti Enter.
$ su
Password:
# exit
$
1.4 Booting Multi OS
Boot loader Linux seperti Grub yang ada di IGOS Nusantara ini dapat digunakan untuk
mengatur pilihan booting ke lebih dari satu distro atau sistem operasi (Multi Operating
System). Dalam contoh berikut ini ditunjukkan cara mengatur pilihan booting ke Windows
dan ke Linux yang lain, dan cara menambahkan distro Linux lain ke dalam pilihan boot
loader Grub.
1.4.1 Booting ke Windows
Secara normal, Nusantara langsung mengenali partisi Windows bila di dalam komputer
telah ada Windows. Program installer Nusantara akan menambahkan pilihan booting ke
Windows, dengan pilihan default ke Nusantara. Untuk mengubah agar pilihan default ke
Windows, Anda dapat mengedit file /boot/grub/grub.conf, dengan mengganti nomor
default di bagian atas file grub.conf.
default=1
Catatan:
Anda harus berubah menjadi root agar dapat mengedit file grub.conf dan
menyimpannya. Perintah untuk berubah dari user biasa menjadi root adalah “su”. Jika
Anda menggunakan editor teks vi, perintahnya adalah “vi /boot/grub/grub.conf”. Ketika
14 Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara
akan mengedit tekan tombol i atau I. Ketika akan keluar tanpa menyimpan
(membatalkan semua hasil edit) tekan tombol Esc diikuti :q! (titik dua, q, dan tanda
seru). Untuk menyimpan hasil edit, tekan Esc diikuti :wq (titik dua, w, dan q).
Jika Windows diinstall setelah Linux, boot loader Grub yang berada di MBR akan tertimpa
boot loader Windows, sehingga Anda harus merujuk kembali ke bagian 1.2.9. Setelah
Anda berhasil masuk kembali ke Linux, Anda harus mengedit file grub.conf untuk
menambahkan pilihan booting ke Windows dengan menulis tiga baris ini di bagian akhir.
Asumsi: Windows ada di partisi pertama primary master (hd0,0) atau /dev/hda1. Kata
“other” dapat diganti dengan “windows” atau kata lainnya, boleh ada spasi.
title other
rootnoverify (hd0,0)
chainloader +1
1.4.2 Booting ke Linux lain
Sebagai contoh, di dalam hard disk terdapat Linux Ubuntu yang terinstal pada partisi
/dev/hda6.
• Mount partisi Linux lain itu, misalnya Ubuntu yang berada di /dev/hda6 dimount
ke /mnt/hda6.
# mkdir /mnt/hda6
# mount /dev/hda6 /mnt/hda6
• Lihat isi direktori boot milik Ubuntu untuk mencIGOS Training Tool Kit: Instalasi IGOS
Nusantara 15atat atau mengcopy nama file lengkap vmlinuz dan initrd. Dua file ini
akan dipanggil pada saat komputer booting ke distro Linux tersebut.
# ls /mnt/hda10/boot
• Tambahkan 4 baris ini pada file grub.cong milik Nusantara, dengan nama vmlinuz
dan initrd.img sesuai dengan yang ada di direktori boot Linux lain itu.
title Ubuntu
root (hd0,5)
kernel /boot/vmlinuz2.6.1
710generic root=/dev/hda6
initrd /boot/initrd.img2.6.1710generic
Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara 15
16 Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara
II. DESKTOP, PRINTER, DAN USB DISK
Tujuan:
Setelah mempelajari modul ini, peserta diharapkan mampu:
● Menggunakan desktop GNOME di Linux IGOS Nusantara.
● Mengonfigurasi atau setting printer lokal dan printer jaringan.
● Menggunakan aplikasi internet browser web, messenger, dan email client.
● Mengakses usb atau flash disk.
2.1 Desktop IGOS Nusantara
2.1.1 Desktop dan Panel
Desktop adalah tampilan yang muncul di layar monitor setelah kita login ke dalam Linux
melalui modus grafis. Desktop IGOS Nusantara R6 menggunakan GNOME versi 2.14.
Secara default, desktop GNOME di IGOS Nusantara R6 ini memiliki 2 panel, yaitu panel
atas dan panel bawah. Panel atas adalah pita mendatar atau horisontal di ujung atas
monitor, sedang panel bawah berada di ujung bawah layar monitor. Lihat Gambar 2.1.
Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara 17
Gambar 2.1 Desktop GNOME bawaan Nusantara
Menu utama Nusantara terletak di panel atas dengan lambang Nusantara berwarna merah
di pojok kiri atas. Contoh nama tiga menu utama ini adalah Aplikasi, Komponen, dan
Desktop. Di sebelah kanan ketiga menu utama ini terdapat ikonikon untuk menjalankan
program web browser, email, help, dan lainlain. Di pojok kanan atas terdapat applet untuk
menampilkan jam dan tanggal, volume suara, baterai laptop, status jaringan, dan status
ketersediaan paket update.
Panel yang berada di bawah berguna untuk menampilkan programprogram yang sedang
berjalan. Di pojok kiri bawah terdapat satu ikon untuk menampilkan desktop. Di pojok
kanan bawah terdapat tempat sampah untuk menyimpan file yang akan dihapus. Di sebelah
kiri tempat sampah ini terdapat kotakkotak untuk berpindah desktop. GNOME dapat
memiliki lebih dari satu desktop maya (virtual desktop).
Nusantara mendukung banyak bahasa. Bahasa standar bawaan Nusantara adalah Bahasa
Indonesia. Untuk mengubah ke menu bahasa lain, kita harus logout, kemudian login
kembali dengan klik Language, lalu pilih English – American. Cara lain mengubah bahasa
default adalah melalui menu Desktop > Administration > Bahasa.
2.1.2 Menu Aplikasi
Menu utama Applications berisi beberapa submenu, misalnya dalam bahasa Indonesia
(dan Inggris) berurutan dari atas ke bawah: Aksesoris (Accessories), Grafis (Graphics),
Internet, Peralatan Sistem (System Tools), Perkantoran (Office), Permainan (Games), dan
Suara & Video (Sound & Video), seperti terlihat dalam Gambar 2.2.
18 Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara
Gambar 2.2 Daftar menu Aplikasi
Salah satu program penting yang dapat dijalankan dari menu Applications adalah Terminal,
yang berada di sub menu Accessories. Terminal adalah prompt, yang berguna untuk
menjalankan semua program atau perintah di Linux.
2.1.3 Menu Komponen
Menu Komponen sangat berkaitan dengan program File Browser yang bernama Nautilus.
File Browser ini mirip dengan Windows Explorer di desktop MS Windows dan Konqueror
di desktop KDE. Perbedaannya, Nautilus tidak berfungsi sebagai Web Browser.
Menu Komponen memiliki beberapa sub menu yang berhubungan dengan folder di lokal
dan di jaringan. Folder atau direktori lokal itu antara lain Folder Rumah atau Home
(seperti My Documents di MS Windows), Desktop (isinya akan ditampilkan di desktop
layar), Komputer (seperti My Computer di MS Windows), dan partisipartisi hard disk
serta flash disk yang bisa dikelompokkan dalam Removable Media. Lihat Gambar 2.3.
Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara 19
Gambar 2.3 Daftar Menu Komponen
Berikut ini contoh daftar isi (sub menu) Komponen dan penjelasan singkatnya:
• Folder Rumah (Home): untuk membuka folder atau direktori /home/user.
• Desktop: untuk membuka folder /home/user/Desktop, yang berisi daftar file dan
direktori yang terdapat di halaman desktop.
• Komputer: untuk membuka window yang berisi semua partisi atau hard disk dan
CD/DVD ROM.
• Removable Media atau hda1 atau nama serupa: berisi daftar folder yang kalau diklik
akan membuka isi folder yang berhubungan dengan partisi hard disk, usb disk, dan
lainlain.
• Server Jaringan: membuka folder jaringan, yang kadang membutuhkan login dengan
memasukkan user dan password, misalnya untuk mengakses folder Windows share.
• Alamat IP atau nama folder jaringan: membuka folder jaringan yang telah diakses
sebelumnya.
• Menghubungi Server (Connect to Servers): menampilkan window yang berisi formulir
untuk koneksi ke beberapa jenis server, seperti SSH/SFTP dan Windows share.
• Cari Berkas (Search for Files): untuk mencari file dalam suatu folder.
• Terakhir Dibuka (Recent Documents): berisi daftar file yang terakhir dibuka.
2.1.4 Menu Desktop
Menu Desktop memiliki sub menu yang berhubungan dengan preferensi GNOME dan
konfigurasi atau administrasi sistem Nusantara. Lihat Gambar 2.4.
20 Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara
Gambar 2.4 Daftar menu Desktop
Berikut ini daftar lengkap daftar sub menu System dan penjelasan singkatnya:
• Pengaturan (Preferences): untuk mengatur kerja desktop GNOME.
