You are on page 1of 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Blok Etik dan Humaniora adalah Blok 2 pada Semester 1 dari Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) Pendidikan Dokter Umum Fakultas Kedokteran Universitas
Sriwijaya Palembang.

Pada kesempatan ini dilaksanakan assignment studi kasus sebagai bahan


pembelajaran untuk menghadapi kasus yang sebenarnya di masa yang akan datang.
Penulis memaparkan kasus mengenai pak Edison yang mengadukan dr.Taufik dan RS
Persahabatan ke polisi karena diduga melakukan malpraktik yang menyebabkan kondisi
bu Maryani, Istri pak Edison, yang menderita ambeien, semakin memburuk dan divonis
usianya tinggal 3 bulan lagi.

1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari materi praktikum ini, yaitu :

1. Sebagai laporan tugas individu yang merupakan bagian dari sistem pembelajaran
KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang.
2. Dapat menemukan penyelesaian kasus pada skenario dengan metode analisis dan
pengembangan skema menuju simpulan.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran dan memahami konsep dari skenario
ini.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Skenario

Jakarta - Hidup Maryani (35) divonis tinggal tiga bulan lagi

Setelah menjalani operasi ambeien. Dokter dan rumah sakit (RS) yang
mengoperasinya pun dilaporkan ke polisi dengan tuduhan malpraktek. "Istri saya
mengalami infeksi akibat operasi ambeien yang tidak sempurna," ujar suami Maryani,
Edison Manif, sebelum melaporkan RS Persahabatan dan dr Taufik ke Mapolda Metro
Jaya, Jl Sudirman, Jakarta Selatan, Senin (20/6/2005). Tuduhan malpraktek ini bermula
dari diagnosis RS Persahabatan, Rawamangun, Jakarta Timur, yang menyatakan Maryani
menderita wasir. Pada tanggal 30 Agustus 2004 Maryani dioperasi untuk mengatasi
penyakitnya itu. Setelah operasi, Maryani disarankan oleh dr. Taufik untuk melakukan
kontrol seminggu dua kali. Setelah operasi, istri Edison ini selalu mengeluhkan tidak bisa
buang air besar. "Tapi dr Taufik selalu bilang kondisi istri saya baik," sesal Edison.
Karena ragu dengan keterangan dr Taufik, Edison memindahkan istrinya ke RS Sukanto,
atau lebih dikenal RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur. RS Polri ternyata mendeteksi
adanya tumor ganas di anus Maryani. Akhirnya, Maryani dirawat selama dua bulan.
Karena masalah keterbatasan peralatan, RS Polri kemudian merujuk Maryani ke RS
Budiasih, Jl. Otto Iskandardinata, Jakarta Timur. Parahnya lagi, RS Budiasih memvonis
umur bu Maryani tinggal tiga bulan lagi. "Tumor ganas itu, kata dokter di RS Budiasih,
disebabkan karena operasi yang tidak sempurna. Operasi itu dilakukan dr Taufik,"
ungkap Edison dengan nada sedih. RS Budiasih juga mendiagnosis Maryani mengalami
komplikasi sampai ke liver. Komplikasi ini juga disebabkan akibat operasi yang tidak
sempurna yang dilakukan dr Taufik. Kondisi tubuh Maryani saat ini perutnya membuncit
dan mengeras. Badannya kurus serta lumpuh. Maryani masih dirawat di RS Budiasih. dr
Taufik dan RS Persahabatan pun diadukan Edison ke polisi. 

