Professional Documents
Culture Documents
Saat diperiksa bidan desa, Tanda vital : frekuensi nadi 120x/menit (lemah) dan
tekanan darah 90/60 mmHg. Lukanya dibalut oleh bidan, namun darah tetap
keluar merembes. Setelah diberi infus dengan cairan Dextrose 5%, ia langsung
dikirim ke rumah sakit terdekat yang berjarak 2 jam.
Sampai di rumah sakit, Abang Terminal sudah tidak sadar dan terlihat sesak
napas. Saat diperiksa oleh dokter : Frekuensi nafas 32x/menit (cepat dan dalam),
frekuensi nadi 130x/menit, tekanan darah 80/50 mmHg, Glasgow Coma Scale :
10. Dokter menyatakan bahwa abang terminal telah mengalami asidosis.
I. Klarifikasi Istilah
1. Luka robek : luka yang menyebabkan robek pada kulit dan otot
pada paha kiri sebelah dalam.
12. Glasgow Coma Scale : skala yang digunakan untuk menilai tingkat
kesadaran pasien
1. Abang Terminal mengalami luka robek di daerah paha kiri sebelah dalam yang
mengeluarkan banyak darah.
3. Saat diperiksa bidan desa, Tanda vital : frekuensi nadi 120x/menit (lemah) dan
tekanan darah 90/60 mmHg.
5. Setelah diberi infus dengan cairan Dextrose 5%, ia langsung dikirim ke rumah
sakit terdekat yang berjarak 2 jam.
- Nadi 130x/menit
Jawab :
Arteri Femoralis adalah sebutan untuk beberapa arteri besar di daerah paha.
Arteri Femoralis dimulai dari Caput Femoris dan berakhir di atas patella,
tepatnya di adductor canal. Arteri Femoralis menerima darah dari arteri iliac
external. Koneksi ini terjadi di segitiga femoralis belakang ligamentum
inguinalis yang dekat dekat kepala tulang femur. Bagian Proximal Arteri
Femoralis meninggalkan segitiga femoralis menuju apek di bawah musculus
Sartorius.
4
5
6
b. Apa akibat dari luka robek di paha kiri sebelah dalam yang mengeluarkan
banyak darah yang dialami Abang Terminal ?
Jawab :
Luka robek di paha kiri sebelah dalam yang dialami Abang Terminal
mengeluarkan banyak darah menyebabkan terjadinya syok hipovolemik
yaitu kehilangan cairan tubuh dengan cepat sehingga terjadinya multiple
organ failure akibat perfusi yang tidak adekuat.
c. Mengapa luka robek pada paha sebelah kiri bagian dalam mengeluarkan
banyak darah?
Jawab :
arteri femoralis yang terdapat di paha kiri sebelah dalam, arteri femoralis
itu merupakan arteri terbesar di bagian paha sehingga darah sukar berhenti.
Jawab :
Mengatasi Perdarahan
Plasma
plasma nate
fresh frozen plasma (mengandung semua factor pembekuan,
kecuali trombosit)
ringer laktat
NaCl.
Darah tetap merembes setelah dibalut oleh bidan, karena banyaknya
pembuluh darah yang ruptur/robek (meliputi arteri dan vena, terutama
arteri yang memiliki tekanan yang tinggi). Ada kemungkinan cara
membalut luka yang masih kurang sempurna.
Jawab :
Kulit pucat + suhu inti yang dibawa oleh darah tidak dipindahkan ke
kulit suhu kulit dingin.
Kulit yang terasa dingin, akibat aliran darah pembuluh darah perifer
kurang.
9
Jawab :
Rasa cemas
Keringat dingin
pendarahan -> aliran darah ke pembuluh perifer berkurang -> kulit pucat dan
terasa dingin
Jawab :
TD Sistolik TD Diastolik
Kategori
(mmHg) (mmHg)
Normal < 120 < 80
Prehipertensi 120-139 80-89
Hipertensi tingkat 1 140-159 90-99
Hipertensi tingkat 2 ≥ 160 ≥ 100
Hipertensi sistolik terisolasi ≥ 140 < 90
Jawab :
Persiapan alat
1. Alat pengukur waktu (jam tangan dengan jarum detik, stop watch)
2. Buku catatan nadi (kartu status)
3. Alat tulis
Persiapan pasien
1. Jelaskan pada pasien perlunya pemeriksaan yang akan dilakukan
2. Buatlah pasien rilek dan nyaman .
Cara pemeriksaan
1. Cuci tangan pemeriksa
2. minta pasien untuk menyingsingkan baju yang menutupi lengan bawah
3. Pada posisi duduk, tangan diletakkan pada paha dan lengan ekstensi.
Pada posisi
tidur terlentang, kedua lengan ekstensi dan menghadap atas.
