You are on page 1of 42

STATUS PSIKIATRI

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. IY

Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia : 34 tahun

Tempat & tanggal lahir : Jakarta, 1977

Bangsa/suku : Indonesia/ Sunda

Agama : Islam

Pendidikan : SLTA

Pekerjaan : Wiraswasta

Status Pernikahan : Menikah

Alamat : Jl. Ulu Jami Raya No. 18 Rt. 01 Rw. 04 Pesanggrahan

Tanggal masuk RSJSH : 16 Maret 2011

Riwayat Perawatan :

Pasien pertama kali di rawat di Rumah Sakit Jiwa yakni tanggal 16 Maret 2011 di
Rumah Sakit Jiwa Soeharto Herdjan.

II. RIWAYAT PSIKIATRI

Autoanamnesis : dilakukan pada tanggal 21, 23, 24 Maret 2011

Alloanamnesis : dilakukan pada tanggal 26 maret 2011

A. Keluhan Utama
1
Merusak barang dirumah, bermain dengan benda tajam, berjalan mondar-
mandir tidak bisa tidur, bicara sendiri, tidak mau mandi, sering kali pergi dari
rumah tanpa kabar dan tidak kembali ke rumah.

B. Riwayat Gangguan Sekarang

Pasien masuk pada tanggal 16 maret 2011 karena kerap kali merusak barang
dirumah, berjalan mondar-mandir dan tidak bisa tidur , berbicara sendiri, tidak
mau mandi dan sering kali pergi dari rumah tanpa kabar dan tidak kembali.
Karena keluarga sudah tidak sanggup menangani maka pasien dibawa ke
RSJSH. Sebelumnya pasien tinggal dengan orang tua di pesanggrahan. Dua
tahun yang lalu ibu kandung pasien meninggal disebabkan oleh jantung.
Hubungan pasien dan ibu kandungnya sangat dekat dikarenakan pasien adalah
anak tunggal sehingga seluruh keinginan pasien selalu dituruti. Semenjak saat
itu pasien menjadi murung, sering kali menyendiri dan berbicara sendiri.
Pasien juga kerap sulit tidur pada malam hari. Selain itu tujuh bulan yang lalu
pasien juga di tinggal pergi oleh istri dan anaknya. Menurut keluarga saat itu
pasien sangat sedih hingga pasien menjadi diam, semakin sering berbicara
sendiri, tidak mau mandi, pergi keluar rumah tanpa kabar dan tidak kembali.
Selain itu pasien kerap tidak tidur dan merusak barang-barang dirumah. Dalam
seminggu terakhir pasien semakin sering merusak barang dan memainkan
benda tajam dirumah yang membuat keluarga takut dan memutuskan untuk
membawa pasien ke RSJSH.

Pada saat dilakukan wawancara pasien menyadari sedang dirawat di rumah


sakit namun tidak mengetahui kalau sedang dirawat di rumah sakit jiwa.
Pasien juga mngatakan bahwa pasien tidak sakit dan diajak pergi oleh ayah
dan dua orang saudaranya. Ketika ditanya siapa saja yang ikut mengantarkan,
pasien mengatakan ayahnya, saudara abdul dan orang yang mirip dengan
saudaranya Aan tapi pasien tidak kenal orang tersebut. Namun ketika
ditanyakan kepada keluarga, memang yang mengantarkan pasien adalah ayah
pasien, Abdul dan Aan. Pasien juga menceritakan tentang ibu tiri pasien,
setelah ditanyakan ke keluarga, tidak ada nama yang disebutkan pasien. Pasien
selalu mengatakan bahwa ibu tiri pasien adalah orang yang jahat dan
2
perhitungan dengan pasien. Pasien mengatakan ibu tiri dan ayah kandungnya
telah lama menikah. Pasien juga menceritakan bahwa ada seseorang yang
jahat pada dirinya dengan mengoleskan telur busuk ke kepala pasien. Namun
saat ditanyakan kekeluarga pasien, pihak keluarga mengatakan saat itu
dibasuhkan air ke kepala pasien saat dilakukan pengobatan alternatif, namun
pasien selalu merasa bahwa yang dibasuhkan adalah telur busuk. Pasien juga
mengatakan ada seseorang yang membunuh ibunya dengan memberi racun
melalui air yang pasien minumkan ke ibunya. Pasien juga mengatakan bahwa
istri dan anak pasien bersalah kepada pasien karena tidak mau menurut setiap
kali diberi tau sesuatu. Pasien mengatakan bahwa pasien menikah sekali dan
memiliki anak laki-laki yang sedang bersekolah di taman kanak-kanak. Pasien
juga mengatakan telah berpisah dengan istrinya sejak lama. Ketika ditanyakan
apakah pasien sering bermain dengan teman-teman sebangsal pasien hanya
menggelengkan kepala dan mengatakan tidak peduli. Saat ditanyakan
pendidikan terakhir pasien, pasien mengatakan pendidikan terakhir pasien
SMP. Pasien juga mengatakan bahwa pasien memiliki adik angkat laki-laki,
namun ketika di tanyakan kekeluarga tidak ada ada anak angkat di keluarga
pasien. Pasien mengetahui bahwa pasien sendang di rawat di rumah sakit, tapi
pasien mengtakan tidak tau nama rumah sakit tempat pasien di rawat, didaerah
jakarta bagian mana grogol berada, dan nama Presiden Republik Indonesia.
Ketika ditanyakan apakah pasien mandi, pasien menolak mandi karena ingin
mandi di rumah pasien saja. Pasien juga kerapkali mengatakan ingin pulang
kerumah dan ingin meminjam telepon kepada pewawancara untuk minta di
jemput, namun ketika ditanyakan nomor telepon saudaranya, pasien hanya
menunduk dengan wajah seperti berpikir keras. Pada upaya bina raport ke dua,
saat diakukan wawancara pasien belum mandi sejak kemarin dan menolak
mandi karena pasien ingin mandi di rumah. Pasien juga kerap kali diam saat
diajukan pertanyaan dan menunduk. Saat ditanyakan apakah ada suara-suara
yang menyuruh atau berbicara selain pewawancara pasien menyangkalnya.
Pasien juga mengatakan kerap melihat setan yang berkeliaran di rumahnya,
namun saat ditanyakan apakah orang lain juga melihatnya pasien
menyangkalnya dan mengatakan hanya pasien yang bisa melihatnya. Pada
bina raport ke tiga, pasien sudah mandi dan hanya mengatakan ingin sekali
bisa kembali kerumah dan mengatakan keluarga pasien menjenguknya pada
3
hari kamis, dan mengatakan akan menjemput pasien pada hari rabu minggu
depan. Saat ditanyakan kepada keluarga apakah ada yang menjenguk pasien,
keluarga pasien mengatakan bahwa memang keluarga menjenguk pasienpada
hari kamis dan akan menjemput pasien pada hari rabu minggu depan.