2
2.2 Paparan

I. Identifikasi Masalah

1. Setelah di nyatakan menderita wasir oleh RS Persahabatan, bu Maryani, istri pak


Edison, dioperasi untuk mengatasi penyakitnya, akan tetapi setelah dioperasi bu
Maryani selalu mengeluh tidak bisa buang air besar.
2. dr.Taufik, dokter yang menangani bu Maryani, selalu mengatakan kepada pak
Edison bahwa Istri beliau dalam kondisi yang baik.
3. Karena pak Edison ragu atas keterangan dr.Taufik, pak Edison memindahkan bu
Maryani ke RS Polri dan RS Polri menerima istri beliau sebagai pasien.
4. RS Polri menduga Bu Maryani terkena tumor ganas di bagian anus, lalu beliau
dirawat selama 2 bulan, namun dikarenakan keterbatasan peralatan di RS Polri,
akhirnya RS Polri merujuk bu Maryani ke RS Budiasih dan RS Budiasih
menerima rujukan tersebut.
5. RS Budiasih memvonis umur bu Maryani tinggal 3 bulan lagi dikarenakan
kondisi bu Maryani sudah sangat parah, bu Maryani terkena tumor ganas dan
mengalami komplikasi sampai ke liver yang disebabkan oleh kelalaian dr.taufik,
dokter RS Persahabatan yang mengeoperasi bu Maryani.
6. Pak Edison mengadukan dr.Taufik dan RS Persahabatan ke polisi.

II. Main Problem dan Alasan

1. Main Problem:

RS Budiasih memvonis umur bu Maryani tinggal 3 bulan lagi dikarenakan


kondisi bu Maryani sudah sangat parah, bu Maryani terkena tumor ganas dan
mengalami komplikasi sampai ke liver yang disebabkan oleh kelalaian dr.Taufik,
dokter RS Persahabatan yang mengoperasi bu Maryani.

3
2. Alasan:

Penulis memilih main problem ini karena kelalaian dr.Taufik dalam mengoperasi
bu Maryani membuat keadaan bu Maryani semakin memburuk dan jauh dari
harapan kesehatan yang tadinya sangat diharapkan oleh bu Maryani dan suaminya
ketika berobat ke RS Persahabatan, yang dalam hal ini ditangani oleh dr.Taufik,
selain itu tindakan RS Budiasih memvonis umur bu Maryani tinggal 3 bulan lagi
semakin memperburuk keadaan, hal itu semua memicu terjadinya sengketa medik
antara pak Edison, suami bu Maryani dengan dr.Taufik dan RS Persahabatan.

III. Analisis Masalah dan Jawaban

1. Setelah di nyatakan menderita wasir oleh RS Persahabatan, bu Maryani,


istri pak Edison, dioperasi untuk mengatasi penyakitnya, akan tetapi setelah
dioperasi bu Maryani selalu mengeluh tidak bisa buang air besar.
a. Apakah yang dimaksud dengan wasir?
Wasir adalah suatu penyakit yang terjadi pada anus dimana bibir anus
mengalami bengkak yang kadang disertai pendarahan.

b. Adakah cara lain untuk menyembuhkan wasir selain dengan operasi?


1. Metode Barron, yaitu menjepit wasir dengan karet khusus sehingga
menghentikan aliran darah. Wasir akan terlepas dengan sendirinya dalam
waktu sekitar satu minggu.
2. Sclerotherapy, yaitu penyuntikan (injeksi) wasir dengan cairan kimiawi
(sclerosant) yang mengeraskan pembuluh darah vena agar aliran darah
menju wasir berhenti. Wasir akan menyusut dan terlepas dalam tujuh
hingga sepuluh hari setelah injeksi.
3. Obat-obatan herbal.

4
c. Apakah dokter yang mengoperasi bu Maryani melakukan kelalaian?
Kemungkinan iya, karena setelah operasi bu Maryani selalu mengeluh tidak
bisa buang air besar, ada efek yang ditimbulkan setelah operasi, jadi
kemungkinan dokter yang mengeoperasi bu Maryani melakukan kelalaian
dalam proses operasi.

d. Bagaimana seharusnya tindakan dokter sebelum melakukan tindakan medik


yang dalam hal ini adalah operasi?
Antara dokter dan pasien harus terdapat persetujuan tindakan medik (informed
consent), persetujuan tindakan medik ini berkaitan dengan kewajiban dokter
untuk memberikan informasi kepada pasien dan kewajiban untuk melakukan
tindakan medis sesuai dengan standar profesi medik. Berikut adalah standar-
standar informasi yang harus diberikan kepada pasien :