4. Lakukan palpasi ringan arteri radialis dengan menggunakan jari telunjuk
dan jari
tengah ,lakukan palpasi sepanjang lekuk radial pada pergelangan tangan
5. Rasakan denyut arteri radialis dan irama yang teratur
6. Hitung denyut tersebut selama satu menit ,
7. Informasikan ke pasien dan catat hasil pemeriksaan pada buku.
Pemeriksaan tekanan darah :
1. Pasanglah manset pada lengan atas , dengan batas bawah manset 2 - 3
cm darilipat siku dan perhatikan posisi pipa manset yang akan menekan
tepat di atas denyutan arteri di lipat siku ( arteri brakialis)
2. Letakkan stetoskop tepat di atas arteri brakialis
3. Rabalah pulsasi arteri pada pergelangan tangan (arteri radialis)
4. Pompalah manset hingga tekanan manset mencapai 30 mmHg setelah
pulsasi arteri radialis menghilang.
5. Bukalah katup manset dan tekanan manset dibirkan menurun perlahan
dengan kecepatan 2-3 mmHg/detik
6. Bila bunyi pertama terdengar , ingatlah dan catatlah sebagai tekanan
sistolik.
11
Jawab :
Frekuensi nadi 120 kali per menit, termasuk takikardia, menunjukan bahwa
Abang terminal sedang mengalami shock. Tekanan darah 90/60 menunjukkan
tekanan darah Abang terminal semakin rendah dikarenakan kehilangan banyak
darah akibat luka robek.
Jawab :
Darah tetap keluar merembes meski sudah dibalut karena pada luka robek
yang dialami Abang Terminal mengenai arteri femoralis yang merupakan
arteri terbesar pada paha bagian dalam. Seprti yang telah dikatakan
sebelumnya, luka yang mengenai arteri akan memancar dan sukar berhenti
meski sudah dibalut. Kemungkinan lainnya adalah balutan yang mungkin
kurang tepat sehingga darah tetap merembes keluar.
Jawab :
Jawab :
12
Jawab :
Cara Kerja :
Jawab :
Faktor kimiawi ini ialah faktor utama dalam pengendalian dan pengaturan
frekuensi,kecepatan dan dalamnya gerakan pernapasan. Pusat pernapasan
di dalam sumsum sangat peka pada reaksi : kadar alkali darah harus
dipertahankan. Karbondioksidaadalah produk asam dari metabolisme, dan
bahan kimia yang asam ini merangsang pusat pernapasan untuk mengirim
keluar impuls saraf yang bekerja atas otot pernapasan.
Jawab :
15
Jawab :
GCS (Glasgow Coma Scale) yaitu skala yang digunakan untuk menilai
tingkat kesadaran pasien, (apakah pasien dalam kondisi koma atau tidak)
dengan menilai respon pasien terhadap rangsangan yang diberikan.
(4) : spontan
(3) : kata-kata saja (berbicara tidak jelas, tapi kata-kata masih jelas, namun
tidak dalam satu kalimat. Misalnya “aduh…, bapak…”)
(3) : flexi abnormal (tangan satu atau keduanya posisi kaku diatas dada &
kaki extensi saat diberi rangsang nyeri)
(2) : extensi abnormal (tangan satu atau keduanya extensi di sisi tubuh,
dengan jari mengepal & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri).
Jawab :
Jawab :
Midbrain Reticular Formation
Mesencephalic Nucleus (mesencephalon)
Thalamic Intralaminar nucleus (centromedian nucleus)
Dorsal Hypothalamus
Tegmentum
Jawab :
Cardiovascular System
Respiratory System
Jawab :
Jawab :
Jawab :
Jawab :
20
IV. Hipotesis
Abang Terminal mengalami syok hipovolemik karena luka robek di paha bagian
dalam yang menyebabkan asidosis metabolik.
V. Kerangka Konsep
Perdarahan
VII. Sintesis
Anatomi Paha
23
1. Tulang Paha
Tulang paha atau femur adalah bagian tubuh terbesar dan tulang terkuat pada
tubuh manusia. Ia menghubungkan tubuh bagian pinggul dan lutut. Kata "femur"
merupakan bahasa Latin untuk paha. Kata harus dibedakan dengan femina yang
berarti wanita. Tulang paha terdiri dari bagian kepala dan leher pada bagian
proksimal dan dua condylus pada bagian distal. Kepala tulang paha akan
membentuk sendi pada pinggul. Bagian proksimal lainnya yaitu trochanter major
dan trochanter minor menjadi tempat perlekatan otot. Pada bagian proksimal
posterior terdapat tuberositas glutea yakni permukaan kasar tempat melekatnya
otot gluteus maximus. Di dekatnya terdapat bagian linea aspera, tempat
melekatnya otot biceps femoris. Salah satu fungsi penting kepala tulang paha
adalah tempat produksi sel darah merah pada sumsum tulangnya. Pada ujung
distal tulang paha terdapat condylus yang akan membuat sendi condylar bersama
lutut.Terdapat dua condylus yakni condylus medialis dan condylus lateralis. Di
antara kedua condylus terdapat jeda yang disebut fossa intercondylaris.