C. Riwayat gangguan Sebelumnya

a. Riwayat gangguan psikiatri

Pasien pertama kali menunjukkan gejala pada tahun 2006 saat itu
pasien baru saja menikah namun ditinggal pergi oleh istri pertamanya.
Pasien menunjukkan gejala yakni sering kali diam, melamun, kerap
berbicara sendiri, dan sulit tidur. Oleh keluarga pasien dibawa ke
rumah sakit fatmawati untuk diperiksa namun pasien hanya diberikan
obat dan tidak dirawat. Setelah itu pasein menunjukkan perbaikan
namun keluarga lupa nama obat yang diberikan. Kurang dari 7 bulan
setelah ditinggal oleh istri pertama, pasien dinikahkan dengan istri
kedua. Pernikahan berlangsung selama lima tahun dan memperoleh
satu orang anak laki-laki, namun istri pasien meninggalkan pasien dan
membawa serta anaknya. Pada 2 tahun sebelum ditinggalkan oleh istri
pasien, ibukandung pasien meninggal karena penyakit jantung. Pasien
memiliki hubungan yang sangat dekat dengan ibunya. Menurut
keluarga pasien meninggalnya ibu pasien dan kepergian istri serta anak
pasienlah yang membuat pasien sangat sedih dan setelah itu pasien
menjadi semakin pendiam, suka berbicara sendiri, sulit tidur, kerap
merusak barang, pergi meninggalkan rumah dan sering kali tidak
pulang dan tidak mau mandi. Hal tersebut berlangsung lebih kurang 8
bulan yang lalu. Dalam seminggu terakhir sulit tidur dan kebiasaan
merusak barang semakin seringa dan mengganggu. Selain itu pasien
kerap memainkan benda tajam yang membuat keluarga takut. Hal
itulah yang membuat keluarga memutuskan membawa pasien untuk
dirawat di RSJSH.

4
b. Riwayat gangguan medik

Pasien tidak memiliki riwayat penyakit organik yang serius,


kecelakaan maupun operasi.

c. Riwayat penggunaan obat psikoaktif

Pasien adalah seorang perokok sejak SMA dan mengkonsumsi rokok


kira-kira 2 batang sehari. Pemakaian obat-obatan terlarang dan alkohol
disangkal oleh keluarga pasien.

D. Riwayat Gangguan Pribadi

a. Riwayat Prenatal dan Perinatal

Semasa hamil, ibu pasien tidak pernah sakit. Pasien lahir cukup bulan,
spontan dan ditolong oleh bidan. Tidak ada trauma lahir dan cacat bawaan.
Pasien merupakan anak tunggal.

b. Masa Kanak Awal (0-3 tahun)

Masa ini dilalui dengan bai, tumbuh kembang pasien normak seperti anak
seusianya. Tidak ada riwayat trauma, jatuh, kejang ataupun kejang demam.
Tidak pernah menderita penyakit yang serius sehingga perlu penanganan
khusus.

c. Masa Kanank pertengahan (3-11 tahun)

Tumbuh kembang baik dan normal seperti anak seusianya. Pasien mulai
bersekolah diusai 6 tahun, prestasi belajar pasien cukup dan tidak pernah
tinggal kelas. Pasien sering bbermain dengan teman-teman di sekolah dan
lingkungan rumah

5
d. Masa Kanak Akhir (Pubertas- remaja)

i. Hubungan Sosial

Pasien cukup supel dalam bergaul

ii. Riwayat Pendidikan

SD : Pasien menjalani pendidikan SD selama 6 tahun di pesantren

Al-Munawaria dan tidak pernah tinggal kelas, dengan prestasi

belajar yang cukup.

SMP : Pasien menyelesaikan SMP dalam waktu 3 tahun di pesantren

Al-Munawaria. Sepengetahuan keluarga, hubungan pasien

dengan guru dan teman baik.

SMA : Diselesaikan tepat waktu di pesantren Al-Munawaria, prestasi

belajar pasien rata-rata.

iii. Riwayat Psikoseksual

Pasien menikah dua kali. Istri pertama pasien meninggalkan pasien


pada malam pernikahan, karena dipaksa menikah oleh keluarga.
Pernikahan dengan istri kedua juga di jodohkan. Pasien memiliki anak
dari pernikahan ke dua, yakni seorang anak laki-laki, namun 7 bulan
yang lalu pasien ditinggal pergi oleh istri dan anaknya.

6
iv. Riwayat Agama

Pasien beragama islam dan taat dalam beribadah.

e. Masa Dewasa

a. Riwayat pekerjaan

Pasien tidak pernah bekerja

b. Riwayat Perkawinan

Pasein telah menikah dua kali. Dari pernikahan pertama pasien tidk
memiliki anak dan dar pernikahan kedua memiliki satu orang anak
laki-laki berusia lima tahun.

c. Riwayat aktivitas sosial

Menurut keluarga, pasien termasuk orang yang pendiam. Namun


masih bergaul dengan keluarga dan orang-orang disekitar rumah
pasien

E. Riwayat Keluarga

Pasien merupakan anak tunggal. Pasien berasal dari keluarga yang


berpendidikan. Pasien berasal dari keluarga bersuku sunda. Pasien sudah
menikah dan memiliki satu orang anak laiki-laki berusia lima tahun. Pasien
ditinggal pergi oleh istri dan anaknya tujuh bulan yang lalu, menurut keluarga
disebabkan oleh karena pasien tidak bekerja dan kebutuhan keluarga yang
dulu selalu dicukupi oleh ibu pasien semenjak meninggalnya ibu tidak lagi
dipenuhi seperti dulu. Pasien tinggal bersama orang tua pasien. Pasien
semenjak kecil dimanja oleh ibu dan seluruh kebutuhannya selalu dipenuhi.