• Administrasi (Administration): untuk mengonfigurasi sistem Nusantara dan GNOME.
• Bantuan (Help): untuk membuka dokumentasi bantuan terhadap GNOME, atau Yelp.
• Tentang (About) GNOME: untuk membuka dokumen yang menjelaskan garis besar
apa itu GNOME dan siapa saja yang terlibat dalam pengembangannya.
• About Igos Nusantara: untuk membuka Yelp, yang langsung menjelaskan apa itu
Nusantara.
• Quit: untuk keluar dari desktop GNOME, dengan berbagai pilihan seperti Logout,
Lockscreen (mengunci layar), Switch User (login dengan user lain dan lockscreen
tanpa logout user sekarang), Suspend (komputer tidur, data disimpan di RAM),
Hibernate (komputer mati, data disimpan di hard disk atau swap), Restart, dan
Shutdown.
Dua sub menu, Preferences dan Administration, juga perlu kita pahami karena banyak kita
butuhkan saat bekerja di desktop GNOME Nusantara.
2.2 Printer
Ada dua jenis printer yang akan ditunjukkan langkahlangkah instalasinya. Dua printer itu
terhubung dengan dua cara berbeda. Printer pertama terhubung langsung ke komputer
Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara 21
lokal melalui kabel USB. Printer kedua berada di jaringan lokal (LAN: Local Area
Network) dan terpasang di komputer Windows atau disharing dengan program Samba di
Linux. Samba adalah nama program yang membuat Linux berfungsi seperti server file atau
server printer Windows.
Yang dimaksud printer lokal ini adalah printer yang tersambung langsung ke komputer
Linux Anda. Dalam contoh ini penulis menggunakan printer Bubble Jet Canon i255
dengan kabel USB. Tidak semua printer dapat langsung digunakan di Linux IGOS
Nusantara. Canon i255 ini contohnya. Anda harus download drivernya dari Internet
(misalnya dari http://kaosgeek.baliwae.com/produk/bjfiltercups2.30.i386.rpm dan
http://kaosgeek.baliwae.com/produk/bjfilteri2552.30.i386.rpm) atau kirim email ke
rusmanto@gmail.com untuk mendapatkan kiriman driver Canon i255 ini.
2.2.1 Printer Lokal
Untuk mengetahui apakah printer yang Anda gunakan sudah ada drivernya di Linux IGOS
Nusantara, jalankan web browser (misalnya Firefox). Cara lain adalah melalui terminal
(Aplikasi > Aksesoris > Terminal) dengan perintah “systemconfigprinter”. Program
untuk konfigurasi printer ini juga dapat dipangguil melalui menu Desktop >
Administration > Mencetak.
Contoh setting printer di buku ini menggunakan web browser karena lebih mudah dan
fleksibel. Arahkan web browser untuk mengakses alamat http://localhost:631/. Angka 631
ini menunjukkan nomor saluran (port) protokol internet untuk program pengelola printer
CUPS (Common UNIX Printing System), seperti tampak dalam Gambar 2.5.
Gambar 2.5 Web untuk setting printer
Berikut ini langkahlangkah menemukan nama printer dan tipenya:
● Klik Manage Printers dari daftar menu di kiri, atau Printers pada menu mendatar di
bagian atas. Lalu klik Add Printer, sehingga tampil halaman seperti Gambar 2.6.
22 Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara
Masukkan login root dan passwordnya. User selain root tidak bisa digunakan
untuk mengelola printer.
Gambar 2.6 Login dengan root untuk menambahkan printer
● Masukkan nama apa saja, misalnya Tes, seperti pada Gambar 2.7.
Gambar 2.7 Memberi nama panggilan printer
● Klik Continue sehingga masuk ke halaman yang meminta Anda memilih jenis
Device atau sambungan ke printer. Pilih satu jenis kabel, misalnya USB Printer #1,
seperti Gambar 2.8.
Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara 23
Gambar 2.8 Memilih jenis sambungan ke printer
● Klik Continue, lalu pilih merek atau nama vendor pembuat printer. Jika belum ada,
kemungkinan besar driver printer Anda belum tersedia di program CUPS. Contoh,
printer Canon i255 tidak akan tercantum dalam daftar sebelum Anda menginstal
drivernya. Dalam tes ini penulis mencoba memilih printer EPSON, seperti pada
Gambar 2.9.
Gambar 2.9 Memilih nama merek printer
● Klik Continue, lalu pilih tipe printer yang sesuai. Misal printer Anda EPSON dot
matrix, Anda dapat mencoba jenis 9 pin atau 24 pin, seperti dalam Gambar 2.10.
24 Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara
Gambar 2.10 Memilih tipe printer
● Klik Continue, maka proses setting printer selesai. Klik nama panggilan printer
(dalam contoh ini Tes) untuk masuk ke informasi printer tersebut, sehingga muncul
halaman seperti Gambar 2.11.
Gambar 2.11 Informasi printer yang telah ditambahkan
● Klik Print Test Page untuk menguji apakah printer bekerja dengan baik. Jika tidak,
pastikan driver telah sesuai atau lebih dahulu instal driver jika nama dan tipe printer
belum ada dalam daftar.
2.2.2 Printer Jaringan
Berikut ini menunjukkan cara menambahkan printer di jaringan Windows atau Samba
yang sudah dishare untuk digunakan bersama. Contoh ini menggunakan printer HP
Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara 25
LaserJet 1020, yang juga belum terdaftar di CUPS Linux IGOS Nusantara.
Untuk setting printer jaringan, Linux Anda harus sudah terhubung ke jaringan yang ada
komputer mensharing printer. Jika ada masalah dengan jaringan, lompat ke modul 7
tentang setting jaringan ethernet.
● Akses web http://localhost:631, lalu klik Add Printer, dan isikan nama panggilan
printer (misalnya hp1020) dan dua baris informasi tambahan untuk menjelaskan
printer ini (tidak harus ada).
● Halaman berikutnya, pilih jenis sambungan printer ke komputer, yaitu Windows
printer via Samba.
● Klik Continue, lalu isikan informasi alamat dan nama printer yang dishare. Jika
komputer Anda belum bisa ke jaringan, baca bagian 2.3 bab ini. Untuk
mendapatkan alamat komputer dan nama sharing printer ini, tanya ke administrator
jaringan atau lihat setting di Windows/Linux yang sedang menshare printer
tersebut. Dalam contoh ini, printer terpasang di komputer dengan alamat
192.168.1.99 dengan nama share HPLASERJ. Anda juga dapat memasukkan nama
komputer, dalam contoh ini SAMS. Penulisannya adalah smb://SAMS/HPLASERJ
atau smb://192.168.1.99/HPLASERJ. Lihat Gambar 2.12.
Gambar 2.12 Memasukkan alamat dan nama printer sharing
● Klik Continue, lalu pilih merek printer, dalam contoh ini HewletPackard (bukan
HP).
● Klik Continue, lalu pilih tipe printer. Jika tipe printer belum ada dalam daftar, Anda
harus instal drivernya lebih dahulu. Driver HP LaserJet 1020 yang berupa source
adalah foo2zjs.tar.gz (ada di direktori driver pada CD2).
● Untuk menginstalnya, Anda harus lebih dahulu menginstal semua paket extras atau
26 Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara
paketpaket Fedora Core 6 yang berhubungan dengan development, yaitu zlib, gcc,
libstdc++devel, gccc++, libgomp, make, libgcc, zlibdevel, dan glibcheaders.
Petunjuk instal ada di CD2 direktori document. Petunjuk instal juga ada dalam
paket itu setelah diekstrak. Cara instal antara lain dengan perintah make, make
install, make installhotplug, dan make cups. Silakan kirim email ke
rusmanto@gmail.com jika Anda menemui kesulitan.
● Setelah driver berhasil terinstal, klik Back di web browser Anda atau ulangi dari
awal dengan mengakses http://localhost:631. Harusnya pada langkah ini akan
terdapat tipe printer HP LaserJet 1020.
● Klik Continue, maka setting printer jaringan selesai. Klik nama panggilan printer
hp1020 untuk masuk ke halaman printer dan statusnya. Klik Print Test Page untuk
menguji printer ini. Klik Printers untuk melihat daftar semua printer.
2.3 Internet
Aplikasi desktop atau client untuk mengakses internet cukup mudah digunakan, hampir
sama cara menggunakan aplikasi internet di Windows. Berikut ini beberapa tip dan trik
penggunaan aplikasi internet yang paling banyak digunakan, yaitu web, chatting, dan
email.
2.3.1 Web Browser dan Flash
Web browser bawaan Linux IGOS Nusantara adalah Firefox, yang dapat dijalankan dari
menu Aplikasi > Internet > Firefox Web Browser. Anda juga dapat menjalankan firefox
dengan mengetik perintah “firefox” di terminal.