24
2. Perdarahan
Arteria Femoralis
Cabang – cabang :
Vena Femoralis
V. Femoralis memasuki tungkai atas dengan berjalan melalui hiatus m. di
adductor magnus sebagai lanjutan dari vena poplitea. Vena ini berjalan ke atas
melalui tungkai atas, awalnya di sisi lateral a. femoralis, kemudian ke sebelah
posterior, dan akhirnya di sisi medialnya. Pembuluh ini meninggalkan tungkai
atas pada ruang intermedia dari vagina femoralis dan berjalan di belakang
ligamentum inguinale untuk berlanjut sebagai vena iliaca externa.
Cabang – cabang
Cabang – cabang adalah v. saphena magna dan venae yang bersesuaian
dengan cabang- cabang a.femoralis. V.circumflexa ilium superficialis, v.
26
jumlah yang banyak. Luka robek yang dialami Abang Terminal mengenai
arteri femoralis yang terdapat di paha kiri sebelah dalam, arteri femoralis
itu merupakan arteri terbesar di bagian paha sehingga darah sukar berhenti.
Syok Hipovolemia
asam laktat, asam piruvat, asam lemak, dan keton (Stene-Giesecke, 1991).
Yang penting dalam klinik adalah pemahaman kita bahwa fokus perhatian
syok hipovolemik yang disertai asidosis adalah saturasi oksigen yang perlu
diperbaiki serta perfusi jaringan yang harus segera dipulihkan dengan
penggantian cairan. Asidosis merupakan urusan selanjutnya, bukan
prioritas utama.
- Kulit dingin, pucat, dan vena kulit kolaps akibat penurunan pengisian
kapiler selalu berkaitan dengan berkurangnya perfusi jaringan.
- Takhikardia: peningkatan laju jantung dan kontraktilitas adalah respons
homeostasis penting untuk hipovolemia. Peningkatan kecepatan aliran
darah ke mikrosirkulasi berfungsi mengurangi asidosis jaringan.
- Hipotensi: karena tekanan darah adalah produk resistensi pembuluh darah
sistemik dan curah jantung, vasokonstriksi perifer adalah faktor yang
esensial dalam mempertahankan tekanan darah. Autoregulasi aliran darah
otak dapat dipertahankan selama tekanan arteri turun tidak di bawah 70
mmHg.Oliguria: produksi urin umumnya akan berkurang pada syok
30
hipovolemik. Oliguria pada orang dewasa terjadi jika jumlah urin kurang
dari 30 ml/jam.
kehilangan volume cairan tubuh tanpa hilangnya sel darah merah seperti
pada emesis, diare, luka bakar, fistula, hingga mengakibatkan cairan
intravaskuler menjadi pekat (konsentarted) dan kental, maka pada keadaan
ini nilai hematokrit menjadi tinggi.
3. Diagnosa Differensial
4. Resusitasi Cairan
Secara sederhana, tujuan dari terapi cairan dibagi atas resusitasi untuk
mengganti kehilangan cairan akut dan rumatan untuk mengganti
kebutuhan harian.
34
Asidosis
Pada skenario diketahui bahwa bang bandit mengalami asidosis, jadi pada laporan
kali ini, hanya akan dibahas tentang asidosis metabolik dan respiratorik.
A. Asidosis Metabolik
Sesuai dengan persamaan Henderson-Hasselbalch, penurunan kadar bikarbonat
akan menurunkan pH darah yang disebut dengan asidosis metabolik.
Sebab sebab mendasar asidosis dari asidosis metabolik adalah penambahan asam
(nonkarbonat).
1. kehilangan karbonat
kehilangan melalui saluran cerna :
- diare
- ileostomi; fistula pankreas, kantong
empedu, atau usus halus
- ureterosigmoidostomi
kehilangan melalui ginjal :
- Asidosis Tubulus Proksimal Ginjal
(RTA)
- Hipoaldosteronisme
2. peningkatan beban asam
Tanda dan gejala dari asidosis metabolik cenderung kabur, dan pasien dapat
Tanda dan gejala utama pada asidosis metabolik bermanifestasi sebagai kelainan
pada kardiovaskular, neurologik, dan fungsi tulang.
Gejala gejala neurologik dapat berupa kelelahan hingga koma akibat penurunan
pH pada cairan serebrospinal.
B. Asidosis Respiratorik
36
Tanda dan gejala retensi CO 2 tidak khas dan pada umumnya tidak
Rendahnya kadar kalium dalam darah. Jika kadar kalium darah rendah,
maka terjadi kelainan neurologis seperti kelemahan otot, penurunan refleks
dan bahkan kelumpuhan.
Pengendapan kalsium di dalam ginjal yang dapat mengakibatkan
pembentukan batu ginjal. Jika itu terjadi maka bisa bisa terjadi kerusakan
pada sel-sel ginjal dan gagal ginjal kronis.