7
Keterangan:

: wanita : meninggal

: pria : pasien

F. Riwayat Ekonomi Sekarang


8
Pasien tidak bekerja dan seluruh kebutuhan dipenuhi oleh orang tua pasien.
pasien saat ini di rawat dengan biaya SKTM.

G. Persepsi Pasien Terhadap Diri dan Lingkungan

Pasien sadar sedang dirawat di rumah sakit namun tidak tau nama rumah sakit
dan rumah sakit jiwa. Pasien juga menyangkal kalo saat ini pasien sedang
sakit.

III.STATUS MENTAL

A. Deskripsi Umum

a. Penampilan Umum

Pasien laki- laki usia 34 tahun, berpenampilan fisik sesuai dengan


usianya. Bertumbuh pendek dan kurus. Rambut pendek lurus
berwarna hitam, kulit sawo matang, berpakaian kurang rapi dan
tercium bau badan. Saat dilakukan wawancara pasien sedang duduk
sendiri menatap kosong kedepan, saat di wawancara pasien
mengenakan kaos berwarna biru polos, celana pendek coklat tanpa
menggunakan alas kaki. Kebersihan dan kerapihan diri kurang.
Ekspresi wajah tampak serius dan kontak mata dengan pewawancara
cukup baik namun sering kali pasien menunduk setiap kali diajukan
pertanyaan. Terkadang pasien memberikan jawaban yang tidak sesuai
dengan pertanyaan, dengan nada yang pelan seperti bergumam
sehingga sulit didengar. Jawaban yang diberikan pasien sering kali
berbeda bila ditanyakan pada sesi wawancara yang lain.

b. Kesadaran

Kesadaran Neurologis: kompos mentis

Kesadaran Psikologis : terganggu


9
Kesadaran Sosial : terganggu

c. Pembicaraan

Pasien menjawab pertanyaan dengan spotan namun sering kali terdiam


nampak berpikir dengan wajah yang serius dan ketika memberikan
jawaban seing kali tidak berhubungan dengan pertanyaan yang
diajukan oleh pewawancara, jawaban sering kali berubah-ubah, tidak
berhubungan. Kontak mata dengan pewawancara cukup baik, namun
sering kali menunduk saat diberikan pertanyaan.

d. Prilaku dan Aktivitas Psikomotor

• Sebelum wawancara : Pasien sedang


duduk sendirian di bangsal Puri
Nurani, dengan wajah datar tanpa
ekspresi dan tatapan kosong ke satu
arah.

• Selama wawancara : Pasien duduk dan


menjawab pertanyaan dengan spontan.
Kontak mata cukup baik namun sering
kali pasien menunduk ketika diajukan
pertanyaan. Jawaban yang diberikan
seing kali tidak sesuai dengan
pertanyaan pewawancara dan dengan
suara pelan.

• Sesudah wawancara : Pasien duduk


dengan kepala yang ditundukkan.

e. Sikap terhadap pemeriksa

Kooperatif

B. Alam Perasaan

10
a. Mood : Euthym

b. Ekspresi afektif

Stabilitas : Stabil

Pengendalian : Cukup

Echt/Unecht : Echt

Empati : tidak dapat diraba rasakan

Dalam/ Dangkal : dangkal

Skala Diferensiasi : menyempit

Keserasian : tidak serasi

C. Gangguan Persepsi

• Halusinasi : Halusinasi visual

• Ilusi : tidak ada

• Depersonalisasi: tidak ada

• Derealisasi : tidak ada

D. Fungsi Kognitif

• Taraf pendidikan : SLTA

Taraf pengetahuan : kurang

Taraf kecerdasan : kurang

• Daya konsentrasi : kurang

• Daya orientasi personal : cukup

Daya orientasi waktu : cukup


11
Daya orientasi tempat : kurang

• Daya ingat jangka panjang : kurang

Daya ingat angka pendek : cukup

Daya ingat sesaat : cukup

• Pikiran abstrak : kurang

• Kemampuan menolong diri : kuramg

E. Proses Pikir

• Arus pikir

i. Produktivitas : cukup

ii. Kontinuitas pikiran : flight of idea

iii. Hendaya berbahasa : tidak ada

• Isi pikir

i. Preokupasi : ada

ii. Waham : curiga, cemburu

F. Pengendalian Impuls : Kurang

G. Daya Nilai

• Daya nilai social : Kurang

• Uji daya nilai : Kurang

• Daya penilaian realitas : Kurang

H. Tilikan : Derajat I
12
I. Taraf : Dapat dipercaya

IV. STATUS FISIK

A. Keadaan Umum : Baik

B. Kesadaran : Compos Mentis

C. Tanda Vital :

• Tekanan darah: 110/80 mmHg

• Nadi : 88x/menit

• Suhu : 36,2°C

• Pernafasan : 18x/menit

D. Kepala : Normocephali, rambut hitam, distribusi merata

E. Mata : Pupil bulat, isokor, refleks cahaya langsung +/+,


konjungtiva

anemis -/-, sklera ikterik -/-

F. Telinga : Normotia, serumen -/-

G. Hidung : Bentuk normal, sekret -/-, deviasi septum (-)

H. Mulut : Bibir tidak kering, oral hygiene buruk

I. Tenggorokan : Faring tidak hiperemis, T1/T1 tenang

J. Leher : KGB tidak teraba membesar, trakea lurus ditengah,


kelenjar

tiroid tidak teraba membesar.

K. Thoraks : Cor : S1S2 Reguler, Murmur -, Gallop -

13
Pulmo : Suara Nafas Vesikuler, Ronchi -/-, Wheezing -/-

L. Abdomen : Datar, supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba

membesar

M. Ekstremitas : Akral hangat

N. Status Neurologik :

• Tanda rangsang meningeal : Tidak ada

• Refleks fisiologis : Normal

• Refleks patologis : Tidak ada

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Pasien laki-laki usia 34 tahun berperawakan pendek kurus, dengan kerapihan dan
kebersihan kurang. Pasien duduk sendiri dengan wajah datar dan menatap kosong
kedepan. Pasien kooperatif saat tanya jawab, namun jawaban pasien kerap kali
berbeda dengan apa yang ditanyakan pewawancara. Pasien juga kerap menunduk
dan diam saat diajukan pertanyaan.

Pasien diantar keluarga pada 16 maret 2011 dikarenakan merusak barang dan
bermain dengan benda tajam, berjalan mondar mandir, sulit tidur, berbicara
sendiri, dan sering pergi dari rumah tanpa kabar dan tidak kembali.