Agar firefox dapat menjalankan animasi flash yang ada di banyak website, lebih dahulu
instal paket flashplugin yang disedia di CD2 (extras). Gunakan perintah “yum install
flashplugin”, atau pindah ke direktori RPMS CD2 lalu jalankan perintah “rpm ivh flash
plugin9.0.31.0release.i386.rpm”.
Copy atau pindahkan paket libflashplayer.so dari direktori /usr/lib/flashplugin/ ke
direktori /usr/lib/mozilla/plugins/ (berlaku untuk semua user). Jika hanya untuk satu user
saja, pindahkan file libflashplayer.so ke direktori /home/user/.mozilla/plugins/.
Restart web browser Anda agar plugin dapat digunakan, misalnya untuk mengkases
website www.eureka.web.id yang berisi animasi flash.
2.3.2 Internet Messenger
Salah satu penyedia fasilitas untuk chatting atau Internet Messenger adalah Yahoo!
Messenger, disingkat YM. Linux IGOS Nusantara menyediakan Gaim untuk mengakses
YM. Jika Anda sudah memiliki acoount user di yahoo.com, Anda dapat mencoba YM
Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara 27
dengan Gaim: Aplikasi > Internet > Internet Messenger.
Gaim dapat digunakan untuk banyak user di YM. Gaim juga mendukung protokol selain
YM, misalnya Napster, MSN, IRC, dan UCQ.
Untuk menambah user YM, klik “Account”, kemudian klik “Tambah” dan pilih Protocol
“Yahoo”. Isi screename dengan user Anda di Yahoo.com, dan Password dengan password
di Yahoo.com, lalu klik “Simpan”. Untuk memulai online, klik kotak di kolom “online”
pada jendela account atau klik “Sign on” pada jendela Login.
Gambar 2.13 Yahoo Messenger dengan gaim
Untuk keluar dari Gaim tidak cukup dengan menutup jendela atau klik tanda silang di
pojok kanan program Gaim, tapi harus klik mouse kanan pada ikon di panel (toolbar) pada
bagian kanan atas desktop GNOME Linux IGOS Nusantara, lalu pilih Quit.
2.3.3 Email
Jika Anda menggunakan email hanya melalui web atau webmail, Anda tidak memerlukan
program khusus untuk email. Program klien email khusus di Linux IGOS Nusantara adalah
Evolution sebagai pengganti Outlook di Windows. Program lainnya tersedia di CD2
(extras), yaitu thunderbird.
Jalankan Evolution melalui menu Aplikasi > Internet > Email. Jika Anda belum pernah
setting email sebelumnya, Anda akan diminta mengisi data, dimulai dengan tampilan
Selamat Datang.
Berikut ini langkahlangkah dan contoh konfigurasi email berikut ini:
• Setelah klik “Maju” dari halaman pertama, kita dihadapkan window untuk
memasukkan nama dan email. Isikan minimal nama dan alamat email kita atau si
pengirim. Misalnya Evolution ini akan digunakan oleh Salwa Alaribah, dengan
“Alamat email” salwa@infolinux.web.id. Isian “Alamat balasan” tidak harus diisi,
28 Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara
kecuali alamat email untuk menerima balasan berbeda dengan alamat untuk mengirim.
Isian “Organisasi” juga tidak harus diisi, atau isi dengan nama perusahaan atau nama
organisasi yang ingin Anda kenalkan kepada pihak lain (semua penerima email). Klik
“Maju”.
• Pilih “Tipe Server” atau protokol server untuk “Pengambilan email”. Misalnya jika
Anda menggunakan POP3, maka kita memilih POP. Baris “Server” diisi dengan nama
domain atau alamat IP server POP tersebut, misalnya infolinux.web.id. “Nama
pengguna” diisi dengan nama user atau account kita di server POP, misalnya salwa. Di
beberapa server mengharuskan menulis lengkap seperti alamat email yang
menggunakan @ atau %, misalnya salwa%infolinux.web.id. Jika Anda ingin
menyimpan password, klik “Ingat sandi”. Klik “Maju”.
• Tampilan berikutnya menawarkan kepada Anda tiga opsi tambahan yang dapat kita
kosongkan semuanya. Opsi pertama untuk mengatur agar Evolution mendownload
email secara otomatis setiap waktu tertentu, misalnya 10 menit. Opsi yang penting
adalah “Tinggalkan pesan pada server”, karena berguna jika kita download email di
komputer orang lain, artinya semua email yang kita download ke Evolution tetap
dipertahankan juga berada di server. Hatihati, mempertahankan email tetap berada di
server akan membuat mailbox atau kuota email Anda cepat penuh. Klik “Maju”.
• Berikutnya setting Pengiriman Email. Tipe Server pilih yang sesuai dengan tipe atau
protokol server untuk mengirim email, misalnya SMTP, yang banyak digunakan oleh
umumnya aplikasi server email. “Server” diisi dengan alamat server SMTP atau
localhost jika kita menggunakan server SMTP di komputer kita sendiri (untuk ini
Anda harus memastikan Postfix telah dikonfigurasi dengan benar dan telah berjalan).
Jika Anda dialup ke ISP, gunakan alamat SMTP milik ISP agar pengiriman email ke
tujuan dilakukan oleh server ISP. Beberapa server SMTP menggunakan otentikasi
untuk mengirim email, sehingga Anda harus klik “Otentikasi haris dilakukan server”
lalu klik “Maju”.
• Tulisakan nama pengenal konfigurasi ini, atau Anda terima apa adanya yang telah
dibuatkan Evolution, misalnya salwa@infolinux.web.id. Nama ini perlu Anda kenali,
karena Evolution dapat Anda gunakan untuk mengakses beberapa account (akun) yang
berhubungan dengan alamat email dan serverserver yang berbeda. Klik “Maju”.
• Selanjutnya Anda diminta memilih Timezone atau zona waktu yang kita gunakan pada
saat mengirim email. Misalnya, Asia/Jakarta, dengan cara memilih dari daftar atau
klik di peta. Klik “Maju”.
• Evolution juga dapat mengimpor email dan daftar alamat dari Pine. Klik “Maju”
sehingga konfigurasi telah selesai. Jika masih raguragu, klik “Kembali” untuk melihat
isianisian sebelumnya. Jika ingin membatalkan semuanya, klik “Batal”. Jika semua
sudah benar, klik “Terapkan”.
• Pertama dijalankan, Evolution meminta kita memasukkan password untuk mengambil
email. Masukkan password yang telah kita dapatkan dari pengelola server email. Klik
OK untuk mulai mendownload email.
• Kita langsung dibawa ke folder Inbox yang ada di Evolution. Klik salah satu email
Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara 29
yang ada untuk membaca isi email. Untuk menjawabnya, klik “Balas”. Untuk menulis
dan mengirim email baru, klik “Baru” .
• From: pilih salah satu account yang telah kita buat, misalnya salwa@infolinux.web.id.
To: isikan alamat email yang dituju, misalnya rus@infolinux.web.id. Subject: isikan
kata atau kalimat sebagai judul, yang sangat penting bagi penerima untuk mengenali
email yang masuk. Klik Attach, lalu pilih file yang akan disertakan dalam email
sebagai attachment (Catatan: attachment sebaiknya berupa file yang sudah diperkecil
atau dikompres, misalnya file gambar .BMP harus diubah lebih dahulu menjadi .JPG
atau .PNG, dan file .DOC harus dikompres menjadi .ZIP atau tar.gz, dan sebagainya).
Ketikkan pesan yang ingin kita sampaikan kepada penerima, lalu klik “Kirim”.
• Untuk mengonfigurasi ulang Evolution, klik Ubah > Pengaturan. Misalnya untuk
menambah akun email ke server lain, klik “Tambah” dan ulangi langkah dari pertama.
2.4 USB Disk
Usb adalah nama sambungan dari suatu peralatan elektronik dengan komputer. Usb disk
dalam hal ini adalah peralatan untuk menyimpan data, termasuk yang ada di flash disk,
external hard disk, multimedia player dan recorder, kamera digital, kamera video digital,
handphone, dan lainlain.
2.4.1 Mengakses USB Disk Otomatis
Normalnya, setiap usb disk atau flash disk ditancapkan ke komputer, Linux akan
mengenalinya. Setelah usb disk terpasang dengan benar, dalam beberapa detik desktop
GNOME akan menampilkan folder partisi usb disk dan membukanya. Nama ikon di
desktop adalah Removable Volume.
Biasanya, usb disk yang baru dibeli hanya berisi satu partisi. Di Linux IGOS Nusantara
biasa dikenali (dimount secara otomatis) dalam direktori /media/, misalnya /media/disk.
Nama device ini adalah /dev/sda1 atau /dev/sda, tergantung jenis usb disk dan jumlah yang
terpasang di komputer. Jika ada dua usb disk, devicenya bernama /dev/sda dan /dev/sdb.
Anda dapat mengubah atau menghapus partisi asli dari toko yang hanya satu menjadi dua
atau lebih partisi. Misalnya dengan perintah fdisk dari terminal.