Kecenderungan terjadinya dehidrasi (kekurangan cairan)
Pelunakan dan pembengkokan tulang yang menimbulkan rasa nyeri
(osteomalasia atau rakitis).
38
LUKA
Mekanisme luka
ditekankan ke kepala tidak akan menyebabkan luka, namun batu bata yang sama
dilemparkan ke kepala dengan kecepatan 10 m/s menyebabkan perlukaan.
Faktor lain yang penting adalah daerah yang mendapatkan kekuatan. kekuatan
dari masa dan kecepatan yang sama yang terjadi pada dareah yang lebih kecil
menyebabkan pukulan yang lebih besar pada jaringan. Pada luka tusuk, semua
energi kinetik terkonsentrasi pada ujung pisau sehingga terjadi perlukaaan,
sementara dengan energi yang sama pada pukulan oleh karena tongkat pemukul
kriket mungkin bahkan tidak menimbulkan memar.
Efek dari kekuatan mekanis yang berlebih pada jaringan tubuh dan
menyebabkan penekanan, penarikan, perputaran, luka iris. Kerusakan yang terjadi
tergantung tidak hanya pada jenis penyebab mekanisnya tetapi juga target
jaringannya. Contohnya, kekerasan penekanan pada ledakan mungkin hanya
sedikit perlukaan pada otot namun dapat menyebabkan ruptur paru atau intestinal,
sementara pada torsi mungkin tidaka memberikan efek pada jaringan adiposa
namun menyebabkan fraktur spiral pada femur.
Klasifikasi luka
1. Abrasi
2. Kontusi
3. Laserasi
4. Luka iris
Abrasi
Meskipun sering bersamaan dengan abrasi dan laserasi, memar murni terjadi
karena kebocoran pada pembuluh darah dengan epidermis yang utuh oleh karena
proses mekanis. Ekstravasasi darah dengan diameter lenih dari beberapa
millimeter disebut memar atau kontusio, ukuran yang lenih kecil disebut ekimosis
dan yang terkecil seukuran ujung peniti disebut petekie. Baik ekimosis dan
petekie biasanya terjadi bukan karena sebab trauma mekanis.
Kontusio disebabkan oleh kerusakan vena, venule, arteri kecil. Perdarahan kapiler
hanya dapat dilihat melalui mikroskop, bahkan petekie berasal dari pembuluh
darah yang lebih besar dari kapiler
Luka gores/Laserasi
Berbeda dengan luka iris dimana pada luka gores jaringan yang rusak menyobek
bukan mengiris.
1. Garis tepi memar dan kerusakan memiliki area yang sangat kecil sehingga
untuk pemeriksaanya kadang dibutuhkan bantuan kaca penbesar.
2. Keberadaan rangkaian jaringan yang terkena terdapat pada daerah bagian
dalam luka, termasuk pembuluh darah dan saraf .
3. Tidak adanya luka lurus yang tajam pada tulang dibawahnya,terutama jika
yang terluka daerah tulang tengkorak.
4. Jika area tertutup oleh rambut seperti kulit kepala, maka rambut tersebut
akan terdapat pada luka.
Luka laceration
Luka robek (laceration) adalah jenis kekerasan benda tumpul (blunt force injury)
yang merusak ataumerobek kulit (epidermis & dermis) dan jaringan dibawahnya
(lemak, folikel rambut, kelenjar keringat & kelenjar sebasea).
• Arah kekerasan tegak lurus terhadap kulit sedangkan jaringan dibawah kulit
terdapat tulang misalnya kepala yang terbentur pada sisi meja. Hal ini disebut luka
retak (harus kita bedakandengan luka iris (incissed wound).
• Benda yang berputar menyebabkan luka yang sirkuler misalnya gilasan mobil.
1. Vaskularisasi.
3. Ukuran luka.
Luka Iris
Adalah luka yang disebabkan oleh objek yang tajam, biasanya mencakup seluruh
luka akibat benda-benda seperti pisau, pedang, silet, kaca, kampak tajam dll. Ciri
yang paling penting dari luka iris adalah adanya pemisahan yang rapih dari kulit
dan jaringan dibawahnya, maka sudut bagian luar biasanya bisa dikatakan bersih
dari kerusakan apapun.
Luka potong
42
Adalah luka iris yang kedalamannya lebih panjang. Luka potong tidak
lebih berbahaya dibandingkan tikaman, sebagaimana ketidakdalaman luka tidak
akan terlalu mempengaruhi organ vital, khususnya target utama nya adalah tangan
dan muka.
Menikam biasanya dengan pisau, sering terjadi pada kasus pembunuhan dan
pembantaian.
1. Dimensi senjata
2. Tipe senjata
3. Kelancipan senjata
4. Gerakan pisau pada luka
5. Kedalaman luka
6. Arah luka
7. Banyaknya tenaga yang digunakan
KLASIFIKASI LUKA
Stadium IV : Luka “Full Thickness” yang telah mencapai lapisan otot, tendon
dan tulang dengan adanya destruksi/kerusakan yang luas.
