You are on page 1of 19

MAKALAH PSIKOLOGI TENTANG PENGARUH TELEVISI

TERHADAP AKHLAK ANAK

September 13, 2008 — Wahidin

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dewasa ini teknologi sudah semakin maju. Dimana orang dalam memerlukan
berita atau informasi sudah sangat mudah memperolehnya. Dari sekian banyak
kemajuan teknologi salah satu diantaranya adalah pesawat televisi. Berbicara
mengenai televisi, tentu ada tiga pihak yang terlibat di dalamnya, yakni yang
menyajikan, yang disajikan dan yang menikmati.
Televisi yang selama ini berperan sebagai media massa elektronik, walaupun
dalam bentuk yang paling sederhana, ternyata mampu menggelitik,
mempengaruhi dan menggiring seluruh umat manusia untuk membeli dan
memilikinya di berbagai belahan bumi ini sehingga boleh jadi, sampai hari ini,
sudah sekian milyar pesawat televisi diproduksi banyak pabrik di seluruh dunia.
Sementara merk, harga, mutu dan modelnya pun sudah sangat beragam dan
banyak pilihan.
Televisi dengan berbagai program acara siarannya selama ini dengan berbagai
jenis tayangan informasi dan hiburannya memang selalu menawarkan suatu
kenikmatan tersendiri bagi para pemirsanya. Manfaat dan kegunaan pesawat
televisi memang bukan tidak ada. Hanya, dibandingkan dengan kerugiannya,
manfaat menonton acara televisi sampai saat ini, jauh lebih kecil ketimbang
kemudaratan atau kerugian yang akan ditimbulkannya.
Untuk itulah pemerintah telah mengatur Undang-Undang Republik Indonesia
nomor: 24 tahun 1997 tentang Penyiaran. Sebagai dasar pengaturan dan
pembinaan penyelenggaraan penyiaran dimana penyiaran merupakan bagian
integral dari pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila dalam upaya
mewujudkan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berdasarkan Undang-
Undang Dasar 1945. Hal ini tercantum dalam BAB Ii Undang-Undang Penyiaran
Nomor 24 tahun 1997.

Pasal 2: Penyiaran diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang


Dasar 1945
Pasal 3: Penyiaran berdasarkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, kemanfaatan, pemerataan, keseimbangan, keserasian dan keselarasan,
kemandirian, kejuangan, serta ilmu pengetahuan dan teknologi
Pasal 4: Penyiaran bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan sikap
mental masyarakat Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan membangun masyarakat adil dan makmur.
Pasal 5: Penyiaran mempunyai fungsi sebagai media informasi dan penerangan,
pendidikan dan hiburan, yang memperkuat ideologi, politik, ekonomi, sosial
budaya, serta pertahanan dan keamanan.

Pasal 6: penyiaran diarahkan untuk


a. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
b. Menyalurkan pendapat umum yang konstruktif dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta meningkatkan peran aktif
masyarakat dalam pembangunan.
c. Meningkatkan ketahanan budaya bangsa
d. Meningkatkan kesadaran hukum dan disiplin nasional yang mantap dan
dinamis
Berdasarkan pada uraian di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa segala
macam penyiaran termasuk penyiaran atau tayangan di televisi harus berdasarkan
kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Memang tayangan televisi ada manfaat dan mudarat atau kerugiannya. Lebih-
lebih apabila pengaruh tayangan yang merugikan atau negatif dicerna oleh anak-
anak yang pada gilirannya akan mewarnai pola pikir anak-anak. Apabila pola
pikir anak-anak sudah terkontaminasi oleh pikiran yang tidak sehat maka akan
terbawa pada usia remaja. Dan kita sadari bahwa remaja adalah bentuk miniatur
dari pada kehidupan suatu bangsa. Akan bagaimana Indonesia untuk masa
mendatang tergantung dari pada warna anak-anak yang akan menjadi remaja dan
bagaimana pola pikir remajanya.

B. Rumusan Masalah
Masalah yang muncul dalam penyusunan karya ilmiah ini dapat penulis rumuskan
sebagai berikut:
1. Sejauhmana pengaruh tayangan televisi terhadap akhlak anak?
2. Mengapa tayangan televisi berpengaruh terhadap akhlak anak?

C. Tujuan Penyusunan
Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam
penyusunan ini adalah:
1. Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh televisi terhadap akhlak anak
2. Untuk mengetahui mengapa tayangan televisi berpengaruh terhadap akhlak
anak.