Cara mengeluarkan usb disk yang aman adalah dengan lebih dahulu memberi perintah
umount. Klik kanan pada ikon usb disk (Removable Volume) di desktop, lalu arahkan
mouse ke Lepaskan Volume.
2.4.2 Mengakses USB Disk secara Manual
Jika Linux Anda gagal membuka usbdisk secara otomatis, Anda dapat menjalankan
perintah fdisk, mount, dan umount dari terminal. Berikut ini beberapa langkah mount dan
umount usb disk atau hard disk lainnya dalam kondisi darurat.
30 Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara
● Berubah menjadi root.
$ su
Password:
#
● Jalankan fdisk l untuk melihat susunan partisi hard disk dan fdisk. Terlihat hanya
ada sebuah partisi FAT32 (Windows 95/98).
# fdisk l
Disk /dev/sda: 262 MB, 262144000 bytes
9 heads, 56 sectors/track, 1015 cylinders
Units = cylinders of 504 * 512 = 258048 bytes
Device Boot Start End Blocks Id System
/dev/sda 1 1015 255752 b W95 FAT32
● Buat direktori untuk mengakses (mount point).
# mkdir /media/sda
● Lakukan mount.
# mount /dev/sda /media/sda
● Setelah selesai mengakses, jalankan perintah umount sebelum Anda melepaskan
usb disk.
# umount /media/sda
Catatan:
Perintah mount dan umount dalam contoh di atas hanya untuk kondisi darurat karena usb
disk tidak otomatis terbuka saat ditancapkan. Karena perintah darurat ini dilakukan oleh
root, maka user biasa tidak dapat mengakses penuh (read/write). Cara darurat ini juga
berlaku untuk media penyimpanan lain, seperti hard disk, floppy, kamera digital,
handphone, dan sebagainya.
Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara 31
32 Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara
III. SISTEM FILE DAN STRUKTUR DIREKTORI
Tujuan:
Setelah mempelajari modul ini, peserta diharapkan mampu:
● Memahami beberapa sistem file di Linux.
● Memformat sistem file utama dan swap.
● Memahami struktur direktori dan cara penamaan file dan direktori.
3.1 Sistem File Linux
Sistem file (filesystem) secara praktis diartikan bagaimana Linux menyimpan data ke
peralatan penyimpanan seperti hard disk, CD/DVD ROM, usb disk, dan floppy. Sistem file
Linux banyak jenisnya, namun yang paling banyak digunakan saat ini adalah ext3. Ext3
tergolong journaling filesystem, yang memiliki kelebihan dari sisi keamanan data.
Misalnya, ketika listrik mati mendadak sehingga tidak sempat shutdown atau melakukan
pelepasan secara normal (umount), maka tidak perlu melakukan fsck (scandisk) saat
booting berikutnya.
Sistem file Linux lainnya antara lain reiserfs (juga tergolong journaling filesystem) dan
ext2 (versi lama dari ext3 yang belum bersifat journaling). Linux juga dapat mengakses
sistem file lain seperti DOS, Windows (VFAT 16, VFAT 32, dan NTFS), Unix, jfs, dan
lainlain. Swap dapat digolongkan sebagai sistem file pengganti RAM, sehingga disebut
juga virtual memory. Sistem file lain yang berbasis jaringan adalah samba (smb) yang juga
digunakan oleh MS Windows dan NFS (Network File System) yang juga digunakan oleh
sistem operasi Unix.
Cara membuat sistem file di hard disk ada dua langkah, yaitu membuat partisi, kemudian
memformatnya. Salah satu perintah pembuatan partisi adalah fdisk, dan perintah format
adalah mkfs.
Perintah mengedit atau membuat partisi adalah fdisk /dev/hda, lalu ketik m untuk melihat
daftar perintah di menu fdisk. Ketik p untuk melihat daftar partisi, dan ketik q untuk keluar
tanpa menyimpan perubahan.
Perintah berikut ini akan memformat partisi 13 dari hard disk primary master (/dev/hda)
dengan sistem file ext3:
# mkfs.ext3 /dev/hda13
atau
Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara 33
# mkfs t ext3 /dev/hda13
Perintah berikut ini akan memformat partisi hard disk /dev/hda14 sebagai swap, setelah
lebih dahulu dijadikan partisi swap oleh fdisk atau program partisi lainnya:
# mkswap /dev/hda14
Untuk mengaktifkan swap, perintanya swapon. Sedangkan cara menonaktifkannya dengan
perintah swapoff.
# swapon /dev/hda14
# swapoff /dev/hda14
3.2 Struktur File dan Direktori
Sebelum mengakses file dan direktori dan perintahperintah yang berhubungan dengannya,
Anda sebaiknya lebih dahulu memahami struktur file dan direktori di Linux.
Linux memiliki direktori paling atas atau paling kiri, dibaca slash (garis miring),
dinamakan root directory atau direktori akar. Itu perbedaan mendasar struktur direktori
Linux dengan Windows. Di Windows ada folder C: yang mengarah ke direktori paling atas
dari harddisk. Di Windows juga ada A: untuk masuk ke disket. Tapi, di Windows tidak ada
direktori di atas C dan A.
Di Linux, C biasanya berupa direktori /mnt/win atau yang lain sesuai dengan yang
membuat distro Linux. /mnt/win disebut mount point, yang berhubungan dengan file
harddisk dengan partisi /dev/hda1. Jadi, C di Windows itu juga sejenis mount point yang
berhubungan device (/dev) harddisk.
Jika /mnt/win diganti dengan /C, artinya /C adalah mount point bagi /dev/hda1. Yang
membedakan C di Linux dengan C di Windows, adalah adanya garis miring / di sebelah
kiri C di Linux, dan tidak ada garis miring di Windows. Ini juga berarti, garis miring /
adalah direktori di atas C.
Disket dan CDROM biasanya memiliki alamat device di /dev/fd0 dan /dev/hdX. X adalah
huruf a, b, c, atau d sesuai dengan letak CDROM drive.
Beberapa direktori di bawah / yang penting diketahui adalah /home, /boot, /root, /usr, /var,
/tmp.
/home berisi direktori atau folder untuk setiap user yang terdaftar di sistem Linux.
Misalnya, /home/ign2006 adalah direktori milik user ign2006 dalam distro Linux IGOS
Nusantara Anda.
/boot berisi filefile kernel untuk booting komputer.
/root adalah direktori user admin (root's home directory).
/bin adalah direktori tempat programprogram dasar Linux untuk semua pengguna,
misalnya ls yang artinya melihat isi direktori.
/sbin adalah direktori tempat programprogram dasar untuk administrator atau superuser
34 Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara
atau root.
/tmp adalah direktori untuk penyimpanan sementara, misalnya untuk file yang akan
dihapus setelah bekerja.
/usr berisi hampir seluruh program Linux tambahan selain yang di /bin dan /sbin. Di bawah
/usr juga ada subdirektori /bin dan /sbin. Di bawah /usr ini juga terdapat dokumen atau
manual tentang semua program yang ada dalam CD atau harddisk.
/var berisi direktoridirektori yang berhubungan dengan data konfigurasi selain /usr.
Misalnya /var/www untuk meyimpan data aplikasi web. /var/spool untuk menyimpan data
program yang berhubungan user seperti email (/var/spool/mail). /var/log untuk menyimpan
data log atau rekaman apa yang terjadi di sistem. /var/cache untuk menyimpan data
sementara untuk aplikasi proxy (squid), dan lainlain.
/media berisi file atau direktori sebagai mount point alat penyimpanan seperti cdrom dan
floppy, sebagai alternatif dari /mnt.
/disks mirip dengan /mnt dan /media yang digunakan oleh distro tertentu, misalnya
Xandros.
CATATAN:
Direktori tempat kerja saat ini disebut Current Directory, ditulis ./ (dot diikuti slash atau
titik diikuti garis miring). Direktori di atasnya atau sebelumnya disebut Parent Directory,
ditulis ../ (dot dot slash). Direktori paling atas disebut Root Directory , ditulis / (slash ).
Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara 35
36 Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara
IV. PERINTAH DASAR
Tujuan:
Setelah mempelajari modul ini, peserta diharapkan mampu:
● Menggunakan perintahperintah dasar di Linux, sebagai user biasa dan root.
4.1 Perintahperintah Dasar
Linux memiliki fleksibilitas tinggi. Jika Anda tidak membutuhkan tampilan grafis, Linux
tetap dapat digunakan secara penuh. Bagi yang tidak kesulitan dalam penglihatan, Linux
sering dikritik karena memiliki kelebihan ini. Mengapa dikritik? Karena banyak pengguna
Linux yang senang bekerja dengan modus teks, tidak perlu grafis. Akibatnya, orang lain
yang belum pernah menggunakan Linux melihat Linux itu tidak menarik. Padahal, di balik
perintahperintah, apalagi dengan editor teks, banyak karya telah dihasilkan dengan Linux
tanpa grafis.
