Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
perorang adalah 2,43 liter perhari atau sekitar 0,6 Kg. 15 % diantaranya
sampah non pemukiman. Jika sampah yang selalu menimbulkan masalah ini
dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan BOKASHI, maka tentu dapat
mengurangi permasalahan sampah di kota Kendari dan akan memberikan
dampak yang sangat positif baik bagi masyarakat Petani, lingkungan hidup
terlebih lagi tanah di kota Kendari yang memang membutuhkan input berupa
pupuk untuk menanggulangi kurangnya produktivitas tanah akibat
keasamannya.
Melalui latar belakang inilah kami bermaksud menyajikan suatu kajian
dalam bentuk karya Ilmiah dengan judul “Penanggulangan Tanah Marginal di
Kota Kendari melalui Pemanfaatan Sumber Daya Sampah sebagai
BOKASHI.“
1.3.1. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah
sebagai berikut.
a. Mendeskripsikan keadaan tanah di Kota Kendari.
4
1.3.2. Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diambil dari karya tulis ini adalah:
1. Mengetahui bahwa sampah yang sering menjadi masalah warga
dapat dimanfaatkan sebagai bahan pupuk BOKASHI.
2. Mengetahui bahwa tanah di kota Kendari termasuk tanah yang
tidak subur sehingga perlu dilakukan upaya
penanggulangannya melalui pemberdayaan sampah kota
Kendari.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. sampah anorganik/kering
contoh; logam, besi, kaleng, plastik, karet, botol, dll yang tidak dapat
mengalami pembususkan secara alami.
2. sampah organik/basah
contoh; sampah dapur, sampah restoran, sisa sayuran, rempah-
rempah atau sisa buah dll yang dapat mengalami pembusukan secara
alami.
3. sampah berbahaya
contoh; baterei, botol racun nyamuk, jarum suntik bekas dll.
Sebagaimana diketahui, sebagian sisa kegiatan penduduk perkotaan
yang dibuang ke TPA berasal dari sampah rumah tangga. Persentasenya
diperkirakan rata-rata mencapai hampir 70 persen, bahkan mungkin lebih.
Terdiri dari sampah organik dan non-organik. Persentase sampah organik
pada umumnya lebih tinggi (Anonim, 2004).
Pemanfaatan sampah untuk berbagai kepentingan dan kegunaan, dapat
menjadikan sampah memiliki nilai tambah yang bermanfaat. Nilai tambah
ini bukan hanya untuk memperlambat laju eksploitasi sumber daya alam,
seperti lewat konsep Reuse, Recycle, and Recovery, namun juga
pemanfaatan sampah dari produk proses pengolahan sampah itu sendiri.
Meskipun hasil penjualan sampah dari proses daur ulang juga memberikan
nilai jual yang cukup tinggi, namun masih banyak cara yang lain untuk
memanfaatkan dan meningkatkan nilai jual sampah itu sendiri.
Seperti misalnya, proses pengomposan. Hasil dari proses tersebut
adalah kompos yang harus memiliki nilai jual dan bisa bersaing dengan
pupuk kimia. Kompos dengan keberagaman material penyusunnya, yaitu
sampah, mengakibatkan ketidakseragaman kualitas unsur hara kompos yang
ada tiap kompos yang diproduksi. Oleh karenanya, penambahan sejumlah
nutrisi, dalam hal ini unsur–unsur hara yang bermanfaat, mutlak dibutuhkan
agar kualitas kompos meningkat dan dapat lebih seragam. Peningkatan
penyuluhan pada masyarakat, berupa anjuran di media massa, dapat
mendukung penjualan kompos.
13
negara yang maju di dunia, Belanda. Di negara itu, setiap rumah tangga
harus memilah-milah sendiri sampahnya untuk dimasukkan ke dalam dua
kantong plastik besar. (Gunawan, 2004).
Di kota-kota besar negara-negara berkembang, seperti Indonesia,
pemilahan antara sampah organik dan sampah non-organik semakin penting,
mengingat jumlah sampah organik jauh lebih besar daripada sampah non-
organik. Berdasarkan pengamatan Pusat Penelitian dan Pengembangan
Pengairan Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, komposisi
sampah organik di Indonesia rata-rata mencapai 60 persen dari seluruh kota.
Sementara di Inggris atau Hongkong, sampah organik atau dikenal
dengan sebutan sampah dapur, komposisinya masing-masing 28 persen dan
9,42 persen dari seluruh sampah yang dibuang warganya. Jadi, kalau sampah
organik ini bisa dipilah warganya sendiri, selain sangat membantu upaya
petugas dinas kebersihan, juga sekaligus bisa mendatangkan uang karena
sampah jenis ini merupakan bahan baku utama pabrik pupuk kompos
ataupun pengolahan sampah organik yang sangat efektif dan efisien melalui
EM4 yang dikenal dengan BOKASHI (Gunawan, 2004)
Proses pembuatan BOKASHI sangatlah mudah, siapapun bisa
langsung mempraktikkan di pekarangan rumah atau di lahan pertanian,
yakni sebagai berikut.
Bahan yang diperlukan :
1. EM4 1 sendok makan (bisa juga diganti simbal)
2. air 1 liter;
3. sampah berupa potongan daun/limbah rumah tangga 10 kg;
4. dedak halus 2 kg
Cara pembuatan:
1. Semua bahan disatukan dan diaduk serata mungkin.
2. Masukkan bahan itu ke dalam ember/tong plastik, tutup
rapat-rapat.
3. Setelah 2 hari biasanya terjadi perubahan, lakukan
pengadukan.
17
BAB III
METODE PENULISAN
Obyek penulisan dalam karya tulis ilmiah ini adalah tanah di kota
Kendari yang memiliki kategori tanah marginal, dan sampah kota Kendari
yang sering menimbulkan masalah lingkungan. Pemanfaatan sampah
organik sebagai pupuk BOKASHI merupakan cara yang bijak untuk
mengantisipasi persoalan sampah ini dan menanggulangi keadaan tanah
marginal yang memiliki tingkat kesuburan rendah di kota Kendari.
Diketahui :
- Sampah yang dihasilkan perhari 2,43 liter atau sekitar 0,6 kg
- Jumlah Penduduk Kota Kendari 221.723 jiwa
22
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
27
BPS kota Kendari,2003,Kota Kendari dalam angka 2003, CV.Eka Hasta Jaya,
Kendari.
Dinata, 1992, Tata Guna T anah Dalam Perencanaan Pedesaan Perkotaan dan
Wilayah, ITB, Bandung.
BIO DATA