D. Teknik Penyusunan
Metode yang digunakan penulis dalam penyusunan karya ilmiah ini dengan
menggunakan studi pustaka yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan
referensi dan buku-buku sebagai landasan teoritis mengenai masalah yang akan
diselesaikan.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS TENTANG PENGARUH TAYANGAN TELEVISI
TERHADAP AKHLAK ANAK
A. Gambaran Umum Tayangan Televisi
1. Pengertian Televisi
Televisi berasal dari kata tele dan visie, tele artinya jauh dan visie artinya
penglihatan, jadi televisi adalah penglihatan jarak jauh atau penyiaran gambar-
gambar melalui gelombang radio. (Kamus Internasional Populer: 196)
Televisi sama halnya dengan media massa lainnya yang mudah kita jumpai dan
dimiliki oleh manusia dimana-mana, seperti media massa surat kabar, radio, atau
komputer. Televisi sebagai sarana penghubung yang dapat memancarkan rekaman
dari stasiun pemancar televisi kepada para penonton atau pemirsanya di rumah,
rekaman-rekaman tersebut dapat berupa pendidikan, berita, hiburan, dan lain-lain.
Yang dimaksud dengan televisi adalah sistem elektronik yang mengirimkan
gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel (Arsyad, 2002: 50).
Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan suara ke dalam
gelombang elektrik dan mengkonversikannya kembali ke dalam cahaya yang
dapat dilihat dan suara yang dapat didengar.
Dewasa ini televisi dimanfaatkan untuk keperluan pendidikan dengan mudah
dapat dijangkau melalui siaran dari udara ke udara dan dapat dihubungkan melalui
satelit. Apa yang kita saksikan pada layar televisi, semuanya merupakan unsur
gambar dan suara. Jadi ada dua unsur yang melengkapinya yaitu unsur gambar
dan unsur suara. Rekaman suara dengan gambar yang dilakukan di stasiun televisi
berubah menjadi getaran-getaran listrik, getaran-getaran listrik ini diberikan pada
pemancar, pemancar mengubah getaran getaran-getaran listrik tersebut menjadi
gelombang elektromagnetik, gelombang elektromagnetik ini ditangkap oleh
satelit. Melalui satelit inilah gelombang elektromagnetik dipancarkan sehingga
masyarakat dapat menyaksikan siaran televisi.

2. Tujuan dan Fungsi Televisi


a. Tujuan
Sesuai dengan undang-undang penyiaran nomor 24 tahun 1997, BAB II pasal 4,
bahwa penyiaran bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan sikap
mental masyarakat Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa, dan membangun
masyarakat adil dan makmur.
Jadi sangat jelas tujuan secara umum adanya televisi di Indonesia sudah diatur
dalam undang-undang penyiaran ini. Sedangkan tujuan secara khususnya dimiliki
oleh stasiun televisi yang bersangkutan, contohnya TVRI “Menjalin Persatuan dan
Kesatuan”. Dari uraian di atas penulis dapat mengklarifikasikan mengenai tujuan
secara umum adanya televisi atau penyiaran di Indonesia, adalah sebagai berikut:
1. Menumbuhkan dan mengembangkan mental masyarakat Indonesia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dan
3. Mengembangkan masyarakat adil dan makmur
b. Fungsi
Pada dasarnya televisi sebagai alat atau media massa elektronik yang
dipergunakan oleh pemilik atau pemanfaat untuk memperoleh sejumlah informasi,
hiburan, pendidikan dan sebagainya. Sesuai dengan undang-undang penyiaran
nomor 24 tahun 1997, BAB II pasal 5 berbunyi “Penyiaran mempunyai fungsi
sebagai media informasi dan penerangan, pendidikan dan hiburan, yang
memperkuat ideology, politik, ekonomi, sosial budaya serta pertahanan dan
keamanan.”
Banyak acara yang disajikan oleh stasiun televisi di antaranya, mengenai sajian
kebudayaan bangsa Indonesia, sehingga hal ini dapat menarik minat penontonnya
untuk lebih mencintai kebudayaan bangsa sendiri, sebagai salah satu warisan
bangsa yang perlu dilestarikan.
Dari uraian di atas mengenai fungsi televisi secara umum menurut undang-undang
penyiaran, dapat kita deskripsikan bahwa fungsi televisi sangat baik karena
memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Media informasi dan penerangan
2. Media pendidikan dan hiburan
3. Media untuk memperkuat ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya
4. Media pertahanan dan keamanan