1. diagnosis
2. tindakan yang diusulkan atau direncanakan
3. prosedur alternatif jika ada
4. kepentingan dan manfaat dari tindakan medik tersebut
5. prosedur pelaksanaan atau cara kerja dokter dalam tindakan medik
tersebut
6. risiko yang terjadi bila tidak dilakukan tindakan tersebut
7. risiko atau efek samping yang terkandung dalam tindakan tersebut
8. konfirmasi pemahaman pasien terhadap informasi yang disampaikan
sehingga mampu mengambil keputusan
9. kesukarelaan pasien dalam memberikan izin
10. prognosis

2. dr.Taufik, dokter yang menangani bu Maryani, selalu mengatakan kepada


pak Edison bahwa Istri beliau dalam kondisi yang baik.

5
a. Apakah tindakan dr.Taufik sudah tepat dengan selalu mengatakan kepada pak
Edison bahwa Istri beliau dalam kondisi yang baik?
Belum, tindakan dr.Taufik belum tepat, seharusnya ia memberitahukan yang
sejujurnya kepada pak Edison yang dalam hal ini adalah penanggung jawab
bu Maryani. Memang pada dasarnya dokter harus memberitahu segala
informasi yang lengkap tentang penyakit pasien kepada pasiennya langsung,
jika pasien ingin dirahasiakan, maka dokter tidak boleh memberitahukan
kepada orang lain termasuk suaminya, namun dalam kasus ini tidak ada
pernyataan bu Maryani selaku pasien yang menjelaskan bahwa ia tidak ingin
suaminya mengetahui kondisi kesehatannya, jadi bu Maryani menyerahkan
keputusan tindakan medik kepada pak Edison, suami beliau.

b. Bagaimana relevansi antara tindakan dr.Taufik merahasiakan keadaan bu


Maryani ke pak Edison dengan UU Praktek Kedokteran dan kaidah dasar
bioetik?
Dalam UU RI No.29 tahun 2004 pasal 51 tentang kewajiban dokter yaitu
menjaga segala sesuatu yang diketahui tentang pasien, bahkan juga setelag
pasien itu meninggal dunia. Namun kita tetap harus memegang prinsip prima
facie, yaitu mementingkan keselamatan pasien. Jadi, dr.Taufik harus tetap
memberitahu yang sebenernya kepada pak Edison. Selain itu, Salah satu
kaidah dasar bioetik adalah non malificence yaitu tidak merugikan dan
mencegah pasien dari bahaya lebih lanjut. Jika dr.Taufik selalu menyatakan
bahwa kondisi bu Maryani dalam keadaan baik baik saja namun kenyataannya
tidak itu tentu akan membahayakan kondisi bu Maryani. Karena jika memang
nantinya terbukti dr.Taufik melakukan kelalaian yang mungkin disebabkan
oleh kurangnya kompetensi dr.Taufik, tentu diperlukan tindakan dengan
segera, dapat dengan cara merujuk bu Maryani ke dokter lain yang lebih
berkompeten.

6
c. Bagaimana seharusnya tindakan dr.Taufik apabila ia sudah mengetahui bahwa
keadaan bu Maryani tidak baik dan kemungkinan disebabkan karena kelalaian
dalam proses operasi?
Seharusnya dr.Taufik melakukan tindakan lebih lanjut lagi untuk mengetahui
mengapa setelah dioperasi keadaan bu Maryani memburuk, kemudian segera
mengatasi hal tersebut jika memang terbukti dalam proses operasi terdapat
kelalaian yang mungkin ia lakukan atau kesalahan dari pihak lain namun
menimbulkan akibat yang fatal. Setelah itu, ia harus memberi penjelasan
yang lengkap dan sejujur-jujurnya kepada pak Edison mengenai keadaan
kesehatan istrinya, bu Maryani.