Menurut keluarga pasien mulai menunjukkan gejala pada lima tahun yang lalu
saat pasien ditinggal pergi oleh istri pertamanya. Saat itu pasien dibawa berobat ke
Rumah Sakit Fatmawati namun hanya berobat jalan dan keluarga lupa obat apa
yang diberikan. Saat itu keadaan pasien membaik. Pasien menunjukkan gejala
kembali saat ibu pasien meninggal karena penyakit jantung dan semakin berat saat
istri kedua pasien meninggalkannya dan membawa serta anaknya. Pasien memiliki
seorang anak laki-laki berusia lima tahun yang saat ini tinggal bersama dengan
ibunya.Pasien berasal dari keluarga yang cukup berpendidikan. Pasien lulusan
pesantren.

14
Pada saat dilakukan wawancara pasien mengetahui bahwa pasien sedang dirawat
di rumah sakit, namun pasien tidak tau nama rumah sakit dan rumah sakit jiwa.
Pasien juga merasa sehat dan tidak tau alasan pasien dirawat. Pasien mengatakan
melihat seseorang yang bukan saudaranya mengantarkannya ke rumah sakit
padahal orang tersebut adalah saudara pasien bernama Aan. Pasien juga
mengatakan memiliki ibu tiri namun ketika di konfirmasi dengan keluarga pasien
tidak memiliki ibu tiri. Pasien mengatakan ibu tiri nya jahat dan perhitungan
terhadaap pasien. Pasien juga mengatakan ada orang yang ingin jahat dengannya
mengoleskan telur busuk di kepala pasien, namun menurut keluarga bukan telur
busuk yang dioleskan melainkan air putih saat pasien melakukan pengobatan
alternatif. Pasien mengatakan ada seseorang yang membunuh ibunya dengan
memberikan racun pada air minum yang pasien minumkan kepada ibunya. Selain
itu pasien juga mengatakan bahwa istri dan anaknya bersalah padanya karena
tidak menurut pada apa yang dikatakan pasien. pasien juga tidak mau berinteraksi
dengan teman-teman sebangsalnya. Ketika ditanyakan pendidikan terakhir pasien,
pasien mengatakan pendidikan terakhirnya adalah SMP. Pasien juga mengatakan
memiliki adik angkat laki-laki namun menurut keluarga pasien tidak memiliki
adik angkat. Pasien juga menolak mandi karena ingin mandi di rumah.

Pada bina raport ke dua, saat diwawancara pasien belum mandi dan ingin mandi
dirumah. Ketika ditanyakan apakah ada suara-suara yang menyuruh pasien ada
berbicara sesuatu pasien menyangkalnya. Pasiennya juga mengatakan kerap
melihat setan dan hanya pasien yang dapat melihatnya.

Pada bina raport ke tiga pasien mengatakan di jenguk keluarganya pada hari kamis
dan akan di jemput pulang pada hari rabu minggu depan. Saat dikonfirmasi
keluarga memang pasien dijenguk keluarganya pada hari kamis dan akan di
jemput pulang pada hari rabu minggu depan.

Dari status psikiatri ditemuakan:

a. Kesadaran

Kesadaran neurologis : compos mentis

Kesadaran psikologis : tampak terganggu

15
Kesadaran sosial : tampak terganggu

b. Sikap terhadap pemeriksa

kooperatif

c. Alam perasaan

Mood : Euthym

Ekspresi Afektif : stabil, pengendalian cukup, echt, empati tidak

dapat diraba rasakan, dangkal, skala

differensiasi menyempit, afek tidak serasi.

d. Gangguan persepsi : tidak ada

e. Proses pikir : terdapat flight of idea, waham curiga dan

cemburu

f. Tilikan : derajat I

g. Taraf : Tidak dapat dipercaya

VI. FORMULASI DIAGNOSTIK

A. Aksis I : Gangguan Klinis dan kondisi lainnya yang mungkin menjadi

fokus perhatian klinis.

I. Gangguan psikotik, karena adanya hendaya berat dalam menilai realitas, yang
dibuktikan dengan adanya:

• Waham : curiga dan cemburu

• Halusinasi : visual

II. Psikosis fungsional karena


16
• Tidak adanya penurunan kesadaran neurologis

• Tidak adanya faktor organik spesifik yang dinilai memiliki hubungan


etiologi terhadap gangguan tersebut

• Tidak ada riwayat ketergantungan dan penggunaan obat psikoaktif


serta ketergantungan alkohol

Berdasarkan DSM IV kasus ini dapat digolongkan ke dalam:

a. Skizofrenia karena

a. Terdapat gejala karakteristik yang bermakna 2 atau lebih selama satu bulan (atau

kurang jika diobati dengan berhasil) berupa:

• Halusinasi : halusinasi visual

• Waham : wahm curiga dan cemburu.

• Bicara terdisorganized : asosiasi longgar

• Gejala negatif : Menarik diri, afek tumpul.

b. Terdapat disfungsi sosial dan pekerjaan:

Untuk bagian waktu yang bermakna sejak onset gangguan, satu atau lebih fungsi
utama, seperti pekerjaan, hubungan interpersonal, atau perawatan diri, adalah jelas di
bawah tingkat yang dicapai sebelum onset (atau jika onset pada masa anak-anak atau
remaja, kegagalan untuk mencapai tingkat pencapaian interpersonal, akademik atau
pekerjaan yang diharapkan).

c. Durasi: tanda gangguan terus menerus menetap selama sekurang-kurangnya 6


bulan.

Periode 6 bulan ini harus masuk sekurang - kurangnya 1 bulan gejala (atau kurang
bila diobati dengan berhasil) yang memenuhi kriteria A (yaitu gejala fase aktif) dan
mungkin termasuk periode gejala prodromal atau residual. Selama periode prodromal
atau residual, tanda gangguan mungkin dimanifestasikan hanya oleh gejala negatif
17
atau 2 atau lebih gejala yang dituliskan dalam kriteria A dalam bentuk yang
diperlemah (misalnya keyakinan yang aneh, pengalaman persepsi yang tidak lazim).

d. Penyingkiran gangguan skizoafektif dan gangguan suasana perasaan :

Gangguan skizoafektif dan gangguan suasana perasaan dengan ciri psikotik


telah disingkirkan karena : (1) tidak ada episode berat, manik, atau campuran yang
telah terjadi bersama-sama dengan jelas fase aktif, atau (2) jika episode suasana
perasaan telah terjadi selama gejala fase aktif, durasi totalnya adalah relatif singkat
dibandingkan durasi periode aktif residual.