3. Manfaat dan Mudarat Televisi


a. Manfaat Televisi
Televisi memang tidak dapat difungsikan mempunyai manfaat dan unsur positif
yang berguna bagi pemirsanya, baik manfaat yang bersifat kognitif afektif
maupun psikomotor. Namun tergantung pada acara yang ditayangkan televisi
Manfaat yang bersifat kognitif adalah yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan
atau informasi dan keterampilan. Acara-acara yang bersifat kognitif di antaranya
berita, dialog, wawancara dan sebagainya. Manfaat yang kedua adalah manfaat
afektif, yakni yang berkaitan dengan sikap dan emosi. Acara-acara yang biasanya
memunculkan manfaat afektif ini adalah acara-acara yang mendorong pada
pemirsa agar memiliki kepekaan sosial, kepedulian sesama manusia dan
sebagainya. Adapun manfaat yang ketiga adalah manfaat yang bersifat
psikomotor, yaitu berkaitan dengan tindakan dan perilaku yang positif. Acara ini
dapat kita lihat dari film, sinetron, drama dan acara-acara yang lainnya dengan
syarat semuanya itu tidak bertentangan dengan norma-norma yang ada di
Indonesia ataupun merusak akhlak pada anak.
Televisi menarik minat baik terhadap orang dewasa khususnya pada anak-anak
yang senang melihat televisi karena tayangan atau acara-acaranya yang menarik
dan cara penyajiannya yang menyenangkan.
b. Mudarat Televisi
Kemudaratan yang dimunculkan televisi memang tidak sedikit, baik yang
disebabkan karena terapan kesannya, maupun kehadirannya sebagai media fisik
terutama bagi pengguna televisi tanpa dibarengi dengan sikap selektif dalam
memilih berbagai acara yang disajikan. Dalam konteks semacam ini maka kita
dapat melihat beberapa kemudaratan itu sebagai berikut:
1. Menyia-nyiakan waktu dan umur
Mengingat waktu itu terbatas, juga umur kita, maka menonton televisi dapat
dikategorikan menyia-nyiakan waktu dan umur, bila acara yang ditontonnya terus
menerus bersifat hiburan di dalamnya (ditinjau secara hakiki) merusak aqidah kita
ini mesti disadari karena kita diciptakan bukan untuk hiburan tapi justru untuk
beribadah.
2. Melalaikan tugas dan kewajiban
Kenyataan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, juga sudah menunjukan
dengan jelas dan tegas bahwa menonton televisi dengan acaranya yang memikat
dan menarik sering kali membawa kita pada kelalaian. Televisi bukan hanya
membuat kita terbius oleh acaranya, namun pula menyeret kita dalam kelalaian
tugas dan kewajiban kita sehari-hari. Misalnya banyak orang yang malas untuk
sholat ke mesjid karena mereka terbius oleh acara atau tayangan televisi.
3. Menumbuhkan sikap hidup konsumtif
Ajaran sikap dan pola konsumtif biasanya terkemas dalam bentuk iklan dimana
banyak iklan yang berpenampilan buruk yang sama sekali tidak mendidik
masyarakat ke arah yang lebih baik dan positif.
4. Mengganggu kesehatan
Terlalu sering dan terlalu lama memaku diri di hadapan televisi untuk menikmati
berbagai macam acara yang ditayangkan cepat atau lambat akan menimbulkan
gangguan kesehatan pada pemirsa. Misalnya kesehatan mata baik yang
disebabkan karena radiasi yang bersumber dari layar televisi maupun yang
disebabkan karena kepenatan atau kelelahan akibat nonton terus menerus.
5. Alat transportasi kejahatan dan kebejatan moral
Sudah merupakan fitrah, bahwa manusia memiliki sifat meniru, sehingga manusia
yang satu akan meniru cenderung untuk mengikuti manusia yang lain, baik dalam
sifat, sikap maupun tindakannya. Dalam hal adanya berbagai sajian program dan
acara yang disiarkan di televisi misalnya, film, sinetron, musik, drama dan lain
sebagainya yang paling dikhawatirkan adalah jika tontonan tersebut merupakan
adegan dari kebejatan moral contohnya, pembunuhan, pemerkosaan, pornografi
yang tentu saja sedikit atau banyak akan ditiru oleh para pemirsa sesuai fitrahnya
6. Memutuskan silaturahmi
Dengan kehadiran televisi di hampir setiap rumah tangga, banyak orang yang
merasa cukup memiliki teman atau sahabat yang setia, melalui kenikmatan yang
didapat dari berbagai acara televisi yang disajikan di tempat tinggalnya.
Akibatnya mereka tidak lagi merasa membutuhkan teman, kawan, sahabat untuk
misalnya; saling berbagi suka dan duka, saling bertukar pikiran dan berbagai
keperluan lainnya sebagaimana layaknya hidup dan kehidupan suatu masyarakat
yang islami.
7. Mempengaruhi dan menurunkan prestasi belajar murid
Dalam hal penyebab kemunduran prestasi belajar murid generasi muda dewasa
ini, indikasinya adalah kehadiran televisi di tempat tinggal mereka. Lantaran
berbagai macam acara hiburan yang ditayangkan dalam televisi yang memikat dan
menggiurkan para pelajar. Ternyata mampu memporakporandakan jadwal waktu
belajar mereka untuk disiplin waktu belajar, karena mereka sudah terbius oleh
pengaruh hingar bingar dan kenikmatan yang ditawarkan oleh berbagai macam
hiburan televisi.

B. Gambaran Umum Akhlak Anak


1. Pengertian Akhlak
Secara lughowi akhlak jama’nya khuluk, tingkah laku perangai, bentuk
kepribadian. Dan secara sempitnya pengertian akhlak dapat diartikan dengan
a. Kumpulan kaidah-kaidah untuk menempuh jalan yang baik
b. Jalan yang sesuai untuk menuju akhlak
c. Pandangan akal tentang kebaikan dan keburukan
Pendapat seorang filosof muslim yang bernama ibnu Maskawaih, mendefinisikan
akhlak secara luas sebagai berikut:
‫لُرْوَيٍة‬
َ ‫غْيِر ِفْكٍر َو‬
َ ‫ن‬
ْ ‫عَيٌة َلّهاَأْفَعاِلَها ِم‬
ِ ‫س َدا‬
ِ ‫ل ِللّنْف‬
ٌ‫ح‬
َ

Artinya: “Keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan


perbuatan-perbuatan tanpa melakukan pertimbangan pikiran terlebih dahulu.”

Imam Al Ghazali mengemukakan definisi akhlak sebagai berikut:


‫ل ُرْوَيٍة‬
َ ‫جٍة َو‬
َ ‫حا‬
َ ‫غْيِر‬
َ ‫ن‬
ْ ‫سُهْوَلٍة ِم‬
ُ ‫ل ِب‬
ُ ‫لْفَعا‬
َ ‫صُدُر ْا‬
ْ ‫عْنَهاَت‬
َ ‫س َأَمَنٌة‬
ِ ‫َهْيَئٌة ِللّنْف‬

Artinya: “Sifat yang tertanam dalam jiwa dan daripadanya timbul perbuatan yang
mudah tanpa memerlukan pertimbangan.”