Misalnya, Linux tanpa grafis cukup baik untuk membaca email, menulis email, membaca
berita di Internet, membuat file teks, membuat program berbasis web mulai dari
memformat halaman HTML, membuat program PHP, Javascript, dan Java serta bahasa
pemrograman lainnya.
Berikut ini contohcontoh perintah dan program di Linux yang sangat berguna untuk
bekerja seharihari.
– Perintahperintah dasar seperti DOS
Semua perintah DOS atau command di Windows memiliki padanannya di Linux.
Sebaliknya, banyak perintah di Linux, misalnya untuk mengonfigurasi serverserver, tidak
dapat dilakukan dengan Windows. Perintahperintah seperti DOS itu antara lain:
$ ls artinya melihat isi direktori atau dir.
$ mkdir artinya membuat direktori.
$ rmdir artinya menghapus direktori yang tidak ada isinya.
$ cp artinya copy, rm artinya remove atau delete, mv artinya move atau pindah.
$ cd artinya pindah direktori. Jika tanpa opsi atau argument, berarti pindah ke direktori
home user yang sedang login.
– Perintahperintah dan aplikasi khusus.
$ pwd artinya print working directory atau menanyakan nama direktori sekarang.
$ whoami artinya menanyakan siapa yang sekarang sedang bekerja (user apa yang sedang
digunakan).
$ mail artinya melihat email yang masuk. Jika ada daftar email, tekan r diikuti nomor email
Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara 37
untuk membaca email tersebut, r untuk mereply dan d untuk menghapus. Keluar dari email
gunakan q atau x jika tidak jadi menghapus.
$ lynx untuk mengakses web, seperti links.
$ joe editor teks yang mirip ne dan emacs.
$ vi juga editor teks yang mirip ne.
$ su untuk berubah menjadi root.
$ ps untuk melihat daftar program yang sedang berjalan, lengkap dengan nomor id. Lebih
lengkap lagi menggunakan perintah ps aux.
$ cat untuk menampilkan isi file tanpa mengedit.
$ less mirip dengan cat, namun bisa melihat per layar atau per baris.
Untuk mengetahui arti setiap perintah, tersedia perintah “man perintah” yang akan
menampilkan manual perintah. Contoh berikut ini untuk menampilkan manual perintah ls.
$ man ls
4.2 Mengenal User di Linux
Linux adalah sistem operasi multiuser dan multitasking. Multiuser artinya, dalam waktu
yang bersamaan, Linux dapat digunakan oleh banyak user, baik melalui keyboard dan
mouse yang sama atau melalui komputer lain dalam jaringan.
Multitasking artinya dalam waktu yang sama, Linux dapat menjalankan beberapa program.
Bahkan Linux dapat menjalankan banyak Window, misalnya Anda dapat menjalankan
Icewm, XFCE, Blackbox, KDE, dan GNOME, seakanakan menjalankan Windows 95, 98,
XP, Vista, NT, 2000, dan 2003, juga Macintosh secara bersamaan.
Setiap user memiliki hak yang berbeda, misalnya sesama user biasa tidak bisa saling
melihat isi direktori dan isi file. Ini salah satu yang membuat Linux aman terhadap
penyebaran virus.
4.3 Bekerja sebagai Administrator
Saat bekerja, biasanya pengguna login sebagai user biasa. User biasa tidak punya akses
penuh terhadap sistem. Agar dapat memiliki akses penuh, Anda harus login sebagai root
atau superuser. Jika Anda telah login sebagai user biasa, Anda dapat berubah menjadi root
dengan perintah su.
Di distro Linux lain seperti Ubuntu, Anda bisa mudah untuk berubah menjadi root, tanpa
harus memasukkan password root, dengan perintah “sudo su”. Dalam kenyataan kerja yang
normal di Linux, setiap user dan root harus memiliki password.
Untuk keamanan, bekerja biasa harus menggunakan user biasa, bukan root, karena root
38 Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara
punya kekuasaan tak terbatas. Jika sedikit saja melakukan kesalahan, misalnya menghapus
file penting, komputer bisa bermasalah. Untuk bekerja sebagai root, sebaiknya tetap
sebagai user biasa, lalu menjalankan perintah untuk root dengan menambahkan kata sudo
di depan perintah. sudo artinya superuser do atau menjalankan perintah sebagai root.
Agar user biasa bisa menjalankan tugas root dengan password (misal user01) atau tanpa
password (misal rus), edit file /etc/sudoers dengan menambahkan baris berikut ini:
user01 ALL=(ALL) ALL
rus ALL=(ALL) NOPASSWD: ALL
Berikut ini beberapa perintah penting sebagai admin. Sekali lagi, sebagai user ubuntu,
tambahkan perintah sudo di depan perintahperintah ini. Misalnya, sudo fdisk l untuk
melihat susunana partisi harddisk. Atau lebih dahulu berubah menjadi root sehingga
prompt berubah dari lambang dollar ($) menjadi pagar (#).
$ sudo su
#
Menambah user baru:
# adduser namauser
Menghapus user:
# deluser namauser
Mengaitkan harddisk /dev/hda1 ke sistem Linux dengan titik kait di /mnt/hda1. Mount juga
untuk disket atau CDROM atau file sharing di komputer lain.
# mount /dev/hda1 /mnt/hda1
Sekali lagi, hatihati saat bekerja sebagai root, karena kekuasaan root yang tidak terbatas
dapat menghapus data apa saja, termasuk memartisi memformat hard disk. Jika tidak hati
hati dalam bekerja, Anda dapat menghilangkan data atau merusak sistem Linux dan semua
sistem yang ada di dalam hard disk, flash disk atau tempat penyimpanan lainnya.
Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara 39
40 Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara
V. MANAJEMEN PAKET
Tujuan:
Setelah mempelajari modul ini, peserta diharapkan mampu:
● Menginstal, remove, upgrade paket dengan yum.
● Menggunakan perintah rpm untuk instal, remove, dan update.
● Mengintsal paket binary OpenOffice.org berbentuk tarball (tar.gz).
5.1 Yum dan Repositori
Salah satu permasalahan klasik yang sering dihadapi oleh para pengguna distro
berbasiskan rpm seperti Fedora dan IGOS Nusantara adalah manajemen paket. Problem
yang paling utama terjadi adalah masalah "dependencies" (ketergantungan), yaitu suatu
paket rpm membutuhkan paket rpm yang lainnya saat akan diinstal atau diremove dari
sistem. Untuk mengatasi permasalahan ini, Anda dapat menggunakan aplikasi Yum
(Yellowdog Updater Modified).
Yum dapat berfungsi layaknya Apt di Debian. Dengan menggunakan Yum, para pengguna
Fedora dan distro turunannya tidak perlu memikirkan lagi ketergantungan paket yang akan
diinstall atau diremove, karena Yum yang akan melakukannya sendiri. Yum secara
otomatis akan mencari dependencies paket yang diperlukan dan akan menampilkan paket
apa yang seharusnya diinstall. Yum akan memudahkan Anda dalam memanajemen grup
software dibandingkan melakukannya secara manual dengan menggunakan perintah rpm.
5.1.1 Mencoba Yum dengan CD Extras
Yum dapat digunakan untuk install atau update paketpaket dari CD Extras Linux IGOS
Nusantara. Berikut ini langkahlangkah praktisnya:
● Sebelum menjalankan perintah Yum, Anda harus berubah menjadi root.
$ su
Password:
#
● Buat copy file /etc/yum.conf untuk backup lalu edit dengan editor teks kesukaan
Anda, misalnya “vi /etc/yum.conf”. Tekan tombol “i” atau “I” untuk memulai
editing.
# cp /etc/yum.conf /etc/yum.conf.bak
# vi /etc/yum.conf
.......................
gpgcheck=0
Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara 41
........................
[cdextras]
name=Extras Linux IGOS Nusantara
baseurl=file:///media/IGNExtras
enabled=1
..........................
Catatan /etc/yum.conf:
Awalnya gpgcheck=1. Ganti angka 1 menjadi 0. Anda harus menyesuaikan nama
direktori yang disebut pada baseurl, mengarah ke CDROM, misalnya /media/IGN
Extras untuk CD2 buku ini.
● Setelah selesai, simpan hasil perubahan di atas dengan menekan Esc diikuti
mengetikkan titik dua, w, dan q (:wq). Jika Anda ragu dan ingin membatalkan,
tekan Esc diikuti :, q, dan tanda seru (:q!).
● Jika komputer Anda terhubung ke Internet dengan kecepatan tinggi untuk instal
atau update, maka Yum akan mengakses server repositori yang berisi kumpulan
paketpaket untuk Fedora dan turunannya dengan alamat http://fedora.redhat.com.
Modul ini ditujukan untuk menggunakan repositori di komputer lokal, sehingga
Anda harus mengedit tiga file di direktori /etc/yum.repos.d/ selain file
/etc/yum.conf.