e. Penyingkiran gangguan akibat zat atau kondisi medis umum :

Gangguan tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya
obat yang disalahgunakan, satu medikasi) atau suatu kondisi medis umum.

f. Terdapat adanya hubungan dengan gangguan perkembangan pervasif:

Jika terdapat adanya riwayat adanya gangguan autistik atau gangguan perkembangan
pervasif lainnya, diagnosis tambahan skizofrenia dibuat hanya jika waham atau
halusinasi yang menonjol juga ditemukan sekurang-kurangnya 1 bulan (atau kurang
jika diobati secara berhasil).

b. Berdasarkan PPDGJ III kasus iini digolongkan ke dalam skozofrenia paranoid


karena:

• Gambaran klinis di dominasi oleh waham-waham yang secara relatif stabil


sering kali bersifat paranoid, biasanya disertai halusinasi-halusinasi,
terutama halusinasi pendengaran dan gangguan-gangguan persepsi.
Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan serta gejala-gejala
katatonik tidak menonjol

18
B. Aksis II : Gangguan Kepribadian dan Retardasi Mental

Tidak didapatkan adanyan gangguan kepribadian dan retardasi mental

C. Aksis III : Kondisi Medis Umum

Tidak ditemukan adanya kelainan atuapun penyakit sistemik

D. Aksis IV : Problem Psikososial dan Lingkungan

Gejala mulai muncul setelah ditinggal pergi istri pertama dan muncul kembali
saat ibu pasien meninggal dan pasien ditinggal pergi oleh istri kedua dan
anaknya

E. Aksis V : Penilaian Fungsi Secara Global

Skala GAF: 60-51 (beberapa gejala sedang, disabilitas sedang)

VII. EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis I : Skizofrenia paranoid

Aksis II : tidak ada diagnosis

Aksis III : tidak ada penyakit kelainan

Aksis IV : terdapat stressor psikososial

Aksis V : GAF scale 60-51

19
VIII. DAFTAR MASALAH

A. Organobiologik

Tidak terdapat faktor herediter dan penyakit sistemik

B. Psikologik

Terdapat waham curiga dan cemburu. Terdapat halusinasi visual.

C. Sosiobudaya

Hendaya dalam fungsi sosial dan budaya

IX. PROGNOSIS

i. Faktor yang memperberat

• Pasien ditinggal meninggal ibu pasien

• Pasien ditinggal pergi istri dan anaknya

• Durasi kronik

• Telah menglami gejala yang sama sebelumnya

ii. Faktor yang memperingan

• Pasien berpendidikan cukup

• Tidak ada faktor hereditier

• Terjadi diusia tua

X. PENATALAKSANAAN

20
A. Psikofarmaka :

Risperidon 2 X 2 mg

Trihexylphenidin 3 X 2 mg

Clozapine 1 X 25 mg

trifluoperazine 2 X 5mg

B. Psikoterapi :

• Psikoterapi supportif dengan dukungan keluarga

• Memberikan kepada pasien kesempatan menceritakan masalahnya dan


meyakinkan pasien bahwa pasien sanggup mengatasi masalah yang
dihadapi dengan menjelaskan kepada pasien bahwa gejala penyakit akan
berkurang jika pasien minum obat.

• Membantu pasien melatih cara mengendalikan emosi

• Membantu pasien mengerti keadaan yang terjadi pada dirinya sekarang


dan memperbaiki tilikan pasien dan melatih pasien menyesuaikan diri
dengan lingkundan dan warga sekitar.

C. Sosioterapi :

• Melibatkan pasien dalam kegiatan RSJSH seperti kegiatan terapi


kelompok

• Melibatkan pasien dalam kegiatan rumah sakit sesuai dengan


kemampuan

• Melibatkan pasien berinteraksi dengan pasien lain

• Memotivasi pasien agar lebih rajin beribadah

21
D. Terapi Keluarga :

• Bertujuan memberikan pengetahuan tentang scizofrenia. Hal-hal yang


dijelaskan kepada keluarga pasien berupa pengenalan tanda-tanda
kekambuhan secara dini, peranan dari pengobatan, antisipasi dari efek
samping pengobatan, dan peran keluarga terhadap penderita skizofrenia.

• Sebagai pengontrol pasien agar mau secara rutin mengkonsumsi obat-


obatan.

22
XI. CUPLIKAN WAWANCARA

Wawancara dilakukan dibangsal Purin Nurani, pada hari Senin, tanggal 21 Maret 2011

21 Maret 2011, Bangsal Puri Nurani

D : Dokter muda ira

P : Pasien Tn. IY

D : Selamat pagi bapak, nama saya dokter muda ira (mengulurkan tangan)

P : Hanya sedikit tersenyum dan memberi salam tanpa mau berjabat tangan

D : nama bapak iswadi yahya?

P : iya, andi

D : boleh kita ngobrol-ngobrol sebentar pak? (duduk disamping pasien)

P : hanya mengangguk

D : bapak sejak kapan ada disini?

P : kemarin

D : kesini diantar siapa?

P : diantar ayah, abdul dan orang yang mirip Aan, tapi bukan Aan

D : bagaimana ceritanya bapak bisa sampe ke sini?

P : naik mikrolet merah 06, kuning 07 sama dudung. Dia jahat sama saya narik saya
sampe saya jatuh dari pohon. Bengkel bunga.

D : memang bapak tinggal dimana?

P : bengkel bunga sebelah rumah cing uul. Yang punya namanya abdul.

D : bapak rumahnya dimana?


23
P : di ulu jami

D : bapak tinggal sama siapa?

P : sama haji nasir sama haji romlah, orangnya perhitungan, rinso aja di itung-itung.
Saya dikasih makanan bekas. Sabun mandi aja ditakar jadi saya gak bisa mandi.

D : memang haji nasir itu siapa?

P : bapak

D : haji romlah itu siapa?

P : ibu tiri saya

D : memang ibu kandung bapak namanya siapa?

P : haji muawiah. Kasih minum, pas bawa kesana minumannya dimasukin racun trus
pas diminum mati

D : memang ada yang jahat sama bapak?

P : pasien menunduk sambil bergumam

D : bapak benci sama haji romlah?

P : benci, saya di kasih telur trus kepala saya dilumurin sama telur.

D : bapak pernah mendengar suara-suara yang memberi perintah atau membicarakan

bapak?

P : pasien hanya menggelengkan kepala, tidak

D : kalo melihat sesuatu yang hanya bisa dilihat oleh bapak?

P : dirumah ada, setan, putih, kepalanya gak ada, belakangnya bolong.

D : bapak sekolahnya sampai apa?

P : SMP

D : bapak sudah menikah?

24
P : sudah, anak saya nakal, susah diatur.

D : bapak nikah berapa kali?

P : 1 kali

D : anak bapak laki atau perempuan?

P : laiki-laik

D : usia nya berapa tahun?

P : dulu sih masih TK, anak saya sama istri gak mau nurut, sama saya mau nurut, suka

saya peluk.

D : istri bapak dimana?

P : dirumahnya, istri saya salah sama saya, dia gak mau nurut sama saya.

D : bapak tau bapak sekarang di mana?

P : dirumah sakit di grogol

D : nama rumah sakitnya apa?memang grogol dimana?

P : gak tau, faatmawati mungkin. Di jakarta selatan, eh salah jakarta utara.

D : bapak tau nama presiden kita?

P : yusuf kala eh bukan suharto

D : bapak punya saudara?

P : punya adik angkat laki-laki

D : anak bapak tinggal sekarang dimana?

P : dibawa sama istri

D : bapak dulu kerja?

P : serabutan , dokter saya pingin pulang

D : iya nanti bapak pulang kalo sudah sembuh ya, memang bapak merasa gak sakit?
25
P : pasien hanya menggelengkan kepala

D : kalo sedang santai biasanya bapak melakukan apa?

P : pasien hanya diam

D : bapak tadi makan? Enak gak makanannya?habis makanannya?

P : makan nasi sama terlur dicabein, sama sayur. Enak. Ngak, direbutin sama orang-

orang itu

D : memang bapak gak kenalan sama teman-teman?

P : pasien hanya diam dan menggelengkan kepal

D : bapak, terimakasih ya sudah mau bincang-bincang dengan saya, saya pamit ya pak

(menjulurkan tangan)

P : pasien hanya memberi salam dan tidak memjabat tangan pewawancara

26
Kronologis Perjalanan Penyakit

Tn. IY, usia 34 tahun, agama islam, tidak bekerja, ibu meninggal dan ditinggal istri dan anaknya, jakarta.

1977 1977-1980 1980-1989 1989-1995 1995-2004 2004-2006 2006 2007-2009 2009 2009-2011

(0 tahun) (0-3 tahun) (3-12 tahun) (12-18 (18-27 (27- (29 tahun) (29-32 (32 tahuun) (32-34
tahun) tahun) 29tahun) tahun) tahun)
Pasien lahir Masa ini Pasien Pasein sangat Pasien tetap Pasien Tujuh Anak Ibu pasien Keluarga
cukup bulan, dilalui merupakan dekat dengan tinggal di diminta bulan pasien meninggal. pasien
secara dengan baik anak yang orang tua pesantren kembali ke setelah lahir. Anak Pasien mulai mencoba
spontan oleh pasien. cukup mudah (terutama Al. rumah oleh ditinggal laki-laki, kembali melakukan
dengan pasien bergaul. ibu), Munawaria. keluarga. oleh istri lahir secara menunjukkan pengobatan
bantuan tergolonga Memiliki hubungan Selama di Sejak itu pertama, spontan dan gejala, alternatif
bidan, tidak anak yang beberapa dengan sana pasien pasien dalam menarik diri namun
ada trauma sehat dengan teman sepupu dan aktivitas bekerja dijodohkan keadaan dari gagaal dan
atau caacat proses dilingkungan teman-teman pasien membantu dan sehat. lingkungan, keadaan
bawaan. Ibu tumbuh sekolah dan yang lain hanya orang tua dinikahkan Tidak kerap pasien tidak
pasien tidak kembang rumah. baik. Selama mengaji, dan bekerja kembali terdapat berbiicara membaik.
mengalamai yang baik, Prestasi sekolah membantu serabutan. dengan istri cacat sendiri, sulit Kondisi
gangguan dan tingkah belajar baik pasien tidak mengurus Menurut kedua. bawaan tidur, terutama ekonomi juga
27
kesehatan laku normal tidak pernah pernah pesantren, keluarga Tidak lama ataupun malam hari menurun
selama sesuai tinggal kelas tinggal kelas, melakukan pasien lebih kemudian penyakit pasien pasien karena tidak
kehamilan. dengan anak dengan aktivitas banyak istri pasien lain. tidak tidur dan ada lagi
Pasien seusianya. prestasi sehari-hari. tidak hamil. Selama kerap jalan- ditanggung
merupakan Pasien tidak belajar rata- bekerja. kurun jalan di dalam oleh ibu
anak tunggal. pernah rata. Pasien waktu ini rumah. pasien.ayah
kejang, dijodohkan seluruh pasien
kecelakaan dan kebutuhan cenderung
maupun dinikahkan keluarga keras karena
operasi oleh orang selalu menganggap
tua, namun ditanggung pasien terlalu
karena oleh orang dimanja oleh
merasa tua pasien ibu
tidak terutama kandungnya.
mencintai ibu pasien Pasien
pasien, istri yang selalu menjadi
pasien memanjaka sering
meninggalk n pasien. merusak
annya dan barang dan
pasien kerap kali
mulai memainkan
menarik benda tajam,
diri dari yang
lingkungan, akhirnya
28
kerap diam membuat
dan keluarga
sesekali pasien
berbicara membawa
sendiri pasien untuk
yang dirawat di
membuat RSJSH
keluarga
membawa
pasien
berobat ke
rumah sakit
fatmawati.

29
Follow Up

Tn. AS, usia 27 tahun, agama islam, tidak bekerja, belum menikah ayah meninggal, jakarta.