Sementara ini Prof. Dr. Ahmad Amin membuat definisi, bahwa yang disebut
“akhlak” adalah “Adatul-Iradah’ atau kehendak yang dibiasakan. Definisi ini
terdapat dalam suatu tulisan yang berbunyi:
ِ ‫خُل‬
‫ق‬ ُ ‫سّماةُ ِباْال‬
َ ‫ي ْالُم‬
َ ‫شيًأ َفَعاَدُتُها ِه‬
َ ‫ت‬
ْ ‫لَراَدَةاعَْتاَد‬
ِ ‫ن ْا‬
َ ‫لَراَدِة َيْعِنى َأ‬
ِ ‫عاَدُة ْا‬
َ ‫ق ِبَأّنُه‬
َ ‫خُل‬
ُ ‫ضُهْم اْل‬
َ ‫ف بْع‬
َ ‫عّر‬
َ

Artinya: “Sebagian orang membuat definisi akhlak, bahwa yang disebut akhlak
ialah kehendak yang dibiasakan. Artinya kehendak itu bisa membiasakan sesuai,
maka kebiasaan itu dinamakan akhlak.” (Ahmad Amin, 1999:12)

Dari pengertian-pengertian di atas memberikan suatu gambaran bahwa tingkah


laku merupakan bentuk kepribadian dari seseorang tanpa dibuat-buat atau tanpa
adanya dorongan dari luar. Kalaupun adanya dorongan dari luar sehingga
seseorang menampakan kepribadiannya dengan bentuk tingkah laku yang baik
pasti akan terlihat tingkah laku sebenarnya.

2. Macam-Macam Akhlak
1. Akhlak terpuji
Yang termasuk akhlak terpuji di antaranya sebagai berikut:
a. Jujur
Sesuatu yang dipercayakan kepada seseorang baik harta, ilmu, rahasia dan
sebagainya yang wajib dipelihara atau disampaikan kepada yang berhak
menerimanya
b. Pemaaf
Manusia tidak sunyi dari khilaf dan salah. Maka apabila orang berbuat sesuatu
kepada diri kita yang mungkin karena khilaf atau salah maka maafkanlah sebagai
rahmat Allah SWT dan janganlah mendendam
c. Bertolong-menolong
Bertolong-menolong adalah ciri kehalusan budi, kesucian jiwa, ketinggian akhlak
dan membuahkan cinta antara sesama manusia.
Memberikan pertolongan jangan karena mengharapkan imbalan tetapi berikan
dengan keikhlasan sebagai penunaian tugas kemanusiaan guna mencari keridhoan
Tuhan
2. Akhlak tercela
Yang termasuk akhlak yang tercela di antaranya sebagai berikut:
a. Dengki
Ialah membenci nikmat Tuhan yang dianugerahkan kepada orang lain dengan
keinginan agar nikmat orang lain itu terhapus
b. Dusta
Dusta ialah memberikan sesuatu yang berlainan dengan kejadian yang sebenarnya
Orang yang berdusta menunjukan kelemahan dirinya dan dusta adalah salah satu
dari pada tanda munafik
c. Aniaya
Aniaya ialah meletakan sesuatu tidak pada tempatnya dan mengurangi hak yang
seharusnya diberikan

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Akhlak


Pertama seseorang mempunyai tingkah laku atau akhlak, karena adanya pengaruh
baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu ada dua faktor yang
mempengaruhi akhlak anak yaitu:
1. Faktor keturunan/keluarga
Faktor keturunan/keluarga merupakan pendidikan yang utama bagi pembentukan
akhlak anaknya. Yang dilakukan oleh orang tuanya biasanya si anak
mengikutinya. Oleh karena itu peran orang tua sangat mempengaruhi watak dan
karakter anak-anaknya. Pepatah mengatakan “Guru kencing berdiri murid kencing
berlari.”
Nabi Muhammad SAW menjelaskan:
‫ساِنْيِه‬
َ‫ج‬ّ ‫صَراِنْيِه َاْوُيَم‬
ّ ‫طَرِة َفَأَبَواُه ُيَهّوَداِنْيِه َاْوُيَن‬
ْ ‫عَلى ْالِف‬
َ ‫ل َمْوُلْوٍد ُيْوَلُد‬
ّ ‫ُك‬

Artinya: “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci atau fitrah tergantung kedua
orang tuanya mau dijadikan Yahudi, Nasrani atau Majusi.”

Didikan dan bimbingan dalam keluarga secara langsung banyak memberikan


bekas bagi penghuni rumah itu sendiri dalam tindak tanduknya. Dan secara tidak
langsung gerak langkah dari orang dewasa (baik ayah maupun ibu) terutama
sekali oleh seorang anak yang masih memerlukan bimbingan dan perkembangan
kematangan hidupnya.

2. Faktor lingkungan/pergaulan
Faktor yang mempengaruhi akhlak seseorang di samping faktor keturunan dan
juga faktor lingkungan, dari faktor kedua ini faktor pergaulan/lingkunganlah yang
sangat kuat pengaruhnya atau sangat dominan pengaruhnya dalam pembentukan
karakter atau akhlak. Seperti orang tua dahulu bilang siapa yang bergaul dengan
jualan minyak wangi maka akan dapat wanginya dan siapa yang bergaul dengan
tukang las maka akan terkena percikan apinya.
Nabi Muhammad SAW menggambarkan bahwa teman itu bagaikan barang
tambalan.
‫ظْرِبَماَتْرَقُعُه )الحديث‬
ُ ‫ك َفاْن‬
َ‫س‬
ِ ‫ي َقِمْي‬
ْ ‫ب َرقَْعٌة ِف‬
ُ ‫ح‬
ِ ‫صا‬
ّ ‫)َال‬

Artinya: “Teman itu bagaikan barang tambalan pada pakaianmu, maka lihatlah
dengan apa kamu menambalnya.”

Maksud hadits di atas, seseorang harus mampu dengan mempergunakan akalnya


di dalam mencari teman yang senantiasa memberikan suatu kebaikan pada kita
dalam hidup dan kehidupan.
Menurut seorang penyair Islam yang bernama Syaufi dalam bait syairnya;
ْ ‫ح‬
‫ق‬ َ‫س‬
ْ ‫جْلَد اْلُم‬
ِ ‫صَر‬
َ ‫صْفٍر َلّما‬
َ ‫ل ِب‬
ً ‫جْلَد اْلَعّفَر ُمَغَب‬
َ ‫ف َاَوَلْم َتَراْل‬
ٍ ‫شَر‬
َ ‫خْيُر ُم‬
َ ‫ل‬
ِ‫ج‬َ ‫لْن‬
َ ‫سَر‬
َ ‫شَرًفاَوُم‬
َ ‫سى ُم‬
َ ‫ف َا‬
َ ‫سَر‬
ْ‫ل‬َ ‫سَر ْا‬
َ ‫ن َا‬
ْ ‫َم‬

Artinya: “Siapa yang berteman dengan orang mulia dia akan ikut mulia, siapa
yang berteman dengan orang hina tidak akan ikut mulia. Tidakkah engkau lihat
kata syufi betapa kulit kambing yang hina dicium orang ketika kambing berteman
dengan al-qur’an) jadi kantong (Qur’an) tapi kulit kambing yang berteman dengan
kayu (dijadikan bedug) tiap waktu sholat orang memukulnya.”

BAB III
PEMBAHASAN TENTANG PENGARUH TAYANGAN TELEVISI
TERHADAP AKHLAK ANAK

A. Sejauhmana Pengaruh Tayangan Televisi Terhadap Akhlak Anak


Televisi dapat juga disebut sebagai sebuah keajaiban dalam dunia walaupun hanya
berbentuk sebuah kotak elektronik yang sederhana yang mampu secara efektif
berperan sebagai media massa dalam berbagai informasi dengan gambar hidup,
berwarna-warni dan bergerak. Sehingga dapat memikat, membius dan menggiring
seluruh perhatian para pemirsanya itulah sebabnya, sebagian besar pemirsa
menganggap bahwa informasi apa saja yang ditayangkan televisi adalah benar,
apa saja yang disajikan oleh televisi adalah baik. Sehingga mereka memutuskan
bahwa televisi merupakan satu-satunya sumber dan pusat informasi yang benar,
baik dan akurat, bahkan televisi dianggap sebagai guru yang wajib diturut dan
diikuti, alat yang paling efisien dan efektif untuk mengenal mempelajari dan
mendapatkan berbagai hal dalam hidup dan kehidupan ini ketimbang berbagai
buku bacaan yang dianggap menyita waktu.
Dari sekian banyak program acara yang disajikan televisi, kebanyakan dapat
mempengaruhi sikap penontonnya setelah atau pada waktu melihat tayangan
televisi. Banyak fakta yang kita jumpai dari informasi yang disampaikan televisi,
baik fakta positif maupun fakta negatif. Sehingga hal ini baik secara langsung atau
tidak langsung akan mempengaruhi akhlak penontonnya ke arah positif atau ke
arah negatif. Sehingga ada dua pengaruh tayangan televisi terhadap akhlak anak
yaitu:
1. Pengaruh yang bersifat positif
Televisi dapat memberikan pengaruh yang positif bagi para pemirsa yang
menyaksikan program acara atau tayangan televisi. Adapun pengaruhnya yang
bersifat positif sebagai berikut:
a. Adanya sinetron yang bernafaskan keagamaan seperti: rahasia ilahi, kuasa ilahi,
dan lain sebagainya.
b. Adanya acara atau tayangan yang bernuansakan pendidikan atau pengetahuan
seperti cerdas cermat, berita dan lain sebagainya.
2. Pengaruh yang bersifat negatif
Tayangan televisi tidak hanya memberikan pengaruh yang positif saja tetapi acara
televisi lebih banyak memberikan pengaruh yang negatif kepada sikap para
pemirsanya setelah atau pada waktu melihat tayangan televisi, sehingga akan
mempengaruhi akhlak penonton ke arah negatif. Adapun pengaruhnya tayangan
televisi yang bersifat negatif sebagai berikut:
a. Sering menonton televisi akan melalaikan tugas dan kewajiban bagi para
pemirsa
b. Sering menonton televisi akan mempengaruhi dan menurunkan prestasi belajar
murid
c. Anak-anak cenderung lebih menyukai tayangan yang bernuansakan kekerasan
d. Setelah menonton tayangan televisi mereka suka meniru apa yang telah mereka
tonton

B. Mengapa Tayangan Televisi Berpengaruh Terhadap Akhlak Anak


Manusia memanfaatkan televisi sebagai alat bantu yang paling efisien dan efektif.
Dimana kesemuanya ini dapat terwujud melalui berbagai program dan tayangan
televisi yang dapat dipertangung jawabkan secara moral dan material.
Kebanyakan kegiatan menonton televisi cenderung terencana dan bersifat tak
sadar, tiap kali banyak orang mempunyai waktu luang, mereka tiba-tiba saja
duduk dihadapan televisinya tanpa diundang banyak niat dan rencana yang tiba-
tiba saja dibatalkan, lantaran tergoda, terpanggil, tergelitik untuk menikmati acara
tertentu yang disiarkan oleh televisi.
Televisi dengan mudah bisa melahap sebagian besar waktu anak waktu yang
dilewatkan di depan layar televisi berarti waktu yang tidak di manfaatkan oleh
anak untuk belajar membaca menggambar atau membantu pekerjaan rumah
tangga. Apabila tayangan televisi menyajikan acara hiburan atau acara bernuansa
kekerasan maka itu anak – anak cenderung menyukai dan menggemari tayangan
tersebut karena apa yang di lihat, di tonton di tayangan televisi biasanya anak –
anak cenderung akan menirunya tanpa disaring, di filter dan tanpa dibarengi
dengan sikap selektif dalam memilih acara yang di sajikan, sehingga takut akan
merusak akhlak anak terhadap pengaruh yang ditayangkan oleh televisi oleh
karena itu peran pendamping dan bimbingan oleh orang tua kepada anaknya yang
sedang menonton atau menikmati tayangan yang di sajikan oleh pesawat televisi
di rumah karena setiap harinya banyak anak – anak menghabiskan waktu di depan
pesawat televisi sehingga banyak tayangan atau program acara yang dinikmatinya
tanpa banyak memikirkan apakah layak di tonton oleh anak – atau dapat merusak
akhlak anaknya.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan kajian sebagaimana di uraikan di atas penulisan menyimpulkan hal–
hal yang berkaitan dengan penyelesaian permasalahan sebagai berikut
1. Dari sekian banyak tayangan yang disajikan televisi, kebanyakan dapat
mempengaruhi sikap penontonnya setelah atau pada saat melihat tayangan
televisi. Sehingga hal ini baik secara langsung atau tidak langsung akan
mempengaruhi akhlak penontonnya baik pengaruh yang positif maupun pengaruh
yang negatif.
2. Tayangan televisi yang menyajikan acara hiburan atau acara bernuansa
kekerasan maka biasanya anak-anak cenderung menyukai tayangan tersebut
karena apa yang ditonton di tayangan televisi biasanya anak cenderung akan
menirunya sehingga takut akan merusak akhlak anak.

B. Saran– saran
1. Pilihlah program acara televisi yang memang benar – benar bermanfaat bagi
seluruh keluarga
2. Gunakan televisi yang ada hanya sebagai media untuk mendapatkan informasi
penting seperti cerita
3. Tentukan dan bedakan waktu menonton televisi bagi anak – anak yang belum
dan sudah dewasa
4. Batasi waktu menonton televisi untuk anak – anak
5. Alihkan perhatian dan kegemaran anak – anak dalam keluarga dari kecanduan
menyaksikan seluruh acara televisi yang di sajikan di setiap harinya kepada
bentuk – bentuk kegiatan dan kesenangan baru yang positif seperti membaca dan
mempelajari al-qur’an dan hadits, membaca koran, membaca buku dan lain
sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Mansur, awadl, Dr. (1993). Manfaat Dan Mudarat Televisi, Fikahati Anska,
Jakarta
Chen, Milton. (2005). Mendampingi Anak Menonton Telivisi, PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
__________ (1997). Undang–Undang Penyiaran No. 24 Tahun 1997, Sinar
Gratika, Jakarta
Amin, Ahmad, (1968). Ilmu Akhlak, Bulan Bintang, Jakarta.
Bakar Atjeh, Abu (1963). Mutiara Akhlak 1, Bulan Bintang, Jakarta.
Umary, Barmawie, Drs. (1966), Materia akhlak, Cv. Ramadani, Yogyakarta

Ditulis dalam Makalah Psikologi. 18 Komentar »


MAKALAH PSIKOLOGI
REAKSI DAN POLA PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK
USIA DINI
OLEH
PUNGKAS ANUGRAHUTAMI
2 PA 01 / 13509082
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga saya dapat penyelesainkan tugas
pembuatan makalah untuk mata kuliah softskill dengan judul Makalah Psikologi
Tentang Reaksi Dan Pola Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini.

Saya berharap makalah ini bermanfaat bagi diri saya sendiri dan pembaca, semoga
makalah ini dapat membatu kita memahami tentang Makalah Psikologi Tentang
Reaksi Dan Pola Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.3 TUJUAN PENELITIAN

1.4 MANFAAT PENELITIAN

1.5 METODE PENELITIAN

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 KAJIAN TEORIS

2.2 REAKSI DAN POLA EMOSIONAL PADA BAYI


2.3 PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL PADA MASA USIA PRA
SEKOLAH

BAB 3 PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

MAKALAH PSIKOLOGI
REAKSI DAN POLA PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK
USIA DINI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan merupakan perubahan ke arah kemajuan menuju terwujudnya


hakekat manusia yang bermartabat atau berkualitas. Usia lahir sampai dengan pra
sekolah merupakan masa keemasan sekaligus dengan masa kritis dalam tahapan
kehidupan manusia yang akan menentukan perkembangan anak selanjutnya, masa
ini merupakan masa yang tepat untuk meletakan dasar-dasar pengembangan fisik,
bahasa, sosial, emosional, moral dan nilai-nilai agama, kognitif dan seni.

Keterampilan sosial-emosional pada anal usia dini akan menjadi pondasi bagi
anak-anak untuk menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab, peduli kepada
orang lain, dan produktif.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

• Bagaimana reaksi dan pola emosional yang terjadi pada masa bayi?
• Bagaimana perkembangan sosial emosional yang terjadi pada anak usia
pra sekolah

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian perkembangan sosial emosional pada anak usia pra sekolah
adalah untuk mengetahui bagaimana karakteristik sosial emosional yang sering
terjadi pada anak usia pra sekolah. Dengan memahami reaksi dan pola sosial
emosional anak usia pra sekolah diharapkan kita bisa mengatasi masalah yang
menghambat perkembangan anak. Dengan ini anak dapat berkembang dengan
normal dan dapat menyongsong kehidupan yang akan datang dengan kesiapan.
1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian perkembangan sosial emosional pada anak usia pra sekolah,
khususnya bagi saya dan umumnya bagi rekan- rekan supaya dapat mengenal dan
memahami perkembangan sosial emosional anak usia dini atau pra sekolah untuk
bekal menjalankan profesi sebagai pendidik PAUD.

1.5 Metode Penelitian

Metode yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode studi
pustaka, studi pustaka bertujuan untuk mencari beberapa literatur yang berkaitan
dengan penelitian ini kemudian yang kemudian penulis gunakan sebagai bahan
perlengkapan teoritis yang berkaitan dengan masalah yang diteliti
Mkalah Perkembangan social

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Perkembangan yang terjadi pada anak meliputi segala aspek kehidupan yang
mereka jalani baik bersifat fisik maupun non fisik. Perkembanmgan berarti
serangkaian p erubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses
kematangan dan pengal aman. Menurut keyakinan tradisional sebagian manusia
dilahirkan dengan sifat sos ial dan sebagian lagi tidak. Orang yang lebih banyak
merenungi diri dan lebih su ka menyendiri daripada bersama-sama dengan orang
lain atau introvert, secara ala miah memang sudah bersifat demikian. Mereka yang
bersifat sosial dan pikirannya lebih banyak tertuju pada pada hal-hal diluar dirinya
atau ekstrovert, juga suda h bersikap seperti itu karena alamiah yaitu faktor
keturunan. Sedangkan orang ya ng menentang masyarakat yaitu orang yang
antisosial, dan orang yang biasanya men jadi penjahat, diyakini oleh masyarakat
tradisional sebagai warisan dari pada sa lah satu sifat buruk yang dimiliki oleh
orang tuanya.

Hanya sedikit bukti yang menenjukan bahwa orang dilahirkan dalam keadaan
sudah b ersifat sosial, tidak sosial dan antisosial, dan banyak bukti sebaliknya
yang me nunjukan bahwa mereka bersifat demikian karena hasil belajar. Akan
tetapi, belaj ar menjadi pribadi yang sosial tidak dapat dicapai dalam waktu
singkat. Anak-ana k akan belajar searah dengan daur (siklus), dengan periode
kemajuan yang pesat d iikuti oleh garis mendatar (plateau). Pada garis mendatar
ini hanya terdapat sed ikit kemajuan dalam diri anak. Periode kemajuan yang
pesat bahkan kadang-kadang diikuti oleh tahap kemunduran ketingkat perilaku
sosial yang rendah. Seberapa ce pat anak dapat meningkat kembali dari garis
mendatar itu sebagian besar bergantu ng pada kuat lemahnya motivasi mereka
untuk bermasyarakat.

Ketika berakhirnya masa kanak-kanak, sebagian besar anak masih sangat kurang
mer asa puas dengan kemajuan yang mereka peroleh dalam segi perkembangan
sosial. Hal ini benar sekalipun perkembangan mereka normal. Sejumlah studi
tentang sumber k etidak bahagiaan yang dilaporkan oleh para remaja, banyak
memberikan perhatian t erhadap masalah sosial. Seperti dalam hal kemampuan
bergaul, cara memperlakukan teman agar terhindar dari pertengkaran dan
putusnya persahabatan, cara bersikap yang luwes dalam situasi sosial, dan cara
mengembangkan kemampuan memimpin. Dan para remaja menganggap bahwa
mereka belum menguasai dan memiliki kemampuan yang cukup dalam hal-hal
tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun pembahasan yang akan dibahas dalam makalah perkembangan sosial ini
dianta
ranya adalah sebagai berikut:
1. Apakah esensi (definisi) perkembangan sosial?
2. Bagaimana karakteristik teori yang terdapat pada perkembangan sosial?
3. Bagaimana bentuk bentuk tingkah laku sosial pada anak ?
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial seorang anak?
5. Adakah hazard dalam proses perkembangan sosial anak!
6. Bagaimana pengaruh perkembangan sosial terhadap tingkah laku anak?
7. Bagaimana cara mengoptimalkan kemampuan perkembangan sosial seorang
anak?

C. BATASAN MASALAH

Dalam makalah ini, permasalahan yang dibahas hanya seputar perkembangan


anak dal am aspek sosial. Adapun pembahasannya dibatasi pada perkembangan
sosial dan peny esuaian sosial yang terjadi pada masa anak-anak

D. TUJUAN PENULISAN

Makalah ini disusun guna memenuhi salah satu tugas matakuliah Psikologi
Perkemba ngan. Selain itu tujuan penulisan makalah ini juga sebagai bahan
belajar bagi ki ta untuk lebih mengenal tentang perkembangan sosial pada masa
anak-anak, seperti :

1. Memahami hakikat dari perkembangan sosial anak.


2. Mengetahui tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial
ana

k.
3. Menemukan hazard-hazard yang terjadi dalam proses perkembangan sosial.
4. Dan dapat memahami tentan cara pengoptimalan kemampuan perkembangan
sosialseorang anak.

E. PENDEKATAN PENULISAN

Adapun pendekatan yang dilakukan dalam penulisan makalah perkembangan sosial


ini yaitu dengan cara pengumpulan data dari berbagai sumber buku dan dari
beberapa sumber yang diambil dari hasil searching melaui internet. Makalah ini
terdiri da ri empat bagian, yitu pendahuluan yang meliputi; latar belakang,
rumusan masalah , batasan masalah, tujuan penulisan, dan pendekatan penlisan.
Isi yang meliputi, definisi, karakteristik teori, esensi sosialisasi, bentuk tingkah
lahu sosial, faktor yang mempengaruhu perkembangan, hazard, pola perilaku serta
pengoptimalan perkembangan sosial anak. Pada bagian selanjutnya akan berisi
tentang analisis kasus. Dan pada bagian terakhir akan dibahas tentang kesimpulan
dan saran serta daftar pustaka.
Makalah Psikologi Belajar – Hubungan Antara Perkembangan dan Belajar

BAB I PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG


Dalam lingkup yang lebih khusus, terutama dalam konteks kelas, psikologi
belajar atau psikologi pembelajaran banyak memusatkan perhatiannya pada
psikologi dan pembelajaran. Fokusnya adalah aspek – aspek psikologis dalam
aktivitas pembelajara, sehingga dapat diciptakan suatu proses pembelajaran yang
efektif. Upaya tersebut, dapat dilakukan dengan mewujudkan prilaku mengajar
yang efektif pada guru, dan mewujudkan prilaku belajar pada siswa yang terkait
dengan proses pembelajaran .
Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa psikologi belajar mempunyai peranan
besar dalam proses pembelajaran khususnya bagi kita sebagai calon guru. Maka,
dalam makalah inipun mengangkat masalah psikologi belajar dan mencoba
mengembangkan materi dari hubungan perkembangan terhadap proses belajar.

I.2 IDENTIFIKASI DAN PEMBATASAN MASALAH


Dalam mempelajari perkembangan manusia diperlukan adanya perhatian khusus
mengenai proses pematangan (khususnya pematangan fungsi kognitif), proses
belajar dan pembawaan atau bakat. Karena ketiga hal berkaitan erat dan saling
berpengaruh dalam perkembangan kehidupan manusia tak terkecuali para siswa
sebagai peserta didik kita. Dikarenakan apabila fungsi kognitif, bakat dan proses
belajar seorang dalam keadaan positif, hampir dapat dipastikan siswa tersebut
akan mengalami proses perkembangan kehidupan secara mulus.
Akan tetapi, asumsi yang menjanjikan ini belum tentu terwujud, karena banyak
faktor yang berpengaruh terhadap proses perkembangan siswa dalam menuju cita-
cita bahagianya.

I.3 RUMUSAN MASALAH


Memperhatikan realita yang berkembang saat ini mengenai psikologi belajar
khususnya materi yang ada hubungannya antara perkembangan dan belajar seperti
yang telah diuraikan diatas perlu adanya pemahaman tentang hubungan
perkembangan dengan belajar itu sendiri yang dirumuskan sebagai berikut :
1. Menjelaskan pengertian dari belajar dan perkembangan.
2. Menguraikan materi-materi yang ada hubungannya dengan perkembangan.
3. Menjelaskan hubungan antara perkembangan dengan belajar.

I.4 TUJUAN PEMBAHASAN


Tujuan dari diadakannya pembahasan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui definisi dari belajar dan perkembangan itu sendiri.
2. Untuk mengetahui segala sesuatu yang ada hubungannya dengan
perkembangan seperti, hukum-hukum perkembangan, tahap perkembangan,
fase perkembangan, ciri perkembangan dan teori perkembangan.
3. Untuk mengetahui hubungan antara belajar dengan perkembangan.

I.5 KEGUNAAN PEMBAHASAN


Kegunaan dari pembahasan ini adalah :
a. Bagi kami pembahasan ini merupakan wahana latihan pengembangan ilmu
pengetahuan dan keterampilan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah.
b. Dengan adanya pembahasan ini tentunya kami semua akan semakin
memperkaya ilmu pengetahuan kami tentang Psikologi Belajar khususnya materi
Hubungan Perkembangan dengan Belajar.

Untuk lebih lengkap lagi makalah Psikologi Belajar ini, sudah saya susun dalam
format PDF sebanyak 16 lembar, diluar cover, kata pengantar dan daftar isi, bagi
yang berminat silahkan download disini :
MAKALAH
PERKEMBANGAN ANAK

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Perkembangan anak adalah bertambahnya kemampuan(skill) dalam struktur


dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari pematangan.

Di sini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh,
organ-organ dan sistem yang berkembang sedemikian rupa per- kembangan
emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.

Biasanya perkembangan anak diikuti pertumbuhan sehingga lebih optimal


dan tergantung pada potensi biologik seseorang. Potensi tersebut merupakan hasil
interaksi berbagai faktor yang saling berkaitan, yaitu faktor genetik, lingkungan
bio – fisiko – psiko – social dan perilaku. Proses yang unik dan hasil akhir yang
berbeda-beda yang memberikan ciri tersendiri pada setiap anak.

1.2 Perumusan Masalah


Latar belakang diatas maka rumusan masalah adalah sebagai berikut:
“Aspek-aspek dalam perkembangan anak?.”
1.3 Tujuan

Tujuan Umum :
“Untuk mengetahui perkembangan anak.”
Tujuan Khusus :
1. Untuk mengidentifikasi perkembangan anak.
2. Untuk mengetahui perkembangan kreativitas.
3. Untuk mengidentifikasi pengertian atau pemahaman anak.
4. Untuk mengetahui perkembangan moral anak.
5. Untuk mengetahui kedisiplinan anak.

You might also like