Catatan /etc/yum.repos.d/:
Agar yum tidak mencari repositori di Internet, gunakan editor teks untuk mengubah
beberapa file pada direktori /etc/yum.repos.d, yaitu fedoracore.repo, fedoraextras.repo,
dan fedoraupdates.repo. Ubah opsi enabled=1 menjadi enabled=0 yang terdapat pada 3
file tersebut.
● Aktifkan yum dengan perintah yum checkupdate:
# yum checkupdate
● Coba gunakan yum untuk menginstal paket createrepo:
# yum install createrepo
● Coba gunakan yum untuk menghapus (remove) atau uninstal paket joystick, yang
tampilan di layarnya seperti Gambar 5.1.
# yum remove joystick
42 Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara
Gambar 5.1 Menghapus paket dengan yum
5.1.2 Fitur Yum
Beberapa fitur yang dimiliki oleh Yum di antaranya:
● Dapat berhubungan dengan beberapa repositori.
● File konfigurasi yang mudah dipahami.
● Dapat mencari secara otomatis ketergantungan paket yang dibutuhkan.
● Operasi pekerjaan yang cepat.
● Pekerjaan rpm dapat dilakukan secara konsisten.
● Mendukung grup comps.xml, termasuk mengelompokkan beberapa grup repositori.
Setelah mengetahui sejumlah kemampuan Yum, berikutnya kita akan mempelajari lebih
lanjut cara penggunaan Yum, cara pembuatan repositori Yum, dan penggunaan Pirut, salah
satu program GUI untuk yum.
5.1.3 Persiapan Membuat Repositori
Sebelum membuat repositori Yum dan mempelajari cara penggunaannya, sebaiknya Anda
persiapkan terlebih dahulu beberapa kebutuhan sebagai berikut:
● CD Instalasi dan CD Extras IGOS Nusantara
Semua paket RPM yang terdapat pada kedua CD ini akan kita gunakan untuk membuat
repositori Yum IGOS Nusantara.
● Createrepo
Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara 43
Paket createrepo berfungsi untuk membuat metadata repositori umum. Anda dapat
menemukan paket ini di CD Extras IGOS Nusantara. Paket dapat diinstal diinstal dengan
perintah “yum install createrepo” seperti dicontohkan bagian sebelumnya. Tapi jika gagal,
Anda dapat mengintsal paket ini dengan perintah rpm. Masuk ke direktori yang ada paket
createrepo, lalu jalankan perintah rpm sebagai root:
$ cd /media/IGNExtras/RPMSExtras
$ su
Password:
# r pm ivh createrepo[TAB}
# exit
$
Penjelasan perintah:
Baris pertama: pindah ke direktori di CD yang berisi paket Extras IGOS Nusantara
(nama direktori /media/IGNExtras/RPMSExtras itu hanya contoh di komputer penulis,
belum tentu sama dengan keadaan saat ini di komputer dan CD yang Anda gunakan).
Baris kedua: berubah dari user biasa (prompt dollar) menjadi root dengan perintah su.
Baris ketiga: masukkan password root.
Baris keempat: setelah jadi root (prompt pagar), ketikkan perintah “rpm ivh
createrepo” diikuti dengan menekan tombol TAB tanpa spasi untuk menemukan paket
dan versi yang tersedia. Tombol TAB akan meneruskan nama file lengkap paket
createrepo, yaitu createrepo0.4.40.2.noarch.rpm. Jika tombol Tab ditekan beberapa
kali tidak menampilkan nama lengkap paket createrepo, kemungkinannya Anda salah
mengetikkan perintah, salah masuk direktori, atau direktori tersebut tidak berisi paket
createrepo.
Baris kelima: keluar dari root dengan perintah exit atau tekan CtrlD.
Baris keenam: Anda sudah kembali sebagai user biasa (prompt dollar).
● Yum
Secara default, paket Yum sudah terinstal pada proses instalasi IGOS Nusantara.
● Pirut
Paket Pirut akan kita gunakan sebagai GUI untuk mempermudah penggunaan Yum yang
berbasiskan teks. Pirut juga tersedia di CD Extras.
● Ruang harddisk
Sediakan ruang harddisk sekitar 1,3 GB untuk meletakkan sejumlah paket RPM yang akan
digunakan di dalam repositori Yum.
44 Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara
5.1.4 Pembuatan Repositori Yum
Setelah menginstall paket createrepo, kita akan segera membuat repositori Yum. Copykan
semua paket RPM yang terdapat pada CD1 atau installer IGOS Nusantara 2006
("/Ign/RPMS"), dan CD2 atau extras IGOS Nusantara 2006 ("/RPMSExtras") ke dalam
hard disk, misalnya pada direktori /paketrpm.
● Buat direktori tempat menyimpan hasil copy paketpaket rpm untuk repositori:
# mkdir p /paketr pm
# mkdir p /paketr pm/igosbase
# mkdir p /paketr pm/igosextras
● Masukkan CD1 dan copy semua paket rpm:
# cp /media/IGN2006R6/Ign/RPMS/*.r pm /paketr pm/igosbase/
● Setelah semua paket rpm CD1 dicopy, keluarkan CD1, lalu masukkan CD2
(extras) dan copy semua paket rpm:
# cp /media/IGNExtras/RPMSExtras/*.r pm /paketr pm/igosextras/
Catatan:
Sesuaikan letak path (nama lengkap direktori yang mengarah ke CD/DVD)
"/media/IGN2006R6/Ign/RPMS" dan "/media/IGNExtras/RPMSExtras" dengan letak
path pada sistem Anda. Contoh tersebut sesuai Linux IGOS Nusantara hasil instal dari
CD yang dimiliki penulis, yaitu CD1 dikenali oleh Linux IGOS Nusantara sebagai
/media/IGN2006R6, dan CD2 sebagai /media/IGNExtras.
Berikutnya, pindah ke direktori /paketrpm dan jalankan perintah “createrepo” untuk
membuat indeks paket IGOS Nusantara 2006 yang nantinya akan digunakan oleh yum
package manager. Anda harus bekerja sebagai root untuk menjalankan perintah createrepo.
$ su
Password:
# cd /paketr pm
# createrepo /paketr pm
Tunggu beberapa saat, dan tidak berapa lama kemudian Anda dapat melihat direktori
repodata di dalam direktori /paketrpm.
Tahapan berikutnya adalah mengonfigurasi yum. Tambahkan paragraf baru dalam file
/etc/yum.conf, untuk dapat membaca repositori lokal yang baru saja kita buat. Dalam
contoh ini penulis menggunakan editor teks vi. Sebagai root, jalankan vi /etc/yum.conf:
# vi /etc/yum.conf
Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara 45
mengaktifkan repositori di /paketrpm (enabled1):
.................
[cdextras]
name=Extras Linux IGOS Nusantara
baseurl=file:///media/IGNExtras
enabled=0
[ignrepository]
name=Repository Linux IGOS Nusantara
baseurl=file:///paketr pm
enabled=1
Setelah selesai, simpan hasil perubahan di atas dengan mengetikkan Esc : w q, dan
lanjutkan dengan menjalankan perintah “yum checkupdate” untuk membaca repositori
lokal yang baru saja dikonfigurasikan.
# yum checkupdate
5.1.5 Instal dengan Yum dari Repositori
Setelah perintah “yum checkupdate” dijalankan tanpa mengalami problem, Anda dapat
segera melakukan instalasi paket pirut dengan menggunakan perintah yum. Pirut perlu
segera diinstal karena sangat memudahkan Anda untuk menginstal paket lainnya yang ada
di repositori atau di CD2 (RPMSExtras).
# yum install pirut
Jawab y (yes) jika Anda setuju proses instalasi paket pirut diteruskan, atau n (no) jika Anda
ingin membatalkan. Tekan Enter artinya no atau membatalkan proses instalasi paket pirut.
5.1.6 Instal Paket dari CD2 dengan Nautilus
Setelah pirut terinstal, Anda belum tentu melihat nama Pirut dalam daftar menu Aplikasi.
Namun Anda sekarang dapat menginstal paket dari CD2 (RPMSExtras) cukup dengan
klik dua kali ikon paket pada Perambah Berkas Nautilus. Setelah ikon paket diklik, Linux
IGOS Nusantara akan memanggil program systeminstallpackages (Software Installer)
dan meminta Anda masukkan password root. Gambar 5.2 dan 5.3 menunjukkan proses
instalasi paket pendidikan kdeedu dengan systeminstallpackages.
46 Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara
Gambar 5.2 Instal kdeedu dengan klik dua kali ikon paket
Software Installer akan mencari paketpaket lain yang dibutuhkan kdeedu atau paket
dependenciesnya. Klik “Continue” untuk meneruskan atau “Batal” untuk membatalkan,
seperti di Gambar 3.
Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara 47
Gambar 5.3 Menginstal paket dependencies kdeedu
Setelah proses instalasi kdeedu sukses, akan ada menu Aplikasi > Edutainment di desktop
Linux IGOS Nusantara. Anda sekarang dapat menggunakan Linux sebagai komputer
pendidikan untuk belajar berbagai ilmu pengetahuan, seperti matematika, kimia, fisika
antariksa, bahasa, mengetik sepuluh jari, dan lainlain.
5.2 Pirut Package Manager
5.2.1 Membuat Ikon untuk Menjalankan Pirut
Jika Anda ingin menjalankan pirut untuk instal dan remove paket dengan mudah,
tambahkan ikon di panel utama desktop dengan cara sebagai berikut:
− Klik mouse kanan pada panel, pilih “+ Masukkan ke panel”.
− Klik dua kali “Peluncur aplikasi pribadi”.
− Isi baris “Nama:” dengan kata yang menjelaskan program, misalnya “Pirut Package
Manager”.
− Isi baris “Perintah:” dengan nama perintah, yaitu “pirut”.
− Klik “tanpa ikon”, lalu pilih ikon yang Anda sukai, misalnya gambar buah apel merah.
− Klik OK, dan akan muncul ikon apel merah di panel.
− Klik ikon “apel merah” di panel itu untuk menjalankan Pirut, dan Anda akan diminta
memasukkan password root.
48 Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara
Anda juga dapat menggunakan Pirut untuk memanajemen paket di IGOS Nusantara dengan
repositori di hard disk lokal.
5.2.2 Menjalankan Pirut
Jalankan pirut dengan klik ikon yang telah Anda buat. Cara lain, jalankan aplikasi
Terminal, kemudian ketik perintah “pirut” untuk menjalankan Pirut Package Manager.
$ pirut &
Tak berapa lama kemudian, muncul kotak atau window yang menanyakan password root.
Isikan dengan password root Anda. Setelah tampil halaman Pirut Package Manager, Anda
dapat mengklik menu List untuk melihat seluruh paket yang sudah dan belum diinstal (All
packages), semua paket yang telah terinstal (Installed packages), dan semua paket yang
tersedia untuk diinstal (Available packages).
Gambar 5.4 Tampilan Pirut
5.2.3 Instal dan Uninstal paket dengan Pirut
Untuk menginstal atau uninstal (remove) suatu paket dengan Pirut, klik nama paket yang
ingin Anda install/remove, kemudian klik “Terapkan”.
● Untuk memudahkan mencari paket, gunakan menu Search, lalu ketik nama paket
yang dicari, misalnya k3b.
● Setelah paket dipilih dan klik tombol “Terapkan”, secara otomatis Pirut akan
langsung mencari ketergantungan paket yang ingin diinstall atau diremove tersebut.
Sebagai contoh, penulis akan menginstal k3b (program untuk membakar CD/DVD
berbasis KDE).
Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara 49
Gambar 5.5 Memilih k3b untuk diinstal
● Jika Anda belum pernah menginstal paket yang berhubungan dengan desktop KDE,
maka pilihan instal k3b akan otomatis memilih paketpaket yang digunakan oleh
desktop KDE, antara lain kdelib dan qt.
● Setelah klik “Continue” dan pirut menginstal seluruh paket yang berhubungan
dengan k3b, akan muncul window “Software installation successfully completed”.
Klik OK, maka pirut akan ditutup secara otomatis.
5.3 Beberapa Command di Yum
Meskipun Pirut maupun aplikasi GUI Yum lainnya dapat memudahkan Anda dalam
menggunakan Yum, namun ada baiknya Anda mengetahui beberapa opsi yang terdapat di
Yum.
Secara umum, perintah Yum memiliki syntax sebagai berikut :
yum [option] [command] [package ...]
Beberapa command yang terdapat di Yum antara lain:
5.3.1 checkupdate
Perintah ini berfungsi untuk mendownload kumpulan lengkap header paket yang telah
terdefinisi di metadata repositori.
Contoh: yum checkupdate
5.3.2 install
Perintah ini berfungsi untuk menginstall paket yang terdapat pada repositori yum.
50 Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara
Contoh: yum install k3b
5.3.3 remove
Perintah ini berfungsi untuk menghapus paket yang telah terinstall didalam sistem
Anda.
Contoh: yum remove k3b
5.3.4 update
Perintah ini berfungsi untuk mengupdate paket yang telah terinstall menjadi paket
yang lebih baru.
Contoh: yum update k3b
5.3.5 upgrade
Perintah ini sama dengan perintah update dengan –obsoletes flag. Option ini lebih
tepat digunakan jika Anda ingin mengupdate semua paket yang ada (ini mirip dengan
mengupgrade dari sistem Fedora Core 5 ke Fedora Core 6).
Contoh: yum upgrade
5.3.6 list
Perintah ini berfungsi untuk mendaftar semua paket RPM yang ada di sistem dan
repositori. Paket di sini adalah paket yang sudah terinstall dalam sistem maupun paket
yang ada di repositori.
Contoh: yum list
3.3.7 info
Perintah ini berfungsi untuk melihat informasi dari suatu paket RPM. Beberapa
informasi di antaranya: nama, versi, release, size, repo, dan description.
Contoh: yum info k3b
5.3.8 search
Perintah ini berfungsi untuk mencari suatu paket RPM yang ada dalam sistem kita,
berdasarkan string yang kita masukkan.
Contoh: yum search k3b
Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara 51
5.4 Perintah rpm
Perintah rpm mudah digunakan jika tidak ada ketergantungan dengan paket lain. Misalnya,
untuk mengintsal paket baru yang belum ada paket lama yang sama, perintanya rpm ivh
namapaket.rpm. Untuk mengupdate paket lama menjadi baru, perintahnya rpm Uvh.
Untuk instal kernel, sebaiknya gunakan rpm ivh, jangan gunakan rpm Uvh, agar kernel
yang lama bisa digunakan jika ada masalah dengan kernel baru. Perintah menghapus paket
adalah rpm e namapaket. Sebelum menghapus, cari nama paket yang akan dihapus
dengan perintah rpm qa | grep namapaket. Informasi selengkapnya tentang rpm dapat
dibaca dari manual rpm:
$ man r pm
5.5 Instal OpenOffice.org dari tar.gz
● Jika Anda menginginkan paket terbaru, download paket OpenOffice.org 2.2 dari
www.openoffice.org, misalnya file Ooo_2.2.0_LinuxIntel_install_wJRE_enUS.tar.gz
(OpenOffice.org 2.2 yang dilengkapi Java Runtime Environment).
● Ekstrak file tar.gz itu ke direktori /tmp. Direktori hasil ekstrak ini dapat Anda hapus
setelah instal OpenOffice selesai.
$ tar xzvf OOo_2.2.0_LinuxIntel_install_wJRE_enUS.tar.gz C /tmp
● Instal semua paket rpm yang ada di direktori RPMS tersebut. Tunggu beberapa saat
hingga proses instalasi selesai. Semua file hasil instalasi OpenOffice.org 2.2 akan
tersimpan di bawah direktori /opt. Jika ruang kosong di hard disk atau partisi /opt
kurang (paling tidak 400 MB), maka proses instalasi akan dibatalkan dengan pesan
yang artinya ruang hard disk tidak mencukupi.
# r pm ivh *.r pm
● Instal pula paket untuk mengintegrasikan OpenOffice.org 2.2 ke dalam menu di
desktop Linux IGOS Nusantara dengan memilih paket openoffice.orgredhatmenus
2.29119.noarch.rpm.
# cd desktopintegration
52 Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara
# r pm ivh openoffice.orgredhatmenus2.29119.noarch.r pm
● Saat pertama menjalankan OpenOffice.org 2.2, Anda akan melalui beberapa langkah.
Tampilan pertama adalah halaman selamat datang.
● Halaman kedua menampilkan dokumen lisensi GNU LGPL yang harus Anda setujui
(Accept) dengan cara menggeser atau Scroll Down hingga ke ujuang bawah. Klik
Accept jika tombol itu sudah aktif.
● Halaman ketiga berisi formulir data nama depan, nama belakang, dan initial Anda.
Halaman ini boleh dilewatkan dengan menekan Next.
● Halaman keempat berisi tawaran kepada Anda bahwa OpenOffice.org dapat
melakukan cek ke Internet secara rutin apakah telah ada paket update. Jika ada paket
baru, Anda akan diberi tahu. Anda juga boleh kosongkan, terutama bila Anda tidak
ingin update secara langsung ke Internet.
● Halaman terakhir adalah tawaran untuk registrasi secara gratis. Jika Anda melakukan
registrasi, Anda akan diberi kabar setiap ada perkembangan terbaru dari paket ini.
Pilih I do not want to register atau I have already registered, jika Anda tidak pernah
ingin register atau pernah melakukannya.
● Klik Finish, maka Anda dapat mulai bekerja di OpenOffice.org 2.2. Secara default
OpenOffice.org diinstal di bawah direktori /opt, kecuali Anda mengubahnya. Cara
menjalankannya bisa dari terminal atau membuat shortcut di panel dengan
mengarahkan command ke /opt/OpenOffice.org2.2/program/soffice.