Tanggal Subjektive Objektive Planing Assasment

21 Maret 2011 Pasien menjawab jika ditanya, Penampilan: pasien memakai Axis I: Skizofrenia tipe Risperidon 2 X 2 mg
menjawab seperlunya. Sering kaos lenagn pendek dan celana paranoid Trihexylphenidin 3 X 2
kali pasien menunduk dan pendek tanpa alas kaki. mg
Axis II: tidak ada
diam ketika ditanya. Nafsu Kebersihan diri kurang Clozapine 1 X 25 mg
diagnosis
makan kurang dan mengeluh
Kesadaran biologis: Compos trifluoperazine 2 X 5mg
makanan sering berebut Axis III: tidak ada
mentis, TD:110/80 mmHg,HR: Psikoterapi
dengan teman-teman kelaiinan
88x/menit, RR:18x/menit, S:
sebangsalnya. Enggan
afebris Axis IV: terdapat stressor Sosioterapi
berkenalan dengan teman
psikososial berupa
sebangsal. Menceritakan Kesadaran psikologis:
kematian ibu dan istri
keluarganya yang jahat dan Terganggu
membawa serta anaknya
masih mengeluh kalau pasien
Kesadaran sosial: Terganggu pergi dari rumah
tidak sakit tapi kenapa dibawa
ke RS. Pembicaraan: volume pelan, Axis V: Gaf 60-51
sedikit bicara, flight of ideas,

30
kooperatif

Alam perasaan: normothym,


ekspresi afektif stabil,
pengendalian cukup, keserasian
tidk serasi, Echt, dangkal,
empati tidak dapat diraba
rasakan, skala differensiasi
menyempit

Proses pikir: cukup, flight of


idea

Isi pikir: waham curiga,


cemburu

Daya ingat: kurang

Orientasi: kurang

Gangguan persepsi: halusinasi


visual

Tilikan: derajat 1

31
Taraf dapat dipercaya: dapat
dipercaya

22 Maret 2011 Nafsu makan kurang, berbicara Penampilan: pasien memakai Axis I: Skizofrenia tipe Risperidon 2 X 2 mg
masih pelan dan hanya jika kaos lenagn pendek dan celana paranoid
pendek tanpa alas kaki. Trihexylphenidin 3 X 2
ditanya, kooperatif dan pasien
Kebersihan diri kurang Axis II: tidak ada mg
ingin pulang. Pasien enggan
Kesadaran biologis: Compos diagnosis
mandi karena ingin mandi di Clozapine 1 X 25 mg
mentis, TD:120/80 mmHg,HR:
rumah. 88x/menit, RR:18x/menit, S: Axis III: tidak ada
trifluoperazine 2 X 5mg
afebris kelaiinan
Kesadaran psikologis: Psikoterapi
Axis IV: terdapat stressor
Terganggu
psikososial berupa Sosioterapi
Kesadaran sosial: Terganggu
kematian ibu dan istri
Pembicaraan: volume pelan, membawa serta anaknya
sedikit bicara, flight of ideas,
pergi dari rumah
kooperatif

Alam perasaan: normothym, Axis V: Gaf 60-51


ekspresi afektif stabil,
pengendalian cukup, keserasian
tidk serasi, Echt, dangkal,
empati tidak dapat diraba
rasakan, skala differensiasi
menyempit

32
Proses pikir: cukup, flight of
idea

Isi pikir: waham curiga,


cemburu

Daya ingat: kurang

Orientasi: kurang

Gangguan persepsi: halusinasi


visual

Tilikan: derajat 1

Taraf dapat dipercaya: dapat


dipercaya

23 Maret 2011 Nafsu makan kurang, pasien Penampilan: pasien memakai Axis I: Skizofrenia tipe Risperidon 2 X 2 mg
tetap enggan berkenalan kaos lenagn pendek dan celana paranoid
pendek tanpa alas kaki. Trihexylphenidin 3 X 2
dengan teman satu bangsal,
Kebersihan diri kurang Axis II: tidak ada mg
cenderung menjauh dari
Kesadaran biologis: Compos diagnosis
teman-temannya. Pasien Clozapine 1 X 25 mg
mentis, TD:110/80 mmHg,HR:
bersikap kooperatif, tapi hanya 76x/menit, RR:18x/menit, S: Axis III: tidak ada
trifluoperazine 2 X 5mg
bicara jika ditanya. Pasien afebris kelaiinan
mengatakan ingin pulang. Kesadaran psikologis: Psikoterapi
Axis IV: terdapat stressor
Terganggu
psikososial berupa Sosioterapi

33
Kesadaran sosial: Terganggu kematian ibu dan istri

Pembicaraan: volume pelan, membawa serta anaknya


sedikit bicara, flight of ideas, pergi dari rumah
kooperatif
Axis V: Gaf 60-51
Alam perasaan: normothym,
ekspresi afektif stabil,
pengendalian cukup, keserasian
tidk serasi, Echt, dangkal,
empati tidak dapat diraba
rasakan, skala differensiasi
menyempit

Proses pikir: cukup, flight of


idea

Isi pikir: waham curiga,


cemburu

Daya ingat: kurang

Orientasi: kurang

Gangguan persepsi: halusinasi


visual

Tilikan: derajat 1

Taraf dapat dipercaya: dapat

34
dipercaya

24 Maret 2011 Pasien mulai mau berkenalan Penampilan: pasien memakai Axis I: Skizofrenia tipe Risperidon 2 X 2 mg
dengan teman satu bangsal. kaos lenagn pendek dan celana paranoid
pendek tanpa alas kaki. Trihexylphenidin 3 X 2
Namun masih takut
Kebersihan diri kurang Axis II: tidak ada mg
berinteraksi dengan yang lain.
Kesadaran biologis: Compos diagnosis
Nafsu makan pasien belum Clozapine 1 X 25 mg
mentis, TD:110/80 mmHg,HR:
membaik. pasien tetap hana 80x/menit, RR:18x/menit, S: Axis III: tidak ada
trifluoperazine 2 X 5mg
bicara bila ditanya namun afebris kelaiinan
bersikap kooperatif. Kesadaran psikologis: Psikoterapi
Axis IV: terdapat stressor
Terganggu
psikososial berupa Sosioterapi
Kesadaran sosial: Terganggu
kematian ibu dan istri
Pembicaraan: volume pelan, membawa serta anaknya
sedikit bicara, flight of ideas,
pergi dari rumah
kooperatif

Alam perasaan: normothym, Axis V: Gaf 60-51


ekspresi afektif stabil,
pengendalian cukup, keserasian
tidk serasi, Echt, dangkal,
empati tidak dapat diraba
rasakan, skala differensiasi
menyempit

Proses pikir: cukup, flight of

35
idea

Isi pikir: waham curiga,


cemburu

Daya ingat: kurang

Orientasi: kurang

Gangguan persepsi: halusinasi


visual

Tilikan: derajat 1

Taraf dapat dipercaya: dapat


dipercaya

25 Maret 2011 Pasien mengatakan bahwa Penampilan: pasien memakai Axis I: Skizofrenia tipe
pasien dikunjungi keluarga dan kaos lenagn pendek dan celana paranoid
pendek tanpa alas kaki.
akan dijemput pada rabu
Kebersihan diri kurang Axis II: tidak ada
minggu depan, pasien mulai
Kesadaran biologis: Compos diagnosis
mau makan. Pasien masih
mentis, TD:120/80 mmHg,HR:
menolak mandi karena ingin 88x/menit, RR:18x/menit, S: Axis III: tidak ada
mandi di rumah. Pasien mulai afebris kelaiinan
mengenal nama pasien Kesadaran psikologis:
Axis IV: terdapat stressor
sebangsal. Terganggu
psikososial berupa
Kesadaran sosial: Terganggu
kematian ibu dan istri
36
Pembicaraan: volume pelan, membawa serta anaknya
sedikit bicara, flight of ideas, pergi dari rumah
kooperatif
Axis V: Gaf 60-51
Alam perasaan: normothym,
ekspresi afektif stabil,
pengendalian cukup, keserasian
tidk serasi, Echt, dangkal,
empati tidak dapat diraba
rasakan, skala differensiasi
menyempit

Proses pikir: cukup, flight of


idea

Isi pikir: waham curiga,


cemburu

Daya ingat: kurang

Orientasi: kurang

Gangguan persepsi: halusinasi


visual

Tilikan: derajat 1

Taraf dapat dipercaya: dapat


dipercaya

26 Maret 2011 Pasien meminta agar Penampilan: pasien memakai Axis I: Skizofrenia tipe Risperidon 2 X 2 mg
37
pewawancara untuk mengabari kaos lenagn pendek dan celana paranoid
keluarganya agar pendek tanpa alas kaki.
Kebersihan membaik Axis II: tidak ada Trihexylphenidin 3 X 2
menjemputnya hari sabtu,
diagnosis mg
karena pasien ingin sekali Kesadaran biologis: Compos
mentis, TD:110/80 mmHg,HR:
pulang. Nafsu makan pasien Axis III: tidak ada Clozapine 1 X 25 mg
88x/menit, RR:18x/menit, S:
membaik, pasien mulai mau afebris kelaiinan
trifluoperazine 2 X 5mg
mandi.
Kesadaran psikologis: Axis IV: terdapat stressor
Terganggu Psikoterapi
psikososial berupa
Kesadaran sosial: Terganggu kematian ibu dan istri Sosioterapi
Pembicaraan: volume pelan, membawa serta anaknya
sedikit bicara, flight of ideas, pergi dari rumah
kooperatif
Axis V: Gaf 60-51
Alam perasaan: normothym,
ekspresi afektif stabil,
pengendalian cukup, keserasian
tidk serasi, Echt, dangkal,
empati tidak dapat diraba
rasakan, skala differensiasi
menyempit

Proses pikir: cukup, flight of


idea

Isi pikir: waham curiga,

38
cemburu

Daya ingat: kurang

Orientasi: kurang

Gangguan persepsi: halusinasi


visual

Tilikan: derajat 1

Taraf dapat dipercaya: dapat


dipercaya

28 Maret 2011 Pasien mulai berbicara secara Penampilan: pasien memakai Axis I: Skizofrenia tipe Risperidon 2 X 2 mg
jelas, tidak lagi bersuara pelan. kaos lenagn pendek dan celana paranoid Trihexylphenidin 3 X 2
pendek tanpa alas kaki.
Pasien mau berjabat tangan dan mg
Kebersihan membaik Axis II: tidak ada
menanyakan kabar Clozapine 1 X 25 mg
Kesadaran biologis: Compos diagnosis
pewawancara. Pasien juga
mentis, TD:110/80 mmHg,HR: trifluoperazine 2 X 5mg
mulai mandi dan nafsu makan 90x/menit, RR:18x/menit, S: Axis III: tidak ada
pasien membaik. pasien mulai afebris kelaiinan Psikoterapi

aktif dalam kegiatan bersih- Kesadaran psikologis:


Axis IV: terdapat stressor Sosioterapi
bersih dibangsal. Pasien Terganggu
psikososial berupa
mengatakan perasaannya lebih Kesadaran sosial: Terganggu
kematian ibu dan istri
bahagia
Pembicaraan: volume pelan, membawa serta anaknya
sedikit bicara, flight of ideas,

39
kooperatif pergi dari rumah

Alam perasaan: normothym, Axis V: Gaf 60-51


ekspresi afektif stabil,
pengendalian cukup, keserasian
tidk serasi, Echt, dangkal,
empati tidak dapat diraba
rasakan, skala differensiasi
menyempit

Proses pikir: cukup, flight of


idea

Isi pikir: waham curiga,


cemburu

Daya ingat: kurang

Orientasi: kurang

Gangguan persepsi: halusinasi


visual

Tilikan: derajat 1

Taraf dapat dipercaya: dapat


dipercaya

29 Maret 2011 Pasien menghampiri Penampilan: pasien memakai Axis I: Skizofrenia tipe Risperidon 2 X 2 mg
pewawancara dan menanyakan kaos lenagn pendek dan celana paranoid Trihexylphenidin 3 X 2
pendek tanpa alas kaki.
40
kabar pewawancara. Pasien Kebersihan membaik. Axis II: tidak ada mg
mengatakan bahwa akan Kesadaran biologis: Compos diagnosis Clozapine 1 X 25 mg
dijemput oleh keluarga pada mentis, TD:110/80 mmHg,HR:
Axis III: tidak ada trifluoperazine 2 X 5mg
hari rabu. Pasien aktif 88x/menit, RR:18x/menit, S:
afebris kelaiinan Psikoterapi
melakukan kegiatan bersih-
bersih dibangsal. Pasien sudah Kesadaran psikologis: Axis IV: terdapat stressor Sosioterapi
Terganggu
mandi dan bersih. psikososial berupa
Kesadaran sosial: Terganggu kematian ibu dan istri
Pembicaraan: volume pelan, membawa serta anaknya
sedikit bicara, flight of ideas, pergi dari rumah
kooperatif
Axis V: Gaf 60-51
Alam perasaan: normothym,
ekspresi afektif stabil,
pengendalian cukup, keserasian
tidk serasi, Echt, dangkal,
empati tidak dapat diraba
rasakan, skala differensiasi
menyempit

Proses pikir: cukup, flight of


idea

Isi pikir: waham curiga,


cemburu

41
Daya ingat: kurang

Orientasi: kurang

Gangguan persepsi: halusinasi


visual

Tilikan: derajat 1

Taraf dapat dipercaya: dapat


dipercaya

42

You might also like