3. Dikarenakan pak Edison ragu atas keterangan dr.Taufik, pak Edison


memindahkan bu Maryani ke RS Polri dan RS Polri menerima istri beliau
sebagai pasien.

a. Apakah tindakan pak Edison sudah tepat memindahkan bu Maryani ke RS


Polri karena ragu atas keterangan dr.Taufik?
Sudah tepat. Karena salah satu hak pasien yang tertulis dalam pasal 52 UU
Praktek Kedokteran adalah meminta pendapat dokter lain, jadi dalam hal ini
bu Maryani berhak mencari rumah sakit dan dokter lain untuk mendapatkan
second opinion meskipun yang bertindak adalah pak Edison. Jadi, tindakan
pak Edison sudah tepat memindahkan bu Maryani ke RS Polri, ia juga
melakukannya tentu demi kebaikan istrinya.

b. Bagaimana seharusnya tindakan dokter di RS Polri ketika pak Edison hendak


memindahkan istrinya ke RS Polri?
Dokter yang menangani bu Maryani di RS Polri seharusnya terlebih dahulu
melakukan komunikasi medik dengan dokter yang menangani bu Maryani di
RS Persahabatan. Ia juga sebaiknya menjelaskan kepada pak Edison agar ia
dapat kembali dulu ke RS Persahabatan lalu meminta rujukan dan setelah
mendapat persetujuan, pak Edison dapat kembali lagi ke RS Polri.

7
c. Bagaimana relevansi antara tindakan dokter di RS Polri dengan diterimanya
bu Maryani sebagai pasien terhadap KODEKI?
Didalam pasal 15 KODEKI tentang kewajiban dokter terhadap teman
sejawatnya dijelaskan bahwa setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien
dan teman sejawat, kecuali dengan persetujuan atau berdasarkan prosedur
yang etis. Jadi, dokter yang menangani bu Maryani di RS Polri harus
mendapatkan persetujuan dahulu dari dr.Taufik.

4. RS Polri menduga Bu Maryani terkena tumor ganas di bagian anus, lalu


beliau dirawat selama 2 bulan, namun dikarenakan keterbatasan peralatan
di RS Polri, akhirnya RS Polri merujuk bu Maryani ke RS Budiasih dan RS
Budiasih menerima rujukan tersebut.

a. Apakah dugaan RS Polri tentang bu Maryani terkena tumor ganas di bagian


anus harus diberitahukan kepada bu Maryani dan suami yang dalam hal ini
adalah penanggungjawab bu Maryani?
Ya, harus. Hal itu berdasarkan pasal 10 KODERSI tentang kewajiban RS
kepada pasien yang menjelaskan bahwa rumah sakit harus memberikan
penjelasan apa yang diderita pasien, dan tindakan apa yang hendak dilakukan.

b. Apakah tindakan RS Polri merujuk bu Maryani ke RS Budiasih karena alasan


keterbatasan peralatan sudah tepat?
Ya, sudah. Hal itu berdasarkan Pasal 20 KODERSI tentang hubungan rumah
sakit dan lembaga terkait yang menjelaskan bahwa rumah sakit harus
memelihara hubungan yang baik antar rumah sakit dan menghindarkan
persaingan yang tidak sehat. Selain itu memperhatikan kaidah dasar bioetik
yang didalamnya terdapat prima facie, harus mementingkan keselamatan
pasien. Sehingga tindakan RS Polri sudah tepat merujuk ke RS Budiasih, hal
itu dilakukan demi kebaikan bu Maryani, agar penyakit bu Maryani dapat di
tangani dengan peralatan yang lebih lengkap.

8
c. Apakah tindakan RS Budiasih menerima rujukan dari RS Polri tersebut sudah
tepat?
Sudah tepat. Karena RS Budiasih memang sudah mendapatkan rujukan dari
RS Polri, hal itu menandakan bahwa telah ada persetujuan dari RS Polri untuk
memindahkan bu Maryani ke RS Budiasih, sehingga tidak terjadi kesalahan.