● Untuk mempelajari OpenOffice 2.2 lebih lanjut, ikuti modul khusus tentang
OpenOffice.org 2 yang juga diterbitkan secara bersamaan dengan modul ini.
Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara 53
54 Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara
VI. MANAJEMEN ARSIP
Tujuan:
Setelah mempelajari modul ini, peserta diharapkan mampu:
● Membuat arsip (termasuk compress dan extract) dengan File Roller.
● Menggunaan tar, gzip, bzip2 untuk membuat arsip.
● Menggunaan tar, gzip, bzip2 untuk mengekstrak arsip.
6.1 File Roller
File Roller adalah program yang mirip dengan WinZip di Windows. Fungsinya untuk
mengekstrak filefile arsip dalam bentuk zip, gz, bz2, tar, tar.zip, tar.gz, dan tar.bz2.
Cara menjalankan dari desktop melalui menu Aplikasi > Aksesoris > Manajer Arsip.
Untuk memulai membuat file arsip baru, klik Baru, sehingga muncul jendela seperti
Gambar 6.1.
Gambar 6.1 Membuat arsip baru ekstensi tar.gz
● Tentukan folder untuk menyimpan file arsip. Klik “Lihat folder lainnya” untuk pindah
dari folder sekarang.
● Tentukan tipe arsip, misalnya tar.gz.
● Beri nama file, yang otomatis akan diberi ekstensi sesuai tipe arsip, lalu klik OK.
● Klik Ubah > Tambahkan Berkas atau Tambahkan Folder untuk memasukkan berkas
atau folder yang akan dijadikan arsip dengan nama file arsipbaru.tar.gz. Misalnya
Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara 55
folder /home/rus/foto/blankon seperti di Gambar 6.2.
Gambar 6.2 Menambahkan folder ke file arsipbaru.tar.gz
● Setelah klik Tambah, akan terbentuk file arsipbaru.tar.gz.
● Keluar dengan Arisp > Keluar atau CtrlQ atau klik tombol penutup jendela.
Untuk mengekstrak file arsip, Anda dapat membuka file tar.gz atau yang sejenis dari menu
File Roller yang sedang terbuka. Cara lainnya, klik dua kali file arsip dari file manager
(Nautilus), yang otomatis akan membuka manajer arsip file roller, seperti Gambar 6.3.
Gambar 6.3 Nautilus menjalankan file roller ketika membuka arisp
Klik Extrak, lalu tentukan folder untuk menyimpan hasil ekstrak, seperti Gambar 6.4.
56 Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara
Gambar 6.4 Mengekstrak file arsip ke suatu folder
6.2 Perintah Tar
Perintah tar lebih cepat daripada file roller. Untuk membuat arsip dengan tipe tar.gz,
perintahnya:
$ tar czvf namaarsip.tar
.gz /folder/yang/akan/diarsip
Perintah untuk mengekstrak adalah:
$ tar xzvf namaarsip.tar
.gz C
/folder/tempat/meyimpan/hasil/ekstrak
Jika tidak ada opsi C, file arsip akan diekstrak pada folder atau direktori tempat kerja saat
ini (current directory).
Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara 57
58 Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara
VII. JARINGAN
Tujuan:
Setelah mempelajari modul ini, peserta diharapkan mampu:
● Mengonfigurasi jaringan ethernet otomatis dengan dhcp (dinamis).
● Mengonfigurasi jaringan ethernet manual (statis).
● Menggunakan tool setting jaringan GUI dan perintah di terminal.
7.1 Mengenali Kartu Ethernet
Biasanya komputer baru telah dilengkapi dengan kartu jaringan ethernet. Jika komputer
Anda belum memiliki kartu ethernet, cari tipe kartu yang kompatibel di Linux, misalnya
RTL8139 untuk PC, atau PCMCIA untuk laptop.
Untuk mengetahui apakah Linux sudah mengenali adanya kartu jaringan, buka terminal
untuk menjalankan perintah berikut ini:
$ dmesg | grep eth
Jika perintah di atas tidak mengeluarkan informasi eth0, eth1, atau eth yang lain, berarti
kartu ethernet belum ada atau belum dikenali dengan baik.
Berikut ini dua cara mengaktifkan kartu ethernet yang sudah dikenali Linux sesuai keadaan
jaringan di tempat Anda, yaitu dinamis (otomatis) dan statis (manual).
7.2 Setting IP Otomatis
Jika memilih setting IP otomatis atau dinamis, pastikan kabel jaringan terpasang dengan
benar dan di jaringan terdapat server DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) yang
telah disetting dengan benar. Jika Anda ragu, tanyakan ke administrator sistem atau
pemberi dukungan teknis jaringan Anda.
Pemberian alamat otomatis ini menggunakan perintah “dhclient eth0” atau melalui menu
Desktop | Administration | Jaringan. Masukkan password root, lalu akan tampil menu
seperti Gambar 7.1.
Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara 59
Gambar 7.1 Menu pertama setting jaringan
Klik “Baru” dan pilih “Koneksi Ethernet” jika belum ada setting sebelumnya. Atau klik
“Ubah” untuk mengedit setting jaringan eth0 yang telah ada. Lalu pilih “Secara otomatis
mendapatkan pengaturan alamat IP dengan dhcp”, seperti Gambar 7.2.
Gambar 7.2 Setting jaringan otomatis dengan dhcp
Setelah klik OK dan klik “Aktifkan”, cek hasilnya melalui terminal dengan perintah
ifconfig. Untuk menguji hubungan, ping ke alamat IP server DHCP atau salah satu
komputer dalam jaringan, seperti Gambar 7.3.
60 Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara
Gambar 7.3 Perintah ifconfig dan ping
7.3 Setting IP Statis
Untuk mensetting jaringan ethernet dengan IP statis, cari informasi tentang alamat IP yang
dapat Anda gunakan, termasuk alamat netmask, alamat gateway, dan alamat server DNS.
Tanpa informasi itu, komputer Anda tidak bisa ke jaringan, misalnya karena alamat IP
bentrok dengan komputer lain. Atau bisa ke jaringan lokal, tapi tidak bisa ke internet,
misalnya karena salah menuliskan alamat IP server DNS.
Lihat kembali Gambar 7.1, lalu klik “Ubah” untuk mengedit setting eth0. Pilih “Alamat IP
diset statik”, lalu tuliskan alamat IP, netmask, dan gateway. Contoh, alamat IP
192.168.1.250, alamat netmask 255.255.255.0, dan alamat gateway 192.168.1.1, seperti
Gambar 7.4.
Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara 61
Gambar 7.4 Alamat IP diset statis
Setelah klik OK, kembali ke Gambar 7.1, klik menu bar DNS untuk mengisi hostname
komputer Anda (misalnya infolinux.web.id) dan satu hingga tiga alamat server DNS,
misalnya 202.134.0.155, 202.159.32.2, dan 202.158.3.7. Ketiga contoh server DNS ini milik
ISP Telkom, IndoNet, dan CBN. Lihat Gambar 7.5.
62 Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara
Gambar 7.5 Hostname dan alamat server DNS
Satu lagi yang penting Anda lakukan agar komputer tidak lambat adalah mengisi daftar
alamat IP dan hostname yang Anda gunakan. Klik menu bar “Hosts”, lalu klik “Baru”
untuk menambahkan Alamat, Hostname, dan Alias, misalnya alamat 192.168.1.1 memiliki
hostname infolinux.web.id, dan alias infolinux, seperti Gambar 7.6.
Gambar 7.6 Alamat host dan alias
Selain melalui menu di desktop, Anda juga dapat memberi alamat IP, menghapus atau
menambahkan gateway, serta mengubah alamat IP server DNS (resolver) melalui perintah
di terminal.
Pertama, berubah dari user biasa menjadi root:
$ su
Password:
#
Perintah untuk mengakses server DHCP untuk mendapatkan alamat IP dinamis:
# dhclient eth0
Jika tidak ada server DHCP, atau ingin memberi alamat IP secara manual, perintah untuk
memberi IP statis adalah:
Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara 63
# ifconfig eth0 192.168.1.250
Perintah untuk menghapus default gateway:
# route del default
Perintah untuk memindahkan default gateway ke 192.168.1.1:
# route add default gw 192.168.1.1
Perintah mengganti resolver ke server DNS dengan alamat 202.134.0.155:
# echo “nameserver 202.134.0.155” > /etc/resolv
.conf
Terakhir, uji hubungan ke server DNS dengan menanyakan alamat IP sebuah nama domain,
misalnya infolinux.web.id, dengan perintah host atau dig:
# host infolinux.web.id
# dig infolinux.web.id
Jika salah satu dari dua perintah di atas menghasilkan keluaran berupa alamat IP yang
dimiliki infolinux.web.id (misalnya 202.43.162.29), maka Linux Anda telah dapat
terhubung ke jaringan.
64 Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara