Professional Documents
Culture Documents
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya
berkat rahmat, taufiq dan karunia-Nya-lah maka pada saat ini, kita dapat menghadiri
Rapat Paripurna Dewan dalam keadaan sehat wal-afiat. Selanjutnya sholawat dan
salam kita haturkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, dan kepada keluarga
Beliau serta para sahabatnya. Semoga kita senantiasa dapat mengikuti sunnahnya
dan menjadi pengikutnya yang setia, dan di hari akhir kelak memperoleh syafa`atnya.
Amin.
Dalam pandangan Fraksi Partai Persatuan Pembangunan DPR RI, ketiga RUU
inisiatif Komisi VI DPR RI, yakni Rancangan Undang-undang tentang Lembaga
2
Keuangan Mikro, RUU tentang Perubahan atas Undang-undang No.9 Tahun 2006
tentang Sistem Resi Gudang, dan RUU tentang Perubahan No.32 Tahun 1997
tentang Perdagangan Berjangka Komoditi adalah penting dan strategis. RUU tersebut
penting karena merupakan RUU yang mengatur kegiatan ekonomi di tingkat mikro
yang memang kita butuhkan. Disebut strategis karena ketiga RUU tersebut
membentuk lanskap sistem perekonomian kita. Ketiga RUU tersebut harus
memperkokoh dan menjadi pilar dari sistem ekonomi kerakyatan yang sedang kita
bangun. Selain itu, ketiga RUU tersebut sangat terkait dengan para pelaku ekonomi di
sektor UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah), dengan demikian pemangku
kepentingan utama RUU tersebut adalah UMKM.
Mengenai pembentukan RUU tentang Lembaga keuangan Mikro merujuk pada
semangat dalam Pasal 33 ayat (1), ayat (4) dan Pasal 27 ayat (2) Undang-undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. RUU ini bertujuan untuk
memberdayakan ekonomi dan produktivitas masyarakat miskin berpenghasilan
rendah, mempermudah akses masyarakat miskin atau berpenghasilan rendah untuk
memperoleh pinjaman atau pembiayaan mikro, dan meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat miskin atau berpenghasilan rendah.
Fraksi Partai Persatuan Pembangunan berpendapat Lembaga Keuangan Mikro
dapat menjadi wahana bagi pengentasan kemiskinan, seperti banyak LKM maupun
Baitul mal wa Tamwil (BMT) yang telah berhasil meningkatkan kemampuan para
nasabahnya dalam mengelola usahanya. Dengan prinsip pengelolaan LKM yang tidak
memerlukan jaminan untuk pinjaman ataupun penyertaan maka itu telah
mempermudah akses memperoleh pinjaman ataupun penyertaan bagi masyarakat
kecil. Oleh karena itu keberpihakan kepada LKM harus dilakukan dan salah satu
caranya adalah dengan menyusun peraturan perundangan yang pro terhadap
perkembangan dan pertumbuhan LKM yang sehat dan terpercaya. RUU LKM ini juga
memberikan kepastian hukum bagi pelaku LKM dan pihak lain yang terkait, dimana
kepastian hukum ini dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada LKM.
Dalam RUU ini diatur mengenai lembaga yang akan berperan sebagai penjamin yang
disebut Lembaga Dana Jaminan Ganti Rugi. Menurut kami, dengan adanya lembaga
ini diharapkan para petani kecil tidak sulit untuk mendapatkan resi gudang guna
memperoleh pembiayaan usahanya. Selain itu, dengan eksisnya lembaga ini, maka
diharapkan akan meningkat kepercayaan pelaku usaha, yaitu pemegang resi gudang,
bank, dan pengelola gudang terhadap Sistem Resi Gudang.