Luka yang dialami abang Terminal merupakan luka yang digolongkan dalam
luka robek (laceration).
PENGATURAN KESADARAN
Tingkat Kesadaran
Tingkat kesadaran adalah ukuran dari kesadaran dan respon seseorang terhadap
rangsangan dari lingkungan, tingkat kesadarankesadaran dibedakan menjadi :
Adanya defisit tingkat kesadaran memberi kesan adanya hemiparese serebral atau
sistem aktivitas reticular mengalami injuri. Penurunan tingkat kesadaran
berhubungan dengan peningkatan angka morbiditas (kecacatan) dan mortalitas
(kematian).
Jadi sangat penting dalam mengukur status neurologikal dan medis pasien.
Tingkat kesadaran ini bisa dijadikan salah satu bagian dari vital sign.
Mekanisme Ketidaksadaran
Gangguan Kesadaran
2. Aspek kepanikan
Panik merupakan perasaan cemas atau takut yang ekstrem. Rasa panik
terdiri atas kombinasi emosi dan gejala fisik yang berbeda. Seringkali
rasa panik ditandai dengan adanya perubahan sensasi fisik atau mental,
dalam diri seseorang yang menderita gangguan panic, terjadi lingkaran
setan saat gejala-gejala fisik, emosi, dan pemikiran saling berinteraksi
dan meningkat dengan cepat. Pemikiran ini menimbulkan ketakutan dan
kecemasan serta merangsang keluarnya adrenalin. Pemikiran yang
katastrofik dan reaksi fisik serta emosional yang lebih intens yang terjadi
bias menimbulkan dihindarinya aktivitas atau situasi saat kepanikan
telah terjadi sebelumnya.
Menurut kasus ini, kecemasan yang dialami dikarenakan adanya ancaman ( dari
para preman) , ketakutan (akan kondisi tubuhnya) yang termasuk dalam ancaman
fisik.
Mekanisme Pucat
Mekanisme Lemas
berkurang aliran oksigen yang dibawa oleh darah ke sel atau jaringan akan
berkurang sel atau jaringan kekurangan asupan oksigen metabolisme
terganggu energi yang dihasilkan pun sedikit tubuh terlihat lemas.
Terletak di dalam otot biceps dari lengan atau medial di lipatan siku (fossa
antekubital). Digunakan untuk mengukur tekanan darah dan kasus cardiac
arrest pada infant
3. Arteri Karotid
Terletak dileher dibawah lobus telinga, dimana terdapat arteri karotid berjalan
diantara trakea dan otot sternokleidomastoideus. Sering digunakan untuk bayi,
kasus cardiac arrest dan untuk memantau sirkulasi darah ke otak.
Frekuensi denyut nadi manusia bervariasi, tergantung dari banyak faktor yang
mempengaruhinya, pada saat aktifitas normal :
• Normal : 60 – 100 x / menit,
• Bradikardi : <> 100. x / menit
3. Pada posisi duduk, tangan diletakkan pada paha dan lengan ekstensi.
Pada posisi tidur terlentang, kedua lengan ekstensi dan menghadap
atas.
4. Lakukan palpasi ringan arteri dengan menggunakan jari telunjuk dan
jari tengah pada fossa cubiti (lekuk antara otot bisep dan trisep diatas
siku)
5. Rasakan denyut arteri brankialis dan irama yang teratur
6. Hitung jumlah denyut selama satu menit
7. Informasikan ke pasien dan catat hasil pemeriksaan pada buku.
Pengukuran tekanan darah paling tepat bila diukur secara langsung dengan
memakai jarum intra-arteri. Namun, dalam praktik sehari-hari, kita menggunakan
cara tidak langsung dengan menggunakan sfigmomanometer. Sfigmomanometer
terdiri dari kantong yang dapat digembungkan yang terbungkus di dalam manset
yang tidak dapat mengembang, pompa karet berbentuk bulat, manometer di mana
tekanan darah dibaca, dan lubang pengeluaran untuk mengempiskan sistem
tersebut.Ada dua jenis manometer, yaitu
1. Manometer gravitasi air raksa terdiri dari suatu tabung kaca yang
dihubungkan dengan reservoir yang berisi air raksa. Tekanan di dalam
manset mendorong air raksa ke atas tabung. Air raksa tersebut turun
karena gaya berat, dan karena gaya berat adalah suatu konstanta, peneraan
ulang tidak diperlukan.
2. Manometer aneroid mempunyai embusan logam yang menerima tekanan
dari manset. Dengan meningkatkan tekanan, embusan menggembang dan
memutar roda gigi yang menggerakkan jarum melintasi piringan angka
yang sudah dikaliberasikan.
4. Lilitkan manset yang masih dalam keadaan kempis dengan ketat pada
lengan atas sehingga batas bawah manset tersebut kira-kira 1 inci di atas
fossa antekubiti.
5. Mula-mula tekanan darah diukur dengan palpasi agar kesenjangan palpasi
dapat dideteksi. Rabalah denyut a. radialis dan pompalah manset sampai
denyut tidak terasa, catat hasil pengukuran dan kempiskan manset.
6. Lakukan evaluasi kedua dengan memompa lebih 30 mmHg dari tekanan
dimana denyut tidak terasa, kemudian tempelkan stetoskop pada lengan
tempat a. brachialis berada, lalu kempiskan manset perlahan-lahan, vibrasi
tersebut terdengar sebagai bunyi Korotkoff dengan lima fase, meliputi
a. Korotkof I, suara denyut mulai terdengar, tapi masih lemah dan akan
mengeras setelah tekanan diturunkan 10-15 mmHg (sesuai dg tekanan
sistolik).
b. Korotkof II, suara terdengar seperti bising jantung (murmur) selama
15-20 mmHg berikutnya.
c. Korotkof III, suara menjadi kecil kualitasnya, lebih jelas dan keras
selama 5-7 mmHg berikutnya.
d. Korotkof IV, suara meredup sampai kemudian menghilang setelah 5-6
mmHg berikutnya.
e. Korotkof V, titik dimana suara menghilang (sesuai dengan tekanan
diastolik).
TD Sistolik TD Diastolik
Kategori
(mmHg) (mmHg)
Normal < 120 < 80
Prehipertensi 120-139 80-89
Hipertensi tingkat 1 140-159 90-99
Hipertensi tingkat 2 ≥ 160 ≥ 100
Hipertensi sistolik terisolasi ≥ 140 < 90
SISTEM KARDIOVASKULER
Jantung merupakan suatu organ otot berongga yang terletak di pusat dada.
Bagian kanan dan kiri jantung masing-masing memiliki ruang sebelah atas
(atrium yang mengumpulkan darah dan ruang sebelah bawah (ventrikel) yang
mengeluarkan darah. Agar darah hanya mengalir dalam satu arah, maka ventrikel
memiliki satu katup pada jalan masuk dan satu katup pada jalan keluar. Fungsi
utama jantung adalah menyediakan oksigen ke seluruh tubuh dan membersihkan
tubuh dari hasil metabolisme (karbondioksida). Jantung melaksanakan fungsi
tersebut dengan mengumpulkan darah yang kekurangan oksigen dari seluruh
tubuh dan memompanya ke dalam paru-paru, dimana darah akan mengambil
oksigen dan membuang karbondioksida. Jantung kemudian mengumpulkan darah
yang kaya oksigen dari paru-paru dan memompanya ke jaringan di seluruh tubuh.
• Fungsi jantung
Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut
diastol), selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang
jantung (disebut sistol). Kedua atrium mengendur dan berkontraksi secara
bersamaan, dan kedua ventrikel juga mengendur dan berkontraksi secara
bersamaan.
Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak karbondioksida dari
seluruh tubuh mengalir melalui 2 vena berbesar (vena kava) menuju ke dalam
atrium kanan. Setelah atrium kanan terisi darah, dia akan mendorong darah ke
dalam ventrikel kanan.
Darah dari ventrikel kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke dalam
arteri pulmonalis, menuju ke paru-paru. Darah akan mengalir melalui pembuluh
yang sangat kecil (kapiler) yang mengelilingi kantong udara di paru-paru,
menyerap oksigen dan melepaskan karbondioksida yang selanjutnya
dihembuskan.
Darah yang kaya akan oksigen mengalir di dalam vena pulmonalis menuju ke
atrium kiri. Peredaran darah diantara bagian kanan jantung, paru-paru dan atrium
kiri disebut sirkulasi pulmoner.
Darah dalam atrium kiri akan didorong ke dalam ventrikel kiri, yang
selanjutnya akan memompa darah yang kaya akan oksigen ini melewati katup
aorta masuk ke dalam aorta (arteri terbesar dalam tubuh). Darah kaya oksigen ini
disediakan untuk seluruh tubuh, kecuali paru-paru.
58
• Pembuluh darah
Keseluruhan sistem peredaran (sistem kardiovaskuler) terdiri dari arteri,
arteriola, kapiler, venula dan vena.
Arteri (kuat dan lentur) membawa darah dari jantung dan menanggung
tekanan darah yang paling tinggi. Kelenturannya membantu mempertahankan
59
tekanan darah diantara denyut jantung. Arteri yang lebih kecil dan arteriola
memiliki dinding berotot yang menyesuaikan diameternya untuk meningkatkan
atau menurunkan aliran darah ke daerah tertentu.
Kapiler merupakan pembuluh darah yang halus dan berdinding sangat tipis,
yang berfungsi sebagai jembatan diantara arteri (membawa darah dari jantung)
dan vena (membawa darah kembali ke jantung). Kapiler memungkinkan oksigen
dan zat makanan berpindah dari darah ke dalam jaringan dan memungkinkan hasil
metabolisme berpindah dari jaringan ke dalam darah.
Dari kapiler, darah mengalir ke dalam venula lalu ke dalam vena, yang akan
membawa darah kembali ke jantung. Vena memiliki dinding yang tipis, tetapi
biasanya diameternya lebih besar daripada arteri, sehingga vena mengangkut
darah dalam volume yang sama tetapi dengan kecepatan yang lebih rendah dan
tidak terlalu dibawah tekanan.
Jantung dan pembuluh darah merupakan alat dalam tubuh yang mengatur
peredaran darah sehingga kebutuhan makanan dan sisa metabolisme jaringan
dapat terangkut dengan baik. Jantung sebagai organ pemompa darah sedangkan
pembuluh darah sebagai penyalur darah ke jaringan. Sistem kardiovaskuler
dikendalikan oleh sistem saraf otonom melalui nodus SA, nodus AV, berkas His,
dan serabut Purkinye. Pembuluh darah juga dipengaruhi sistem saraf otonom
melalui saraf simpatis dan parasimpatis. Setiap gangguan dalam sistem tersebut
akan mengakibatkan kelainan pada sistem kardiovaskuler.
SISTEM RESPIRASI
Bagian ini menghantarkan udara yang masuk dari saluran bagian atas ke
alveoli
3. Alveoli
terjadi pertukaran gas anatara O2 dan CO2
4. Sirkulasi paru
Pembuluh darah arteri menuju paru, sedangkan pembuluh darah vena
meninggalkan paru.
5. Paru, terdiri dari :
a. Saluran nafas bagian bawah
b. Alveoli
c. Sirkulasi paru
6. Rongga Pleura
Terbentuk dari dua selaput serosa, yang meluputi dinding dalam rongga dada
yang disebut pleura parietalis, dan yang meliputi paru atau pleura veserali.
7. Rongga dan dinding dada
Merupakan pompa muskuloskeletal yang mengatur pertukaran gas dalam
proses respirasi.
a. Rongga hidung
Udara yang dihirup melalui hidung akan mengalami tiga hal :
- Dihangatkan
- Disaring
- Dan dilembabkan
Yang merupakan fungsi utama dari selaput lendir respirasi ( terdiri dari :
Psedostrafied ciliated columnar epitelium yang berfungsi menggerakkan partikel
partikel halus kearah faring sedangkan partikel yang besar akan disaring oleh bulu
hidung, sel golbet dan kelenjar serous yang berfungsi melembabkan udara yang
masuk, pembuluh darah yang berfungsi menghangatkan udara). Ketiga hal
tersebut dibantu dengan concha. Kemudian udara akan diteruskan ke
b. Nasofaring (terdapat pharyngeal tonsil dan Tuba Eustachius)
c. Orofaring (merupakan pertemuan rongga mulut dengan faring,terdapat pangkal
lidah)
d. Laringofaring(terjadi persilangan antara aliran udara dan aliran makanan)
a. Laring
Terdiri dari tiga struktur yang penting
- Tulang rawan krikoid
- Selaput/pita suara
- Epilotis
- Glotis
b. Trakhea
Merupakan pipa silider dengan panjang ± 11 cm, berbentuk ¾ cincin tulang rawan
seperti huruf C. Bagian belakang dihubungkan oleh membran fibroelastic
menempel pada dinding depan usofagus.
c. Bronkhi
Merupakan percabangan trakhea kanan dan kiri. Tempat percabangan ini disebut
carina. Brochus kanan lebih pendek, lebar dan lebih dekat dengan trachea.
Bronchus kanan bercabang menjadi : lobus superior, medius, inferior. Brochus
kiri terdiri dari : lobus superior dan inferior.
d. Alveoli
63
Sirkulasi Paru
Mengatur aliran darah vena – vena dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis dan
mengalirkan darah yang bersifat arterial melaului vena pulmonalis kembali ke
ventrikel kiri.
Paru
Merupakan jalinan atau susunan bronhus bronkhiolus, bronkhiolus terminalis,
bronkhiolus respiratoty, alveoli, sirkulasi paru, syaraf, sistem limfatik.
Rongga dan Dinding Dada
Rongga ini terbentuk oleh:
- Otot –otot interkostalis
- Otot – otot pektoralis mayor dan minor
- Otot – otot trapezius
- Otot –otot seratus anterior/posterior
- Kosta- kosta dan kolumna vertebralis
- Kedua hemi diafragma
Yang secara aktif mengatur mekanik respirasi.
PARU-PARU
Merupakan jalinan atau susunan bronhus bronkhiolus, bronkhiolus terminalis,
bronkhiolus respiratoty, alveoli, sirkulasi paru, syaraf, sistem limfatik.
65
SIRKULASI PARU
a. Pulmonary blood flow total = 5 liter/menit
Ventilasi alveolar = 4 liter/menit
Sehingga ratio ventilasi dengan aliran darah dalam keadaan normal = 4/5 = 0,8
b. Tekanan arteri pulmonal = 25/10 mmHg dengan rata-rata = 15 mmHg.
Tekanan vena pulmolais = 5 mmHg, mean capilary pressure = 7 mmHg
Sehingga pada keadaan normal terdapat perbedaan 10 mmHg untuk mengalirkan
darah dari arteri pulmonalis ke vena pulmonalis.
c. Adanya mean capilary pressure mengakibatkan garam dan air mengalir dari
rongga kapiler ke rongga interstitial, sedangkan osmotic colloid pressure akan
menarik garam dan air dari rongga interstitial kearah rongga kapiler. Kondisi ini
66
- Penyakit-penyakit neuromuskuler
- Usia lebih dari 55 tahun.
FUNGSI RESPIRASI DAN NON RESPIRASI DARI PARU
1. Respirasi : pertukaran gas O² dan CO²
2. Keseimbangan asam basa
3. Keseimbangan cairan
4. Keseimbangan suhu tubuh
5. Membantu venous return darah ke atrium kanan selama fase inspirasi
6. Endokrin : keseimbangan bahan vaso aktif, histamine, serotonin, ECF dan
angiotensin
7. Perlindungan terhadap infeksi: makrofag yang akan membunuh bakteri
Mekanisme Pernafasan
Agar terjadi pertukaran sejumlah gas untuk metabolisme tubuh diperlukan usaha
keras pernafasan yang tergantung pada:
1. Tekanan intar-pleural
Dinding dada merupakan suatu kompartemen tertutup melingkupi paru. Dalam
keadaan normal paru seakan melekat pada dinding dada, hal ini disebabkan karena
ada perbedaan tekanan atau selisih tekanan atmosfir ( 760 mmHg) dan tekanan
intra pleural (755 mmHg). Sewaktu inspirasi diafrgama berkontraksi, volume
rongga dada meningkat, tekanan intar pleural dan intar alveolar turun dibawah
tekanan atmosfir sehingga udara masuk Sedangkan waktu ekspirasi volum rongga
dada mengecil mengakibatkan tekanan intra pleural dan tekanan intra alveolar
meningkat diatas atmosfir sehingga udara mengalir keluar.
2. Compliance
Hubungan antara perubahan tekanan dengan perubahan volume dan aliran dikenal
sebagai copliance.
Ada dua bentuk compliance:
- Static compliance, perubahan volum paru persatuan perubahan tekanan saluran
nafas ( airway pressure) sewaktu paru tidak bergerak. Pada orang dewasa muda
normal : 100 ml/cm H2O.
68
CAIRAN DEXTROSE
Cairan Dextrose 5%
Dextrose adalah nama kimia dari D-glukosa monohidrat yang didapat dari
hidrolisis pati; biasanya diberikan melalui infuse intravena. Dipakai juga sebagai
diuretic dan dextrose sendiri atau dalam kombinasi dengan bahan lain dipakai
untuk berbagai keperluan klinik.
70
Pada kasus Abang Terminal, cairan yang seharusnya diberikan adalah garam
isotonic yang ditetes dengan cepat (hati-hati terhadap asidosis hiperkloremia) atau
dengan cairan garam seimbang seperti Ringer Laktat dengan jarum besar
sebanyak 2-4 liter dalam waktu 20-30 menit. Ringer laktat adalah larutan steril
kalsium klorida, kalium klorida, natrium klorida, dan natrium laktat dalam cairan
suntik diberikan sebagai cairan dan pengisi elektrolit, melalui infuse intravena.
Selain ringer laktat, cairan fisiologis (NaCl 0,9%) juga dapat diberikan sebagai
pertolongan pertama. Akan tetapi NaCl hanya mampu bertahan sekitar 5 menit di
intravascular, tidak seperti ringer laktat yang mampu bertahan 20-30 menit di
intravascular. Itulah sebabnya penggunaan Ringer Laktat lebih sering daripada
NaCl.
Disusun oleh Teasdale dan Jennett in Glasgow pada tahun 1974 di Scotlandia.
Terdiri dari 3 kolom daftar penilaian yaitu:
a. Membuka mata
Ada tiga aspek yang dinilai, yaitu reaksi membuka mata (eye opening), reaksi
berbicara (verbal respons), dan reaksi gerakan lengan serta tungkai (motor
respons). Dengan Glasgow Coma Scale (GCS), cedera kepala dapat
diklasifikasikan menjadi:
Dinilai anggota gerak yang memberikan reaksi paling baik dan tidak dinilai
pada anggota gerak dengan fraktur/kelumpuhan. Biasanya dipilih lengan
karena gerakannya lebih bervariasi daripada tungkai.
a. a.mengikuti perintah : 6
b. adanya gerakan untuk menyingkirkan rangsangan yang diberikan pada
beberapa tempat : 5
c. gerakan fleksi cepat disertai dengan abduksi bahu : 4
d. fleksi lengan disertai aduksi bahu
e. ekstensi lengan disertai aduksi
f. tidak ada gerakan