5. RS Budiasih memvonis umur bu Maryani tinggal 3 bulan lagi dikarenakan


kondisi bu Maryani sudah sangat parah, bu Maryani terkena tumor ganas
dan mengalami komplikasi sampai ke liver yang disebabkan oleh kelalaian
dr.taufik, dokter RS Persahabatan yang mengoperasi bu Maryani.

a. Apakah tindakan memvonis umur bu Maryani tinggal 3 bulan dapat


dibenarkan?
Tergantung kepada siapa hal ini diberitahukan. Jika kepada pasien, hal ini
tidak dapat dibenarkan. Berdasarkan pasal 5 KODEKI (Kode Etik Kedokteran
Indonesia) tentang kewajiban umum menjelaskan bahwa tiap perbuatan atau
nasehat yang mungkin melemahkan daya tahan psikis maupun fisik hanya
diberikan untuk kepentingan dan kebaikan pasien, setelah memperoleh
persetujuan pasien. Jadi, Seorang dokter berusaha menyembuhkan pasien dan
penyakitnya dan memulihkan kembali kesehatannya. Hubungan fisik dan
psikis/mental seseorang adalah erat. Keadaan psikis/mental pasien harus
diperhatikan sehingga penjelasan tentang penyakit pasien, harus dapat
menimbulkan rasa percaya diri bahwa penyakitnya dapat sembuh atau gejala
penyakit dapat berkurang dan tidak akan bertambah parah. Penjelasan tentang
penyakit pasien, tidak selalu perlu diberikan, tetapi bila diberikan harus
diberitahukan dengan kadar yang sesuai dengan keadaan psikis mental pasien.
Dalam kasus ini jadi salah jika umur bu Maryani divonis tinggal 3 bulan lagi,
tentu hal itu akan membuat pasien pesimis akan kesehatannnya. Tetapi jika
diberitahukan kepada pak Edison selaku suami bu Maryani, masih

9
diperbolehkan, karena suami dapat menjadi motivator hidup yang besar bagi
bu Maryani, jika pak Edison sudah mengetahui keadaan istrinya yang
sebenarnya, tentu ia dapat mengambil langkah-langkah yang terbaik guna
untuk pemulihan kesembuhan bu Maryani, namun dalam memberi tahukan hal
ini kepada pak Edison diperlukan komunikasi empati sehingga pak Edison
tetap tegar mendengar berita buruk tersebut.

b. Apakah RS Budiasih harus memberitahukan kepada pak Edison bahwa


memang terjadi kelalaian dari dr.Taufik?
Ya, dokter yang menangani bu Maryani di RS Budiasih harus
memberitahukan kepada pak Edison akan hal tersebut, namun harus
menggunakan komunikasi yang baik dan mudah dimengerti. Selain itu, tidak
menambah-nambahkan pernyataan yang sekiranya memicu sengketa medik
yang lebih dalam antara pak Edison dan keluarga dengan dr.Taufik dan RS
Persahabatan. Hal ini berkaitan dengan pasal 14 KODEKI tentang kewajiban
dokter dengan teman sejawat yang menjelaskan bahwa setiap dokter harus
memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia ingin diperlakukan.

c. Apakah faktor utama yang memungkinkan dr.Taufik melakukan kelalaian?

Keterbatasan pengetahuan mengenai operasi ambeien.

d. Bagaimana keadaan tubuh bu Maryani akibat kelalaian dr.Taufik dalam proses


operasi?
Kondisi tubuh Maryani perutnya membuncit dan mengeras. Badannya kurus
serta lumpuh.

e. Bagaimana cara dokter menyampaikan kondisi yang di alami bu Maryani baik


kepada bu Maryani maupun kepada pak Edison?
Harus menerapkan komunikasi empati yang baik.

10
Menurut James T. Harder MD, langkah-langkah untuk meningkatkan empati
dokter pada pasien adalah :

1. Mengakui adanya perasaan-perasaan kuat dalam situasi klinis bagi pasien


seperti rasa takut, marah terpendam, kesedihan, kekecewaan dsb.
2. Berhenti sejenak dan membayangkan apa yang sedang dirasakan oleh
pasien yang bersangkutan.
3. Mengekspresikan persepsi dokter tentang perasaan pasien tersebut.
4. Melegitimasi perasaan-perasaan tersebut.
5. Menghargai usaha-usaha pasien untuk bekerjasama dalam proses
pengobatan.
6. Menawarkan suatu dukungan atau kerjasama.

f. Jika memang terjadi kelalaian, apakah kasus ini tergolong malpraktik?


Malpraktik adalah tindakan tenaga profesional (profesi) yang bertentangan
dengan Standard Operating Procedure (SOP), kode etik profesi, serta undang-
undang yang berlaku baik disengaja maupun akibat kelalaian yang
menimbulkan kerugian dan atau hilangnya nyawa orang lain. Berdasarkan
definisi di atas jelas bahwa tindakan dr.Taufik tersebut tergolong malpraktik
sehingga harus dimintai pertanggungjawaban.

g. Sanksi apakah yang diterima dr.Taufik jika ia memang terbukti melakukan


malpraktik?
Sesuai UU Praktik Kedokteran, sanksi disiplin dalam keputusan MKDKI dapat
berupa:

1. Pemberian peringatan tertulis


2. Rekomendasi pencabutan Surat Tanda Registrasi (STR) atau Surat Izin
Praktik (SIP), dan/atau
3. Kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di institusi pendidikan
kedokteran atau kedokteran gigi

11
6. Pak Edison mengadukan dr.Taufik dan RS Persahabatan ke polisi.

a. Mengapa Pak Edison mengadukan dr.Taufik dan RS Persahabatan ke polisi?


Karena diduga telah terjadi malpraktek yang dilakukan oleh dr.Taufik selaku
dokter yang menangani bu Maryani di RS Persahabatan dan hal itu
menyebabkan kondisi tubuh bu Maryani memburuk, tidak sesuai yang
diharapkan. perutnya membuncit dan mengeras. Badannya kurus serta lumpuh.
Lalu diduga terkena tumor ganas dan komplikasi sampai ke liver. Itulah yang
menyebabkan Pak Edison mengadukan dr.Taufik dan RS Persahabatn ke polisi.

b. Apakah tindakan pak Edison sudah benar?


Tindakan tersebut sudah benar. Hal ini sesuai dengan KODERSI Pasal 2 “Rumah
sakit harus dapat mengawasi serta bertanggung jawab terhadap semua kejadian
di rumah sakit.” Dan UUPK Pasal 66 “Setiap orang mempunyai hak untuk
melaporkan tindakan pidana kepada pihak yang berwenang dan atau
menggugat kerugian perdata ke pengadilan.”

c. Apakah pak Edison boleh mengadukan dr.Taufik langsung kepada polisi?


Boleh. Karena pak Edison selaku orang awam mungkin tidak tahu kemana ia
harus mengadu seharusnya, jadi ia langsung melaporkan tindakan kelalaian
dr.Taufik dan RS Persahabatan ke pihak kepolisian. Namun bagi orang yang
mengetahui bagaimana prosedur yang tepat, maka ia sebaiknya menjalankan
prosedur tersebut.

d. Bagaimana tindakan awal yang seharusnya dilakukan dr.Taufik dan RS


Persahabatan dalam menyikapi pengaduan pak Edison?

Mengadakan mediasi dahulu sebagaimana tercantum dalam pasal UU no.36


tahun 2009 tentang kesehatan yang menjelakan bahwa jila dalam hal tenaga
kesehatan diduga melakukan kelalaian dalam menjalankan profesinya,
kelalaian tersebut harus diselesaikan terlebih dahulu melalui mediasi.

12
e. Bagaimanakah seharusnya alur pengaduan yang tepat jika terjadi sengketa
medik?

- Pengaduan adalah setiap orang yang mengetahui atau kepentingannya


dirugikan atas tindakan dokter atau dokter gigi, dalam menjalankan
praktik kedokteran dapat mengadu secara tertulis kepada Ketua Majelis
Kehormatan Disiplin Indonesia (MKDKI).
- Surat pengaduan harus memuat antara lain identitas pengadu/pelapor,
identitas pasien (jika pengadu bukan pasien), nama dan tempat praktik
dokter/dokter gigi yang diadukan,waktu tindakan dilakukan, alasan
pengaduan dan kronologi, pernyataan tentang kebenaran pengaduan, dsb
- Setelah semua kelengkapan data pengaduan diterima, Anda akan
mendapatkan tanda terima pengaduan (berisi nomor register pengaduan).
Setelah dilakukan verifikasi, pengaduan akan ditangani oleh Majelis
Pemeriksa Awal ataupun Majelis Pemeriksa Disiplin.
- Pemeriksaan awal oleh Majelis Pemeriksa Awal (MPA) bertujuan untuk
menentukan kewenangan MKDKI terhadap pengaduan tersebut.
- Suatu pengaduan diputuskan menjadi kewenangan MKDKI apabila :

1. Dokter/dokter gigi yang diadukan telah terregistrasi di Konsil


Kedokteran Indonesia.
2. Tindakan medis yang dilakukan oleh dokter/dokter gigi yang
diadukan terjadi setelah tanggal 6 Oktober 2004 (setelah
diundangkannya UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran)
3. Terdapat hubungan profesional dokter-pasien dalam kejadian
tersebut
4. Terdapat dugaan kuat adanya pelanggaran disiplin
kedokteran/kedokteran gigi

Jika keempat kriteria tersebut terpenuhi, akan dilanjutkan dengan


pemeriksaan oleh Majelis Pemeriksa Disiplin (MPD)

13
- Jika terbukti melakukan pelanggaran etik maka akan diserahkan ke
Majelis Kehormatan Etika Kedokteran (MKEK)
- Keputusan MKDKI bersifat final dan mengikat dokter/dokter gigi yang
diadukan, KKI, Departemen Kesehatan, Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, serta instansi terkait. Dokter/dokter gigi yang diadukan
dapat mengajukan keberatan terhadap keputusan MKDKI kepada Ketua
MKDKI dalam waktu selambat-lambatnya 30 hari sejak dibacakan atau
diterimanya keputusan tersebut dengan mengajukan bukti baru yang
mendukung keberatannya
- Keputusan yang dikeluarkan dapat berupa, dinyatakan bersalah dengan
saksi disiplin atau dinyatakan tidak bersalah.
- Sanksi disiplin yang diberikan dapat berupa, pemberian peringatan tertulis,
rekomendasi pencabutan surat tanda registrasi atau surat ijin praktik, atau
kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di institusi pendidikan atau
kedokteran gigi.

IV. Simpulan kasus

Terjadi sengketa medik dan konflik etikolegal serta medikolegal antara


pak Edison dan keluarga dengan dr.Taufik dan RS Persahabatan karena adanya
kelalaian dalam proses operasi pengangkatan wasir bu Maryani, Istri pak Edison
yang menyebabkan kondisi bu Maryani memburuk dan di vonis usianya tinggal 3
bulan lagi, hal itu menunjukkan dr.Taufik dan RS Persahabatan belum
menerapkan KODEKI, KODERSI, UU Praktik Kedokteran, dan Kaidah Dasar
Bioetik dengan baik.

14
V. Skema menuju kasus

Kaidah dasar Operasi ambeien tidak sempurna


yang dilakukan dr.Taufik, dokter KODEKI
Bioetik
RS Persahabatan

Kondisi pasien memburuk

Hak dan Kewajiban


Pasien Second opinion ke RS POLRI
(keterbatasan peralatan)

Dirujuk ke RS Budiasih
Medical
KODERSI (Divonis usia 3 bulan lagi, tumor Communnication
ganas dan komplikasi ke liver)

Keluarga pasien melaporkan


dr.Taufik dan RS Persahabatan
ke Polisi

UU Praktek
KODEKI Etikolegal Medikolegal Kedokteran

15
16

You might also like